Penulis:
1. Dr. Sumiyana, M.Si.,Ak.,C.A. 4. Irsyad Alim Khaidir, S.Ak., M.Acc.
2. Hariman Bone, S.E., M.Sc.Ak. 5. Abdul Aziz Muhsyi, S.E., M.Acc.
3. Angelia Pribadi, S.E., M.Sc.Ak., C.A. 6. Lena Nurjanah, S.E., M.Acc.
ISBN:978-602-392-442-4
e-ISBN: 978-602-392-443-1
Penelaah Materi:Dr. H. Memed Sueb
Pengembang Desain Instruksional : Rini Dwiyani Hadiwidjaja, S.E., M.Si.
Penyunting :Nurul Hikmah, S.Hum.
Perancang Kover dan Ilustrasi :Aris Suryana S.
Penata Letak : 1. Ayuningtyas Nur Aisyah, A.Md.
2. Agung, B.S., S.Sos.
Penerbit:
Universitas Terbuka
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan - 15418
Banten – Indonesia
Telp.: (021) 7490941 (hunting); Fax.: (021) 7490147
Laman: www.ut.ac.id.
Edisi ketiga
Cetakan pertama, Februari 2019
2019 oleh Universitas Terbuka
Hak cipta dilindungi Undang-Undang ada pada Penerbit Universitas Terbuka
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nama : Sumiyana
Judul : Auditing II(BMP); 1—9 / EKSI4310 / 3SKS / penulis, Dr. Sumiyana,
M.Si.,Ak.,C.A., Hariman Bone, S.E., M.Sc.Ak., Angelia Pribadi, S.E., M.Sc.Ak., C.A.,
Irsyad Alim Khaidir, S.Ak., M.Acc., Abdul Aziz Muhsyi, S.E., M.Acc., Lena Nurjanah,
S.E., M.Acc. ; penelaah materi, Dr. H. Memed Sueb ; pengembang desain instruksional,
Rini Dwiyani Hadiwidjaja, S.E., M.Si. ; penyunting, Nurul Hikmah, S.Hum. ; perancang
kover dan ilustrasi, Aris Suryana S. ; penata letak, Ayuningtyas Nur Aisyah, A.Md.,
Agung, B.S., S.Sos.
Edisi : 3 | Cetakan : 1
Deskripsi : Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2019 | 703 halaman; 21 cm
(termasuk daftar referensi)
ISBN : 978-602-392-442-4 e-ISBN : 978-602-392-443-1
Subyek : 1. Audit 2. Auditing
Nomor klasifikasi : 657.45 [23] 201900035
Dicetak oleh CV. Muskarya
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Pengaruh Strategi Audit Awal ............................................................ 1.34
Latihan …………………………………………............................... 1.54
Rangkuman ………………………………….................................... 1.58
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.59
Pertanyaan .......................................................................................... 1.63
Kasus Pendek ..................................................................................... 1.64
Kegiatan Belajar 2:
Mengembangkan Program Audit untuk Uji Substantif ...................... 2.38
Latihan …………………………………………............................... 2.45
Rangkuman ………………………………….................................... 2.52
iv
Kegiatan Belajar 2:
Penyampelan dalam Uji Substantif .................................................... 3.29
Latihan …………………………………………............................... 3.65
Rangkuman ………………………………….................................... 3.70
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.71
Pertanyaan .......................................................................................... 3.74
Kasus Pendek ..................................................................................... 3.76
Kegiatan Belajar 2:
Aktivitas Pengendalian—Transaksi Penerimaan Kas ........................ 4.45
Latihan …………………………………………............................... 4.77
v
Kegiatan Belajar 2:
Aktivitas Pengendalian—Transaksi Pengeluaran Kas ....................... 5.41
Latihan …………………………………………............................... 5.64
Rangkuman ………………………………….................................... 5.70
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.71
Pertanyaan .......................................................................................... 5.74
Kasus Pendek ..................................................................................... 5.74
Kegiatan Belajar 2:
Audit Siklus Jasa Kepegawaian ......................................................... 6.50
Latihan …………………………………………............................... 6.74
Rangkuman ………………………………….................................... 6.75
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.76
Pertanyaan .......................................................................................... 6.80
Kasus Pendek ..................................................................................... 6.80
Kegiatan Belajar 2:
Audit Siklus Pendanaan ..................................................................... 7.37
Latihan …………………………………………............................... 7.66
Rangkuman ………………………………….................................... 7.69
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 7.70
Pertanyaan .......................................................................................... 7.72
Kasus Pendek ..................................................................................... 7.73
Kegiatan Belajar 2:
Audit Saldo Kas ................................................................................. 8.35
Latihan …………………………………………............................... 8.55
Rangkuman ………………………………….................................... 8.58
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.60
Pertanyaan .......................................................................................... 8.62
Kasus Pendek ..................................................................................... 8.63
Kegiatan Belajar 2:
Mengevaluasi Penemuan Audit ..................................................... 9.24
Latihan …………………………………………............................... 9.43
Rangkuman ………………………………….................................... 9.51
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.53
Pertanyaan .......................................................................................... 9.55
Kasus Pendek ..................................................................................... 9.56
A uditor melakukan fase audit dengan menaksir risiko salah saji yang
material dan merespons risiko tertaksir melakukan uji pengendalian
untuk menentukan apakah pengendalian internal yang efektif telah
diberlakukan untuk mencegah atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji
laporan keuangan. Auditor eksternal melakukan uji pengendalian atas seluruh
asersi dalam laporan keuangan yang material untuk memberikan opini atas
pengendalian internal. Auditor internal melakukan uji pengendalian untuk
menindaklanjuti pendekatan risiko tertaksir berlevel rendah.
Mata kuliah Auditing II ini dirancang untuk membekali Anda dengan
materi bidang auditing dan dengan tujuan instruksional umum sebagai
berikut.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek-aspek pengetahuan dasar auditor
dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan audit dalam pengujian
pengendalian.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek-aspek pengetahuan dasar auditor
dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan audit dalam pengujian
substantif.
3. Mahasiswa mampu menentukan penyampelan audit.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan audit siklus pendapatan.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan audit siklus pengeluaran.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan audit siklus produksi dan jasa
kepegawaian.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup, faktor-faktor yang
memengaruhi keputusan serta proses dan prosedur audit siklus investasi
dan pendanaan.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup faktor-faktor yang
memengaruhi keputusan serta proses dan prosedur audit investasi dan
saldo kas.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan penyelesaian audit dan tanggung jawab
sesudah audit.
x
Diharapkan Anda mempelajari materi mata kuliah ini dengan cermat dan
sesuai dengan petunjuk penggunaan yang ada di setiap modul. Anda juga
perlu mengerjakan semua latihan ataupun tes formatif yang diberikan dengan
sungguh-sungguh sebagai umpan balik untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman Anda terhadap materi yang ada dalam modul. Hanya dengan
upaya yang sungguh-sungguh, Anda akan berhasil mencapai kompetensi
yang diharapkan dalam mata kuliah ini.
Peta Kompetensi
Auditing II/EKSI4310/3sks
Modul 1
PE N DA H UL U AN
Modul ini membahas audit fase II dan III, yaitu menaksir risiko salah saji
yang material dan merespons risiko tertaksir tersebut. Auditor melakukan uji
pengendalian untuk menentukan apakah pengendalian internal yang efektif telah
1.2 Auditing II
Gambar 1.1
Garis Besar Modul 1 Prosedur Audit terhadap Risiko Tertaksir = Penyajian
Pengendalian
EKSI4310/MODUL 1 1.3
kegiatan belajar 1
Gambar 1.2
Langkah-langkah Penaksiran Risiko Pengendalian
Tabel 1.1
Potensi Salah Saji, Pengendalian yang Diperlukan, dan Uji
Pengendalian – Transaksi Pengeluaran Kas
Gambar 1.3
Fungsi Transaksi dan Desain Pengendalian Internal
1.10 Auditing II
Gambar 1.4
Komponen Pengendalian Internal dan Penaksiran Risiko Pengendalian
Gambar 1.5
Overview dari Komputer Pengendalian
a. Pengendalian pengguna
Pada banyak kasus, klien dapat mendesain prosedur manual untuk menguji
kelengkapan dan akurasi proses transaksi dengan komputer. Misalnya, manajer
yang biasa mengotorisasi transaksi dapat memeriksa daftar pembelian yang
dibebankan padanya atau seorang pengguna dalam sebuah departemen dapat
membandingkan output yang dihasilkan komputer dengan dokumen sumber.
Meskipun kedua pengendalian tersebut mendeteksi dan mengoreksi salah saji,
pembandingan output dari komputer dengan dokumen sumber dilaksanakan
EKSI4310/MODUL 1 1.15
dengan lebih detail sehingga dapat memberikan kepastian yang lebih tinggi
bahwa salah saji dapat dideteksi dan dikoreksi.
Jika terdapat pengendalian pengguna, auditor dapat menguji pengendalian
secara langsung, seperti menguji pengendalian manusia yang lain. Pengujian ini
disebut sebagai pengauditan di sekitar komputer. Keuntungan dari strategi uji
pengendalian ini adalah tidak membutuhkan pengujian program komputer yang
rumit.
b. Pengendalian aplikasi
Banyak auditor mengambil keuntungan dari pengendalian otomatis dan
merencanakan strategi penaksiran risiko pengendalian berlevel rendah
berdasarkan pengendalian aplikasi komputer. Untuk mengeksekusi strategi ini,
auditor harus:
1) menguji pengendalian aplikasi komputer;
2) menguji pengendalian umum komputer;
3) menguji tindak lanjut manual untuk pengecualian yang ditemukan oleh
pengendalian aplikasi.
a. Simulasi paralel
Dalam simulasi paralel, data perusahaan aktual diproses ulang
menggunakan program perangkat lunak milik auditor. Metode ini disebut
demikian karena perangkat lunak didesain untuk mereproduksi atau meniru
pemrosesan data klien yang aktual. Pendekatan ini diperlihatkan secara grafis
pada bagian kiri Gambar 1.6.
Simulasi paralel dapat dikerjakan pada waktu yang berbeda sepanjang tahun
dalam periode audit dan dapat juga diterapkan pada proses ulang data historis.
Pendekatan ini tidak mengontaminasi file klien dan dapat dilakukan pada
komputer yang terpisah.
Pendekatan ini memiliki keuntungan sebagai berikut.
1) Karena menggunakan data riil, auditor dapat memverifikasi transaksi
dengan menelusuri transaksi tersebut ke dokumen sumber dan persetujuan.
2) Ukuran sampel dapat diperluas secara ekstensif dengan tambahan biaya
yang relatif rendah.
3) Auditor dapat melakukan pengujian secara terpisah.
1.18 Auditing II
Gambar 1.6
Pendekatan Simulasi Paralel versus Pengujian Data
b. Pengujian data
Dengan pendekatan pengujian data, transaksi buatan (dummy) disiapkan
oleh auditor dan diproses oleh program komputer klien dengan pengendalian
oleh auditor. Pengujian data terdiri atas satu transaksi pada kondisi valid dan
tidak valid. Pengujian data untuk penggajian termasuk juga kondisi pembayaran
lembur yang valid dan tidak valid. Output proses pengujian data kemudian
dibandingkan dengan output auditor yang diharapkan untuk menentukan
pengendalian bekerja secara efektif. Pendekatan pengujian ini relatif sederhana,
cepat, dan murah. Tabel keputusan yang digunakan untuk mendokumentasi
pengendalian terprogram sangat bermanfaat dalam identifikasi kondisi yang
diuji. Meskipun demikian, metode ini memiliki kekurangan sebagai berikut.
1) Program klien diuji hanya pada satu titik waktu tertentu, bukannya selama
periode audit.
2) Metode ini hanya menguji keberadaan dan fungsi pengendalian pada
program yang diuji.
3) Tidak ada dokumentasi pengujian yang diproses oleh sistem.
EKSI4310/MODUL 1 1.19
Pendekatan pengujian data disajikan secara grafis pada sisi kanan dari
Gambar 1.6.
sampling secara interval acak serta output dari rutin tersebut digunakan untuk uji
pengendalian.
Untuk memungkinkan integrasi perangkat lunak audit ke dalam sistem
proses OLRT, kemampuan pengait audit harus dibangun dalam program
komputer client—baik sistem operasi maupun program aplikasi—pada saat
sistem OLRT dibuat. Pengait audit merupakan titik pada program yang
memungkinkan modul atau program audit untuk diintegrasikan ke dalam sistem
operasi normal. Modul audit tersebut memberikan alat bagi auditor untuk
memilih transaksi dengan karakteristik yang diinginkan, misalnya jenis transaksi
tertentu atau sejumlah transaksi dengan nilai yang lebih besar atau lebih kecil
dari nilai tertentu. Setelah transaksi tertentu diidentifikasi, data transaksi tersebut
ditandai dengan beberapa metode. Dua dari metode tersebut adalah penandaan
transaksi dan catatan audit.
1) Penandaan transaksi
Metode penandaan transaksi meliputi penempatan indikator atau
tanda pada transaksi tertentu. Penandaan transaksi tersebut memungkinkan
penelusuran transaksi melalui sistem yang memprosesnya. Sistem harus
diprogram untuk menyediakan cetakan hardcopy seluruh jalur yang diikuti
transaksi. Pada jalur tertentu, dapat diperoleh juga data yang berinteraksi
dengan transaksi yang telah ditandai.
2) Catatan audit
Catatan audit yang kadang disebut sistem pengendalian audit review
files (SCARF—file catatan audit pengendalian sistem) adalah catatan
aktivitas pemrosesan tertentu. Catatan tersebut digunakan untuk mencatat
semua keterjadian yang memenuhi kriteria yang dibuat oleh auditor yang
terjadi pada titik tertentu dalam sistem. Transaksi atau keterjadian yang
teridentifikasi ditulis dalam file yang hanya bisa diakses oleh auditor.
Auditor kemudian dapat mencetak atau menggunakan teknik lain untuk
menganalisis file tersebut dan melakukan pengujian lebih lanjut jika
diperlukan.
Tabel 1.2 dan 1.3 berturut-turut memperlihatkan daftar potensi salah saji
dan pengendalian yang diperlukan untuk pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi. Tabel 1.3 menyajikan cara berpikir yang lazim tentang pengendalian
input, pemrosesan, dan output yang dapat membantu pemikiran tentang
pengujian pengendalian aplikasi. Namun demikian, auditor harus
mengidentifikasi potensi salah saji yang relevan terhadap asersi tertentu,
kemudian mengidentifikasi kemungkinan pengendalian (termasuk pengendalian
aplikasi) yang ada, dan akhirnya merancang uji pengendalian yang tepat.
Uji pengendalian dilakukan untuk mendapatkan bukti efektivitas dari desain
atau implementasi pengendalian. Auditor melakukan pengujian demikian jika
terdapat alasan bahwa bukti tersebut memungkinkan penurunan level risiko
pengendalian tertaksir. Kolom ketiga pada Tabel 1.2 dan 1.3 memperlihatkan tes
pengendalian yang mungkin. Pengujian pengendalian umum komputer meliputi
pengamatan pemisahan tugas dan inspeksi dokumen yang menunjukkan bahwa
pengendalian umum komputer telah diimplementasikan. Pengujian pengendalian
aplikasi komputer meliputi beberapa teknik audit berbantuan komputer dan
pengujian prosedur tindak lanjut manual.
Tabel 1.2
Pertimbangan Penaksiran Risiko Pengendalian
untuk Pengendalian Umum Komputer
Pengendalian yang
Potensi Salah Saji Uji Pengendalian
Diperlukan
Pengendalian Organisasional dan Operasional
Operator komputer Pemisahan tugas dalam TI Pengamatan pemisahan tugas
dapat mengubah atas pemrograman dan dalam TI
program sehingga operasi komputer
meloncati pengendalian
terprogram.
1.22 Auditing II
Pengendalian yang
Potensi Salah Saji Uji Pengendalian
Diperlukan
Personel TI dapat Pemisahan tugas antara Pengamatan pemisahan tugas
memulai dan departemen pengguna dan antara departemen pengguna
memproses transaksi TI untuk memulai dan dan pengolahan data elektronik
yang tidak sah memproses transaksi
Pengendalian Pengembangan Sistem dan Dokumentasi
Rancangan sistem tidak Partisipasi personel dari Pemeriksaan pihak-pihak yang
memenuhi kebutuhan departemen pengguna dan berpartisipasi dalam design
departemen pengguna auditor internal dalam sistem baru; pemeriksaan bukti
atau auditor design dan persetujuan persetujuan sistem baru
sistem baru
Perubahan sistem yang Verifikasi internal atas Pemeriksaan bukti verifikasi
tidak terotorisasi proses otorisasi, pengujian, internal; penelusuran
mengakibatkan error dan dokumentasi perubahan program tertentu
program yang tidak perubahan sistem sebelum dengan dokumentasi
terantisipasi implementasi pendukung
Pengendalian Perangkat Keras dan Sistem
Malafungsi Pengendalian perangkat Pemeriksaan spesifikasi
perlengkapan yang keras dan perangkat lunak perangkat keras dan sistem
mengakibatkan eror dalam sistem untuk perangkat lunak
pemrosesan mendeteksi malafungsi
Perubahan sistem Persetujuan dan Pemeriksaan bukti persetujuan
perangkat lunak yang dokumentasi semua dan dokumentasi perubahan
tidak terotorisasi perubahan sistem
mengakibatkan eror perangkat lunak
pemrosesan
Pengendalian Akses
Pengguna yang tidak Pembangunan fasilitas fisik Pemeriksaan pengaturan
terotorisasi dapat pengemanaan TI; laporan keamanan dan laporan
mengakses manajerial tentang pemakaian perlengkapan
perlengkapan TI pemakaian perlengkapan
File data dan program Penggunaan library, Pemeriksaan fasilitas dan
dapat diproses atau librarian, dan catatan untuk catatan
diubah oleh pengguna membatasi akses dan
yang tidak terotorisasi memonitor pemakaian
Pengendalian Data dan Prosedural
Eror terjadi pada saat Penggunaan kelompok Pengamatan terhadap
input atau pemrosesan pengendali data yang kelompok pengendali data
data atau bertanggung jawab atas
pendistribusian output penjagaan pengendalian
input, pemrosesan, dan
output data
Keberlanjutan operasi Perencanaan kontingensi Pemeriksaan perencanaan
terganggu karena meliputi pembangunan kontingensi
bencana alam, misalnya fasilitas cadangan yang
EKSI4310/MODUL 1 1.23
Pengendalian yang
Potensi Salah Saji Uji Pengendalian
Diperlukan
kebakaran atau banjir terpisah
File data atau program Penyimpanan file dan Pemeriksaan fasilitas
rusak atau hilang program cadangan yang penyimpanan; pemeriksaan
terpisah; pembuatan kemampuan rekonstruksi file
rekonstruksi file data
Tabel 1.3
Pertimbangan Penaksiran Risiko Pengendalian
untuk Pengendalian Aplikasi Komputer
Pengendalian yang
Potensi Salah Saji Uji Pengendalian
Diperlukan
Pengendalian Input
Data dari transaksi yang Otorisasi dan persetujuan Pemeriksaan dokumen
tidak terotorisasi dapat data di departemen sumber dan batch transmisi
disubmisi untuk pengguna; pengendalian untuk bukti persetujuan; uji
pemrosesan aplikasi untuk pengendalian aplikasi
membandingkan data dengan dengan teknik audit
otorisasi berbantuan komputer dan uji
tindak lanjut manual
Data valid tidak Verifikasi (pengetikan ulang); Pengamatan prosedur
terkonversi menjadi penyuntingan rutin (kode verifikasi data; penggunaan
bentuk yang dapat bahasa program), kontrol total teknik audit berbantuan
diakomodasi oleh mesin komputer untuk menguji rutin
dengan benar dan uji tindak lanjut manual;
pemeriksaan rekonsiliasi
kontrol total
Error pada dokumen Pembuatan catatan error; Pemeriksaan catatan error
sumber tidak terkoreksi dikembalikan ke departemen dan bukti tindak lanjut
dan disubmisi kembali pengguna untuk koreksi,
tindak lanjut manual
1.24 Auditing II
Pengendalian yang
Potensi Salah Saji Uji Pengendalian
Diperlukan
Pengendalian Pemrosesan
File-file yang diproses Penggunaan label file Pengamatan penggunaan
dan di-update salah eksternal dan internal label file; pemeriksaan
dokumentasi label file
internal
Data hilang, tertambahi, Penggunaan kontrol total, Pemeriksaan bukti
terduplikasi, atau pemeriksaan pembatasan rekonsiliasi kontrol total,
terubah selama dan kewajaran, serta uji penggunaan teknik audit
pemrosesan urutan berbantuan komputer untuk
pemeriksaan komputer, dan
uji tindak lanjut manual
Pengendalian Output
Output tidak benar Rekonsiliasi total dengan Pemeriksaan bukti
kontrol data atau departemen rekonsiliasi
pengguna
Output terdistribusi Penggunaan lembaran kontrol Pemeriksaan lembaran
kepada personel yang distribusi laporan; monitor kontrol distribusi laporan,
tidak terotorisasi kelompok data kontrol pengamatan kelompok data
kontrol
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Apakah definisi dari penaksiran risiko pengendalian menurut PSA No. 69?
2) Apakah tujuan dari penaksiran risiko pengendalian?
3) Sebutkan bunyi dari standar audit AU 319.25 (PSA No. 69 Paragraf 19)?
Jelaskan maksudnya!
4) Jelaskan prosedur-prosedur yang dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan
pemahaman pengendalian internal!
5) Apakah yang dimaksud dengan identifikasi potensi salah saji?
6) Apa sajakah yang harus dipastikan oleh auditor pada saat mengidentifikasi
pengendalian?
7) Sebutkan dan jelaskan fungsi transaksi dan desain pengendalian internal!
8) Sebutkan dan jelaskan desain pengendalian internal atas asersi-asersi
manajemen!
9) Sebutkan prosedur-prosedur yang dapat ditempuh dalam pengendalian
pemrosesan informasi!
EKSI4310/MODUL 1 1.31
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus
Penyelidikan dan pengamatan yang berhubungan dengan pemahaman
pengendalian internal mengungkapkan hal-hal berikut. Hendryan dan anaknya
Althaf selalu mengutamakan nilai-nilai integritas dan etika. Selama bertahun-
tahun, bisnis dilakukan dengan cara bernegosiasi dan komitmen yang dibuat
perusahaan selalu dihormati. Integritas dan etika juga dinilai pada karyawan dan
kualitas ini telah dibuktikan pada setiap karyawan yang telah bekerja di
perusahaan selama lebih dari satu tahun. Dalam tahun ini, sebagai perusahaan
yang sumber dayanya telah diarahkan ke produk baru, pendapatan perusahaan
telah meningkat. Perusahaan telah mencari karyawan yang kompeten untuk
mengisi kekosongan tim manajemen dengan membawa chief opearting officer
dan chief financial officer (CFO) yang baru.
1.32 Auditing II
Total persedian ini ialah Rp42.395,89. Hal ini memiliki porsi yang tidak
signifikan dengan total persediaan.
3) Barang-barang yang sudah dibeli dalam gudang dipisahkan dari area
produksi dengan pagar kawat. Pada saat mengunjungi pabrik, Anda akan
melihat bahwa gerbang pagar selalu terbuka setiap hari dan semua
karyawan dapat masuk ke gudang melalui pintu tersebut. Pencatatan
persediaan dengan metode perpetual pada gudang secara formal telah dicek
oleh seorang karyawan yang membuat perhitungan persediaan dengan
metode periodik. Karyawan ini telah pensiun dan berada di tempat yang
tidak seharusnya dan hasil perhitungannya telah dihentikan. Anda
memperluas pengujianmu mengingat situasi ini dan merasa puas bahwa
catatan perpetual cukup mencerminkan kuantitas yang ada.
4) Board of director hanya mengadopsi kebijakan yang mengizinkan
perusahaan untuk menginvestasikan kelebihan dana dalam sekuritas jangka
pendek. CFO memiliki hak tunggal untuk pembelian dan penjualan dari
investasi. Sekuritas yang dibeli akan dikreditkan ke dalam akun perusahaan
di local brokerage house. Sekuritas itu disimpan atas nama perusahaan.
Semua koresponden yang berhubungan dengan investasi akan dikirim
secara langsung ke CFO. Pada gilirannya, CFO akan meneruskan saran dari
brokerage ke asistennya untuk mencatatnya ke dalam akun.
5) Fisik persediaan yang lengkap untuk perabot kantor perusahaan telah
diambil alih.
Permintaan
1) Indentifikasi faktor-faktor pengendalian lingkungan yang berdampak pada
pengendalian internal perusahaan.
2) Sebutkan apa saja strengths dan weakness dalam pengendalian internal
Mt.Hood!
3) Apa saran dan rekomendasi untuk memperbaiki kelemahan yang telah
diidentifikasi?
4) Untuk akun piutang usaha dan persediaan, identifikasilah satu pernyataan
yang akan dinilai pada control risk secara maksimal atau sedikit di bawah
maksimal. Jelaskan logikanya!
1.34 Auditing II
Kegiatan Belajar 2
Gambar 1.7
Metode Pemenuhan Standar Kerja Lapangan Kedua
1.36 Auditing II
bukti tambahan harus didapatkan selama periode yang tersisa. Auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika mempertimbangkan bukti yang
perlu didapat selama periode yang tersisa:
a. signifikansi asersi yang diuji;
b. pengendalian spesifik yang dievaluasi selama periode interim;
c. derajat efektivitas desain dan implementasi pengendalian yang dievaluasi;
d. hasil uji pengendalian yang digunakan untuk membuat evaluasi;
e. panjang periode yang tersisa;
f. bukti tentang desain dan implementasi dari pengujian pengendalian
monitoring pihak klien dan uji substantif pada periode yang tersisa.
Selain itu, auditor harus mendapatkan bukti tentang karakteristik dan luas
perubahan yang material dalam pengendalian internal, termasuk kebijakan,
prosedur, dan personel yang terjadi setelah periode interim.
Sebagai contoh, anggaplah auditor melakukan uji pengendalian tentang
keberadaan, keterjadian, serta penilaian pencatatan penjualan (dan piutang);
menaksir risiko pengendalian yang rendah; dan merencanakan mengerjakan uji
substantif dengan mengirim konfirmasi beberapa bulan sebelum akhir tahun.
Sebelum mengirim konfirmasi, juga pada akhir tahun, auditor harus meng-
update kesimpulan taksiran risiko pengendalian yang rendah. Jika prosedur
pengendalian yang relevan adalah prosedur pengendalian terprogram, auditor
menyelidiki perubahan program dan perubahan dalam prosedur tindak lanjut
manual. Jika terdapat perubahan personel TI yang signifikan, auditor perlu
melakukan pengujian tambahan atas pengendalian umum komputer dan
mempertimbangkan perlunya pengujian tambahan pada aplikasi komputer. Jika
terdapat perubahan pada personel yang melakukan prosedur tindak lanjut
manual, auditor perlu melakukan pengujian tambahan atas aktivitas tindak lanjut
manual pada item-item yang muncul pada laporan pengecualian. Tujuannya
adalah menentukan apakah kesimpulan tentang uji pengendalian masih valid
sebelum melakukan uji substantif.
1.42 Auditing II
audit berjalan. Selanjutnya, rotasi uji pengendalian dari tahun ke tahun menjadi
tidak tepat jika auditor menerbitkan opini atas pengendalian internal.
Penggunaan bukti yang diperoleh dari periode audit sebelumnya
mengharuskan auditor mendapatkan bukti perubahan yang telah dilakukan sejak
uji pengendalian terakhir. Auditor menggunakan kombinasi penyelidikan,
observasi, dan inspeksi untuk memastikan pemahaman efektivitas desain
pengendalian serta untuk memverifikasi bahwa pengendalian tersebut masih
diimplementasikan. Misalnya, pada pengendalian otomatis, auditor perlu
menyelidiki dan menginspeksi catatan perubahan pengendalian terprogram. Jika
pengendalian telah berubah setelah diuji pada periode sebelumnya, bukti yang
dikumpulkan sesudahnya menjadi tidak relevan lagi.
pengujian pada program audit formal pada Tabel 1.4 diambil dari contoh uji
pengendalian yang terdaftar pada kolom ketiga Tabel 1.1. Beberapa pengujian
telah disusun ulang dan dikombinasikan untuk kepentingan efisiensi.
Tabel 1.4
Contoh Sebagian Program Audit untuk Uji Pengendalian
PT XXX
Rencana Uji Pengendalian-Transaksi Pengeluaran Kas
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 20XX
Kertas
Kerja Asersi/Uji Pengendalian Audit Tanggal
Referensi
1. Mengatur penggunaan fasilitas komputer
klien untuk menguji pengendalian aplikasi
terprogram menggunakan pengujian data.
Keterjadian
2. Meng-input-kan pengujian data untuk
memastikan bahwa program secara tepat
mengidentifikasi pengecualian untuk hal
berikut:
a. transaksi yang informasi voucher tidak
sama dengan informasi pendukung yang
(catatan: juga menguji pengendalian
penilaian);
b. transaksi yang di-input-kan dua kali.
3. Menginspeksi laporan pengecualian yang
dihasilkan komputer dalam siklus bisnis
normal dan mengevaluasi efektivitas prosedur
tindak lanjut manual.
4. Mengobservasi bahwa hanya personel yang
berwenang yang menangani cek setelah
komputer menandatangani cek.
5. Mengobservasi pemisahan tugas persetujuan
voucher pembayaran dan penanganan cek
yang sudah ditandatangani.
6. Menginspeksi dokumen untuk memastikan
bahwa voucher pembayaran dan dokumen
pendukung dicap “lunas" ketika cek
diterbitkan.
1.46 Auditing II
Kelengkapan
7. Meng-input-kan pengujian data untuk
memastikan bahwa program secara tepat
mengidentifikasi pengecualian untuk hal
berikut:
a. menghentikan penomoran cek,
b. ketidakcocokan antara jumlah cek yang
diterbitkan dengan total posting untuk
pengeluaran kas (catatan: juga menguji
pengendalian penilaian).
8. Mengobservasi penanganan dan
penyimpanan cek yang tidak digunakan.
9. Menyelidiki setiap pengeluaran kas yang
dibuat dengan metode selain cek.
10. Menginspeksi rekonsiliasi bank independen
dan mengevaluasi efektivitas
pengendaliannya (catatan: juga menguji
pengendalian keberadaan, keterjadian, dan
penilaian).
D. PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Oleh karena itu, jika sebuah penjualan diakui, padahal seharusnya tidak, hal
tersebut mengakibatkan masalah keberadaan piutang usaha. Demikian juga,
masalah kelengkapan penerimaan kas atau retur penjualan juga mengakibatkan
lebih saji piutang usaha (masalah keberadaan). Kegagalan pencatatan
1.48 Auditing II
Tabel 1.5
Ringkasan Hubungan Antara Pernyataan Saldo Akun dan Pernyataan
Kelas Transaksi
Gambar 1.8
Ringkasan Hubungan antara Asersi Saldo Rekening dan Asersi Kelas Transaksi
Tabel 1.6
Penaksiran Risiko Pengendalian atas Asersi Kelas Transaksi
TAKSIRAN RISIKO
ASERSI
PENGENDALIAN
Keberadaan dan keterjadian penjualan Rendah
Kelengkapan penerimaan kas Rendah
Kelengkapan retur penjualan dan cadangan kerugian Moderat
piutang
KELENGKAPAN
Pengendalian internal klien yang relevan dengan kelengkapan terutama berkaitan dengan
pembuatan daftar bagian (item) yang tidak lengkap oleh komputer tentang order penjualan,
perintah pengiriman (bill of lading), dokumen pengemasan (packing slip), dan faktur penjualan.
Berdasarkan diskusi dengan personel piutang usaha pada 5/11/X5 dan personel pengiriman
barang terpilih, yaitu di Texas dan California masing-masing pada 4/18/X5 dan 5/8/X5,
biasanya diperlukan waktu hingga dua minggu antara order penjualan dan pengiriman. Jarang
terjadi bill of lading atau packing slip yang tidak sama dari lading atau pengepakan slip untuk
tetap berada di laporan dokumen yang tidak lengkap selama lebih dari dua hari. Hal ini
dibenarkan oleh peneriksaan laporan dokumen yang tidak lengkap untuk hari-hari terpilih (lihat
W/P XX-4-2 [tidak ditampilkan di sini]) ketika periode terpanjang bill of lading atau packing slip
beredar adalah dua hari. Transaksi terpilih pada laporan ini ditelusuri dari dokumen pendukung
tanpa pengecualian.
Berdasarkan pemeriksaan masalah pembuktian tersebut, digabungkan dengan hasil
diskusi, personel piutang usaha dan pengiriman, serta hasil observasi yang mendukung risiko
pengendalian ditaksir pada level moderat.
Sumber: diadaptasi dari AICPA Audit Guide: Consideration of Internal Control in the Financial
Statement Audit (1990: 145).
Kelemahan material adalah kekurangan signifikan atau kombinasi kekurangan signifikan yang
dengan kemungkinan yang lebih besar dari sangat kecil mengakibatkan salah saji yang
material dari laporan keuangan tahunan atau interim akan tercegah atau terdeteksi.
Oleh karena itu, auditor harus membuat penilaian yang profesional tentang
kekurangan pengendalian internal dan apakah kekurangan tersebut meningkat
menjadi level
a. kekurangan signifikan atau
b. kelemahan material.
Tabel 1.7
Contoh Kriteria untuk Mengevaluasi Kekurangan Pengendalian Internal
LAT IH A N
6) Uji pengendalian umum komputer dan teknik audit memerlukan staf dengan
keahlian komputer. Uji pengendalian transaksi rutin dapat ditugaskan
kepada staf akuntan level jurnal.
7) Pengujian dua tujuan adalah pengujian yang secara simultan melakukan uji
pengendalian internal sekaligus menyediakan bukti substantif.
8) a) Penaksiran risiko pengendalian untuk tiap asersi saldo rekening adalah
sama pada asersi kelas transaksi yang sama. Misalnya, keterjadian
penjualan berkaitan langsung dengan asersi keterjadian.
b) Keterjadian dan keberadaan rekening neraca berkaitan dengan asersi
keberadaan dan keterjadian pada transaksi yang menambah saldo
rekening serta berkaitan dengan asersi kelengkapan pada transaksi
yang mengurangi saldo rekening tersebut. Demikian juga, kelengkapan
saldo neraca berkaitan dengan asersi kelengkapan pada transaksi yang
menambah saldo rekening serta berkaitan dengan asersi keberadaan
dan keterjadian pada transaksi yang mengurangi saldo.
9) Ketika penaksiran risiko pengendalian untuk asersi kelas transaksi yang
relevan berbeda, auditor menilai materialitas tiap penaksiran ketika
menggabungkan penaksiran. Alternatif lain, beberapa kantor audit memilih
menggunakan penaksiran yang paling konservatif (paling tinggi). Oleh
karena itu, penaksiran risiko pengendalian untuk keberadaan piutang usaha
haruslah “moderat” jika retur penjualan dan cadangan kerugian piutang
tidak material.
10) a) Jika risiko pengendalian ditaksir pada level maksimum, auditor hanya
perlu mendokumentasikan kesimpulan. Jika risiko pengendalian
ditaksir di bawah level maksimum, auditor harus mendokumentasikan
dasar penaksiran.
b) Pada praktiknya, sebuah pendekatan yang umum digunakan adalah
memoranda naratif yang disusun pada asersi laporan keuangan.
11) a) Auditor harus mengomunikasikan semua kekurangan pengendalian
internal yang signifikan kepada manajemen dan direksi. Di samping
itu, auditor harus mengidentifikasi dan melaporkan setiap kekurangan
pengendalian internal yang signifikan sehingga dianggap sebagai
kelemahan yang material.
b) Kekurangan yang signifikan adalah kekurangan pengendalian atau
kombinasi kekurangan pengendalian yang secara mengganggu
kemampuan perusahaan untuk memulai, mengesahkan, mencatat,
memproses, atau melaporkan data keuangan eksternal secara reliabel
1.58 Auditing II
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
4) Saat risiko pengendalian dinilai pada level maksimum untuk semua asersi
laporan keuangan, seorang auditor seharusnya mendokumentasi ....
A. kesimpulan auditor bahwa risiko pengendalian berada pada level
maksimum – tidak; dasar untuk menyimpulkan bahwa risiko
pengendalian berada pada level maksimum – tidak
B. kesimpulan auditor bahwa risiko pengendalian berada pada level
maksimum – tidak; dasar untuk menyimpulkan bahwa risiko
pengendalian berada pada level maksimum – ya
C. kesimpulan auditor bahwa risiko pengendalian berada pada level
maksimum – ya; dasar untuk menyimpulkan bahwa risiko
pengendalian berada pada level maksimum – tidak
D. kesimpulan auditor bahwa risiko pengendalian berada pada level
maksimum – ya; dasar untuk menyimpulkan bahwa risiko
pengendalian berada pada level maksimum – ya
5) Apabila seorang auditor mengumpulkan data tes secara online, basis real
time untuk menguji pengendalian aplikasi komputer, hal ini cenderung
dilakukan sebagai bagian dari pendekatan untuk menguji pengendalian ….
A. simulasi paralel
B. tes data
C. fasilitas pengujian terintegrasi
D. file sistem pengendalian audit tinjauan
6) Apabila auditor menilai risiko pengendalian pada level rendah untuk sebuah
asersi berdasarkan pada uji-uji yang dilakukan selama 10 bulan pertama
dari satu tahun, pernyataan berikut yang akan dilakukan paling akhir untuk
memperbarui kesimpulan auditor tentang risiko pengendalian adalah ….
A. auditor akan mempertimbangkan signifikansi asersi yang terlibat
B. auditor akan mempertimbangkan hasil dari uji pengendalian yang
digunakan untuk membuat evaluasi tersebut
C. auditor akan mempertimbangkan hal-hal yang dapat membuktikan
desain atau operasi yang dapat dihasilkan dari uji substantif yang
dilakukan dalam periode sisanya
D. auditor akan mempertimbangkan perubahan pada industri dan
lingkungan operasi entitas
EKSI4310/MODUL 1 1.61
11) Untuk perusahaan privat, pernyataan berikut yang benar tentang pelaporan
kekurangan pada pengendalian internal adalah ….
A. melaporkan pada laporan auditor – tidak ada; melaporkan ke komite
audit – hanya kelemahan material
B. melaporkan pada laporan auditor – tidak ada; melaporkan ke komite
audit – baik pada kekurangan yang signifikan maupun hanya
kelemahan
C. melaporkan pada laporan auditor – hanya kelemahan material;
melaporkan ke komite audit – baik pada kekurangan yang signifikan
maupun hanya kelemahan
D. melaporkan pada laporan auditor – hanya kelemahan material;
melaporkan ke komite audit – hanya kelemahan material
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus
KAP Zaing and Rekan telah terikat pada audit laporan keuangan dari
perusahaan Mardania Inc. Untuk mendapatkan pemahaman tentang
pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi cash disbursement,
berikut ini kuesioner yang digunakan.
1) Apakah ada pemeriksaan secara periodik untuk rekonsiliasi rekening bank?
2) Apakah ada pemeriksaan untuk ringkasan harian dari cek yang dikeluarkan?
3) Apakah ada dokumen pendukung yang telah dicap “dibayarkan” atau
“dibatalkan” setelah pembayaran dilakukan?
4) Apakah cek yang tidak terpakai disimpan di tempat yang aman dan tidak
semua orang dapat mengakses tempat tersebut?
5) Apakah cek diberikan nomor-nomor dan dihitung secara keseluruhan?
6) Apakah ada persetujuan supervisor untuk klasifikasi akun ketika
memasukkan data transaksi?
7) Apakah ada alat perlindungan cek yang digunakan untuk jumlah cek
tercetak?
8) Apakah ada pemisahan tugas antara yang menjurnal dan mem-posting
akun?
9) Apakah ada pemeriksaan independen terhadap jumlah ringkasan cek harian
dengan daftar register cek?
Permintaan
1) Identifikasi potential misstatement yang dapat terjadi jika semua jawaban
kuisioner tersebut adalah “tidak ada”.
2) Untuk setiap pertanyaan kuisioner di atas, pengendalian prosedur seperti
apa yang akan lakukan? Apakah computer control atau manual control?
3) Identifikasi kemungkinan test of control untuk pengendalian prosedur jika
semua jawaban kuisioner tersebut adalah “ya” atau “ada”.
EKSI4310/MODUL 1 1.65
Glosarium
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin, J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
PE N DA H UL U AN
Modul ini membahas audit fase kedua dan ketiga. Pada fase kedua, auditor
menaksir risiko salah saji yang material. Pada fase ketiga, auditor merencanakan
prosedur audit lebih jauh. Garis besar modul digambarkan pada gambar berikut.
Gambar 2.1
Garis Besar Modul 2. Prosedur Audit terhadap Risiko Tertaksir Pengujian
Substantif
EKSI4310/MODUL 2 2.3
kegiatan belajar 1
P ada 15 Oktober 2001, Gas and Oil Technologies Inc. mengarsip laporan
registrasi pada form S-1 dengan target hingga $60 juta dari penjualan saham
biasa pada saat penawaran saham perdana atau IPO (initial public offering).
Pelaporan aset yang paling signifikan pada laporan keuangan Gas and Oil
Technologies, yaitu hak paten sebesar $21.5 juta. Aset mereka meskipun
demikian seluruhnya bersifat fiktif dan perusahaan tidak memiliki bukti harga
pokok per tanggal akuisisi ataupun bukti nilai wajar hak paten tersebut untuk
mendukung uji pengaruh.
Laporan keuangan diaudit oleh Kent D. Salinger, C.P.A. berlisensi di
negara bagian Nevada. Dalam sebuah investigasi SEC ke dalam laporan
keuangan audit, SEC menemukan bahwa Salinger gagal dalam hal berikut:
1. mendapatkan sebuah pemahaman pengendalian yang memadai untuk
menetapkan karakteristik, pemilihan waktu, dan luasan uji substantif yang
dibutuhkan untuk audit;
2. melaksanakan penaksiran risiko audit;
3. membuat program audit;
4. mendapatkan bukti cukup kuat yang menjadi sebuah dasar opini, khususnya
yang berhubungan dengan penilaian dan pencatatan hak paten pada laporan
keuangan.
Gambar 2.2
Langkah–langkah Menaksir Risiko Salah Saji Material
Tabel 2.1
Contoh Prosedur Penaksiran Risiko dan Jenis Potensi Salah
Saji yang Mungkin Terjadi
Prosedur Penalaran Risiko Contoh Faktor Risiko Jenis Potensi Salah Saji
1. Memahami entitas dan Perusahaan termasuk Kondisi industri yang
lingkungannya dalam industri yang lemah cenderung
sedang mengalami membuat sentimen pasar
kesulitan keuangan dan modal ke arah kabar
persaingan harga yang buruk. Hal tersebut
ketat. menaikkan tekanan
kepada manajemen untuk
memenuhi indikator kinerja
jangka pendek (misalnya
pertumbuhan laba atau
pendapatan). Hal tersebut
dapat mempunyai dampak
yang luas pada banyak
asersi laporan keuangan.
2. Memahami entitas dan Perusahaan baru saja Perubahan produk bisnis
lingkungannya mengubah karakteristik dan penggabungan produk
produknya dan dapat menimbulkan
menggabungkan software masalah baru terkait
dengan jasa lain untuk dengan pengakuan
menyesuaikan dan pendapatan (eksistensi
mengimplementasikan dan kejadian). Sangat
software dan pengendalian mungkin terjadi kas sudah
terkait. diterima sebelum
pengakuan pendapatan
dan perusahaan mencatat
pendapatan yang belum
diperoleh (kelengkapan).
3. Prosedur analitis Prosedur analitis pada Terdapat kemungkinan saji
perusahaan manufaktur lebih sediaan. Auditor
menunjukkan peningkatan harus waspada terhadap
yang signifikan pada profit masalah eksistensi dan
margin dan turnover kejadian atau penilaian
sediaan. dan alokasi sediaan.
4. Prosedur analitis Prosedur analitis pada Terdapat kemungkinan
perusahaan ritel perusahaan ritel
menunjukkan penurunan mengalami penyusutan
yang signifikan pada profit sediaan. Hal tersebut
margin dan turnover dapat menaikkan risiko
sediaan. kecurangan (misalnya aset
diambil dari sediaan tanpa
mencatat penjualan).
2.6 Auditing II
Prosedur Penalaran Risiko Contoh Faktor Risiko Jenis Potensi Salah Saji
5. Mempertimbangkan Manajemen senior Manajemen dapat
risiko kecurangan memberikan pesan penting mempunyai insentif untuk
dan menawarkan kenaikan melakukan pelaporan
bonus kepada manajemen keuangan yang curang.
level menengah yang Manajer mempunyai
dapat memenuhi target kesempatan untuk
keuangan. memanfaatkan diskresi
dengan berbagai cara dan
merasionalisasi laporan
keuangan yang curang
untuk mendapatkan bonus
karena memenuhi target.
Lebih jauh, lingkungan
pengendalian bisa lemah
yang berefek luas pada
banyak asersi.
6. Mempertimbangkan Karyawan di perusahaan Terdapat peningkatan
risiko kecurangan kecil dan menengah tidak risiko kecurangan.
memperoleh promosi dan Karyawan yang
kenaikan gaji yang mempunyai motif (tidak
diharapkan. memperoleh promosi dan
kenaikan gaji) serta
kesempatan melakukan
kecurangan karena
berwenang mengeluarkan
kas. Auditor harus
mewaspadai masalah
eksistensi dan kejadian
pengeluaran kas.
7. Mempertimbangkan Perusahaan konstruksi Kenaikan pendapatan,
risiko inheren menggunakan metode biaya, aset, dan utang
persentase penyelesaian yang signifikan terjadi
untuk mengakui karena pemakaian metode
pendapatan dan biaya persentase penyelesaian
proyek. yang amat bergantung
pada estimasi akuntansi.
Auditor harus mewaspadai
masalah asersi penilaian
dan alokasi.
8. Mempertimbangkan Perusahaan mengalami Masalah keberlangsungan
risiko inheren masalah modal kerja dan usaha mempunyai dampak
keberlangsungan usaha. yang luas pada laporan
keuangan.
9. Memahami sitem Klien mempunyai Risiko salah saji pada
pengendalian internal lingkungan pengendalian asersi eksistensi dapat
EKSI4310/MODUL 2 2.7
Prosedur Penalaran Risiko Contoh Faktor Risiko Jenis Potensi Salah Saji
entitas dan pengendalian sediaan diminimalisasi oleh
yang baik. pengendalian internal yang
kuat.
10. Memahami sistem Klien mempunyai Risiko perubahan sistem
pengendalian internal pengendalian umum yang tidak disetujui pada
entitas komputer yang lemah, program komputer atau
termasuk pengendalian pengujian program yang
persetujuan perubahan kurang memadai
sistem. meningkatkan risiko
pengendalian aplikasi
terprogram tidak berfungsi
sebagaimana dirancang.
AR
DR AP TD
IR CR
Model tersebut menunjukkan bahwa untuk level risiko audit (AR) tertentu,
risiko deteksi (DR) adalah berbanding terbalik dengan taksiran level risiko
bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR) yang AR ditetapkan oleh auditor, IR
dan CR dihitung dengan prosedur penaksiran risiko. Rencana risiko deteksi
menjadi dasar rencana level uji substantif. Lebih lanjut, risiko deteksi dapat
dipecah menjadi prosedur analisis risiko dan pengujian risiko perinci. Akhirnya,
auditor harus merencanakan dan melakukan kombinasi prosedur analisis dan
pengujian perinci untuk membatasi risiko deteksi sampai level yang tepat. Tabel
berikut menyajikan hubungan antara strategi audit awal, rencana risiko deteksi,
dan rencana level uji substantif. Sebelum memutuskan uji substantif, auditor
2.10 Auditing II
harus menentukan apakah rencana level uji substantif dan rencana risiko deteksi
terkait perlu direvisi.
Mahasiswa harus mengingat bahwa audit adalah proses dinamis. Auditor
harus membandingkan level kepastian aktual atau akhir yang didapatkan dari
prosedur penaksiran risiko dengan rencana level penaksiran risiko bawaan dan
risiko pengendalian. Jika penaksiran level risiko akhir sama dengan rencana
penaksiran level risiko, auditor dapat diteruskan dengan rancangan uji substantif
spesifik berdasarkan strategi audit awal. Sebaliknya, level uji substantif harus
direvisi sebelum merancang uji substantif spesifik untuk mengakomodasi level
risiko deteksi yang dapat diterima yang telah direvisi. Sebagai contoh,
asumsikan strategi audit awal didasarkan pada pendekatan taksiran level risiko
rendah dan meliputi rencana taksiran level risiko pengendalian level rendah
serta auditor merencanakan level uji substantif yang kurang ekstensif pada
tanggal interim. Jika taksiran akhir risiko pengendalian berlevel moderat atau
tinggi, auditor perlu memindahkan level uji substantif dari interim ke akhir
tahun dan memperluas pengujian detail untuk mengakomodasi level risiko
deteksi yang dapat diterima yang lebih rendah.
Tabel 2.2
Strategi Audit Awal, Rencana Risiko Deteksi,
dan Rencana Penekanan Uji Audit
Tabel 2.3
Perbandingan Uji Pengendalian dan Uji Substantif
Pemilihan waktu Terutama pekerjaan interima Per tanggal neraca atau satu
atau dua bulan sebelum akhir
tahunb
Komponen risiko Risiko pengendalian Risiko deteksi
audit
Standar kerja Kedua Ketiga
lapangan utama
Diharuskan oleh Jika risiko audit tidak dapat Ya
standar audit dikurangi sampai cukup rendah
oleh uji substantif sendiri
a Uji pengendalian simultan dilakukan pada rencana audit dengan prosedur penaksiran risiko untuk
memahami sistem pengendalian internal. Uji pengendalian tambahan dilakukan selama kerja lapangan
interim.
b Uji detail transaksi dapat juga dilakukan dengan uji pengendalian sebagai uji dua tujuan selama kerja
lapangan.
(contohnya Idea dan ACL), AICPA, dan kantor akuntan publik yang
menggunakan paket perangkat lunak internal yang dikembangkan sendiri.
Perangkat lunak audit umum memudahkan auditor mengolah data berkuantitas
besar secara efektif. Perangkat lunak audit juga memungkinkan auditor untuk
tidak terlalu tergantung pada personel TI klien. Auditor dapat memilahkan file-
file besar, seperti file pembelian, dan memilih transaksi yang diinginkan untuk
pemeriksaan lebih jauh. Hanya ketersediaan file data klien dan kecerdikan
auditor yang membatasi penggunaan perangkat lunak audit umum untuk audit.
Perangkat lunak tersebut dirancang untuk melakukan prosedur audit yang
biasanya dilakukan secara manual.
produksi sediaan, auditor dapat mengambil sampel kos yang berubah lebih dari
10% dari audit sebelumnya. Harga yang berubah secara signifikan memiliki
risiko kesalahan yang lebih tinggi daripada harga yang stabil.
dalam pencatatan atau pelaporan transaksi dan saldo. Auditor harus membuat
keputusan tentang karakteristik, pemilihan waktu, luasan, dan pemilihan staf uji
substantif agar mempunyai dasar yang rasional untuk opini pada laporan
keuangan klien.
1 Prosedur Awal
Gambar 2.3
Karakteristik Uji Substantif
Tabel 2.4
Contoh Prosedur Analitis pada Aktivitas Bisnis
Jika hasil prosedur analitis substantif sesuai dengan harapan dan risiko
deteksi yang dapat diterima berlevel tinggi, mungkin hal itu tidak membutuhkan
uji detail. Jadi, pertimbangan harus diberikan pada luasan prosedur yang
membantu pencapaian level risiko deteksi yang dapat diterima sebelum memilih
uji detail. Jika mengevaluasi risiko deteksi secara keseluruhan, hal itu
mendapatkan penaksiran akhir untuk risiko prosedur analitis sebelum
melakukan uji detail. Ini sering kali menjadi efisiensi kos.
kejadian dan penilaian. Fokus auditor pada pelaksanaan uji substantif tersebut
adalah penemuan kesalahan moneter.
Pada uji tersebut, auditor menggunakan bukti tentang beberapa (sampel)
atau keseluruhan transaksi pada sebuah rekening untuk menyimpulkan saldo
rekening tersebut. Uji tersebut biasanya menggunakan dokumen yang tersedia
pada file klien. Efektivitas uji tergantung pada prosedur dan dokumen tertentu
yang digunakan. Misalnya, dokumen eksternal (tagihan pemasok) dan dokumen
internal yang beredar eksternal (cek yang dibatalkan) lebih andal ketimbang
dokumen internal yang belum beredar eksternal (permintaan pembelian).
Uji detail transaksi bisa sangat efektif jika ditargetkan pada kesalahan
potensial. Contohnya, teknik audit berbantuan komputer memungkinkan auditor
untuk mengidentifikasi dan memilih transaksi penggajian yang karyawan
bekerja dengan jumlah jam yang tidak wajar atau memilih transaksi pembelian
yang melebihi jumlah tertentu. Auditor dapat menggunakan pengawasan
berkelanjutan untuk menandai transaksi tersebut atau menggunakan perangkat
lunak audit umum untuk mengurutkan transaksi dan mengidentifikasi transaksi
untuk pengujian. Penggunaan perangkat lunak audit umum secara saksama
dapat memperbaiki uji substantif detail.
Seberapa efektifkah prosedur analitis dalam mendeteksi salah saji? Dalam penelitian terhadap
281 salah saji yang memerlukan penyesuaian laporan keuangan pada 152 audit, peneliti
menemukan hal-hal berikut: ekspektasi kesalahan dari auditor yang didasarkan pada audit
sebelumnya dan pada diskusi dengan personel klien memunculkan deteksi 19 persen dari
semua kesalahan; 24 persen dari kesalahan terbesar dan 27 persen dari kesalahan yang amat
besar. Setelah penerapan prosedur analitis, dideteksi 45,6 persen dari semua kesalahan, 54,9
persen dari kesalahan terbesar, dan 69 persen dari kesalahan yang amat besar. Penulis
menyimpulkan bahwa pemanfaatan prosedur analitis “dapat meningkatkan efektivitas auditor
dalam mendeteksi kesalahan dan menjadikan uji substantif detail dapat mendeteksi kesalahan
yang semakin kecil”.
Sumber: R. E. Hylas and R. H. Ashton, “Audit Detection of Financial Statement Errors,”
Accoutning Review (October 1982: 751—756).
2.20 Auditing II
Dengan uji pengendalian sebagai uji dua tujuan, auditor secara serentak
dapat mengevaluasi pengendalian klien atas cadangan kerugian piutang
sekaligus serta dapat menarik kesimpulan tentang kewajaran cadangan kerugian
piutang tersebut.
Auditor dapat memperoleh bukti dalam jumlah yang material tentang asersi
kelas transaksi dengan menggunakan prosedur analitis dan dengan mempelajari
transaksi tersebut ketika mengaudit saldo rekening (misalnya lebih saji sediaan
merepresentasikan kurang saji harga pokok penjualan). Jika bukti yang
diperoleh dari prosedur analitis dan dari uji detail saldo rekening neraca yang
merupakan bukti asersi kelas transaksi tidak dapat mengurangi risiko deteksi ke
level yang dapat diterima, diperlukan uji detail asersi langsung terkait rekening
laba rugi. Hal tersebut dapat terjadi jika berikut ini.
a) Risiko bawaan yang tinggi
Hal ini dapat terjadi pada asersi yang dipengaruhi transaksi nonrutin dan
penilaian serta estimasi manajemen. Juga, dapat terjadi pada pengakuan
pendapatan.
b) Risiko pengendalian yang tinggi
Situasi ini terjadi jika
(1) pengendalian internal atas transaksi nonrutin dan rutin tidak efektif
atau
(2) auditor memutuskan untuk tidak menguji pengendalian internal.
c) Prosedur analitis mengungkapkan hubungan yang tidak lazim dan fluktuasi
yang tidak terduga.
d) Rekening memerlukan analisis
Analisis biasanya diperlukan untuk rekening yang
(1) memerlukan pengungkapan khusus di laporan laba rugi,
(2) mengandung informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan retur pajak
dan laporan untuk lembaga pembuat undang-undang seperti SEC, dan
(3) mempunyai judul rekening umum yang mengindikasikan kemungkinan
salah klasifikasi dan kesalahan.
Tabel 2.5
Efektivitas Uji Saldo untuk Memenuhi Level Risiko Deteksi
tidak terdeteksi. Risiko tersebut menjadi semakin besar sesuai dengan rentang
waktu antara tanggal interim saat pengujian sampai tanggal neraca.
Penambahan risiko audit potensial dapat dikendalikan jika uji substantif
selama sisa periode dapat memberikan landasan yang rasional bagi perluasan
kesimpulan audit dari tanggal interim saat pengujian hingga tanggal neraca. AU
313 Substantive Tests Prior to Balance Sheet Date (SAS No. 45; PSA No. 05
paragraf 01—11) menyebutkan kondisi yang membantu pengendalian risiko
tersebut adalah (1) pengendalian internal selama sisa periode berjalan efektif, (2)
tidak ada kondisi yang menjadi predisposisi bagi manajemen untuk melakukan
salah saji laporan keuangan selama sisa periode, (3) saldo rekening akhir tahun
yang diuji pada tanggal interim dapat diprediksi secara rasional dalam hal
besarnya, signifikansi relatifnya, dan komposisinya, serta (4) sistem akuntansi
klien menyediakan informasi tentang transaksi nonrutin dan fluktuasi yang
signifikan yang mungkin terjadi selama sisa periode. Jika kondisi tersebut tidak
dapat dipenuhi, saldo rekening harus diuji pada tanggal neraca.
Pada praktiknya, uji substantif interim atas rekening saldo tidak dilakukan
jika uji pengendalian tidak memberikan bukti yang meyakinkan bahwa
pengendalian internal berjalan efektif. Lagi pula, auditor tidak mungkin
melakukan uji substantif sebelum tanggal neraca untuk semua asersi terkait
rekening. Sebagai contoh, auditor melakukan pengamatan terhadap pengambilan
sediaan pada tanggal awal untuk memenuhi asersi keberadaan atau kejadian dan
kelengkapan. Akan tetapi, auditor mendapatkan pernyataan harga pasar setelah
tanggal neraca untuk memenuhi asersi penilaian atau alokasi.
Uji substantif sebelum tanggal neraca tidak menghilangkan kebutuhan akan
uji substantif pada tanggal neraca. Uji yang dilakukan selama sisa periode
biasanya meliputi hal berikut:
1) perbandingan saldo rekening pada dua tanggal untuk mengidentifikasi
munculnya jumlah yang tidak lazim dan menyelidikinya;
2) prosedur analitis atau uji detail substantif lain untuk memberikan landasan
yang rasional bagi perluasan kesimpulan audit hingga tanggal neraca.
Tabel 2.6
Faktor-faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel untuk Uji Substantif
Faktor (Hubungan
Sampel Besar Sampel Kecil
dengan Ukuran Sampel)
Faktor (Hubungan
Sampel Besar Sampel Kecil
dengan Ukuran Sampel)
Gambar 2.4
Hubungan antara Komponen Risiko Audit dan Karakteristik, Pemilihan
Waktu, Luasan, serta Pemilihan Staf Uji Substantif
Tabel 2.7
Contoh Rekening yang Saling Terkoneksi dalam Audit Rekening Neraca dan
Laporan Laba Rugi
LAT IH A N
1) Jelaskan tiga langkah yang terkait dengan penaksiran risiko salah saji
material!
2) Bagaimana auditor mengubah strategi audit jika risiko berlevel risiko
laporan keuangan versus level risiko asersi?
3) Buatlah contoh risiko salah saji material yang mungkin dibagiankan selama
prosedur penaksiran risiko di bawah ini.
a) Memahami entitas dan lingkungannya.
b) Melakukan prosedur analitis.
c) Memahami risiko kecurangan.
d) Memahami risiko bawaan.
e) Memahami sistem pengendalian internal entitas.
4) Untuk tiap strategi audit awal, nyatakan (1) level yang tepat untuk rencana
risiko deteksi, (2) rencana prosedur audit yang menyediakan auditor dengan
kepastian yang signifikan, serta (3) level kepastian yang lebih tinggi dan
rendah yang dibutuhkan dari pengujian substantif.
5) Kapan dan bagaimana seorang auditor menentukan level risiko deteksi
direvisi atau akhir untuk sebuah asersi?
1) a) Evaluasi jenis salah saji potensial yang mungkin terjadi, seperti risiko
yang berefek pada seluruh laporan keuangan dan memengaruhi banyak
rekening atau risiko yang memengaruhi asersi.
b) Mengevaluasi besarnya potensi salah saji. Sebagai contoh, auditor
berupaya untuk menentukan materialitas salah saji secara individu
ataupun agregat.
c) Mengevaluasi kemungkinan salah saji potensial, yaitu menentukan
seberapa sering salah saji kemungkinan terjadi.
EKSI4310/MODUL 2 2.31
5) Tingkat diterima direvisi atau akhir dari risiko deteksi ditentukan untuk
setiap pernyataan setelah (1) menilai risiko yang melekat, (2) melaksanakan
prosedur analitis dalam perencanaan audit, (3) menilai risiko penipuan
untuk pernyataan, serta (4) membuat akhir penilaian risiko pengendalian
untuk kontrol yang relevan. Sebuah matriks risiko atau model risiko audit
dapat digunakan untuk memecahkan tingkat yang dapat diterima revisi
risiko deteksi yang berkaitan dengan prosedur analitis dan uji detail
berdasarkan tingkat dinilai yang sebenarnya risiko bawaan dan risiko
pengendalian serta spesifikasi auditor risiko audit.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
8) Hal-hal berikut yang tidak mendeskripsikan dasar dari sebuah tes substantif
adalah ….
A. prosedur awal
B. tes detail estimasi akuntansi
C. tes detail pengungkapan
D. prosedur penilaian risiko
9) Jika auditor mengirimkan konfirmasi saldo piutang usaha konsumen, hal ini
dideskripsikan sebagai ....
A. prosedur awal
B. prosedur analitis
C. tes detail saldo
D. tes detail estimasi akuntansi
EKSI4310/MODUL 2 2.35
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Deskripsikan secara ringkas tentang kasus Gas and Oil Technologies Inc.!
2) Deskripsikan secara ringkas tentang jenis-jenis potensi salah saji!
3) Buatkanlah contoh prosedur penaksiran risiko dan jenis potensi salah saji
yang mungkin terjadi!
4) Bagaimanakah langkah-langkah auditor untuk mempertimbangkan besarnya
potensi salah saji pada laporan keuangan?
5) Deskripsikan secara ringkas dan sesederhana mungkin tentang
kemungkinan salah saji material!
2.36 Auditing II
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
1) Apa yang auditor harus lakukan sebelum mendesain khusus uji substantif?
2) Jika hal ini diperlukan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima untuk beberapa asersi, bagaimana hal tersebut dapat dilakukan?
3) Ketika beberapa uji substantif didesain untuk asersi yang sama, haruskah
tingkat pendeteksian risiko yang dapat diterima juga sama untuk setiap tes?
2.38 Auditing II
Kegiatan Belajar 2
Tabel 2.8 menyajikan contoh program audit dalam format uji substantif
pada sediaan.
Program audit yang ditampilkan dalam Tabel 2.8 hanya menyajikan format
program audit untuk uji substantif dan bagaimana mengembangkannya.
Tabel 2.8
Contoh Program Audit untuk Uji Substantif pada Sediaan
Kertas
Kerja Asersi/Uji Pengendalian Audit Tanggal
Referensi
Prosedur Awal (1-2)
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya serta menentukan
a. materialitas sediaan dan harga pokok
penjualan bagi entitas;
b. penggerak ekonomi kunci yang
memengaruhi harga pokok penjualan, harga
pokok produksi, dan juga masalah lebih
rendah dari harga pokok atau pasar;
c. menyelidiki syarat penjualan dan
menentukan apakah syarat tersebut setara
dengan penjualan konsinyasi.
2. Memverifikasi jumlah dan kecocokan saldo
sediaan dan catatan yang akan diuji lebih lanjut
a. Melacak saldo awal sediaan ke kertas kerja
tahun sebelumnya.
b. Meninjau kembali aktivitas dalam rekening
sediaan dan menyelidiki bagian-bagian yang
tidak lazim.
c. Memverifikasi total catatan perpetual dan
skedul sediaan lain serta kecocokannya
dengan saldo akhir buku besar.
3. Melakukan prosedur analitis
a. Meninjau pengalaman dan kecenderungan
dalam industri.
b. Memeriksa analisis tingkat pengembalian
sediaan.
c. Meninjau hubungan saldo sediaan dengan
aktivitas pembelian, produksi, dan penjualan
terkini.
4. Membandingkan pertumbuhan saldo sediaan
dengan pertumbuhan volume penjualan
a. Uji detail transaksi sediaan.
EKSI4310/MODUL 2 2.41
Kertas
Kerja Asersi/Uji Pengendalian Audit Tanggal
Referensi
b. Menjamin penambahan dalam catatan
sediaan ke tagihan pemasok (bahan baku),
catatan harga pokok produksi (barang dalam
proses), dan laporan produksi selesai
(barang jadi).
c. Melacak data dari catatan pembelian,
produksi, dan produksi selesai ke kartu
sediaan.
d. Uji batasan pembelian (penerimaan),
pemindahan barang ke bagian produksi, dan
penjualan (pengiriman).
Uji Detail Saldo (5-9)
5. Mengamati penghitungan fisik sediaan
a. Membuat uji hitung dari sediaan fisik hingga
sediaan tercatat dan sebaliknya.
b. Mencari indikasi barang dengan pergerakan
lambat, rusak, atau kedaluwarsa.
c. Mengamati semua tanda sediaan dan lembar
kerja penghitungan yang digunakan dalam
penghitungan fisik.
d. Membuat penyelidikan tentang dan
mengamati sediaan konsinyasi.
6. Mengonfirmasi sediaan yang disimpan di luar
perusahaan
7. Menguji akurasi pencatatan pada kartu sediaan
a. Melacak uji penghitungan ke kartu.
b. Menghitung kembali jumlah kali harga per
unit.
c. Menjamin bagian-bagian di daftar sediaan ke
tanda sediaan dan lembar kerja
penghitungan.
d. Melacak bagian-bagian di tanda sediaan dan
lembar kerja penghitungan ke daftar sediaan.
e. Merekonsiliasi penghitungan fisik ke catatan
perpetual dan saldo buku besar.
8. Menguji penghitungan harga sediaan
a. Memeriksa tagihan pemasok yang sudah
dibayar untuk pembelian sediaan.
b. Memeriksa ketepatan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead, standar harga
pokok, serta keragaman terkait barang yang
diproduksi.
2.42 Auditing II
Kertas
Kerja Asersi/Uji Pengendalian Audit Tanggal
Referensi
c. Memperoleh harga jual setelah akhir tahun
dan mengevaluasi nilai sediaan bersih yang
terealisasi.
d. Meninjau kartu sediaan perpetual, catatan
produksi, dan catatan pembelian untuk
indikasi aktivitas terkini.
e. Membandingkan sediaan dengan katalog
penjualan dan laporan penjualan terkini.
9. Menguji sediaan konsinyasi
a. Memeriksa perjanjian dan kontrak konsinyasi.
b. Mengonfirmasi perjanjian penunjukan dan
perjanjian sediaan.
10. Menguji detail estimasi akuntansi
a. Menyelidiki nilai sediaan bersih yang
terealisasi dengan sediaan yang bergerak
lambat, berlebih, atau kedaluwarsa dan
menentukan perlu tidaknya penghapusan.
b. Mengevaluasi keberadaan sediaan yang
bergerak lambat menggunakan perangkat
lunak audit.
c. Menentukan memperhatikan harga jual
setelah periode berjalan dan biaya langsung
penjualan selama periode berikutnya.
11. Menguji detail pengungkapan
a. Membandingkan pengungkapan terkait
dengan eksistensi serta hak dan kewajiban
sediaan dengan hasil uji yang telah
dilakukan di atas.
b. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan
pengungkapan sediaan dalam draf laporan
keuangan dan menentukan kesesuaiannya
dengan prinsip akuntansi dengan merujuk
ceklis pengungkapan.
c. Membaca pengungkapan dan mengevaluasi
secara terpisah klasifikasi dan kemudahan
pemahamannya.
d. Menjamin akurasi pengungkapan sediaan
pada uji yang telah dilakukan di atas.
EKSI4310/MODUL 2 2.43
Tabel 2.9
Tujuan Audit Sediaan dan Contoh Uji Substantif
[11a].
Kelengkapan Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan sediaan
dalam draf laporan keuangan serta menentukan kesesuaiannya
dengan prinsip akuntansi yang merujuk ceklis pengungkapan [11b].
Klasifikasi dan Membaca pengungkapan dan mengevaluasi secara terpisah
kemudahan klasifikasi dan kemudahan pemahamannya [11c].
pemahaman
Akurasi dan penilaian Menjamin akurasi pengungkapan sediaan pada uji yang telah
dilakukan di atas [11d].
Prosedur yang terkait Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya serta
banyak tujuan audit menentukan (a) materialitas sediaan dan harga pokok penjualan
bagi entitas dan (b) penggerak ekonomi kunci yang memengaruhi
harga pokok penjualan, harga pokok produksi, dan juga masalah
lebih rendah dari harga pokok atau pasar [1].
Melakukan prosedur analitis: (a) meninjau pengalaman dan
kecenderungan dalam industri, (b) memeriksa analisis tingkat
pengembalian sediaan, (c) meninjau hubungan saldo sediaan
dengan aktivitas pembelian, produksi, dan penjualan terkini, serta
(d) membandingkan pertumbuhan saldo sediaan dengan
pertumbuhan volume penjualan [3].
LAT IH A N
3) Jelaskan tujuan prosedur awal dan jelaskan perhatian khusus auditor pada
audit tahun pertama!
4) a) Apakah keuntungan dan kerugian penggunaan prosedur analitis
sebagai uji substantif?
b) Faktor apakah yang memengaruhi harapan efektivitas dan efisiensi
prosedur analitis sebagai uji substantif?
c) Peran prosedur analitis untuk menguji detail lebih besar pada rekening
laba rugi daripada rekening neraca. Mengapa?
5) a) Apakah prosedur audit utama yang digunakan dalam melakukan uji
detail transaksi?
b) Bagaimana biaya uji detail transaksi dibandingkan dengan biaya ketiga
jenis uji substantif yang lain? Bagaimana mereka dapat dibuat lebih
efisien dalam hal cost?
c) Jelaskan kondisi-kondisi yang biasanya mengakibatkan penerapan uji
detail secara langsung pada rekening laba rugi!
6) a) Apakah hubungan antara level risiko deteksi yang dapat diterima
dengan pemilihan waktu uji substantif?
b) Faktor-faktor apakah yang dipertimbangkan auditor dalam
memutuskan apakah melakukan uji substantif sebelum tanggal neraca?
c) Bagaimana auditor mengendalikan potensial risiko audit tambahan
pada periode tanggal pengujian hingga tanggal neraca?
7) Apakah hubungan antara level risiko deteksi yang dapat diterima dan luasan
uji substantif?
8) Jelaskan bagaimana auditor dapat memperoleh bukti tentang asersi kelas
transaksi ketika melakukan uji rekening-rekening neraca! Berikan contoh!
9) a) Apakah tujuan auditor dalam mengaudit transaksi pihak istimewa?
b) Identifikasi uji substantif yang dapat digunakan untuk mengaudit
transaksi pihak istimewa!
10) a) Apakah yang disebut program audit?
b) Identifikasi dua faktor yang perlu diselesaikan dalam kerangka kerja
pengembangan program audit!
c) Informasi penting apakah yang umumnya didokumentasi dalam
program audit?
11) a) Sebutkan enam jenis prosedur audit substantif yang biasanya
dimasukkan dalam program audit substantif!
b) Jelaskan hubungan antara program audit dan asersi audit!
EKSI4310/MODUL 2 2.47
b) Jika risiko deteksi yang dapat diterima berlevel rendah, auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif. Jika risiko deteksi yang
dapat diterima berlevel tinggi, dapat digunakan prosedur yang kurang
efektif dan murah.
3) Ada beberapa jenis prosedur awal yang dilakukan sebelum melanjutkannya
ke pengujian substantif lain. Pertama, penting bagi auditor untuk memiliki
pemahaman substansi ekonomi dari transaksi yang diaudit. Kedua, penting
untuk menelusuri saldo awal dalam buku besar terhadap saldo yang diaudit
dalam laporan keuangan tahun sebelumnya itu.
Dua prosedur awal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam audit
tahun pertama adalah (1) menentukan kewajaran saldo rekening pada awal
periode yang diaudit dan (2) memastikan prinsip akuntansi digunakan pada
periode sebelumnya sebagai landasan untuk menentukan konsistensi
penerapan prinsip akuntansi pada periode berikutnya.
4) a) Keuntungan utama dari prosedur analitis adalah mereka sangat hemat
biaya dan mereka juga cukup efektif dalam mengidentifikasi rekening
yang mungkin berisi salah saji yang tidak disengaja. Kekurangan
utama adalah prosedur analitis biasanya dianggap kurang efektif
dibandingkan dengan uji detail. Mereka juga kurang efektif untuk
mengetahui rekening yang disengaja salah saji sebagai saldo biasanya
telah salah saji untuk tampil wajar.
b) Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas dan efisiensi prosedur
analitis adalah (1) hubungan yang rasional antara data finansial dan
nonfinansial; (2) level pemahaman terhadap entitas dan lingkungannya;
serta (3) level risiko bawaan.
c) Rekening laba rugi dapat terikat langsung pada pendorong ekonomi
yang mendasarinya. Rekening neraca memiliki transaksi yang
menyebabkan meningkat dan menurun serta mungkin kurang dapat
diprediksi. Oleh karena itu, prosedur analitis dapat memberikan
jaminan lebih lanjut tentang penyajian wajar rekening laporan laba
rugi.
5) a) Pengujian detail transaksi terutama melibatkan pelacakan dan
menjamin untuk menguji kurang saji dan lebih saji masing-masing.
Prosedur lain juga dapat digunakan, seperti bertanya dan pengulangan
perhitungan.
b) Pengujian detail transaksi biasanya lebih memakan waktu dan karena
itu lebih mahal daripada prosedur analitis, tetapi lebih murah daripada
EKSI4310/MODUL 2 2.49
b) Hubungan antara program audit dan asersi audit adalah setiap program
audit substantif mencakup semua asersi laporan keuangan yang
relevan. Dengan program audit, auditor merencanakan uji audit pada
tiap asersi dalam laporan keuangan.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
10) Manakah yang termasuk contoh dari uji subtantif terkait tujuan audit
sediaan pada kelas transaksi cutoff berikut ….
A. mengamati semua tanda sediaan dan lembar kerja penghitungan yang
digunakan dalam penghitungan fisik
B. melacak saldo awal sediaan ke kertas kerja tahun sebelumnya
C. melacak data dari catatan pembelian, produksi, dan produksi selesai ke
kartu sediaan
D. uji batasan pembelian (penerimaan), pemindahan barang ke bagian
produksi, dan penjualan (pengiriman)
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus: Program Audit
Prosedur audit yang digunakan untuk melakukan uji substantif selama
pengauditan PT Alim sebagai berikut.
1) Menghitung jumlah kas.
2) Mengonfirmasi piutang.
3) Menjamin penambahan aset pabrik pada dokumen pembelian.
4) Menghitung ulang bunga akrual atas utang wesel.
EKSI4310/MODUL 2 2.57
Permintaan
1) Untuk setiap prosedur audit, identifikasi tipe uji substantifnya yang terdiri
atas berikut ini:
a) prosedur awal,
b) prosedur analitis,
c) uji detail transaksi,
d) uji detail saldo,
e) uji estimasi akuntansi,
f) uji detail pengungkapan.
2) Identifikasi tujuan audit dari setiap pengujian tersebut.
2.58 Auditing II
Glosarium
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin., J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
Penyampelan Audit
Dr. Drs. Sumiyana, M.Sc.,C.A.
Hariman Bone, S.E.,M.Sc.,Ak.
Angelia Pribadi, S.E.,M.Sc.,Ak.,C.A.
Irsyad Alim Khaidir, S.Ak.,M.Acc.
Abdul Aziiz Muhsyi, S.E.,M.Acc.
Lena Nurjanah, S.E.,M.Acc.
PE N DA H UL U AN
S
1.
ecara umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu
menentukan penyampelan audit. Secara khusus, Anda diharapkan mampu:
menjelaskan penerapan penyampelan audit pada pengujian substantif;
2. mengenali dan menetapkan komponen-komponen risiko audit yang
berhubungan dengan penyampelan audit dalam pengujian substantif;
3. menentukan pendekatan penyampelan yang paling tepat untuk berbagai
keadaan aplikasi penyampelan;
4. menjelaskan dan menerapkan langkah-langkah pokok dalam perancangan,
pelaksanaan, dan pengevaluasian rencana penyampelan pps (probability-
proportional-to-size);
5. menghitung dan menerapkan langkah-langkah pokok dari tiga teknik dalam
rencana penyampelan variabel klasik;
6. menjelaskan perbedaan antara rencana penyampelan statistik dan
nonstatistik untuk pengujian substantif.
3.2 Auditing II
Gambar 3.1
Garis Besar Modul 3 Penyampelan Audit
EKSI4310/MODUL 3 3.3
kegiatan belajar 1
Penyampelan audit adalah penerapan prosedur audit pada kurang dari 100%
item-item populasi, seperti saldo rekening atau kelas transaksi, yang bertujuan
untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi tersebut. Penyampelan audit
dapat diterapkan pada uji pengendalian dan uji substantif meskipun tidak dengan
cara yang sama. Misalnya, penyampelan audit lazim digunakan penjaminan,
konfirmasi, dan pelacakan, tetapi tidak lazim pada penyelidikan, pengamatan,
dan prosedur analitis.
1. Risiko Penyampelan
Risiko penyampelan berhubungan dengan kemungkinan pengambilan
sampel yang tidak representatif. Jadi, kesimpulan auditor tentang pengendalian
internal atau detail transaksi dan saldo yang didasarkan pada sampel
kemungkinan berbeda dari kesimpulan yang dihasilkan dari pemeriksaan
keseluruhan populasi. Ketika melakukan uji pengendalian dan uji substantif,
dapat terjadi jenis risiko penyampelan berikut.
a. Uji pengendalian
1) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah, yaitu risiko bahwa
taksiran level risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung rencana
taksiran level uji pengendalian jika pengendalian internal dianggap tidak
memadai untuk mendukung rencana level taksiran.
2) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu tinggi, yaitu risiko bahwa
taksiran level risiko pengendalian berdasarkan sampel tidak mendukung
rencana taksiran level uji pengendalian jika pengendalian internal dianggap
memadai untuk mendukung rencana level taksiran.
b. Uji substantif
1) Risiko kesalahan penerimaan (sering disebut sebagai risiko beta), yaitu
risiko sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening tidak salah saji
secara material, padahal sebenarnya salah saji yang material.
2) Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risiko alfa), yaitu risiko
sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening salah saji yang
material, padahal sebenarnya tidak salah saji yang material.
2. Risiko Nonpenyampelan
Risiko nonpenyampelan merujuk pada bagian risiko audit yang tidak
disebabkan pemeriksaan pada sebagian data. Sumber-sumber risiko
nonpenyampelan meliputi hal berikut:
a. kesalahan manusia, seperti kegagalan mengenali kesalahan dokumen,
b. penerapan prosedur audit yang tidak tepat pada tujuan audit,
c. salah interpretasi hasil sampel (dan) mendapatkan informasi dari pihak
ketiga yang salah, misalnya jawaban konfirmasi.
Gambar 3.2
Risiko Penyampelan untuk Uji Pengendalian dan Uji Substantif
Berapa
Semua Item
banyak Item
yang akan
Diperiksa?
Sampel
Gambar 3.3
Langkah-langkah Penyampelan Statistik dan Nonstatistik
EKSI4310/MODUL 3 3.9
Tabel 3.1
Perbedaan Tujuan Penyampelan Uji Pengendalian dan Uji Substantif
E. UJI PENGENDALIAN
2) Frekuensi penerapan
Frekuensi penerapan merujuk pada seberapa sering pengendalian dilakukan.
Beberapa pengendalian dilakukan pada setiap transaksi, seperti pengendalian
otorisasi. Beberapa pengendalian dilakukan tiap akhir bulan, dengan
pemeriksaan akhir bulan oleh manajemen. Beberapa pengendalian dilaksanakan
secara kuartalan, misalnya pengendalian diskresi manajemen. Semakin sering
pengendalian dilakukan, semakin besar sampel yang diperlukan. Meskipun
demikian, pengendalian manual pada tiap transaksi, jika sudah mencapai ukuran
populasi mendekati 5.000, ukuran populasi tidak lagi mempunyai dampak yang
signifikan.
Tabel 3.2
Faktor-faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
Faktor (Hubungan
Sampel Besar dengan Ukuran Sampel Kecil
Sampel)
Pengendalian manual harus Sifat pengendalian Pengendalian otomatis hanya
diuji dengan ukuran sampel memerlukan sampel kecil
besar. Pengendalian manual karena terjamin dari masalah
lebih rentan terhadap konsistensi.
masalah konsistensi
ketimbang pengendalian
otomatis.
Makin sering penerapan Frekuensi penerapan Makin jarang penerapan
pengendalian, makin banyak (berbanding langsung) pengendalian, makin sedikit
pengendalian yang harus pengendalian yang harus diuji.
diuji.
Semakin penting pengujian Pentingnya Semakin kurang penting
bagi strategi audit, makin pengendalian pengujian bagi strategi audit,
luas uji yang diperlukan. (berbanding langsung) makin sempit uji yang
diperlukan.
Semakin kecil risiko Risiko menaksir level Semakin besar risiko
penyampelan, semakin risiko pengendalian penyampelan, semakin kecil
besar ukuran sampel yang terlalu rendah ukuran sampel yang
diperlukan. (berbanding terbalik) diperlukan.
Semakin kecil tingkat Toleransi tingkat Semakin besar tingkat
penyimpangan dari prosedur penyimpangan penyimpangan dari prosedur
pengendalian, semakin (berbanding terbalik) pengendalian, semakin kecil
besar sampel yang sampel yang diperlukan.
diperlukan
Semakin besar selisih Tingkat penyimpangan Semakin kecil selisih tingkat
tingkat penyimpangan yang populasi yang penyimpangan yang dapat
dapat di toleransi dan yang diharapkan (berbanding ditoleransi dan yang
3.14 Auditing II
Faktor (Hubungan
Sampel Besar dengan Ukuran Sampel Kecil
Sampel)
diharapkan, semakin besar langsung) diharapkan, semakin kecil
ukuran sampel yang ukuran sampel yang
diperlukan. diperlukan.
Makin besar populasi, makin Populasi di bawah 5.000 Makin kecil populasi, makin
besar sampel. (berbanding langsung) kecil sampel.
Ukuran populasi tidak Populasi di atas 5.000 Ukuran populasi tidak
memengaruhi ukuran (tidak berefek) memengaruhi ukuran sampel.
sampel.
3) Pentingnya pengendalian
Pentingnya pengendalian berhubungan dengan seberapa penting
pengendalian tersebut bagi strategi audit. Misalnya, lingkungan
pengendalian dan pengendalian umum komputer memiliki dampak yang
menyeluruh terhadap pengendalian lain. Oleh karena itu, pengendalian
tersebut memerlukan pengujian yang lebih luas. Pada siklus transaksi yang
klien mengembangkan pengendalian berlapis, auditor tidak perlu menguji
keseluruhan pengendalian, melainkan menguji pengendalian yang dianggap
sebagai kunci. Jadi, semakin penting pengendalian bagi penaksiran risiko
pengendalian, semakin luas pengujian yang diperlukan.
Karena seriusnya dampak audit yang tidak efektif, auditor biasanya memilih
risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah pada level yang rendah. Level
risiko tersebut dan rencana risiko pengendalian diilustrasikan sebagai berikut.
EKSI4310/MODUL 3 3.15
Tabel 3.3
Level Rencana Risiko Pengendalian
Tabel 3.4
Rentang Tingkat Penyimpangan yang Dapat Ditoleransi
Tabel 3.5
Contoh Dampak perubahan Tingkat Penyimpangan Populasi terhadap Ukuran
Sampel
6) Ukuran populasi
Ukuran populasi mempunyai dampak yang kecil atau tidak berdampak
sama sekali terhadap ukuran sampel. Contoh berikut menyajikan dampak
ukuran populasi terhadap ukuran sampel dengan asumsi risiko menaksir
risiko pengendalian terlalu rendah sebesar 5 persen, toleransi tingkat
penyimpangan sebesar 5% dan tingkat penyimpangan populasi yang
diharapkan sebesar 1%.
Tabel 3.6
Contoh Dampak Ukuran Populasi terhadap Ukuran Sampel
L AT IH A N
1) Warren Boyd, staf akuntan yang baru, meyakini bahwa penyampelan audit
hanya dapat diterapkan pada uji pengendalian, tetapi dapat digunakan pada
semua prosedur audit terkait uji pengendalian. Apakah Warren benar?
Jelaskan!
2) a) Bedakan antara risiko penyampelan dan nonpenyampelan!
b) Jelaskan jenis risiko penyampelan yang mungkin terjadi selama audit
dan dampaknya terhadap audit!
3) a) Apakah persamaan dan perbedaan antara penyampelan statistik dan
nonstatistik?
b) Sebutkan manfaat auditor menggunakan penyampelan statistik!
4) a) Sebutkan jenis teknik penyampelan statistik yang dapat digunakan
dalam audit!
b) Jelaskan perbedaan penting antara teknik-teknik tersebut!
5) a) Jelaskan tujuan utama penyampelan untuk uji pengendalian! Berikan
contoh!
b) Jelaskan tujuan utama penyampelan untuk uji substantif! Berikan
contoh!
6) Jelaskan beberapa situasi yang konsep penyampelan audit tidak dapat
diterapkan pada uji pengendalian!
7) a) Jelaskan lima jenis prosedur pengendalian yang auditor mungkin
menggunakan sampel nonstatistik untuk menguji efektivitas prosedur
pengendalian!
b) Jelaskan mengapa dua uji transaksi sudah cukup untuk menguji
prosedur pengendalian terprogram!
c) Jika auditor ingin mendukung penaksiran risiko pengendalian yang
rendah untuk tujuan audit yang didasarkan pada uji prosedur
pengendalian terprogram, pengendalian apakah yang harus diuji untuk
mendukung penaksiran risiko pengendalian yang rendah?
8) Sebutkan langkah-langkah yang terlibat dalam pemilihan dan evaluasi
sampel statistik dan nonstatistik untuk uji pengendalian! Sebutkan penilaian
profesional yang harus dibuat dalam setiap langkah!
EKSI4310/MODUL 3 3.19
1) Salah. Penyampelan audit dapat diterapkan pada uji pengendalian dan uji
substantif meskipun tidak dengan cara yang sama. Misalnya, penyampelan
audit lazim digunakan penjaminan, konfirmasi, dan pelacakan, tetapi tidak
lazim pada penyelidikan, pengamatan, dan prosedur analitis.
2) a) Risiko penyampelan berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel
yang diambil benar mungkin tidak mewakili populasi yang diambil.
Risiko nonpenyampelan merujuk pada bagian risiko audit yang tidak
disebabkan pemeriksaan pada sebagian data.
b) Ketika melakukan uji pengendalian dan uji substantif, dapat terjadi
jenis risiko penyampelan berikut.
(1) Uji pengendalian
(a) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah, yaitu
risiko bahwa taksiran level risiko pengendalian berdasarkan
sampel mendukung rencana taksiran level uji pengendalian
jika pengendalian internal dianggap tidak memadai untuk
mendukung rencana level taksiran.
(b) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu tinggi, yaitu
risiko bahwa taksiran level risiko pengendalian berdasarkan
sampel tidak mendukung rencana taksiran level uji
pengendalian jika pengendalian internal dianggap memadai
untuk mendukung rencana level taksiran.
(2) Uji substantif
(a) Risiko kesalahan penerimaan (sering disebut sebagai risiko
beta), yaitu risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan
bahwa saldo rekening tidak salah saji secara material, padahal
sebenarnya salah saji yang material.
(b) Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risiko
alfa), yaitu risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan
3.20 Auditing II
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Apakah inti utama dari penyampelan audit?
2) Sebutkanlah penyebab timbulnya ketidakpastian dalam penyampelan!
3) Sebutkan langkah-langkah dalam penyampelan statistik dan nonstatistik!
4) Jelaskan bagaimana auditor membatasi jumlah populasi dan sampel!
5) Sebutkanlah dua jenis risiko penyampelan yang terkait uji pengendalian!
6) Berikanlah contoh nyata bagaimanakah auditor menentukan level risiko dan
rencana risiko pengendalian!
7) Sebutkan dan jelaskan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi dan
yang diharapkan beserta ukuran sampelnya!
8) Jelaskanlah dan berikan contoh dampak ukuran populasi terhadap ukuran
sampel!
9) Bagaimanakah cara auditor memilih sampel yang representatif?
10) Bagaimanakah cara auditor menerapkan prosedur audit?
11) Bagaimanakah penilaian profesional untuk mengevaluasi hasil kuantitatif
dan kualitatif?
EKSI4310/MODUL 3 3.27
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus: Sampel dan Penyampelan
Pada 31 Desember 2018, Audit CV Andreas, seorang auditor menggunakan
sampel unit moneter (monetary-unit sampling) untuk menguji penilaian sediaan
fisik. Nilai buku sediaan sebesar Rp10.000.000 dan mewakili nilai kumulatif
dari 2.000 voucher. Nilai maksimal dari salah saji yang dapat ditoleransi sebesar
Rp250.000 dan auditor memutuskan 10% risiko salah saji yang dapat diterima.
Hal ini melengkapi spesifikasi yang auditor desain untuk sampel tersebut. Tes
tersebut menemukan ada satu voucher yang nilai bukunya Rp5.000, tetapi nilai
yang diaudit menunjukkan Rp4.000. Tidak ada salah saji lain yang ditemukan
dalam uji tersebut.
3.28 Auditing II
Permintaan
1) Apa ukuran sampel dan penyampelan (sampling) internal yang digunakan
oleh auditor?
2) Dalam asumsi bahwa auditor menulis kesimpulan berdasarkan data yang
tersaji, apa pernyataan kesimpulannya?
3) Berikan kritik pada rencana penyampelan (sampling) auditor tersebut dan
jelaskan tindakan apakah yang harus berikan sebagai hasil sampel!
4) Apa keuntungan dari menggunakan sampel unit moneter sebagai alat audit
(audit tool)?
EKSI4310/MODUL 3 3.29
Kegiatan Belajar 2
salah saji, auditor dapat menyimpulkan bahwa saldo rekening secara material
benar. Penyampelan probabilitas seimbang terhadap ukuran (probability
proportionate to size/PPS) amat bermanfaat untuk tujuan tersebut.
BV RF
n
TM AM EF
Keterangan
BV (book value) = nilai buku populasi yang diuji
RF (realibility factor) = faktor reliabilitas untuk risiko kesalahan
penerimaan yang ditentukan
TM (tolerable misstatement) = toleransi salah saji
AM (anticipated misstatement) = salah saji yang diharapkan
EF (expansion factor) = faktor perluasan untuk salah saji yang
diharapkan
3) hasil-hasil uji detail dan prosedur analitis substantif lain yang relevan
dengan asersi. Jadi, risiko kesalahan penerimaan dihitung dengan model
risiko audit sebagai berikut.
AR
TD
IR CR AP
Keterangan
TD (test of detail) = uji detail
AR (audit risk) = risiko audit
IR (inherent risk) = risiko bawaan
CR (control risk) = risiko pengendalian
AP (analytical procedure) = prosedur analitis
Tabel 3.7
Faktor-faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel untuk Penyampelan PPS
Faktor (Hubungan
Sampel Besar dengan Ukuran Sampel Kecil
Sampel)
Semakin besar nilai buku Nilai buku populasi Semakin kecil nilai buku
populasi, semakin besar (berbanding langsung) populasi, semakin kecil
ukuran sampel. ukuran sampel.
Semakin kecil nilai buku Risiko kesalahan Semakin besar nilai buku
populasi, semakin besar penerimaan (berbanding populasi, semakin kecil
ukuran sampel. terbalik) ukuran sampel.
Semakin kecil tingkat toleransi Tingkat toleransi salah Semakin besar tingkat
salah saji, semakin besar saji (berbanding terbalik) toleransi salah saji, semakin
sampel yang diperlukan. kecil sampel yang
diperlukan.
Semakin dekat toleransi salah Salah saji yang Semakin besar selisih
saji dan salah saji yang diharapkan (berbanding toleransi salah saji dan
diharapkan, semakin besar langsung) salah saji yang diharapkan,
ukuran sampel. semakin kecil ukuran
sampel.
Tabel 3.8
Faktor Reliabilitas untuk Menentukan Ukuran Sampel PPS
saji yang diharapkan adalah nilai salah saji yang diharapkan oleh auditor yang
terjadi pada populasi. Auditor menggunakan pengalamannya dan pengetahuan
klien dan penilaian profesional dalam menetapkan jumlah AM. Harus diingat
bahwa angka AM yang terlalu besar menaikkan ukuran sampel, sedangkan
angka AM yang terlalu rendah mengakibatkan risiko kesalahan penolakan yang
tinggi. Pada Perusahaan Harris, auditor menetapkan AM sebesar Rp6.000
berdasarkan pengalamannya.
Faktor perluasan (EF) diperlukan hanya jika salah saji diharapkan. Angka
tersebut diperoleh dari tabel berikut yang menggunakan risiko kesalahan
penerimaan yang ditetapkan auditor. Semakin kecil risiko kesalahan
penerimaan, semakin besar EF. Seperti salah saji yang diharapkan, EF
mempunyai dampak langsung terhadap ukuran sampel. Pada Perusahaa Harris,
EF untuk salah saji yang diharapkan adalah 1.6. Efek gabungan salah saji yang
diharapkan dan EF kemudian dikurangkan pada toleransi salah saji untuk
menentukan ukuran sampel.
Tabel 3.9
Faktor Perluasan untuk Penyampelan PPS
Rp600.000 3.0
n 88
Rp30.00 Rp6.000 1.6
EKSI4310/MODUL 3 3.37
BV
SI
n
Keterangan:
BV (book value) = nilai baku populasi yang diuji
N = ukuran sampel
Tabel 3.10
Contoh Konfirmasi Piutang Usaha
UML PM ASR
Keterangan
PM = total salah saji yang diproyeksikan ke populasi
ASR = cadangan risiko penyampelan
saji nol pada risiko kesalahan penerimaan yang ditentukan dengan interval
penyampelan (SI). Biasanya, auditor menggunakan risiko kesalahan penerimaan
yang sama pada perhitungan ini dengan yang ditetapkan pada penentuan ukuran
sampel. Jadi, pada Perusahaan Harris, BP presisi dasar adalah sebesar Rp20.454
yang dihitung sebagai berikut.
BP RF0 SI
3.0 Rp6.818
Rp20.454
Keterangan:
BP (basic precision) = presisi dasar
RF (reality factor) = faktor reliabilitas untuk risiko kesalahan penerimaan
yang ditentukan
Karena PM adalah nol (tidak ada salah saji ditemukan pada sampel), UML
sama dengan ASR, yaitu Rp20.454 yang lebih kecil dari TM yang ditentukan
dalam design sampel, yakni Rp30.000. Oleh karena itu, jika tidak ada salah saji
yang ditemukan, tetapi ada salah saji yang diharapkan, auditor dapat
menyimpulkan, tanpa membuat perhitungan tambahan, bahwa nilai buku
populasi tidak disajikan lebih dengan lebih besar dari TM. Jika memilih untuk
membuat perhitungan di atas, auditor dapat menyatakan kesimpulan yang lebih
teliti bahwa nilai buku populasi tidak disajikan lebih dengan lebih besar dari
Rp20.454 pada 5% risiko kesalahan penerimaan.
Untuk tiap unit logis dengan nilai buku yang lebih kecil dari interval
penyampelan, persentase perubahan (TP) dan proyeksi salah saji dihitung
sebagai berikut:
Untuk tiap unit logis dengan nilai buku yang sama dengan atau lebih besar
dari interval penyampelan, proyeksi salah saji adalah nilai salah saji pada tiap
unit (nilai buku – nilai audit). Karena unit logis sendiri sama dengan atau lebih
besar dari interval penyampelan, persentase perubahan untuk memproyeksikan
salah saji kepada interval tidak diperlukan, melainkan nilai aktual salah saji
digunakan untuk menghitung PM pada keseluruhan populasi.
Pada Perusahaan Harris, perhitungan salah saji sebagai berikut.
Tabel 3.11
Perhitungan Proyeksi Salah Saji Perusahaan Harris
Proyeksi Salah
Nilai Persentase Interval
Nilai Audit Saji
Buku Perubahan Penyampelan
(AV) (TP × SI) atau (BV-
(BV) [(BV-AV)/BV) (SI)
AV)
Rp 950 Rp 855 10% Rp6.818 Rp 682
Rp2.500 Rp1.250 50% Rp6.818 Rp3.409
Rp7.650 Rp6.885 N/A* N/A* Rp 765
Rp5.300 Rp5.035 5% Rp6.818 Rp 341
Rp8.000 - N/A* N/A* Rp8.000
Rp13.197
*
Unit logis lebih besar daripada interval penyampelan sehingga proyeksi salah saji
sama dengan salah saji aktual (BV-AV).
ASR BP IA
EKSI4310/MODUL 3 3.41
Keterangan
BP (basic precision) = presisi dasar
IA (incremental allowance for sampling) = cadangan risiko penyampelan
inkremental.
Perhitungan BP adalah sama meskipun terdapat salah saji atau tidak pada
sampel. Jadi, pada Perusahaan Harris, komponen tersebut adalah Rp20.454
berdasarkan RF sebesar 3.0 (untuk nol kesalahan dan 5% risiko kesalahan
penerimaan) dikalikan SI sebesar Rp6.818.
Untuk menghitung cadangan risiko penyampelan inkremental (IA), auditor
harus mempertimbangkan secara terpisah unit logis dengan nilai buku yang
kurang dari interval penyampelan dan unit logis dengan nilai buku yang sama
dengan atau lebih besar dari interval penyampelan. Karena semua unit logis
yang sama dengan atau lebih besar dari interval penyampelan akan diuji 100%,
auditor dapat menyimpulkan interval penyampelan dengan kepastian, tidak ada
risiko penyampelan yang terkait. Oleh karena itu, perhitungan IA hanya
melibatkan salah saji yang terkait unit logis dengan nilai buku yang kurang dari
interval penyampelan.
Perhitungan IA melibatkan langkah-langkah berikut.
1) Menentukan perubahan inkremental yang tepat pada faktor reliabilitas.
2) Menyusun peringkat proyeksi salah saji untuk unit logis yang kurang dari
interval penyampelan dari yang tertinggi ke yang paling rendah.
3) Mengalikan proyeksi salah saji yang sudah di peringkat dengan faktor dan
jumlah yang tepat.
Tabel 3.12
Tabulasi Perubahan Inkrementasi pada Faktor Reliabilitas
Data pada dua kolom pertama (1) dan (2) didapatkan dari Tabel 3.13 berikut
untuk risiko kesalahan penerimaan yang ditentukan (5% pada contoh ini). Tiap
angka pada kolom ketiga merupakan faktor reliabilitas pada baris yang sama
dikurangi faktor reliabilitas pada baris sebelumnya. Faktor kolom keempat (4)
diperoleh dengan mengurangi faktor kolom ketiga (3) dengan satu (1).
EKSI4310/MODUL 3 3.43
Tabel 3.13
Faktor Reliabilitas untuk Mengevaluasi Sampel PPS
Tabel 3.14
Peringkat Proyeksi Salah Saji
Perubahan Inkremental
Proyeksi Salah Saji Cadangan
pada Faktor Reliabilitas
yang Di peringkat Inkremental
Dikurangi Satu
(1) (2) (3)
Rp3.409 0.75 Rp2.557
682 0.55 375
341 0.46 157
Rp3.089
BP Rp20.454
IA Rp 3.089
ASR Rp23.543
UML sama dengan jumlah PM dan ASR. Untuk Perusahaan Harris, UML
sebagai berikut.
PM Rp13.197
ASR Rp23.543
UML Rp36.740
c. Pertimbangan kualitatif
Apakah UML lebih kecil dari, sama dengan, atau lebih besar daripada TM,
pertimbangan kualitatif tertentu harus dibuat sebelum membuat kesimpulan.
Salah saji dapat disebabkan oleh hal berikut:
1) perbedaan prinsip atau aplikasi, atau
2) kesalahan, atau
3) kecurangan.
Pertimbangan harus diberikan pada hubungan salah saji dengan fase audit
yang lain. Misalnya, jika salah saji ditemukan pada uji substantif dengan nilai
atau frekuensi yang lebih besar dari yang dinyatakan sebagai level risiko
pengendalian yang digunakan sampai pada risiko kesalahan penerimaan, auditor
harus mempertimbangkan apakah penaksiran masih tepat. Jika tidak, auditor
harus merancang kembali rencana penyampelan. Jika prosedur audit mendeteksi
EKSI4310/MODUL 3 3.45
Sebagai contoh, jika UML lebih besar dari TM, auditor harus
mempertimbangkan alasan dan tindakan berikut.
1) Sampel tidak mewakili populasi. Auditor dapat mencurigai kasus tersebut
jika sampel mengandung salah saji tidak material yang mengakibatkan
UML yang melebihi TM. Auditor dapat memeriksa tambahan unit
penyampelan atau prosedur alternatif untuk menentukan apakah populasi
disajikan salah.
2) Nilai salah saji yang diharapkan yang ditentukan pada saat merancang
sampel tidak cukup besar relatif terhadap toleransi salah saji untuk secara
memadai membatasi cadangan risiko penyampelan. Populasi tidak disajikan
salah lebih besar dari TM, tetapi karena nilai salah saji pada populasi lebih
besar dari yang diharapkan, dibutuhkan informasi yang lebih teliti dari
populasi. Pada kasus ini, auditor dapat menguji unit penyampelan tambahan
dan mengevaluasi kembali atau melakukan alternatif prosedur audit untuk
menentukan apakah populasi disajikan salah dengan lebih besar dari TM.
3) Populasi mungkin disajikan salah dengan lebih besar dari TM. Auditor
dapat meminta klien untuk menyelidiki salah saji tersebut dan jika tepat, hal
itu menyesuaikan nilai buku.
Akibat dari tindakan tersebut, nilai buku klien dapat disesuaikan. Jika UML
setelah penyesuaian kurang dari TM, hasil sampel mendukung kesimpulan
bahwa populasi, setelah disesuaikan, tidak disajikan lebih dengan lebih besar
dari TM pada risiko kesalahan penerimaan yang ditentukan. Misalnya, pada
3.46 Auditing II
Kesimpulan: UML sebesar Rp36,740 melebihi TM sebesar Rp30,000. Klien kemudian setuju untuk menghapus satu rekening dengan nilai
buku Rp8,000 dan nilai audit nol. Hal ini mengurangi PM dan UM sebesar Rp8,000 menghasilkan UML Rp28,740 yang lebih kecil dari
TM. Lihat jurnal penyesuaian pada W/P AE-1. Setelah penyesuaian, hasilnya mendukung kesimpulan bahwa nilai buku agregat rekening
pelanggan dengan saldo debit, setelah disesuaikan, secara material benar.
Gambar 3.4
Kertas Kerja Rencana Penyampelan PPS
3.48 Auditing II
C. APENDIKS
Tabel 3.15
Contoh Pengendalian Manual
Tabel 3.16
Level Risiko Pengendalian Terlalu Rendah
Tabel 3.17
Level Risiko Pengendalian dengan Rentang Tingkat Penyimpangan yang
Dapat Ditoleransi
Tabel 3.18
Tabel Ukuran Sampel untuk Penyampelan Atribut Statistik
* Ukuran sampel terlalu besar sehingga tidak efektif kos bagi sebagian besar aplikasi audit.
Sebagai latihan, pada tabulasi berikut, temukan ukuran sampel pada kolom
4 dengan mencari nilai faktor-faktor yang dituliskan pada kolom 1 sampai 3.
EKSI4310/MODUL 3 3.51
Tabel 3.19
Ilustrasi Ukuran Sampel
Tabel 3.20
Ilustrasi Batas Atas Penyimpangan
Risiko Menaksir
Batas atas
Risiko Pengendalian Jumlah Penyimpangan Ukuran Sampel
Penyimpangan
Terlalu Rendah
5% 1 100 4,7%
5% 2 150 4,1%
10% 3 120 5,5%
10% 4 200 4,0%
Tabel 3.21
Tabel Evaluasi Penyampelan Atribut Statistik
Tabel Evaluasi Hasil Sampel Statistik untuk Uji Pengendalian Batas Atas Penyimpangan (Populasi > 5.000)
Tabel 3.22
Kertas Kerja Rencana Penyampelan Atribut
EKSI4310/MODUL 3 3.55
Semua teknik mensyaratkan penentuan total jumlah unit dalam populasi dan
nilai audit untuk setiap item dalam sampel tersebut. Petunjuk penyampelan audit
menunjukkan kendala-kendala berikut yang harus dipertimbangkan dalam
memilih teknik yang paling tepat dalam keadaan-keadaan.
a. Kemampuan merancang sampel stratifikasi (stratified sample): stratifikasi
secara signifikan dapat mengurangi ukuran sampel dalam metode MPU,
tetapi secara material tidak dapat memengaruhi ukuran sampel dalam teknik
diferensiasi ataupun rasio.
b. Jumlah yang berbeda antara n.
c. Nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan: jumlah nilai minimum harus
ada di antara nilai-nilai tersebut dalam sampel untuk menggunakan teknik
diferensiasi atau rasio.
d. Informasi yang tersedia: nilai buku harus tersedia untuk setiap unit
penyampelan dalam estimasi rasio atau diferensiasi. Nilai buku tidak
diperlukan dalam teknik MPU.
dari seluruh unit yang ada dalam populasi tersebut, seperti daftar rekening
pelanggan, memudahkan proses pemilihan unit-unit untuk sampel.
Untuk PT Aspal, (1) populasi didefinisikan sebagai 3.000 piutang pinjaman
kecil, (2) nilai buku yang dicatat atas piutang tersebut adalah Rp1.340.000, (3)
pinjaman individual ditetapkan sebagai unit penyampelan, dan (4) representasi
fisik ketika item sampel dipilih adalah daftar cetakan komputer seluruh piutang
pinjaman.
auditor dapat mengambil prasampel kecil yang terdiri atas 30 sampai 50 item
dan mendasarkan estimasi tersebut pada penyimpangan standar populasi tahun
berjalan dari nilai audit item-item sampel ini. Ketika hal ini selesai dikerjakan,
prasampel yang dibuat merupakan bagian dari sampel akhir.
Rumus untuk menghitung penyimpangan standar sebagai berikut.
x x
z
n
j
Sx j j 1
n 1
Keterangan
nj1 = jumlah nilai sampel, j = 1, artinya perhitungan harus mulai
dengan item yang pertama dan n maksudnya perhitungan harus
berakhir dengan item terakhir dalam sampel
xj = nilai audit sampel individual
x = rata-rata nilai audit item sampel
n = jumlah item yang diaudit
normal yang sesuai atau faktor 11R untuk digunakan dalam menghitung ukuran
sampel.
Pada risiko kesalahan penerimaan, faktor yang dipertimbangkan dalam
menetapkan risiko ini sama dengan penyampelan PPS. Risiko kesalahan
penerimaan salah saji saldo secara material biasanya ditetapkan dalam kisaran
5% sampai 30%, bergantung pada penilaian tingkat risiko pengendalian auditor
dan hasil pengujian substantif lainnya. Risiko kesalahan penerimaan memiliki
pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel, yaitu semakin rendah risiko yang
ditetapkan, semakin besar ukuran sampel. Dalam Ace Finance, auditor
menetapkan risiko kesalahan penerimaan sebesar 20%.
Pada cadangan risiko penyampelan yang direncanakan, kadang-kadang
disebut sebagai “ketepatan yang diinginkan” dan ditentukan dengan rumus
berikut.
A R TM
Keterangan
A = cadangan risiko penyampelan yang direncanakan atau diinginkan
R = rasio cadangan risiko penyampelan yang diinginkan untuk salah saji
yang dapat ditoleransi
TM = salah saji yang dapat ditoleransi
Tabel 3.23
Penyebab dan Tindakan dalam Menarik Kesimpulan
Penyebab Tindakan
1. Sampel tidak mewakili populasi. Memperbesar sampel dan mengevaluasi
kembali hasil-hasilnya.
2. Cadangan risiko penyampelan yang
dicapai lebih besar daripada cadangan
yang diinginkan karena ukuran sampel
terlalu kecil.
3. Salah saji dalam nilai buku populasi lebih Meminta klien menginvestigasi dan, jika
besar daripada salah saji yang dapat diizinkan, menyesuaikan nilai bukunya
ditoleransi. serta mengevaluasi kembali hasil-hasil
sampelnya.
b. Estimasi diferensiasi
Dalam penyampelan estimasi diferensiasi, perbedaan dihitung untuk
setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-
rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total
populasi dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan
risiko penyampelan yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam
penggunaan teknik sebagai berikut.
1) Nilai buku setiap item populasi harus diketahui.
3.62 Auditing II
2) Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai
buku item-item secara individual.
3) Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang
diperkirakan.
c. Estimasi rasio
Dalam penyampelan estimasi rasio, pertama auditor menentukan nilai audit
untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi
jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio
ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi
total. Cadangan risiko penyampelan kemudian dihitung berdasarkan variabilitas
rasio nilai audit dan nilai buku untuk item sampel secara individual.
Kondisi untuk penggunaan estimasi rasio adalah sama pada estimasi
diferensiasi. Pilihan antara estimasi rasio dan estimasi diferensiasi terutama
tergantung pada ada tidaknya korelasi antara jumlah perbedaan secara individual
dan nilai bukunya. Ketika perbedaan ini proporsional dengan nilai buku (jumlah
perbedaannya cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai buku),
estimasi rasio memerlukan ukuran sampel yang lebih kecil sehingga lebih
efisien. Program komputer yang ada memungkinkan auditor untuk meng-input
nilai buku dan nilai audit untuk prasampel dalam menentukan ukuran sampel,
baik pada estimasi diferensiasi maupun estimasi rasio. Auditor kemudian dapat
memilih teknik yang lebih efisien sesuai kondisi.
Tabel 3.24
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Ukuran Sampel
Pengaruhnya terhadap
Faktor
Ukuran Sampel
Ukuran populasi Langsung
Variasi dalam populasi Langsung
Salah saji yang dapat ditoleransi Terbalik
Salah saji yang diharapkan Langsung
Risiko kesalahan penerimaan Terbalik
Risiko kesalahan penolakan Terbalik
risiko penyampelan. Jika salah saji yang dapat ditoleransi melebihi proyeksi
salah saji dalam jumlah yang besar, auditor dapat memastikan bahwa ada risiko
penyampelan rendah yang dapat diterima dan salah saji sesungguhnya melebihi
salah saji yang dapat ditoleransi. Pada kedua contoh di atas yang berkaitan
dengan PT Aspal, salah saji yang dapat ditoleransi melebihi proyeksi salah saji
masing-masing sebesar Rp186.451 dan Rp68.500. Kebanyakan auditor
menyimpulkan bahwa hal ini merupakan alasan yang cukup untuk mengakui
adanya risiko penyampelan dan menyimpulkan bahwa saldo piutang benar
secara material. Di pihak lain, jika hanya ada perbedaan. Rp10.000 antara
proyeksi salah saji dan salah saji yang dapat ditoleransi, auditor dapat
menyimpulkan bahwa ada risiko penyampelan besar yang tidak dapat diterima,
yaitu salah saji sesungguhnya melebihi salah saji yang dapat ditoleransi.
Jumlah dan ukuran salah saji yang ditemukan dalam sampel yang
berhubungan dengan salah saji yang diharapkan juga membantu dalam menilai
risiko penyampelan. Ketika sampel yang telah dirancang secara hati-hati dan
jumlah serta ukuran salah saji yang ditemukan tidak melebihi harapan auditor,
auditor biasanya menyimpulkan bahwa terdapat risiko kecil yang dapat diterima
ketika salah saji sesungguhnya melebihi salah saji yang dapat ditoleransi.
Ketika hasil sampel nonstatistik tampaknya tidak mendukung nilai bukunya,
auditor dapat melakukan hal berikut:
1) menguji unit sampel tambahan dan mengevaluasi kembali,
2) menerapkan prosedur audit alternatif dan mengevaluasi kembali, atau
3) meminta klien untuk menginvestigasi dan, jika perlu, membuat
penyesuaian.
LAT IH A N
a)
Populasi sediaan dapat didefinisikan sebagai (1) semua sediaan
terlepas dari lokasi atau (2) semua sediaan di gudang dan kemudian
semua sediaan di lokasi ritel atau (3) masing-masing lokasi dapat
diperlakukan sebagai populasi terpisah.
b) Unit sampling dapat didefinisikan sebagai setiap nomor saham
(terlepas dari lokasi) atau setiap nomor saham di setiap lokasi atau bisa
juga didefinisikan dalam hal lokasi fisik, seperti nomor bin atau rak di
toko eceran.
4) Keuntungan penyampelan PPS sebagai berikut:
a) umumnya lebih mudah ketimbang penyampelan variabel klasik karena
audit dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasilnya
dengan jari atau dengan bantuan tabel;
b) ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada ukuran estimasi variasi nilai
audit;
c) penyampelan PPS otomatis menghasilkan sampel bertingkat karena
item-item dipilih dalam proporsi nilai nominal;
d) pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis mengidentifikasi
item-item yang melebihi batas nilai nominal teratas;
e) jika auditor tidak mengharapkan salah saji, penyampelan PPS secara
otomatis menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil ketimbang
penyampelan variabel klasik;
f) sampel PPS dapat dirancang dengan mudah dan pemilihan sampel
dapat dimulai meski populasinya belum tersedia.
Sebaliknya, penyampelan PPS mempunyai kerugian sebagai berikut.
a) Memasukkan asumsi bahwa nilai audit unit penyampelan tidak boleh
kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Jika diharapkan
ditemukan saji kurang atau nilai audit kurang dari nol, diperlukan
pertimbangan khusus pada saat rancangan.
EKSI4310/MODUL 3 3.69
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
10) Saat melaksanakan tes detail substantif selama proses audit, auditor
menentukan bahwa hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo akun
yang tercatat terjadi salah saji material. Dalam faktanya, tidak terjadi salah
saji material. Situasi ini menggambarkan risiko ....
A. penolakan yang salah
B. penerimaan yang salah
C. penilaian risiko kontrol terlalu rendah
D. penilaian risiko pengendalian terlalu tinggi
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Istilah
1) Tingkat deviasi yang dapat ditoleransi (tolerable deviation rate)
2) Risiko atas rendahnya risiko pengendalian (risk of assessing control risk too low)
3) Tingkat deviasi populasi yang diharapkan (expected population deviation rate)
4) Jumlah penyimpangan sampel (number of sample deviations)
Risk of Expected
Number of
Tolerable Deviation Assessing Population
Attribute Sample
Rate (%) Control Risk Deviation
Deviations
Too Low (%) Rate (%)
1 4 5 1.5 1
2 3 5 0.5 0
3 6 5 2.0 4
4 6 5 2.5 5
5 8 5 3.0 2
6 3 10 1.0 0
7 4 10 1.5 2
8 5 10 2.0 4
9 6 10 2.0 1
10 7 10 3.0 4
Permintaan
1) Asumsikan sebuah populasi yang besar. Tentukan ukuran sampel setia
atribut!
2) Tentukan allowance pada risiko sampel untuk setiap atribut!
3) Identifikasikan pengendalian yang mendukung auditor dalam
merencanakan pengendalian risikonya!
4) Identifikasikan pengendalian yang tidak mendukung auditor dalam
merencanakan pengendalian risikonya!
EKSI4310/MODUL 3 3.77
Glosarium
Batas atas toleransi : jumlah maksimum salah saji yang terjadi yang
masih dapat ditoleransi.
Cadangan risiko : jumlah salah saji yang diestimasikan pada
penyampelan populasi meskipun tidak ada salah saji pada
populasi.
Frekuensi penerapan : seberapa sering pengendalian itu dilakukan/
diterapkan.
Penyampelan audit : penerapan prosedur audit pada kurang dari 100%
item-item populasi, seperti saldo rekening atau
kelas transaksi, yang bertujuan mengevaluasi
beberapa karakteristik populasi tersebut.
Penyampelan : menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi
nonstatistik hasil sampel seluruhnya berdasarkan kriteria
subjektif dan pengalaman.
Penyampelan PPS : pendekatan yang menggunakan teori atribut
penyampelan untuk memunculkan kesimpulan
dalam jumlah nominal ketimbang dalam tingkat
penyimpangan.
Penyampelan : menentukan ukuran sampel dengan menggunakan
statistik hukum probabilitas.
Presisi dasar : jumlah salah saji yang diestimasikan pada
populasi meskipun tidak ada salah saji pada
populasi.
Proyeksi salah saji : nilai salah saji pada tiap unit (nilai buku—nilai
audit).
Risiko kesalahan : risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan
penerimaan (risiko bahwa saldo rekening tidak salah saji secara
beta) material padahal sebenarnya salah saji yang
material.
Risiko kesalahan : risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan
penolakan (risiko bahwa saldo rekening salah saji yang material
alfa) padahal sebenarnya tidak salah saji yang material.
Risiko menaksir : risiko bahwa taksiran level risiko pengendalian
risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung rencana taksiran
EKSI4310/MODUL 3 3.79
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin., J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
PE N DA H UL U AN
11. Penentuan elemen program audit pada uji substantif agar mencapai tujuan
audit spesifik untuk piutang usaha.
12. Prosedur konfirmasi yang digunakan untuk mengaudit piutang usaha.
13. Penggunaan pengetahuan auditor yang diperoleh selama mengaudit siklus
pendapatan untuk mendukung jasa penugasan yang lain.
Modul 4 ini membahas aspek khusus audit siklus pendapatan. Garis besar
modul disajikan dalam gambar berikut.
Aktivitas Pengendalian
Prosedur Penaksiran Aktivitas Pengendalian Aktivitas Pengendalian untuk Transaksi
Uji Substantif Piutang Jasa Penugasan yang
Risiko dalam Siklus untuk Transaksi untuk Transaksi Penyesuaian Penjualan
Usaha Lain
Pendapatan Penjualan Kredit Penerimaan Kas dan Pengendalian
Lainnya
Mengembangkan Dokumen dan Catatan Dokumen dan Catatan Dokumen dan Catatan Menentukan Risiko
Tujuan Audit Umum Umum Umum Deteksi untuk Uji
Memahami Entitas dan Fungsi dan Aktivitas Fungsi dan Aktivitas Fungsi dan Aktivitas Detail
Lingkungannya Pengendalian Pengendalian Pengendalian Merancang Uji
Risiko Inheren, Contoh Sistem Contoh Sistem Penngendalian Lain Substantif
termasuk Risiko Penjualan Kredit Pemrosesan pada Siklus
Kecurangan Penerimaan Kas Pendapatan
Prosedur Analitis Uji Pengendalian
Pertimbangan Siklus Pendapatan
Komponen
Pengendalian Internal
Gambar 4.1
Garis Besar Modul 4 Audit Siklus Pendapatan
EKSI4310/MODUL 4 4.3
kegiatan belajar 1
Tabel 4.1
Siklus Pendapatan
Tabel 4.2
Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Pendapatan
Tujuan Transaksi
Keterjadian
Transaksi penjualan yang tercatat mencerminkan barang atau jasa yang dikirimkan selama
periode (EO1).
Transaksi penerimaan kas yang tercatat mencerminkan kas yang diterima selama periode
(EO2).
Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama periode mencerminkan potongan,
return penjualan dan cadangan, serta nilai tak tertagih yang diotorisasi (EO3).
EKSI4310/MODUL 4 4.5
Kelengkapan
Semua penjualan (C1), penerimaan kas (C2), dan penyesuaian penjualan (C3) yang terjadi
selama periode dicatat.
Akurasi: semua penjualan (VA1), penerimaan kas (VA2), dan penyesuaian penjualan (VA3)
dinilai secara akurat menggunakan standar audit dan dijurnal, diringkas, dan di-posting dengan
benar.
Pisah batas: semua penjualan (EO1 atau C1), penerimaan kas (EO2 atau C2), dan
penyesuaian penjualan (EO3 atau C3) telah dicatat pada periode akuntansi yang benar.
Klasifikasi: semua penjualan (PD1), penerimaan kas (PD2), dan penyesuaian penjualan (PD3)
dicatat pada rekening yang benar.
Tujuan Saldo
Keberadaan: piutang usaha yang mencerminkan nilai terutang pelanggan dimunculkan pada
tanggal neraca (EO4).
Kelengkapan: piutang usaha meliputi seluruh klaim terhadap pelanggan pada tanggal neraca
(C4).
Hak dan kewajiban: piutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan klaim yang sah secara
hukum atas pembayaran dari pelanggan kepada perusahaan (RO1).
Penilaian dan alokasi: piutang usaha mencerminkan klaim kotor terhadap pelanggan pada
tanggal neraca dan cocok dengan jumlah yang tercatat pada buku pembantu piutang (VA4).
Cadangan kerugian piutang mewakili estimasi yang rasional atas selisih piutang kotor dan nilai
bersih yang dapat terealisasi (VA5).
Tujuan Pengungkapan
Keterjadian dan hak dan kewajiban: keterjadian dan transaksi siklus pendapatan yang
diungkapkan benar-benar telah terjadi dan terkait dengan perusahaan (PD4).
Kelengkapan: semua pengungkapan siklus pendapatan yang harus diungkapkan dalam
laporan keuangan telah diungkapkan (PD5).
Klasifikasi dan kemudahan pemahaman: informasi siklus pendapatan disajikan dan
dijelaskan dengan tepat dan informasi dalam pengungkapan dinyatakan dengan jelas (PD6).
Akurasi dan penilaian: informasi siklus pendapatan diungkapkan secara akurat dan dengan
nilai yang tepat (PD7).
Tabel 4.3
Memahami Siklus Pendapatan Entitas
Pengembangan
Perspektif Laporan Menaksir Risiko Salah Saji
Contoh Industri Khas
Keuangan Entitas yang Material
(Median Industri)
Perusahaan mesin dan
peralatan rumah tangga Penjualan dibanding total Fokus pada jangka
Penjualan tergantung aset: 2,0. penjualan dan pengakuan
pada tingkat produksi Penjualan dibanding aset pendapatan.
Perusahaan dapat tetap bersih: 10,0. Risiko penagihan moderat.
mempunyai cabang Median margin kotor: Cadangan kerugian piutang
pembiayaan untuk 28,7%. merupakan estimasi penting
penjualan peralatan Median periode dalam buku pembantu
yang mahal penagihan: 45 hari. pembiayaan
Perusahaan komputer
Menjual produk dari Penjualan dibanding total Isu pengakuan pendapatan
komputer besar dan aset: 2,3. yang signifikan terkait
server jaringan sampai Penjualan dibanding aset dengan produk yang dijual
komputer personal. tetap bersih: 25,7. secara bundle.
Jasa konsultasi Median margin kotor: Penagihan kas dapat
merupakan komponen 34,4%. mendahului pengakuan
pendapatan yang Median periode pendapatan sehingga
signifikan. penagihan: 52 hari. mengakibatkan pendapatan
Margin tergantung pada terklasifikasikan.
persaingan teknologi. Lingkungan yang kompetitif
amat memengaruhi harga
jual dan margin kotor.
Risiko penagihan tidak perlu
diberi perhatian berlebihan.
Grosir eceran
Jumlah produk sangat Penjualan dibanding total Apakah volume penjualan
besar yang menyulitkan aset: 5,0. bisa menutup biaya tetap?
diferensiasi produk. Penjualan dibanding aset Margin kotor terkait
Perusahaan tetap bersih: 13,3. campuran produk dan
meningkatkan margin Median margin kotor: pemakaian lahan.
dengan menyewakan 24,7%.
lahan untuk bank atau Median periode
kafe. penagihan: 2 hari.
EKSI4310/MODUL 4 4.7
Pengembangan
Perspektif Laporan Menaksir Risiko Salah Saji
Contoh Industri Khas
Keuangan Entitas yang Material
(Median Industri)
Persaingan yang ketat
dari usaha sejenis.
Hotel
Pentingnya Penjualan dibanding total Perubahan pengakuan
pengembangan aset: 0,6. pendapatan terkait regulasi.
reputasi. Penjualan dibanding aset Volume, harga penjualan,
Menghasilkan tetap bersih: 0,7. dan tingkat hunian.
pendapatan dari Median margin kotor: n/a Perusahaan hotel besar
hunian, jasa (makan median periode. yang mempunyai perjanjian
dan konferensi), Penagihan: 5 hari. manajemen mengalami
tagihan waralaba, dan risiko penagihan yang tinggi.
manajemen
kepemilikan hotel.
Sekolah
Iuran sekolah Penjualan dibanding total Bagaimanakah kualitas
merupakan sumber aset: 0,7. sistem informasi yang
pendapatan utama. Penjualan dibanding aset melaporkan cacah jiwa
Iuran sekolah biasanya tetap bersih: 1,2. murid?
dihitung per murid. Median margin kotor: n/a Risiko penagihan rendah.
median periode. Risiko bisnis tinggi terkait
Penagihan: 7 hari. tingginya biaya sekolah dan
penurunan pendaftaran.
1. Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas bagi perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi dan total
pendapatan merupakan hal penting pada laporan keuangan yang sering kali
digunakan sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk asersi ini.
Pendapatan juga menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari
operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir
selalu bersifat material bagi neraca.
Karena risiko salah saji dalam mengaudit piutang usaha tinggi dan biaya
audit piutang juga tinggi (seperti pengiriman konfirmasi pengiriman ke
pelanggan), mengalokasikan materialitas laporan keuangan secara proporsional
ke rekening ini merupakan langkah yang tepat. Jadi, toleransi salah saji (ataupun
materialitas saldo rekening) untuk piutang usaha lebih tinggi daripada untuk
rekening aset tertentu lainnya, seperti aset bangunan, yaitu risiko bawaan dan
biaya audit lebih rendah. Hal ini akan membantu mengurangi biaya akumulasi
bukti secara keseluruhan.
Pengetahuan tentang bisnis dan industri klien penting dalam
mempertimbangkan materialitas transaksi penyesuaian penjualan, potongan
penjualan, retur penjualan, dan cadangan yang sangat bervariasi dari satu
industri ke industri yang lain. Cadangan kerugian piutang dan penghapusan
piutang masing-masing bersifat material terhadap laporan laba rugi serta neraca
perusahaan yang menjual ke pelanggan secara kredit.
Kelas transaksi dan saldo rekening yang menyertai siklus pendapatan
biasanya mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi auditor dalam memenuhi tujuan audit
spesifik pada siklus ini, harus diberikan perhatian yang cermat dalam menaksir
risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika
menentukan strategi untuk setiap tujuan audit.
EKSI4310/MODUL 4 4.9
Dalam menaksir risiko bawaan pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor yang berdampak luas yang dapat memengaruhi asersi
dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang
hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor
ini dapat mendorong manajemen untuk melakukan salah saji asersi siklus
pendapatan dan pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan seperti
berikut.
Pendapatan adalah pendorong laba dan arus kas yang penting. Jika perusahaan
mencoba melaporkan angka yang baik ke bursa saham, perusahaan sering kali harus
melaporkan pertumbuhan penjualan. Namun, apa yang terjadi apabila perusahaan tidak
mencapai pertumbuhan yang ditargetkan? Kebanyakan perusahaan mempunyai integritas
untuk menjamin bahwa pendapatan yang dilaporkan secara material benar. Akan tetapi, yang
terjadi bukanlah selalu seperti itu. Berikut ini adalah ikhtisar singkat lima perusahaan yang
memalsukan pembukuan. Lebih saji pendapatan merupakan kunci skema meningkatkan
pendapatan dan laba. Auditor diharapkan menemukan jenis masalah laporan keuangan
seperti ini.
Direktur utama perusahaan-perusahaan yang terlibat kecurangan tersebut telah
dinyatakan bersalah atas keterlibatannya dalam kecurangan dan dipenjarakan.
Tabel 4.4
Kecurangan Perusahaan dalam Pendapatan dan pelaporan Keuangan
Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan termasuk hal-hal berikut.
1. Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan
sering kali tinggi sehingga terdapat kesempatan yang lebih besar terjadinya
kesalahan.
2. Penentuan waktu dan jumlah pendapatan yang diakui sering kontroversial
karena faktor-faktor, seperti standar akuntansi yang ambigu, kebutuhan
membuat estimasi, kerumitan perhitungan, dan hak pembeli untuk meretur.
3. Pada saat piutang dimungkinkan bersama pembelian kredit, klasifikasi
transaksi sebagai penjualan atau pinjaman bisa menjadi rancu.
4. Piutang mungkin diklasifikasikan sebagai piutang lancar atau tidak lancar
akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan penagihannya pada
tahun mendatang atau penjualan bersifat kontingen.
5. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aset likuid yang rentan terhadap
kesalahan.
6. Transaksi penyesuaian penjualan digunakan untuk menyembunyikan
pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan membuat lebih saji
diskon, mencatat retur penjualan yang fiktif, atau menghapus saldo
pelanggan sebagai tak tertagih.
EKSI4310/MODUL 4 4.11
Karena bervariasi dan besarnya potensi salah saji yang dapat terjadi karena
tidak adanya pengendalian yang efektif, auditor harus selalu memberikan
pertimbangan yang cermat atas risiko bawaan dalam siklus pendapatan. Risiko
bawaan terkait pengakuan pendapatan yang signifikan meliputi asersi
keberadaan dan keterjadian. Sering kali manajemen menerapkan pengendalian
internal yang ekstensif karena penaksiran risiko mereka sendiri.
D. PROSEDUR ANALITIS
Tabel 4.5
Prosedur Analitis yang Lazim Digunakan pada Audit Siklus Pendapatan
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri atas beberapa faktor yang dapat
mengurangi risiko bawaan berkaitan dengan siklus pendapatan. Di samping itu,
faktor ini juga meningkatkan atau mengurangi efektivitas komponen
pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan risiko salah saji pada asersi
siklus pendapatan.
EKSI4310/MODUL 4 4.15
2. Penaksiran Risiko
Manajemen harus menaksir risiko bisnis, risiko bawaan, dan risiko
kecurangan serta mengaplikasikan pengendalian untuk mengurangi dampak
risiko tersebut. Aspek penting dalam perencanaan audit meliputi pemahaman
prosedur penaksiran risiko, identifikasi risiko, dan aplikasi pengendalian.
Auditor terutama harus mengevaluasi pengendalian baru terkait jalur produksi
baru dan sumber pendapatan baru, tanggapan manajemen atas perubahan standar
akuntansi baru untuk transaksi pendapatan, serta dampak pertumbuhan aktivitas
siklus pendapatan yang pesat terhadap akuntansi dan pelaporan dan terkait
perubahan personel.
4. Pemantauan
Komponen ini harus memberikan manajemen umpan balik tentang apakah
pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus memperoleh
pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen mengawali
tindakan korektif didasarkan atas informasi yang diterima dari aktivitas
pemantauan. Kemungkinan informasi ini diterima dari
a. pelanggan terkait kesalahan penagihan,
b. lembaga pengatur terkait ketidaksesuaian kebijakan pengakuan pendapatan
atau masalah terkait pengendalian internal, dan
c. auditor eksternal terkait kondisi atau kelemahan material yang dapat
dilaporkan tentang pengendalian internal yang dibagianukan diaudit
sebelumnya.
yang material, dan merancang uji substantif. Strategi audit tergantung pada sifat
bisnis dan industri. Jika pendapatan klien terpusat pada sumber yang sedikit,
misalnya sekolah negeri yang pendapatannya bersumber dari negara, auditor
biasanya mengandalkan uji substantif detail.
Setiap fungsi utama ini harus diberikan kepada individu atau departemen
yang berbeda sehingga terdapat pemisahan tugas yang memadai. Fungsi-fungsi,
aktivitas pengendalian yang berlaku, asersi yang relevan, dan tujuan audit
spesifik akan dijelaskan dalam bagian berikut. Tabel berikut menunjukkan
contoh prosedur pengendalian terprogram yang berhubungan dengan masing-
masing fungsi tersebut.
EKSI4310/MODUL 4 4.21
Tabel 4.6
Pertimbangan Risiko Pengendalian—Transaksi Penjualan Kredit
Pengendalian
Salah saji komputera VA1
Fungsi C1 EO1 PD1
potensial (pengendalian manual VA5
dicetak miring)
Inisiasi Penjualan Hanya depertemen kredit P
penjualan dilakukan yang dapat menambah
kredit kepada pelanggan baru ke file
pelanggan master pelanggan.
yang tidak
diotorisasi
Komputer mencocokkan P
pelanggan pada order
penjualan dengan file
master pelanggan.
Penjualan Komputer mencocokkan P
dilakukan nilai order penjualan
tanpa dengan otorisasi kredit
persetujuan pada file master
kredit pelanggan.
Pengiriman Barang-barang Komputer mencocokkan P
barang dan dikeluarkan seluruh barang yang
jasa dari gudang ditarik dari sediaan
untuk pesanan (sediaan perpetual)
yang tidak dengan order penjualan
diotorisasi yang disetujui.
Barang yang Pengecekan independen D
dikirimkan oleh petugas pengiriman
tidak sesuai tentang kesesuaian
dengan barang barang yang diterima
yang dipesan dari gudang dengan
order penjualan yang
disetujui.
Melakukan Komputer mencocokkan D
pengiriman dokumen pengiriman
barang yang bernomor urut dengan
tidak order penjualan yang
diotorisasi disetujui untuk setiap
pengiriman.
Barang yang Komputer mencetak D
dipesan tidak laporan seluruh order
dikirim penjualan yang tidak
dipenuhi.
4.22 Auditing II
Pengendalian
Salah saji komputera VA1
Fungsi C1 EO1 PD1
potensial (pengendalian manual VA5
dicetak miring)
Pencatatan Beberapa Komputer mencetak D
penjualan pengiriman laporan seluruh barang
tidak ditagih yang dikirim, tetapi
belum ditagih.
Pencatatan seluruh D
faktur penjualan
bernomor urut.
Komputer D
membandingkan dengan
total pengendali untuk
dokumen pengiriman
dengan total yang
bersesuaian pada faktur
penjualan.
Penagihan Penjualan hanya dicatat P
dilakukan atas berdasar faktur
transaksi fiktif penjualan.
atau dilakukan
duplikasi
penagihan
Komputer mencocokkan D
informasi tentang faktur
penjualan dengan
informasi pengiriman
pendukung.
Perbandingan total D D
pengendali pada
dokumen pengiriman
dengan total yang
bersesuaian pada faktur
penjualan.
Faktur Perbandingan tanggal D D
penjualan faktur dengan periode
dicatat dalam akuntansi ketika barang
periode dikirimkan.
akuntansi yang
tidak benar
Faktur Komputer mencocokkan D
penjualan harga jual dengan daftar
mencantumkan harga dan order
harga yang penjualan yang
tidak benar diotorisasi.
EKSI4310/MODUL 4 4.23
Pengendalian
Salah saji komputera VA1
Fungsi C1 EO1 PD1
potensial (pengendalian manual VA5
dicetak miring)
Faktur tidak Komputer mengecek D
dijurnal atau di- total berjalan dari saldo
posting ke awal piutang usaha,
rekening ditambah transaksi
pelanggan penjualan dengan saldo
akhir piutang usaha.
Faktur di- Komputer mencocokkan D
posting ke nomor pelanggan pada
rekening faktur penjualan dengan
pelanggan nomor pelanggan pada
yang salah order penjualan.
Kesalahan Mengirimkan laporan D D D D
terjadi dalam bulanan kepada
pencatatan pelanggan dengan tindak
faktur lanjut independen atas
penjualan keluhan pelanggan.
Pengendalian
manajemen
Seluruh Penjualan Manajemen yang D D D D
fungsi dilakukan berlevel sesuai me-
kepada review penjualan dan
pelanggan penagihan secara
yang tidak reguler.
diotorisasi atau
penjualan tidak
ditagih
a = seluruh pengendalian komputer mengansumsikan bahwa pengecualian dicetak
pada laporan pengecualian ditindaklanjuti atas pesan kesalahan muncul selama
input dan transaksi tersebut tidak dapat diproses tanpa koreksi serta penerimaan.
P = pengendalian potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber
daya yang tidak diotorisasi.
D = pengendalian potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber
daya yang tidak diotorisasi.
1. Mengotorisasi Penjualan
Pada umumnya, inisiasi transaksi merupakan proses disetujuinya transaksi
dengan pihak ketiga yang independen. Banyak perusahaan besar memisahkan
subfungsi berikut. Perusahaan yang dikelola pemiliknya dapat menggabungkan
fungsi-fungsi ini dan mengabaikan pemisahan tugas yang ideal dengan kelalaian
besar yang dilakukan oleh manajer pemilik. Persetujuan kredit penting dalam
4.24 Auditing II
3. Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan
kebijakan kredit manajemen dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap
pelanggan. Komputer dapat diprogram untuk membandingkan saldo piutang
pelanggan yang beredar, kemudian ditambah penjualan yang akan dilakukan
dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan yang disetujui.
Pemisahan tanggung jawab inisiasi penjualan dan persetujuan kredit dapat
mencegah perusahaan atas risiko kredit yang berlebihan karena personel
penjualan menaikkan penjualan.
Pemeriksaan kredit pelanggan baru harus selalu dilakukan yang dapat
mencakup perolehan laporan kredit dari lembaga pemberi peringkat. Persetujuan
atau tidak disetujuinya kredit menunjukkan apakah karyawan bagian kredit yang
berwenang telah mengikuti prosedur yang berlaku ketika menerima pelanggan
baru dan mencatat informasi kredit tambahan ke file induk piutang usaha.
Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko
pencatatan transaksi pendapatan yang melebihi realisasi jumlah kas yang
diharapkan dari transaksi tersebut. Jadi, pengendalian ini berhubungan dengan
EKSI4310/MODUL 4 4.25
asersi penilaian dan alokasi transaksi penjualan (VA1). Tentu saja, ekspektasi
jumlah terealisasi berubah sepanjang waktu sehingga diperlukan cadangan
kerugian piutang. Pengendalian atas persetujuan kredit juga memungkinkan
manajemen membuat estimasi besarnya cadangan yang diperlukan secara lebih
andal. Pengendalian ini juga berhubungan dengan asersi penilaian dan alokasi
untuk cadangan kerugian piutang (VA5).
7. Pencatatan Penjualan
Proses pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur
penjualan bernomor urut ke pelanggan (penagihan pelanggan) serta pencatatan
faktur penjualan secara akurat dalam periode akuntansi yang benar (pencatatan
penjualan).
a. Penagihan pelanggan
Perhatian utama auditor penagihan adalah pelanggan telah ditagih
1) untuk seluruh pengiriman,
2) hanya pengiriman aktual (tidak ada duplikasi penagihan atau transaksi
fiktif), dan
3) pada harga yang telah diotorisasi.
b. Pencatatan penjualan
Perhatian utama auditor berkaitan dengan fungsi ini adalah faktur penjualan
dicatat secara akurat dalam periode yang benar. Hal yang terakhir terkait pada
saat penerimaan pendapatan, yaitu ketika barang-barang dikirimkan.
Dalam sistem yang terkomputerisasi, file transaksi penjualan yang dibuat
dalam proses penagihan digunakan untuk
1) memperbarui piutang usaha, sediaan, dan file induk buku besar serta
2) membuat jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang
menunjukkan posting ke setiap rekening buku besar.
menunjukkan bagan arus secara online dan sistem pemrosesan batch yang
memasukkan sebagian besar pengendalian yang telah dibahas sebelumnya.
Bagan tersebut mengikhtisarkan informasi yang penting untuk
mendokumentasikan pemahaman auditor atas pengendalian internal sebagai
berikut:
1. fungsi-fungsi kunci,
2. jejak audit dokumenter,
3. laporan kunci yang dihasilkan oleh sistem, dan
4. program serta file komputer yang tercakup dalam sistem akuntansi.
Dalam contoh sistem ini, ketika order diterima oleh petugas order penjualan dengan
menggunakan terminal online dan meminta program untuk menentukan bahwa pelanggan
tersebut telah disetujui dan order tersebut tidak akan menyebabkan saldo pelanggan melebihi
batas kredit pelanggan yang telah diotorisasi. Jika pelanggan tersebut adalah pelanggan baru,
order diteruskan ke bagian kredit yang akan memeriksa kredit dan memasukkan informasi
tentang pelanggan ke file induk pelanggan. Program juga memeriksa file induk sediaan untuk
menentukan ketersediaan barang dan menghitung harga order penjualan berdasarkan
informasi file induk harga. Jika order tersebut diterima, komputer memasukkannya ke file order
terbuka dan salinan formulir order penjualan dicetak di bagian penjualan dan dikirimkan ke
pelanggan. Apabila order itu tidak diterima, order ditampilkan ke terminal yang menunjukkan
alasan penolakan.
Order penjualan yang telah disetujui kemudian dikirimkan secara elektronik ke gudang
sebagai otorisasi untuk mengeluarkan barang. Kemudian, gudang membuat slip pengepakan
dan meneruskan barang ke bagian pengiriman. Di bagian pengiriman, personel pengiriman
melakukan pemeriksaan kesesuaian barang dengan formulir order penjualan. Personel
tersebut kemudian menggunakan terminal online dan program pengiriman untuk memanggil
order penjualan dari file order terbuka dan menambahkan data pengiriman yang tepat. Sistem
sediaan perpetual juga bisa diperbarui setelah pengiriman barang. Berikutnya, komputer
EKSI4310/MODUL 4 4.29
mentransfer transaksi dari file order terbuka ke file pengiriman dan mencetak dokumen
pengiriman bernomor urut di bagian pengiriman. Laporan order tidak terpenuhi dan order yang
dikembalikan dibuat harian.
Faktur penjualan dibuat secara otomatis berdasarkan barang-barang yang dikirimkan.
Komputer memeriksa informasi pemasok dan data pengiriman barang dengan data yang
dimasukkan oleh bagian penjualan dan pengiriman. Komputer menetapkan harga faktur
penjualan berdasarkan informasi pada order penjualan dan memeriksa akurasinya. Komputer
juga memeriksa tanggal pengiriman dengan tanggal faktur penjualan. Setelah penagihan
selesai, komputer memasukkannya ke file transaksi penjualan. Setelah seluruh transaksi dalam
batch tersebut selesai diproses, program penagihan membandingkan total faktur dengan total
pengiriman pada hari itu.
File transaksi diproses dan di-posting ke file transaksi penjualan, file induk piutang usaha,
dan file induk buku besar. Total berjalan membandingkan saldo awal ditambah transaksi yang
tengah diproses dengan saldo akhir sebelum posting transaksi tersebut. Pengecualian dicetak
pada laporan pengecualian dan transaksi ini lalu disimpan ke dalam file penundaan untuk
diselesaikan oleh penyelia penagihan.
Program tersebut juga menghasilkan laporan bulanan. Seluruh pertanyaan yang diajukan
pelanggan laporan bulanan ditujukan langsung ke kantor pengendali untuk ditindaklanjuti.
Program yang terpisah tersebut juga mencetak laporan penjualan harian dengan menampilkan
penjualan, margin kotor, dan sediaan tersedia berdasarkan produk untuk ditinjau oleh
manajemen. Manajemen juga harus mengkoordinasikan tindak lanjut atas semua piutang yang
lewat jatuh tempo dengan bagian kredit.
4.30 Auditing II
File
Master
Menginput
Pelangga
Inisiasi Penjualan
Order
n
Penjualan Sediaan
PROGRAM ORDER: Perpetual
Melakuan edit dan cek kredit, File
mencetak order penjualan Harga
Order Diotorisa
Penjualan si
Order
Belum
Selesai
Otorisasi untuk
Mengambil
Barang
Pengiriman Barang
Sediaan
PROGRAM PENGIRIMAN: Perpetual
Mengambil order belum
Menginput selesai, menambahkan data
Data Barang pengiriman, mentransfer ke
Terkirim
FUNGSI
Jurnal
Penjualan File
PROGRAM UPDATE FILE Master
MASTER: Buku
Update file master; mencetak Besar
jurnal penjualan, Buku Besar,
Jurnal laporan bulanan, Laporan
Penjualan Penjualan Harian
Laporan
Pengecualian File
Master
Piutang
Usaha
Laporan
Bulanan
Laporan
Penjualan
Harian
Gambar 4.2
Gambar Bagan Alir Sistem—Transaksi Penjualan Kredit
EKSI4310/MODUL 4 4.31
internal. Selain itu, auditor juga dapat mengambil kesimpulan tentang efektivitas
pengendalian yang diprogram dengan mengevaluasi efektivitas operasi
pengendalian umum komputer dan mengajukan pertanyaan serta menginspeksi
dokumen yang berhubungan dengan prosedur yang digunakan untuk
menindaklanjuti laporan pengecualian yang dihasilkan oleh program
pengendalian itu. Ketika menguji pengendalian umum komputer, auditor dapat
belajar tentang efektivitas prosedur mengotorisasi dan menguji perubahan
program. Auditor juga dapat mempelajari apakah orang yang menindaklanjuti
laporan pengecualian memahami siklus operasi secara memadai untuk
mengantisipasi pengecualian yang muncul pada laporan tersebut dan
menyatakan apakah tindakan mengoreksi pengecualian dilakukan tepat waktu.
Auditor juga dapat menguji efektivitas pengendalian manajemen, seperti
pengendalian anggaran dan tinjauan manajemen atas kelayakan pendapatan serta
penagihan yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika merencanakan menaksir risiko pengendalian berlevel lebih rendah
untuk asersi siklus pendapatan, auditor akan
a. menguji efektivitas pengendalian umum;
b. menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk mengevaluasi
efektivitas pengendalian terprogram;
c. menguji efektivitas prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang
dihasilkan oleh pengendalian terprogram.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
B. file induk piutang usaha (buku besar piutang usaha anak perusahaan)
direkonsiliasi dengan akun pengendali buku besar
C. pengawas (supervisor) departemen akuntansi mengendalikan surat
pernyataan bulanan ke konsumen dan menginvestigasi perbedaan apa
pun yang dilaporkan konsumen
D. komputer mencetak laporan seluruh pengiriman yang tidak cocok
dengan faktur penjualan
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Apakah tujuan dari strategi audit dalam penilaian risiko?
2) Jelaskan perbedaan ekspektasi pengetahuan tentang laporan keuangan
auditor perusahaan mesin dan peralatan rumah tangga dengan komputer!
3) Sebutkan dan jelaskan perbedaan taksiran risiko salah saji yang material
antara perusahaan komputer, grosir eceran, dan sekolah!
4) Deskripsikan secara singkat materialitas!
5) Sebutkan perusahaan apa saja yang terlibat melakukan kecurangan
pemalsuan pembukuan dan jelaskan tindak lanjut yang dilakukan
perusahaan tersebut.
6) Jelaskan secara singkat prosedur analitis!
7) Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah untuk melakukan prosedur analitis!
8) Jelaskan mengapa pemahaman atas komponen pengendalian internal
diperlukan!
9) Jelaskan bagaimana manajemen menerapkan aktivitas pengendalian dengan
menggunakan prosedur yang terkomputerisasi!
10) Sebutkan dan jelaskan dokumen dan catatan apa saja yang lazim digunakan
oleh perusahaan besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit.
11) Sebutkan fungsi-fungsi dari pemrosesan transaksi pendapatan!
12) Terdapat beberapa fungsi untuk mempertimbangkan risiko pengendalian
pada transaksi penjualan kredit. Sebutkan salah saji potensial apa saja yang
mungkin terjadi dan bagaimana pengendalian komputernya?
13) Bagaimanakah pengendalian aplikasi terprogram yang dilakukan
perusahaan untuk mengurangi risiko salah saji dalam proses penagihan?
14) Jelaskan tahapan yang dilakukan dalam pencatatan penjualan!
15) Berikan contoh sistem penjualan kredit dan deskripsikan secara singkat!
16) Gambarkan bagan alir penjualan secara online!
17) Deskripsikan secara singkat proses pemerolehan pemahaman dan penilaian
risiko pengendalian!
18) Sebutkan dan jelaskan prrosedur analitis yang biasanya digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan audit pada siklus pendapatan!
19) Sebutkan risiko bawaan yang terkait pengakuan pendapatan!
4.44 Auditing II
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Tahun ke-5 Tahun ke-4 Tahun ke-3 Tahun ke-2 Tahun ke-1
Unaudited Audited Audited Audited Audited
Piutang Usaha (Bruto) Rp535.000 Rp295.000 Rp265.000 Rp207.500 Rp175.000
Cadangan Kerugian
(Rp14.150) (Rp6.400) (Rp5.275) (Rp5.900) (Rp5.400)
Piutang
Total Aset Rp2.200.000 Rp1.800.000 Rp1.500.000 Rp1.200.000 Rp1.000.000
Total Pendapatan Rp2.700.000 Rp2.050.000 Rp1.750.000 Rp1.400.000 Rp1.200.000
Biaya Piutang Tak
Rp33.750 Rp25.625 Rp21.875 Rp17.500 Rp15.000
Tertagih
Penghapusan Piutang
Rp26.000 Rp24.500 Rp22.500 Rp17.000 Rp14.000
Median - Industri
Penjualan terhadap Total
1.25 1.23 1.29 1.26
Aset
Perioda Koleksi Piutang 47 48 47 47
Biaya Piutang Tak
Tertagih terhadap 1.50% 1.30% 1.25% 1.25%
Penjualan Neto
Permintaan
a) Hitunglah rasio untuk tahun ke-2, 3, 4, dan 5:
1) penjualan terhadap total aset,
2) pertumbuhan piutang terhadap pertumbuhan penjualan,
3) periode koleksi piutang,
4) biaya piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit neto,
5) biaya piutang tak tertagih terhadap penghapusan piutang.
b) Jelaskan implikasi dari hasil rasio tersebut untuk auditor dalam strategi
audit pada sampai tahun ke-5. Apa tujuan audit khusus yang mungkin
terdapat salah saji? Bagaimana seharusnya auditor menanggapi hal uji audit
potensial?
EKSI4310/MODUL 4 4.45
Kegiatan Belajar 2
Aktivitas Pengendalian—Transaksi
Penerimaan Kas
P enerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas
diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan jangka
panjang, penerbitan modal saham, penjualan sekuritas, investasi jangka panjang,
serta aset lainnya. Bagian ini membahas penerimaan kas dari penjualan tunai
dan penagihan penjualan kredit.
Tabel 4.7
Pertimbangan Risiko Pengendalian—Transaksi Penerimaan Kas
Pengendalian
Komputera
Salah Saji
Fungsi (Pengendalian C2 EO2 VA2 PD2
Potensial
Manual Dicetak
Miring)
Fungsi Penerimaan kas Menggunakan register P
Penerimaan tidak diregister kas atau peralatan di
Kas tempat penjualan
Pemantauan periodik D
prosedur penjualan
tunai.
Penerimaan kas Pemberian P
hilang atau persetujuan cek yang
digelapkan ketat dan segera
setelah diterima setelah penerimaan
Pembuatan pradaftar P P P
penerimaan melalui
pos dengan segera.
Kas dan cek Secara independen D D D
yang diterima memeriksa kesesuaian
untuk setoran antara kas dan cek
tidak sesuai dengan lembar
dengan lembar perhitungan kas dan
perhitungan kas pradaftar.
dan pradaftar.
Kas tidak Secara independen D D D
disetorkan memeriksa kesesuaian
secara utuh slip setoran yang
setiap hari. divalidasi dengan
ikhtiar ke harian.
Perintah Secara independen D D D
pembayaran memeriksa perintah
4.48 Auditing II
Pengendalian
Komputera
Salah Saji
Fungsi (Pengendalian C2 EO2 VA2 PD2
Potensial
Manual Dicetak
Miring)
tidak sesuai pembayaran dengan
dengan pradaftar prdaftar
Beberapa Komputer D D
penerimaan tidak mencocokkan jumlah
dicatat. yang dijurnal dan di-
posting dengan ikhtisar
kas harian.
Kesalahan Menyiapkan D D D D
terjadi dalam rekonsiliasi bank yang
membuat jurnal independen secara
penerimaan. periodik
Penerimaan di- Mengirimkan laporan D D D D
posting ke ke pelanggan
rekening
pelanggan yang
salah
Kesalahan Komputer D D D
terjadi dalam membandingkan
mencatat cek. informasi dalam
ikhtisar cek dengan
catatan penerimaan
kas.
Pengendalian
Manajemen
Penerimaan kas Manajemen berlevel D D D
tidak dicarar atau tepat memonitor kas
di-posting harian, termasuk
rekening yang penerimaan kas,
salah. resionalitas jumlah,
dan jumlah kredit ke
piutang usaha.
Manajemen secara D D D
aktif menindaklanjuti
piutang yang lewat
jatuh tempo.
a seluruh pengendalian komputer mengansumsikan bahwa pengecualian dicetak pada
ikhtisar ke kas harian dan slip setoran yang divalidasi harus diteruskan ke
akuntansi umum.
Cek
Penerimaan
Kas
Slip Setoran
Menginput
Setoran Kas
Menginput Sediaan
Penerimaan Perpetual
Laporan
Kas
Pengecualian
Jurnal
Penerimaan Kas
PROGRAM UPDATE FILE
MASTER:
File Master
Update file master dan buku besar;
Buku Besar
mencetak jurnal dan laporan
Buku Besar penerimaan kas
Laporan
Pengecualian
File Master
Piutang Usaha
Skedul Umur
Piutang
Laporan Saldo
Kas Harian
Gambar 4.3
Bagan Alir—Sistem Penerimaan Kas
4.52 Auditing II
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang transaksi ini tidak
material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan
EKSI4310/MODUL 4 4.53
Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian
penjualan, auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang
relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan
faktor-faktor yang memengaruhi risiko salah saji semacam itu. Jika penyesuaian
penjualan diestimasi pada akhir kuartal, manajemen harus menerapkan
pengendalian untuk memastikan bahwa penyesuaian dibuat berdasarkan
informasi yang andal dan dilakukan secara konsisten dari kuartal ke kuartal.
Komite pengungkapan harus memeriksa estimasi tersebut serta jumlah agregat
dengan penyesuaian yang lain menjadi material pada laporan keuangan.
Tabel 4.8
Contoh Matriks Risiko untuk Asersi Piutang Usaha
b. Kelengkapan
Auditor dapat menaksir risiko bawaan untuk asersi kelengkapan sebagai
moderat. Pada kebanyakan kasus, terdapat risiko lebih saji piutang dan
penjualan yang lebih besar daripada kurang saji.
Ketika mempertimbangkan gabungan penaksiran risiko pengendalian untuk
kelengkapan piutang, auditor harus mengevaluasi asersi kelengkapan terkait
penjualan kredit (pada contoh ini rendah) dengan asersi keberadaan dan
keterjadian untuk penerimaan kas (rendah) dan untuk penyesuaian penjualan
(moderat). Pada contoh ini, kombinasi penaksiran risiko pengendalian yang
konservatif akan moderat. Pengendalian kelengkapan penjualan biasanya
meliputi tindak lanjut harian atas bagian yang dikirimkan, tetapi belum
dibuatkan faktur penjualan. Pengendalian penerimaan kas meliputi
pembandingan penerimaan kas yang tercatat dengan pradaftar kas yang
mendasari. Akhirnya, pengendalian keterjadian retur penjualan meliputi
pencocokan informasi memo kredit dengan laporan penerimaan yang mendasari.
EKSI4310/MODUL 4 4.59
harga pada faktur penjualan dengan file induk harga, perbandingan catatan
penerimaan kas dengan pradaftar kas, atau perbandingan harga pada kredit
memo dengan harga faktur penjualan. Pengendalian atas cadangan kerugian
piutang meliputi pengendalian atas pemberian kredit, perbandingan saldo
ditambah order dengan batas kredit, tindak lanjut pada piutang yang lewat jatuh
tempo, pengendalian atas akurasi skedul umur piutang, dan kualitas kerja komite
pengungkapan yang memeriksa rekening cadangan kerugian piutang. Risiko
pengendalian dapat diatur moderat karena sifat kerja komite pengungkapan yang
kompleks dalam mengevaluasi kecukupan cadangan tersebut.
Prosedur analitis biasanya meliputi penghitungan hari perputaran piutang
usaha perusahaan. Prosedur ini merupakan alat yang agak tumpul untuk analisis
saksama tentang masalah penilaian sehingga risiko prosedur analitis sering
ditetapkan sebagai tinggi atau maksimum.
Pada contoh ini, risiko uji detail ditetapkan sangat rendah karena
subjektivitas asersi. Auditor dapat melakukan uji penilaian atas kos historis
dengan mengirimkan konfirmasi kepada pelanggan. Namun demikian,
konfirmasi tidak dapat memberikan bukti yang valid tentang ketertagihan
piutang. Auditor biasanya menguji cadangan dengan menggunakan perangkat
lunak komputer untuk menghitung ulang umur piutang pelanggan, untuk
mengidentifikasi pelanggan dengan saldo yang lewat jatuh tempo, dan untuk
menentukan riwayat kredit pelanggan dalam membuktikan riwayat
pembayarannya sepanjang tahun.
a. Prosedur awal
Titik awal setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien. Penting untuk memahami kebijakan perusahaan
pengakuan pendapatan, seperti faktor pendorong bagi perusahaan yang
memengaruhi total pendapatan ataupun margin kotor. Auditor juga harus
memahami syarat perdagangan standar, pengalaman penagihan klien dan
industri, aspek musiman dari industri tersebut, s luas konsentrasi bisnis dengan
pelanggan tertentu. Pengetahuan ini memberikan konteks untuk mengevaluasi
hasil prosedur analitis, uji pengendalian, dan uji substantif. Sebagai contoh,
bukti yang diperoleh ketika melakukan uji detail transaksi dan saldo, seperti
harga faktur atau besarnya piutang untuk pelanggan tertentu, harus konsisten
dengan harapan tentang daya saing industri, kapasitas waktu produktif
perusahaan, dan adanya pelanggan utama.
Tabel 4.9
Uji Substantif yang Mungkin atas Asersi Piutang Usaha
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
Prosedur 1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri Semua
Awal serta menentukan:
a. Signifikasi pendapatan dan piutang usaha bagi
perusahaan.
b. Faktor pendorong ekonomi utama yang
memengaruhi penjualan, margin, dan penagihan
perusahaan.
c. Syarat perdagangan standar dalam industri,
termasuk penanggalan musiman, periode penagihan,
dan seterusnya.
d. Perluasan konsentrasi aktivitas dengan pelanggan.
2. Melaksanakan prosedur awal saldo dan catatan piutang VA4
usaha yang akan menjadi sasaran pengujian lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal piutang usaha ke kertas kerja
tahun sebelumnya.
4.62 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
b. Memeriksa aktivitas dalam buku besar piutang usaha RO1, EO1, EO4
dan menginvestigasi ayat jurnal yang tampak tidak
biasa dari segi jumlah atau sumbernya.
c. Memperoleh neraca saldo piutang usaha dan
menentukan bahwa neraca saldo tersebut telah
secara akurat mencerminkan catatan akuntansi yang
mendasarinya dengan:
d. Menjumlah ke bawah pada neraca saldo dan VA4
menentukan kesesuaiannya dengan (1) total buku
pembantu atau file induk piutang usaha dan (2) saldo
buku besar.
e. Menguji kesesuaian pelanggan dan saldo yang VA4
terdaftar pada neraca saldo dengan yang tercantum
dalam buku pembantu atau file induk.
Prosedur 3. Melaksanakan prosedur analitis. Semua
Analisis a. Mengembangkan harapan piutang usaha dengan
menggunakan pengetahuan tentang aktivitas bisnis
perusahaan, pangsa pasar, syarat perdagangan
yang normal, dan riwayat hari perputaran piutang
usaha.
b. Menghitung rasio sebagai berikut:
i. perbandingan penjualan terhadap kapasitas
perusahaan,
ii. perbandingan pertumbuhan penjualan terhadap
pertumbuhan piutang,
iii. perputaran piutang usaha,
iv. biaya penghapusan piutang terhadap penjualan
kredit bersih,
v. biaya penghapusan piutang terhadap
penghapusan piutang usaha.
c. Menganalisis rasio-rasio terkait harapan yang
didasarkan tahun sebelumnya, data industri, nilai
yang dianggarkan, dan data lain.
Uji Detail 4. Menelusuri sampel catatan transaksi penjualan dan
Transaksi piutang ke dokumentasi pendukung.
a. Menelusuri debit piutang ke faktur penjualan, EO1, PD1, EO4,
dokumen pengiriman, dan order penjualan VA1
pendukung.
b. Menelusuri kredit piutang ke bukti penerimaan kas EO2, PD2, EO4,
atau pradaftar kas. VA2
c. Menelusuri kredit perintah pembayaran ke EO3, PD3, EO4,
penyesuaian penjualan, retur penjualan dan VA3
cadangan terotorisasi, atau penghapusan piutang.
5. Menelusuri sampel transaksi pendapatan sejak C1, C2, C3
EKSI4310/MODUL 4 4.63
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
pengiriman hingga pencatatan jurnal penjualan. Juga,
menelusuri sampel penerimaan kas dan retur penjualan
hingga pencatatan ke catatan akuntansi.
6. Melaksanakan uji pisah batas untuk penjualan dan retur
penjualan.
a. Memilih sampel catatan transaksi penjualan dari EO1, C1, EO4,
beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun VA1
serta memeriksa faktur penjualan dan dokumen
pengiriman pendukung untuk menentukan bahwa
penjualan telah dicatat dalam periode yang benar.
b. Memilih sampel memo kredit yang diterbitkan EO3, C3, EO4,
setelah akhir tahun, memeriksa dokumentasi VA3
pendukung seperti tanggal penerimaan laporan, dan
menentukan bahwa retur dicatat pada periode yang
benar. Juga, mempertimbangkan apakah volume
retur penjualan setelah akhir tahun menunjukkan
kemungkinan pengiriman yang tidak diotorisasi
sebelum akhir tahun.
7. Melaksanakan uji pisah batas penerimaan kas.
a. Mengobservasi bahwa seluruh kas yang diterima EO2, C2, EO4,
pada penutupan bisnis pada hari terakhir tahun V A2
fiskal sudah dimasukkan dalam kas di tangan atau
setoran dalam perjalanan dan tidak ada penerimaan
periode berikutnya yang dimasukkan.
b. Meninjau dokumentasi, seperti ikhtisar kas harian,
duplikat slip setoran, serta laporan bank yang
mencakup beberapa hari sebelum dan sesudah
akhir tahun untuk pisah batas yang tepat.
Uji Detail 8. Mengonfirmasi piutang usaha.
Saldo
a. Menentukan bentuk, waktu, dan luas permintaan EO4, C4, VA4,
konfirmasi. PD4
b. Memilih dan menggunakan sampel serta EO4, C4, VA4,
menginvestigasi pengecualian. PD4
c. Untuk permintaan konfirmasi positif yang tidak EO4, C4, VA4,
dibalas, dilaksanakan prosedur tindak lanjut alternatif PD4
sebagai berikut.
Menelusuri penerimaan kas berikutnya yang
teridentifikasi dengan bagian-bagian penyusun
saldo rekening pada tanggal konfirmasi ke
dokumentasi pendukung.
Menelusuri bagian-bagian penyusun saldo pada
tanggal konfirmasi ke dokumen pendukung
seperti order penjualan dan dokumen
4.64 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
pengiriman.
9. d. Melakukan penyelidikan tentang penjualan atau RO1
penjaminan piutang usaha.
e. Mengirim konfirmasi ke perusahaan yang membeli RO1
piutang usaha atau menyatakan piutang usaha
kolateral.
Pengujian 10. Mengevaluasi kecukupan komponen cadangan kerugian
Perincian piutang untuk setiap kategori skedul umur piutang dan
Saldo: dalam agregat.
Estimasi a. Memeriksa penjumlahan ke bawah dan VA4
Akuntansi penjumlahan ke samping pada neraca saldo umur
piutang dan mencocokkan jumlahnya dengan buku
besar.
b. Menguji analisis umur piutang dengan menjaminkan VA5
jumlah dalam kategori umur untuk sampel rekening
ke dokumen pendukung.
c. Untuk rekening yang telah lewat jatuh tempo, VA5
dilakukan hal berikut.
Memeriksa bukti tentang piutang seperti
korespondensi dengan pelanggan dan
lembaga penagihan, laporan kredit, serta
laporan keuangan pelanggan.
Membahas ketertagihan piutang dengan
personel manajemen yang tepat.
d. Mengevaluasi proses manajemen untuk VA5
mengestimasi cadangan kerugian piutang dengan
tinjauan ke belakang.
e. Mengevaluasi kecukupan cadangan dengan VA5
informasi tentang hal berikut:
kecenderungan industri,
kecenderungan umur piutang,
riwayat penagihan atas pelanggan tertentu.
Prosedur 11.Mengonfirmasi piutang yang termasuk langkah 8 di atas. EO4, C4, VA4,
yang PD4
Diharuskan
Uji Detail 12.Membandingkan penyajian laporan dengan standar audit.
Penyajian a. Membandingkan pengungkapan yang terkait PD4
dan keberadaan serta hak dan kewajiban piutang
Pengungkap- terhadap hasil-hasil pengujian di atas.
an
b. Menentukan bahwa piutang diidentifikasi dan PD4
diklasifikasikan secara tepat menurut jenis dan
periode realisasi yang diharapkan.
c. Menentukan apakah ada saldo kredit yang PD4
EKSI4310/MODUL 4 4.65
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
signifikan secara agregat dan yang harus
diklasifikasikan kembali sebagai utang.
d. Menentukan ketepatan pengungkapan dan PD4
perlakuan akuntansi untuk pihak istimewa, piutang
yang digadaikan, dibebankan, atau difaktorkan.
e. Menentukan kebutuhan pengungkapan pelanggan PD5
yang signifikan atau penjualan menurut garis usaha.
f. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan PD5
pengungkapan piutang dalam draft laporan
keuangan untuk menentukan kesesuaian dengan
standar audit dan dengan referensi ceklis
pengungkapan.
g. Membaca pengungkapan dan secara terpisah PD6
mengevaluasi klasifikasi dan kemudahan
pemahamannya.
h. Menelusuri akurasi pengungkapan piutang ke PD7
pengujian yang dilakukan di atas.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara
langsung dari file induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit. Jika
dapat memperoleh catatan klien dalam format yang terbaca mesin, auditor juga
dapat menggunakan perangkat lunak audit untuk mengidentifikasi pelanggan
yang signifikan, menganalisis volume transaksi dengan pelanggan, dan
mengidentifikasi transaksi yang tidak biasa atau transaksi dengan volume tinggi
mendekati akhir tahun.
Contoh kertas kerja untuk neraca saldo piutang usaha disajikan dalam
Gambar 4.4. Kertas kerja ini tidak hanya memberikan bukti tentang pelaksanaan
prosedur awal dan juga beberapa pengujian substantif lainnya. Prosedur awal
dalam memverifikasi akurasi neraca saldo dan menentukan kesesuaiannya
dengan saldo buku besar terutama berhubungan dengan pemostingan dan
pengikhtisaran komponen asersi penilaian atau alokasi.
b. Prosedur analitis
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan
ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan,
dan margin kotor perusahaan. Beberapa prosedur analitis yang dapat
dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang usaha telah disajikan dalam Tabel
4.3. Auditor harus menaruh perhatian khusus pada kenaikan piutang dan
pendapatan yang tidak diharapkan.
1) Konfirmasi piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung
antara pelanggan dan auditor. Konfirmasi piutang merupakan prosedur audit
standar. Auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit,
kecuali hal berikut:
a) piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan;
b) penggunaan konfirmasi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit;
c) taksiran gabungan auditor atas risiko bawaan serta risiko pengendalian
rendah dan bahwa penaksiran ini, bersama bukti prosedur analisis atau
EKSI4310/MODUL 4 4.69
Gambar 4.4
Formulir Permintaan Konfirmasi
Sering kali kombinasi dari dua bentuk tersebut digunakan dalam satu
penugasan. Sebagai contoh, ketika mengaudit lembaga pelayanan publik, auditor
dapat memilih bentuk konfirmasi negatif bagi pelanggan rumah tangga dan
konfirmasi positif bagi pelanggan komersial. Apabila bentuk konfirmasi positif
digunakan, auditor harus mengirim konfirmasi kedua atau kadang-kadang
permintaan konfirmasi tambahan kepada debitur yang tidak memberi jawaban
atas konfirmasi pertama.
5) Disposisi pengecualian
Jawaban konfirmasi dapat berisi beberapa pengecualian. Pengecualian ini
dapat disebabkan oleh barang dalam perjalanan dari klien ke pelanggan, barang
yang diretur, pembayaran dalam perjalanan dari pelanggan kepada klien, bagian-
bagian dalam sengketa, kesalahan, dan penyimpangan. Semua pengecualian ini
harus diinvestigasi oleh auditor dan penyelesaiannya harus ditunjukkan dalam
kertas kerja. Sebagai contoh, auditor dapat menelusuri pembayaran dalam
perjalanan ke penerimaan kas berikutnya.
kotor. Apabila pengecualian ditemukan dalam jumlah besar atau jawaban yang
tidak memadai diterima dari permintaan konfirmasi dan tidak dapat memperoleh
bukti yang cukup kompeten dari pengujian substantif lainnya, auditor mungkin
tidak dapat menerbitkan laporan auditor standar.
8) Aplikabilitas asersi
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam
memenuhi asersi keberadaan atau keterjadian. Pengakuan utang oleh pelanggan
ketika menjawab konfirmasi menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal
terhadap pelanggan. Jadi, pengujian ini juga memberikan bukti yang berkaitan
dengan asersi hak dan kewajiban. Konfirmasi piutang usaha bukan merupakan
permintaan untuk membayar. Jadi, konfirmasi ini tidak memberikan bukti
tentang ketertagihan saldo yang terutang. Akan tetapi, jawaban atas konfirmasi
itu dapat mengungkapkan bagian-bagian yang telah dibayar sebelumnya atau
bagian-bagian yang tidak sesuai yang memengaruhi penilaian atas jumlah yang
terutang. Dalam hal ini, konfirmasi piutang usaha hanya berkaitan dengan asersi
penilaian atau alokasi untuk piutang usaha kotor.
Apabila jawaban pelanggan menunjukkan kesesuaian dengan saldo
pembukuan, terdapat bukti bahwa saldo itu telah lengkap. Akan tetapi bukti
tentang asersi kelengkapan ini terbatas karena hal berikut:
a) piutang yang belum dicatat tidak dapat dikonfirmasi dan
b) pelanggan lebih cenderung melaporkan kesalahan berupa lebih saji daripada
kesalahan berupa kurang saji.
Perhatikan kembali contoh neraca saldo yang disajikan pada Tabel 4.9.
Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit untuk menentukan umur
piutang dari file induk klien. Penentuan umur saldo pelanggan juga dapat diuji
dengan menelusuri jumlah yang diperlihatkan dalam setiap kategori umur ke
buku pembantu atau file induk serta menentukan lamanya waktu antara tanggal
faktur penjualan yang belum dibayar serta terdiri atas setiap jumlah yang
terutang dan tanggal neraca saldo.
Dalam mempertimbangkan ketertagihan jumlah yang sudah jatuh tempo,
auditor dapat memeriksa korespondensi dengan pelanggan dan agen penagihan
luar, meninjau laporan kredit para pelanggan dan laporan keuangan, serta
membahas ketertagihan rekening-rekening tertentu dengan personel manajemen
yang sesuai.
Cadangan kerugian piutang merupakan estimasi akuntansi yang dibuat
manajemen dengan melibatkan pertimbangan objektif dan subjektif. Hal itu
merupakan estimasi prospektif atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih di
masa depan. Tanggung jawab auditor adalah menilai kelayakan serta cadangan
yang berkaitan dengan biaya piutang tak tertagih. Dari data umur piutang dan
informasi tentang ketertagihan dan analisis atas pengalaman sebelumnya dengan
piutang tak tertagih, auditor dapat menilai kelayakan persentase yang digunakan
untuk menghitung komponen cadangan yang diperlukan atas setiap kategori
umur serta kecukupan cadangan secara keseluruhan. Salah satu aspek penting
dalam mengevaluasi pengalaman sebelumnya dengan perusahaan adalah
melakukan peninjauan atas peristiwa di masa lalu untuk mengevaluasi estimasi
sebelumnya atas cadangan serta pengalaman berikutnya ketika menagih piutang
yang beredar pada tanggal estimasi dibuat. Apabila pengendalian klien atas
a) pemberian kredit, dan
b) penghapusan piutang usaha cukup kuat; bukti yang diperlukan untuk
melakukan penilaian ini akan lebih sedikit jika dibandingkan yang
pengendaliannya lemah.
akuntansi. Syarat ini meliputi identifikasi dan klasifikasi yang tepat. Tinjauan
atas neraca saldo piutang usaha dapat menunjukkan piutang dari karyawan,
pejabat perusahaan, perusahaan afiliasi, serta pihak terkait lainnya yang harus
diklasifikasi kembali atau diungkapkan secara terpisah jika material. Selain itu,
juga dapat diungkapkan piutang dengan saldo kredit yang harus diklasifikasi
kembali sebagai kewajiban lancar apabila signifikan secara agregat. Prinsip
audit juga mengharuskan klasifikasi yang tepat atas piutang sebagai lancar atau
tidak lancar serta pengungkapan yang berkaitan dengan penggadaian,
pembebanan, dan pemfaktoran piutang. Bukti yang relevan dengan hal-hal
tersebut harus bisa diperoleh melalui tanya jawab dengan manajemen dan
meninjau notulen rapat dewan komisaris serta perjanjian pinjaman. Representasi
manajemen hal-hal tersebut harus diperoleh secara tertulis dalam bentuk surat
representasi klien yang merupakan salah satu langkah terakhir dari audit.
LAT IH A N
1) Subfungsi yang terlibat dalam penerimaan kas, yaitu (1) menerima kas, (2)
menyetorkan kas ke bank, dan (3) mencatat penerimaan kas.
2) a) Dua pengendalian penting terkait penjualan tunai dan kelas transaksi
tujuan audit yang berhubungan dengannya sebagai berikut.
(1) Ekspektasi pelanggan terhadap kuitansi tercetak dan pengawasan
untuk transaksi penjualan toko untuk memastikan semua
penjualan tunai diproses melalui register kas atau terminal—
kelengkapan.
EKSI4310/MODUL 4 4.79
Asersi (Tujuan
Pengendalian Uji Pengendalian
Audit)
Keberadaan dan Komputer mencocokkan Masukkan data uji ketika data
Keterjadian informasi di faktur faktur tidak cocok dengan
informasi pengiriman.
(Keterjadian) penjualan dengan
informasi pengiriman.
Kelengkapan Komputer mencetak Masukkan data uji berupa
(Kelengkapan) laporan semua barang pengiriman yang belum ditagih
ke uji akurasi laporan semua
yang telah dikirim, tetapi
barang yang telah dikirim, tetapi
tidak ditagih. belum ditagih.
Keberadaan dan Perbandingan tanggal Masukkan data uji berupa data
Keterjadian/ faktur dengan periode pengiriman pada satu periode
dan penagihan pada periode
Kelengkapan (Pisah akuntansi ketika barang
berikutnya.
Batas) dikirim.
Penilaian dan Alokasi Komputer mencocokkan Masukkan data uji berupa harga
(Akurasi) harga penjualan dengan faktur yang tidak cocok dengan
daftar harga yang telah disetujui
daftar harga yang telah
atau order penjualan.
disetujui dan order
penjualan.
Penyajian dan Komputer mencocokkan Masukkan data uji berupa
Pengungkapan jumlah konsumen pada informasi pelanggan pada faktur
penjualan yang tidak cocok
(Klasifikasi) faktur penjualan dengan
dengan order penjualan.
jumlah konsumen pada
order penjualan.
Hak dan Kewajiban Jika sebuah entitas Amati dan peragakan prosedur
menjual piutangnya, untuk mendokumentasikan
piutang yang telah difaktorkan
entitas tersebut harus
atau dijual.
menyimpan catatan
tentang piutang yang
dijual tersebut,
4.82 Auditing II
Asersi (Tujuan
Pengendalian Uji Pengendalian
Audit)
kemudian bandingkan
catatan tersebut dengan
laporan bulanan yang
diterima dari
perusahaan penjamin.
c) memeriksa faktur pada satu periode waktu sebelum dan setelah tanggal
pisah batas untuk memastikan validitas dan ketepatan pengiriman dan
jurnal terkait;
d) menyelidiki manajemen tentang pengiriman-pengiriman langsung oleh
pemasok luar pada pelanggan dan menentukan ketepatan jurnal-jurnal
terkait.
Dalam melaksanakan uji pisah batas penerimaan kas, auditor dapat hadir
pada tanggal neraca untuk mengamati sendiri ketepatan pisah batas. Yang
paling penting, auditor menentukan bahwa semua pengumpulan yang
diterima sebelum penutupan bisnis dimasukkan pada kas di tangan atau
setoran dalam perjalanan dan di kredit ke piutang. Alternatif lain, auditor
dapat meninjau kembali ikhtisar kas harian dan slip setoran yang divalidasi
pada akhir tahun.
Kedua uji pisah batas tersebut berhubungan dengan tujuan audit keterjadian
dan kelengkapan untuk piutang.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2) Uji pisah batas didesain untuk mendeteksi penjualan kredit yang dibuat
sebelum akhir tahun yang telah dicatat dalam tahun berikutnya memberikan
jaminan tentang asersi manajemen, yaitu ....
A. penyajian
B. kelengkapan
C. hak
D. keberadaan
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus: Kelemahan Prosedur Pengendalian
Seorang auditor telah diminta oleh dewan pengawas perusahaan badan amal
untuk me-review prosedur akuntansinya. Sebagai bagian dari review ini, auditor
tersebut mempersiapkan komentar berikut yang menghubungkan pengumpulan
dana umat yang dibuat layanan mingguan dan pencatatan untuk kontribusi
anggota.
1) Dewan pengawas badan amal mendelegasikan tanggung jawab manajemen
keuangan dan audit pencatatan keuangan kepada komite keuangan. Bagian
ini mempersiapkan anggaran tahunan dan menyetujui pengeluaran besar,
tetapi tidak terlibat dalam pengumpulan atau pencatatan. Tidak ada audit
yang mempertimbangkan kebutuhan tahun ini karena percaya pada
karyawan yang sama-sama telah memegang pencatatan badan amal dan
melayaninya sebagai sekretaris keuangan selama 15 tahun.
2) Pengumpulan dana umat di layanan mingguan diambil alih oleh bagian
pelayanan. Kepala bagian pelayanan menghitung pengumpulan tersebut di
badan amal dalam setiap layanan. Kemudian, kepala bagian pelayanan
menempatkan hasil pengumpulan tersebut dan jumlah yang telah dihitung
disimpan dalam brankas badan amal. Besok paginya, sekretaris keuangan
membuka brankas tersebut dan menghitung kembali pengumpulan dana
tersebut. Kepala bagian pelayanan membelanjakan pengumpulan uang
tersebut sebesar Rp1.000.000 untuk keperluan selama seminggu dan
mendeposit sisa pengumpulan tersebut. Untuk memudahkan deposit, para
anggota yang hendak berkontribusi via cek diminta untuk menukarkannya
ke bentuk uang.
Permintaan
Deskripsikan kelemahan dan rekomendasi peningkatan dalam prosedur
untuk pengumpulan dana umat tersebut.
EKSI4310/MODUL 4 4.89
Glosarium
Daftar harga yang : daftar atau file induk komputer yang berisi
diotorisasi harga barang-barang yang diotorisasi dan
ditawarkan.
Dokumen pengiriman : formulir yang digunakan untuk menunjukkan
perincian dan tanggal setiap pengiriman.
Faktur penjualan : bukti transaksi penjualan yang dibuat oleh
suatu entitas.
File induk pelanggan : file yang berisi informasi tentang pengiriman
dan penagihan pelanggan serta batas kredit
pelanggan.
File induk piutang : file yang berisi informasi tentang transaksi dan
usaha saldo jatuh tempo setiap pelanggan; file ini
berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku
pembantu piutang usaha.
File transaksi : file komputer transaksi penerimaan kas yang
penerimaan kas telah divalidasi dan yang diterima untuk
pemrosesan; file ini digunakan untuk
memperbarui file induk piutang usaha.
File transaksi penjualan : file komputer yang berisi transaksi penjualan
yang telah selesai; file ini digunakan untuk
mencetak faktur penjualan dan jurnal penjualan
serta memperbarui file induk piutang usaha,
sediaan, dan buku besar.
Fungsi penerimaan kas : pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai
dan kredit.
Jurnal penerimaan kas : jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.
Jurnal penjualan : daftar penjurnalan transaksi penjualan yang
telah selesai.
Konfirmasi negatif : meminta debitur untuk menjawab hanya
apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.
Konfirmasi positif : meminta debitur untuk menjawab apakah saldo
yang ditunjukkan benar atau tidak.
EKSI4310/MODUL 4 4.91
jasa jasa.
Penjualan kredit : penjualan barang dan jasa yang dilakukan
secara kredit.
Penyesuaian penjualan : transaksi-transaksi yang meliputi potongan,
retur penjualan dan cadangan retur penjualan,
cadangan kerugian piutang, serta penghapusan
piutang.
Perintah pembayaran : dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama
dengan faktur penjualan untuk dikembalikan
bersama pembayaran yang menunjukkan nama
serta nomor rekening pelanggan, nomor faktur,
dan jumlah terutang.
Pradaftar : daftar penerimaan kas yang diterima melalui
pos.
Siklus pendapatan : aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan
serta penagihan pendapatan dalam bentuk kas.
Slip setoran yang : daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel
divalidasi oleh bank yang menunjukkan tanggal serta
total setoran yang diterima bank dan perincian
penerimaan dalam setoran tersebut.
Transaksi penyesuaian : (1) pemberian potongan tunai, (2) retur
penjualan penjualan dan cadangan, serta (3) penentuan
nilai piutang tak tertagih.
Uji pisah batas : dirancang untuk memperoleh kepastian yang
penerimaan kas rasional bahwa penerimaan kas dicatat dalam
periode akuntansi yang tepat.
Uji pisah batas retur : serupa dan terutama ditujukan pada
penjualan kemungkinan bahwa retur yang dilakukan
sebelum akhir tahun dicatat setelah akhir tahun
sehingga mengakibatkan lebih saji piutang dan
penjualan.
Voucher : formulir internal yang mengindikasikan
pemasok, nilai jatuh tempo, dan tanggal
pembayaran untuk pembelian yang sudah
diterima; dokumen ini digunakan untuk
otorisasi pencatatan dan pembayaran utang;
EKSI4310/MODUL 4 4.93
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin., J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
PE N DA H UL U AN
Aktivitas Pengendalian
Prosedur Penaksiran Aktivitas Pengendalian Aktivitas Pengendalian untuk Transaksi
Uji Substantif Utang Jasa Penugasan yang
Risiko dalam Siklus untuk Transaksi untuk Transaksi Penyesuaian Pembelian
Usaha Lain
Pengeluaran Pembelian Pengeluaran Kas dan Pengendalian
Lainnya
Mengembangkan Dokumen dan Catatan Dokumen dan Catatan Dokumen dan Catatan Menentukan Risiko
Tujuan Audit Umum Umum Umum Deteksi untuk Uji
Memahami Entitas dan Fungsi dan Aktivitas Fungsi dan Aktivitas Fungsi dan Aktivitas Detail
Lingkungannya Pengendalian Pengendalian Pengendalian Merancang Uji
Risiko Inheren, Contoh Sistem Contoh Sistem Penngendalian Lain Substantif
termasuk Risiko Transaksi Pembelian Transaksi pada Siklus
Kecurangan Pengeluaran Kas Pengeluaran
Prosedur Analitis Uji Pengendalian
Pertimbangan Siklus Pengeluaran
Komponen
Pengendalian Internal
Gambar 5.1
Garis Besar Modul 5 tentang Audit Siklus Pengeluaran
EKSI4310/MODUL 5 5.3
kegiatan belajar 1
Gambar 5.2
Siklus Pengeluaran
Auditor harus memperoleh bukti yang memadai dan kuat untuk tiap
tujuan audit terkait transaksi siklus pengeluaran. Tujuan audit khusus
5.4 Auditing II
Tabel 5.1
Tujuan Audit Khusus untuk Siklus Pengeluaran
Tujuan Saldo
Keberadaan
Utang mencerminkan jumlah terutang kepada pemasok pada tanggal neraca (EO4).
Kelengkapan
Utang mencakup semua pembayaran yang terutang pemasok pada tanggal neraca (C4).
Hak dan kewajiban
Utang adalah kewajiban entitas pada tanggal neraca (RO1).
Penilaian dan alokasi
Utang telah disajikan dengan benar sesuai jumlah terutang (VA4).
Tujuan Pengungkapan
Keterjadian serta hak dan kewajiban
Keterjadian dan transaksi siklus pembelian yang diungkap telah terjadi dan berhubungan
dengan entitas (PD4).
Kelengkapan
Semua pengungkapan yang harus ada dalam laporan keuangan dimasukkan (PD5).
Klasifikasi dan kemudahan pemahaman
Informasi siklus pengeluaran disajikan dan dijelaskan dengan benar serta informasi
pengungkapan dinyatakan secara jelas (PD6).
Akurasi dan penilaian
Informasi siklus pembelian diungkapkan secara akurat dan dalam jumlah yang tepat (PD7).
5.6 Auditing II
Keterangan
EO (existence and occurrence) = keberadaan dan keterjadian
C (completeness) = kelengkapan
RO (right and obligation) = hak dan kewajiban
VA (valuation and allocation) = penilaian dan alokasi
PD (presentation dan disclosure) = penyajian dan pengungkapan
Tabel 5.2
Memahami Siklus Pengeluaran Entitas perishable
Pengembangan
Perspektif Laporan Menaksir Risiko Salah Saji yang
Contoh Industri Khas
Keuangan Entitas Material
(Median Industri)
Perusahaan mesin dan
peralatan rumah tangga
Pembelanjaan yang Siklus operasi bersih: Perhatian pada pisah batas
signifikan untuk bahan 97 hari pembelian pada akhir tahun.
baku. Hari perputaran utang Perhatian pada potensi utang
EKSI4310/MODUL 5 5.7
Pengembangan
Perspektif Laporan Menaksir Risiko Salah Saji yang
Contoh Industri Khas
Keuangan Entitas Material
(Median Industri)
Pembelian merupakan usaha: 33 hari tidak tercatat.
proses inti yang Utang usaha terhadap
memengaruhi margin total aset: 15,2%
kotor. Rasio lancar: 1,7
Rasio cepat: 0,7
Perusahaan komputer
Pembelian dikelola Siklus operasi Pemasok sering memberikan
secara agresif untuk bersih: 72 hari konsesi harga atau syarat
meminimalisasi Hari perputaran sehingga barang tidak perlu
sediaan usang. utang usaha: 40 dibayar sampai produk jadi
hari terjual yang mengakibatkan
Utang usaha perhatian pada ciri sediaan
terhadap total aset: konsinyasi.
19,4% Perhatian pada pisah batas
Rasio lancar: 1,6 pembelian pada akhir bulan.
Rasio cepat: 0,9 Perhatian pada potensi utang
tidak tercatat.
Grosir eceran
Membeli produk dalam Siklus operasi Perhatian pada perlakuan
jenis yang amat bersih: 9 hari akuntansi untuk cadangan
beragam, termasuk Hari perputaran iklan dan konsesi harga
produk yang berciri utang usaha: 15 terhadap sediaan komoditas.
mudah rusak. hari Perhatian pada pisah batas
Manajemen rantai Utang usaha pembelian pada akhir bulan.
pembelian dan terhadap total aset: Perhatian pada potensi utang
pasokan merupakan 3,4% tidak tercatat.
aspek profitabilitas Rasio lancar: 1,2
yang penting. Rasio cepat: 0,4
Jumlah pemasok yang
besar
Hotel
Pembelian meliputi Siklus operasi Pembelian dan utang usaha
makanan untuk bersih: n/a kurang sentral untuk bisnis inti
restoran dan usaha Hari perputaran yang mengakibatkan
konvensi. utang usaha: n/a penurunan potensi utang tak
Pembelian merupakan Utang usaha tercatat.
kos operasi yang terhadap total aset: Biasanya memiliki pendapatan
kurang signifikan 3,4% yang tak terklasifikasi yang
dibanding pengecer Rasio lancar: 0,7 signifikan.
atau manufaktur. Rasio cepat: 0,6
5.8 Auditing II
Pengembangan
Perspektif Laporan Menaksir Risiko Salah Saji yang
Contoh Industri Khas
Keuangan Entitas Material
(Median Industri)
Sekolah
Pembelian bersifat Siklus operasi Pembelian dan utang usaha
insidental untuk produk bersih: n/a kurang sentral untuk bisnis inti
inti, murid. Hari perputaran yang mengakibatkan
Proses inti tidak utang usaha: n/a penurunan potensi utang tak
dipengaruhi secara Utang usaha tercatat.
signifikan oleh terhadap total aset:
kenaikan harga. 3%
Rasio lancar: 1,7
Rasio cepat: 1,5
D. PROSEDUR ANALITIS
1. Lingkungan Pengendalian
Siklus pengeluaran menawarkan banyak kesempatan kepada pegawai
untuk kecurangan dalam memproses transaksi pembelian dan pengeluaran
kas. Pelaku pembelian biasanya menjadi sasaran pemasok yang menawarkan
imbal balik jika bersedia bertransaksi lebih banyak. Pemimpin yang kuat
serta lingkungan pengendalian yang menekankan integritas dan nilai-nilai
etika sangat penting dalam siklus pengeluaran.
Komitmen manajemen terhadap kompetensi harus dicerminkan dalam
penerimaan, penugasan, dan pelatihan personel yang menangani transaksi
pembelian dan pengeluaran kas, penjagaan aset yang dibeli, serta pelaporan
aktivitas siklus pengeluaran. Manajemen juga dapat mengharuskan personel
yang menangani transaksi pembelian dan pengeluaran kas atau penjagaan
aset yang dibeli untuk diikat.
Tabel 5.3
Prosedur Analitis yang Lazim Digunakan untuk Audit Siklus Pengeluaran
2. Penaksiran Risiko
Manajemen penaksiran risiko terkait aktivitas siklus pengeluaran
meliputi pertimbangan atas masalah seperti berikut:
a. risiko timbal balik pembelian,
b. risiko kecurangan karyawan melalui pembelian atau pengeluaran kas
yang curang,
EKSI4310/MODUL 5 5.13
4. Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan terus-menerus dan periodik dapat
memberi manajemen informasi tentang efektivitas komponen pengendalian
internal dalam mengurangi risiko salah saji. Aktivitas pemantauan yang harus
dipahami auditor meliputi hal berikut:
a. umpan balik dari pemasok tentang setiap masalah pembayaran atau
masalah pengiriman di masa mendatang,
b. komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan
atau kelemahan material dalam pengendalian internal yang ditemukan
selama audit sebelumnya, dan
c. penaksiran periodik oleh auditor internal terhadap kebijakan dan
prosedur pengendalian terkait siklus pengeluaran.
i. Laporan pengecualian
Laporan dengan informasi tentang transaksi yang diidentifikasi untuk
penyelidikan lebih lanjut oleh pengendalian aplikasi komputer.
j. Ikhtisar voucher
Laporan total voucher yang diproses dengan batch atau selama sehari.
k. Register voucher
Catatan akuntansi formal tentang utang tercatat yang disetujui untuk
dibayar.
EKSI4310/MODUL 5 5.17
Gambar 5.3
Bagan Alir Sistem—Transaksi Pembelian
a. Inisiasi pembelian
Secara umum, inisiasi transaksi mencerminkan proses persetujuan
transaksi dengan pihak ketiga. Kebanyakan entitas memisahkan subfungsi
untuk transaksi yang melebihi nilai tertentu. Untuk pembelian bernilai kecil,
sebuah departemen diberi kebebasan untuk meminta dan mengorder barang.
EKSI4310/MODUL 5 5.19
Jika entitas memberi kebebasan yang lebih besar kepada bagian untuk
menginisiasi transaksi, biasanya entitas menerapkan pengendalian anggaran
dan akuntabilitas yang kuat atas pengeluaran bagian.
Tabel 5.4
Pertimbangan Risiko Pengendalian—Transaksi Pembelian
Pengendalian komputera
Salah saji
Fungsi (pengendalian manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
dicetak miring)
Inisiasi Potensi Komputer membuat P
Pembelian kurangnya pengendalian bernomor
pengendalian atas permintaan dan order
atas pembelian pembelian dan memeriksa
dan utang urutan numeriknya.
yang tidak
tercatat.
Pembelian Verifikasi kode otorisasi P
dilakukan karyawan oleh komputer
untuk tujuan untuk meng-input-kan
yang tidak permintaan atau order
terotorisasi. pembelian.
Pembelian Komputer melakukan uji P
dilakukan batas pada permintaan
dengan tujuan dan order pembelian.
atau jumlah Persetujuan diperlukan
yang tidak atas pengaturan uji batas.
terotorisasi.
Karyawan Komputer membandingkan P
membuat pemasok pada order
pemasok dan pembelian ke file master
tagihan fisik pemasok. Hanya karyawan
atas jasa yang tertentu yang dapat
tidak diterima. menambahkan pemasok
ke dalam file master
pemasok.
5.20 Auditing II
Pengendalian komputera
Salah saji
Fungsi (pengendalian manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
dicetak miring)
Penerimaan Barang Komputer memeriksa D
Barang dan diterima, tetapi barang diorder dan yang
Jasa dicatat. tidak diterima dalam
periode tertentu.
Menerima Komputer memeriksa order P
barang yang pembelian yang valid untuk
tidak diorder menginisasi laporan
atau tidak penerimaan
terotorisasi.
Pencatatan Barang atau Komputer memeriksa D
Utang jasa diterima, barang atau jasa yang
tetapi diterima, tetapi tidak
utangnya tidak dicatat sebagai utang
dicatat. dalam periode tertentu.
Barang atau Komputer memeriksa total D
jasa diterima, batch dan total bejalan
tetapi untuk memastikan bahwa
utangnya tidak semua transaksi diproses.
dicatat.
Utang dicatat Komputer mencocokkan D
atas barang informasi voucher tentang
atau jasa yang pemasok, jenis barang,
tidak diterima kuantitas barang, dan nilai
atau dicatat nominal dengan order
dengan jumlah pembelian dan laporan
yang tidak penerimaan yang
tepat. terotorisasi.
Meng-input- Komputer memeriksa P
kan dua kali nomor faktur pemasok
faktur yang sudah di-input-kan
pemasok yang sebelum mencatat faktur
sama untuk pemasok.
pembayaran.
Pengendalian manual P
mengharuskan informasi
pendukung dibatalkan
dengan voucher tidak
dapat diterbitkan tanpa
dokumen pendukung asli.
EKSI4310/MODUL 5 5.21
Pengendalian komputera
Salah saji
Fungsi (pengendalian manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
dicetak miring)
Pembelian Komputer membandingkan D D
dicatat pada periode akuntansi pada
periode yang voucher yang dicatat
salah. dengan periode akuntansi
penerimaan.
Salah saji Komputer memeriksa D
matematis akurasi matematis voucher
terjadi pada dan dokumentasi
saat pendukung.
pemrosesan
voucher.
Pembelian di- Komputer membandingkan D
posting atau total rekening buku
diringkas pembantu dengan buku
secara tidak besar.
tepat.
Pembelian di-
posting ke
rekening yang
salah.
Komputer membandingkan D
distribusi rekening pada
voucher dengan distribusi
rekening pada permintaan
dan order pembelian.
Pengendalian
Manajemen
Pembelian Manajemen berlevel tepat D D D
dicatat untuk memeriksa semua
barang atau pembelian yang
jasa yang tidak
dibebankan dalam pusat
diterima, di- pertanggungjawabannya
posting pada dengan segera serta
rekening yang memeriksa pemasok, nilai,
salah, atau dan rekening yang
dalam jumlah dibebankan.
yang salah.
a seluruh pengendalian komputer mengansumsi bahwa pengecualian dicetak pada
D = pengendalian potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber daya
yang tidak diotorisasi.
c. Pencatatan utang
Penerimaan barang dan jasa biasanya menetapkan kewajiban kepada
entitas untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual mengharuskan
pencatatan utang. Kebanyakan perusahaan membuat voucher untuk mengakui
utang dan mencatatnya dalam jurnal pembelian atau register voucher.
Biasanya, bagian utang usaha bertanggung jawab untuk memastikan
pembelian dicatat dengan akurat. Kebanyakan pengendalian yang penting
disajikan pada Tabel 5.4 dan terjadi pada saat pencatatan utang. Pengendalian
atas pencatatan utang dan tujuan audit khusus yang terkait meliputi hal
berikut:
1) komputer membuat laporan semua penerimaan barang yang belum
dibuatkan voucher (C1);
2) komputer mencocokkan detail voucher dengan faktur pemasok dan
laporan penerimaan dan order pembelian (EO1, VA1);
3) komputer membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan periode
penerbitan voucher yang seharusnya dalam periode yang sama (EO1,
C1);
4) komputer memeriksa akurasi matematis tiap voucher dan faktur pemasok
pendukung (VA1);
5) komputer membandingkan total berjalan untuk menentukan bahwa
semua voucher di-posting dan diikhtisarkan dengan benar pada catatan
akuntansi (VA1);
6) komputer membandingkan distribusi kode rekening pada order
pembelian yang menunjukkan rekening aset atau biaya yang didebit
dengan voucher (PD1);
7) dokumen pendukung harus distempel atau dilubangi; kalau tidak,
dicegah agar tidak di-input kembali sehingga tidak terjadi duplikasi
pembayaran (EO1); duplikasi pembayaran merupakan risiko bawaan
yang penting pada siklus pengeluaran.
EKSI4310/MODUL 5 5.25
LAT IH A N
2)
Tujuan Audit Spesifik
Tujuan Transaksi
Keterjadian
Transaksi pembelian yang tercatat mencerminkan barang atau jasa diterima selama
periode (EO1).
Transaksi pengeluaran yang tercatat mencerminkan kas yang dikeluarkan selama
periode (EO2).
Retur pembelian yang tercatat mencerminkan barang yang dikembalikan selama
periode (EO3).
Kelengkapan
Semua pembelian (C1), pengeluaran kas, (C2) dan retur pembelian (C3) telah selama
periode telah dicatat
Akurasi
Semua pembelian (VA1), pengeluaran kas (VA2), dan retur pembelian (VA3) telah
dinilai secara akurat menggunakan prinsip audit dan di jurnal, diringkas dan di posting
dengan benar.
Pisah batas
Semua pembelian (EO1 atau C1), pengeluaran kas (EO2 atau C2), dan retur
pembelian (EO3 atau C3) telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
Klasifikasi
Semua pembelian (PD1), pengeluaran kas (PD2), dan retur pembelian (PD3) telah
dicatat dalam rekening yang benar.
Tujuan Saldo
Keberadaan
Utang mencerminkan jumlah terutang kepada pemasok pada tanggal neraca (EO4).
Kelengkapan
Utang mencakup semua pembayaran yang terutang pemasok pada tanggal neraca
(C4).
Hak dan kewajiban
Utang adalah kewajiban entitas pada tanggal neraca (RO1).
Penilaian dan alokasi
Utang telah disajikan dengan benar sesuai jumlah terutang (VA4).
EKSI4310/MODUL 5 5.29
laba. Dalam beberapa kasus organisasi jasa, kos (biaya) upah merupakan
aliran kas keluar yang utama, sedangkan pengeluaran lain kurang
signifikan.
5) a) Manajemen dapat termotivasi untuk melakukan kurang saji utang
dan biaya-biaya terkait agar bisa memenuhi target yang telah
diumumkan atau norma industri. Jika manajemen berusaha untuk
memuluskan penghasilan, manajemen dapat meletakkan biaya-biaya
pada tahun-tahun yang baik atau sebaliknya. Manajemen juga dapat
berada di bawah tekanan untuk melakukan kurang saji utang agar
bisa melaporkan peningkatan margin modal kerja atau memenuhi
perjanjian utang.
b) Faktor industri dapat memengaruhi perdagangan terkait utang usaha.
Beberapa perusahaan juga mampu mengelola siklus operasi mereka
sehingga mereka dapat mengembalikan sediaan mereka, kemudian
mengumpulkan pembayaran dari pelanggan sebelum mereka harus
membayar kepada pemasok. Beberapa bisnis yang menggunakan
sistem diproduksi berdasarkan order sering mengumpulkan
pembayaran pelanggan sebelum pengakuan pendapatan yang
akhirnya menghasilkan kewajiban nonmoneter bagi pendapatan
yang tertunda tersebut. Pada beberapa industri yang padat modal,
utang lancar mungkin tidak sesignifikan utang jangka panjang.
c) Risiko salah saji yang sering terjadi pada laporan keuangan adalah
kegagalan untuk mengendalikan pembayaran faktur pemasok yang
terduplikasi (asersi keberadaan dan kemunculan). Siklus
pengeluaran juga rawan terhadap kecurangan pegawai melalui
pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Auditor juga dapat
memperhatikan pembelian-pembelian yang tidak terotorisasi atau
pembelian aset yang tidak tepat. Terakhir, auditor harus
memperhatikan juga implementasi peraturan kapitalisasi yang tepat.
d) Auditor lebih fokus memperhatikan pelaporan utang yang kurang
dari seharusnya karena auditor tidak mau menanggung risiko bisnis
berupa tuntutan karena pelaporan penghasilan yang jadi lebih besar
dari yang seharusnya, disebabkan oleh aktivitas manajemen yang
melaporkan biaya dan utang lebih rendah dari yang seharusnya.
6) a) Beberapa prosedur analitikal yang dilakukan untuk menganalisis
risiko salah pelaporan pada siklus pengeluaran terdiri atas hal
berikut.
EKSI4310/MODUL 5 5.31
Rasio Rumus
Hari perputaran Rata - rata UtangUsaha
utang dagang × 365
Pembelian
harga pokok HargaPokok Penjualan
penjualan terhadap
utang usaha UtangUsaha
% utang terhadap UtangUsaha
total aset
Total Aset
Rasio lancar Aset Lancar
UtangLancar
Rasio cepat Aset Moneter Lancar
UtangMoneter Lancar
10) Biasanya perusahaan akan membuat file induk utang yang mendaftar
utang menurut tanggal jatuh tempo. Setiap hari, orang yang bertanggung
jawab untuk fungsi bendahara akan memeriksa jumlah yang jatuh tempo
hari itu dengan ketersediaan kas, kemudian mengotorisasi kewajiban-
kewajiban untuk dibayar. Sebelum mengeluarkan dek, pengendalian
komputer akan memastikan bahwa voucher yang tepat telah dicatat.
Selain itu, batch total dari jumlah yang diotorisasi dan jumlah check run
juga akan dibandingkan sebelum diproses. Terakhir, cek akan
dibandingkan dengan daftar cek terotorisasi oleh orang yang berbeda.
11) Kemungkinan
Prosedur Pengendalian Uji Pengendalian
Salah Saji
a) Cek diberi nomor Cek tidak tercatat. Memeriksa bukti
sebelumnya dan tidak penggunaan dan akuntansi
boleh digunakan lagi. cek bernomor
b) Penanda tangan cek Cek diubah setelah Menyelidiki prosedur
mengirim cek tersebut ditandatangani. pengiriman dan mengamati
sendiri. pengiriman.
c) Komputer Cek dapat Menggunakan teknik audit
membandingkan dikeluarkan untuk berbantuan komputer
informasi cek dengan barang yang tidak untuk menguji
informasi voucher yang dibeli atau diterima. pengendalian dengan
mendukung. memasukkan data yang
seharusnya ditolak oleh
pengendalian.***
5.34 Auditing II
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
3) Industri berikut yang memiliki perhatian paling baik tentang pisah batas
pembelian pada akhir bulan, kewajiban belum tercatat, dan akuntansi
untuk cadangan periklanan yang disiapkan oleh pemasok adalah ….
A. pabrikasi peralatan konstruksi
B. retail/pengecer
C. hotel
D. sekolah daerah lokal
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
Jelaskan kelemahan pengendalian internal yang berkaitan dengan
pembelian dan pembayaran dari pemesanan special pada perusahaan ABC
untuk setiap fungsi berikut ini:
1. bagian pembelian,
2. bagian penerimaan,
3. bagian utang usaha,
4. bagian pengeluaran kas.
EKSI4310/MODUL 5 5.41
Kegiatan Belajar 2
Aktivitas Pengendalian—Transaksi
Pengeluaran Kas
Contoh sistem pembelian pada Gambar 5.3 pada Kegiatan Belajar 1 menginisiasi
transaksi pembelian dengan permintaan pembelian. Atas diterimanya permintaan
pembelian secara elektronik, order pembelian dibuat menggunakan terminal online.
Komputer membandingkan pemasok dengan daftar pemasok yang terotorisasi dan
melakukan uji batas berdasarkan otorisasi yang tepat dan mencetak laporan pengecualian
untuk diperiksa oleh manajer bagian pembelian. Salinan order pembelian dicetak dan
dikirimkan ke pemasok. Bagian penerimaan, gudang, dan utang usaha mempunyai akses
terhadap informasi order pembelian secara online.
Jika barang tiba di bagian penerimaan, otorisasi penerimaan diperoleh dengan
referensi file order pembelian terbuka. Barang kemudian dihitung dan diperiksa, petugas
penerima menggunakan terminal komputer untuk mencatat barang yang diterima serta
memperbarui file penerimaan dan sediaan perpetual. Laporan harian dibuat untuk tindak
lanjut atas (1) selisih kuantitas barang yang diorder dan yang diterima serta (2) order
pembelian yang berumur lebih dari dua minggu yang belum diterima. Bagian penerimaan,
gudang, dan utang usaha memperoleh akses atas informasi penerimaan.
5.42 Auditing II
dari dua minggu yang belum diterima. Bagian penerimaan, gudang, dan
utang usaha memperoleh akses atas informasi penerimaan.
Tabel 5.5
Pertimbangan Risiko Pengendalian—Transaksi Pengeluaran Kas
Pengendalian Komputera
Salah saji
Fungsi (pengendalian manual C2 EO2 VA2 PD2
potensial
dicetak miring)
Pengeluaran Cek tidak Komputer membuat cek D
kas dicatat. bermotor urut.
Komputer membandingkan P
total pada ikhtisar cek
dengan total voucher yang di-
input-kan untuk pembayaran.
Pengendalian akses terhadap P
blangko cek dan stampel
tanda tangan.
Cek tidak Komputer mencetak laporan D
dicatat cek yang sudah terbit, tetapi
dengan belum dibayarkan.
benar.
Total berjalan D
membandingkan saldo awal
kas. Dikurangi pengeluaran
kas dengan saldo akhir kas
yang harus sama, demikian
juga dengan utang usaha
awal dikurangi pembayaran
dengan utang usaha akhir.
5.44 Auditing II
Pengendalian Komputera
Salah saji
Fungsi (pengendalian manual C2 EO2 VA2 PD2
potensial
dicetak miring)
Cek Komputer membandingkan D
diterbitkan informasi cek dengan order
untuk pembelian dan informasi
pembelian penerimaan atau otoritas
yang tidak yang lain.
terotorisasi.
Komputer melakukan uji P
batas pada pengeluaran
besar dan cek tersebut harus
ditandatangani secara
manual.
Sebuah Komputer menandai voucher D
voucher yang telah dibayar dan nomor
dibayar dua voucher tidak boleh
kali. digunakan ulang.
Cek Komputer membandingkan D
diterbitkan nilai cek dengan nilai voucher
dalam terkait.
jumlah yang
salah.
Cek diubah Pengendalian manual P
setelah mengharuskan
ditandatang penandatanganan cek yang
ani mengirimkan cek lewat pos.
Rekonsiliasi bank D
independen
Pengendalian manajemen
Pembelian Manajemen berlevel tepat D D
dicatat memeriksa semua pembelian
untuk yang dibebankan dalam
barang atau pusat
jasa yang pertanggungjawabannya
tidak dengan segera serta
diterima, di- memeriksa pemasok, nilai,
posting dan rekening yang
pada dibebankan.
rekening
EKSI4310/MODUL 5 5.45
Pengendalian Komputera
Salah saji
Fungsi (pengendalian manual C2 EO2 VA2 PD2
potensial
dicetak miring)
yang salah,
atau dalam
jumlah yang
salah.
a Seluruh pengendalian komputer mengansumsikan bahwa pengecualian dicetak pada laporan
pengecualian dicetak pada laporan pengecualian untuk ditindaklanjuti.
P = pengendalian potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber daya yang tidak
diotorisasi.
D = pengendalian potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber daya yang tidak
diotorisasi.
Gambar 5.4
Bagan Alir Sistem—Transaksi Pengeluaran Kas
b. Laporan pengiriman
Laporan yang dibuat ketika pengiriman barang ke pemasok yang
menampilkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan.
c. Memo debit
Formulir yang menyatakan debit ke utang usaha, termasuk item yang
diretur, harga, dan nilai yang didebitkan. Dokumen ini menjadi dasar
pencatatan retur pembelian.
Umumnya, transaksi tersebut tidak material. Namun, salah saji dapat saja
terjadi sehingga mencapai nilai material.
EKSI4310/MODUL 5 5.49
4. Uji Pengendalian
Banyak auditor merencanakan uji pengendalian dalam siklus
pengeluaran karena tingginya volume transaksi. Auditor perusahaan publik
menguji pengendalian untuk mendukung opini atas pengendalian internal.
Auditor perusahaan privat menguji pengendalian yang tampak efektif karena
strategi ini menghasilkan efisiensi audit.
Jika direncanakan menaksir risiko pengendalian berlevel rendah untuk
asersi siklus pengeluaran, auditor harus melakukan hal berikut:
a. menguji efektivitas pengendalian umum;
b. menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk menguji
efektivitas pengendalian terprogram;
c. menguji efektivitas prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.
dokumen penerimaan, atau voucher yang nilainya hilang dari file komputer
yang menyimpannya.
Tabel 5.6
Contoh Matriks Risiko untuk Asersi Utang Usaha
Penyajian
Eksistensi Penilaian
Komponen Hak dan atau
atau Kelengkapan atau
Risiko Kewajiban Pengungkap
Kejadian Alokasi
an
Risiko audit Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
rendah rendah rendah rendah rendah
Risiko inheren Tinggi Maksimum Moderat Tinggi Maksimum
Risiko Rendah Rendah Moderat Rendah Moderat
pengendalian-
transaksi
pembelian
Risiko Rendah Rendah Moderat Rendah Moderat
pengendalian-
transaksi
pengeluaran
kas
Risiko Rendah Moderat Moderat Rendah Moderat
pengendalian-
transaksi
5.52 Auditing II
Penyajian
Eksistensi Penilaian
Komponen Hak dan atau
atau Kelengkapan atau
Risiko Kewajiban Pengungkap
Kejadian Alokasi
an
penyesuaian
pembelian
Gabungan Moderat Rendah Moderat Rendah Moderat
risiko
pengendalian
untuk uji
utang usaha
Risiko Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
prosedur
analisis
Risiko uji Rendah Rendah Moderat Moderat Rendah
detail yang
dapat diterima
utang pada akhir tahun dapat memberikan bukti tentang validitas asersi
tersebut.
b. Kelengkapan
Auditor dapat menaksir risiko bawaan untuk asersi kelengkapan sebagai
maksimum karena risiko utang yang tidak tercatat.
Ketika mempertimbangkan gabungan penaksiran risiko pengendalian
untuk kelengkapan utang, auditor harus mengevaluasi asersi kelengkapan
terkait pembelian (pada contoh ini rendah) dengan asersi keberadaan dan
keterjadian untuk pengeluaran kas (rendah) dan untuk penyesuaian pembelian
(rendah). Pengendalian kelengkapan pembelian biasanya meliputi tindak
lanjut harian atas item yang diterima, tetapi belum dibuatkan voucher.
Pengendalian keterjadian pengeluaran kas meliputi pembandingan
pengeluaran kas yang tercatat dengan voucher yang mendasari. Pengendalian
ini tergantung pada pengendalian atas keberadaan pembelian yang tercatat.
Akhirnya, pengendalian keterjadian retur pembelian meliputi pencocokan
informasi memo debit dengan laporan pengiriman yang mendasari.
Prosedur analitis terkait kelengkapan pembelian dan utang usaha
meliputi perbandingan pembelian terhadap bisnis fisik yang mendasari,
seperti perbandingan pembelian terhadap kapasitas, dan mewaspadai rasio
lancar yang kelihatannya terlalu bagus. Disebabkan penurunan hari
perputaran utang usaha yang signifikan merupakan alat yang tumpul, risiko
prosedur analitis ditetapkan tinggi.
Pada kondisi ini, auditor menaksir risiko uji detail sebagai rendah.
Auditor sering melakukan uji substantif dengan mengambil sampel
pembelian setelah akhir tahun untuk menentukan pencatatan pada periode
yang benar. Dengan taksiran risiko uji detail yang rendah, auditor melakukan
uji yang ekstensif setelah akhir tahun untuk menguji akurasi pisah batas
pembelian.
Tabel 5.7
Uji Substantif yang Mungkin untuk Asersi Utang Usaha
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
Prosedur awal 1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan Semua
industri serta menentukan hal berikut:
a. signifikasi pembelian dan utang usaha bagi
perusahaan;
b. faktor pendorong ekonomi utama yang
memengaruhi pembelian dan utang usaha
sebagai hasilnya;
c. syarat perdagangan standar dalam industri,
termasuk penanggalan musiman, periode
penagihan, dan seterusnya;
d. perluasaan konsentrasi aktivitas dengan VA4
pemasok dan komitmen pembelian terkait.
2. Melaksanakan prosedur awal saldo dan catatan PD1, PD2,
5.56 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
utang usaha yang akan menjadi sasaran pengujian PD3, EO1,
lebih lanjut EO2, EO3
a. Menelusuri saldo awal utang usaha ke kertas
kerja tahun sebelumnya.
b. Memeriksa aktivitas dalam buku besar utang VA4
usaha dan menginvestigasi ayat jurnal yang
tampak tidak biasa dari segi jumlah atau
sumbernya.
c. Memperoleh daftar utang usaha pada tanggal VA4
neraca dan menentukan bahwa utang usaha
mencerminkan catatan akuntansi yang
mendasarinya dengan hal berikut:
i. menjumlah kebawah pada daftar dan
menentukan kesesuaiannya dengan (1)
total file voucher yang belum lunas, buku
pembantu, atau file induk utang usaha dan
(2) saldo buku besar;
ii. menguji kesesuaian pemasok dan saldo
dalam daftar dengan yang tercantum dalam
catatan akuntansi yang mendasar.
Prosedur 3. Melaksanakan prosedur analitis Semua
analisis a. Mengembangkan harapan utang usaha dengan
menggunakan pengetahuan tentang aktivitas
bisnis perusahaan, syarat perdagangan yang
normal, dan riwayat hari perputaran utang
usaha.
b. Menghitung rasio:
i. hari perputaran utang usaha (pembelian ÷
utang usaha);
ii. utang usaha terhadap total utang lancar.
c. Menganalisis rasio-rasio terkait harapan yang
didasarkan tahun sebelumnya, data industri,
nilai yang dianggarkan, dan data lain.
d. Membandingkan saldo biaya dengan tahun
sebelumnya atau nilai yang dianggarkan untuk
indikasi kemungkinan kurang saji terkait utang
usaha yang tidak tercatat.
Uji detail 4. Menelusur sampel catatan transaksi pembiayaan ke
transaksi dokumentasi pendukung
a. Menelusur kredit utang usaha ke voucher, EO1, PD1,
faktur pemasok, laporan penerimaan, dan VA1, EO4
informasi pendukung lain.
EKSI4310/MODUL 5 5.57
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
b. Menelusur debit utang usaha ke pengeluaran EO2, PD2,
kas atau memoranda retur pembelian. VA2, EO4,
EO3,
PD3, VA3
5. Melaksanakan uji pisah batas
a. Memilih sampel catatan transaksi pembelian EO1, C1
dari beberapa hari sebelum dan sesudah akhir
tahun serta memeriksa voucher, faktur
pemasok, dan laporan penerimaan pendukung
untuk menentukan bahwa pembelian telah
dicatat dalam periode yang benar.
b. Mengamati jumlah laporan penerimaan terakhir EO1, C1
yang diterbitkan pada hari bisnis terakhir
periode audit dan menelusuri sampel laporan
penerimaan berangka lebih rendah dan lebih
tinggi ke dokumen pembelian terkait serta
menentukan bahwa transaksi dicatat pada
periode yang benar.
6. Melaksanakan uji pisah batas pengeluaran kas
a. Mengobservasi jumlah cek terakhir yang EO2, C2
diterbitkan dan diposkan pada hari terakhir
periode audit dan menelusuri ke catatan
akuntansi untuk memverifikasi akurasi pisah
batas.
b. Menelusuri tanggal cek “lunas” yang
dikembalikan dengan pisah batas akhir tahun
laporan bank ke tanggal dicatat.
7. Uji pisah batas retur pembelian
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
b. Memeriksa dokumentasi utang yang dicatat
pada akhir tahun yang belum lunas pada akhir
kerja lapangan.
c. Menyelidiki order pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur pemasok yang tidak
cocok pada akhir tahun.
d. Menyelidiki personel akuntansi dan pembelian
tentang utang yang tidak tercatat.
e. Memeriksa anggaran modal, order jasa, dan
kontrak pembangunan untuk bukti utang yang
tidak tercatat.
Uji Detail Saldo 9. Konfirmasi utang usaha EO4, VA4,
RO1
a. Mengidentifikasi pemasok utama dengan
memeriksa register voucher atau buku
pembantu utang usaha atau file induk dan
mengirim permintaan konfirmasi ke pemasok.
b. Menyelidiki dan merekonsiliasi perbedaan.
10. Merekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke EO4, VA4,
laporan bulanan yang diterima klien dari pemasok. RO1
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
Spesifik
f. Membaca pengungkapan dan secara terpisah PD6
mengevaluasi klasifikasi dan kemudahan
pemahamannya.
a. Prosedur awal
Titik awal setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan industri klien. Memahami signifikansi siklus pembelian
bagi entitas memberikan konteks bagi penaksiran risiko. Memahami faktor
pendorong ekonomi perusahaan, syarat perdagangan standar, pengalaman
penagihan klien dan industri, aspek musiman dari industri tersebut, serta luas
konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu memberikan konteks bagi
evaluasi hasil-hasil prosedur analitis, uji pengendalian, dan uji substantif.
Prosedur awal lain untuk uji substantif utang usaha adalah penelusuran
saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya serta menggunakan perangkat
lunak audit untuk memindai buku besar atas data yang tidak lazim dan untuk
mengembangkan daftar jumlah terutang pada tanggal neraca. Biasanya, klien
menyediakan daftar dari file voucher yang belum lunas, buku pembantu
utang usaha, atau file induk elektronik. Auditor dapat menggunakan
perangkat lunak audit untuk menentukan akurasi matematis daftar tersebut
dengan menjumlah ke bawah dan memverifikasi kecocokannya dengan saldo
rekening buku besar.
b. Prosedur analitis
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah
mengembangkan ekspektasi atas saldo utang usaha, hubungan utang usaha
dengan rekening kunci lain seperti pembelian, dan sediaan. Beberapa
prosedur analitis yang dapat dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang
usaha telah disajikan dalam Tabel 5.3. Penurunan abnormal rasio hari
perputaran utang usaha atau kenaikan tak terduga rasio lancar dapat menjadi
indikator kurang saji utang. Prosedur analitis dilakukan pada fase akhir
penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi pada uji detail
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
5.60 Auditing II
Auditor dapat juga mencari lebih saji pembayaran kemudian pada periode
berikutnya dan berfokus pada transaksi yang lebih besar.
Dokumentasi pendukung utang tercatat, tetapi tetap belum lunas setelah
akhir kerja lapangan juga harus diperiksa. Prosedur lain untuk menemukan
utang tidak tercatat meliputi:
a) penyelidikan order pembelian, laporan penerimaan, dan faktur pemasok
yang tidak cocok pada akhir tahun,
b) penyelidikan personel akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak
tercatat, serta
c) memeriksa anggaran modal, order jasa, dan kontrak pembangunan.
LAT IH A N
8) Bedakan uji-uji berikut dan tunjukkan asersi yang terkait pada tiap-tiap
uji.
a) Menelusuri utang yang tercatat ke dokumentasi pendukung.
b) Memeriksa pembayaran berikutnya.
c) Menentukan bahwa utang diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
benar.
9) Kembangkan beberapa contoh bagaimana auditor menggunakan
pengetahuan terhadap siklus pengeluarannya untuk melakukan jasa
jaminan lain kepada suatu klien.
Pembelian
Asersi (Tujuan
Pengendalian Uji Pengendalian
Audit)
Keberadaan dan Komputer memeriksa Gunakan teknik audit
keterjadian penerimaan barang sebelum berbantuan komputer untuk
(keterjadian) memproses voucher. menguji pengendalian
dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Kelengkapan Komputer menyiapkan laporan Gunakan teknik audit
(kelengkapan) pengecualian barang yang berbantuan komputer untuk
diterima yang tidak cocok menguji pengendalian
EKSI4310/MODUL 5 5.67
Asersi (Tujuan
Pengendalian Uji Pengendalian
Audit)
dengan voucher. dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Keberadaan dan Komputer membandingkan Gunakan teknik audit
keterjadian/ periode akuntansi pada voucher berbantuan komputer untuk
kelengkapan dengan periode akuntansi pada menguji pengendalian
(pisah batas) laporan penerimaan. dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Penilaian dan Komputer membandingkan Gunakan teknik audit
alokasi (akurasi) jumlah pada voucher dengan berbantuan komputer untuk
jumlah pada laporan menguji pengendalian
penerimaan dan harga pada dengan memasukkan data
voucher dengan harga pada yang seharusnya ditolak
order pembelian. oleh pengendalian.
Penyajian dan Komputer membandingkan Gunakan teknik audit
pengungkapan nomor rekening pada voucher berbantuan komputer untuk
(klasifikasi) dengan nomor rekening pada menguji pengendalian
order pembelian. dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Hak dan Hak dan kewajiban biasanya Gunakan teknik audit
kewajiban dikendalikan ketika kewajiban berbantuan komputer untuk
dicatat dengan mencocokkan menguji pengendalian
informasi voucher dengan data- dengan memasukkan data
data pendukung. yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Pengeluaran kas
Asersi (Tujuan Pengendalian Uji Pengendalian
Audit)
Keberadaan dan Komputer membandingkan Gunakan teknik audit
keterjadian informasi cek dengan informasi berbantuan komputer untuk
(keterjadian) voucher pendukung. menguji pengendalian
dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Kelengkapan Komputer membandingkan total Gunakan teknik audit
(kelengkapan) pada ikhtisar cek dengan total berbantuan komputer untuk
voucher yang dikumpulkan untuk menguji pengendalian
pembayaran. dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
5.68 Auditing II
Asersi (Tujuan
Pengendalian Uji Pengendalian
Audit)
Keberadaan dan Dilakukan rekonsiliasi bank Gunakan teknik audit
keterjadian/keleng independen. berbantuan komputer untuk
-kapan (pisah menguji pengendalian
batas) dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Penilaian dan Komputer membandingkan Gunakan teknik audit
alokasi (akurasi) informasi cek dengan informasi berbantuan komputer untuk
voucher pendukung. menguji pengendalian
dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Penyajian dan Komputer membandingkan Gunakan teknik audit
pengungkapan pemasok dan informasi rekening berbantuan komputer untuk
(klasifikasi) dengan order pembelian. menguji pengendalian
dengan memasukkan data
yang seharusnya ditolak
oleh pengendalian.
Hak dan Hak dan kewajiban biasanya Gunakan teknik audit
kewajiban dikendalikan ketika kewajiban berbantuan komputer untuk
dicatat dengan mencocokkan menguji pengendalian
informasi voucher dengan data- dengan memasukkan data
data pendukung. Saat yang seharusnya ditolak
pengeluaran kas, komputer oleh pengendalian.
membandingkan informasi cek
dengan informasi voucher
pendukung.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
Apakah prosedur audit substantif tambahan yang seharusnya dilakukan
oleh Aziiz untuk mengaudit akun utang usaha?
5.76 Auditing II
Glosarium
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin, J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke- 12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
P E N DA H UL U AN
10. metode auditor dalam menentukan elemen program audit untuk tes
substantif dalam mencapai tujuan audit spesifik bagi saldo penggajian;
11. metode auditor dalam menggunakan pengetahuan yang digunakan selama
pengauditan siklus produksi dan jasa kepegawaian untuk mendukung jasa
penjaminan lainnya.
Gambar 6.1
Audit Siklus Produksi dan Jasa Kepegawaian
kegiatan belajar 1
A. TUJUAN AUDIT
ini merupakan yang utama bagi siklus ini pada sebagian besar audit. Mereka
tidak ditujukan untuk menjadi all-inclusive bagi seluruh situasi klien.
Dua kelompok tujuan audit ditempatkan pada bagian ini, yaitu (1) tujuan
audit golongan transaksi terkait dengan transaksi produksi dan harga pokok
penjualan serta (2) tujuan audit saldo akun terkait sediaan. Untuk menghindari
penumpukan, diskusi tentang tujuan audit atas saldo akun dan prosedur audit
dikaitkan dengan pembelian sediaan yang ditangguhkan pada siklus pengeluaran
agar diperoleh cakupan bersama pada modul ini dengan sediaan untuk produksi.
Diskusi tentang tujuan audit dan prosedur audit terkait dengan harga pokok
penjualan juga ditangguhkan pada modul siklus pendapatan serta penjelasan asal
kos tersebut melalui transaksi pembelian pada modul siklus pengeluaran dan
transaksi manufaktur pada modul ini. Hal ini membuat beberapa bukti yang
didapat terkait tujuan yang berhubungan dengan transaksi pembelian dan
penjualan relevan dengan tujuan audit saldo akun yang ditunjukkan pada
gambar berikut.
Tujuan Saldo
Keberadaan
Sediaan yang ada di neraca benar-benar ada secara fisik (EO3).
Kelengkapan
Sediaan terdiri atas semua bahan baku, produk, dan barang habis pakai di tangan pada
tanggal neraca (C3).
Hak dan kewajiban
Entitas yang melapor memiliki kuasa secara sah untuk mencatat sediaan pada tanggal
neraca (RO1).
Penilaian dan alokasi
Asumsi perhitungan kos sediaan telah diaplikasikan secara memadai (VA3) dan sediaan
dinyatakan secara memadai pada lower of cost or market (VA4).
Tujuan Pengungkapan
Keterjadian serta hak dan kewajiban
Pengungkapan transaksi dan saldo sediaan telah diungkapkan secara cukup terkait
dengan entitas (PD3).
Kelengkapan
Semua pengungkapan sediaan yang harusnya ada dalam laporan keuangan telah
dicantumkan (PD4).
Klasifikasi dan keterpahaman
Informasi siklus produksi disajikan dan dideskripsikan secara benar dan informasi pada
pengungkapan ditampilkan dengan jelas (PD5).
Akurasi dan penilaian
Informasi sediaan diungkapkan secara akurat dan pada jumlah yang sesuai (PD6).
EO (existence and occurrence) = keberadaan dan keterjadian
C (completeness) = kelengkapan
RO (right and obligation) = hak dan kewajiban
VA (valuation and allocation) = penilaian dan alokasi
PD (presentation dan disclosure) = penyajian dan pengungkapan
Gambar 6.2
Seleksi Tujuan Audit Khusus untuk Sediaan
EKSI4310/MODUL 6 6.7
Tabel 6.1
Memahami Siklus Produksi Entitas
Mengembangkan
Perspektif Pemahaman
Memperkirakan Risiko Salah
Contoh Sifat Industri tentang Laporan
Saji Material
Keuangan Suatu Entitas
(Median Industri)
Pabrik Perakitan Mesin
dan Peralatan
- Perputaran Sediaan sebagai % total - Keberadaan sediaan
persediaan relatif aset: 35% merupakan risiko yang
lambat signifikan
- Biaya tetap signifikan Turn days sediaan : 85 hari - Produk bukan merupakan
terlibat dalam proses subjek risiko keusangan yang
signifikan
6.8 Auditing II
Mengembangkan
Perspektif Pemahaman
Memperkirakan Risiko Salah
Contoh Sifat Industri tentang Laporan
Saji Material
Keuangan Suatu Entitas
(Median Industri)
- Perakitan Margin kotor : 28.7%
Pabrik Komputer
- Perputaran sediaan Sediaan sebagai % total - Beberapa sediaan di tangan
moderat aset: 25.3% mungkin secara substansi
- Margin kotor Turn days sediaan : 60 hari - Ekonomi menjadi sediaan
bergantung pada Margin kotor : 34.4% konsinyasi karena syarat
superioritas teknologi pricing
produk
- Perusahaan meng- - Keberadaan sediaan
outsourcing aspek- merupakan risiko bawaan
aspek produksi yang yang signifikan
signifikan dan - Penilaian sediaan merupakan
memasang lebih dari risiko bawaan yang signifikan
sekadar merakit karena adanya masalah
produk keusangan teknis
Retail Grosir
- Lingkungan sangat Sediaan sebagai % total - Keberadaan sediaan
kompetitif dan satu aset: 27.9% merupakan risiko bawaan
produk bisa jadi Turn days sediaan : 22 hari yang signifikan
digantikan oleh Margin kotor : 24.7% - Penilaian sediaan merupakan
produk kain dengan risiko bawaan yang signifikan
mudah karena adanya kekompleksan
pengaplikasian metode retail
dan risiko yang terkait dengan
sediaan yang mudah busuk
Hotel
- Sediaan biasanya Sediaan sebagai % total - Risiko salah saji material
tidak signifikan bagi aset: kurang dari 1% rendah karena imaterialitas
industri ini sediaan pada industri ini
Turn days sediaan : N/A
Margin kotor : N/A
Sekolah Lokal
- Sediaan biasanya Sediaan sebagai % total - Risiko salah saji material
tidak signifikan bagi aset: kurang dari 1% rendah karena imaterialitas
industri ini sediaan pada industri ini.
Turn days sediaan : N/A
Margin kotor : N/A
EKSI4310/MODUL 6 6.9
C. PROSEDUR ANALITIS
Pada artikelnya, “Ghost Goods: How to Spot Phantom Inventory,” Joseph T. Wells
mengatakan bahwa barang bayangan (ghost goods) mengacaukan pencatatan akuntansi
perusahaan. Ia mengatakan trend berikut sebagai indikator potensial terhadap sediaan
bayangan.
Sediaan meningkat lebih cepat dari penjualan.
Penurunan perputaran sediaan.
Biaya pengiriman sebagai persentase sediaan menurun.
Sediaan meningkat lebih cepat dari total aset.
Kos penjualan sebagai persentase penjualan menurun.
Kos barang terjual pada buku tidak cocok dengan return pajak.
Sumber: Joseph T. Wells, “Ghost Goods: How to Spot Phantom Inventory,” Journal of
Accountancy, Juni 2001.
Gambar 6.3
Prosedur Analitis Siklus Produksi yang Diidentifikasi
6.10 Auditing II
Tabel 6.2
Prosedur Analitis yang Biasanya Digunakan untuk Audit Siklus Produksi
D. RISIKO BAWAAN
Risiko bawaan pada salah saji laporan keuangan timbul dari transaksi
sediaan untuk jaringan hotel atau sekolah relatif rendah karena sediaan bukan
bagian material bagi proses inti entitas. Sementara itu, pada pabrik, grosir, atau
retailer, sediaan mungkin diperkirakan atau mendekati maksimum karena alasan
berikut.
1. Volume transaksi pembelian, produksi, dan penjualan yang memengaruhi
akun-akun tersebut biasanya tinggi dan meningkatkan kesempatan
munculnya salah saji.
2. Sering ada masalah terkait identifikasi, pengukuran, dan alokasi kos
sediaan, seperti bahan baku, tenaga kerja, kos pabrikasi tidak langsung, kos
produksi bersama (joint costs), disposisi varian kos, akuntansi barang sisa,
serta masalah akuntansi kos lainnya.
3. Perbedaan sediaan yang besar kadang-kadang mengharuskan penggunaan
prosedur khusus untuk menentukan jumlah sediaan, misalnya geometric
volume tumpukan stok barang, aerial photography, dan perkiraan kuantitas
oleh ahli.
4. Sediaan sering disimpan pada berbagai macam tempat, menambah kesulitan
terkait mempertahankan kontrol fisik terhadap pencurian dan kerusakan,
serta akuntansi barang saat transit antarlokasi yang memadai.
5. Sediaan sangat rawan usang, kerusakan, dan faktor lain, seperti kondisi
ekonomi secara umum yang dapat memengaruhi permintaan dan
kemudahlakuan serta penilaian yang benar untuk sediaan.
6. Sediaan dapat dijual karena perjanjian pengembalian dan pembelian
kembali.
6.12 Auditing II
Seperti pada kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek dari lima
komponen sistem pengendalian internal perusahaan dapat diaplikasi pada
transaksi manufaktur pada siklus produksi. Pada tahap ini, diasumsikan bahwa
entitas memiliki lingkungan pengendalian yang kuat, prosedur perkiraan risiko
yang baik, dan pengawasan sistem kontrol internal yang efektif. Diskusi berikut
ini memfokuskan pada aspek komponen informasi dan komunikasi sistem
akuntansi serta pada aktivitas pengendalian yang efektif. Selain itu, diskusi ini
mengasumsikan bahwa suatu entitas memiliki pembagian tugas yang baik dan
pengendalian umum komputer yang efektif sehingga fokus diskusi hanya pada
aplikasi prosedur pengendalian yang terprogram.
a. Pemesanan produksi
Formulir yang menunjukkan jumlah dan jenis barang yang diproduksi,
sebuah pemesanan dapat terkait dengan sebuah pemesanan pekerjaan atau
proses yang berlanjut.
b. Laporan kebutuhan material
Daftar bahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan pada sebuah
pemesanan produksi.
c. Slip pengeluaran bahan
Otorisasi tertulis dari departemen produksi kepada bagian gudang untuk
mengeluarkan bahan baku yang akan digunakan untuk pemesanan produksi
yang diterima.
d. Time ticket
Catatan waktu yang dibutuhkan pekerja untuk pekerjaan tertentu.
e. Move ticket
Pengumuman yang mengotorisasi pergerakan fisik pekerjaan pada proses
antara departemen produksi serta di antara barang dalam proses dan barang
jadi.
EKSI4310/MODUL 6 6.13
File data
produksi
MANAJEMEN
PRODUKSI
Informasi tentang
kebutuhan produksi
dan bahan baku File induk
bahan
baku
Gambar 6.4
Diagram Alir Sistem—Transaksi Produksi
EKSI4310/MODUL 6 6.15
a. Inisiasi produksi
Perencanaan dan pengawasan produksi.
b. Pengolahan sediaan
1) Pengeluaran bahan baku.
2) Memproduksi barang dalam kegiatan produksi.
3) Mentransfer pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi.
4) Melindungi sediaan.
c. Mencatat transaksi manufaktur dan sediaan
1) Menentukan dan mencatat kos produksi.
2) Mempertahankan kebenaran saldo sediaan.
Tabel 6.3
Pertimbangan Risiko Pengendalian-Transaksi Produksi
Kontrol komputera
Salah saji
Fungsi (kontrol manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
cetak miring)
Inisiasi produksi
Perencanaan Produksi Persetujuan P
dan kontrol berlebih pemesanan produksi
produksi mungkin di dalam perencanaan
pemesanan dan kontrol produksi.
6.16 Auditing II
Kontrol komputera
Salah saji
Fungsi (kontrol manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
cetak miring)
Mengeluarkan Penggunaan Menandatangani slip P
bahan baku bahan baku penggunaan bahan
tidak baku untuk
diotorisasi pemesanan produksi
yang telah disetujui
untuk semua material
yang dikeluarkan
untuk produksi.
Komputer mencatat D D
slip pengeluaran
material bernomor
dan merekonsiliasi
slip dengan catatan
pada laporan produksi
harian.
Pergerakan barang
Pemrosesan Jam tenaga Komputer P
barang dalam kerja langsung membandingkan jam
produksi mungkin tidak produksi (atau time
ditagih ke tickets) ke catatan jam
pemesanan tenaga kerja langsung
produksi pada laporan produksi
harian.
Komputer mencatat D D D D
jam kerja dan jam
yang ditagihkan ke
laporan produksi
harian.
Transfer Personel Tanda tangan P
pekerjaan yang barang jadi personel gudang pada
sudah selesai ke dapat move ticket terakhir
sediaan barang mengklaim saat penerimaan D D D D
jadi barang tidak barang.
diterima dari Komputer mencatat
produksi move ticket sediaan
serta merekonsiliasi
dengan catatan di
laporan produksi
terselesaikan.
Melindungi Sediaan dapat Penggunaan kunci P
sediaan dicuri dari gudang dengan akses
gudang terbatas hanya untuk
personel yang
EKSI4310/MODUL 6 6.17
Kontrol komputera
Salah saji
Fungsi (kontrol manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
cetak miring)
bertanggung jawab
saja.
Barang dalam Penggunaan personel
proses dapat pengawas pabrik. P
dicuri atau Menandai move ticket D D
disalahjalurkan untuk mengontrol
selama pergerakan barang
produksi antara departemen
produksi dan tiket
yang direkonsiliasi ke
laporan produksi
harian dan laporan
produksi
terselesaikan.
Mencatat transaksi manufaktur dan sediaan
Menentukan dan Kos Penggunaan daftar P P
mencatat kos manufaktur akun; melaporkan
manufaktur dapat tercatat data kos manufaktur
dalam jumlah secara tepat waktu
yang salah untuk tinjauan kinerja D
manajemen yang
Kos mencantumkan
manufaktur perbandingan
langsung yang anggaran.
dialokasikan Komputer D D D
pada barang membandingkan data
dalam proses laporan produksi
mungkin tidak harian dengan
tercatat atau dokumen sumber
dicatat dalam yang mendasarinya
jumlah yang (move ticket dan time
salah. card sediaan).
Penggunaan
tingkat
overhead atau Persetujuan D D
standar kos manajemen tentang
yang salah. tingkat overhead dan
kos standar;
melaporkan data kos
Kos produksi manufaktur secara
yang tepat waktu untuk
terselesaikan tinjauan kinerja
tidak ditransfer manajemen dan
6.18 Auditing II
Kontrol komputera
Salah saji
Fungsi (kontrol manual C1 EO1 VA1 PD1
potensial
cetak miring)
ke barang jadi penyelidikan varian.
atau ditransfer Komputer
dalam jumlah membandingkan data
yang salah. laporan produksi
harian dengan
dokumen sumber
yang mendasarinya
(move ticket dan time
card sediaan).
Mempertahankan Catatan Penghitungan sediaan D D D
kebenaran saldo jumlah periodik independen;
sediaan sediaan tidak perbandingan dengan
cocok dengan jumlah tercatat dan D
jumlah dimiliki.
sediaan di Komputer memeriksa
tangan. kecocokan catatan
Nilai bawaan pembantu dan akun D
sediaan pada kontrol.
buku besar
pembantu atau
file induk tidak Pemeriksaan kondisi D D D D
sama dengan sediaan secara
akun kontrol. periodik; pelaporan
Sediaan dapat aktivitas sediaan
dicatat pada untuk tinjauan kinerja
jumlah lebih manajemen.
dari nilai Kontrol manajemen
pasar. Level manajemen
yang tepat mengawasi
Manajemen tingkat produksi serta
tidak kos produksi dan
bertanggung kewajaran level
jawab untuk sediaan relatif
pengelolaan terhadap volume
sumber daya penjualan.
sediaan,
menyebabkan
berbagai
macam salah
saji pada
laporan
keuangan
EKSI4310/MODUL 6 6.19
4. Menghasilkan Sediaan
a. Mengeluarkan bahan baku
Gudang mengeluarkan bahan baku untuk produksi pada slip kuitansi
pengeluaran bahan baku (atau daftar permintaan bahan baku) yang disetujui oleh
departemen produksi. Slip tersebut menunjukkan jumlah dan tipe bahan baku
yang diminta dan nomor pemesanan produksi yang diminta untuk ditagih.
Tiap slip harus ditandatangani oleh supervisor (pengawas) atau pekerja
produksi yang bertanggung jawab. Teknologi informasi atau bentuk lain harus
digunakan untuk mencocokkan slip pengeluaran bahan baku dengan pemesanan
produksi serta pencatatannya pada kos produksi (EO1, C1). Rangkuman harian
bahan baku yang digunakan biasanya disiapkan sebagai komponen laporan
6.20 Auditing II
Untuk memastikan bahwa kos produksi telah dicatat dengan benar, daftar
akun harus menyediakan beberapa akun yang dibutuhkan untuk mengklasifikasi
dan melacak secara benar kos tersebut. Sebagai tambahan, pelaporan data kos
yang tepat waktu untuk digunakan dalam tinjauan kinerja aktivitas produksi dan
pengendalian aktivitas manajemen memberikan arti penting untuk mendeteksi
kekeliruan klasifikasi dalam pencatatan-pencatatan kos produksi. Laporan
tersebut biasanya melibatkan perbandingan data kos aktual dan kos dianggarkan
dengan berbagai klasifikasi kos (EO1,C1,VA1, PD1).
Kos manufaktur dapat ditujukan ke barang dalam proses berdasarkan kos
aktual atau kos standar. Ketika kos standar yang digunakan, mereka harus
disetujui oleh manajemen dan harus ada pelaporan varian secara teratur dari
jumlah kos aktual dan dianggarkan untuk pemeriksaan dan tindak lanjutnya
sebagai bagian dari pengecekan periodik oleh manajemen. Pengendalian
tambahan terhadap pencatatan kos produksi terdiri atas berikut ini.
1) Pemeriksaan independen pada kesepakatan entri untuk alokasi kos produksi
pada barang dalam proses dengan data pemakaian bahan baku dan tenaga
kerja dalam laporan aktivitas produksi harian (EO1, VA1, PD1).
2) Pemeriksaan independen terhadap kesepakatan entri untuk transfer barang
dalam proses ke barang jadi dengan data pada laporan produksi yang telah
diselesaikan (EO1, VA1, PD1).
3) Laporan semua slip pengeluaran bahan baku, time tickets, dan kartu
pergerakan (move ticket) sediaan yang tidak termasuk dalam laporan
produksi harian (C1).
4) Pemeriksaan independen sering dilakukan lewat pengendalian terprogram
dan tindak lanjut independen terhadap pengecualian.
6.22 Auditing II
c. Pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen digunakan untuk mengawasi setiap fungsi yang
dideskripsikan di atas. Ketika manajemen memegang tanggung jawab untuk
menggunakan sumber daya pada tiap tahap produksi, kecenderungan untuk
kesalahan yang tidak disengaja dapat berkurang. Seperti dijelaskan di atas,
manajemen biasanya akan mengawasi secara ketat pemesanan produksi, tenaga
kerja dan bahan baku yang digunakan, total akumulasi dari kos produksi,
keberadaan sediaan, serta persetujuan atas kos standar (EO1, C1, VA1, PD1).
tidak efisien, mereka harus diperlakukan sebagai kos periodik dan langsung
diubah ke harga pokok penjualan.
Jika varian muncul karena kos standar tidak merefleksikan kos aktual
produksi, sebuah argumen dapat dibuat untuk memasukkan porsi varian sediaan
yang tepat. Harus ada peninjauan independen untuk penilaian sediaan pada akhir
tahun. Pengendalian internal terhadap tujuan pengungkapan (PD3-PD6)
mensyaratkan kerja dari komite pengungkapan yang efektif.
Tabel 6.4
Isu-isu Kunci terkait Strategi Audit pendahuluan untuk Sediaan
Risiko
Risiko Tes Detail
Asersi Risiko kontrol Prosedur
bawaan Risiko
Analitis
Keberadaan Maksimum: Rendah: sistem Tinggi: prosedur Moderat: jika
dan ada risiko sediaan analitis sering kontrol internal
keterjadian bawaan yang perpetual yang kali terlalu kasar kuat, auditor
signifikan kuat dengan tes untuk dapat
terkait penghitungan membatasi ke mengamati
kerentanan fisik yang teratur level rendah keberadaan
sediaan terhadap untuk sediaan
terhadap sediaan keberadaan sebelum akhir
pencurian dan perpetual. sediaan. tahun. Tingkat
penghitungan tes tergantung
sediaan pada level
mungkin risiko detail.
dicatat
berlebihan
sebagai
bagian dari
kecurangan
6.24 Auditing II
Risiko
Risiko Tes Detail
Asersi Risiko kontrol Prosedur
bawaan Risiko
Analitis
pelaporan
keuangan
untuk
meningkatkan
margin
keuntungan.
Kelengkapan Moderat Rendah: sistem Tinggi: Moderat: jika
sampai tinggi: sediaan perbandingan kontrol internal
pelaporan perpetual yang angka-angka kuat, auditor
sediaan yang kuat dengan tes keuangan tidak dapat menguji
kurang dapat penghitungan mengungkapkan kelengkapan
disebabkan fisik yang teratur kewajiban yang sediaan pada
oleh terhadap tak tercatat. periode
penghitungan sediaan observasi
sediaan yang perpetual. sebelum akhir
buruk atau tahun.
kesalahan
pisah batas.
Hak dan Tinggi: Moderat atau Maksimum: Rendah:
kewajiban perusahaan rendah: sistem prosedur analitis konfirmasi
dapat memiliki sediaan biasanya tidak langsung
sediaan perpetual pasti diarahkan pada terhadap
konsinyasi di melacak sediaan masalah hak perjanjian
tangan yang konsinyasi dan dan kewajiban. peminjaman
bukan miliknya penghitungan akan terdiri
atau sediaan secara teratur atas informasi
dapat pasti dilakukan. tentang aset
dijaminkan Perpetual juga yang dijadikan
sebagai dibandingkan pengaman
pengaman dengan laporan pinjaman.
pinjaman bulanan dari Auditor juga
. pemasok. akan
membaca
kontrak untuk
memahami
syarat-syarat
peminjaman.
Penilaian atau Maksimum: Moderat atau Tinggi: prosedur Rendah:
alokasi risiko bawaan rendah: Tabel analitis sering auditor harus
yang terkait 6.3 kali terlalu kasar mengecek
dengan menjelaskan untuk secara
masalah sejumlah kontrol membatasi ke penilaian kos
penilaian, terhadap nilai level rendah historis dan
EKSI4310/MODUL 6 6.25
Risiko
Risiko Tes Detail
Asersi Risiko kontrol Prosedur
bawaan Risiko
Analitis
termasuk sediaan untuk penilaian lower of cost
aplikasi manufaktur. sediaan. or market.
metode Komite Tingkat tes
penilaian yang pengungkapan tergantung
tepat yang efektif pada level
(FIFO,LIFO, harusnya risiko detail.
dsb) dan meninjau lower
masalah lower of cost or market
of cost or secara teratur.
market.
Penyajian dan Tinggi atau Moderat atau Maksimum: Rendah:
pengungkapan maksimum: maksimum: prosedur analitis auditor akan
ada banyak kontrol utama tidak diarahkan sering
pengungkapan melibatkan pada melakukan tes
utang yang komite pengungkapan. detail untuk
perlu pengungkapan mengevaluasi
ditujukan. yang efektif. kualitas dan
akurasi
pengungkapan
laporan
keuangan.
Auditor juga
akan
membaca
kontrak untuk
memahami
persyaratan
peminjaman.
Tes substantif yang mungkin untuk asersi saldo sediaan dan tujuan audit
spesifik saldo akun yang terkait dengannya ditunjukkan pada Tabel 6.5. Bukti
dari beberapa tes yang berlaku untuk sediaan barang dagang dan sediaan barang
manufaktur yang telah diselesaikan juga terkait dengan tujuan akun kos barang
terjual (harga pokok penjualan) terkait karena adanya hubungan timbal balik
antara akun-akun tersebut. Tiap-tiap tes substantif didiskusikan pada bagian
berikut bersama dengan komentar-komentar tentang bagaimana tes-tes tersebut
dapat disesuaikan berdasarkan level risiko deteksi yang dapat diterima.
6.26 Auditing II
1. Prosedur Awal
Prosedur awal yang penting adalah mendapatkan pemahaman bisnis dan
industri perusahaan. Ini menjadikan auditor dapat mengembangkan perspektif
pemahaman tentang perusahaan dan membuat konteks untuk evaluasi prosedur
analitis dan tes detail. Jika klien adalah perusahaan manufaktur, penting untuk
memahami perpaduan kos tetap dan kos variabel dalam proses produksi. Jika
perusahaan manufaktur tersebut padat modal, hal tersebut akan membutuhkan
volume aktivitas yang tinggi, mungkin operasi pada 80 atau 90 persen kapasitas,
untuk mencapai profitabilitas titik impas. Jika entitas adalah pengecer, penting
untuk memahami sumber pasokan dan peran yang dimainkan klien dalam rantai
distribusi. Auditor juga harus memahami pentingnya sediaan konsinyasi, apakah
konsinyasi keluar atau ke dalam, terhadap bisnis klien.
Dalam melacak saldo sediaan awal ke kertas kerja periode sebelumnya,
auditor harus yakin bahwa penyesuaian-penyesuaian audit yang disetujui pada
tahun sebelumnya telah dicatat. Sebagai tambahan, entri-entri periode ini pada
akun sediaan buku besar umum harus dipindai untuk mengidentifikasi
kemungkinan posting yang tidak biasa, baik jumlah maupun sifatnya, dan
membutuhkan penyelidikan khusus. Prosedur awal juga terdiri atas penentuan
bahwa detail jadwal perpetual atau sediaan lain cocok dengan saldo buku besar
utama. Tambahan tugas untuk daftar sediaan yang disediakan dengan basis
sediaan fisik didiskusikan pada bagian berikutnya terkait dengan tes detail saldo.
2. Prosedur Analitis
Aplikasi prosedur analitis terhadap sediaan menggunakan pemahaman
auditor tentang entitas dan lingkungannya untuk mengembangkan ekspektasi
tentang laporan keuangan. Perspektif pemahaman ini efektif untuk
mengidentifikasi akun yang mungkin salah saji. Prosedur analitis yang
disarankan disajikan pada Tabel 6.2 dan oleh langkah-langkah yang ditunjukkan
pada Tabel 6.5. Tinjauan terhadap pengalaman dan trend industri dapat menjadi
sangat penting dalam mengembangkan ekspektasi yang digunakan dalam
mengevaluasi data analitis untuk klien. Contohnya, mengetahui bahwa
penurunan tajam pada perputaran (perputaran) sediaan klien mencerminkan apa
yang terjadi pada industri dapat membantu auditor dalam menyimpulkan bahwa
penurunan itu bukan indikasi kesalahan terkait keberadaan atau keterjadian atau
kelengkapan data klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran
(perputaran) sediaan, tetapi mungkin indikasi adanya masalah penilaian terkait
EKSI4310/MODUL 6 6.27
Tabel 6.5
Tes Substantif yang Mungkin untuk Asersi Sediaan
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
Prosedur awal 1. Mendapatkan pemahaman entitas dan Semua
lingkungannya serta menentukan hal berikut:
a. signifikansi kos penjualan dan sediaan
terhadap bisnis;
b. pengendali ekonomi kunci yang
memengaruhi margin kotor, kos
penjualan, dan kemungkinan keusangan
sediaan;
c. tingkat kepemilikan sediaan konsinyasi
klien;
d. keberadaan komitmen pembelian dan VA3
konsentrasi aktivitas dengan pemasok.
2. Melakukan prosedur awal untuk saldo dan
catatan aset tetap yang akan menjadi subjek
pengujian lebih lanjut
a. Melacak saldo awal sediaan ke kertas
kerja tahun sebelumnya.
b. Meninjau ulang aktivitas pada akun
sediaan dan memeriksa entri yang
muncul dalam jumlah dan dari sumber
yang tidak umum.
c. Memverifikasi total catatan perpetual dan
jadwal sediaan lain dan kecocokannya
dengan saldo buku besar umum.
Prosedur 3. Melakukan prosedur analitis Semua
analitis a. Meninjau pengalaman dan tren industri.
b. Menguji analitis perputaran sediaan
c. Melihat hubungan saldo sediaan dengan
aktivitas pembelian, produksi, dan
penjualan terbaru.
d. Membandingkan saldo sediaan dengan
volume penjualan yang diharapkan.
Uji detail 4. Pada basis tes, cocokkan entri pada sediaan EO1,EO2,VA1,
transaksi untuk mendukung dokumentasi (misalnya V2,PD1,PD2
faktur pemasok, catatan kos manufaktur,
laporan produksi terselesaikan, dan laporan C1,C2
penjualan serta retur penjualan).
5. Pada basis tes, lacak data pembelian, EO1,EO2,C1,C2
perakitan, produksi terselesaikan, dan catatan
penjualan ke akun sediaan.
6. Tes pisah batas pembelian dan retur
EKSI4310/MODUL 6 6.29
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
penjualan (penerimaan), pergerakan barang
antara departemen manufaktur (routing), dan
penjualan (pengiriman).
Uji detail saldo 7. Memeriksa penghitungan sediaan fisik klien
a. Memutuskan pemilihan waktu dan EO3,C3
tingkat pengujian.
b. Mengevaluasi kecukupan rencana EO3,C3
penghitungan sediaan klien.
c. Mengamati dengan hati-hati EO3,C3
penghitungan klien serta membuat tes
penghitungan.
d. Melihat indikasi sediaan yang bergerak VA4
lambat, rusak, atau usang.
e. Mencatat semua nama sediaan dan EO3,C3
lembar penghitungan yang digunakan
pada penghitungan fisik.
8. Memeriksa akurasi daftar sediaan
a. Menghitung ulang total dan ekstensi VA3
jumlah dikali harga per unit.
b. Melacak tes penghitungan (dari 7c) ke C3
daftar.
c. Mencocokkan barang pada daftar ke EO3
nama sediaan dan lembar penghitungan.
d. Merekonsiliasi penghitungan fisik ke EO3,C3,VA3,PD3
catatan perpetual dan saldo buku besar
utama dan meninjau entri penyesuaian.
9. Tes penghargaan sediaan
a. Memeriksa faktur pemasok yang telah VA3
lunas untuk sediaan yang dibeli.
b. Memeriksa ketepatan tingkat tenaga VA3
kerja langsung dan manufacturing
overhead, kos standar, dan pembagian
varian terkait ke sediaan manufaktur.
10. Mengonfirmasi sediaan pada lokasi di luar EO3,C3,RO1
entitas.
11. Memeriksa kontrak dan perjanjian konsinyasi. RO1
12. Berdasarkan tes sediaan awal, kos produksi, EO2,C2,VA2,PD2
dan sediaan akhir, tentukan ketepatan kos
penjualan.
Uji detail 13. Mengevaluasi nilai realisasi bersih sediaan
saldo: estimasi a. Memeriksa faktur akhir tahun dan VA4
akuntansi melakukan tes lower of cost or market.
b. Membandingkan sediaan dengan VA4
katalog penjualan dan laporan penjualan
6.30 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
entitas.
c. Memeriksa sediaan yang slow-moving, VA4
usang, atau cacat dan tentukan apakah
perlu dihapuskan atau tidak. VA4
d. Mengevaluasi proses manajemen untuk
memperkirakan nilai realisasi bersih
sediaan menggunakan peninjauan ke
periode sebelumnya.
e. Mengevaluasi nilai realisasi bersih VA4
sediaan yang memberikan informasi
berikut:
trend industri,
trend perputaran sediaan,
sediaan khusus yang bergerak
lambat.
Prosedur yang 14. Mengamati penghitungan sediaan yang EO3,C3
dibutuhkan dicantumkan di langkah 7.
Uji detail 15. Membandingkan penyajian pernyataan
penyajian dan dengan PABU
pengungkapan a. Mengonfirmasi kecocokan assigning dan PD3,PD6
penjaminan sediaan.
b. Meninjau penyajian dan pengungkapan PD3,PD6
sediaan pada rancangan laporan
keuangan dan menentukan
kesesuaiannya dengan PABU.
c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian PD4
dan pengungkapan sediaan pada
rancangan laporan keuangan untuk
menentukan kesesuaiannya dengan
PABU dengan mengacu pada daftar cek
pengungkapan.
d. Membaca pengungkapan dan PD5
mengevaluasi klasifikasi dan
keterpahaman mereka secara
independen.
2) Debit pada sediaan barang dalam proses atau barang jadi ke catatan kos
produksi dan laporan produksi.
3) Kredit pada sediaan barang dagang atau bahan baku pada dokumen dan
catatan penjualan.
4) Kredit terhadap sediaan barang dalam proses atau barang jadi pada catatan
kos produksi dan laporan produksi.
dua kali, atau tidak dicatat sama sekali. Bukti dari tes pisah batas tersebut terkait
pada asersi keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan dari saldo sediaan dan
harga pokok penjualan.
Selama 1930, bukti audit sediaan biasanya terbatas untuk memperoleh sertifikasi dari
manajemen atas kebenaran jumlah yang tercantum. Pada 1938, penemuan kecurangan besar
di PT Gautama, sebuah perusahaan farmasi besar, menyebabkan penilaian ulang tanggung
jawab auditor dalam sediaan. Laporan keuangan Desember 1937 perusahaan yang
disertifikasi oleh sebuah kantor akuntan publik nasional melaporkan total aset sebesar $87
juta. Dari jumlah ini, $19 juta ternyata fiktif: $10 juta sediaan dan $9 juta piutang. Auditor
dibebaskan dari tuduhan sebab mereka telah mengikuti standar audit. Namun, setelah itu,
pada pernyataan standar audit No.1, standar audit diubah termasuk pengamatan fisik sediaan.
5. Melaksanakan Pengujian
Dalam melakukan pengamatan sediaan, auditor harus perlu memperhatikan
hal berikut:
a. memeriksa dengan hati-hati dan penuh kepekaan bagaimana karyawan klien
mematuhi rencana sediaan;
b. memperhatikan bahwa semua barang dagangan dilabeli dan memastikan
bahwa tidak ada barang yang dilabeli dua kali;
c. menentukan bahwa label sediaan bernomor urut dan lembar kompilasi
diperiksa dengan benar;
d. membuat beberapa tes penghitungan dan pelacakan kebenaran kuantitas
terhadap lembar kompilasi yang ada;
e. berhati-hati terhadap container kosong dan ruang kosong yang mungkin
ada ketika barang diatur dalam posisi yang rapat;
f. mengawasi barang sediaan yang rusak atau usang;
g. menilai kondisi umum sediaan;
h. mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan menentukan apakah barang yang diterima selama
penghitungan telah dipisahkan dengan benar;
i. menelusuri keberadaan item sediaan yang pergerakannya lambat.
PT Udin
W/P Ref. F-2 Disiapkan oleh : W.C.B Tanggal: 12/31/X1
Tes penghitungan bahan baku Ditinjau oleh: R.E.Z Tanggal:1/25/X2
31 Desember, 20X1
(a) Dilacak ke lembar rangkuman sediaan klien (F-4) yang mencatat koreksi atas semua selisih.
(b) Tiap selisih dikoreksi oleh klien. Efek koreksi bersih adalah meningkatkan sediaan sebesar $840. Jika
kesalahan yang mirip ada pada porsi populasi yang belum tersampel (F-5), proyeksi salah saji akan sebesar
$26,460 yang dianggap imaterial. Lolos pemeriksaan lebih lanjut.
Gambar 6.5
Kertas Kerja Tes Penghitungan Sediaan
Pada kesimpulan prosedur observasi, anggota tim audit yang ditunjuk harus
menyiapkan rangkuman keseluruhan. Rangkuman harus terdiri atas deskripsi
hal-hal berikut:
a. bermula dari rencana penghitungan sediaan klien,
b. memperluas tes/uji penghitungan dan ketidakcocokan material yang terjadi,
dan
c. kesimpulan terhadap akurasi penghitungan dan kondisi umum sediaan.
6.36 Auditing II
yang cukup tidak didapatkan untuk sediaan awal atau auditor tidak dapat
mengamati penghitungan sediaan akhir, auditor memiliki keterbatasan ruang
lingkup dan harus menerbitkan opini qualified atau opini disclaimer.
dinilai lebih dari nilai realisasi bersih pada tanggal pernyataan. Bukti yang
mendukung kos unit bervariasi sesuai dengan sifat sediaan. Untuk barang yang
dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau dikonsumsi (sediaan barang
dagang, bahan baku, dan perlengkapan), kos harus dicocokkan ke faktur
pemasok terkait. Jika klien tidak mampu memberikan faktur pemasok untuk
jumlah sediaan, hal tersebut mengindikasikan kemungkinan masalah keberadaan
sediaan.
Tes ini juga menyediakan bukti asersi hak dan kewajiban. Sebagai
tambahan, ini akan menghasilkan bukti seperti pada asersi kelengkapan jika
pegawai gudang mengonfirmasi lebih banyak barang di tangan daripada yang
dinyatakan pada permintaan konfirmasi. Mengonfirmasi sediaan tidak
menyajikan bukti nilai sediaan karena pegawai gudang tidak diminta untuk
melaporkan kos, sediaan, atau nilai pasar barang yang disimpan di gudang.
LAT IH A N
Risiko
Tes Detail
Asersi Risiko Bawaan Risiko Kontrol Prosedur
Risiko
Analitis
Penyajian dan Tinggi atau Moderat atau Maksimum: Rendah:
pengungkap-an maksimum: ada maksimum: prosedur analitis auditor akan
banyak kontrol utama tidak diarahkan sering
pengungkap-an melibatkan komite pada melakukan tes
utang yang perlu pengungkap-an pengungkapan. detail untuk
ditujukan. yang efektif. mengevaluasi
kualitas dan
akurasi
pengungkapan
laporan
keuangan.
Auditor juga
akan
membaca
kontrak untuk
memahami
persyaratan
peminjaman.
R A NG KU M AN
Modul ini berfokus pada aspek praktis pengauditan siklus produksi dan
jasa kepegawaian. Modul ini memperhatikan khusus pada perencanaan
audit terkait dengan siklus produksi dan jasa kepegawaian, pengendalian
internal khusus yang sesuai dengan siklus-siklus tersebut, dan tes substantif
pada tiap siklus.
Siklus produksi fokus pada pengauditan terhadap sediaan untuk
perusahaan manufaktur. Ini termasuk pembelian bahan baku, pembayaran
tenaga kerja langsung dan tidak langsung, proses menentukan total biaya
produksi, biaya sediaan akhir, serta kos barang terjual.
Gambar 6.3 mengilustrasikan bagaimana auditor akan menggunakan
pengetahuannya terhadap entitas dan lingkungannya dalam konteks lima
contoh industri yang masing-masing memiliki karakteristik dan risiko yang
berbeda-beda. Pengetahuan ini digunakan untuk mengembangkan
ekspektasi terhadap laporan keuangan dan menilai risiko salah saji material.
Fungsi utama dalam siklus produksi termasuk memulai produksi,
memproduksi sediaan, dan mencatat sediaan. Gambar 6.4 memberikan
penggambaran sistem akuntansi untuk siklus produksi. Tabel 6.3
6.44 Auditing II
TES F OR M AT IF 1
2) Berikut adalah tujuan transaksi yang merupakan salah satu dari tujuan audit
khusus siklus produksi, yaitu ....
A. kelengkapan
B. penilaian dan alokasi
C. keterjadian
D. hak dan kewajiban
3) Transaksi produksi (VA1) dan kos penjualan (VA2) dinilai secara akurat
menggunakan PABU serta dijurnal, diringkas, dan di-posting dengan benar.
Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan audit khusus untuk transaksi yang
terkait dengan asersi ....
A. keterjadian
B. akurasi
C. hak dan kewajiban
D. kelengkapan
5) Lingkungan sangat kompetitif dan satu produk bisa jadi digantikan oleh
produk kain dengan mudah merupakan salah satu sifat perusahaan sektor
eceran/grosir. Pada usaha dalam sektor tersebut, risiko salah saji material
yang diperkirakan dapat muncul adalah ....
A. beberapa sediaan di tangan mungkin secara substansi ekonomi menjadi
sediaan konsinyasi karena syarat penetapan harga (pricing)
B. risiko salah saji material rendah karena ketidakmaterialan nilai sediaan
bagi industri ini
C. keberadaan sediaan di perusahaan merupakan risiko bawaan (inherent
risks) yang signifikan
D. penilaian sediaan merupakan risiko bawaan yang signifikan karena
adanya kekompleksan pengaplikasian metode retail dan risiko yang
terkait dengan sediaan yang mudah busuk
10) Auditor diharapkan untuk menentukan apakah sediaan yang tampak pada
kondisi untuk penjualan, penggunaan, atau konsumsi dan apakah ada
keusangan, lambat bergerak, atau barang rusak. Auditor memperoleh bukti
kondisi umum keusangan dengan ....
A. memindai catatan sediaan perpetual untuk barang-barang lambat
bergerak
B. membandingkan kos item sediaan dengan penjualan saat ini dan
laporan penjualan
C. pengkajian perputaran (turn over) sediaan setelah akhir tahun dan
mempertimbangkan apakah perubahan kos penggantian merupakan
satu indikator perubahan kondisi pasar
D. membuat penyelidikan terhadap klien tentang sediaan yang lambat
bergerak dan usang serta nilai realisasi sediaan melalui penjualan
EKSI4310/MODUL 6 6.47
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Sebutkan siklus-siklus yang terhubung dengan siklus produksi!
2) Sebutkan dan jelaskan tujuan audit khusus untuk pengauditan siklus
produksi!
3) Mengapa risiko salah saji material pada industri hotel dan sekolah lokal
bernilai rendah? Jelaskan!
4) Sebutkan dan jelaskan prosedur analitis untuk audit siklus produksi!
5) Mengapa industri pabrik, grosir, dan pengecer (retailer) memiliki risiko
bawaan yang maksimum?
6) Buatlah diagram alir sistem dan prosedur produksi serta jelaskan inti utama
alur tersebut!
7) Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi pengendalian produksi dan salah saji
potensialnya! Bagaimana pengendalian komputernya?
8) Bagaimanakah cara seorang auditor memastikan bahwa kos produksi telah
dicatat dengan benar?
9) Sebutkan pengendalian tambahan dalam proses pencatatan kos produksi!
10) Aktivitas-aktivitas apakah yang harus dilakukan oleh auditor untuk menjaga
kebenaran saldo sediaan?
11) Bagaimana tes detail risiko pada setiap asersi dalam strategi audit untuk
sediaan?
12) Deskripsikan tes substantif untuk asersi sediaan yang dimulai dari prosedur
awal hingga uji detail penyajian dan pengungkapan!
13) Sebutkan dan jelaskan perbedaan dari uji detail transaksi dan uji detail
saldo!
14) Apakah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang auditor untuk
melakukan pengamatan sediaan?
15) Apakah yang harus dilakukan oleh seorang auditor untuk kontrak
konsinyasi sediaan barang dagangan?
16) Mengapa tes audit estimasi akuntansi bersifat prospektif? Jelaskan!
17) Deskripsikan secara singkat perbandingan penyajian laporan keuangan
dengan PABU!
18) Prosedur-prosedur apakah yang harus dilakukan oleh auditor menurut AU
331.14?
EKSI4310/MODUL 6 6.49
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus: Uji Substantif Saldo Akun
Dalam pengujian substantif saldo persediaan untuk mengaudit Harbon
Company, Hariman CPA mengakui kemungkinan adanya salah saji sebagai
berikut.
1) Item-item (pos-pos) sediaan tidak dihitung dan ditandai.
2) Kesalahan ekstensi dibuat pada ringkasan investasi klien.
3) Penerimaan pembelian mendekati tanggal neraca mungkin termasuk dalam
perhitungan fisik, tetapi mungkin tidak dipesan.
4) Barang-barang yang usang dan rusak tidak diperhatikan di dalam gudang.
5) Sediaan disimpan di dalam gudang publik yang mungkin tidak ada.
6) Personel klien mungkin salah menghitung sediaan.
7) Metode low of cost or market (LOCOM) mungkin diterapkan secara tidak
benar.
8) Kontainer yang kosong mungkin dimasukkan dalam sediaan.
9) Barang-barang yang dipegang pada konsinyasi mungkin termasuk dalam
sediaan.
10) Kerugian atas komitmen pembelian mungkin tidak diakui.
Permintaan
1) Identifikasi uji substantif yang seharusnya terdeteksi setiap terjadi
kesalahan.
2) Untuk setiap uji, indikasikan asersi laporan keuangan yang berhubungan.
3) Indikasikan tipe prosedur audit (seperti pemeriksaan aset berwujud dan
konfirmasi) yang digunakan untuk setiap uji substantif.
6.50 AUDITING II
Kegiatan Belajar 2
Tabel 6.6
Transaksi Kunci dalam Siklus Jasa Kepegawaian
Debit Kredit
Biaya kompensasi (termasuk gaji, upah, Penggajian imprest lewat akun bank (untuk
komisi, bonus, opsi saham dan hak penggajian bersih)
apresiasi saham, serta manfaat karyawan)
Kos tenaga kerja langsung Utang tunjangan yang diakui
Kos manufaktur (tenaga kerja tidak Kewajiban sejumlah yang harus dibayar ke
langsung) karyawan
Biaya pajak gaji (payroll tax) Utang pajak gaji yang diakui
Siklus jasa kepegawaian terkait dengan dua siklus lain. Penggajian dan
pembayaran pajak penghasilan terkait dengan transaksi pengeluaran kas pada
siklus pengeluaran. Pemeriksaan penggajian melalui rekening bank (audit
imprest payroll bank account) yang digunakan untuk pengeluaran penggajian
diungkapkan pada Modul 8. Pendistribusian kos tenaga kerja langsung pada
barang dalam proses yang terkait dengan siklus produksi. Akhir modul ini
berfokus terutama pada kompensasi per jam dan pajak penghasilan terkait serta
pengukuran penting dan masalah pengungkapan terkait opsi saham dan rencana
pensiun.
EKSI4310/MODUL 6 6.51
A. TUJUAN AUDIT
Statistik detail terhadap kos tenaga kerja oleh industri tidak sebanyak
statistik finansial lain tanpa terkait dengan asosiasi buruh tertentu. Namun,
beberapa industri, seperti sekolah, sangat padat karya (labor intensive). Audit
jasa kepegawaian dapat merepresentasikan 80 sampai 90 persen total anggaran
tahunan untuk sebuah sekolah. Industri hotel merupakan industri jasa yang juga
bergantung pada keefektifan penggunaan karyawan. Hari ini, sebagian besar
employment di perekonomian Amerika Serikat ada di sektor jasa.
Jasa kepegawaian bervariasi pentingnya untuk masing-masing usaha sektor
manufaktur, grosir, dan retailer. Beberapa industri dapat jauh berbeda dalam hal
keintensifan penggunaan tenaga kerja pada proses manufaktur. Lebih jauh lagi,
beberapa industri manufaktur mulai memiliki rencana tunjangan pensiun yang
memiliki risiko bawaan yang signifikan dengan pengukuran kos pensiun dan
pengungkapan pensiun. Rencana kompensasi lainnya dapat berupa opsi saham
yang memiliki risiko pengukuran dan pengungkapannya sendiri bagi auditor.
Sebelum lanjut pada audit jasa kepegawaian, penting bagi auditor untuk
memahami hal berikut.
1. Pentingnya jasa kepegawaian bagi keseluruhan entitas (misalnya apakah
suatu entitas padat modal atau padat karya?).
2. Sifat kompensasi, sebagaimana kompensasi per jam membutuhkan sistem
pengendalian yang berbeda dari kompensasi berupa gaji.
3. Pentingnya berbagai macam paket kompensasi, seperti bonus, opsi saham,
dan hak apresiasi saham serta perjanjian pensiun.
C. PROSEDUR ANALITIS
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis pada awal audit siklus
jasa kepegawaian karena efektif dalam secara kos. Contoh prosedur analitis
yang dapat digunakan auditor disajikan pada Tabel 6.7. Prosedur analitis dapat
bermanfaat dalam mengidentifikasi potensi kecurangan, seperti ketika
penggajian kotor melebihi ekspektasi auditor. Jenis prosedur ini paling efektif
ketika auditor mampu menggunakan perangkat lunak audit umum, menyusun
karyawan berdasarkan kategori, kemudian mengevaluasi rata-rata pembayaran
berdasarkan kategori karyawan.
Gambar 6.6
Tujuan Audit Khusus untuk Siklus Jasa Kepegawaian
Tabel 6.7
Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Audit Siklus Jasa Kepegawaian
personel yang terlibat memahami hukum dan peraturan pemerintah pusat dan
daerah tentang penggajian serta ketentuan yang berlaku terkait kontrak tenaga
kerja. Terakhir, lingkungan pengendalian yang baik membangun suatu tingkat
akuntabilitas untuk penggunaan sumber daya manusia perusahaan.
Sebagai tambahan untuk lingkungan pengendalian yang kuat, dalam hal ini
diasumsikan bahwa perusahaan memiliki prosedur penilaian risiko yang baik
dan pengawasan yang efektif terhadap sistem pengendalian internal. Diskusi
berikut terfokus pada aspek sistem akuntansi komponen teknologi informasi dan
pada aktivitas pengendalian yang efektif. Diasumsikan juga bahwa perusahaan
memiliki pembagian tugas yang baik dan pengendalian umum lingkungan
komputer yang efektif sehingga fokus diskusi adalah aplikasi prosedur
pengendalian yang terprogram.
Jasa
Peneri
maan Reviu dan
Kartu Persetujuan
Waktu Supervisor
Elektronik
Laporan
perubahan Program Karyawan
File Master File
Dan
Master
Master File Update:
Data
Laporan Laporan Menghitung gaji
karyawan
perubahan perubahan berdasarkan waktu dan
Penca- File Master File Master informasi file master dan
tatan buku besar.
Pengga Print Laporan dan bukti File
jian Laporan Master
perubahan pembayaran
Pendapat
File Master an
karyawan
File
Master
Buku
Pem Besar
bayar
an Laporan
Gaji perubahan
Laporan File Master
perubahan
File Master
Gambar 6.7
Sistem Flowchart – Transaksi Penggajian
pada file induk data personel dengan memasukkan password pada terminal
online sebelum memasukkan data mempekerjakan baru. Secara periodik,
perubahan pada file induk dari komputer dicetak dan dicek secara independen
oleh manajer personalia yang tidak terlibat dalam input data ke komputer. Satu
salinan formulir otorisasi personel ditempatkan pada file karyawan di
departemen personalia.
Pengendalian terhadap penambahan karyawan baru pada file induk data
personel untuk mengurangi risiko pembayaran penggajian pada karyawan fiktif.
Jadi, hal itu terkait dengan asersi keberadaan atau keterjadian serta hak dan
kewajiban transaksi penggajian.
4. Penerimaan Jasa
Penyiapan data kehadiran dan timekeeping
Pada beberapa perusahaan, departemen timekeeping bertanggung jawab
untuk fungsi ini. Jam kerja (time clocks) sering digunakan untuk mencatat waktu
kerja karyawan ketika kartu jam kerja (clock card atau badge) karyawan
dimasukkan ke jam. Untuk mencegah karyawan yang “menitip presensi” pada
karyawan lain, petugas harus mengawasi prosedur clock card.
Untuk karyawan pabrik, kartu jam kerja atau clock card harus didukung
dengan time ticket yang menunjukkan jenis pekerjaan yang diselesaikan (tenaga
kerja langsung ataupun tidak langsung) dan pekerjaan yang jam tenaga kerja
langsung dialokasikan. Semua waktu kerja harus disetujui secara tertulis oleh
EKSI4310/MODUL 6 6.61
b. Pencatatan penggajian
Sebagaimana pembayaran gaji kotor, potongan, dan pembayaran bersih
dihitung untuk tiap-tiap karyawan, program memperbarui file induk pendapatan
karyawan dan menjumlahkan total entri jurnal penggajian yang dihasilkan dan
dimasukkan pada file induk jurnal umum pada akhir proses. Cetakan output
berikut dikirim ke data kontrol berikut.
1) Laporan pengecualian dan pengendalian yang ditinjau ulang oleh
pengendalian data sebelum menyebarkan output tercetak lainnya.
2) Salinan register penggajian yang dikembalikan bersama dengan clock cards
dan time tickets ke departemen penggajian untuk dibandingkan dengan
pemindahan data batch penggajian yang asli.
3) Salinan kedua register penggajian dan cek penggajian bernomor yang
dikirim ke kantor bendahara atau kasir.
4) Rangkuman jurnal umum yang dikirim ke departemen akuntansi
menunjukkan jurnal penggajian yang dihasilkan oleh program penggajian.
Tinjauan ulang yang benar dari tiap-tiap output oleh personel yang
berwenang dan berkontribusi terhadap salah saji kelima kategori asersi.
Secara kolektif, seluruh pengendalian ini terkait pada kelima kategori asersi.
Pengendalian penting lain terkait pembayaran penggajian pada perusahaan-
perusahaan terbesar adalah penggunaan saldo akun bank tetap (imprest payroll
EKSI4310/MODUL 6 6.63
bank account) yang semua cek penggajian dicairkan melalui rekening pada bank
tertentu. Prosedur pengendalian dan tes substantif terkait akun ini dijelaskan
pada Modul 8.
Tabel 6.8
Pertimbangan Risiko Kontrol-Transaksi Penggajian
Tabel 6.9 merangkum isu-isu kunci terkait strategi persiapan audit untuk
pengauditan siklus jasa kepegawaian. Risiko bawaan yang penting terkait
dengan pelaporan berlebihan kos jasa kepegawaian karena karyawan fiktif atau
pelaporan jam kerja yang berlebihan. Namun, ini juga termasuk siklus transaksi
rutin yang pengendalian internalnya harus dapat mengendalikan risiko bawaan.
Hasilnya, tes substantif terfokus pada tes transaksi dan tes saldo pada tanggal
interim. Tes juga harus dilakukan untuk tunjangan, pengungkapan rencana
pensiun, dan opsi saham.
Tabel 6.9
Strategi Audit Pendahuluan pada Siklus Jasa Kepegawaian
Risiko Prosedur
Asersi Risiko Bawaan Risiko Kontrol Tes Detail Risiko
Analitis
Keberadaan dan Tinggi: ada risiko Rendah: sistem Moderat: prosedur Tinggi: auditor
keterjadian bawaan yang kontrol internal analitis dapat dapat melakukan
penting terkait yang kuat, menyajikan tes tes ekstensif
karyawan fiktif termasuk kontrol kewajaran untuk transaksi pada
yang dimasukkan terhadap file induk kelebihan satu tanggal
dalam daftar penggajian, pelaporan jika ada keberadaan dan
penggajian, seharusnya kontrol yang tes pembaruan
kelebihan meminimalkan bagus terhadap kontrol pada
pelaporan jam risiko karyawan informasi jumlah akhirnya. Auditor
kerja, dan (pada fiktif atau jam karyawan dan akan mengacu
beberapa kasus) tidak sah pada jumlah jam kerja. pada hasil audit
kelebihan transaksi ERISA terkait
pelaporan kos penggajian. saldo pensiun.
pada kontrak cost
plus.
Kelengkapan Moderat: jika Rendah: sistem Moderat: prosedur Sangat tinggi:
karyawan tidak kontrol internal analitis dapat auditor dapat
dibayar, mereka yang kuat, menyajikan tes melakukan tes
akan complain, termasuk kontrol yang masuk akal transaksi untuk
meminimalkan terhadap file induk untuk kekurangan memastikan
pembayaran yang penggajian, pelaporan jika ada bahwa semua
tidak tercatat. seharusnya kontrol yang transaksi
Mungkin ada meminimalkan bagus terhadap penggajian sudah
beberapa risiko risiko masalah informasi jumlah tercatat.
bawaan dari pajak kelengkapan karyawan dan
penggajian dan dengan transaksi jumlah jam kerja.
manfaat lainnya. penggajian.
Hak dan Moderat: tidak Rendah: sistem Maksimum: Tinggi: auditor
kewajiban umum bagi entitas kontrol internal prosedur analitis akan melakukan
6.66 AUDITING II
Risiko Prosedur
Asersi Risiko Bawaan Risiko Kontrol Tes Detail Risiko
Analitis
untuk mencatat yang kuat biasanya tidak tes saldo pada
kewajiban yang seharusnya dapat diarahkan pada suatu tanggal
bukan milik memastikan masalah hak dan untuk memastikan
mereka. bahwa kewajiban kewajiban. bahwa kewajiban
penggajian tersebut memang
merupakan merupakan
kewajiban entitas. kewajiban entitas.
Penilaian atau Moderat: Rendah: sistem Moderat sampai Rendah sampai
alokasi perhitungan kontrol internal tinggi: prosedur tinggi: tingkat tes
penggajian tidak yang kuat, analitis dapat transaksi pada
kompleks termasuk kontrol menyajikan tes tanggal tertentu
terhadap file induk kewajaran terkait tergantung kontrol
penggajian, penilaian masalah dan hasil
seharusnya penggajian kotor prosedur analitis.
meminimalkan Auditor akan
risiko masalah mengacu ke hasil
penilaian dengan audit ERISA
transaksi terkait saldo
penggajian rutin. pensiun dan
menghitung ulang
penghitungan opsi
saham.
Penyajian dan Tinggi ada Moderat atau Maksimum: Sangat rendah:
pengungkapan pengungkapan maksimum: prosedur analitis auditor akan
signifikan terkait kontrol utama tidak diarahkan sering melakukan
opsi saham dan melibatkan komite pada tes detail untuk
rencana manfaat pengungkapan pengungkapan. mengevaluasi
karyawan. yang efektif. kualitas dan
akurasi
pengungkapan
laporan
keuangan.
audit khusus saldo akun terkait ditunjukkan pada Tabel 6.10. Tiap tes substantif
didiskusikan pada bagian berikut bersama dengan komentar terpilih tentang
bagaimana tes tersebut dapat disesuaikan berdasarkan level risiko deteksi yang
dicapai.
Tabel 6.10
Tes Substantif yang Mungkin untuk Asersi Jasa Kepegawaian
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
Prosedur awal 1. Mendapatkan pemahaman entitas dan lingkungannya Semua
serta menentukan hal berikut:
a. signifikansi kos penggajian terhadap bisnis;
b. pengendali ekonomi kunci yang memengaruhi kos
penggajian;
c. tingkat rencana manfaat pensiun atau penggunaan
rencana insentif kompensasi lainnya.
2. Melakukan prosedur awal untuk saldo dan catatan VA3
sediaan yang akan menjadi subjek pengujian lebih lanjut
a. Melacak saldo awal sediaan ke kertas kerja tahun
sebelumnya.
b. Meninjau ulang aktivitas pada akun penggajian dan
memeriksa entri yang muncul dalam jumlah dan dari
sumber yang tidak umum.
c. Memverifikasi total register penggajian dan buku
besar pembantu lain terkait kecocokannya dengan
saldo buku besar umum.
Prosedur 3. Melakukan prosedur analitis Semua
analitis a. Meninjau pengalaman dan trend industri.
b. Menguji analitis kos penggajian.
c. Melihat hubungan kos penggajian dengan aktivitas
produksi dan penjualan saat ini.
Uji detail 4. Pada basis tes, cocokkan transaksi penggajian untuk EO1, EO2, VA1,
transaksi mendukung dokumentasi (misalnya time card, kontrak VA2.
pekerja, pemberian bonus, dan perjanjian kompensasi PD1, PD2
insentif).
5. Pada basis tes, cocokkan transaksi penggajian untuk EO1, EO2, VA1,
mendukung dokumentasi (penggajian kotor yang VA2.
mendasar atau penghitungan pajak penggajian). PD1, PD2
6. Memverifikasi kompensasi manajer ke board of director. EO1,EO2,VA1,VA2,
7. Pada basis tes, lacak data dari time card dan kontrak ke PD1, PD2
register penggajian. C1,C2
8. Menguji pisah batas penggajian pada akhir bulan (tahun)
berdasarkan periode waktu kerja dan penggajian yang EO1,EO2,C1,C2
diakui jika akhir bulan (tahun) dan akhir periode
penggajian tidak cocok.
Uji detail saldo 9. Menghitung ulang kewajiban penggajian yang diakui EO2,C2,VA2,PD2
pada akhir tahun terhadap catatan penggajian yang
mendasar. EO2,C2,VA2,PD2
6.68 AUDITING II
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
10. Menghitung ulang kewajiban pajak penggajian yang RO1
telah diakui dan cocokkan ke jurnal pengeluaran kas.
11. Tentukan bahwa utang penggajian terakui merupakan
kewajiban entitas.
Uji detail saldo: 12. Menentukan metode akuntansi untuk opsi saham dan EO1,EO2,VA1,VA2,
estimasi menghitung ulang biaya opsi saham (atau informasi PD1,PD2
akuntansi yang diungkapkan).
Uji detail 13. Membandingkan penyajian pernyataan dengan PABU
penyajian dan a. Bandingkan pengungkapan rencana pensiun PD3,PD6
pengungkapan dengan hasil audit ERISA.
b. Meninjau penyajian dan pengungkapan kos PD3,PD6
penggajian (pensiun, opsi saham, atau kompensasi
lain pada rancangan laporan keuangan dan
menentukan kesesuaiannya dengan PABU).
c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan
pengungkapan aktivitas servis personel pada PD4
rancangan laporan keuangan untuk menentukan
kesesuaiannya dengan PABU dengan mengacu
pada daftar cek pengungkapan.
d. Membaca pengungkapan serta mengevaluasi
klasifikasi dan kemudahan mereka untuk mengerti PD5
secara independen.
1. Prosedur Awal
Prosedur awal yang penting adalah mendapatkan pemahaman bisnis dan
industri perusahaan serta kos penggajian yang diharapkan. Ini memungkinkan
auditor untuk mengembangkan perspektif pemahaman tentang perusahaan dan
mengatur konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan uji detail. Jika klien
adalah perusahaan manufaktur, penting untuk memahami perpaduan kos
penggajian dengan kos produksi lain dan bagaimana ini berinteraksi dengan
siklus produksi. Juga, penting untuk memahami perjanjian insentif kompensasi
dan derajat yang perjanjian tersebut dapat memengaruhi perilaku siklus lainnya
(misalnya mengompensasi eksekutif hanya pada level pendapatan). Akhirnya,
auditor juga harus memahami sifat perjanjian pensiun, opsi saham, dan biaya
tunjangan karyawan lainnya.
EKSI4310/MODUL 6 6.69
Untuk melacak saldo penggajian awal dan pajak penghasilan ke kertas kerja
periode sebelumnya, auditor harus mendapat keyakinan bahwa penyesuaian
audit sesuai dengan fakta pencatatan periode sebelumnya. Sebagai tambahan,
jurnal periode sekarang terhadap rekening buku besar sediaan harus dicermati
untuk mengidentifikasi berbagai posting yang tidak biasa terhadap jumlah atau
sifat dan investigasi khusus yang diperlukan. Prosedur awal juga perlu
menentukan detail buku pembantu untuk utang gaji yang terkait dengan saldo
buku besarnya.
2. Prosedur Analitis
Prosedur analitis yang penting telah didiskusikan sebelumnya pada modul
ini. Tujuan auditor adalah mengembangkan ekspektasi saldo akun penggajian
yang diakui serta hubungan antara kos penggajian dan jam kerja. Beberapa
prosedur analitis yang dapat dilaksanakan untuk menyajikan bukti pengakuan
penggajian ditunjukkan pada Tabel 6.7. Auditor harus waspada terhadap sinyal
berkaitan dengan kewajiban penggajian yang tidak tercatat. Prosedur analitis
dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang
dievaluasi pada tes detail telah konsisten dengan keseluruhan gambaran yang
dilaporkan pada laporan keuangan.
dan karyawan untuk gaji dan upah, komisi, bonus, biaya liburan, dan lain-lain
serta untuk jumlah yang harus dibayar ke pemerintah terkait pajak penghasilan.
Walaupun perhatian utama auditor ada pada biaya penggajian tahun itu yang
dilaporkan berlebihan, untuk pengakuan akhir tahun fokusnya ada pada
penyajian yang kurang. Juga, pada konsistensi metode penghitungan akrual dari
satu periode ke periode berikutnya.
Untuk mendapatkan bukti terkait kewajaran pengakuan manajemen, auditor
harus meninjau ulang penghitungan manajemen atau membuat penghitungan
independen. Pengakuan pajak penghasilan harus dibandingkan dengan jumlah
yang ditunjukkan pada retur pembayaran pajak penghasilan. Bukti tambahan
dapat dibandingkan dengan memeriksa pembayaran setelah itu yang dibuat pada
akun akrual sebelum penyelesaian tugas. Bukti yang diperoleh dari tes-tes ini
terutama sangat terkait dengan tujuan berkaitan dengan asersi penilaian atau
alokasi.
beredar pada awal dan akhir tahun. Hal ini sebagaimana juga opsi yang
dikabulkan, dilaksanakan, ditebus, atau kedaluwarsa selama tahun tersebut.
Manajemen sediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik
oleh setiap perusahaan manufaktur, grosir dan retailer agar dapat mencapai
tujuan profitabilitas dan aliran kas. Dalam mengevaluasi masalah seperti nilai
realisasi bersih sediaan, auditor harus mempertimbangkan risiko bisnis dan
risiko produk substitusi atau pesaing yang mengambil pangsa pasar klien. Hal
ini dapat membantu jasa penjaminan penetapan risiko.
Lebih jauh lagi, prosedur analitis auditor mengarahkan keefektifan proses
manajemen sediaan. Biasanya, auditor akan mengevaluasi perputaran (turn
days) sediaan suatu entitas. Gambar 6.3 menunjukkan variasi yang lebar pada
perputaran sediaan dari tiga industri yang berbeda. Jika peringkat klien
mendekati peringkat bawah industri, auditor biasanya mencoba mengarahkan
masalah bagaimana klien dapat meningkatkan proses manajemen sediaan.
Auditor secara teratur memberikan rekomendasi peningkatan sistem informasi
yang memungkinkan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan
pengurangan sediaan secara lebih baik serta mencocokkan jumlah sediaan
dengan permintaan. Namun, auditor harus tetap memberi rekomendasi klien dan
tidak memotong jalur pembuatan keputusan manajemen atau terlibat dalam
implementasi masalah yang dapat mengurangi independensi auditor.
Manajemen personalia merupakan proses inti beberapa perusahaan. Hari
ini, sebagian besar tenaga kerja di Amerika Serikat berada pada sektor jasa
daripada manufaktur. Beberapa perusahaan di sektor jasa melacak pendapatan
per karyawan. Pengecer sering melacak pendapatan per kaki persegi dan
pendapatan per karyawan. Saat audit, beberapa auditor mengawasi statistik ini
dan mengevaluasi kinerja relatif terhadap lainnya dalam industri. Akuntan
publik yang memahami industri sering dapat membantu klien mengidentifikasi
kesempatan yang mungkin ada untuk meningkatkan pendapatan per karyawan.
Ketika mengaudit biaya dan profitabilitas, seorang auditor dapat
mengevaluasi statistik produktivitas karyawan. Semakin karyawan menjadi
produktif, perusahaan akan mendapat profitabilitas yang lebih baik. Evaluasi
produktivitas karyawan (sering kali produktivitas tim karyawan atau
departemen) penting untuk organisasi jasa.
6.74 AUDITING II
LAT IH A N
1) Beberapa atau semua jenis tes dapat dilakukan sebagai bagian dari tes
bertujuan ganda (dua sisi) selama pekerjaan interim. Sebutkan tiga contoh
pencocokan jurnal tercatat pada akun penggajian!
2) Jelaskan FASB No. 123 terkait dengan insentif kompensasi bagi karyawan!
1) Beberapa atau semua jenis tes dapat dilakukan sebagai bagian dari tes
bertujuan ganda (dua sisi) selama pekerjaan interim. Tiga contoh
pencocokan jurnal tercatat pada akun penggajian berikut.
a) Penentuan kos terkait berbagai macam perjanjian insentif kompensasi.
EKSI4310/MODUL 6 6.75
R A NG KU M AN
Modul ini berfokus pada aspek praktis pengauditan siklus produksi dan
jasa kepegawaian. Modul ini memperhatikan khusus pada perencanaan
audit terkait dengan siklus produksi dan jasa kepegawaian, pengendalian
internal khusus yang sesuai dengan siklus-siklus tersebut, dan tes substantif
pada tiap siklus.
Siklus jasa personalia termasuk kompensasi eksekutif, kompensasi
karyawan, gaji, gaji per jam, rencana kompensasi insentif, bonus, opsi
saham, dan manfaat lainnya. Gambar 6.6 menggunakan kerangka kerja
yang dikembangkan pada materi pengauditan 1 untuk menentukan tujuan
audit spesifik untuk siklus jasa personalia.
Berbagai macam industri bervariasi secara signifikan terhadap tingkat
keintensifan tenaga kerjanya. Siklus jasa personalia penting terutama pada
sektor jasa yang mendominasi perekonomian dunia. Modul ini fokus pada
bagaimana pengetahuan ini digunakan untuk mengembangkan ekspektasi
terhadap laporan keuangan dan menilai risiko salah saji material.
6.76 AUDITING II
TES F OR M AT IF 2
6) Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan dan mencatat
transaksi pada siklus kepegawaian, kecuali ....
A. otorisasi karyawan dan kartu jam kerja (clock card)
B. cek penggajian dan rangkuman distribusi kos tenaga kerja
C. file induk sediaan bahan baku dan penempatan karyawan bagian
produksi
D. file induk data karyawan dan file induk pendapatan karyawan
10) Salah satu bentuk umum dari kompensasi karyawan pada beberapa
perusahaan adalah penggunaan opsi saham. Terkait dengan hal itu, auditor
harus menentukan hal-hal berikut, kecuali ....
A. penghitungan kontribusi karyawan terhadap kenaikan kinerja
perusahaan dengan membuat rasio pembandingan kinerja karyawan
dengan tingkat produksi dalam satu periode penghitungan
B. jenis rencana insentif kompensasi yang digunakan untuk
mengompensasi karyawan dan manajer
C. bagaimana biaya kompensasi ditentukan dan bagaimana biaya
kompensasi dialokasikan ke berbagai macam periode akuntansi
D. kecukupan pengungkapan terkait rencana insentif kompensasi
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Sebutkan akun-akun apa sajakah yang dapat terpengaruh atas transaksi jasa
kepegawaian!
2) Sebutkan dan jelaskan tujuan audit khusus untuk siklus jasa kepegawaian!
3) Faktor-faktor dan kondisi-kondisi apakah yang harus auditor pahami
sebelum melakukan audit jasa kepegawaian?
4) Kapankah seorang auditor dapat menonjolkan pendekatan perkiraan level
risiko pengendalian rendah dan prosedur analitis dalam pengembangan
strategi audit?
5) Bagaimanakah rasio, formula, dan signifikansi audit dalam prosedur analitis
yang biasa digunakan untuk audit siklus jasa kepegawaian?
6) Sebutkan dan jelaskan risiko-risiko yang melekat pada siklus penggajian!
7) Sebutkan dan jelaskan dokumen dan pencatatan umum dalam
melaksanakan dan mencatat transaksi penggajian!
8) Apa sajakah fungsi-fungsi yang terlibat dalam pemrosesan transaksi
penggajian?
9) Deskripsikan secara singkat alur proses pencatatan dan pembayaran
transaksi penggajian!
10) Bagaimanakah bentuk pengendalian yang dilakukan dalam proses
pembayaran penggajian?
11) Dalam prosedur awal, tes substantif apa sajakah yang dapat dilakukan untuk
asersi jasa kepegawaian?
12) Berikan gambaran logis proses pencocokan jurnal yang tercatat pada akun
penggajian!
13) Berikan contoh risiko-risiko salah saji yang terkait dengan masalah pisah
batas dalam transaksi jasa kepegawaian!
6.80 AUDITING II
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
a. Identifikasikanlah salah saji material yang mungkin terjadi jika semua
jawaban dari setiap pertanyaan kuesionernya adalah “tidak” atau “tidak
ada”.
b. Identifikasikanlah kemungkinan uji pengendaliannya jika semua jawaban
dari setiap pertanyaan kuesionernya adalah “ada” atau “iya”.
EKSI4310/MODUL 6 6.81
Glosarium
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin, J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
PE N DA H UL U AN
Gambar 7.1
Garis Besar Modul 7 Audit Siklus Investasi dan Pendanaan
kegiatan belajar 1
Langkah kedua dalam audit aktivitas investasi adalah menentukan aset apa
yang akan dibeli selama periode. Pertumbuhan aset tetap seharusnya
menunjukkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan pada
periode-periode awal. Aset jangka panjang pada umumnya stabil (jumlah tidak
berubah) pada sebagian besar entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aset tetap
yang ada di akhir tahun juga akan ada pada awal tahun. Jadi, auditor sering
memfokuskan strategi audit pada audit “perubahan” aset jangka panjang
daripada keseluruhan populasi aset jangka panjang.
Aktivitas pendanaan terdiri atas transaksi dan peristiwa yang kas diperoleh
dari atau dibayarkan kembali kepada kreditur (pendanaan utang) atau pemilik
(pendanaan ekuitas). Aktivitas pendanaan dapat terdiri atas, misalnya, perolehan
utang, sewa modal, penerbitan obligasi, atau penerbitan saham biasa atau saham
preferen. Aktivitas pendanaan dapat juga termasuk pembayaran untuk melunasi
utang, pembelian/akuisisi kembali saham (saham treasury), dan pembayaran
dividen. Jika auditor mengetahui perubahan yang telah terjadi pada aktivitas
investasi, perubahan pada aktivitas pendanaan sering kali dapat diprediksi. Jika,
misalnya, sebuah perusahaan mendanai peralatan dengan sewa modal,
penambahan aset dan utang terkait secara langsung. Populasi instrumen utang
dan ekuitas biasanya kecil. Misalnya, sebuah perusahaan publik mungkin
memiliki 50 utang wesel yang berbeda dan hanya satu sampai tiga macam
(beberapa) surat berharga ekuitas yang ukuran populasinya kecil. Jadi, strategi
audit sering kali fokus pada audit populasi utang dan modal pada akhir tahun
saja.
Tabel 7.1
Memahami Aktivitas Investasi dan Pendanaan Entitas
Mengembangkan perspektif
pemahaman tentang laporan Memperkirakan risiko
Contoh Sifat Industri
keuangan suatu entitas salah saji material
(median industri)
Pabrik perakitan mesin Aset tetap bersih sebagai % - Ada sedikit risiko
dan peralatan total aset: 23.1%. keusangan aset.
- Aset tetap material. Utang operasi sebagai % total - Utang cenderung
Presentasi aset tetap aset: 29.7%. Utang pendanaan stabil dan
terhadap total aset sebagai % total aset: 28.1%. terkonsentrasi dengan
rendah disebabkan Ekuitas sebagai % total aset: sumber yang sedikit.
piutang dan persediaan 42.2%.
yang signifikan. Penjualan terhadap aset tetap
- Aset tetap biasanya bersih: 10.0.
EKSI4310/MODUL 7 7.7
Mengembangkan perspektif
pemahaman tentang laporan Memperkirakan risiko
Contoh Sifat Industri
keuangan suatu entitas salah saji material
(median industri)
didanai dengan utang. Penjualan terhadap total aset:
2.0.
Pabrik komputer
- Aset tetap merupakan Aset tetap bersih sebagai % - Pabrik chip memiliki
porsi nominal suatu total aset: 15.2%. tingkat keusangan
model bisnis yang Utang operasi sebagai % total produksi teknologi
diarahkan oleh aset: 34.2%. yang lebih tinggi
teknologi. Utang pendanaan sebagai % daripada pabrik
- Ekuitas dan pendapatan total aset: 27.0%. komputer.
yang diputar kembali Ekuitas sebagai % total aset: - Utang cenderung
merupakan sumber 38.8%. stabil dan
pendanaan yang Penjualan terhadap aset tetap terkonsentrasi dengan
signifikan. bersih: 25.7. sumber yang sedikit.
- Ada kebutuhan ekuitas Penjualan terhadap total aset:
cukup besar untuk 5.0.
perusahaan yang baru
tumbuh.
Retail grosir
- Aset tetap merupakan Aset tetap bersih sebagai % - Lokasi merupakan
porsi yang signifikan total aset: 40.9%. Utang operasi kunci penjualan dan
terhadap model bisnis. sebagai % total aset: 32.2%. lokasi yang buruk
- Penjualan dipengaruhi Utang pendanaan sebagai % dapat menimbulkan
oleh besaran (jumlah) total aset: 38.6%. kemungkinan
ruangan retail. Ekuitas sebagai % total aset: penutupan toko dan
- Ukuran toko 29.2%. operasi yang terhenti.
memengaruhi bauran Penjualan terhadap aset tetap - Utang cenderung
produk. bersih: 13.3. stabil dan
- Aset tetap didanai Penjualan terhadap total aset: terkonsentrasi dengan
dengan utang jangka 5.0. sumber yang sedikit.
panjang.
Hotel
- Industri yang sangat Aset tetap bersih sebagai % - Ada risiko yang lebih
bergantung pada aset total aset: 74.4%. tinggi dengan volume
tetap dan profitabilitas Utang operasi sebagai % total transaksi properti
sering kali bergantung aset: 21.8%. yang besar.
pada kualitas dan Utang pendanaan sebagai % - Kinerja properti yang
lokasi properti. total aset: 70.3%. buruk dapat
- Aset jangka panjang Ekuitas sebagai % total aset: mengindikasikan
pada umumnya didanai 7.9%. situasi penurunan
oleh utang. Penjualan terhadap aset tetap nilai aset.
bersih: 0.7. - Ada risiko yang lebih
tinggi bahwa properti
7.8 Auditing II
Mengembangkan perspektif
pemahaman tentang laporan Memperkirakan risiko
Contoh Sifat Industri
keuangan suatu entitas salah saji material
(median industri)
Penjualan terhadap total aset: dan pendanaan akan
0.6. diletakkan pada
variabel kepentingan
entitas di luar neraca.
Sekolah lokal
- Banyak aset tetap, tetapi Aset tetap bersih sebagai % - Ada sedikit transaksi
aset tetap sering kali total aset: 49.5%. properti dalam satu
disimpan di tempat Utang operasi sebagai % total tahun.
dalam periode waktu aset: 18.9%. - Obligasi publik
yang lama. Umur aset Utang pendanaan sebagai % biasanya digunakan
sering kali lebih lama total aset: 23.7%. untuk utang yang
daripada periode Ekuitas sebagai % total aset: dicadangkan oleh
pendanaan obligasi 57.4%. pajak.
yang diterbitkan. Penjualan terhadap aset tetap - Penurunan nilai aset
- Ada risiko bisnis jika bersih: 1.3. muncul jika populasi
populasi usia sekolah Penjualan terhadap total aset: siswa menurun
menurun. 0.7. dengan cepat.
C. SIKLUS INVESTASI
Diskusi berikut fokus pada aset tetap (properti, pabrik, dan peralatan).
Logika yang berlaku pada audit aset tetap secara garis besar sama dengan logika
yang berlaku pada aset jangka panjang, seperti sumber daya alam atau goodwill
yang berujung pada merger atau akuisisi. Aktivitas investasi yang berhubungan
dengan investasi aset moneter didiskusikan pada Modul 8.
Tujuan Transaksi
Keterjadian
Mencatat perolehan aset tetap (EO1), pemberhentian aset tetap (EO2), serta transaksi
perbaikan dan pemeliharaan (EO3) merepresentasikan transaksi yang muncul tahun
tersebut.
Kelengkapan
Semua perolehan aset tetap (C1), pemberhentian aset tetap (C2), serta transaksi
perbaikan dan pemeliharaan (C3) yang muncul pada periode tersebut telah tercatat.
Akurasi
Perolehan aset tetap (VA1), pemberhentian aset tetap (VA2), serta transaksi perbaikan
dan pemeliharaan (VA3) dinilai secara akurat berdasarkan PABU, kemudian dijurnal,
dirangkum, dan di-posting dengan benar. Transaksi untuk biaya depresiasi dinilai dengan
benar (VA4).
Pisah batas
Semua perolehan aset tetap (EO1 dan C1), pemberhentian aset tetap (EO2 dan C2),
serta transaksi perbaikan dan pemeliharaan (EO3 dan C3) yang muncul pada periode
tersebut telah tercatat pada periode akuntansi yang benar.
Klasifikasi
Semua perolehan aset tetap (PD1), pemberhentian aset tetap (PD2), serta transaksi
perbaikan dan pemeliharaan (PD3) telah dicatat pada akun yang benar.
Tujuan Saldo
Keberadaan
Aset tetap yang telah tercatat merepresentasikan aset produktif yang digunakan pada
tanggal neraca (EO4).
Kelengkapan
Saldo aset tetap terdiri atas efek semua transaksi selama periode (C4).
7.10 Auditing II
Gambar 7.2
Tujuan Audit Khusus untuk Siklus Investasi (Aset Tetap)
1. Tujuan Audit
Klasifikasi transaksi yang berhubungan dengan audit aset tetap
terdiri atas
a. perolehan aset tetap (apakah dibeli ataupun dibuat),
b. penghapusan aset tetap (penjualan aset tetap),
c. transaksi perbaikan dan pemeliharaan (termasuk transaksi yang seharusnya
dikapitalisasi), serta
d. biaya depresiasi (penandingan antara kos/harga pokok perolehan aset tetap
dengan pendapatan).
Tujuan audit khusus untuk audit aset tetap pada siklus investasi disajikan
pada Gambar 7.2. Tiap-tiap tujuan diturunkan dari pernyataan implisit ataupun
eksplisit manajemen tentang transaksi aset tetap, saldo, dan pengungkapan.
Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan utama pada siklus ini untuk sebagian
EKSI4310/MODUL 7 7.11
2. Prosedur Analitis
Prosedur analitis diperlukan sebagai bagian perencanaan audit yang cost-
effective dan dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi asersi yang
mungkin salah saji. Tabel 7.2 menyajikan beberapa contoh prosedur analitis
dengan penjelasan masalah yang dapat diidentifikasi. Aset tetap harus relatif
stabil. Sebagai hasilnya, prosedur analitis dapat menyajikan kepastian tentang
penyajian yang benar pada laporan keuangan.
Tabel 7.2
Prosedur Analitis untuk Audit Aset Tetap
3. Risiko Bawaan
Risiko bawaan pada aset jangka panjang merupakan masalah yang
kompleks. Pada satu sisi, risiko bawaan untuk asersi keberadaan sering kali
rendah karena aset tetap tidak mudah menjadi objek pencurian. Di sisi lain, jika
ada insentif untuk meningkatkan pendapatan, akan muncul risiko yang lebih
tinggi bahwa manajemen berupaya untuk mengapitalisasi biaya. Asersi
kelengkapan mungkin menunjukkan risiko bawaan yang signifikan jika
perusahaan menggunakan suatu bentuk pendanaan di luar neraca yang akan
menempatkan properti dan utang pada variabel kepentingan entitas.
Pada Februari 1998, Waste Management mengumumkan bahwa mereka akan membayar
tagihan pajak sebesar $3.54 miliar. Jumlah itu mengagetkan komunitas investasi dan segera
setelahnya SEC memulai investigasi terhadap praktik akuntansi Waste Management.
Penyebab penghapusan adalah mengoreksi akumulasi estimasi akuntansi yang telah
EKSI4310/MODUL 7 7.13
ditetapkan lebih dari satu dekade sebelumnya. Dengan peninjauan kembali, ditentukan bahwa
awal 1990, Waste Management mengubah kebijakan depresiasinya atas perintah presiden
mereka, Phil Rooney.
Sumber: Peter Elkind, “Garbage In, Garbage Out,” Fortune (May 25, 1998), pp.130-138.
Asersi kelengkapan juga berisiko tinggi jika sulit untuk menentukan apakah
substansi ekonomi suatu sewa beli adalah sewa operasional atau sewa modal.
Asersi hak dan kewajiban signifikan sebab aset biasanya ditempatkan sebagai
jaminan utang. Risiko bawaan pada asersi penilaian juga tinggi atau maksimum,
tergantung pada industri dan derajat kesulitan terkait dengan estimasi lama
pemakaian dan nilai residu aset untuk metode depresiasi dan tingkat yang nilai
aset jangka panjang mengalami penurunan. Akhirnya, pengungkapan untuk aset
tetap relatif jujur (apa adanya) dan salah saji hanya menunjukkan risiko bawaan
yang moderat.
aset tetap. Walaupun beberapa transaksi tergolong rutin, banyak atau tidak, dan
keterlibatan komite; pengungkapan yang efektif sangatlah penting bagi beberapa
asersi tersebut.
Satu transaksi kunci yang terkait dengan aset tetap adalah akuntansi awal
untuk perolehan aset tetap. Fitur sistem akuntansi dan prosedur pengendalian
yang spesifik terkait dengan siklus pengeluaran didiskusikan pada Modul 5
diterapkan pada perolehan peralatan dan pengeluaran untuk perbaikan dan
pemeliharaan. Oleh sebab itu, pengendalian yang telah dijelaskan di Modul 5
tentang keberadaan (EO1, EO3), kelengkapan (C1, C3), akurasi (VA1, VA3),
pisah batas (EO1, C1, EO3, C3), serta klasifikasi transaksi pembelian,
perbaikan, dan pemeliharaan (PD1, PD3) harus dapat digunakan untuk
mengendalikan perolehan aset tetap.
Komite pengungkapan harus meninjau kebijakan entitas secara rutin untuk
menentukan apakah suatu pembelian atau sewa beli harus dikapitalisasi atau
dicatat sebagai biaya (PD1, PD3). Transaksi yang material secara individu,
seperti perolehan gedung, tanah, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya
menjadi subjek pengendalian terpisah, termasuk anggaran modal dan
persetujuan oleh dewan direksi (EO1). Hasilnya, risiko pengendalian bisa jadi
rendah untuk beberapa asersi. Akhirnya, komite pengungkapan harus terlibat
dalam peninjauan kebijakan tentang depresiasi untuk aset baru dan rasionalitas
asumsi tentang umur ekonomis dan nilai residu (VA4, VA6). Sekali peraturan
depresiasi ditentukan, program komputer digunakan untuk menghitung beban
depresiasi dan program tersebut biasanya termasuk uji rasionalitas, seperti batas
uji pengecekan untuk memastikan bahwa aset tidak dicatat secara berlebihan,
misalnya nilai buku aset seharusnya lebih dari nol (VA4).
Pengendalian terhadap penghapusan aset harus termasuk pengendalian
khusus untuk otorisasi penjualan, aset tetap (EO2). Karena penjualan atau trade-
in aset tetap tidak terjadi secara rutin, komite pengungkapan harus lebih aktif
terlibat dalam meninjau kelengkapan dan akurasi akuntansi untuk transaksi-
transaksi tersebut (EO2, C2, VA2, PD2).
Pengendalian terhadap saldo aset tetap sering kali berupa pengendalian fisik
terhadap aset tetap harus sama baik dengan pemeliharaan terhadap persediaan
aset tetap yang dicek secara periodik atas semua aset yang ada (EO4, C4).
Pengendalian terhadap penilaian aset pada kos historis (VA5) terkait secara
langsung pada pengendalian terhadap penilaian atas pencatatan transaksi (VA1–
VA4).
EKSI4310/MODUL 7 7.15
Tabel 7.3
Strategi Audit Pendahuluan
Risiko Risiko Prosedur Uji Detail
Asersi Risiko Melekat
Pengendalian Analitis Risiko
Keberada- Moderat - Rendah - tinggi: Moderat – tinggi: Rendah –
an dan maksimum: satu pengendalian prosedur analitis moderat: tes
keterjadian sisi, risiko terhadap lebih efektif untuk detail biasanya
ketidaktepatan keterjadian mendeteksi terfokus pada uji
aset tetap perolehan aset masalah dengan transaksi.
jumlahnya kecil. tetap sering salah saji yang tidak Pencocokan
Sisi lain, ada efektif, misalnya disengaja daripada transaksi aset
risiko signifikan pengendalian laporan keuangan tetap dan
bahwa barang fisik terhadap yang dimanipulasi. memeriksa aset
yang harus aset tetap. Sebagai hasilnya, yang telah
dicatat sebagai Pengendalian prosedur analisis dimiliki
biaya justru atas kebijakan mungkin tidak dapat dilakukan pada
dikapitalisasi. akuntansi terkait menyediakan tanggal
kapitalisasi kos kepastian terhadap sementara dan
tergantung keberadaan aset diperbarui pada
efektivitas komite tetap. tahap akhir
pengungkapan. audit.
Kelengkapan Moderat - Moderat - Moderat – tinggi: Rendah –
maksimum: maksimum: prosedur analitis moderat: tes
7.16 Auditing II
Satu aspek penting dari aset tetap adalah saldo akun yang secara wajar
stabil sepanjang waktu. Bagi sebagian besar entitas, seluruh persediaan yang ada
sebelum akhir tahun pada tahun berikutnya sudah tidak ada. Akan tetapi,
sebagian besar aset tetap yang ada sebelum akhir tahun masih ada hingga tahun
berikutnya. Maka itu, beberapa tes substantif terfokus pada audit saldo akhir
tahun dengan mengikat saldo awal tahun dari audit pada tahun sebelumnya dan
kemudian mengaudit transaksi sepanjang tahun (periode audit).
Tabel 7.4
Tes Substantif untuk Asersi Aset Tetap
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
Spesifik
Prosedur awal 1. Mendapatkan pemahaman tentang Semua
entitas dan lingkungannya serta
menentukan hal berikut.
a. Signifikansi aset tetap dan
perubahan aset tetap terhadap
entitas. EO4, C4
b. Pengendali ekonomi kunci yang
memengaruhi perolehan aset tetap EO1, EO4
entitas.
c. Standar industri sampai batas
7.18 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
Spesifik
entitas menjadi padat modal dan
dampak aset tetap terhadap VA4
pendapatan.
d. Memahami derajat penggunaan VA1, VA2, VA3
variabel kepentingan entitas dan
sewa operasi untuk mendanai aset.
2. Melakukan prosedur awal untuk saldo
dan catatan aset tetap yang akan
menjadi subjek pengujian lebih lanjut.
a. Melacak saldo awal aset tetap dan
akumulasi depresiasi ke kertas kerja
tahun sebelumnya.
b. Meninjau ulang aktivitas pada buku
besar umum untuk aset tetap dan
biaya depresiasi serta memeriksa
jurnal yang tidak biasa dalam jumlah
dan sumber.
c. Mendapatkan jadwal penambahan,
pemberhentian, dan biaya
depresiasi yang disiapkan klien,
kemudian menentukan apakah telah
merepresentasikan catatan
akuntansi yang mendasar secara
benar dari mana jadwal disiapkan.
i. Footing dan cross-footing jadwal
serta merekonsiliasi total dengan
peningkatan atau penurunan buku
besar umum terkait selama
periode.
ii. Menguji kecocokan item jadwal
dengan jurnal akun buku besar
umum terkait.
Prosedur 3. Melakukan prosedur analitis Semua
analitis a. Mengembangkan ekspektasi aset
tetap menggunakan pemahaman
tentang industri dan aktivitas bisnis
entitas.
b. Menghitung rasio
1) Perputaran aset tetap.
2) Biaya depresiasi sebagai
persentase penjualan.
3) Biaya perbaikan dan perawatan
sebagai persentase penjualan.
4) Tingkat pengembalian terhadap
EKSI4310/MODUL 7 7.19
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
Spesifik
aset tetap.
c. Menganalisis hasil rasio relatif
terhadap ekspektasi berdasarkan
tahun sebelumnya, data industri,
jumlah yang dianggarkan, atau data
lain.
Uji detail 4. Mencocokkan tambahan aset tetap EO1,VA1,PD1,EO4,V
transaksi pada dokumen pendukung. A4
5. Mencocokkan penarikan aset tetap pada EO2,VA2,PD2,EO4,V
dokumen pendukung. A4
6. Mencocokkan sampel jurnal pada biaya EO3,VA3,PD3,EO4,V
perbaikan dan pemeliharaan. A4
7. Mencocokkan pencatatan sewa modal EO1,C1,VA1,PD1
baru dan penyewaan operasi pada
kontrak yang mendasari.
Uji detail saldo 8. Memeriksa aset tetap
a. Memeriksa tambahan aset tetap. EO4
b. Melihat langsung aset tetap lain dan EO4, C1,C2,C4
waspada terhadap bukti-bukti
tambahan dan penarikan kembali
yang tidak tercantum dalam jadwal
klien dan untuk kondisi yang
menanggung penilaian dan
klasifikasi yang benar pada aset
tetap.
9. Memeriksa keabsahan dokumen dan RO1
kontrak.
Uji detail 10. Mengevaluasi penyajian biaya VA6
estimasi depresiasi yang adil dengan
akuntansi mengevaluasi ketepatan umur ekonomi
dan perkiraan nilai sisa.
11. Menentukan jika ada peristiwa-peristiwa VA7
signifikan yang menyebabkan
penurunan nilai aset tetap.
Uji detail 12. Membandingkan penyajian pernyataan
penyajian dan dengan PABU sebagai berikut.
pengungkapan a. Menentukan bahwa aset tetap dan PD4.PD7
biaya-biaya terkait, untung, dan rugi
telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan benar pada
laporan keuangan.
b. Menentukan ketepatan PD4.PD7
pengungkapan terkait kos, nilai
buku, metode depresiasi, dan umur
7.20 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
Spesifik
ekonomis kelas-kelas utama aset
tetap, penggunaan aset tetap
sebagai jaminan, dan syarat-syarat
kontrak sewa.
c. Mengevaluasi kelengkapan PD5
penyajian dan pengungkapan aset
tetap pada rancangan laporan
keuangan untuk menentukan
kecocokan pada PABU dengan
mengacu pada daftar cek
pengungkapan.
d. Membaca pengungkapan dan PD6
evaluasi klasifikasi dan rasionalitas
independen.
a. Prosedur awal
Prosedur awal yang penting adalah memperoleh pemahaman bisnis dan
industri. Industri yang padat modal biasanya memiliki kos operasi tetap yang
besar dan perlu volume yang signifikan untuk mencapai titik impas (break-
even).
Seperti telah didiskusikan sebelumnya dalam modul ini, penting bagi
auditor untuk memahami bagaimana aset dapat mendukung aktivitas utama
entitas dan memperoleh pendapatan. Pemahaman substansi ekonomi di balik
transaksi aset tetap ini memberikan konteks untuk evaluasi kerasionalan bukti-
bukti yang telah terkumpul selama pengauditan.
Sebelum melaksanakan tes substantif lain pada program audit, auditor
menentukan bahwa saldo awal buku besar untuk aset tetap cocok dengan kertas
kerja periode sebelumnya. Di antara hal lain, perbandingan tersebut
mengonfirmasi bahwa semua penyesuaian yang dibutuhkan pada kesimpulan
audit sebelumnya dan dicerminkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan
pada periode sebelumnya juga dibukukan dengan benar. Selanjutnya, auditor
harus menguji akurasi matematis jadwal penambahan dan penghapusan yang
telah disiapkan oleh klien serta merekonsiliasi jumlahnya dengan perubahan
pada saldo buku besar aset tetap yang terkait selama periode tersebut.
Sebagai tambahan, auditor harus menguji jadwal dengan mencocokkan
item-item pada jadwal dengan jurnal pada akun buku besar dan melacak jurnal
buku besar ke jadwal untuk menentukan bahwa jadwal tersebut merupakan
penyajian yang akurat dari catatan akuntansi dari mana mereka disiapkan.
EKSI4310/MODUL 7 7.21
F Footed
Mesin dan Peralatan. Lihat jurnal penyesuaian #21 pada W/P AE-4
Auditing II
Gambar 7.3
Jadwal Utama Aset Tetap dan Akumulasi Depresiasi
EKSI4310/MODUL 7 7.23
Ketika aset tetap diperoleh dengan sewa modal, kos properti dan kewajiban
terkait harus dicatat pada nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum di
masa depan (VA1). Akurasi penentuan nilai sekarang sewa klien harus
dipastikan dengan penghitungan ulang. Pencocokan tambahan menyediakan
bukti tentang keberadaan atau keterjadian (EO1), hak dan kewajiban (RO1),
serta asersi penilaian dan alokasi (VA1).
Bukti bahwa semua pembatalan atau penghapusan aset telah dicatat dengan
benar terkait asersi keberadaan atau keterjadian (C2), hak dan kewajiban (RO1),
serta asersi penilaian atau alokasi (VA3). Bukti yang mendukung validitas
transaksi yang mengurangi saldo aset tetap berhubungan dengan asersi
kelengkapan.
Akhirnya, bukti yang didapat ketika mengaudit penghapusan aset tetap
dapat membantu pengauditan biaya depresiasi. Rugi signifikan pada
penghapusan aset dapat mengindikasikan bahwa estimasi depresiasi tidak cukup.
Untung yang signifikan dapat mengindikasikan bahwa klien terlalu agresif
dalam mendepresiasi aset (VA4, VA6).
7.24 Auditing II
LAT IH A N
Akurasi
Perolehan aset tetap (VA1), penjualan aset tetap (VA2), serta transaksi perbaikan
dan pemeliharaan (VA3) secara akurat dinilai dengan menggunakan PABU dan
dijurnal dengan benar, lalu dirangkum dan di-posting. Transaksi untuk beban
penyusutan dinilai benar (VA5).
Pisah batas
Seluruh akuisisi dari aset tetap (EO1 dan C1), penjualan aset tetap (EO2 dan C2),
serta perbaikan transaksi dan pemeliharaan (EO3 dan C3) telah dicatat dalam
periode akuntansi yang benar.
Klasifikasi
Seluruh akuisisi aset pabrik (PD1), penjualan aset tetap (PD2), serta transaksi
perbaikan dan pemeliharaan (PD3) telah dicatat dalam akun yang benar.
Balance Objectives
Keberadaan
Aset tetap yang dicatat merupakan aset produktif yang digunakan pada tanggal
neraca (EO4).
Kelengkapan
Saldo aset tetap mencakup dampak dari seluruh transaksi yang berlaku selama
periode (C4).
Hak dan kewajiban
Kepemilikan entitas atau kepemilikan hak untuk mencatat seluruh aset tetap pada
tanggal neraca (RO1).
Penilaian dan alokasi
Neraca aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (VA4), dikurangi akumulasi
penyusutan (VA5), dan ditulis untuk gangguan material (VA6).
Tujuan Pengungkapan
Kejadian serta hak dan kewajiban
Diungkapkan tentang pabrik dan peralatannya serta transaksi yang terjadi yang
berkaitan dengan entitas (PD4).
Kelengkapan
Seluruh PP&E yang seharusnya sudah termasuk dalam laporan keuangan sudah
disertakan (PD5).
Dimengerti
Seluruh PP&E disajikan dengan tepat dan informasi dalam pengungkapan dapat
dimengerti oleh pengguna (PD6).
Akurasi dan penilaian
Informasi PP&E diungkapkan secara akurat pada jumlah yang tepat (PD7).
b) Tujuan audit untuk sumber daya alam dan aset yang tidak berwujud
akan sangat mirip dengan yang untuk aset tetap. Seluruh isu tentang
sumber daya alam hampir sama dan auditor perlu mempertimbangkan
isu-isu yang terkait dengan penurunan aset. Sehubungan dengan aset
tidak berwujud, ada masalah yang signifikan terkait dengan penilaian
7.30 Auditing II
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Jika seorang auditor melaksanakan prosedur analitis untuk biaya sewa dan
menemukan bahwa biaya sewa telah meningkat 50%, auditor paling
cenderung akan melaksanakan prosedur tambahan berikut, yaitu ….
A. tes pisah batas sewa untuk meyakinkan bahwa seluruh sewa telah
tercatat
B. mem-vouch bagian-bagian yang lebih besar dalam biaya sewa dalam
pencarian capital lease yang tak tercatat
C. mem-vouch pembayaran sewa ke dokumen terkait untuk memastikan
bahwa seluruh voucher memiliki laporan penerimaan
D. melaksanakan uji pengendalian untuk memastikan bahwa semua
transaksi sewa telah terotorisasi
3) Apabila seorang auditor mem-vouch untung dan rugi dalam penjualan aset
tetap dan menemukan bahwa klien secara reguler memiliki untung dalam
pelepasan gedung dan peralatan yang signifikan, auditor meningkatkan
perhatian tentang potensi salah saji pada asersi berikut, yaitu ….
A. keberadaan aset tetap
B. kelengkapan aset tetap
C. depresiasi yang kurang dari aset tetap
D. klasifikasi aset tetap yang tepat
4) Program auditor untuk menguji utang jangka panjang paling mungkin akan
mengikutsertakan langkah-langkah yang mengharuskan ....
A. membandingkan nilai bawaan utang ke nilai pasar akhir tahun
B. mengorelasikan biaya bunga tercatat untuk satu periode dengan utang
yang beredar
EKSI4310/MODUL 7 7.33
5) Dari tahun pertama ke tahun kedua, rasio penjualan terhadap aset tetap
menurun secara signifikan. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa ....
A. klien mendepresiasi aset tetap secara berlebihan
B. klien mengapitalisasi kos yang seharusnya dibiayakan
C. klien telah menggunakan utang untuk mengakuisisi aset tetap
D. klien memperlakukan capital lease sebagai operating lease
7) Saat mengaudit sebuah akun, seperti aset tetap atau kayu dan lahan
perhutanan, auditor biasanya akan ....
A. menempatkan penekanan pada uji transaksi selama setahun
B. menempatkan penekanan pada uji saldo pada akhir tahun
C. mendapatkan jaminan bahwa saldo awal sesuai dengan saldo yang
diaudit sebelumnya
D. menempatkan penekanan pada uji transaksi selama setahun dan
mendapatkan jaminan bahwa saldo awal sesuai dengan saldo yang
diaudit sebelumnya
7.34 Auditing II
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
1) Apakah substansi ekonomi dari hak paten yang diperoleh oleh PT Bio
Mardania? Dalam pendapatmu, apakah PT Bio Mardania telah menghitung
secara akurat untuk transaksi investasi tersebut?
7.36 Auditing II
2) Deskripsikan prosedur audit yang akan kamu lakukan pada tahun 2020
untuk audit atas hak paten tersebut. Untuk setiap prosedurnya, deskripsikan
bagaimana prosedur tersebut memenuhi audit atas asersi laporan keuangan
manajemen.
3) Apakah substansi ekonomi dari saham preferen yang diterbitkan oleh PT
Bio Mardania? Bagaimanakah pendapatmu, apakah PT Bio Mardania telah
menghitung secara akurat untuk transaksi keuangan tersebut?
4) Deskripsikan prosedur audit yang akan kamu lakukan pada tahun 2020 atas
audit saham preferen tersebut. Untuk setiap prosedur, deskripsikan
bagaimana prosedur tersebut memenuhi audit atas asersi laporan keuangan
manajemen.
EKSI4310/MODUL 7 7.37
Kegiatan Belajar 2
Tabel 7.5
Akun-akun pada Siklus Transaksi Pendanaan
A. TUJUAN AUDIT
Untuk tiap-tiap dari lima kategori asersi laporan keuangan, Gambar 7.4
mendaftar sejumlah tujuan audit khusus saldo akun terkait akun-akun yang
terkena pengaruh oleh transaksi keuangan seperti yang disampaikan di atas.
Pertimbangan dan prosedur yang relevan untuk memenuhi tujuan-tujuan
tersebut dijelaskan pada bagian berikutnya.
B. PROSEDUR ANALITIS
C. RISIKO BAWAAN
Tujuan Transaksi
Keterjadian
Mencatat utang (EO1), kos bunga (EO2), dan ekuitas (EO3) menggambarkan transaksi
yang terjadi selama tahun tersebut.
Kelengkapan
Semua utang (C1), kos bunga (C2), dan transaksi ekuitas (C3) yang terjadi pada
periode tersebut telah tercatat.
Akurasi
Utang (VA1), kos bunga (VA2), dan transaksi ekuitas (VA3) dinilai secara akurat
berdasarkan PABU serta dijurnal, dirangkum, dan di-posting dengan benar.
Pisah batas
Semua utang (EO1 dan C1), kos bunga (EO2 dan C2), serta transaksi ekuitas (EO3 dan
C3) yang terjadi pada periode tersebut telah tercatat pada periode akuntansi yang
benar.
Klasifikasi
Semua utang (PD1), kos bunga (PD2), dan transaksi ekuitas (PD3) telah dicatat pada
akun yang benar.
Tujuan Saldo
Keberadaan
Utang yang tercatat (EO4) dan ekuitas (EO5) ada pada tanggal neraca.
Kelengkapan
Semua utang (C4) dan ekuitas (C5) dicatat pada tanggal neraca.
Hak dan kewajiban
Semua saldo utang tercatat merupakan kewajiban entitas (RO1) dan saldo ekuitas
merepresentasikan klaim pemilik pada pelaporan aset entitas (RO2).
Penilaian dan alokasi
Saldo utang (VA4) dan ekuitas (VA5) dinilai sesuai PABU.
Tujuan Pengungkapan
Keterjadian serta hak dan kewajiban
Pengungkapan utang (PD4) dan ekuitas (PD8) terjadi dan terkait dengan entitas.
Kelengkapan
Semua pengungkapan utang (PD5) dan ekuitas (PD8) yang seharusnya ada di laporan
keuangan telah dimasukkan.
Klasifikasi dan kemudahdimengertian
Semua informasi utang (PD6) dan ekuitas (PD7) disajikan dan dideskripsikan secara
benar dan informasi pada pengungkapan dituliskan dengan jelas.
Akurasi dan penilaian
Informasi utang (PD7) dan ekuitas (PD8) diungkapkan secara akurat dan pada jumlah
yang benar.
Gambar 7.4
Tujuan Audit Khusus
7.40 Auditing II
Tabel 7.6
Prosedur Analitis yang Biasanya Digunakan untuk Audit Siklus Pendanaan
Rasio atau
Informasi Formula Signifikansi Audit
Keuangan Lain
Aliran kas bebas Aliran kas dari operasi dikurangi pengeluaran Aliran kas bebas
modal yang negatif
mengindikasi
kebutuhan ekspektasi
pendanaan untuk
mencegah penarikan
kas atau investasi.
Utang berbunga Menyediakan
terhadap aset Utangberbunga kewajaran proporsi
total Aset total utang entitas yang
dapat dibandingkan
dengan pengalaman
tahun lalu atau data
industri.
Ekuitas Menyediakan
pemegang saham Ekuitas pemegang saham kewajaran proporsi
terhadap aset Aset total ekuitas entitas yang
total dapat dibandingkan
dengan pengalaman
tahun lalu atau data
industri.
EKSI4310/MODUL 7 7.41
Rasio atau
Informasi Formula Signifikansi Audit
Keuangan Lain
Membandingkan Apakah ROA > penambahan biaya utang? Jika perusahaan
tingkat mampu menghasilkan
pengembalian
ROA =
Laba bersih + 1- tingkat pajak tingkat pengembalian
terhadap aset terhadap aset yang
Total aset rata - rata
dengan lebih tinggi daripada
peningkatan biaya penambahan biaya
utang modal, ini merupakan
sinyal bahwa entitas
mungkin
menggunakan
pendanaan utang
untuk menambah
aset dan pendapatan
entitas.
Tingkat (Laba bersih - Dividen preferen) Menyediakan uji
pengembalian Ekuitas pemegangbiasa rata - rata kewajaran bagi
terhadap ekuitas ekuitas pemegang
biasa saham terhadap
pendapatan dan
struktur pendanaan
perusahaan.
Porsi utang dan Sebuah uji
dividen saat ini Porsi utang saat ini + Dividen kemampuan entitas
terhadap aliran Aliran kas dari operasi untuk melayani
kas dari operasi kewajiban
keuangannya. Rasio
kurang dari 1.0
mengindikasikan
kemungkinan
masalah likuiditas.
Berapa kali bunga Pendapatan sebelum dikurangi bunga dan pajak Sebuah uji
didapatkan kemampuan entitas
Biaya bunga + Bunga yang dikapitali untuk menghasilkan
pendapatan agar
menutupi biaya
utang. Rasio kurang
dari 1.0
mengindikasikan
7.42 Auditing II
Rasio atau
Informasi Formula Signifikansi Audit
Keuangan Lain
bahwa pendapatan
entitas tidak cukup
untuk menutupi biaya
keuangan.
Biaya bunga (Biaya bunga + Bunga yang dikapitalisasi) Uji kewajaran biaya
terhadap utang bunga yang tercatat
Rata - rata utang yangmenimbulkanbunga
yang harus memperkirakan
menghasilkan kos rata-rata modal
bunga utang entitas.
Tabel 7.7
Strategi Audit Pendahuluan untuk Utang Jangka Panjang
Risiko
Risiko Uji Detail
Asersi Risiko Melekat Prosedur
Pengendalian Risiko
Analitis
Keberadaan Moderat: Rendah: Moderat: Tinggi:
dan keberadaan departemen membandingka auditor
keterjadian utang tercatat bendahara n data-data biasanya akan
bukan risiko secara teratur keuangan dan mengonfirmasi
bawaan yang membanding- menghubungka perjanjian
signifikan. kan utang yang n aktivitas pinjaman
ada dengan investasi langsung
pernyataan dengan kepada
bulanan dari pengungkapan pemberi
pemberi salah saji pinjaman.
pinjaman. aktivitas
pendanaan.
Kelengkapan Maksimum: ada Moderat atau Tinggi: Rendah:
risiko bawaan tinggi: perbandingan konfirmasi
yang signifikan pengendalian angka-angka langsung
terkait kewajiban utama terdiri keuangan tidak perjanjian
tidak tercatat. Ini atas keterlibatan mengungkap- pinjaman,
risiko yang board of director kan kewajiban termasuk
penting jika dan komite yang tak entitas yang
sebuah entitas pengungkapan tercatat. memiliki dana
menggunakan yang efektif. terpinjam
variabel pada masa
kepentingan lalu, tetapi
entitas untuk sekarang
mendanai saldonya nol.
perolehan
properti.
Hak dan Tinggi: risiko Moderat atau Maksimum: Rendah:
EKSI4310/MODUL 7 7.45
Risiko
Risiko Uji Detail
Asersi Risiko Melekat Prosedur
Pengendalian Risiko
Analitis
kewajiban bawaan yang tinggi: prosedur konfirmasi
penting pengendalian analitis langsung pada
merepresentasi- utama biasanya tidak perjanjian
kan pemahaman melibatkan diarahkan pada peminjaman
bahwa komite masalah hak akan terdiri
jaminannya pengungkapan dan kewajiban. atas informasi
dijaminkan yang efektif. tentang aset
sebagai yang dijadikan
pengaman pengaman
pinjaman. pinjaman.
Auditor juga
akan
membaca
kontrak untuk
memahami
syarat
pinjaman.
Penilaian Moderat: Moderat atau Moderat atau Tinggi:
atau alokasi penilaian utang rendah: rendah: auditor
yang tercatat peninjauan prosedur biasanya
tidak tinggi. independen analitis sering mengonfirmasi
Perhitungan terhadap digunakan langsung
terkait utang juga penghitungan untuk menguji jumlah
tidak kompleks. pokok dan kewajaran pinjaman
bunga. biaya bunga. beredar dan
bunga yang
diakui dengan
pemberi
pinjaman.
Penyajian Tinggi atau Moderat atau Maksimum: Rendah:
dan maksimum: ada maksimum: prosedur auditor akan
pengungkap- banyak pengendalian analitis tidak sering me-
an pengungkapan utama diarahkan pada lakukan uji
utang yang perlu melibatkan pengungkapan. detail untuk
ditujukan. komite evaluasi
pengungkapan kualitas dan
yang efektif. akurasi
7.46 Auditing II
Risiko
Risiko Uji Detail
Asersi Risiko Melekat Prosedur
Pengendalian Risiko
Analitis
pengungkap-
an laporan
keuangan.
Auditor juga
akan
membaca
kontrak untuk
memahami
syarat
peminjaman.
Kertas kerja audit, seperti analisis utang wesel jangka panjang dan bunga
pada Gambar 7.5, digunakan untuk mendokumentasikan pengujian auditor.
Tiap-tiap tes substantif dijelaskan pada bagian berikut.
Tabel 7.8
Tes Substantif untuk Asersi Utang Jangka Panjang
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
Khusus
Prosedur awal 1. Mendapatkan pemahaman bisnis dan industri Semua
serta menentukan hal berikut.
a. Signifikansi berbagai macam sumber
pendanaan (utang dan ekuitas) pada
entitas.
b. Pengendali ekonomi kunci yang
memengaruhi kebutuhan pendanaan dan
kemampuan untuk memenuhi biaya ekuitas
dan utang.
c. Standar industri sampai batas yang industri VA4
menggunakan pendanaan utang dan
ekuitas serta dampak utang terhadap
pendapatan.
d. Memahami derajat yang perusahaan EO1, EO4
menggunakan variabel kepentingan entitas
dan sewa operasi untuk mendanai aset.
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
Khusus
ii. Menguji kecocokan barang-barang pada
jadwal dengan jurnal akun buku besar
dan buku pembantu terkait.
Prosedur 3. Melakukan prosedur analitis Semua
analitis a. Menghitung rasio (lihat Tabel 7.6).
b. Menganalisis hasil rasio relatif terhadap
ekspektasi berdasarkan tahun sebelumnya,
anggaran, industri, atau data lain.
Uji detail 4. Mencocokkan sampel jurnal akun utang jangka EO1,VA1,PD1
transaksi panjang dan biaya bunga terkait. EO2,VA2,PD2
Uji detail saldo 5. Memeriksa otorisasi dan kontrak untuk utang EO1,C1,C4,RO1,V
jangka panjang. A4
6. Mengonfirmasi utang dengan pemberi EO1,C1,C4,RO1,V
pinjaman dan perwakilan pemegang obligasi. A4
7. Menghitung ulang biaya bunga. EO2,C2,VA2, PD2
Penyajian dan 8. Membandingkan penyajian pernyataan dengan
pengungkapan PABU
a. Menentukan bahwa saldo utang jangka PD4.PD7
panjang serta diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan benar pada laporan
keuangan.
b. Menentukan ketepatan pengungkapan PD4.PD7
terkait persyaratan-persyaratan, perjanjian,
dan ketentuan utang-utang jangka panjang.
c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan PD5
pengungkapan utang jangka panjang pada
rancangan laporan keuangan untuk
menentukan kecocokan dengan PABU yang
mengacu pada daftar pengungkapan.
d. Membaca pengungkapan dan mengevaluasi PD6
secara independen klasifikasi dan
keterpahaman pengungkapan.
1. Prosedur Awal
Seperti diperlihatkan pada Tabel 7.8, prosedur awal pada umumnya dapat
diaplikasikan untuk saldo utang jangka panjang. Penting untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan kebutuhan pendanaan
eksternal dan kemampuannya dalam melunasi utang. Karena pendanaan sangat
jelas terhubung dengan aktivitas investasi, auditor dapat melakukan kedua
prosedur tersebut bersamaan.
Jadwal terkait utang jangka panjang dapat terdiri atas jadwal terpisah utang
wesel pada bank, kewajiban untuk sewa modal, dan daftar pemegang obligasi
EKSI4310/MODUL 7 7.49
terdaftar yang disiapkan oleh dewan pengawas obligasi. Seperti tiap daftar tes
substantif yang mungkin sebelumnya, prosedur-prosedur terkait akurasi
matematis dan administrasi dari komponen asersi penilaian atau alokasi serta
melaksanakan persiapan untuk menggunakan jadwal utang jangka panjang
sebagai basis tes substantif tambahan.
2. Prosedur Analitis
Satu bagian yang penting dalam memeriksa siklus adalah menentukan
bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi audit.
Pada diskusi sebelumnya, terkait pengetahuan bisnis, industri, dan prosedur
analitis mengarahkan prosedur yang mungkin akan digunakan auditor untuk
memperkirakan kerasionalan informasi laporan keuangan terkait utang jangka
panjang dan biaya bunga (Tabel 7.6).
Auditor juga harus mengevaluasi seluruh pengungkapan terkait jatuh tempo
utang dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor untuk
mengevaluasi apakah entitas mampu terus bertahan, auditor akan mengevaluasi
kemampuan entitas untuk menghasilkan aliran kas yang cukup dalam memenuhi
komitmen terkait biaya bunga (termasuk bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo
utang, dan perjanjian utang. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor
harus mempertahankan level skeptisme profesional dan menginvestigasi hasil-
hasil yang tidak normal.
(C1-2), hak dan kewajiban (RO1), serta penilaian atau alokasi (VA1-2). Sekali
lagi, asersi kelengkapan ditujukan hanya pada saat pencocokan debit ke utang
jangka panjang yang menyediakan bukti bahwa jurnal yang dibuat untuk
mengurangi saldo utang tidak invalid/cacat. Pencocokan jurnal yang tercatat
tidak akan mengungkapkan utang jangka panjang yang tidak tercatat.
EKSI4310/MODUL 7
31 Desember, 20X1 Ditinjau oleh R.C.P Tang-gal: 2/12/X2
Accts. 220, 225, 475
7.2
7.52 Auditing II
7.2
ϴ Dilacak ke jurnal kas dan dokumen pendukung
(R) Biaya bunga dihitung ulang; tidak ada pengecualian
F Footed
FF Footed dan Crossfooted
Gambar 7.5
Kertas Kerja Utang Wesel dan Bunga
Auditing II
EKSI4310/MODUL 7 7.53
b. Konfirmasi utang
Auditor diharapkan untuk mengonfirmasi keberadaan dan sifat utang jangka
panjang dengan melakukan komunikasi langsung kepada peminjam dan
perwakilan pemegang obligasi. Utang wesel dari bank klien merupakan bagian
dari konfirmasi saldo bank seperti dijelaskan pada Modul 8. Wesel lain
dikonfirmasi oleh pemegang dengan surat terpisah. Permintaan seperti itu harus
dibuat oleh klien dan dikirim oleh auditor.
Keberadaan utang dengan jaminan aset tetap dan utang obligasi biasanya
dapat dikonfirmasi langsung oleh perwakilan. Setiap konfirmasi harus
memasukkan permintaan status transaksi utang dan transaksi yang terjadi tahun
itu. Semua respons konfirmasi tersebut harus dibandingkan dengan catatan dan
setiap perbedaan harus diperiksa. Konfirmasi utang jangka panjang dan
persyaratan kunci kontrak terkait dengan semua kategori asersi (lihat Tabel 7.8).
Tabel 7.9
Strategi Persiapan Audit untuk Ekuitas Pemegang Saham
Risiko
Risiko Uji Detail
Asersi Risiko Melekat Prosedur
Pengendalian Risiko
Analitis
Keberadaan Moderat: Rendah: Tinggi: Tinggi:
dan keberadaan transaksi saham perbandingan auditor
keterjadian transaksi dan rutin biasanya data-data biasanya
saldo ekuitas diselesaikan keuangan akan
bukan merupakan oleh pendaftar mungkin tidak mengonfirma
risiko bawaan (register) atau mengungkap- si transaksi
yang signifikan. agen transfer. kan salah saji dan saldo
dalam akun ekuitas
ekuitas. langsung
kepada
register atau
agen
transfer.
Kelengkapan Moderat: risiko Rendah: Tinggi: Tinggi:
terkait transaksi transaksi saham perbandingan auditor
ekuitas yang rutin biasanya angka-angka biasanya
belum tercatat diselesaikan keuangan akan
hanya sedang. oleh register tidak mengonfirma
atau agen mengungkap- -si transaksi
transfer. Auditor kan salah saji dan saldo
biasanya terlibat akun ekuitas. ekuitas
dalam langsung
pernyataan kepada
EKSI4310/MODUL 7 7.55
Risiko
Risiko Uji Detail
Asersi Risiko Melekat Prosedur
Pengendalian Risiko
Analitis
registrasi baru register atau
yang terkait agen
penerbitan transfer.
saham baru.
Board of
director sering
keliru di sini.
Hak dan Tinggi: risiko Rendah: Maksimum: Rendah:
kewajiban bawaan yang transaksi saham prosedur auditor
penting rutin biasanya analitis biasanya
merepresentasi- diselesaikan biasanya akan
kan pemahaman oleh register tidak mengonfirma
bahwa jaminannya atau agen diarahkan -si transaksi
dijaminkan transfer. pada masalah dan saldo
sebagai pengaman hak dan ekuitas
pinjaman. kewajiban. langsung
kepada
register atau
agen
transfer.
Penilaian atau Moderat: penilaian Rendah: Tinggi: Tinggi:
alokasi ekuitas yang transaksi saham perbandingan auditor
tercatat tidak rutin biasanya angka-angka biasanya
tinggi. Perhitungan diselesaikan keuangan akan
terkait ekuitas juga oleh register tidak mengonfirma
tidak kompleks. atau agen mengungkap- -si transaksi
transfer. kan salah saji dan saldo
akun ekuitas. ekuitas
langsung
kepada
register atau
agen transfer
Penyajian dan Tinggi atau Moderat atau Maksimum: Rendah:
pengungkapa maksimum: maksimum: prosedur auditor akan
n beberapa pengendalian analitis tidak sering
perusahaan utama diarahkan melakukan
menggunakan melibatkan pada uji detail
instrumen ekuitas komite pengungkapa untuk
yang merupakan pengungkapan n. mengevaluas
utang secara yang efektif. i kualitas dan
substansi akurasi
ekonomi. pengungkap-
Harusnya tidak an laporan
7.56 Auditing II
Risiko
Risiko Uji Detail
Asersi Risiko Melekat Prosedur
Pengendalian Risiko
Analitis
dimasukkan keuangan.
sebagai ekuitas Auditor juga
pemegang saham. akan
membaca
kontrak untuk
memahami
persyaratan
peminjaman.
Kertas kerja audit, seperti analisis ekuitas pemegang saham pada Tabel
7.12, digunakan untuk mendokumentasikan pengujian auditor. Tiap-tiap tes
substantif dijelaskan pada bagian berikut.
1. Prosedur Awal
Auditor harus mendapatkan pemahaman bisnis dan industri serta
menentukan hal berikut:
a. kebutuhan entitas terhadap sumber pendanaan dari luar dan
b. hasrat untuk menggunakan pendanaan ekuitas untuk dapat mendukung
pertumbuhan entitas.
2. Prosedur Analitis
Tabel 7.11 merepresentasikan beberapa rasio yang biasa digunakan untuk
mengevaluasi kewajaran ekuitas pemegang saham. Hubungan keuangan yang
ditunjukkan rasio-rasio tersebut dapat berguna dalam mengevaluasi kewajaran
saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang didapatkan dari prosedur-prosedur
analitis di atas terkait dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
dan asersi penilaian atau alokasi.
Tabel 7.10
Tes Substantif untuk Asersi Ekuitas Pemilik
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
Prosedur awal 1. Mendapatkan pemahaman entitas dan Semua
lingkungannya serta menentukan hal berikut.
Signifikansi berbagai macam sumber
pendanaan (utang dan ekuitas) terhadap
entitas.
Pengendali ekonomi kunci yang VA5
memengaruhi kebutuhan pendanaan
entitas dan kemampuannya
mendapatkan modal ekuitas dan
membayar dividen.
Standar industri untuk penggunaan EO3
pendanaan ekuitas.
2. Melakukan prosedur awal untuk saldo dan
catatan ekuitas yang akan menjadi subjek
pengujian lebih lanjut
Melacak saldo awal akun ekuitas ke VA5
kertas kerja tahun sebelumnya.
Meninjau ulang aktivitas akun ekuitas VA5
pemegang saham dan memeriksa jurnal
yang muncul dalam jumlah dan dari
sumber yang tidak biasa.
Mendapatkan jadwal perubahan saldo
ekuitas pemegang saham yang VA5
disiapkan klien, kemudian menentukan
apakah data tersebut
7.58 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
merepresentasikan pencatatan
akuntansi yang mendasar secara benar
yang mereka disiapkan dengan:
Footing dan crossfooting jadwal dan
merekonsiliasi total dengan
penambahan atau pengurangan
pada buku besar umum terkait
selama periode.
Menguji kecocokan item-item pada
jadwal dengan entri pada akun buku
besar umum dan akun buku
pembantu terkait.
Prosedur 3. Melakukan prosedur analitis
analitis Menghitung rasio Semua
a) Tingkat pengembalian (return)
terhadap ekuitas modal saham
b) Ekuitas terhadap total kewajiban
dan ekuitas
c) Tingkat pengembalian dividen
d) Laba per saham
e) Tingkat pertumbuhan berkelanjutan
4. Menganalisis hasil rasio relatif terhadap Semua
ekspektasi berdasarkan tahun sebelumnya,
data industri, jumlah yang dianggarkan, atau
data lain.
Uji detail 5. Mencocokkan jurnal akun agio saham. EO3,VA3,PD3
transaksi 6. Mencocokkan jurnal laba yang ditahan. EO3,VA3,PD3
Uji detail saldo 7. Meninjau artikel anggaran dasar dan Semua
anggaran rumah tangga.
8. Meninjau otorisasi dan syarat penerbitan EO5,C3,C5,RO2
saham.
9. Mengonfirmasi saham beredar dengan EO5,C3,C5,VA5
register dan agen transfer.
10. Memeriksa buku sertifikat saham. EO5,C3,C5,RO2
11. Memeriksa sertifikat saham yang berada EO5,C3,C5,RO2
sebagai treasuri.
Penyajian dan 12. Membandingkan penyajian pernyataan PD8, PD11
pengungkapan dengan PABU
Menentukan bahwa saldo ekuitas PD8, PD11
pemegang saham telah diidentifikasi
dan diklasifikasikan dengan benar pada
laporan keuangan.
Menentukan ketepatan pengungkapan PD9
terkait semua perubahan saldo akun
EKSI4310/MODUL 7 7.59
Tujuan Audit
Kategori Tes Substantif
Spesifik
ekuitas pemegang saham selama
periode, nilai pari atau tercantum,
preferensi dividen dan likuiditas,
rencana opsi saham, fitur konversi, serta
saham treasuri.
Mengevaluasi kelengkapan penyajian PD10
dan pengungkapan ekuitas pemegang
saham pada rancangan laporan
keuangan untuk menentukan kecocokan
dengan PABU dengan mengacu pada
daftar cek pengungkapan.
Membaca pengungkapan serta PD10
mengevaluasi klasifikasi dan
keterpahaman mereka secara
independen.
Tabel 7.11
Prosedur Analitis untuk Audit Ekuitas Pemilik
Rasio atau
informasi
Formula Signifikansi audit
keuangan
lainnya
Return terhadap Menyediakan
ekuitas modal Laba bersih - dividenpreferen pengukuran tingkat
saham return yang dihasilkan
ekuitas pemegang sahambiasa rata - rata dari investasi
pemegang saham
biasa. Auditor harus
memahami faktor
kompetitif yang
memungkinkan
perusahaan mendapat
return tinggi yang tidak
biasa.
Ekuitas Ekuitas pemegang saham Menyediakan kewajaran
terhadap total proporsi ekuitas entitas
kewajiban dan ekuitas pemegang saham + total kewajiban yang dapat
ekuitas dibandingkan dengan
pengalaman tahun lalu
atau data industri.
Tingkat Auditor biasanya
pengembalian Kas dividen mengekspektasikan
dividen tingkat pengembalian
Lababersih dividen yang rendah
untuk perusahaan yang
berkembang dengan
pesat yang butuh dana
dari laba yang ditahan
untuk mendanai
investasi modal kerja
atau aset jangka
panjang.
Laba per saham Laba bersih Laba per saham
berguna untuk
Rata - rata tertimbangsahambiasa yangberedar perbandingan dengan
harga per saham. Rasio
ini dapat dibandingkan
dengan rasio
pendapatan industri
untuk kewajaran.
Tingkat Pengembalian pada saham biasa x (1- Menyediakan estimasi
pertumbuhan tingkat pembayaran dividen) pertumbuhan tingkat
EKSI4310/MODUL 7 7.61
Rasio atau
informasi
Formula Signifikansi audit
keuangan
lainnya
berkelanjutan penjualan yang dapat
diperoleh tanpa
mengubah profitabilitas
atau struktur
pendanaan entitas.
Auditor harus
memperkirakan
perubahan struktur
pendanaan ketika
penjualan meningkat
lebih cepat daripada
tingkat pertumbuhan
berkelanjutan secara
signifikan.
Tabel 7.12
Kertas Kerja Modal Saham
Saldo,
1 0 0 0 0 Ѵ 5 0 0 0 Ѵ 5 0 0 0 0 0 Ѵ
1/1/X1
Saham
beredar
pada
nilai
pari
untuk
1 0 0 0 M 1 0 0 0 0 0 M¢
kas pada
4/1/X1
Saldo 1 0 0 0 0 6 0 0 0 ᴄ 6 0 0 0 0 0 To-
12/31/X1 P-1
I. JASA LAINNYA
LAT IH A N
b) konfirmasi utang;
c) menghitung kembali beban bunga.
2) Pertimbangan apa yang berlaku untuk mendeteksi tingkat risiko yang dapat
diterima untuk saldo ekuitas pemegang saham?
3) Pengujian substantif apa yang berlaku untuk pernyataan keberadaan atau
kejadian dan kelengkapan untuk saldo ekuitas pemegang saham?
4) Identifikasi rasio yang dapat digunakan dalam penerapan prosedur analitis
terhadap saldo ekuitas pemegang saham itu.
5) Identifikasi tiga layanan berbeda yang dapat menambah nilai yang CPA
dapat lakukan untuk nasabah, terkait dengan siklus investasi dan
pendanaan.
EO C
Melakukan prosedur analitis X X
Menjamin entri ke rekening modal X
Menjamin entri ke saldo laba X
Meninjau artikel pendirian dan peraturan X
Meninjau otorisasi dan syarat tentang saham X
Mengonfirmasi saham yang beredar dengan panitia dan agen transfer X X
Memeriksa buku sertifikat saham X X
Memeriksa sertifikat saham treasuri yang dimiliki X X
4) Berikut ini adalah beberapa contoh prosedur analitis dan bagaimana mereka
dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi salah saji dalam transaksi
perubahan ekuitas pemegang saham.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D E K
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
a. Untuk mengaudit laporan keuangan PT Zaing Corporation, apakah uji
substantif yang harus Aziiz lakukan dalam menjelaskan pengujian
pinjaman? Tidak membahas pengendalian internalnya.
b. Apakah pengungkapan laporan keuangan yang seharusnya Aziiz dapat
temukan dari transaksi pinjaman direktur perusahaan?
7.74 Auditing II
Glosarium
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin, J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
Modul 8
PE N DA H UL U AN
Modul ini membahas pengauditan dua aset yang sangat likuid: investasi
surat berharga dan saldo kas. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan diskusi
tentang kegiatan investasi yang telah dibahas juga pada Modul 7 dengan
pengujian investasi dalam bentuk sekuritas dari sebuah entitas. Pembahasan ini
fokus pada entitas lain di luar sektor jasa keuangan (investasi pada surat
berharga dari perusahaan lain merupakan aktivitas operasi utama). Pada
akhirnya, modul ini membahas pengauditan saldo kas yang dihasilkan dari efek
kumulatif pendapatan, pengeluaran, produksi, personalia, investasi, dan siklus
pendanaan. Selain itu, ditekankan juga pada dua jenis kecurangan yang
melibatkan cash-kiting, yang melibatkan transfer antarbank, dan lapping.
Gambar berikut akan memberikan penjelasan isi dari Modul 8.
EKSI4310/MODUL 8 8.3
Gambar 8.1
Garis Besar Modul 8 Audit Investasi dan Saldo Kas
kegiatan belajar 1
Audit Investasi
Pada 30 Juni 2001, Microsoft mencatat total kas dan investasi jangka
pendek sebesar Rp60,52 miliar. Microsoft mencatat bahwa investasi jangka
pendek umumnya dalam bentuk likuid, investment-grade securities. Meskipun
Microsoft memiliki proporsi investasi yang tinggi untuk sebuah perusahaan
yang tidak bergerak dalam bidang perdagangan sekuritas, beberapa perusahaan
melakukan investasi yang sama ketika menunggu menginvestasikan kas yang
berlebih ke dalam bentuk aset produktif lainnya. Entitas dari suatu aktivitas
investasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan penerbitan
sekuritas oleh entitas lain. Sekuritas ini termasuk sertifikat deposito, saham
biasa dan preferen, serta obligasi perusahaan dan pemerintah. Modul ini akan
fokus pada investasi saham biasa dan obligasi perusahaan.
Berinvestasi pada surat berharga dapat dibedakan menjadi dua siklus.
Pertama, dividen dan bunga yang diterima atas investasi melibatkan transaksi
kas serta dibahas sebagai bagian dari siklus pendapatan. Kedua, pembelian surat
berharga secara tunai dan melibatkan pengeluaran transaksi kas dibahas sebagai
bagian dari siklus pengeluaran. Pada transaksi ini, dapat dilakukan kontrol yang
sama seperti penerimaan kas dan transaksi pengeluaran lainnya seperti yang
dijelaskan pada Modul 4 dan 5, kemudian kontrol tambahan hanya berlaku
untuk investasi seperti yang dibahas pada bagian berikutnya.
Akun-akun berikut digunakan dalam pencatatan transaksi investasi jangka
pendek dan jangka panjang serta menyajikan laporan laba rugi yang dihasilkan
dari investasi tersebut.
Tabel 8.1
Akun-akun dalam Pencatatan Transaksi Investasi Jangka Pendek dan Panjang
Tabel 8.2
Tujuan Audit yang Spesifik untuk Investasi Jangka
Panjang dan Jangka Pendek
Tujuan Transaksi
Keterjadian
Mencatat pembelian (EO1) dan penjualan (EO2) investasi, pendapatan investasi, keuntungan
dan kerugian yang direalisasi, serta keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi (EO3)
yang dihasilkan selama periode berjalan.
Kelengkapan
Efek dari seluruh pembelian investasi (C1), penjualan (C2), dan pendapatan transaksi serta
EKSI4310/MODUL 8 8.7
B. TUJUAN AUDIT
Untuk setiap bagian dari lima kategori laporan keuangan, Tabel 8.2
menggambarkan tujuan audit yang spesifik terkait dengan akun yang
dipengaruhi oleh transaksi investasi jangka panjang dan jangka pendek.
Prosedur dan pertimbangan yang relevan untuk mencapai tujuan ini akan
dijelaskan pada bagian berikut.
D. PROSEDUR ANALITIS
Dalam suatu industri, audit investasi akan bervariasi secara signifikan dari
suatu perusahaan ke perusahaan yang lain. Misalnya, berbagai perusahaan dalam
manajemen persediaan yang memungkinkan melakukan perbandingan yang
efektif. Namun, setiap perusahaan dapat memiliki kelebihan kas untuk
berinvestasi dalam sekuritas perusahaan lain. Akibatnya, lebih sulit
mendapatkan data yang independen dan dapat diandalkan yang digunakan dalam
mengembangkan ekspektasi. Auditor dapat membandingkan saldo tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya atau membandingkan hasil aktual dari jumlah
investasi dan pendapatan investasi dengan anggaran atau dokumentasi lain dari
rencana manajemen.
Perbedaan ekspektasi menunjukkan kesalahan penyajian yang berkaitan
dengan keterjadian, kelengkapan, penilaian atau pengalokasian, serta penyajian
dan pengungkapan. Sebagai contoh, ekspektasi yang lebih tinggi terhadap
tingkat pengembalian dalam perdagangan sekuritas disebabkan kesalahan
pencatatan laba yang belum direalisasi dan kenaikan nilai wajar dari sekuritas
yang tersedia untuk dijual (available for sale) dalam akun pendapatan untuk
penjualan sekuritas dibandingkan dengan akun ekuitas untuk laba yang belum
direalisasi pada sekuritas available for sale. Sama halnya ekspektasi yang lebih
rendah terhadap tingkat pengembalian dalam metode investasi ekuitas
disebabkan kesalahan dalam pencatatan berikut:
1. saham investor dari pendapatan investee (entitas tempat berinvestasi) atau
2. amortisasi dari selisih kos investor yang berlebih atas nilai wajar investasi.
E. RISIKO BAWAAN
c. Mencatat transaksi
1) Mencatat pembelian, penjualan, dan pendapatan
Transaksi dicatat berdasarkan dokumen pendukung yang diperlukan; tugas
pencatatan transaksi dan menjaga hak sekuritas dipisahkan.
Membandingkan transaksi yang dicatat untuk dijadikan dasar informasi
dalam laporan broker yang biasanya mengendalikan keterjadian, akurasi,
dan tujuan pisah batas. Komite investasi (individu-individu yang memiliki
pengetahuan kegiatan investasi dan pemahaman akuntansi tentang aktivitas
investasi) biasanya bertanggung jawab untuk mengevaluasi klasifikasi
sekuritas.
2) Mencatat penyesuaian pasar dan reklasifikasi
Perubahan nilai wajar dan dalam keadaan yang berkaitan dengan klasifikasi
yang tepat atas investasi secara berkala dianalisis dan dicatat. Komite
investasi harus meninjau klasifikasi, penilaian, keuntungan, dan kerugian
yang belum diakui atas perdagangan sekuritas secara bulanan atau triwulan.
EKSI4310/MODUL 8 8.13
Tabel 8.3 merangkum beberapa isu utama yang berkaitan dengan strategi
awal untuk audit pada audit investasi jangka pendek dan jangka panjang. Ini
merupakan bagian audit yang populasi transaksi investasi umumnya masih kecil.
Sebagai hasil pengukuran populasi yang kecil, banyak auditor yang memakai
pendekatan utama substantif. Namun demikian, auditor perusahaan harus tetap
melakukan uji pengendalian yang memadai untuk mendukung opini yang
berkaitan dengan pengendalian internal. Pengendalian atas penerimaan kas
biasanya diuji sebagai bagian dari siklus pendapatan dan pengeluaran.
Pembahasan berikut ini akan fokus pada strategi awal untuk audit yang
dikembangkan untuk sebuah perusahaan swasta.
8.14 Auditing II
Tabel 8.3
Strategi Awal Audit untuk Investasi
Risiko Prosedur Pengujian
Pengendalian
Pernyataan yang Analitis Perincian
Risiko
Dihadapi Risiko Risiko
Keberadaan Maksimum: Rendah: Tinggi: Rendah:
dan investasi jangka pengendalian membanding- auditor
keterjadian panjang dan yang kuat atas kan data biasanya
jangka pendek pengeluaran keuangan untuk akan
merupakan kas dan perbandingan langsung
sumber yang penerimaan saldo dari tahun mengonfirma
likuid yang kas transaksi ke tahun dan si investasi
rentan terhadap investasi. hasil investasi. dan aktivitas
penyalahguna- Pengendalian investasi
an tambahan dengan
termasuk broker atau
perbandingan membanding-
bulanan kan dengan
catatan anak laporan
perusahaan broker.
dengan
pernyataan
broker.
Sebuah daftar tes kemungkinan tentang investasi dan tujuan spesifik audit
yang berhubungan disajikan pada Tabel 8.4. Perhatikan bahwa perincian tes dari
kategori saldo berisi jumlah terbesar dari tes kemungkinan dan berbagai tes
dapat berkontribusi untuk mencapai tingkat yang rendah dari risiko deteksi
untuk penilaian atau alokasi, penyajian, serta pengungkapan. Masing-masing tes
akan dijelaskan pada bagian berikut.
1. Prosedur Awal
Rangkaian prosedur dalam kategori ini ditunjukkan pada Tabel 8.4
mengikuti pola yang ditetapkan untuk akun utama dalam bab-bab lainnya.
Artinya, pertama, auditor memperoleh pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya. Penting bagi auditor untuk memahami pemicu (driver) ekonomi
yang memungkinkan suatu entitas terlibat dalam kegiatan investasi, seperti
kebijakan entitas yang memiliki kas yang berlebih untuk investasi, aktivitas
pembiayaan, dan kemampuannya menghasilkan arus kas bebas (free cash flow).
Kedua, perjanjian saldo awal investasi dengan jumlah yang diaudit dalam kertas
kerja sebelumnya telah diverifikasi. Selanjutnya, kegiatan dalam rekening
investasi yang saling berhubungan ditinjau untuk menentukan keberadaan entry
EKSI4310/MODUL 8 8.17
atau jumlah yang tidak biasa yang harus diselidiki. Kemudian, klien
mempersiapkan daftar dari seluruh investasi atau penambahan dan pelepasan
pada periode berjalan untuk diperiksa ketepatan matematis dan perjanjiannya
dengan catatan akuntansi yang mendasarinya. Prosedur yang terakhir termasuk
menentukan bahwa buku besar yang berkaitan dengan investasi dan daftar
investasi sesuai dengan saldo rekening buku besar. Daftar tersebut kemudian
dapat menjadi dasar untuk pengujian substantif tambahan.
2. Prosedur Analitis
Prosedur analitis untuk saldo investasi melibatkan keterkaitan akun tertentu
dalam periode berjalan dan perbandingan data tahun sebelumnya, jumlah yang
dianggarkan, atau ekspektasi lain. Sebagai contoh, persentase saldo investasi
jangka panjang dan pendek untuk total saldo aset lancar, berturut-turut, dan
tingkat pengembalian berbagai kelas investasi dapat dibandingkan dengan
ekspektasi. Ketika menampilkan prosedur analitis dalam pendapatan investasi,
penting untuk dipahami kebijakan investasi entitas, proporsi investasi dalam
obligasi pemerintah, obligasi perusahaan, dan sekuritas ekuitas. Auditor harus
mengevaluasi kewajaran pendapatan investasi untuk setiap kelas investasi secara
terpisah berdasarkan kinerja pasar saat ini. Efektivitas prosedur analitis yang
dibahas sebelumnya dalam bab ini dapat mengurangi jumlah bukti yang
dibutuhkan dari pengujian substantif lainnya.
pembelian dan penjualan yang berjumlah besar dapat di-vouch oleh kuasa
dewan direksi.
Untuk investasi yang dicatat dengan metode ekuitas, setelah akuisisi di-
vouch ke dokumentasi yang menunjukkan laba investor di perusahaan tersebut.
Kredit dapat di-vouch untuk dokumentasi dividen yang diterima dari investee
atau ke worksheet yang menunjukkan perhitungan amortisasi periodik yang
didasari oleh selisih nilai buku terhadap kos yang berlebih. Laporan keuangan
yang diaudit investee umumnya merupakan bukti yang cukup tentang aset bersih
dan hasil usaha dari investee. Jika laporan keuangan investee tidak diaudit,
auditor harus menerapkan atau meminta klien mengatur dengan investee untuk
menggunakan auditor dan mengaudit investasi sesuai prosedur sehubungan
laporan keuangan tersebut, mengingat materialitas investasi berhubungan
dengan keuangan klien.
Pengetahuan tentang akuntansi yang sesuai untuk kegiatan investasi
memengaruhi saldo investasi lainnya yang akan menginformasikan sumber-
sumber debit dan kredit yang terjamin kepada auditor. Tergantung pada debit
dan kredit tertentu yang bisa di-vouch, pemeriksaan yang cermat terhadap
dokumentasi pendukung dapat memberikan bukti tambahan pada salah satu dari
lima kategori asersi. Misalnya, laporan broker adalah memberikan bukti tentang
keberadaan atau terjadinya transaksi. Dokumentasi juga dapat membantu
menentukan bahwa debit dan kredit telah dilakukan ke rekening yang tepat
(klasifikasi yang tepat).
Tabel 8.4
Kemungkinan Pengujian Substantif Investasi Jangka Panjang dan Pendek
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
yang Spesifik
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
yang Spesifik
Pengujian 5. Memeriksa dan menghitung sekuritas yang dimiliki. E0-4, C4, RO1
Perincian 6. Mengonfirmasi sekuritas yang diselenggarakan oleh yang lain. EO4, C4, RO1
Saldo 7. Menghitung kembali pendapatan investasi yang diperoleh. E0-4, C4, VA4
8. Menentukan klasifikasi yang tepat untuk sekuritas held to maturity, PD4
perdagangan sekuritas, dan sekuritas available for sale yang direferensikan
oleh hal berikut.
a. Dokumentasi yang menyatakan maksud manajemen.
b. Apakah sikap manajemen konsisten dengan yang dinyatakan oleh
manajemen?
c. Kemampuan manajemen untuk menahan sekuritas hingga jatuh
tempo.
d. Representasi yang ditulis dari konfirmasi manajemen tentang VA4
klasifikasi sekuritas yang tepat.
9. Mendapat bukti yang menguatkan nilai wajar investasi pada tanggal neraca,
tetapi tidak terbatas untuk hal berikut:
a. dikutip dari harga pasar yang didapat dari publikasi finansial;
b. nilai wajar diperkirakan didapat dari broker dan sumber ketiga lainnya;
c. evaluasi kesesuaian model penilaian.
10. Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP PD4, PD 7
a. Menentukan saldo investasi yang diidentifikasi dengan tepat dan
mengklasifikasikan laporan keuangan.
b. Menentukan pengungkapan yang sesuai dan yang berfokus pada PD 4, PD 7
penilaian untuk investasi, komponen untung atau rugi yang direalisasi dan
yang belum direalisasi, pihak yang terkait investasi, serta investasi
berjanji.
8.20 Auditing II
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
yang Spesifik
Kertas Kerja Sekuritas Tersedia untuk Dijual
EKSI4310/MODUL 7
Perusahaan Williams W/P Ref. H-2
Sekuritas tersedia untuk dijual Dibuat oleh A. E. R. Tanggal: 2/3/X2
31 Desember 20X1 Diperiksa oleh R. E. G. Tanggal: 2/10/X2
JUMLAH
TANGGAL HARGA PER SALDO PEMBELI HARGA PASAR NILAI PASAR PENDAPATAN
Deskripsi CTF. No. LEMBAR PENJUALAN SALDO 12/31/x1
AKUISISI LEMBAR 1/1/x1 AN PER LEMBAR 12/31/x1 DIVIDEN
SAHAM
General Mfg. Co. C2779 4/21/x0 900 Rp22.00 Rp19,800 a Rp19,800 d Rp24.50 e Rp22,050 d Rp675 f
Metropolitan Edison M82931 9/21/x0 500 Rp33.20 Rp16,600 a Rp16,600 c Rp - d d Rp127
Pacific Papers, Inc. 54942 2/14/x0 200 Rp18.50 Rp- a Rp3,700 c Rp3,700 d Rp17.00 e Rp3,400 d Rp- f
Warrenton Corp. 7336 7/19/x0 400 Rp27.25 Rp10,900 a Rp10,900 d Rp29.25 e Rp11,700 d Rp120 f
Rp47,300 a Rp3,700 Rp16,600 Rp34,400 b Rp37,150 Rp922 b
F F F FF F F
ke H-1 ke H-1
ke R-1
8.2
8.22 AUDITING II
oleh AU 332 (PSA Nomor 07) tentang audit instrumen turunan keuangan,
aktivitas hedging, dan investasi dalam sekuritas akan dibahas di bawah ini.
Auditor harus memperoleh bukti tentang kondisi seperti itu dan apakah
cenderung untuk menguatkan atau menimbulkan konflik dengan hasil penelitian
yang telah disimpulkan oleh manajemen.
LAT IH A N
1) Surat berharga yang dimiliki oleh pihak luar harus dikonfirmasi terlebih
dahulu untuk diamankan. Permintaan konfirmasi harus sejak tanggal surat
berharga yang dimiliki oleh klien dihitung. Proses konfirmasi untuk
sekuritas yang identik dilakukan dengan langkah-langkah yang diperlukan
dalam melakukan konfirmasi piutang. Dengan demikian, auditor harus
mengontrol surat dan menerima tanggapan langsung dari custodian. Data
yang dikonfirmasi adalah sama seperti data yang harus diperhatikan saat
auditor memeriksa sekuritas. Sekuritas juga dapat dipegang oleh kreditur
sebagai jaminan terhadap pinjaman atau ditempatkan di escrow sesuai
dengan perintah pengadilan. Dalam kasus tersebut, konfirmasi harus
dikirim ke custodian yang ditunjuk.
8.26 AUDITING II
2) Jawab
Investasi jangka panjang dan jangka pendek serta transaksi yang telah terjadi dan
berkaitan dengan entitas diungkapkan (PD4).
Kelengkapan
Seluruh informasi investasi jangka panjang dan jangka pendek diungkapkan secara akurat
dengan nilai yang sesuai (PD5).
Klasifikasi dan pengertian
Seluruh investasi jangka panjang dan jangka pendek disajikan dan dijelaskan dengan tepat
dan informasi dalam pengungkapan dinyatakan secara jelas (PD6).
Akurasi dan penilaian
Informasi investasi jangka panjang dan jangka pendek diungkapkan secara akurat dan
sebesar jumlah yang tepat (PD7).
(imprest) seperti kas kecil (petty cash), dan rekening gaji di bank. Ini
merupakan kas yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan
membayar gaji serta beberapa entitas akan memindahkan surplus kas
menjadi investasi produktif yang menarik. Saldo tertentu, seperti saldo
sertifikat, kas jaminan untuk melunasi obligasi, saldo mata uang asing
tertentu, dan akun lainnya yang memiliki batasan dalam penggunaannya,
biasanya harus diklasifikasikan ke dalam investasi.
7) Strategi audit sangat tergantung pada efektivitas pengendalian internal. Jika
pengendalian internal yang kuat, auditor dapat melakukan pengujian
substantif yang kurang luas dan pada tingkat yang lebih besar dari
ketergantungan pada dokumen internal.
8) Beberapa pemilik perusahaan kecil ingin auditor untuk berhati-hati dalam
mengaudit kas untuk memberikan mereka kepastian validitas saldo kas.
Akibatnya, auditor akan mengikuti pendekatan substantif yang menekankan
perincian pengujian, bahkan ketika model risiko audit menunjukkan bahwa
pendekatan semacam ini tidak diperlukan karena efektivitas pengendalian
internal. Klien lain mungkin mengandalkan direktur keuangan atau
departemen audit internal untuk berhati-hati dalam meninjau atau
mengaudit saldo kas dan dapat meminta auditor merancang ruang lingkup
pengauditan saldo kas yang hanya didasarkan pada apa yang diperlukan
untuk mengeluarkan pendapat atas presentasi yang wajar dalam laporan
keuangan.
R A NG KU M AN
Kegiatan Belajar 1 ini fokus pada dua aset yang sangat likuid, yaitu
investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek serta kas. Tabel
merangkum keputusan audit yang dibahas pada Modul 8 dan menyediakan
referensi yang menunjukkan keputusan yang dibahas lebih perinci.
Investasi jangka panjang dan jangka pendek termasuk investasi dalam
sekuritas utang dan ekuitas dari entitas lain. Bagian audit ini juga termasuk
bunga yang terkait dan pendapatan dividen. Tabel 8.2 menggunakan
kerangka yang dibahas dalam sebelumnya untuk mengembangkan tujuan
audit yang spesifik serta yang dirancang untuk investasi jangka panjang dan
jangka pendek. Dalam rangka mengumpulkan jumlah yang cukup dan bukti
yang kompeten, auditor harus mendapat bukti untuk setiap tujuan audit.
EKSI4310/MODUL 8 8.29
TES F OR M AT IF 1
5) Jika auditor berfokus pada risiko fraud dalam kaitannya dengan saldo kas,
pernyataan berikut yang mendeskripsikan fokus auditor terhadap potensi
fraud untuk saldo kas adalah ….
A. fraud oleh manajemen – risiko tinggi; fraud oleh karyawan – risiko
tinggi
B. fraud oleh manajemen – risiko tinggi; fraud oleh karyawan – risiko
rendah
C. fraud oleh manajemen – risiko rendah; fraud oleh karyawan – risiko
tinggi
D. fraud oleh manajemen – risiko rendah; fraud oleh karyawan – risiko
rendah
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Berikan contoh perbedaan ekspektasi yang menunjukkan kesalahan
penyajian!
2) Sebutkan risiko bawaan yang terdapat pada investasi! Berikan contohnya!
3) Sebutkan dan jelaskan dokumen dan catatan apa saja yang berlaku untuk
siklus investasi!
4) Jelaskan fungsi-fungsi dan pengendalian yang terdapat dalam siklus
investasi!
5) Jelaskan isu-isu utama yang berkaitan dengan strategi awal untuk audit
investasi jangka pendek dan jangka panjang!
6) Bagaimana prosedur awal untuk melakukan tes substantif investasi jangka
panjang dan jangka pendek?
7) Berikan contoh prosedur analitis untuk tes substantif dalam investasi jangka
panjang dan jangka pendek!
8) Deskripsikan secara singkat tentang pengujian perincian transaksi dalam tes
substantif untuk investasi jangka panjang dan jangka pendek!
EKSI4310/MODUL 8 8.33
9) Sebutkan dan jelaskan tiga cara uji substantif untuk pengujian perincian
saldo!
10) Menurut FASB Nomor 115 tentang Accounting for Certain Investment in
Debt and Equity Securities, sekuritas dibagi menjadi tiga klasifikasi.
Sebutkan dan jelaskan!
11) Berikan contoh faktor-faktor yang dapat menunjukkan kondisi penurunan
nilai sementara dalam siklus investasi!
12) Identifikasikanlah beberapa jenis akun kas yang harus dimasukkan sebagai
saldo kas pada neraca dan beberapa yang tidak boleh!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Permintaan
1) Identifikasi uji substantif yang dapat dideteksi dari setiap salah saji yang
terjadi.
2) Pada setiap pengujian, indikasikan asersi laporan keuangan yang berkaitan
dengan hal tersebut.
3) Indikasikan jenis bukti yang diperoleh dari uji substantif (seperti fisik,
konfirmasi, dokumentasi, representasi tertulis, matematis, lisan, atau
analitis).
EKSI4310/MODUL 8 8.35
Kegiatan Belajar 2
Lima siklus transaksi yang berhubungan langsung dengan saldo kas umum
ditunjukkan pada Tabel 8.6. Siklus tersebut antara lain pendapatan, pengeluaran,
pembiayaan, investasi, dan jasa kepegawaian. Siklus produksi tidak memiliki
transaksi yang berhubungan langsung dengan kas. Perhatikan bahwa siklus
pembiayaan dan investasi ketika kas meningkat dan menurun, sedangkan siklus
pendapatan meningkat, siklus pembiayaan dan jasa kepegawaian menurunkan
kas. Pada beberapa entitas, volume transaksi yang besar untuk siklus pendapatan
dan pengeluaran serta dapat juga bervolume besar untuk jasa kepegawaian.
Volume dan ukuran transaksi tunai individual dalam siklus pembiayaan dan
investasi sangat bervariasi dari satu entitas ke entitas lainnya dan dapat juga
sangat bervariasi dari tahun ke tahun dalam satu entitas.
B. TUJUAN AUDIT
audit untuk saldo kas dan pengungkapan. Pengujian substantif yang digunakan
untuk memenuhi tujuan ini akan dijelaskan selanjutnya pada bab ini.
Tabel 8.6
Tujuan Audit untuk Saldo Kas dan Pengungkapan
C. PROSEDUR ANALITIS
D. RISIKO BAWAAN
Gambar 8.6 merangkum beberapa isu kunci yang berkaitan dengan strategi
awal untuk mengaudit saldo kas. Pada bagian ini dan bagian-bagian berikut,
istilah saldo kas hanya merujuk pada kas tunai dan kas di bank, termasuk kas
kecil dan dana sistem tetap lainnya. Kontrol atas penerimaan dan pengeluaran
kas biasanya diuji sebagai bagian dari siklus pendapatan dan pengeluaran.
Strategi audit sangat tergantung pada efektivitas pengendalian internal. Jika
pengendalian internal yang kuat, auditor dapat melakukan pengujian substantif
yang kurang luas dan pada tingkat yang lebih besar dari ketergantungan pada
dokumen internal.
Beberapa pemilik perusahaan kecil ingin auditor untuk berhati-hati dalam
mengaudit kas untuk memberikan mereka kepastian validitas saldo kas.
Akibatnya, auditor akan mengikuti pendekatan substantif yang menekankan
rincian pengujian bahkan ketika model risiko audit menunjukkan bahwa
pendekatan semacam ini tidak diperlukan karena efektivitas pengendalian
internal. Klien lain mungkin mengandalkan direktur keuangan, atau departemen
audit internal, untuk berhati-hati dalam meninjau atau mengaudit saldo kas dan
dapat meminta auditor merancang ruang lingkup pengauditan saldo kas yang
hanya didasarkan pada apa yang diperlukan untuk mengeluarkan pendapat atas
presentasi yang wajar dalam laporan keuangan.
EKSI4310/MODUL 8 8.39
Tabel 8.7
Ilustrasi Kerja untuk Review Auditor
Tabel 8.8
Kemungkinan Pengujian Substantif dari Pernyataan Saldo Kas
Tujuan
Kategori Pengujian Substantif Audit yang
Spesifik
Prosedur Awal 1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
serta menentukan hal berikut. All
a. Pentingnya saldo kas dan transaksi entitas.
b. Kebijakan entitas untuk meramalkan saldo kas dan
surplus dari saldo kas investasi.
EKSI4310/MODUL 8 8.41
Tujuan
Kategori Pengujian Substantif Audit yang
Spesifik
2. Menjalankan prosedur awal pada saldo kas dan catatan
yang akan dikenakan pengujian lebih lanjut VA1
a. Menelusuri saldo awal kas di tangan dan di bank ke
kertas kerja tahun. All
b. Review aktivitas dalam rekening buku besar untuk
kas dan menyelidiki entri tidak biasa yang muncul
dalam jumlah atau sumber. VA1
c. Mendapatkan jadwal nasabah yang telah
dipersiapkan dari kas dan bank, memverifikasi
akurasi matematika, serta menentukan persetujuan
dengan buku besar.
Prosedur Analitis 3. Melakukan prosedur analitis All
a. Membandingkan saldo kas dengan jumlah yang
dianggarkan, saldo tahun sebelumnya, atau
jumlah yang diperkirakan lainnya.
b. Menghitung kas sebagai persen dari aktiva lancar
dan membandingkan dengan ekspektasi.
Pengujian Perincian 4. Melakukan pengujian cutoff kas (catatan pengujian ini
Transaksi mungkin sudah dilakukan sebagai bagian dari program
audit untuk piutang dan utang) EO2, C2
a. Perhatikan bahwa seluruh kas yang diterima melalui
penutupan bisnis pada hari terakhir dari tahun fiskal
termasuk dalam kas atau deposito dalam
perjalanan dan tidak ada penerimaan periode
berikutnya yang disertakan.
b. Review dokumentasi, seperti ikhtisar kas harian,
duplikat slip setoran, dan laporan bank yang
mencakup beberapa hari sebelum dan setelah
tanggal akhir tahun untuk menentukan cutoff yang
tepat.
c. Amati yang terakhir, yang dikeluarkan, dan
dikirimkan pada hari kerja terakhir dari tahun fiskal
dan melacak ke catatan khusus akuntansi untuk
menetapkan ketetapan cutoff pengeluaran kas. EO2, C2
d. Membandingkan tanggal cek yang diterbitkan untuk
beberapa hari sebelum dan setelah tanggal akhir
tahun sampai dengan tanggal pemeriksaan yang EO2, C2,
dicatat untuk menentukan cutoff yang tepat. VA1
5. Menelusuri transfer bank selama beberapa hari sebelum
dan sesudah tanggal akhir tahun untuk menentukan
bahwa setiap transfer adalah properti yang dicatat
8.42 AUDITING II
Tujuan
Kategori Pengujian Substantif Audit yang
Spesifik
sebagai pengeluaran dan penerimaan pada periode
akuntansi yang sama dan dicerminkan dalam rekonsiliasi
bank jika memungkinkan.
6. Siapkan bukti kas untuk beberapa rekening bank milik
entitas yang tidak dapat direkonsiliasi atau telah terjadi
kecurangan.
Pengujian 7. Hitung kas undeposited dan tentukan bahwa jumlah EO1, C1,
Perincian Saldo tersebut sudah termasuk saldo kas. RO1, VA1
8. Konfirmasi deposito bank dan saldo pinjaman dengan EO1, C1,
bank. RO1, VA1
9. Konfirmasi peraturan lain pada bank, seperti fasilitas
kredit, perjanjian saldo kompensasi, dan jaminan EO1, C1,
pinjaman atau pihak lain. RO1, VA1
10. Memperoleh, mengamati, meninjau, dan menyiapkan EO1, C1,
rekonsiliasi yang tepat. RO1, VA1
11. Memperoleh dan menggunakan laporan cutoff bank
untuk memverifikasi item rekonsiliasi bank, mendeteksi
beberapa cek yang tidak tercatat yang telah diperjelas EO1, C1,
oleh bank, dan mencari bukti etalase. RO1, VA1
Penyajian dan 12. Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP
Pengungkapan a. Menentukan bahwa saldo kas telah teridentifikasi
dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan. PD1, PD4
b. Tentukan overdrafts bank yang diklasifikasikan
sebagai kewajiban lancar. PD1, PD4
c. Membuat keterangan permintaan kepada
manajemen, review korespondensi dengan bank,
dan meninjau rapat dewan direksi untuk
menentukan hal-hal yang membutuhkan
pengungkapan, seperti fasilitas kredit, jaminan
pinjaman, perjanjian saldo kompensasi, atau
pembatasan lain pada saldo kas. PD1, PD4
d. Evaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan
kas di draf laporan keuangan untuk menentukan
kesesuaian dengan GAAP oleh reference bagi
daftar pengungkapan. PD2
e. Baca pengungkapan dan secara bebas evaluasi
klasifikasinya dan dimengerti. PD3
EKSI4310/MODUL 8 8.43
1. Prosedur Awal
Sebelum melanjutkan dengan pengujian perincian saldo kas, auditor harus
memastikan bahwa ia telah memperoleh pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya serta pentingnya saldo kas entitas. Sebagai contoh, auditor
mungkin memahami volume transaksi melalui berbagai rekening kas,
kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas positif dari transaksi,
kebijakan untuk peramalan kas atau anggaran, serta kebijakan investasi untuk
surplus kas. Titik awal untuk melakukan verifikasi saldo kas adalah menelusuri
saldo awal periode berjalan terhadap saldo akhir yang diaudit di kertas kerja
tahun sebelumnya (apabila ada). Selanjutnya, kegiatan periode berjalan dalam
rekening kas di buku besar harus ditinjau ulang untuk setiap entri signifikan
yang tidak biasa atau memerlukan pemeriksaan khusus. Selain itu, setiap jadwal
yang disiapkan oleh klien menampilkan ringkasan dari penerimaan kas yang
belum disetorkan pada lokasi yang berbeda atau ringkasan yang diperoleh dari
saldo bank. Keakuratan matematika dari jadwal tersebut harus ditentukan dan
kesepakatan mereka terkait saldo uang tunai di buku besar harus diperiksa. Tes
ini memberi bukti asersi penilaian atau alokasi.
2. Prosedur Analitis
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, efektivitas prosedur analitis bervariasi
secara signifikan dari klien ke klien. Efektivitas prosedur analitis yang dibahas
sebelumnya dalam modul ini dapat mengurangi jumlah bukti yang dibutuhkan
dari pengujian substantif relatif lainnya yang diperlukan apabila data tidak
sesuai dengan ekspektasi wajar yang dikembangkan dari anggaran atau proyeksi
atau kebijakan perusahaan tentang investasi terhadap surplus kas.
Tabel 8.9
Jadwal Transfer Bank
Jika kita menganggap seluruh cek dikeluarkan pada 31 Desember, cek 4100
pada Tabel 8.9 telah ditangani dengan baik karena kedua buku entri tersebut
dibuat pada bulan Desember dan entri bank kedua terjadi pada bulan Januari.
Pemeriksaan ini dicatat sebagai cek yang beredar (outstanding check) dalam
merekonsiliasi rekening umum bank pada tanggal 31 dan sebagai setoran dalam
perjalanan (deposit in transit) dalam merekonsiliasi rekening gaji bank. Cek
4275 mengilustrasikan cek transfer dalam perjalanan pada tanggal penutupan.
Kas per buku dikurangsajikan sebesar Rp10.000 karena cek telah dikurangkan
dari saldo per buku oleh penerbit pada bulan Desember, tetapi belum
ditambahkan ke akun cabang #1 per buku oleh klien sampai bulan Januari.
Dengan demikian, jurnal penyesuaian diperlukan pada tanggal 31 untuk
meningkatkan saldo cabang per buku.
Cek 4280 dan B403 menggambarkan kemungkinan kiting karena cek bulan
Desember tidak dicatat sebagai pengeluaran per buku hingga Januari walaupun
cek tersebut disimpan di bank-bank penerima pada bulan Desember. Cek 4280
menghasilkan lebih saji kas sebesar Rp20.000 di bank karena penerimaan per
buku terjadi pada bulan Desember, tetapi pengurangan di buku tidak dibuat
sampai Januari. Cek B403 dapat menggambarkan suatu usaha untuk
menyembunyikan kekurangan kas karena deposito terjadi pada bulan Desember
yang memungkinkan penyesuaian saldo bank dan buku serta semua entri lain
dibuat pada bulan Januari.
Kiting sangat mungkin terjadi ketika kelemahan pengendalian internal
menyebabkan seseorang mengeluarkan dan mencatat cek (pemisahan tugas yang
tidak tepat) atau ada kolusi antara individu-individu yang bertanggung jawab
dalam dua fungsi. Selain untuk melacak transfer bank, kiting dapat dideteksi
dengan (1) mendapatkan dan menggunakan laporan pisah batas bank (seperti
yang dibahas pada bagian berikutnya) karena kliring cek pada bulan Januari
tidak akan muncul pada daftar cek yang beredar untuk bulan Desember dan
8.46 AUDITING II
(2) melakukan uji pisah batas karena cek terakhir yang dikeluarkan pada bulan
Desember tidak akan dicatat dalam daftar cek.
H. MENGHITUNG KAS
Peneri- Slip
Dokumen-
maan Jurnal Deposi-
tasi
Aktual to Bank
Penjualan
Kas Rp600 Register kas Rp600 tunai Rp600 Kas Rp400
Tabel 8.11
Ilustrasi Lapping 2
Slip
Peneri- De-
Dokumen-
maan Jurnal posi-
tasi
Aktual to
Bank
Kas Rp500 Register kas Rp500 Penjualan tunai Rp500 Kas Rp400
bank. Perhatikan bahwa formulir permintaan informasi tentang item berikut: (1)
saldo deposito, (2) saldo pinjaman, dan (3) deposito atau rekening pinjaman
yang mungkin mengundang perhatian dari pejabat bank yang berwenang.
Konfirmasi permintaan disusun rangkap dan ditandatangani oleh signer
resmi cek klien. Kedua salinan dikirim ke bank dan aslinya dikembalikan
kepada auditor. Untuk menjamin kompetensi dari bukti dan prosedur ini, auditor
pribadi harus mengirimkan surat permintaan dengan amplop yang berisi
alamatnya sendiri dan tanggapan harus dikembalikan langsung kepada auditor
oleh bank. Permintaan konfirmasi bank harus dikirim ke seluruh bank yang
klien memiliki rekening di bank tersebut, termasuk yang mungkin memiliki
saldo nol pada akhir tahun.
Tabel 8.13
Formulir Standar untuk Mengonfirmasi Akun
Informasi Saldo dengan Institusi Keuangan
FORMULIR STANDAR UNTUK MENGONFIRMASI AKUN
INFORMASI SALDO DENGAN INSTITUSI KEUANGAN
ASLI
Dikirim ke akuntan NAMA KONSUMEN
[ ] _________________ ,20__ .
Dalam kaitannya dengan saldo pinjaman
dan simpanan kami. Mohon konfirmasi
akurasi informasi, tanpa ada pengecualian
Nama dan Alamat Institusi Keuangan terhadap informasi yang disiapkan. Jika
saldo tersebut kosong, lengkapi formulir ini
dengan mengisi saldo pada tempat yang
telah diberikan di bawah.* Walaupun kami
tidak meminta atau mengharapkan Anda
untuk melaksanakan secara komprehensif
detail pencarian catatan Anda, apabila
selama proses penyelesaian konfirmasi ini
informasi tambahan tentang simpanan
lainnya dan akun pinjaman yang mungkin
kami miliki pada institusi Anda, mohon
agar mengikutsertakan informasi tersebut
pada kolom di bawah. Mohon
menggunakan amplop tertutup untuk
mengembalikan formulir secara langsung
kepada akuntan kami.
EKSI4310/MODUL 8 8.51
1. Pada tanggal terdaftar di atas, catatan kami menunjukkan saldo simpanan sebagai berikut.
NO.
NAMA AKUN TARIF BUNGA Saldo*
AKUN
2. Kami secara langsung berkewajiban terhadap institusi keuangan untuk pinjaman bisnis pada tanggal
terdaftar di atas sebagai berikut.
NO. JATUH TARIF TANGGAL DESKRIPSI
SALDO*
AKUN/DESKRIPSI TEMPO BUNGA PEMBAYARAN BUNGA JAMINAN
(Gelar)
*Biasanya, saldo yang dibiarkan kosong dengan sengaja apabila tidak tersedia [ ]
pada saat formulir dibuat.
Kertas kerja untuk review auditor dari rekonsiliasi bank yang disiapkan oleh
klien diilustrasikan pada Tabel 8.14.
8.52 AUDITING II
Tabel 8.14
Ilustrasi Kertas Kerja untuk Review Auditor
Perusahaan Bates
tanggal:
W/P Ref. A-1 Dibuat oleh C. J. B. 1/15/X2
tanggal:
Rekonsiliasi Bank - City Bank – Akun Umum Diperiksa oleh R. E. Z. 1/25/X2
31 Desember 20 X 1
(PBC)
Acct #110
Akun Bank No. 12345-642
Saldo per bank Rp120,262.47 a
Setoran dalam perjalanan Per Per
Buku Bank
12-30 1-2 Rp 8,425.15 b
12-31 1-7 Rp17,844.79 b Rp26,269.94 F
Cek yang beredar: 1047 Rp 225.94 b
1029 Rp21,600.00 b
1435 Rp 47.25 b
1436 Rp 1,428.14 b
1437 Rp 1,000.00 b
1440 Rp 832.08 b
1441 Rp 41.08 b Rp (25,174.49) F
Tambah cek kosong: R. Zim 12/29 Rp200.00 c
Saldo per buku Rp121,557.92 F,d
To A
F) Footed
a) Sesuai dengan laporan bank dan konfirmasi bank.
b) Ditelusuri ke laporan pisah batas bank.
c) Ditelusuri ke laporan bank dan memo debit. Saldo kas pada akhir tahun telah dilebihsajikan sebesar Rp200 dan piutang
dikurangsajikan dalam jumlah yang sama. Tidak material. Melewati investigasi lanjutan.
d) Ditelusuri ke buku besar.
Prosedur untuk memperoleh laporan pisah batas bank dirancang sebagian untuk
tujuan ini. Ketika laporan pisah batas memvalidasi pernyataan ini dan
merekonsiliasi item lainnya, kepercayaan bahwa auditor mendapat tempat pada
rekonsiliasi bank secara signifikan meningkat.
Laporan pisah batas bank adalah pernyataan bank setelah tanggal neraca.
Tanggal harus berada pada titik waktu yang memungkinkan sebagian besar cek
yang beredar pada akhir tahun untuk mengosongkan bank. Biasanya, tujuh
sampai 10 hari kerja menjelang akhir tahun fiskal klien.
Klien harus meminta laporan pisah batas dari bank dan menginstruksikan
dikirim langsung kepada auditor. Pada saat menerima laporan pisah batas
dengan pemeriksaan pembatalan yang tertutup dan memorandum bank, auditor
harus melakukan hal berikut.
1. Menelusuri seluruh tanggal cek pada tahun sebelumnya untuk cek beredar
yang dicatatkan pada rekonsiliasi bank.
2. Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank pada laporan
pisah batas.
3. Memindai laporan pisah batas dan data terlampir untuk item yang tidak
biasa.
Ketika efek keseluruhan dari cek yang tidak dicairkan adalah material, ini
merupakan indikasi penyimpangan yang biasa dikenal sebagai window dressing
8.54 AUDITING II
LAT IH A N
pemeriksaan khusus. Selain itu, setiap jadwal yang disiapkan oleh klien
menampilkan ringkasan dari penerimaan kas yang belum disetorkan pada
lokasi yang berbeda atau ringkasan yang diperoleh dari saldo bank.
Keakuratan matematika dari jadwal tersebut harus ditentukan dan
kesepakatan mereka terkait saldo uang tunai di buku besar harus diperiksa.
Tes ini memberi bukti asersi penilaian atau alokasi.
R A NG KU M AN
Modul ini fokus pada dua aset yang sangat likuid, yaitu investasi
jangka panjang dan investasi jangka pendek serta kas. Tabel berikut
merangkum keputusan audit yang dibahas pada Modul 8 dan menyediakan
referensi yang menunjukkan keputusan yang dibahas lebih perinci.
Siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus pembiayaan, siklus
investasi, dan siklus layanan personal memiliki transaksi yang mengalir
melalui saldo kas. Tabel 8.6 menggambarkan tujuan audit yang khusus
untuk saldo kas.
Saldo kas lebih terkait dengan praktik manajemen kas dari sebuah
entitas daripada isu-isu industri tertentu. Namun, ketika perusahaan
mendapat keuntungan dan menghasilkan free cash flow, hal itu lebih
memungkinkan bahwa kelebihan kas tersebut akan diinvestasikan dalam
investasi jangka panjang dan jangka pendek.
Perusahaan yang dikelola dengan baik secara teratur mengembangkan
anggaran kas, memproyeksikan (1) penerimaan kas berdasarkan penagihan
yang diantisipasi dari utang, (2) pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi,
serta (3) investasi dan pendanaan. Prosedur analitis yang efektif
membandingkan saldo kas dengan perkiraan atau anggaran atau dengan
kebijakan perusahaan tentang saldo kas minimum dan investasi surplus kas.
Volume transaksi yang tinggi dan kerentanan terhadap pencurian
memberikan kontribusi ke tingkat signifikan terhadap risiko yang harus
dihadapi untuk keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan. Namun,
risiko yang berkaitan dengan hak dan kewajiban, penilaian atau penilaian,
serta penyajian dan pengungkapan untuk kas minimal karena tidak adanya
kompleksitas yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan
pengungkapan.
Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh sistem pengendalian internal. Karena saldo kas rentan
dicuri, banyak auditor yang berhati-hati dalam mengevaluasi pengendalian
internal kas dan memastikan bahwa kekurangan yang signifikan dalam
pengendalian internal secara jelas dikomunikasikan kepada manajemen.
EKSI4310/MODUL 8 8.59
TES F OR M AT IF 2
1) Bagian berikut yang tidak dilaksanakan oleh auditor dalam menghitung kas
klien adalah ….
A. mendapatkan penerimaan yang ditandatangani dari penjaga
gudang/tempat penyimpanan dalam pengembalian dana ke bank
B. mengendalikan seluruh kas dan instrumen yang dapat dinegosiasikan
yang dimiliki klien sampai seluruh dan telah dihitung
C. bersikeras bahwa penyimpan kas harus hadir selama penghitungan kas
D. meyakinkan bahwa seluruh cek yang belum disetorkan terutang ke
pemesanan klien, baik secara langsung maupun melalui penguasaan
2) Pernyataan berikut yang merupakan audit teknik yang lebih baik dan yang
dapat digunakan oleh auditor untuk mendeteksi kiting adalah ….
A. meninjau komposisi slip setoran yang terkonfirmasi
B. meninjau laporan bank berikutnya dan membatalkan cek yang diterima
langsung dari bank
C. mempersiapkan jadwal transfer bank dari pembukuan klien
D. mempersiapkan rekonsiliasi bank akhir tahun
4) Hasil transfer kas berikut yang menghasilkan salah saji kas pada 31
Desember 19 × 7 adalah ….
A. pembayaran tercatat di buku – 12/31/X7; pembayaran oleh bank
1/5/X8, penerimaan kas tercatat pada buku – 12/31/X7, penerimaan
oleh bank – 12/4/X7
B. pembayaran tercatat di buku – 12/31/X7; pembayaran oleh bank,
1/4/X8, penerimaan kas tercatat pada buku – 12/31/X7, penerimaan
oleh bank – 12/31/X7
EKSI4310/MODUL 8 8.61
P E R T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus
Setahun ini, PT Jono Pribadi mulai mengalami kesulitan arus kas dan
manajemen mengungkapkan adanya masalah pada penagihan piutang.
Manajemen PT Jono Pribadi memiliki ikatan kontrak dengan KAP Angelia
untuk melakukan investigasi khusus. Angelia mempelajari siklus pembayaran
dan penagihan, kemudian dicatat sebagai berikut.
Departemen akuntansi mempekerjakan satu akuntan yang menerima dan
membuka semua pesan yang masuk. Akuntan ini juga bertanggung jawab atas
mendepositkan penerimaan, mengisi saran remittance dengan basis setiap hari,
mencatat penerimaan dalam jurnal penerimaan kas, serta mem-posting
penerimaan dalam akun setiap pelanggan secara individu dan akun buku besar.
Tidak ada penjualan tunai. Akuntan tersebut menyiapkan dan mengendalikan
laporan pesan yang masuk kepada pelanggan setiap bulannya.
Masalah penagihan piutang menyebabkan Jono mencurigai adanya
pembatalan pembayaran pelanggan secara sistematis melalui pengiriman
remittance (lapping pada piutang) yang tertunda. Jono sangat terkejut saat
mengetahui bahwa tidak ada pelanggan yang mengeluh menerima pernyataan
bulanan yang keliru.
Permintaan
Identifikasi prosedur yang Jono harus lakukan untuk meyakinkan apakah adanya
lapping di dalam perusahaannya.
8.64 AUDITING II
Glosarium
Buku besar investasi anak : buku besar investasi anak perusahaan dapat
perusahaan digunakan terpisah untuk setiap kelas yang
berbeda dari investasi ketika perusahaan
memiliki portofolio dari berbagai investasi.
Buku penjurnalan asli : jurnal umum sering digunakan untuk
(book’s of original entry) mencatat beberapa item, seperti pendapatan
aktual dari bunga obligasi, penyesuaian
pasar berdasarkan metode nilai wajar, dan
pendapatan yang diperoleh dengan metode
ekuitas. Jurnal penerimaan kas digunakan
untuk mencatat hasil dari transaksi penjualan
dan penerimaan bunga dan dividen. Voucher
dan cek register digunakan dalam pembelian
dan membayar biaya sekuritas.
Laporan pialang (broker’s : sebuah dokumen yang diterbitkan oleh
advice) broker penetapan harga pertukaran transaksi
investasi; itu adalah sumber dokumen utama
untuk merekam transaksi investasi. Laporan
tersebut memberikan bukti untuk pernyataan
penilaian atau alokasi.
Penyataan pialang : suatu dokumen yang diterbitkan oleh broker
(broker) yang berisi tentang penyimpanan surat
berharga yang diterbitkan dilakukan oleh
broker serta biaya mereka dan nilai wajar
pasar mereka pada akhir bulan. Selain itu,
laporan bulanan biasanya merangkum setiap
transaksi yang terjadi selama sebulan.
Perjanjian obligasi : kontrak yang menyatakan persyaratan
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Sekuritas dimiliki hingga : sekuritas yang tujuan kepemilikannya, yaitu
jatuh tempo dimiliki hingga jatuh tempo.
Sekuritas dengan tujuan : sekuritas yang dimiliki dengan tujuan untuk
diperdagangkan (trading) diperjualbelikan.
Sekuritas tersedia untuk : sekuritas yang tujuan kepemilikannya, selain
8.66 AUDITING II
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin, J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
PE N DA H UL U AN
14. tanggung jawab audit atas kejadian yang terjadi pada neraca tanggal neraca,
tetapi tidak ditemukan sampai laporan diterbitkan;
15. tanggung jawab auditor atas penemuan prosedur yang disembunyikan
setelah tanggal laporan.
Gambar 9.1
Garis Besar Modul 9 Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawab Pascaaudit
kegiatan belajar 1
P ada 6 Februari 2002, Kantor Akuntan Publik Price Water House Coopers
LLP mengeluarkan sebuah opini wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan PT Buana per 30 Desember 2000 dan 30 Desember 2001. Neraca
perusahaan menunjukkan total aset sekitar Rp1,7 miliar; utang lancar sekitar
Rp0,5 miliar; utang jangka panjang sebesar Rp0,25 miliar; dan ekuitas
pemegang saham kira-kira Rp0,95 miliar. Laba bersih sekitar Rp123 miliar dan
total arus kas dari aktivitas operasi kira-kira Rp193 miliar.
Manajemen mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bahwa
pada 2 Februari 2002 (kira-kira satu bulan setelah tanggal neraca), perusahaan
membeli 100 persen saham Bass Holding, Ltd di Inggris dengan harga sekitar
Rp1,7miliar. Perusahaan mengungkapkan tambahan aset sebesar Rp2,3 miliar
dan menerima utang sekitar Rp6 miliar untuk mendapatkan aset bersih sebesar
Rp1,7 miliar. Adolph Coors mendanai akuisisi tersebut dengan utang sebesar
Rp1,5 miliar. Laporan keuangan yang diterbitkan per 30 Desember 2001
menunjukkan rasio utang atas ekuitas yang baik sebesar 0,79 : 1. Setelah
membaca catatan kaki pada kejadian kemudian, rasio tersebut tidak lagi tampak
bagus karena adanya penambahan utang Rp1,5 miliar tersebut.
Contoh di atas disebut kejadian kemudian (subsequent event) tipe 2.
Peristiwa tersebut tidak terjadi pada tanggal neraca sehingga seharusnya tidak
memengaruhi neraca per 30 Desember 2001. Namun demikian, peristiwa
tersebut terjadi sebelum tanggal laporan audit dan jelas-jelas material bagi
laporan keuangan. Akibatnya, peristiwa tersebut benar-benar dinyatakan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Peristiwa tersebut cukup jelas dan sudah seharusnya dimunculkan dalam
laporan keuangan karena jelas-jelas material bagi laporan keuangan. Benarkah
menjadi tanggung jawab auditor untuk mencari peristiwa semacam itu? Apakah
auditor harus merancang prosedur audit untuk mencari peristiwa tersebut?
Kapankah prosedur tersebut harus dikerjakan? Tanggung jawab tersebut dan
juga tanggung jawab lain yang serupa dibahas di modul ini.
EKSI4310/MODUL 9 9.5
Gambar 9.2
Dimensi Waktu Kejadian Kemudian
Tabel 9.1
Contoh Kejadian-kejadian (Events)
Tipe 1 Tipe 2
Realisasi aset yang dicatat akhir tahun, seperti Penerbitan obligasi jangka panjang
piutang dan sediaan, dalam jumlah yang atau saham preferensi.
berbeda dari yang tercatat. Akuisisi bisnis.
Penyelesaian estimasi utang yang dicatat akhir
tahun, seperti litigasi dan garansi produk, dalam Rugi yang disebabkan kebakaran atau
jumlah yang berbeda dari yang tercatat. banjir.
a. Pertimbangan audit
Standar audit (AU) 337.04 atau dalam SPAP dengan PSA Nomor 74
paragraf 04 tentang penyelidikan pengacara perusahaan klien terkait litigasi,
klaim, dan penaksiran menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-
bukti tentang litigasi, klaim, dan penaksiran seperti berikut.
9.10 Auditing II
Litigasi, klaim, dan penaksiran adalah aksi perusahaan yang dilakukan oleh
manajemen sehingga sumber informasi litigasi, klaim, dan penaksiran dapat
langsung didapatkan dari manajemen. Oleh karena itu, auditor harus melakukan
hal berikut:
1) mendiskusikan dengan manajemen cara mengidentifikasi litigasi, klaim,
dan penaksiran;
2) mendapatkan keterangan dari manajemen deskripsi dan evaluasi litigasi,
klaim, serta penaksiran yang terjadi pada tanggal neraca;
3) mendapatkan kepastian dari manajemen klaim yang belum ditaksir dan
lebih disukai dalam bentuk tertulis.
Selain cara di atas, untuk mendapatkan bukti cukup litigasi, klaim, dan
penaksiran, auditor harus memeriksa dokumen-dokumen terkait. Auditor juga
dapat mendapatkan informasi litigasi, klaim, dan penaksiran perusahaan klien
dengan membaca catatan dan notulen pertemuan dewan komisaris, perjanjian
dan kontrak pinjaman, serta respons konfirmasi bank tentang jaminan pinjaman.
dapat dijadikan bukti, tetapi bukan pengganti prosedur audit yang diperlukan
guna memperoleh landasan yang rasional untuk opini. Representasi manajemen
tersebut terdiri atas berikut ini:
a. mengonfirmasi representasi yang diberikan kepada auditor secara lisan;
b. mendokumentasi kelanjutan ketepatan representasi;
c. mengurangi kemungkinan kesalahpahaman tentang representasi
manajemen.
PT GAUTAMA
Kuta
Bali, Indonesia 11746
14 Februari 2008
Nastiti, Akuntan Publik
Dengan hormat,
Kami membuat surat ini sehubungan dengan audit Anda atas neraca, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas Melville Co., Inc. per 31 Desember 2007 dan 2006 serta untuk periode
yang berakhir pada tanggal tersebut dengan tujuan menyatakan opini atas apakah laporan
keuangan menyajikan secara wajar dalam semua segi yang material, posisi keuangan, hasil-
hasil operasi, dan arus kas Melville Co., Inc. sesuai dengan standar akuntansi.
Kekuasaan tertentu dalam surat ini dideskripsikan sebagai terbatas pada hal-hal yang
material. Hal-hal dianggap material, tanpa memandang ukurannya, jika hal-hal tersebut
melibatkan penyembunyian atau salah saji informasi akuntansi yang, sesuai dengan kondisi
yang melingkupinya, memungkinkan penilaian dari personel yang rasional dengan
mendasarkan pada informasi tersebut dapat berubah atau dipengaruhi oleh penyembunyian
atau salah saji tersebut. Kami memberikan konfirmasi sesuai dengan pengetahuan dan
kepercayaan kami yang terbaik pada 14 Februari 2008. Representasi berikut dibuat untuk Anda
selama pekerjaan audit Anda.
1. Laporan keuangan yang disebutkan di atas disajikan secara wajar sesuai dengan standar
audit.
2. Kami telah menyediakan kepada Anda semua:
a. catatan-catatan keuangan dan data yang terkait
catatan dan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, komite di bawah
komisaris, atau ringkasan tindakan rapat,
b. terakhir yang catatan dan notulen rapatnya belum dibuat.
3. Tidak terdapat komunikasi dari lembaga pembuat peraturan tentang ketidaksesuaian
dengan atau kekurangan dalam praktik pelaporan keuangan.
4. Tidak ada transaksi material yang belum dicatat dalam catatan akuntansi yang mendasari
laporan keuangan.
5. Tidak terdapat hal berikut:
a. kecurangan yang melibatkan manajemen atau pegawai yang memiliki peran
signifikan dalam pengendalian internal,
b. kecurangan yang melibatkan pihak-pihak lain yang mempunyai efek material
terhadap laporan keuangan.
6. Perusahaan tidak mempunyai rencana atau niat yang secara material memengaruhi nilai
atau klasifikasi aset dan utang.
7. Kami memercayai efek setiap salah saji laporan keuangan yang dikumpulkan oleh auditor
dalam penugasan sekarang dan memengaruhi periode penyajian terakhir yang tidak
dikoreksi adalah tidak material, baik secara individual maupun agregat, terhadap laporan
keuangan secara keseluruhan.
8. Hal-hal berikut telah dicatat dan disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
EKSI4310/MODUL 9 9.15
Sesuai dengan pengetahuan dan kepercayaan kami yang terbaik, tidak ada peristiwa
yang terjadi setelah tanggal neraca dan hingga tanggal surat ini yang memerlukan penyesuaian
atau pengungkapan dalam laporan keuangan tersebut.
Nn. Marilyn Johnson, Direktur Keuangan
Gambar 9.3
Surat Representasi Klien
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Sebutkan dan jelaskan prosedur-prosedur untuk mendapatkan bukti audit
tambahan dalam menyelesaikan kerja lapangan!
2) Deskripsikan secara singkat tentang subsequent event!
3) Berikan contoh kasus tentang notulen rapat dan dalam kaitannya dengan
tindakan-tindakan auditor yang dapat lakukan atas temuan-temuan tersebut!
4) Apakah yang dimaksud dengan kontingensi menurut FASB yang sesuai
dengan konsep SFAS 5?
5) Apakah tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh auditor untuk
melakukan audit tentang penyelidikan litigasi, klaim, dan penaksiran?
6) Berikan contoh kasus pengaruh atas respons pengacara terhadap laporan
auditor dan tindakan auditor atas hal tersebut!
7) Sebutkan definisi representasi klien menurut standar audit (AU) No. 333!
Apakah kandungan-kandungan intinya?
8) Apa saja isi yang termasuk dalam surat representasi manajemen?
9) Apakah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keterbatasan
audit? Selanjutnya, apakah berdampak terhadap laporan audit?
10) Jelaskan bagaimana cara auditor melakukan prosedur analitis dalam fase
penyelesaian audit!
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
Kasus
Selama perikatan audit, seorang auditor mengharapkan berkomunikasi
dengan pengacara tentang litigasi, klaim, dan penilaian. Daftar berikut
merupakan lima situasi litigasi (litigation) yang ada di BANI (Badan Arbitrase
Nasional Indonesia). Kalimat klausul terakhir dari setiap kasus menyatakan
sebuah kesimpulan.
EKSI4310/MODUL 9 9.23
1) Jika pengacara klien diam pada aspek tertentu dari permintaan surat jaksa,
auditor mungkin dapat menyimpulkan bahwa jawaban klien tersebut telah
selesai.
2) Surat penyelidikan audit meminta mengevaluasi pengacara terhadap
kemungkinan hasil dari berbagai hal yang dilaporkan dalam jawaban
tersebut. Jika jawaban pengacara tidak mengandung evaluasi ini, auditor
harus menyimpulkan ruang lingkup audit yang terbatas.
3) PT Jono terlibat dalam litigasi yang memiliki kewajiban potensial besar
sehingga mendapat penilaian yang tidak menguntungkan dan sangat dekat
jumlahnya dengan yang diklaim sehingga mengganggu operasi perusahaan.
Jawaban jaksa perusahaan terhadap permintaan konfirmasi hukum tersebut,
“Meskipun tidak jaminan yang dapat diberikan sebagai dampak dari
tindakan ini, berdasarkan fakta yang diketahui sekarang, keyakinan jaksa
atau hubungan klien dan sebaliknya serta pemahaman kami atas hukum
yang ada, kami percaya perusahaan memiliki pembelaan yang baik dan
patut dihormati terhadap klaim yang diajukan dan seharusnya menang.”
Berdasarkan hal tersebut, auditor independen harus memberikan opini tanpa
syarat.
4) Dalam situasi ini, auditor mendiskusikan permasalahan litigasi tersebut
dengan penasihat hukum klien dan memperoleh opini dari permasalahan
yang diperdebatkan. Hal ini tidak dibutuhkan untuk memperoleh konfirmasi
tertulis dari opini tersebut jika auditor menyimpulkan opini jaksa pada
memo dalam catatan kerja.
5) Selama 10 tahun, Jono Company telah menggunakan jasa pengacara Angel
untuk mendapatkan nasihat hukum yang penting dan dalam banyak hal
penting mengenai proses litigasi. Sekitar 95% pembayaran jasa hukum
pengacara Angelia berasal dari jasa yang dilakukan untuk Jono Company.
Pada 31 Desember, pengacara Angelia telah menangani kasus litigasi yang
melibatkan kewajiban potensial yang sangat besar kepada perusahaan dan
telah menanggapi surat permintaan auditor. Jika kita asumsikan
pengungkapan penuh, tanggapan ini bisa kita percayai sepenuhnya.
Permintaan
Untuk setiap kasus, indikasikan apakah Anda setuju atau tidak setuju
dengan kesimpulan dan apa alasannya.
9.24 Auditing II
Kegiatan Belajar 2
1. Salah saji yang belum dikoreksi, khususnya yang teridentifikasi melalui uji
substansi detail transaksi dan saldo (disebut sebagai salah saji yang
diketahui).
2. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi menggunakan
teknik penyampelan audit.
3. Estimasi salah saji yang terdeteksi melalui prosedur analitis dan dihitung
menggunakan prosedur audit lain.
Gambar 9.4
Kertas Kerja Analisis Agregat Kemungkinan Salah Saji
9.28 Auditing II
6. Informasi tentang
a. pemulihan atau klasifikasi nilai aset yang tercatat atau
b. nilai atau klasifikasi utang.
Kantor akuntan publik memiliki daftar cek laporan keuangan yang perinci
yang diselesaikan oleh auditor yang melakukan tinjauan awal laporan keuangan.
Tujuan daftar cek laporan keuangan tersebut adalah membantu auditor
mengevaluasi asersi pengungkapan laporan keuangan. Manajer dan mitra yang
mendapat penugasan kemudian memeriksa daftar cek yang sudah selesai
tersebut beserta laporan keuangan. Sebelum menerbitkan laporan audit ke
publik, harus dilakukan tinjauan teknis laporan keuangan oleh mitra yang bukan
merupakan anggota tim audit.
Daftar cek laporan keuangan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan bentuk
dan isi laporan keuangan dasar beserta pengungkapan wajib. Sebagian besar
perusahaan sekarang memiliki daftar cek terpisah untuk perusahaan yang
terdaftar dalam lembaga regulator investasi (di Indonesia BAPEPAM, di
Amerika Serikat SEC) dan yang tidak. Daftar cek laporan keuangan yang sudah
selesai dan penemuan oleh pemeriksa harus dimasukkan dalam kertas kerja.
9.30 Auditing II
Tabel 9.2
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan perusahaan ABC untuk
periode yang berakhir 31 Desember 20X1, kami mempertimbangkan pengendalian internal
dengan tujuan menyatakan opini kami atas laporan keuangan dan tidak untuk memberikan
kepastian tentang pengendalian internal. Namun demikian, kami menemukan masalah-
masalah yang terkait dengan pengendalian internal dan implementasinya yang kami anggap
sebagai kekurangan signifikan sesuai standar yang ditetapkan oleh American Institute of
Certified Public Accountant (Ikatan Akuntan Publik Indonesia). Kekurangan signifikan adalah
kekurangan pengendalian internal yang berpengaruh buruk terhadap kemampuan perusahaan
untuk menginisiasi, mencatat, memproses, atau melaporkan data keuangan eksternal secara
andal sesuai dengan prinsip akuntansi. Kekurangan signifikan tersebut berupa kekurangan
tunggal atau kombinasi beberapa kekurangan yang mengakibatkan kemungkinan yang lebih
besar bahwa salah saji laporan keuangan interim atau tahunan dan dalam nilai yang material
tidak dapat dicegah atau dideteksi.
(Paragraf berikutnya berisi penjelasan kondisi yang ditemukan dan perlu dilaporkan). Laporan
ini semata hanya ditujukan untuk informasi dan digunakan oleh komite audit (dewan komisaris,
dewan penasihat, atau pemilik untuk perusahaan yang dikelola oleh pemilik dan pihak-pihak
lain dalam organisasi (atau lembaga pembuat kebijakan atau pihak ketiga tertentu).
Kelemahan material adalah kekurangan signifikan yang secara sendiri-sendiri atau dalam
bentuk kombinasi dengan kekurangan signifikan lainnya mengakibatkan dengan kemungkinan
yang lebih besar bahwa salah saji material laporan keuangan interim dan tahunan tidak dapat
dicegah atau dideteksi.
Pertimbangan kami pengendalian internal tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam
pengendalian internal yang merupakan kekurangan signifikan dan tidak perlu mengungkapkan
semua kondisi yang dapat dilaporkan yang juga dianggap sebagai kelemahan material
sebagaimana didefinisikan di atas. Namun demikian, tidak ada kekurangan signifikan yang
dijelaskan di atas dapat dianggap sebagai kelemahan material.
KAS
Masalah
Sebagai bagian dari sistem pengendalian internal yang kuat, harus terdapat pemisahan tugas
yang tepat. Hal tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada karyawan yang memiliki akses
terhadap aset fisik sekaligus terhadap catatan akuntansi yang terkait atau terhadap semua fase
transaksi.
Temuan
Penerimaan kas diproses oleh karyawan bagian akuntansi yang mengikhtisarkan penerimaan,
membuat slip setoran, dan mem-posting kas ke piutang usaha. Jurnal penerimaan kas dibuat
oleh manajer akuntansi yang juga melakukan rekonsiliasi bank.
Rekomendasi
Dengan menganggap bahwa perusahaan telah menerapkan kebijakan pengendalian internal
berkenaan dengan pemisahan tugas dalam wilayah penerimaan kas, tugas-tugas berikut ini
tidak boleh dilakukan oleh orang yang sama.
1. Menerima dan membuka surat serta mencatat ke register penerimaan kas.
2. Membuat slip setoran dari penerimaan kas.
3. Mem-posting transaksi ke piutang usaha dan merekonsiliasi selisih antara slip setoran
dan register penerimaan kas.
4. Merekonsiliasi rekening bank.
Gambar 9.5
Ringkasan Tanggung Jawab Auditor dalam Menyelesaikan Audit
keuangan dan laporan audit. Jika klien tidak dapat bekerja sama dan auditor
tidak dapat melakukan penyelidikan yang memadai, tanpa mengungkapkan
informasi tersebut, auditor harus (1) menunjukkan bahwa klien tidak dapat
bekerja sama dan (2) menyatakan bahwa jika informasi benar, laporan auditor
tidak lagi dapat diandalkan.
LAT IH A N
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) a. Sebutkan dua tujuan utama yang ingin dicapai dalam mengevaluasi
penemuan audit!
b. Sebutkan empat langkah dalam meraih tujuan tersebut!
2) a. Apakah tujuan penaksiran akhir materialitas dan risiko audit oleh
auditor?
b. Bedakan antara salah saji yang diketahui, kemungkinan salah saji, dan
agregat salah saji!
3) a. Jelaskan tanggung jawab auditor dalam mengevaluasi kemampuan
keberlangsungan usaha perusahaan klien!
b. Apa saja bukti yang digunakan auditor untuk mengevaluasi
keberlangsungan usaha tersebut?
c. Jika auditor menyatakan ada indikasi keraguan substansial tentang
keberlangsungan usaha perusahaan klien, apa yang harus diungkapkan
dalam laporan keuangan?
d. Bagaimana caranya keberlangsungan usaha perusahaan klien
memengaruhi opini auditor tentang laporan keuangan?
4) Apa saja yang harus dimasukkan ke dalam tinjauan teknis laporan
keuangan? Apa saja faktor yang membantu tinjauan tersebut dan siapa yang
membuat tinjauan tersebut?
5) a. Bagaimana dan untuk siapa opini laporan keuangan dirumuskan dan
bagaimana opini tersebut dikomunikasikan?
b. Bagaimana penyesuaian dan pengungkapan opini dibuat?
6) a. Bagaimana dan untuk siapa opini terhadap pengendalian internal di
atas laporan keuangan dirumuskan? Bagaimana hal tersebut
dikomunikasikan?
b. Dapatkah auditor menyelesaikan masalah kelemahan material dalam
pengendalian internal dengan cara yang sama dan dengan salah saji
material pada laporan keuangan?
7) a. Sebutkan pemeriksa utama kertas kerja dan sifat tinjauan mereka!
b. Apa tujuan tinjauan oleh mitra penugasan?
c. Mengapa diinginkan adanya tinjauan kertas kerja kedua?
8) Siapa saja pihak yang terlibat dalam pengomunikasian kepada klien saat
kesimpulan auditor disampaikan?
9.44 Auditing II
c)
Jika menyimpulkan bahwa ada keraguan substansial, auditor harus
mempertimbangkan kebutuhan untuk pengungkapan berikut.
(1) Isu kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan substansial
tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan kelangsungan
usahanya selama jangka waktu yang rasional.
(2) Efek yang mungkin timbul dari kondisi dan peristiwa tersebut.
(3) Evaluasi manajemen dari pentingnya kondisi dan kejadian serta
setiap faktor yang menanggulanginya.
(4) Kemungkinan penghentian operasi.
(5) Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif
yang relevan).
(6) Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aset tercatat
atau jumlah atau klasifikasi utang.
d) Jika, setelah mempertimbangkan kondisi yang telah diidentifikasi dan
rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa tetap terdapat
keraguan substansial tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya selama jangka waktu yang rasional, audit
biasanya menyatakan opini audit tidak wajar dengan paragraf
penjelasan ketidakpastian (setelah paragraf pendapat) untuk
mencerminkan kesimpulan itu dalam laporan auditor. Kesimpulan
auditor tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan kelangsungan
usaha harus dinyatakan melalui penggunaan ungkapan “keraguan
substansial tentang kemampuannya (entitas) untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya”. Jika auditor menyimpulkan bahwa
pengungkapan entitas sehubungan dengan kemampuan entitas untuk
melanjutkan kelangsungan tidak memadai, hal tersebut merupakan
penyimpangan dari prinsip akuntansi. Hal ini dapat mengakibatkan
baik pendapat wajar dengan pengecualian maupun tidak wajar.
4) Tinjauan teknis laporan keuangan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
bentuk dan isi dari setiap pernyataan dasar serta pengungkapan yang
diperlukan. Kebanyakan perusahaan audit menggunakan daftar cek terpisah
untuk perusahaan yang terdaftar pada lembaga pengatur investasi
(BAPEPAM, SEC) dan yang tidak terdaftar. Auditor yang melakukan
penelaahan awal dari laporan keuangan melengkapi daftar cek. Manajer dan
mitra yang bertanggung jawab atas penugasan (dalam kasus perusahaan
publik, mitra yang tidak melaksanakan audit) melakukan tinjauan tersebut.
EKSI4310/MODUL 9 9.47
(2) penilaian yang dilakukan oleh bawahan sudah rasional dan sesuai
dengan situasinya;
(3) penugasan audit telah selesai sesuai dengan persyaratan dan
jangka yang ditetapkan dalam surat penugasan;
(4) semua pertanyaan akuntansi, audit, dan laporan yang signifikan
yang timbul selama audit telah diselesaikan dengan baik;
(5) kertas kerja mendukung opini auditor;
(6) standar audit dan kebijakan serta prosedur pengendalian kualitas
kantor audit telah dipenuhi.
c) Mitra kedua mungkin lebih objektif daripada mitra dalam penugasan.
Dengan demikian, penelaahan mitra kedua menyediakan kepastian
tambahan yang telah dipenuhi standar audit. Ulasan mitra kedua adalah
wajib bagi perusahaan yang terdaftar pada lembaga pengatur investasi.
8) Komunikasi auditor dengan klien pada akhir audit melibatkan komite audit,
dewan komisaris, dan manajemen.
9) a) Kondisi yang dapat dilaporkan merupakan kekurangan signifikan
dalam desain atau operasi sistem pengendalian internal. Kekurangan
signifikan adalah kekurangan pengendalian internal yang berpengaruh
buruk atas kemampuan perusahaan untuk menginisiasi, mencatat,
memproses, atau melapor data keuangan eksternal dengan andal sesuai
dengan standar akuntansi. Kekurangan signifikan bisa dalam bentuk
sebuah kekurangan atau kombinasi dari kekurangan yang
menghasilkan kemungkinan yang lebih besar dari samar-samar bahwa
salah saji dalam laporan keuangan tahunan atau interim dalam jumlah
yang material tidak akan dicegah atau dideteksi. Besarnya kondisi yang
dilaporkan menentukan apakah itu juga merupakan kelemahan
material. Sebuah kelemahan material dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan mengakibatkan kemungkinan yang lebih dari
samar-samar bahwa salah saji material dapat terjadi dalam laporan
keuangan interim atau akhir tahun.
b) Surat manajemen tentang kondisi yang dapat dilaporkan harus
memperhatikan hal berikut:
(1) menunjukkan bahwa tujuan audit adalah memberikan laporan
keuangan dan tidak untuk memberikan kepastian tentang struktur
pengendalian internal;
(2) meliputi definisi kekurangan signifikan;
EKSI4310/MODUL 9 9.49
tertentu, auditor harus (1) menunjukkan kurangnya kerja sama dan (2)
menyatakan bahwa jika informasi tersebut benar, laporan audit
seharusnya tidak lagi diandalkan.
16) a) Auditor tidak bertanggung jawab untuk melakukan telaah retrospektif
atas pekerjaannya. Namun, ketika diperoleh adanya prosedur yang
diabaikan, auditor harus menaksir pentingnya prosedur tersebut
terhadap kemampuannya untuk mendukung pendapat yang dinyatakan
sebelumnya.
b) Auditor mungkin menemukan bahwa jika (1) dapat mendukung
pendapat atau (2) tidak dapat mendukung pendapat tersebut. Dalam
kasus terakhir, auditor harus melakukan prosedur yang diabaikan dan
jika perlu mencegah ketergantungan lebih lanjut tentang laporan.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
PER T AN YA A N
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Sebutkan dua tujuan auditor dalam mengevaluasi penemuan audit! Apa saja
langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut?
2) Sebutkan langkah-langkah dalam membuat penaksiran akhir tingkat
materialitas dan risiko audit!
3) Unsur-unsur atau hal-hal pokok apa sajakah yang terkait dengan keyakinan
auditor terhadap salah saji dalam rekening?
4) Tindakan apa yang auditor harus lakukan jika kesimpulan risiko audit
berada pada level tidak dapat diterima?
5) Jika auditor memiliki tingkat keraguan terhadap kemampuan
keberlangsungan usaha dari sebuah perusahaan, sebutkan dan jelaskan
langkah-langkah yang harus dilakukannya!
6) Mengapa auditor harus meninjau kertas kerja yang dilakukan oleh staf
bawahannya?
9.56 Auditing II
KA S US P EN D EK
Diskusikan dengan cermat dan seksama!
1. 15 Januari: sediaan telah terjual pada harga di bawah nilai realisasi bersih
tanggal 31 Desember.
2. 20 Januari: pelanggan utama bangkrut dari kerugian bersih yang sedang
berlangsung.
3. 31 Januari: dewan direksi mengotorisasi akuisisi perusahaan sebagai anak
perusahaan.
4. 10 Februari: terjadi kebakaran yang menghancurkan gudang utama
perusahaan.
5. 25 Februari: sebuah tuntutan hukum diputuskan untuk melawan perusahaan
terhadap kecelakaan yang terjadi pada 10 Oktober. Kerusakan yang terjadi
EKSI4310/MODUL 9 9.57
tiga kali lipat lebih besar dari yang diestimasikan pada tanggal 31
Desember.
6. 28 Februari: dewan direksi mengotorisasi dua dari satu (stock split).
7. 7 Maret: sebuah pemerintah asing mengambil alih anak perusahaan asing
seiring penggulingan pemerintah yang tak terduga.
8. 31 Maret: menurut aturan pengadilan bahwa kelompok minoritas pemilik
lahan yang sah ialah divisi operasi yang anak perusahaan berlokasi.
Permintaan
1. Identifikasi setiap kejadian sebagai (1) selama tanggal neraca, (2) setelah
tanggal neraca, tetapi belum dilaporkan, serta (3) setelah temuan pascaaudit
dari fakta yang terjadi saat tanggal pelaporan.
2. Jelaskan pertanggungjawaban audit Anda pada setiap kategori sesuai
dengan soal (a).
3. Indikasikan bagaimana Anda akan memperoleh pengetahuan dari setiap
kejadian di atas.
4. Apa pertanggungjawaban tambahan yang dilakukan auditor atas temuan
pascaaudit dari fakta jika klien menolak untuk membuat pengungkapan
yang diminta?
9.58 Auditing II
Glosarium
Daftar Pustaka
Arens, A. Alvin, J. Randal Elder, dan S. Mark Beasley. 2006. Auditing and
Assurance Service. Edisi ke-12. New Jersey: Prentice Hall, Pearson
Education.
Work Experience
Gadjah Mada University - Present
Dosen (Lecturer)
Qualification
1. Instructor, Refreshment Program for Credit Analys PT Bank Negara
Indonesia (PERSERO), Tbk Cabang Serang (2018)
2. Instructor, Management Trainee Islamic Banking (MT iB) Bank Sinarmas
Unit Usaha Syariah Batch 4 , PT. Bank Sinarmas Tbk. Unit Usaha Syariah
(2017)
3. Instructor, Refreshment Program for Credit Analys PT Bank Negara
Indonesia (PERSERO), Tbk Cabang Serang (2017)
4. Certificate of Competence in the area of Rural Bank with Competency:
Commisioner, Sertificate VI, Indonesian Proffesional Certification
Authority (BNSP (2016 - 2021)
5. Instructor, Training Analisis Laporan Keuangan Bank DKI Level II,
Master of Management Faculty of Economics and Business in
collaboration with Bank DKI (2016)
6. Instructor, Training Analisis Laporan Keuangan Bank DKI Level III,
Master of Management Faculty of Economics and Business in
collaboration with Bank DKI (2016)
7. International Risk Management Refreshment Program for Executives on
Systemic, Operational, and Infrastructure Risk Management European
Class 2016, Master of Management Faculty of Economics and Business
EKSI4310/MODUL 9 9.63
Education
Doktoral (Dr.) University Doktor, Faculty of 2011
Economics and Business, Universitas
Gadjah Mada
Magister Sains (M.Si) Magister Sains, Faculty of Economics 2008
and Business, Universitas Gadjah Mada,
Indonesia
Sarjana Ekonomi (S.E) Doctorandus, Faculty of Economics, 1992
Universitas Gadjah Mada, Indonesia
EKSI4310/MODUL 9 9.65
Interests
1. Business and Accounting Information Systems Research
2. Market Based Accounting Research
Publication
1. Could affectivity compete better than efficacy in describing and explaining
individuals' coping behavior: An empirical investigation. Journal of High
Technology Management Research, Vol.29, No.2, p.57-70 [abstract]
[author: 2] (2018)
2. The Influence of Board Diversity on Financial Performance: An Empirical
Study of Asia-Pacific Companies Using Regression Models. International
Business Management, Vol.11, No.1, p.89-99 [abstract] [author: 3] (2017)
3. The Technology Readiness or Social Presence: Which One Could Explain
the Technology Acceptance Better? An Investigation on Virtual
Communities. Journal of Indonesian Economy and Business, Vol.30,
No.2, p.120-138 [author: 2] (2015)
4. Task-Technology Fit And Person-Job Fit: A Beauty Contest To Improve
The Success of Information Systems. Journal of Indonesian Economy and
Business, Vol.29, No.2 [abstract] [author: 2] (2014)
5. The Role of Temporary Differences of Book Value and Tax-Based
Earnings to Explain Earnings Persistence. The Indonesian Journal of
Accounting Research, Vol.16, No.2 [abstract] [author: 2] (2013)
6. Analisis Kebijakan Pendanaan, Dividend dan Profitabilitas Perusahaan
Dalam Kaitannya Terhadap Set Kesempatan Investasi (An Analysis of
Financing Policy, Dividend Policy and Company Profitability in Relation
with Investment Opportunity Set). Jurnal Berkala Akuntansi dan Bisnis,
Vol.2, No.1, p.41-62 [abstract] [author: 2] (2012)
7. Private Information Arrival at Indonesia Stock Exchange, Reality or
Imaginary? U-shaped Return Variance Curve Verification. Journal of
Indonesian Economy and Business, Vol.27, No.3, p.315-335 [abstract]
[author: 2] (2012)
8. Mengukur Keterterapan Model Kesuksesan Pusat TI: Penggubahan Model
Yang Trsesuai Untuk Pusat TI di Indonesia (Measuring Implementation of
IT Centre Success Model: Changing the Applicable Model for IT Centre
in Indonesia). Jurnal Berkala Akuntansi dan Bisnis, Vol.2, No.1, p.63-86
[author: 2] (2012)
9.66 Auditing II
Books
1. Retorika "Socio-Entrepreneur" dan Tantangan Etika Bisnis dalam Buku
Pemikiran Etika dalam Ekonomika dan Bisnis: Pengajaran dan Implikasi .
Beta Offset Yogyakarta in Collaboration with Faculty of Economics and
Business UGM [author: 1] (2015)
2. Module of Auditing 2 . Open University Printing and Publishing, Jakarta
[author: 1] (2012)
3. Module of Auditing 1 . Open University Printing and Publishing, Jakarta
[author: 1] (2011)
Presentation
1. Could the Aggregate of Accounting Earnings Predict Gross Domestic
Products? Evidence from Developing Countries and Methodological
Refinement . Simposium Nasional Akuntansi XIX. Bandar Lampung,
Lampung, Indonesia, 23-27 August 2016 [abstract] [author: 1] (2015)
2. Could the Aggregate of Accounting Earning Predict Gross Domestic
Product? evidence from Developing Countries and Methodological
Refinement . Asian Academic Accounting Association (AAA) 16th Annual
Conference. Bandung, 15-18 November, 2015. [author: 1] (2015)
3. Corporate Governance Convergence . Faculty of Economics and Business
UGM Research Seminar 2015 [author: 1] (2015)
4. The Technology Readiness or Social Presence, Which One Could Explain
the Technology Acceptance Better? An Investigating on Virtual
Communities . 15th Annual Conference of the Asian Academic Accounting
Association, 15th to 17th October 2014-Banglore, India [abstract] [author:
2] (2014)
EKSI4310/MODUL 9 9.69
Interest to the Capture Hypothesis, Submitted to: AAAA 9nd, Gadjah Mada
University, Indonesia, October - November 2007. [author: 1] (2007)
Presentation
1. Analisis Penerimaan Generalized Audit Software (GAS) Berbasis
Technology Acceptance Model (TAM) pada Auditor di Kantor Akuntan
Publik (KAP) Kecil. Accounting and Business Information Systems (ABIS)
, Vol.23 [abstract] [author: 2] (2018)
2. Kajian Hukum Pilihan Bentuk Badan Usaha Bank Perkreditan Rakyat Bank
Sleman [author: 2] (2017)
3. Feasibility Study for Opening Branch Office of Bank Jateng in DIY
[author: 1] (2017)
4. Evaluasi Penerimaan Sistem Teknologi Informasi Branch Delivery System
di Kalangan Perbankan dengan Menggunakan Technology Acceptance
Model (TAM) . Accounting and Business Information Systems (ABIS) ,
Vol.19 [abstract] [author: 2] (2017)
5. Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas Studi pada ASEAN .
Accounting and Business Information System (ABIS) , Vol.17 [abstract]
[author: 2] (2016)
6. Adopsi Perilaku Belanja Daring Menggunakan Teori Perilaku Rencanaan:
Penekanan atas Pengaruh Lingkungan dan Media Massa (Adoption of
Online Shopping Behavior to Theory of Planned Behavior: Emphasis on
Influence of Neighborhood and Mass Media) . Accounting and Business
Information Systems (ABIS). , Vol.15 [abstract] [author: 2] (2016)
7. Analisis Pengaruh Perbedaan Framing, Urutan Bukti Dan Sikap Skeptisme
Profesional Auditor Terhadap Audit Judgment (Analysis On The Influence
of Difference in Framing, Order of Audit Evidence, and Professional
Scepticism of Auditor on Audit Judgement) . Accounting and Business
Information Systems (ABIS). , Vol.15 [abstract] [author: 2] (2016)
8. Evaluasi Implementasi dan Pemeringkatan Governansi di BPJS
Ketenagakerjaan dengan Menggunakan Model Center for Good Corporate
Governance UGM . Accounting and Business Information System (ABIS) ,
Vol.16 [abstract] [author: 2] (2016)
9. Pengaruh Faktor-Faktor Keberhasilan Pada Implementasi E-Procurement
Terhadap Pencegahan Fraud di Sektor Publik: Studi Pada Pemerintah Kota
Surabaya (The Influence of Success Factors on Implementation of E-
Procurement to Fraud Prevention on Public Sector: Study on City
EKSI4310/MODUL 9 9.71