1
Penutup ............................................................................................... 62
Pertemuan Minggu -11 ................................................................................... 67
Pendahuluan ........................................................................................ 67
Penyajian ............................................................................................. 67
Penutup ............................................................................................... 70
Pertemuan Minggu -12 ................................................................................... 72
Pendahuluan ........................................................................................ 72
Penyajian ............................................................................................. 72
Penutup ............................................................................................... 74
Pertemuan Minggu -13 ................................................................................... 76
Pendahuluan ........................................................................................ 76
Penyajian ............................................................................................. 76
Penutup ............................................................................................... 80
Pertemuan Minggu -14 ................................................................................... 82
Pendahuluan ........................................................................................ 82
Penyajian ............................................................................................. 82
Penutup ............................................................................................... 89
Pertemuan Minggu -15 ................................................................................... 90
Pendahuluan ........................................................................................ 90
Penyajian ............................................................................................. 90
Penutup ............................................................................................... 94
Pertemuan Minggu -16 ................................................................................... 96
Ujian Akhir Semester .......................................................................... 96
Daftar Pustaka ................................................................................................. 97
2
TINJAUAN MATA KULIAH
Tujuan Pembelajaran
Matakuliah ini memberikan bekal kepada mahasiswa terkait terminologi medis dan
klasifikasi-kodefikasi penyakit dan masalah terkait dalam menunjang kompetensi sebagai
clinical coder. Secara khusus mahasiswa akan diberikan ketrampilan dan pengetahuan
tentang tata cara pembentukan istilah dan singkatan medis, jenis dan fungsi klasifikasi dan
kodefikasi penyakit serta kemampuan menentukan kode diagnosis dan tindakan dengan tepat
pada sistem kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal.
Susunan/urutan bahan ajar dari BAB I, BAB II, sampai BAB terakhir (Sesuai Capaian
Pembelajaran (Learning Outcome/LO) dan pokok bahasan dalam RKPM)
3
(LU-7) Memahami dan mampu mengaplikasikan tata cara penentuan kode tindakan
sistem kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean
yang berlaku di Indonesia
(LU-8) Menentukan kode diagnosis pada sistem sistem kardiovaskuler, respirasi, dan
muskuloskeletal secara akurat dengan menggunakan sistem pengkodean yang berlaku di
Indonesia
(LU-9) Menentukan kode tindakan medis pada sistem sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal secara akurat dengan menggunakan sistem pengkodean yang berlaku
di Indonesia
Bahan ajar ini digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran yang diselenggarakan
dengan cara kombinasiantaraSmall Group Discussion (SGD), Student Centered Learning
(SCL), Teacher Centered Learning (TCL), Problem Based Learning (PBL), Case Study,
dan Discovery learning (pertemuan di kelas). Selain itu sebagai pedoman dosen untuk
materi dan penjelasan uraian setiap pertemuan, pemberian contoh, kasus/ tugas/ kuis.
Untuk materi dalam bentuk powerpoint pada setiap pertemuan dapat diunduh melalui
http://elisa.ugm.ac.id/community/show/klasifikasi-dan-kodefikasi-penyakit-dan-masalah-
terkait-ib-nuryati/#!/section/17896/1359608718
4
PERTEMUAN MINGGU KE - 1
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajaran ini membahas tentang riwayat singkat istilah medis yang berasal dari
berbagai bahasa, zaman, dan lain-lain beserta contoh-contoh yang sampai saat ini masih
sering digunakan, konsep dasar pembentukan istilah, formasi dan analisis kata.
Manfaat
Dengan penguasaan materi yang baik pada matakuliah ini, tentunya mahasiswa
dapat memahami konsep dasar terminologi medis, mengenal unsur kata pembentukan
istilah sistem tubuh manusia, penyakit dan prosedur medis terkait, sehingga mampu
bekomunikasi dengan kalangan profesi kesehatan
Relevansi
Dengan penguasaan materi ini dengan baik akan mendukung pengetahuan, ketrampilan
dan sikap dalam hal konsep dasar terminologi medis sehingga dapat berkomunikasi
dengan profesi lain
Learning Outcomes
(LU-1) Mengetahui konsep pembentukan istilah medis, pemanfaatan penggunaan prefix,
root dan suffix
PENYAJIAN
Materi tentang konsep terminologi medis serta unsur kata pembentukan root dapat dilihat pada
buku Terminologi Medis: Pengenalan Istilah Medis. Untuk materi lengkap diperoleh dalam buku
tersebut.
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 3 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 87 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 10 menit
Salam Menjawab salam
5
KONSEP DASAR STRUKTUR ISTILAH MEDIS
Sebagian besar istilah medis yang kita jumpai berasal dari bahasa Yunani Kuno(G) dan
bahasa Latin (L). Sejalan dengan perkembangan zaman dan ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran
di dunia barat, dalam perbendaharaan kata/ istilah kita dapatkan banyak tambahan istilah medis
yang berasal dari bahasa Perancis, Jerman, dan Angelo Saxon.
Pada mulanya kita mengenal satu istilah yang terbentuk dari perpaduan unsur-unsur kata
yang berasal dari satu bahasa, kemudian muncullah istilah-istilah yang terbentuk dari unsur kata 2
(dua) bahasa yang berbeda. Contoh dari penggabungan dua bahasa adalah teleradiography yang
prefix-nya berasal dari tele (Greek: jauh), dengan root-nya radius (Latin: sinar) dan graphein
(Greek: menulis); atau istilah claustrophobia yang rootnya berasal dari claustrum (Latin: ruang
tertutup) dan phobia (Greek: takut).
Di dalam perbendaraan istilah medis, ditemukan bahwa banyak istilah sebutan organ
tubuh berasal dari bahasa Latin, sedangkan banyak istilah penyakit berasal dari bahasa Yunani
Kuno, sesuai dengan zaman kemajuan masing-masing ilmu di negaranya.
Sebagai contoh:
1. Marrow dari kata Medulla (L) = sumsung tulang (Anatomi)
Mye.litis dari Meylos (G) = radang sumsum tulang (Penyakit)
Asal usul istilah medis berasal dari berbagai sumber. Antara lain berasal dari istilah Latin dan
Yunani. Beberapa contoh istilah dari Latin dan Yunani yang bertahan sampai sekarang adalah:
1. Lien
2. Spleen
3. Splenitis
4. Mamma
5. Mastos
6. Mastitis
7. Ren
8. Nephros
9. Nephritis
6
10. Nephritides
11. Os
12. Stoma
13. Stomatitis
14. Vesi.ca
15. Cyst
16. Cystitis
Selain berasal dari Bahasa Latin dan Yunani, istilah medis banyak berasal pada zaman
Hippocrates, Aristoteles, Helenistik. Serta terkait pengaruh peperangan bahkan berasal dari nama
hewan. Beberapa contoh disajikan di bawah ini:
Lafal Istilah Arti
1. U.reter,
Ure.ter (Y) dari kata oureter = pipa sempit saluran keluar urine
dari ginjal ke kantung kemih
(dari ren ke vesica urinaria)
5. Al"o.pe'ci.a = botak
[G, alopekia (sebutan sejenis penyakit Srigala akibat infeksi kulit
Alopex = fox] kepala-> luka-> koreng -> rambut rontok botak)
7. Exophthalmos
(Exo + [G] ophthalmos mata) = keadaan mata menonjol ke depan yang abnormal
7
9. Karcinos [G] = crab (kepiting)
Carci.noma = cancer (kanker)
16. Thorax = breast plate = baju plate besi rompi pelindung dada waktu
perang
8
Rangkuman
Pada pertemuan ini dibahas tentang konsep pembentukan istilah medis, contoh-contoh
istilah medis berdasarkan asalnya, serta unsur-unsur dalam istilah medis. Dikenalkan
contoh penggunaan dan fungsi root, prefiks, dan suffiks.
9
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
1. cephalgia E
2. cystocele G
3. spondylitis A
4. otorhinolayngologist L
5. nephroptosis I
6. rhinoplasty B
7. thoracocentesis K
8. hepatomegaly C
9. hemiplegia D
10. hematemesis F
11. arterogram H
12. chondromalacia J
10
i. Myel Myelitis
j. Ophthalmos Ophthaloptosis
11
PERTEMUAN MINGGU KE -2
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat,
Mata ajaran ini membahas tentang prefix sebagai awalan dari suatu istilah medis
atau sebagai modifikator root dengan memberi keterangan tambahan
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa diharapkan dapat mengenal dan
memahami prefix sehingga dapat mempermudah untuk mengenali istilah medis nantinya
Relevansi
Materi ini terkait erat dengan pemahaman terkait awalan dari istilah medis. Dengan
penguasaan yang baik pada materi ini mahasiswa dapat menganalisis istilah medis.
Learning Outcomes
(LU-1) Memahami konsep pembentukan istilah medis, pemanfaatan penggunaan prefix,
root dan suffix
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 3 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 87 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 10 menit
Salam Menjawab salam
PREFIX
Prefix adalah satu atau lebih dari satu suku kata yang diletakkan di bagian depan
sebelum root atau combining form di dalam suatu struktur istilah. Fungsi dari prefix adalah
memodifikasi arti root yang melekat di belakangnya dengan memberi informasi tambahan
(keterangan) tentang lokasi organ, jumlah bagian atau waktu terkait; sebagai kata awalanSuku
kata prefixes adalah:
1. kata PREPOSITION (Kata Depan) atau
2. ADVERBS (Kata Tambahan)
Tidak semua istilah medis mengandung/mempunyai unsur kata prefix, namun satu istilah
bisa memiliki lebih dari satu prefix.Prefix bisa menunjukkan: Warna, ruang, tempat, letak, arah,
jumlah, ukuran besaran, bilangan, dan keadaan.
12
Untuk materi macam-macam prefix beserta ilustrasinya, mahasiswa diharapkan mempelajari
melalui buku Terminologi Medis: Pengenalan Istilah Medis pada halaman 31-43 bab IV dengan
judul PREFIX. Di bawah ini disebutkan prefix yang memiliki arti berlawanan dan kesamaan
dalam arti.
Prefix Arti
Epi-; hyper-; supra- di atas
Anti-; contra- berlawanan
Circum-; peri- sekeliling
Dys-; mal- jelek, salah, buruk
Ante-; pro-; pre- sebelum
Hypo-; infra-; sub- di bawah
e-; ec-; ecto-, ex-; exo-; extra- di luar, luar
endo-; intra- di dalam
14
Postmortem Post Setelah meninggal
Prenatal Pre Sebelum kelahiran
Perineuritis Peri Radang sekeliling saraf
Retrouterine Retro Di belakang uterus
Quadriplegia Quadri Lumpuh kesemua (4)
anggota badan
Subcutaneous Sub Di bawah kulit
Suprarenal Supra Di atas ginjal
Tachypnea Tachy Pernapasan cepat
Bradycardia Brady Detak jantung lambat
Bradylexia Bicara lambat, abnormal
Transgastric Trans Berkaitan dengan
memintas lambung
Tricuspid Tri Tiga daun tonjolan katub
Unilateral Uni jantung
Yang terkait dengan satu
sisi
Latihan
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk mempelajari materi pada pertemuan ini melalui http://tm-
ranocenter.wetpaint.com/
15
Rangkuman
Pada pertemuan ini dibahas tentang definisi, fungsi serta contoh implementasi dari prefix
(awalan). Macam-macam contoh penggunaan prefix serta pengelompokkan prefix.
Penutup
16
27. Tindakan fiksasi pada ginjal dan limfa ............................pexy
28. Tindakan pembuatan saluran pada vas deverens vaso.................
29. Hasil rekaman pemeriksaan jantung .....................cardio...................
30. Keadaan dimana menstruasi sangat banyak ...............menno...............
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
17
8. Operasi plastik pada perut Abdominoplasty
9. Ahli penyakit jantung Cardiologist
10. Kejang pada lambung Gastrospasm
11. Gangguan pada sistem pencernaan Dyspepsia
12. Radang pada banyak arteri Polyarteritis
13. Rasa takut yang berlebihan pada hantu Phasmophobia
14. Keadaan di mana jari tangan saling melekat Syndactily
15. Melintasi vagina Transvaginal
16. Ahli/ spesialis anstesi anesthesist
17. Yang berkaitan dengan dua lambung Bigastric
18. Keadaan testis yang tersembunyi Cryptoorchidism
19. Bibir sumbing cheiloschisis
20. Tindakan pengangkatan sebagian lambung Hemigastrectomy
21. Lebih menyukai orang yang lebih tua Gerontophyllia
22. Muntah darah Hematemesis
23. Batuk darah Hematptysis
24. Operasi plastik pada penis Ballanoplasty
25. Alat untuk mengukur/ memeriksa pendengaran Audiometer
26. Rektum yang turun dari tempatnya Proctoptosis
27. Tindakan fiksasi pada ginjal dan limfa Nephrosplenopexy
28. Tindakan pembuatan saluran pada vas deverens vasostomy
29. Hasil rekaman pemeriksaan jantung Electrocardiography
30. Keadaan dimana menstruasi sangat banyak polymennorrhea
18
PERTEMUAN MINGGU KE - 3
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Pada materi ini akan dijelaskan tentang pembahasan root (akar kata) yang harus ada dalam
pembentukan istilah medis
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa diharapkan dapat mengenal dan memahami
root (akar kata) sehingga dapat mempermudah untuk mengenali istilah medis nantinya
Relevansi
Materi ini relevan dengan kemampuan serta ketrampilan dalam menganalisis root
Learning Outcomes
(LU-1) Memahami konsep pembentukan istilah medis, pemanfaatan penggunaan prefix,
root dan suffix
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 3 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 87 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 10 menit
Salam Menjawab salam
ROOT
Root word root (akar kata) adalah suatu istilah berasal dari bahasa sumber seperti
Yunani atau Latin dan biasanya menggambarkan anggota tubuh. Biasanya terletak di tengah di
antara prefix dan suffix (atau pseudosuffix) pada istilah yang terkait; Tidak jarang root terletak di
bagian terdepan dari istilah, jika istilah medis terkait tidak mengandung prefix; root bisa juga
diikuti root lain sebelum suffix atau pseudosuffix; root bisa terletak di bagian paling belakang
jika tidak mengandung suffix atau pseudosuffix; Maka satu istilah bisa mengandung satu root,
dua root bergandengan atau satu root bergandengan dengan root. Setiap istilah harus mempunyai
root.Fungsi root adalah sebagai dasar atau inti dari istilah medis terkait.
19
Berikut ini disajikan tabel penggunaan istilah root yang dilengkapi dengan definisi dari
istilah terkait.
Tabel 1. Daftar Root
Root Istilah Analisis Istilah Definisi
Abdomino- Abdominocentesis Abdomen = perut Tindakan
Perut Abdominorrhapy Centesis = tindakan penusukan perut
penusukan Tindakan penjahitan
Rrhapy = tindakan perut
penjahitan
aden- Adenectomy aden = kelenjar Operasi
kelenjar Adenoma ectomy = operasi pengangkatan kelenjar
adenocarcinoma pengangkatan tumor
oma = tumor kelenjar
carcinos = kanker tumor ganas
epitel
kelenjar
aer- Aerobic aer = udara hidup butuh udara
udara aeroneurosis bios = kehidupan gangguan syarafwaktu
neuron = syaraf terbang
osis = keadaan sakit
Angio- Angiotomy angio = pembuluh tindakan memotong
Pembuluh angiostenosis darah pembuluh
angiosclerosis tomy = pemotongan darah
stenosis=penyempitan penyempitan
sclerosis= pembuluh
pengerasan, kaku darah
pengerasan pada
pembuluh
darah
appendico- Appendicitis appendico = usus Radang pada usus
usus buntu buntu buntu
appendectomy itis = radang
ectomy = operasi Operasi pengangkatan
pengangkatan usus buntu
20
Dalam sebuah istilah medis terdapat satu huruf hidup yang berfungsi menggabungkan
anatar root yang satu dengan root yang lainnya atau root dengan suffix. Huruf tersebut dikenal
dengan Combining Vowel. Huruf hidup penggabung adalah huruf hidup, huruf tersebut adalah
a, i, u, e, dan o. Akan tetapi umumnya adalah huruf -o-, yang fungsinya untuk
menggabungkan unsur kata root dengan suffix yang diperlukan.
Contoh : cardi-o-logy
My-o-(r)rhaphy
Nephr-o-pathy
Enter-o-cele
Atau menggabungkan dua unsur kata root :
Contoh : gastr-o-enter-o-logy
Cardi-o-my-o-pathy
Gastr-o-enter-o-pathy
Gastr-o-enter-o-duoden-o-stomy
Namun demikian, apabila suffixnya dimulai dengan huruf hidup, huruf penggabung
-o- umumnya dihilangkan.
Contoh : Hepatitis; cardiectomy; bronchitis; myalgia; gastritis.
Hepat-o- + -itis = hepat-itis
Cardi-o- + -ectomy = cardi-ectomy
Bronch-o- + -itis = bronch-itis
My-o- + -algia = my-algia
Selain huruf penghubung dikenal juga istilah bentuk penggabung. Yaitu Combining
form, yang merupakan bentuk gabungan dari root + huruf hidup penggabung.
Contoh :
Arthr o arthr o-
(root) (combining vowel) (combining form)
Cardi o cardi o-
(root) (combining vowel) (combining form)
Enter o enter o-
(root) (combining vowel) (combining form)
Unsur kata Root bentuk Penggabungan ini tidak bisa berdiri sendiri harus dilengkapi
unsur kata lain.
Tugas
Mahasiswa diberikan tugas terkait identifikasi root tentang istilah anatomi tubuh, sebanyak 50
istilah (minimal). Tugas dikumpulkan pada pertemuan ke-4.
1. Dysmennorrhea 6. Oligohydramnion
P: P:
R: R:
S: S:
Arti : Arti :
2. Anotia 7. Bradykinesia
P: P:
R: R:
S: S:
Arti Arti :
4. Schizonychia 9. Tachypnea
P: P:
R: R:
S: S:
Arti : Arti:
22
Kunci Jawaban
1. Dysmennorrhea 6. Oligohydramnion
P: Dys P: oligo
R: menn-o- R: hydr-o-
S: rrhea S: amnion
Arti : Sakit saat menstruasi Arti : jumlah air ketuban yang sangat
sedikit
2. Anotia
P: An 7. Bradykinesia
R: ot-o- P: brady
S: ia R: kines-o-
Arti : tidak memiliki telinga S: ia
Arti : kondisi dimana jalannya lambat
3. Pyosalpinx (abnormal)
P:-
R: pyo; salpinx 8. Supra renalis
S:- P: supra
Arti : terdapat nanah dalam tuba falopi R: renal-o-
S: is
4. Schizonychia Arti : diatas ginjal
P: schizo
R: onych-o- 9. Tachypnea
S: ia P: tachy
Arti : terbelahnya kuku R: pnea
S:-
5. Craniometer Arti: pernafasan yang cepat
P: -
R: crani-o- 10. Cryptovary
S: meter P: crypto
Arti : alat untuk mengukur tengkorak R: ovary
S: -
Arti : keadaan dimana ovarium
tersembunyi
23
Petunjuk penilaian dan umpan balik
No. Komponen Prosentase
Penilaian
1 Tugas-tugas 20%
2 UTS 40%
3 UAS 40%
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
24
PERTEMUAN MINGGU KE 4
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajaran ini membahas tentang suffix sebagai akhiran dari suatu istilah medis.
Manfaat
Mahasiswa diharapkan dapat mengenal dan memahami suffix sehingga dapat
mempermudah untuk mengenali istilah medis nantinya.
Learning Outcomes
(LU-1) Memahami konsep pembentukan istilah medis, pemanfaatan penggunaan prefix,
root dan suffix
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 3 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 87 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 10 menit
Salam Menjawab salam
SUFFIX
Suffix atau pseudosuffix (kata akhiran semu): Merupakan unsur kata yang terletak di
bagian paling belakang dari istilah terkait; Selalu mengikuti root, memodifikasi arti root seperti
kondisi, proses (penyakit) atau prosedur.
Suffix berfungsi sebagai kata akhiran; pseudosuffix berfungsi sebagai unsur kata Suffix.
Suffix pada umumnya merupakan adjective (kata sifat) atau noun (kata benda), bisa membuat
kata majemuk bersama root. Selain berupa kata, suffix bisa juga berupa pseudosuffix yaitu
susunan huruf saja (kata akhiran semu).Tidak semua istilah mengandung Suffix; Istilah yang
mengandung Suffix biasanya tidak mengandung pseudosuffix. Contoh pseudosuffix adalah al, -
ic, -ia, -ion, -ism, -ist.
Suffix dikelompokkan menjadi 4 yaitu : Diagnostic Suffix, Operative Suffix,
Symptomatic Suffix, dan Suffix lain.
25
Berikut contoh dari penerapan suffix:
DIAGNOSTIC SUFFIXES
1. -cele tumor, hernia hydrocele
encephalocele
hepatocele
Symptomatic Suffixes
1. algia sakit, cephalgia
keadaan sakit athralgia
gastralgia
Operative Suffixes
1. centesis penusukan paracentesis
thoracocentesis
arthrocentesis
1. ad menuju aborad
ke arah caudad
terminad
Untuk macam-macam suffix serta contoh-contoh penggunaan suffix, mahasiswa dianjurkan untuk
mempelajari hal tersebut melalui buku Terminologi Medis: Pengenalan Istilah Medis pada bab V
halaman 61-71.
Latihan
1. Berkaitan dengan perut abdomin.............
2. Turunnya usus dalam rongga perut enter...................
3. Pengerasan jaringan otot myo.....................
4. Tindakan penusukan lambung Gastro-.............................................
5. Operasi plastik pada perut Abdomino-.......................................
6. Ahli penyakit jantung Cardio-...................................
7. Kejang pada lambung Gastro-...................................
8. Ahli/ spesialis anstesi anesthes............
9. Bibir sumbing cheilo....................
10. Muntah darah Hemat/o.....................
11. Batuk darah Hemat/o.....................
12. Alat untuk mengukur/ memeriksa pendengaran Audio..............
13. Tindakan pembuatan saluran pada vas deverens vaso.................
14. Hasil rekaman pemeriksaan jantung .....................cardio...................
27
15. Keadaan dimana menstruasi sangat banyak ...............menno...............
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk mempelajari materi pada pertemuan ini melalui http://tm-
ranocenter.wetpaint.com/
Rangkuman
Pada bab ini dibahas macam-macam suffix, kegunaan serta contoh implemetasinya dalam
istilah medis.
Kunci jawaban:
1. hypo-glycaemia = kadar gula darah lebih rendah dari normal
2. hyper-uri = jumlah air seni lebih banyak dari normal
3. endo-carditis = peradangan selaput lapisan bagian dalam jantung
4. ad-renal = kelenjar yang menempel di atas ginjal
5. post-partum = setelah melahirkan
6. gastr/o-scopy = meneropong dengan endoscope ke dalam lambung
7. oste/o-pathy = penyakit tulang
8. inter-costal = di antara tulang iga
9. gastro-enteral = yang berkaitan dengan lambung dan usus
10. append-ectomy = operasi mengangkat usus buntu
11. hepat/o- splen-ic = yang berkaitan dengan hati dan limpa
12. trans-duoden-al = memintas usus 12 jari
28
13. anty-pyret-ic = obat penurun panas
14. poly-arthr-osis = kondisi gangguan banyak persendian
15. broncho-pneumon- ia = radang bronkus dan paru.
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
29
PERTEMUAN MINGGU KE - 5
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajaran ini membahas tentang posisi anatomi tubuh seperti pembagian arah
dan gerak tubuh.
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa diharapakan mampu memahami tentang
posisi anatomi tubuh seperti pembagian arah dan gerak tubuh yang berguna dalam
menganalisis istilah atau diagnosis medis.
Learning Outcomes
(LU-2) Memahami istilah terkait arah dan gerak tubuh
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
30
Pembagian Arah dan Gerak Tubuh
Terminologi ini merupakan istilah yang sudah standar, sehingga dapat membantu profesi
di bidang pelayanan kesehatan dalam komunikasi untuk mendeskripsikan lokasi bagian tubuh,
irisan, masalah, diagnosa, atau penyakit, juga memberikan informasi yang berkaitan dengan
tubuh manusia.
Terminologi dan arah mengenai posisi tubuh meliputi bidang atau seksio dan posisi
anatomi.
Bidang tubuh
Bidang tubuh merupakan bidang imajiner menembus atau memotong tubuh yang
membagi tubuh menjadi kanan dan kiri, depan dan belakang, serta atas dan bawah.
Bidang ini terdiri dari:
1. Bidang midsagital
Membagi tubuh mulai dari kepala sampai regio pelvis membelah dua bagian
kanan dan kiri.
Bidang sagital, sejajar bidang midsagital membagi tubuhmenjadi bagian/segmen kanan
dan kiri.
2. Bidang frontal (bidang koronal)
Membagi tubuh mulai dari kepala sampai kaki menjadi bagian/segmen depan dan
belakang.
3. Bidang tranversal (bidang horisontal)
Membagi tubuh menjadi bagian/segmen atas dan bawah.
Posisi Anatomi
Yang dimaksud posisi anatomi adalah tubuh berdiri tegak, dengan kedua kai sejajar lurus,
tangan di kanan dan kiri tubuh, telapak tangan dan kepala/muka menghadap ke depan.
Posisi anatomi digunakan sebagai rujukan agar hubungan dengan seluruh bagian tubuh
dapat dijelaskan.
Posisi ini adalah:
Rongga Tubuh
Rongga tubuh adalah bagian aksial tubuh yang berisi organ-organ atau viscera.
Ada dua rongga utama di dalam bagian aksial tubuh, yaitu:
1. Rongga dorsal
2. Rongga ventral
Rongga dorsal terletak di bagian posterior (dorsal), terbagi menjadi:
3. Rongga kranial, dikelilingi tulang dan berisi otak.
4. Rongga spinal, terbentuk dari susunan tulang belakang dan berisi medula
spinalis.
Rongga ventral, terletak di bagian anterior (ventral), terbagi menjadi:
1. Rongga thoraks/dada, di dalam rongga ini terdapat paru-paru, jantung,
aorta, esofagus, dan trakea.
2. Rongga abdomen, di dalam rongga ini terdapat hepar, empedu, lien,
lambung, pankreas, usus, dan ginjal.
3. Rongga pelvis, di dalam rongga ini terdapat kandung kemih dan organ-
organ reproduksi
Antara rongga thoraks/dada dan rongga abdomen dipisahkan oleh diafragma, yaitu otot
yang membantu kita saat bernapas.
Sedangkan antara rongga abdomen dan rongga pelvis tidak ada bagian spesifik yang
memisahkan kedua rongga tersebut.
32
Untuk ilustrasi dan pemahaman yang lebih lengnkap, mahasiswa dianjurkan untuk mempelajari
hal ini lebih lanjut melaui buku Terminologi Medis: Pengenalan Istilah Medis pad bab VIII
halaman 95-100.
Tugas
Mahasiswa di beri tugas (PR) untuk mencari macam-macam bentuk posisi saat tindakan
operasi. Kemudian di pertemuan selanjutnya mahasiswa diminta untuk mempresentasikan
hasil tugasnya.
Rangkuman
Pada pertemuan ini dibahas macam-macam rongga tubuh, kuadran tubuh, arah dan gerak
yang umumnya digunakan pada saat tindakan medis.
Jawablah pertanyaan di bawah ini (gambar) sesuai dengan bidang tubuh, posisi anatomi,
pembagian tubuh, dan kuadran tubuh
1.
2.
4.
3.
5.
6.
33
7.
9.
8.
10.
kunci jawaban
1. frontal plane
2. median plane
3. horizontal plane
4. sagittal plane
5. eversion
6. inversion
7. supination
8. pronation
9. adduction
10. abduction
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
34
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
35
PERTEMUAN MINGGU KE 6
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa diharapkan mampu mengenali dan
memahami formasi kata yang ada pada istilah medis
Learning Outcomes
(LU-3) Memahami istilah singular dan plural pada istilah medis
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
36
Untuk materi lebih lengkap, mahasiswa disarankan untuk mempelajari melalui buku Terminologi
Medis: Pengenalan istilah Medis pada bab VII halaman 89-91
Berikut rangkuman dari rumus penentuan formasi dari istilah singular menjadi plural:
Singular Plural Contoh Contoh
Singular Plural
A Ae patella Patellae
ax Aces thorax Throraces
en Ina lumen Lumina
Inx Inges meninx Meninges
ix ices index Indices
ex
Is A femoris Femora
Is Es crisis Crises
Sis ses diagnosis Diagnoses
on A ganglion Ganglia
um a ovum Ova
Ur Ora femur Femora
us i digitus Digiti
y ies deformity Deformities
ma mata carcinoma Carcinomata
Io Iones Impressio Impressiones
Is Ides Iris Irides
O Oes Imago Imagoes
Or Ores Liquor Liquores
Tugas
Mahasiswa diberi tugas (PR) untuk mencari atau membuat 50 istilah singular dan plural dengan
mengikuti aturan yang telah diberikan pada saat tatap muka. Di pertemuan selanjutnya mahasiswa
mempresentasikan hasilnya.
Rangkuman
Pertemuan ini membahas aturan dalam merubah formasi istilah baik dari bentuk singular ke
dalam bentuk plural.
37
PENUTUP (Untuk setiap Pokok Bahasan)
Tes formatif dan kunci tes formatif
Isikanlah bentuk plural atau singular dari sebutan istilah medis di bawah ini:
No. Singular Plural
1 Oculus
2 Phenomenon
3 Papilla
4 Uteri
5 Pelves
6 Larynges
7 Endometrium
8 Varix
9 Falx
10 Testes
11 Humors, humores
12 Arteries
13 Fibroma
14 Ganglion
15 Bronchus
16 Anastomoses
17 Spermatozoa
18 Cava
19 Foramen
20 Bacterium
Kunci jawaban
No. Singular Plural
1 Oculus Oculi
2 Phenomenon Phenomena
3 Papilla Papillae
4 Uterus Uteri
5 Pelvis Pelves
6 Larynx Larynges
38
7 Endometrium Endometria
8 Varix Farices
9 Falx Falces
10 Testis Testes
11 Humor Humors, humores
12 Artery Arteries
13 Fibroma Fibromas, fibromata
14 Ganglion Ganglia
15 Bronchus Bronchii
16 Anatomosis Anastomoses
17 Spermatozoon Spermatozoa
18 Cava Cavae
19 Foramen Foramina
20 Bacterium Bacteria
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
39
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
40
PERTEMUAN MINGGU KE - 7
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat,
Mata ajaran ini membahas tentang cara menganalisis istilah medis terkait dengan
root, prefix dan suffixnya.
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa diharapkan mampu menganalisis istilah
medis.
Learning Outcomes
(LU-1) Memahami konsep pembentukan istilah medis, pemanfaatan penggunaan prefix,
root dan suffix
(LU-2) Memahami istilah terkait arah dan gerak tubuh
(LU-3) Memahami istilah singular dan plural pada istilah medis
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
41
ANALISIS ISTILAH MEDIS
1. Untuk dapat mengananlisis istilah, kenali suffixnya dulu, kemudian temukan root di
bagian tengah, kemudian bisa ada atau tidak ada unsur kata prefix di bagian terdepan
istilah terkait.
2. Tentukan arti istilah dengan menentukan terlebih dulu arti suffix, menuju ke arah kiri arti
root, kemudian arti kata prefixnya. Bila di antaranya ada tambahan unsur kata, umumnya
adalah root.
- Root Root --
Contoh :
a. Subcutaneoussub- cutane ous
42
2. Ar.throgra.phy arthro grapy = ................
Myopathy myo-pathy
Gastroenteritis gastro enter itis
Cholelithiasis chole lith iasis
Chondromalacia chondro malacia
43
Osteoporosis osteo por osis
Duodenostomy duo den ostomy
Tracheobronchial tracheo bronch ial
Mycobacterial myco bacter ial
Hematology hemato logy
Psychopath psycho path
Neurogastric neuro gastr ic
Mahasiswa dianjurkan mempelajari pokok bahasan analisis istilah medis pada buku Terminologi
Medis: Pengenalan Istilah Medis pada bab VI halaman 79-81.
Latihan
Analisislah istilah di bawah ini:
1. Electromyography
P:
R:
S:
Arti :
1. Hepatocholangioduodenostomy
P:
R:
S:
Arti :
2. Endocervical
P:
R:
S:
Arti :
3. Nephrolithotomy
P:
R:
S:
Arti :
4. Cephalodynia
P:
R:
S:
Arti :
Rangkuman
Pertemuan ini membahas bagaimana cara untuk menganalisis istilah medis.
44
PENUTUP (Untuk setiap Pokok Bahasan)
Tes formatif dan kunci tes formatif
Uraikan istilah di bawah ini menjadi unsur kata pembentuknya dan tulis arti istilah terkait.
Contoh: Synarthrosis syn arthr osis
= kondisi sendi yang saling melekat.
1. Tracheobronchial
=
2. Rhinopharyngitis
=
3. electrocardiogram
=
4. paracentesis
=
5. gastroenteritis
=
6. hemoptysis
=
7. cholelihtiasis
=
8. autohemolysis
=
Kunci jawaban
1. Tracheobronchial trache-o-bronch-i-al
= yang berkaitan dengan trakhea dan bronkhus
2. Rhinopharyngitis rhin-o-pharyng-o-itis
= radang pada hidung dan faring
3. electrocardiogram electr-o-cardi-o-gram
= hasil rekaman jantung
4. paracentesis para-centesis
= tindakan penusukan
5. gastroenteritis gastr-o-enter-itis
=radang pada lambung dan usus
6. hemoptysis hemo-ptysis
=batuk darah
7. cholelihtiasis chole-lith-iasis
45
=keadaan batu pada empedu
8. autohemolysis auto-hemo-lysis
= penghancuran darah dengan sendirinya
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
46
PERTEMUAN MINGGU KE 8
47
4. lengkapi istilah di bawah ini dalam bentuk singular maupun plural
5. Uraikan istilah di bawah ini menjadi unsur kata pembentuknya dan tulis arti istilah
terkait.
Contoh: Synarthrosis syn arthr osis
= kondisi sendi yang saling melekat.
1. Tracheobronchial
=
2. Rhinopharyngitis
=
3. electrocardiogram
=
4. paracentesis
=
5. gastroenteritis
=
Kunci Jawaban
1. Tuliskan nama istilah penyakit dari sebutan anatomi di bawah ini:
Istilah Anatomi Istilah Patologi
k. Labio Labiocshisis
l. Nephron Nephrolithiasis
m. Spleen Splenomegaly
n. Hepar Hepatitis
o. Thorax Thoracocentesis
p. Osteo Osteotomy
q. Artery Arteriosclerosis
48
r. Intestin Intestinal
s. Myel Myelitis
t. Ophthalmos Ophthaloptosis
2. Lengkapi Prefix
49
8 Varix Farices
9 Falx Falces
10 Testis Testes
Kunci jawaban
1. Tracheobronchial trache-o-bronch-i-al
= yang berkaitan dengan trakhea dan bronkhus
2. Rhinopharyngitis rhin-o-pharyng-o-itis
= radang pada hidung dan faring
3. electrocardiogram electr-o-cardi-o-gram
= hasil rekaman jantung
4. paracentesis para-centesis
= tindakan penusukan
5. gastroenteritis gastr-o-enter-itis
=radang pada lambung dan usus
50
PERTEMUAN MINGGU KE 9
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajaran ini berisi tentang pendahuluan (defenisi ICD-10, Tujuan ICD-10
(WHO), Alasanaplikasi ICD-10 di Indonesia), konversi tanda baca dalam ICD
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa dapat memahami materi tentang
Pendahuluan ICD-10, Tujuan ICD-10 (WHO), Alasanaplikasi ICD-10 di Indonesia,
konversi tanda baca
Learning Outcomes
(LU-5) Memahami jenis dan fungsi klasifikasi dan kodefikasi terutama ICD-10 yang
meliputi struktur, cara penggunaan, konversi tanda baca dan tata cara pengkodean secara
umum
PENDAHULUAN ICD-10
51
penyakit dan masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan
memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa data.
Tujuan dan kegunaan ICD memungkinkan untuk membuat catatan yang
sistematik, analitik, menterjemahkan dan membandingkan peristiwa penyakit dan kematian
yang telah dikumpulkan di berbagai tempat dan negara pada saat yang berlainan. Dapat
dipergunakan untuk menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan dari kata
menjadi kode atau sandi alfa-numerik, sehingga memudahkan untuk disimpan, dicari dan
dianalisis kemudian.
Aplikasi ICD 10 di Indonesia World Health Assembly (Badan Kesehatan
Sedunia, WHO) menetapkan buku International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems, tenth revision sebagai buku Klasifikasi Internasional tentang
penyakit edisi terbaru yang harus dipakai oleh seluruh negara anggota WHO, 1992.
Di Indonesia:
Menteri Kesehatan RI melalui surat keputusan
No: 50/MENKES/KES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan
Klasifikasi Statistik Internasional mengenai Penyakit
Revisi Ke-10 tertanggal 13-Januari 1998 untuk menggantikan
ICD-9 yang telah diberlakukan sejak tahun 1979 di Indonesia.
52
Oleh karenanya:
Pengetahuan SDM yang terlibat dalam pengelolaan data Diagnoses di setiap tingkat
administrasi kesehatan perlu ditingkatkan melalui pelatihan ICD-10 (Kepala Pusat Data
Kesehatan, Dep Kes RI, 1998. Pedoman Penggunaan ICD-10)
(1996 mulai penataran ICD-10 dan 1997 mulai diberlakukan)
KONSEP: Family of Diseases, Health Related Classification
Konsep menggambarkan hubungan dan isi kandungan
dari anggota keluarga besar sistem klasifikasi penyakit
WHO, yang dikelompokkan menjadi beberapa daftar
tabulasi khusus, di antaranya:
- Diagnosis-related Classification
- Specialty-based adaptations
- Oncology
- Mental Disorders
- Non-diagnostic Classification untuk Prosedur Medis
- ICF (International Classification of Functioning, Disability and Health)
- Information support to primary health care
- International Nomenclature of Diseases (IND)
- International Statistical Classification of Diseases and Health Related Problems
(ICD-10) in Occupational Health (WHO, Sustainable Development and health
Environments) (Geneve, 1999)
-ICECI (International Classification of External Causes of Injuries (Data Dictionary,
Version 10). WHO Collaborating Center on Injury Surveillance, March 2001
- ICHI (International Classification of Health Intervention
2. Square Brackets
a. Mengurung sinonim
ex: vol 1
A30 Leprosy [Hansens diseases]
b. Mengurung kalimat keterangan bahwa ada NOTES yang wajib dibaca dan
rujukan.
ex: [see note 5 on page.hal 188]
3. Colons
Bila mengikuti kata (sebutan) dari suatu rubrik, mempunyai makna bahwa penulisan
sebutan istilah terkait belum lengkap :
Ex :
K36 Other Appendicitis
Appendicitis :
- Chornic
- Recurrent
4. Braces
Digunakan untuk mengelompokan secara urut (listing) istilah-istilah :
Ex :A15
5. Not Elsewhere Classified (NEC)
Menunjukan ada variasi kondisi yang ada mungkin terdapat pada klasifikasi di tempat lain
54
6. Not Otherwise Specified (NOS)
Menunjukkan kategori tersebut mungkin tidak diklasifikasi lagi dibagian lain
7. Point Dash
Menunjukan bahwa ada karater ke-4 yang harus dicari
ex : hal 392 vol 1 M33.-
8. Dagger &Asterisk
dagger(sangkur), digunakan untuk kode utama sebab sakit
* Asterisk, digunakan untuk manifestasinya
(i) apabila manifestasi atau komplikasi sudah menjadi satukesatuan masalah asuhan
kesehatan kesehatan spe sialis lain dari yang mengobati penyakit
penyebabnya.
Contoh: Tuberculosis meningitis A17.0 ! G01.x*
(ii) apabila informasi terkait manifestasi dan penyakit penyebabnya menyatu dalam
satu frasa.
Contoh: Diabetic cataract E14.3 ! H28.0*
(iii) apabila kategori terkait manifestasinya terbagi menjadi subdivisi sesuai
penyebabnya.
Contoh: Arthropathies in other diseases classified
elsewhere. M14*.-
Tugas
Mahasiswa diminta membuat paper yang terkait tentang sejarah penggunaan ICD serta revisi-
revisi yang telah dibuat oleh WHO. Serta mengidentifikasi contoh-contoh penggunaan konversi
tanda baca yang sesuai dengan aturan di atas.
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
Rangkuman
Sampai tahun 2006 ICD-10 masih resmi diatur melalui surat keputusan Menkes untuk digunakan
sebagai sistem klasifikasi penyakit di pelayanan kesehatandi Indonesia. Informasi klinis
memerlukan uniformitas sebutanistilah diagnoses agar dokumentasi diagnoses akurat menunjang
kelancaran dan peningkatan fungsi komunikasi antar yang terlibat. ICD adalah sistem klasifikasi
internasional terkaitpenyakit dan masalah terkait kesehatan yang diaplikasikan di berbagai Negara
anggota WHO. Anggota Klasifikasi famili ICD belum seluruhnya dikenalkan di Indonesia,
sampai saat ini yang diaplikasikan secara rutin baru ICD-10 untukmasukan sistem informasi
rumah sakit, ICD-O untuk sistem registrasi kanker, ICPM/ICOPIM untuk pendataan procedure
medis dan operasi, PPGDJ-III untuk pelayanan diagnosis gangguan jiwa dan ICD-
Stomatology and Dentistry khusus untuk pelayanan diagnosis gigi dan mulut.
55
PENUTUP (Untuk setiap Pokok Bahasan)
Tes formatif dan kunci tes formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas
1. Mengapa WHO menerbitkan ICD?
2. Apa kekhususan ICD-10?
3. Abrreviation (singkatan) apa itu ICD-10?
4. Sejak revisi ICD keberapa mulai digunakan di Indonesia?
5. Sejak kapan ICD-10 diharuskan digunakan di Indonesia.
6. Beri contoh anggota lain keluarga besar ICD yang telah diperkenalkan di Indonesia
Kunci jawaban
1. untuk keseragaman data yang diperlukan dalam pelaporan
2. ICD-10 memuat seluruh penyakit, gejala, tanda abnormal sampai dengan status pada
pelayanan kesehatan
3. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
4. ICD-9
5. Tahun 1997
6. ICPC, ICOPIM, ICD-O, ICD-NA
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
56
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
57
PERTEMUAN KE 10
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata Ajar ini membahas tentang struktur ICD-10 Volume 3
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa dapat memahami struktur ICD-10 Volume 3
Learning Outcomes
(LU-5) Memahami jenis dan fungsi klasifikasi dan kodefikasi terutama ICD-10 yang
meliputi struktur, cara penggunaan, konversi tanda baca dan tata cara pengkodean secara
umum
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
b. Seksi 2
meliput penyebab luar cedera dan kondisi kesehatan lain yang bukan
istilahdiagnosisnya, daftar indeks sebab kecelakaanlalu lintas disusun khusus
berdasarkan jeniskorban versus jenis penyebab kecelakaannya.
c. Seksi 3
meliput daftar alfabetik nama generik obat dan zat kimia yang berhubungan
dengan penyakit dan masalah terkait kesehatan, yang tersusun dalam 5 lajur.
.
Pada seksi 3 ini daftar obat atau zat kimia berdasarkan nama generiknya.
Apabila nama generic obat tidak diketahui, maka dipandu melalui khaziat obat
terkait.
58
Contoh:
Baygon (ini nama pabrik) tidak muncul di seksi 3.
Maka cari melalui insecticide, unspecified bila komposisi tidak
diketahui.
Contoh beberapa lead-terms :
- Obat tidur Sedative
- Obat bius Anesthetica
- Antibiotik Antibiotic
- Obat turun panas Antipyretic
- Obat pengurang rasa sakit Analgetic
- Obat TB Anti-tuberculosis
- Obat jamur Antifungal
- Obat antivirus Antiviral
- Antiracun kuman Antitoxin
- Penawar racun Antidote
- Obat antikejang Anticonvulsion
- Obat antimuntah Antiemetic
- Anticacing tambang Antihookworm
- Serum antirabies Antirabies hyperimmune serum
- Antipembekuan darah Anticoagulant
- Antiradang Antiinflammation
- Antidarah tinggi Antihypertensive
- Antidiabetes Antidiabetic
- Obat pernapasan respiratory drug NEC
- Obat kumur antiseptic Mouthwash (antiseptic)
- Racun jamur Mushroom, noxious
- Tembakau rokok tobacco
- Vaksin Vaccine
- Darah merah (untuk transfusi) red blood cells,
packed
- Racun tikus rat poison NEC
- Substitusi garam salt substitute
- Shampo shampoo
- Sabun soap (untuk enema)
- Tepung starch
- Airmata tear (tear gas)
59
medis
Contoh :
Hal. (42): Anemia D64.9
Hal. (79): Burn (electricity) (flame) (hot gas, liquid or object) (radiation) (steam)
(thermal) T30.0
Note: - The following fourth-character sub- divisions are for use with categories T20-T25,
T29 and T30:Hal. (152): Depression continued
- metatarsus see Depression, arches- monoplolar F33.9 dst.
A. Lead Terms
Lead-term adalah kata (istilah medis) yang digunakan sebagai panduan untuk
mencari istilah diagnoses/masalah terkait kesehatan yang diperlukan, di dalamICD-10
volume 3 (daftar alfabetis). ICD-10 Volume 3, yang disusun dalam format model
kamus,menggunakan tanda baca () untuk menurunkankata yang ada di atas istilah
terkait.
Perhatikan suffix yang terkandung pada suatu istilah diagnosesnya:
SUFFIXES:
Apabila suffixnya adalah suffix diagnostik dapat dipastikan akan mudah ditelusuri
untuk dapat ditemukan di daftar indeks volume 3.
Apabila suffixnya adalah suffix simtoma penyakit juga bisa digunakan sebagai
Lead-term
Apabila suffix lain yang menunjukkan istilah yang berkaitan dengan keadaan atau
kondisi kesehatan (mungkin juga istilah terkait adalah kata keterangan, kata
tambahan, istilah anatomik, dsb.) sebaiknya jangan digunakan sebagai
leadterms, karena akan menghambat kerja pengkode.
Apabila suffixnya adalah suffix tindakan operasi, maka jangan dicari di Volume 3
karena akan membuang waktu kerja pengkode dan sudah dapat dipastikan tidak
60
akan ditemukan di daftar alfabetik yang tersedia di Volume 3, kecuali istilah
tindakan yang berkaitan dengan metode persalinan, atau alasan mengapa seseorang
berhubungan dengan sistem pelayanan kesehatan.
Latihan
Istilah Diagones VoL. 3 Vol. 1 Kode ICD-10
61
1.Abscess ( 17) [ 600] No: L02.9
2.Appendicitis ( ) [ ] No:
3.Dysentry ( ) [ ] No:
4.Malaria ( ) [ ] No:
5. Hypercholestrolemia ( ) [ ] No:
6. Icterus
7. Dehydration ( ) [ ] No:
8. Dysnoe ( ) [ ] No:
9. Hypertension ( ) [ ] No:
10. Angina pectoris ( ) [ ] No
11.Renal failure ( ) [ ] No:
12. Acute tosillitis ( ) [ ] No:
13. Chronic active hepatitis ( ) [ ] No:
14. Cardiac hypertrophy ( ) [ ] No:
15. Perianal abscess ( ) [ ] No:
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-
10%20training/Start/index.html
Rangkuman
Pengkode harus hafal urutan huruf alfabetik agar waktu kerja bisa efisien.
Istilah lead-term dipilih kata benda yang menggambarkan nama penyakit, keadaan/kondisi
sakit danjangan kata benda noun anatomic, keterangan waktu, tempat atau ukuran dsb.,
atau kata depan.Pada daftar indeks alfabetik di Volume 3 ICD-10, lead-term dicetak
dalam huruf kapital dan tebal
Mulailah penelusuran pencarian istilah yang dimaksud pada pertama lead-term terkait
muncul di halaman indeks alfabetik, apabila istilah diagnosis terdiri dari lebih dari satu
kata maka telusuri terus ke bawah lead-termsampai menjumpai kata kedua, tiga dan
seterusnyayang sesuai dengan istilah diagnosis yang akan diberi kode.
Perhatikan semua note, see, see also dan kata-kata yang ada di dalam kurung ( ) di
sebelakang lead-term terkait. Lalukan analisis kuantitatif dan kualitatif hasiltulisan
diagnosis yang ada di rekam medis pasien, pastikan bahwa itu benar dan legal
Mulailah selalu bekerja dengan menentukan lead-term dan memanfaatkan buku volume 3
terlebih dahulu untuk menemukan kode yang benar, sebelum mengontrol kode yang
ditemukan di daftar tabulasi ICD-10 Volume
Kunci jawaban
62
1. lead term adalah kata benda yang menggambarkan nama penyakit, keadaan/kondisi
sakit danjangan kata benda noun anatomic, keterangan waktu, tempat atau ukuran
dsb., atau kata depan.Pada daftar indeks alfabetik di Volume 3 ICD-10, lead-term
dicetak dalam huruf kapital dan tebal
2. ICD-10 volume 1 merupakan index alfabetik, Volume 2 adalah instruksi manual dan
volume 3 adalah daftar index untuk mencari leadterm
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
63
PERTEMUAN KE 11
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajaran ini akan membahas tentangkonversi dan macam-macam tanda baca
yang digunakan pada ICD-10, dual classification untuk kasus diagnosis yang ada
manifestasinya, macam-macam bahasa yang digunakan sebagai istilah terminologi medis
yang menjadi lead term serta analisis dan penentuan lead term dari istilah terminologi
medis sebagai panduan mencari kode
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa dapat memahami konversi dan tanda
baca yang digunakan di ICD-10 volume 1 dan 3 dan penggunaan Lead term sebagai
panduan untuk mencari kode.
Learning Outcomes
(LU-5) Memahami jenis dan fungsi klasifikasi dan kodefikasi terutama ICD-10
yang meliputi struktur, cara penggunaan, konversi tanda baca dan tata cara pengkodean
secara umum
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
Pembahasan meliput peraturan ICD-10 terkait konvensi tanda baca yang menyertai
suatu nomor kode dan pengaruhnya terhadap kode yang bersangkutan; arti dual
Classification bertanda dagger (sangkur, pedang) (!) dan asterisk (bintang) (*) yang
menyertai kode tertentu,cara pendokumentasiannya dan kedudukannya dalam informasi
diagnosisruntunan penulisan nomor kode diagnosis yang terdiri dari dua ataulebih dari
dua nomor kode.
Tujuan instruksional umum adalah untuk memahami pengaruh tanda baca yang
mendahului atau mengikuti suatu nomor kode diagnosis; makna klasifikasi ganda (dual
calssification: dagger-asterisk) dalam informasi diagnosis; pengaruh tanda dagger dan
asterisk dalam urutan penulisan nomor kode dan cara menemukan kode dual
64
classification di ICD-10 serta cara pendokumentasian nomor kode ganda,kode
tambahan, kode komplikasi, kode supplementary dan lain-lain.
Contohnya :
65
Halaman (131)
Damage Tidak ada nomor kode yang mengikuti nya, harus dilengkapi
dengan keterangan site damagenya . Damage = rusak
Halaman (190)
Drug Tidak ada nomor kode yang mengikutinya, harus dilengkapi
dengan nama generik obat atau khasiatnya.
Halaman (221)
Gastric - see condition (yang berkaitan dengan lambung)
Apabila kesulitan untuk mencari kode karena penulisan istilahdiagnosis tidak rinci
Apabila pencarian ditelusuri melalui Condition:
Halaman (112)
Condition - see Disease
Halaman (161)
Disease, diseased see also Syndrome
Halaman (518)
Syndrome see also Disease
Disease = penyakit dan
Syndrome = kumpulan gejala.
Oleh karenanya apabila gejalanya tidak ditulis maka pengkode tidak dapat menemukan
kode yang tepat.
66
Apabila absesnya di dinding (wall) abdominal maka kodenya jadi L02.2
Apabila absesnya di rongga (cavum) abdominal maka kodenya jadi K65.0
Apabila absesnya di hati (liver) () () () () K75.0
- - amebic A06.4
Apabila absesnya di otak (brain) (any part) G06.0
amebic A06.6 ! G07*
Apabila absesnya di paru (lung) (miliary) (putrid) J85.2
- - with pneumonia J85.1
6. Point Dash .-
Menunjukan bahwa ada karater ke-4 yang harus dicari.
(hal 392 vol 1)
67
C. Dual Classification
Ini berlaku bagi beberapa diagnose tertentu.
Ada code diagnose yang berjumlah 2 code yang pertama dengan code disertai
tanda ! (dagger) yang kedua dengan tanda * asterisk.
Kode ber-dagger ! adalah penyakit penyebabnya.
Kode ber-asterisk * adalah kode yang menjelaskan manifestasi pada organ tubuh dari
penyakit penyebabnya.
Kode model ini banyak digunakan pada penyakit infeksi menular danjuga pada penyakit-2
sistem organ tubuh tertentu.
Kode berasterisk tidak boleh digunakan sebagaikode kondisi utama pasien, maka
tidak digunakan untuk mengisi format pelaporan morbiditas, untuk laporan morbiditas
yang digunakan adalah kode berdagger.
Jumlah kode berasterisk adalah tetap (Baca Volume 2, halaman 26: Asterisk
categories).Jumlah kode berasterisk di setiap Bab dapat ditemukan pada bagian bawah
lembar pembuka Bab.Apabila pengkode menemukan sebuah kode berasterisk maka harus
mencari pasangannya yang bertanda dagger di Volume 1 atau melalui volume 3.
Diagnosis pasien berdagger dan asterisk digolongkan ke kode yang berdagger,
bukan ke kelompok kode yang berasterisk (dalam infromasi diagnosis).
Contoh:
1. TB meningitis No: A17.0! G01*
2. NIDDM cataract No: E10.3! H28.0*
3. Anemia pada kanker hati No: C22.0! D63.0*
4. Dementia pada p. Alzheimer
yang early onset No: G30.0! F00.0*
3. Cardiopathy pada gout
tophi jantung No: M10.0! I43.8*
Latihan
68
8 Tekanan darah tinggi No:
High ...
9. Tachycardia No:
10. Obervasi panas No:
Fever atau No:
11. Muntaber (GE) No: ?
Harus ada akut/kronik ? Causa ?
12. Lumpuh layuh No:
(Paralysis, flaccid)
(Kasus ini sulit diselesaikan hanya dengan buku Volume 3 harus merujuk ke kode
yang ada di daftar tabulasi Volume 1)
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
Rangkuman
Kunci jawaban
1. Anaemia D64.9
Kode dengan .9 adalah kategori yang unspecified.Coder hendaknya melihat kembali
di rekam medis pasien apakah benar, diganosis anemianya betul adalah unspecified
analisis kualitatif rekam medis). Rincian diagnosis Anemia Untuk ini dimintakan
kepada dokter yang menulis diagnosis tekait agar lebih rinci, kecuali memang tidak
ada permbuktian lain/fasilitas pemeriksaan lain yang digunakan untuk penentuan
anemianya.
2. Appendicitis K37
3. Asphyxia, asphyxiation R09.0
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
70
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
71
PERTEMUAN KE 12
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajaran ini membahas tentang gangguan pada jantung,sistem kardiovaskuler,
struktur dan kekhususan Bab IX Diseases of the Cardiovascular System
disertaipelatihan cara menentukan dan memilih kode diagnoses gangguan sistem
kardiovaskuler, cara pendokumetasian kode klasiifkasi ganda, tambahan dan suplementer
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa mampu memahami definisi istilah
gangguan kardiovaskuler dan dampak penting dokumentasi pernyataan waktu timbulnya
serangan gangguan jantung dan cara menentukan kode dan pendokumentasian dengan
benar.
Learning Outcomes
(LU-6) Memahami tata cara penentuan kode diagnosis sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia
(LU-7) Memahami tata cara penentuan kode tindakan sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
Excludes:
certain condition originating in the perinatal period (P00-P96) (kondisi tertentu yang timbul pada
period perinatal)
certain infectious and parasitic diseases (A00-B99) (penyakit infeksi dan parasitic tertentu)
complications in pregnancy, childbirth & the puerperium (O00-O99) (komplikasi dari kehamilan,
persalinan dan nifas)
congenital malformations, deformations & chromosomal abnormalities (Q00-Q99)
(malformasi,deformasi dan abnormalitas kromosom yang kongenital)
endocrine, nutritional and metabolic diseases (E00-E99) (penyakit endokrin, nutrisi dan
metabolik)
72
injury, poisoning and certain other consequences of external causes (S00-T98) (cedera,
keracunandan konskeuensi sebab luar lain-lain)
neoplasms (C00-D48) (neoplasma)
symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings NEC (R00-R99) (gejala,tanda dan
temuan klinik, dan laboratoris yang abnormal)
systemic connective tissue disorders (M30-M36)(Gangguan sistemik jaringan ikat)
transient cerebral ischaemic attacks and related syndromes (serangan iskaemi (G45.-) serebri
yang sementara dan kumpulan gejala yang tertkait)
73
Tachycardia dan gangguan irama jantung harus dibedakan dengan kode terkait di bab R.
Gagal jantung, perhatikan nomor kode gagal jantung bila akan digunakan untuk Cause of death
(ICD-Volume 2)
Latihan
Cari nomor kode pada istilah yang dicetak tebal dan diberi
garis bawah
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
hyperlipidemias No:
atherosclerosis No:
coronary heart disease. No:
endocarditis No:
74
rheumatic fever No:
mitral insufficiency No:
Kunci jawaban
Istilah No. ICD-10
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
75
PERTEMUAN KE 13
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa dapat memahami arti berbagai istilah
gangguan sistem pernapasan dan cara memilih dan menentukan kode diagnoses sistem
pernapasan dengan presisi dan tepat bagi kepentingan layanan asuhan medis
berkelanjutan pasien, laporan bulanan rutin ekstern ataupun intern,indikator demografi,
pola penyakit yang diperlukan manajemen risiko secara akurat dan tepat waktu.
Learning Outcomes
(LU-6) Memahami tata cara penentuan kode diagnosis sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia.
(LU-7) Memahami tata cara penentuan kode tindakan sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia.
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
76
Saluran napas bagian bawah:
- Bronchus(i) = pipa napas bagian bawah, ada kanan dan kiri.
- Pulmo (paru) kanan terdiri dari 3 lobi (lobus paru atas, tengah dan bawah)
- Pulmo (pulmo) kiri terdiri dari 2 lobi (lobus paru atas dan lobus paru tengah)
- Alveolus(i) = gelembung kantung paru (udara)
- Pleura parietal dan pleura visceral denganrongga (cavum) di antaranya.
= selaput pembungkus paru
Naso-pharyng-itis=
peradangan daerah hidung dan tenggorokan No: J00 (367)
Sinus-itis = No: J32.9
Rhin-itis = No: J31.0
Tonsill-o-pharyng-itis: No: J06.8
Bronch-itis, bronchiol-itis= No: J40
Influenza = satu bentuk penyakit infeksi virus menular (droplets) yang utama menyerang sistem
pernafasan. No: J11.1
Pneumonia, pneumonitis = inflamasi paru (sampai dinding kantung alveoli paru) No:
J18.9 sering akibatinfeksi virus atau agen lain
Bronchopneumonia = radang bronkus dan paru No: J18.0(78)
(see also Pneumonia, broncho) jelaskan.
Polyp nasi. Polyp = tonjolan bertangkai. No: J33.9
Retro-pharyngeal abses(20) No: J39.0
Para-pharyngeal abses (19) No: J39.0
Peri-pharyngeal abses (19) No: J39.0
(Retro- = belakang, para-= dekat/samping, peri- = sekitar, sekeliling))
Semua mempunyai nomor kode yang sama.
Empyema = pus di dalam cavum pleura, seringnya akibat infeksi sekunder No: J86.9 infeksi
paru, atau spatium di bawah diafragma
Pneumoconiosis = gangguan paru akibat menghirup debu (terutama debu mineral) dalam
jangka lama No: J64
Pyothorax = ada pus (nanah) dalam ronggoa thorax (dada) No: J86.9
Pneumothorax = ada kumpulan udara di dalam cavum pleura paru. (446) No: J93.9
Pneumopyothorax = ... (Apa arti py-o) No: J86.9 (445) (see also Pyopneumothorax)
(469) (infective) No: J86.9
Haemopneumothorax = ada kumpulan darah, No:.
udara dalam cavum pleura paru (257) belum ada kode, harus see also Hemothorax No:
J94.2
Emphysema = defek destruktif pada dinding alveoli sistem paru No: J43.9
Pada emphysema dinding alveoli paru sangat meregang kurang mampu mengikat O2, udara di
dalam jaringan paru.
77
Tracheostomy = operasi membuat lobang napas di dinding trachea
Apnoe = tidak ada napas No: R06.8
Dyspnoe = sulit bernapas (sesak) No: R06.0
Bronchiectasis = bronkus dalam keadaan dilatasi No: J47
Tracheobronchial dyskinesia = saluran napas dan bawah No: J98.0
Dyskinesia = gerak otot tidak terkontrol
Akinesia = tidak mampu digerakkan. No: R29.8
Asthma = asma (62) No: J45.9
Epiglottitis (210) Apa nomor kode untuk yang akut dan kronis sama? No: J05.1
ARDS (adult respiratorydistress syndrome) No: J80
Lobar pneumonia No: J18
Vaso-motorrhinitis No: J30.0
Measle pneumonia No: B50.2 ! J17.1*
Bronchitis TB No: A16.4
Pharyngitis herpes viral No: B00.2
Pharyngitis pneumococcal No: J02.8
Syarat J02 adalah: acute pharyngitis. Jelaskan mengapa pada Excludes: ada yang bernomor kode
A, B dan J?
[517] Ada: Use additional code (B95-B97), if desired, to identify infectious agent.
J02.0 ini untuk Streptococcal sore thoat
J02.9 ini untuk Acute pharyngitis, unspecified.
Excludes :
kondisi tertentu yang dimulai pada periode perinatal (P00-P96)
penyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-A99)
komplikasi kehamilan, persalinan-kelahiran dan masa nifas (O00-O99)
malformasi konenital, deformitas dan abnormalitas kromosomal (Q00-Q99)
penyakit endokrin, nutrisional dan metabolik (E00-E99)
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain akibat luar (S00-T98)
neoplasm (C00-D48)
simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis dan laboratoris abnormal yang tidak terklasifikasi di
bagian lain (NEC) (R00-R99)
78
J85-J86 Kondisi-kondisi pernanahan dan nekrotik dari saluran pernapasan bawah
J90-J94 Penyakit-penyakit lain pleura
J95-J99 Penyakit-penyakit lain sistem respiratori
79
Latihan
KASUS KODE ICD
1. Hypertrophic Pharyngitis chronic
2. Acute sinusitis
3. Influenza denga pharyngitis virus B
4. Flu burung (Avian flu)
5. Flu babi
6. Flu Singapura
7. PKTM
8. Bronkhitis disertai dengan bronchospasm
9. COPD
10. Pneumoconiosis akibat pekerjaan tambang disertai dengan TB
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
Kunci jawaban
1. J00
2. J31.1
3. J02.9
4. J02.9
5. J03.9
6. J03.9
7. J05.0
8. J11.1
9. J10.1
10. J10.8
80
2 UTS 30%
3 UAS 50%
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
81
PERTEMUAN KE 14
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajar ini membahas tentang pengenalan istilah-istilah gangguan/penyakit
kulit dan jaringan di bawah kulit, kekhususan Bab XIII tentang penyakit sistem otot-
skeletal dan jaringan ikat, cara menentukan nomor kode gangguan/penyakit sistem otot-
skeletal dan jaringan ikat yang berdayadan berhasilguna menunjang sistem informasi
morbiditas dan mortalitas yang dikembangkan
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik mahasiswa mampu menentukan kode
diagnosisgangguan/penyakit sistem otot-skeletal dan jaringan ikat dengan presisi, akurat
dan tepat, mengumpulkan dan mengambil kembali datadiagnosis gangguan/penyakit otot-
skeletal dan jaringan ikat sebagai masukkan ke sistem pelaporan morbiditas dan mortalitas
yang diberlakukan di fasilitas pelayanan asuhan kesehatan.
Learning Outcomes
(LU-6) Memahami tata cara penentuan kode diagnosis sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia
(LU-7) Memahami tata cara penentuan kode tindakan sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia
PENYAJIAN
Aktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
82
Beberapa Istilah Medis yang terkait dengan Gangguan Muskulo-
SkeletalARTHROPATHIES (ARTHROPATHY) (artropati)
Terdiri dari unsur kata; Arthro-pathy Arthron [Y joint] dan pathos [Y, disease]
= gangguan/penyakit persendian
1. ARTHROSIS Arthr osis = degenerative process of a joint (proses degeneratif sendi)
Osteo-arthrosis = istilah lama sebutan bagi degenerative joint disease (Penyakit sendi
degeneratif).
2. ARTHRITIS -> Arthr itis = inflamasi sendi, radang persendian
Inflamasi bisa inefksi bisa tanpa infeksi .Bila infeksi umumnya ditemukan kuman
penyebabnya
-> Nomor code akan bertanda dagger dan asterisk
Contoh: Arthritis Tbc A18.0 ! M01.1*
3. DORSOPATHY -> Dorso pathy
Dorsum = punggung atau belakang
Dorsopathy = gangguan punggung
4. SPONDYLOPATHIES -> Spondyl o pathy
Spondyl dari kata [Y] spondylos = vertebra = ruas tulang punggung
Spondylopathy = gangguan pada ruas tulang punggung. Bisa dilengkapi denganjenis dan
nomor ruas tulang yang terkena gangguan.
Contoh: spondylosis dengan myelopathy dan kompresi corda spinalis L1-2 -> M47.0 ! 6
G99.2*
5. SYNOVIUM [NL] = cairan jernih, normal ada di rongga sendi
Contoh: Synovi-oma = tumor pada membrane synovia sendi, biasanya malignant ->M9040/3
6. .Tendon dari [L,tendere = to stretch) = jaringanfibrosa yang melekatkanotot ke tulang (urat)
Contracture of tendon (tendon tertarik jadi pendek) M67.1
Contracture tendon berserta sendi M24.5
Contracture tendon dan sendi pergelangan tangan M24.5 3
7. .Osteopathy -> osteo pathy (Osteon = tulang, pathos)
Ilmu penyembuhan yang bertitik tumpu pada integritas dan koordinasi struktur dan fungsi
tulang.osteopathist (ahlinya)
Osteopathia = gangguan/penyakit tulang
8. .Chondropathy -> chondro pathy
Gangguan pada tulang rawan
9. .Osteo-por-osis [osteon, Y, poros = passage, osis]
Pelebaran spatium ss. tulang akibat kepadatan tulang yang berkurang (keropos dan rapuh)
10. Autoimmune disease
Penyakit yang timbul akibat tubuh bereaksi menentang jaringannya sendiri
11. Collagen = substansi albuminoid serabut jaringan ikat, tulang atau tulang rawan.
Collagen disease = gangguan yang disertai tanda inflamasi dan kerusakanserabut jaringan
ikat, di
antaranya: Contoh: - demam rheumatoid
- arteritis
- ankylosing spondylitis.
Collagen vascular disease = inflamasi pada pembuluh darah kecil dan jaringan ikat. Causa
tidak diketahui, bisa: heriditer, defisiensi, pengaruh lingkungan, infeksi dan alergik.
Gejala umum: arthritis, sakit kulit, radang mata. Bisa
pleuritis,myocarditis, nephritis.
Contoh: - rheumatic fever, - rheumatoid arthritis, - scleroderma, - systemic lupus
erythematosus
83
Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat yangtidak diperkenankan diberi code
Bab XIII tertampung pada kelompok
Excludes: di bawah judul bab ini (Hal. 627 Vol 1)
kondisi tertentu yang timbul pada periode perinatal (P00- P96)
penyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-B99)
sindroma kompartmen (T79.6)
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas (O00-O99)
malformasi kongenital, deformasi dan abnormalitas kromosomal (Q00-Q99)
penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90)
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu akibat sebab luar (S00-T98)
neoplasma (C00-D48)
simtoma, tanda-2 dan temuan klinis, laboratoris NEC (R00- R99)
84
Contoh: kumpulan Gonarthrosis -> M17
arthrosis sendi lain -> M19
M20-M25 Other joint disorders (Gangguan-2 sendi lain)
(Hal. 642)
Contoh: Hallux vagus (acquired) M20.1
Recurrent subluxation of patella M22.1
Khusus M23 (Hal. 642 Vol. 1) dilengkapi digit untuk subklasifikasi gangguan pada sendi
lutut M23.-
M40-M54 Dorsopathies
Dilengkapi dengan digit subklasifikasi suplementer untuk menunjukkan site (lokasi) sendi
punggung yang terganggu.
85
- infeksi -> (Bab 1, A- B-)
- saraf -> (Bab VI. G.-)
- tumor ganas -> (Bab II. C-)
Contoh:
Tbc tulang punggung (Spondylitis Tbc) (Potts curvature)
Thoracal 11-12 -> A18.0! M49.0* 4
Metastatic fracture of vertebra L1-2, dari Carcinoma payudara C79.5 ! M49.5* 6
M8010/6
Tumor ganas primernya C50.9 M8010/3
Neuropathic-spondylopathy pd syringomyelia C7 G95.0! M49.4* 2
M60 M79 Soft Tissue Disorders
Termasuk ini:
M60-M63 Disorders of Muscle
Perhatikan Excludes:
- dermatopolymy-ositis (M33.-)
- muscular dystrophies & my-opathies (G71 G72)
- myopathy in: - amyloidosis (E85.-)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- rheumatoid arthritis (M05.3)
- scleroderma (M34.-)
- Sjogrens syndrome (M35.0)
- SLE (M32.-)
Amyloidosis = deposit amiloid (starchlike protein) yang luas pada berbagai organ tubuh,
atau pada organ tertentu, Bisa primer, bisa sekunder.
Contoh: pada ginjal, hati, lien, sekunder pada penyakit
TB kronik ulceratif tulang, lepra, lues dsb.
M61 Calcification and ossification of muscle
M62 Other disorders of muscle
Termasuk kelompok ini adalah:
M62.0 Diastasis .
M62.1 Rupture non-traumatic
M62.2 Ischaemic .
M62.3 Immobility syndrome (paraplegic)
M62.4 Contracture
M62.5 Atrophy
M62.6 Strain
M62.8 Hernia dll.
M62.9 Disorder of muscle, unspecified
M63* Disorders of muscle in diseases classified elsewhere.
M65 M68 Disorders of Synovium & Tendon
M65 Synovitis & tenosynovitis
Bila gangguan peradangan disertai Abses maka nomor code M65.0 bisa dilengkapi
dengan additional code (B95-B96) untuk menjelaskan kuman penimbul abses terkait.
M66 Spontaneuos rupture of synovium & tendon.
Termasuk: bila rupture timbul akibat tekanan berat di bawah kapasitas normal.
M67 Other disorders of synovium & tendon
Excludes
[Dupuytren] (M72.0), tendinitis NOS (M77.9)
xanthomatosis localized to tendon (E78.2)
86
M67.4 Ganglion
M68* Penyakit penyebabnya di Bab lain, cari code ber-! di Bab lain. Bisa infeksi bisa
juga lain-lain.
M70 M79 Other Soft Tissue Disorders
M70 Soft tissue disorders related to use, overuse andpressure.
Termasuk: soft tissue disorders of occupational origin
M71 Other bursopathies Kecuali: bunion -> (M20.1) bursitis yang terkelompk di
M70.-
enthesopathies (M76-M77)
M72 Fibroblastic disorders
Kecuali: retroperitoneal fibromatosis
M73* Soft tissue disorders in diseases classified elsewhere
M75 Shoulder lesions Kecualishoulder-hand syndr. (M89.0)
M76 Enthesopathies of lower limb, excluding foot.
Perhatikan: Note yang ada .
M77 Other enthesopathies
Excludes:
M79 Other soft tissue disorders, NEC
Kecuali: soft tissue pain, psychogenic.
M87 Osteonecrosis
[see site code .] Includes: Excludes:
M87.1 Osteonecrosis due to drugs
Use additional external to identify drug.
M88 Pagets disease of bone [osteitis deformans]
M89 Other disorders of bone
M90* Osteopathies in diseases classified elsewhere
87
M91 M94 Chondropathies
Excludes: post procedural chondropathies (M96.-)
M91 Juvenil osteochondrosis of hip & pelvis
M92 Other juvenil osteochondrosis
M93 Other osteochondropathies
M94 Other disorders of cartilage
M95 M99 Other disorders of the muskuloskeletal system and connective tissue
M99 Biomechanical lesions, not elsewhere classified
Note: This category should not be used if the condition canbe classified
elsewhere.(Kategori ini tidak diperkenankan digunakanapabila kondisi yang akan
diberi kode terklasifikasi di tempat)
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
Latihan
Berilah kode dari diagnosis di bawah ini:
1. Arthritis pada penderita Hansen disease (BB leprosy) No:
2. Post infections arthropathies karena viral hepatitis
B acute No:
3. Juvenile arthritis pada Crohns disease No:
4. Arthrosis pada joint karena jatuh 2 tahun yang lalu No:
5. Kronik instability pada caspul ligamnent lutut No:
6. SLE dengan gangguan ginjal No:
7. Sicca syndromes dengan keratoconjunctivitis No:
88
PENUTUP (Untuk setiap Pokok Bahasan)
Tes formatif dan kunci tes formatif
Berilah kode dari diagnosis di bawah ini:
1. Haemophilic arthropathy defisiensi faktor IX, herediter No:
2. Potts kyphosis pada vert. cervical C2 No:
3. Thoracogenic scoliosis (thoracic region) No:
4. Postmenopausal osteoporosis with pathologicl fracture
5. Osteomyelitis chronic akibat infeksi gigi dan gusi No:
Kunci jawaban
1. D67 M36.2*
2. A18.0 M49.0*
3. M41.39
4. M80.09
5. M86.69
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
89
PERTEMUAN KE 15
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Mata ajar ini membahas tentang Pengenalan Pengkodean Prosedur ICD-9 CM 2005
Manfaat
Dengan penguasaan yang baik tentunya mahasiswa dapat mengenal prosedur pengkodean
menggunakan ICD-9CM 2005
Learning Outcomes
(LU-6) Memahami tata cara penentuan kode diagnosis sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia
(LU-7) Memahami tata cara penentuan kode tindakan sistem kardiovaskuler, respirasi,
dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia
PENYAJIANAktivitas
Tahap Kegiatan Waktu
Dosen Mahasiswa (menit)
Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit
Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan
2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80 menit
3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan
Penutup Menyimpulkan Materi Memperhatikan
Memberikan Tugas Kelompok Mencatat tugas 15 menit
Salam Menjawab salam
Definisi
Prosedur - Intervensi medis atau bedah yang dilakukan terhadap pasien dengantujuan
untuk diagnostik ataupun terapetik.
90
Meliputi :
Radiologi eksplorasi fungsional
Intervensi bedah
Prosedur umum untuk tujuan diagnostik / terapetik
Arsitektur ICD-9-CM
Klasifikasi multi aksis. Kode dibedakan berdasarkan kategori :
Level 1: aksis lokasi anatomis (primer)
Level 2: aksis prosedural (sekunder)
Level 3: aksis Lokasi/Prosedur/Teknik (tersier)
91
Chapter I - Operations on the nervous system (01-05) (1st axis)
01 Incision & excision of skull, brain and cerebral meninges (1st axis)
01.0 Cranial puncture (2nd axis)
01.01 Cisternal puncture (3rd axis)
01.02 Ventriculopuncture thru previously implanted catheter (3rd axis)
01.09 Other cranial puncture (3rd axis)
Excludes
Kondisi yang masuk dalam catatan excludes harus dikode di tempat lain seperti
yang ditunjukkan dalam setiap kasus
81.55 Revision of hip replacement
Excludes: arthrodesis of knee (81.22)
Lead Term:
92
- Menggunakan terminologi tindakan / kata biasa
contoh: bisa Herniorraphy atau Repair of Hernia
93
Materi Pengayaan
Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui website
http://www.who.int menu ICD-9 CM
Kunci jawaban
1. 32.01
2. 47.0
3. 87.41
4. 39.95
5. 74.99
Komponen nilai:
Nilai A : 80,1 100
Nulai B : 70,1 80
Nilai C : 60,1 70
Nilai D : 50,1 60
Nilai E : < 50 (tidak lulus)
Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS).
Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan
diterapkan di semester yang akan datang.
Tindak lanjut
Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan
lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil
tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan
dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam
94
perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan
perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
95
PERTEMUAN KE-16
UJIAN AKHIR SEMESTER
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas
1. Mengapa WHO menerbitkan ICD?
2. Apa kekhususan ICD-10?
3. Beri contoh anggota lain keluarga besar ICD yang telah diperkenalkan di Indonesia
4. Apa yang disebut dengan lead term
5. Sebutkan perbedaan struktur antara ICD-10 Volume 1, 2, dan 3
Kunci jawaban
A. Jawaban essay
1. untuk keseragaman data yang diperlukan dalam pelaporan
2. ICD-10 memuat seluruh penyakit, gejala, tanda abnormal sampai dengan status pada
pelayanan kesehatan
3. ICPC, ICOPIM, ICD-O, ICD-NA
4. lead term adalah kata benda yang menggambarkan nama penyakit, keadaan/kondisi
sakit danjangan kata benda noun anatomic, keterangan waktu, tempat atau ukuran
dsb., atau kata depan.Pada daftar indeks alfabetik di Volume 3 ICD-10, lead-term
dicetak dalam huruf kapital dan tebal
5. ICD-10 volume 1 merupakan index alfabetik, Volume 2 adalah instruksi manual dan
volume 3 adalah daftar index untuk mencari leadterm
B. Jawaban Kode
1. E78.5
2. I70.9
3. J00
4. J31.1
5. J10.1
6. D67 M36.2*
7. M86.69
8. 47.0
9. 39.95
10. 74.99
96
DAFTAR PUSTAKA
1. Medical Terminology Workbook, School of Public Health, Curtin University of
Technology, 2001
2. Peggy A, Stanfield, Essential Medical Terminology, Jones &Barlett Publishers, Boston,
1991Terminologimedis
3. KamusistilahKedokteran
4. Mayang A.N, Pengenalan Medical Terminology, APIKES INDONUSA EsaUnggul, 2001
5. Mayang A.N, Materi Kuliah General Coding, APIKES INDONUSA EsaUnggul, 2006
6. KamusbahasaInggris
7. Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis.1967.MEDICAL TERMINOLOGY - a
Programmed Text, 2nd ed. John Wiley & Sons, Inc, New York
8. Guyton, Arthur C. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta
9. Hazelwood, Anita & Venable, Carol. 2006.ICD-9-CM DIAGNOSTIC CODING AND
REIMBURSEMENT FOR PHYSICIAN SERVICES. AHIMA, Illinois
10. ICD-10 general & morbidity coding online training package,
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-
10%20training/Start/index.html
11. ICD-10 mortality coding online training package,
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-
10%20Death%20Certificate/html/index.html
12. Marie A. Moisio & Elmer W. Moisio.2002.MEDICAL TERMINOLOGY - a Student-
centered approach. Delmar Thomson Learning, Canada
13. MEDICAL TERMINOLOGY: An Illustrated Guide. 4th ed. ....
14. Nuryati. 2011. TERMINOLOGI MEDIS-PENGENALAN ISTILAH MEDIS. Quantum
Media. Yogyakarta
15. Schraffenberger, Lou Ann. 2006.BASIC ICD-9-CM CODING. AHIMA, Illinois
16. The Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) and the National Center for
Health Statistics (NCHS).2006.ICD-9-CM OFFICIAL GUIDELINES FOR CODING
AND REPORTING.
17. Wedding, Mary Ellen. 2005.MEDICAL TERMINOLOGY SYSTEMS - A Body Systems
Approach. F.A Davis Company, Phildelphia
18. World Health Organization. 2004.ICD-10 2nd ed. Vol 1, 2, 3. Geneva
19. David-Ellen Chabner, The Language of Medicine, W.B. Saunders Company, PA, 1981
20. Dorlands Illustrated, Medical Dictionary, 23 edition, Saunders, Philadelphia and London,
1957
21. Fremgen & Frucht, Medical Terminology A Living Language, pearson Prentice Hall, 2005
22. Medical Terminology, diakses melalui http://www4.caes.hku.hk/mt/ , 2010
23. Kamus Kedokteran Dorland Ed. 29, 2002
24. Rano Indradi Sudra, Terminologi Medis, diakses melalui http://tm-
ranocenter.wetpaint.com/, 2009
25. Sis Wuryanto, Materi Kuliah Ilmu penyakit dan laboratorium Kesehatan, 2007
SENARAI (GLOSSARY)
97