Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS DESAIN FORMULIR RESUME MEDIS SESUAI STANDAR

AKREDITASI SNARS 1.1 DI RSUD MUNYANG KUTE REDELONG


BENER MERIAH TAHUN 2021

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya Rekam Medis

Oleh :

SYAHAGUSMADANI
( 134047 018045 )

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


YAYASAN SIHAT BEURATA
BANDA ACEH
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Judul

ANALISIS DESAIN FORMULIR RESUME MEDIS SESUAI STANDAR


AKREDITASI SNARS 1.1 DI RSUD MUNYANG KUTE REDELONG
BENER MERIAH TAHUN 2021

Telah Disetujui Untuk Diseminarkan

Banda Aceh,

Pembimbing

(Nur Pida, A. Md. PK, SKM, MKM)

Mengetahui,
Plt. Direktur Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan
Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh

(Oriza Sativa, S.Si, M.M)


NIDN. 1309088701

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

ANALISIS DESAIN FORMULIR RESUME MEDIS SESUAI STANDAR


AKREDITASI SNARS 1.1 DI RSUD MUNYANG KUTE REDELONG
BENER MERIAH TAHUN 2021

Oleh :

SYAHAGUSMADANI
NIM. 134047 018045

Diterima dan Disahkan Oleh Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Jenjang

Pendidikan Diploma III Akademi Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh

Penguji I : Sartika Maulida Putri, SST, M.KM

Pembimbing/Moderator : Nur Pida, A. Md. PK, SKM, MKM

Mengetahui

Plt. Direktur Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan


Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh

(Oriza Sativa, S.Si, M.M)


NIDN. 1309088701

iii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas

segala rahmat kesehatan, kekuatan dan kemampuan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul

“Analisis Desain Formulir Resume Medis Sesuai Standar Akreditasi SNARS

1.1 Di RSUD Munyang Kute Redelong Bener Meriah Tahun 2021”. Shalawat

dan salam tidak lupa pula penulis sanjungkan kepada junjungan kita Baginda Nabi

Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam masa

jahiliyah ke masa yang penuh peradaban dan ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan Proposal KTI ini banyak sekali hambatan dan rintangan

yang penulis hadapi, namun berkat rahmat ALLAH SWT dan bantuan serta

pertolongan semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. H. Zailani MA, M.Kes. Selaku Ketua Yayasan Sihat Beurata

(YSB) Banda Aceh.

2. Ibu Oriza Sativa, S.Si, M.M. Selaku Plt. Direktur APIKES YSB Banda Aceh.

3. Ibu Nur Pida, A. Md. PK, SKM, MKM. Selaku dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dan memberikan pengarahan serta pemikiran

sehingga proposal ini dapat diselesaikan.

4. Kepada seluruh staf di Rumah Sakit Umum Mufid Sigli, khususnya di ruang

rekam medis yang telah memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Para dosen dan staf APIKES YSB Banda Aceh, yang telah banyak membantu

penulis selama pendidikan.

iv
6. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda

tercinta yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing dengan kasih

sayang serta mengiringi penulis dengan do’a yang tiada henti dengan penuh

keikhlasan.

7. Seluruh teman-teman seperjuangan di Akademi Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh, serta pihak-pihak

yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan Proposal KTI ini.

Karena Penulis menyadari bahwa Proposal KTI ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran dari seluruh pihak agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik dan

dapat dipertanggung jawabkan. Akhirnya dengan satu harapan, semoga penulisan

Proposal KTI ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Banda Aceh, 01 Juni 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian...........................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................5
1.3 Pertanyaan Penelitian.................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian..........................................................6
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8


2.1 Konsep Rumah Sakit.................................................................8
2.2 Konsep Rekam Medis................................................................14
2.3 Konsep Design Formulir...........................................................18
2.4 Konsep Kelengkapan Data Dokumen Rekam Medis................21
2.5 Konsep Formulir Resume Medis...............................................22
2.6 Aspek Design Formulir.............................................................24
2.7 Konsep SNARS 1.1...................................................................29
2.8 Kerangka Teori..........................................................................31
2.9 Kerangka Konsep......................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................33


3.1 Jenis Penelitian............................................................................33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................33
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................33
3.4 Variabel Penelitian......................................................................34
3.5 Instrumen Penelitian...................................................................35
3.6 Definisi Operasional...................................................................35
3.7 Metode Pengumpulan Data.........................................................36
3.9 Metode Analisis Data..................................................................37

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

vi
Tabel 3.6 Definisi Operasional..........................................................................35

DAFTAR GAMBAR

vii
Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................31

Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................................31

DAFTAR LAMPIRAN

viii
1. Daftar Riwayat Hidup

2. Contoh Lembaran Resume Medis RSUD Munyang Kute Redelong

3. Lembar Observasi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang

melayani berbagai masalah kesehatan yang dilaksanakan secara optimal.

Agar dapat dilakukan pelayanan yang maksimal, diantaranya melalui

penyelenggaraan rekam medis di setiap sarana pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Hal ini tercantum dalam Permenkes RI Nomor 269/Menkes/PER/III/

2008 Bab I Pasal 1 yang menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasien.

Peran rekam medis adalah sebagai sumber informasi bagi pasien

maupun pihak rumah sakit. Rekam medis harus dapat mendokumentasikan

data pasien dan pelayanan yang tercatat dalam setiap formulir (Santoso,

2010).

Dokumen rekam medis terdiri atas beberapa jenis formulir, yang

didokumentasikan guna kesinambungan informasi medis bagi pasien yang

akan berobat. Data klinis yang lengkap dan akurat akan mempermudah

dalam pengambilan suatu keputusan medis bagi pasien (Suhartini, 2010).

Formulir rekam medis dirancang dan digunakan untuk pemeliharaan

dan pengawasan agar sesuai dengan tujuan dibuatnya formulir tesebut.

Antara formulir yang diabadikan maupun tidak diabadikan harus dibedakan

1
untuk mempermudah dalam penyimpanannya. Bahan formulir rekam medis

sebaiknya dipilih dari bahan yang tidak mudah rusak/kuat dan kualitas tinta

untuk menulis harus baik. Apabila formulir yang dirancang dengan tidak

bagus, dapat menyebabkan kesalahan dalam pencatatan data, duplikasi data

dan kesulitan dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, dalam perancangan

dan pembuatan desain formulir harus dilakukan secara teliti dan benar agar

tidak terjadi kesalahan pengisian data untuk kegiatan selanjutnya (Huffman,

2011).

Formulir Resume Medis merupakan salah satu catatan pengamatan

dokter terhadap pasien dan pertolongan perawatan yang telah diberikan

kepada pasien. Formulir Resume Medis berisikan tentang perencanaan

pulang pasien setelah semua gangguan dan masalahnya teratasi. Formulir

tersebut mempunyai tujuan untuk memenuhi permintaan dari badan-badan

resmi atau perorangan tentang perawatan seorang pasien, misalnya dari

Perusahaan Asuransi (dengan persetujuan pimpinan). Oleh sebab itu,

Formulir Resume Medis harus diisi secara benar dan lengkap. Jadi salah satu

factor yang mempengaruhi kelengkapan pengisiannya adalah desain formulir

yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (Dirgantari, 2015).

Pengisian formulir haruslah lengkap dan dibuat dengan singkat disertai

dengan nama dan tandatangan dokter yang merawat pasien serta dapat

menjelaskan informasi penting mengenai pasien terutama penyakit,

pemeriksaan yang dilakukan, dan pengobatan yang didapat terhadap pasien

(Dewi, 2012).

2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Melati Widiarti di

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Kota Semarang (2014) terkait desain

formulir resume medis didapatkan hasil bahwa desain formulir resume medis

masih belum sesuai SOP dan masih perlu diperbaiki seperti aspek fisik yaitu

bahan yang digunakan perlu diganti karena diabadikan, warna kertas putih

dengan tinta, ukuran panjang 29 cm dan 21,5 cm. aspek anatomik yaitu

heading letaknya dijudul bagian tengah atas dan ukuran font lebih besar dan

jelas agar mudah dibaca oleh petugas, identitas formulir diletakkan kanan atas

agar petugas lebih cepat mengenali formulir, ditambahkan introduction. Dan

bagian body juga perlu penambahan margin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Apriyantini di

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta (2016), berjudul “Analisis

Hubungan Kelengkapan Pengisian Resume Medis Terhadap Kesesuaian

Standar Tarif INA-CBG’S di RSUP Fatmawati Jakarta”, hasil penelitian

menunjukkan masih ditemukannya ketidaklengkapan pengisian Resume

Medis terkait variabel Diagnosa utama, Diagnosis Sekunder, dan Prosedur

Utama. Sehingga menyebabkan potensi ketidaksesuaian stabdar tariff INA-

CBS’S. ketidaklengkapan pengisian disebabkan oleh beberapa faktor dan

hasil penelitian ini menyarankan agar melakukan evaluasi dan monitoring

terhadap Standar Operasional Prosedur ( SOP).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggika Yogis Saputro di

RSU PKU Muhammadiyah Gubung (2015) tentang desain analisis formulir

lembar masuk dan keluar (RM1) bahwa desain formulir resume medis masih

3
belum sesuai dari aspek fisik bahan yang digunakan belum sesuai untuk

formulir yang diabadikan. Aspeka anatomik perlu adanya instruction untuk

memudahkan dalam pengisian data. Aspek isi perlu adanya penambahan luas

pada daerah pengisian pada formulir RM1 diantaranya nama, alamat, tanggal

lahir, kabupaten, kota diagnose utama, operasi/tindakan dan sebaiknya

dihilangkan kotak-kotak pengisian data tersebut agar butir-butir pengisian lebih

besar.

Berdasarkan data awal di RSUD Munyang Kute Redelong, merujuk

pada standar akreditasi SNARS 1.1, terdapat beberapa instrument yang

mengharuskan sebuah formulir resume medis dapat memenuhi standar

akreditasi SNARS 1.1, diketahui bahwa desain formulir resume medis masih

ada beberapa kekurangan seperti dibagian aspek isi bahan nya sudah bagus

cuma berat nya seharusnya 80 gram, karena formulir tersebut diabadikan dan

ukurannya seharusnya menggunakan kertas A4. Kemudian diaspek anatomik

nya seharunya dibagian introduction perlu adanya intruksi tentang cara-cara

pengisian formulir resume medis agar lebih memudahkan petugas dalam

pengisiannya. Dan juga margin kiri perlu ditambah karena sebagai daerah

lubang penahanan kertas sehingga akan mempengaruhi kejelasan tulisan.

Oleh sebab itu diperlukan untuk mendesain ulang form formulir resume

medis agar lebih bagus lagi dan juga lebih memudahkan petugas dalam

pengisian sehingga pelayanan pasien menjadi lebih cepat dan sesua dengan

standar Akreditasi SNARS 1.1.

4
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Desain Formulir Resume

Medis Sesuai Standar Akreditasi SNARS 1.1 Di RSUD Munyang Kute

Redelong Bener Meriah Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang jadi permasalahan dalam

penelitian ini yaitu bagaimana desain formulir resume medis Sesuai Standar

Akreditasi SNARS 1.1 Di RSUD Munyang Kute Redelong Bener Meriah

Tahun 2021.

1.3 Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana Design Formulir Resume Medis berdasarkan Standar


Akreditasi SNARS 1.1 Ditinjau dari Aspek Fisik?
b. Bagaimana Design Formulir Resume Medis berdasarkan Standar
Akreditasi SNARS 1.1 Ditinjau dari Aspek Anatomi?
c. Bagaimana Design Formulir Resume Medis berdasarkan Standar
Akreditasi SNARS 1.1 Ditinjau dari Aspek Isi?
d. Apakah Instrumen formulir Resume Medis sudah memenuhi standar
Akreditasi SNARS 1.1?

5
1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui desain Formulir Resume Medis Sesuai Standar

Akreditasi SNARS 1.1 Di RSUD Munyang Kute Redelong Bener

Meriah Tahun 2021.

1.4.2 Tujuan Khusus :

Adapun tujuan khusus untuk penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui desain formulir resume medis ditinjau dari Aspek

Fisik sesuai Standar Akreditasi SNARS 1.1 di RSUD Munyang Kute

Redelong.

b. Untuk mengetahui desain formulir resume medis ditinjau dari Aspek

Anatomi sesuai Standar Akreditasi SNARS 1.1 di RSUD Munyang

Kute Redelong ditinjau.

c. Untuk mengetahui desain formulir resume medis ditinjau dari Aspek

Isi sesuai Standar Akreditasi SNARS 1.1 di RSUD Munyang Kute

Redelong.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini adalah penelitian dengan metode

observasi terhadap formulir resume medis, penelitian ini hanya mencakup

tentang desain formulir resume medis ditinjau dari beberapa aspek agar bias

disesuaikan dengan standar akreditasi SNARS 1.1, Penelitian ini dilakukan di

RSUD Munyang Kute Redelong Bener Meriah yang sudah mendapat gelar

paripurna bintang 3 (tiga) akreditasi SNARS edisi 1. Menurut data

6
kepegawaian RSUD Munyang Kute Redelong, Petugas Rekam Medis

berjumlah 14 orang, diantaranya 5 orang lulusan perekam medis, 7 orang

bidan terampil, 1 orang perawat terampil dan 1 orang analis industri.

1.6 Manfaat Penelitian

A. Bagi Rumah Sakit

Manfaat bagi Rumah Sakit adalah memberi masukan evaluasi dalam

Mendesain Formulir Resume Medis agar kedepannya menjadi lebih baik

dalam rangka mewujudkan pelayanan yang lebih bermutu dan

berkualitas.

B. Bagi Akademik

Untuk menambah referensi perpustakaan kampus APIKES YSB

Banda Aceh dan sebagai bahan bacaan dalam upaya penambahan

wawasan dan sebagai bahan motivasi meningkatkan mutu pendidikan.

C. Bagi Peneliti

Untuk melanjutkan penelitian tentang desain Formulir Resume

Medis di RSUD Munyang Kute Redelong Bener Meriah dan sebagai

bahan tambahan ilmu pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan

penelitian dan penyusunan KTI selanjutnya.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai organ yang semula didirikan berdasarkan tujuan

sosial, kemanusiaan atau keagamaan itu dalam sejarah pertumbuhannya

telah mengalami perkembangan, sehingga rumah sakit berfungsi untuk

mempertemukan 2 (dua) tugas yang prinsipil yang membedakan dengan

organ lain yang memproduksi jasa. Rumah sakit merupakan organ yang

mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil dalil etik medik karena

merupakan tempat bekerjanya para profesional penyandang lafal sumpah

medik yang diikat oleh dalil dalil hippocrates dalam melakukan tugasnya.

Disamping itu dari segi hukum sebagai dasar bagi wadah Rumah Sakit

sebagai organ yang bergerak dalam hubungan-hubungan hukum dalam

masyarakat yang diikat oleh norma hukum dan norma etik masyarakat yang

kedua norma tersebut berbeda, baik dalam pembentukannya, maupun dalam

pelaksanaan akibatnya bila dilanggar (UU No 44, 2009).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan rumah

sakit adalah rumah tempat merawat orang sakit, menyediakan dan

memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah

kesehatan. (Koeswadji, 2001).

Pengertian mengenai rumah sakit dinyatakan juga pada Pasal 1 ayat (1)

PerMenKes RI No.159 b Tahun 1988 Tentang Rumah Sakit. “Rumah Sakit

8
adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan

penelitian”.

Dalam KepMenKes No.582 Tahun 1997 Tentang Pola Tarip Rumah

Sakit Pemerintah pengertian rumah sakit adalah :”Rumah sakit adalah sarana

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata

dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan

rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga penelitian.”

Rumah sakit (RS) adalah suatu badan usaha yang menyediakan

pemondokan dan yang memberikan jasa pelayanan medis jagka pendek dan

jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapetik,

dan rehabilitatif untuk orang orang yang menderita sakit, terluka dan untuk

mereka yang melahirkan (WHO). Rumah sakit juga merupakan sarana upaya

kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat

dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Permenkes

No. 159b/1988).

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ”. Pasal 1

angka 3 UU No 44 Tahun 2009 menyebutkan Pelayanan Kesehatan

9
Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif.

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yanglebih mengutamakan

kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif

adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah

kesehatan/penyakit. (UU No 44, 2009).

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau

pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal

mungkin. (UU No 44, 2009).

Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat

sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna

untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya. (UU No 44, 2009).

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

merupakan suatu hal yang penting bagi Rumah Sakit untuk menetapkan

standar medis, yang harus diperhatikan oleh staf Rumah Sakit sebagai suatu

kode etik, dan perlu mentaatinya sebagai paduan prinsip-prinsip perawatan

medik. Hal inilah yang sekaligus memberikan penjelasan mengapa Rumah

Sakit berbeda sifatnya dengan pelayanan publik yang lainnya dimana

10
Rumah Sakit harus memperhatikan kode etik Rumah Sakit dan juga kode

etik profesi. (Penulis, 2021).

2.1.2. Asas dan Tujuan Rumah Sakit

Dalam pasal 2 Undang Undang No 44 tahun 2009 disebutkan “Rumah

Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai

kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak

dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,

serta mempunyai fungsi sosial”.

Tujuan penyelenggaraan Rumah Sakit tidak lepas dari ketentuan

bahwa masyarakat berhak atas kesehatan sebagaimana dirumuskan dalam

berbagai ketentuan undang-undang, salah satunya dalam undang-undang no

36 tahun 2009 tentang kesehatan. Sementara itu pemerintah memiliki

tanggung jawab untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-

tinginya, diantaranya dengan menyediakan fasilitas kesehatan sesuai

kebutuhan, dan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit.

(Endang wahyati yustina, 2009).

Adapun tujuan penyelenggaraan Rumah Sakit adalah seperti

dirumuskan dalam pasal 3 Undang-Undang kesehatan, dimana disebutkan

bahwa: “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

11
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis.”

Sedangkan Dalam pasal 3 Undang Undang No 44 tahun 2009

penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit, dan

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2. 1.3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan

pasal 1 butir 1 UU No 44 tahun 2009. Ketentuan ini disamping

mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan

tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti

disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

12
Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

menjelaskan Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna.

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,

Rumah Sakit mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,

dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan

dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan

banyaknya persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit

merupakan salah satu bentuk pengawasan preventif terhadap Rumah

Sakit. Di samping itu penetapan sanksi yang sangat berat merupakan

bentuk pengawasan represifnya. (Endang wahyati yustina, 2009)

13
Menurut Endang wahyati yustina pada tahun 2009 Pengaturan

tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliput hal-hal berikut

ini:

1. Menyediakan dan menyelenggarakan :

a) Pelayanan medik

b) Pelayanan penunjang medik

c) Pelayanan perawat

d) Pelayanan Rehabilitas

e) Pencegahan dan peningkatan kesehatan

2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga

paramedic.

3. Sebagai tempat penelitian dan pengembngan lmu dan teknologi bidang

kesehatan.”

2.2 Rekam Medis

2.2.1 Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 adalah berkas

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut Hatta (2010). Rekam medis

adalah siapa, apa, mengapa, dimana, harapan dan bagaimana pelayanan

yang di peroleh selama pasien dirawat dan diobati. Dengan demikian dapat

disimpulkan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan tentang

14
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan yang diberikan

terhadap pasien mulai dari pasien masuk hingga medis.

Rekam medis pasien merupakan himpunan data dan informasi tentang

pasien yang terkait dengan administrasi proses-proses klinis dan penunjang

medis manajemen mutu serta outcome dari proses-proses itu yang

didokumentasikan dan disimpan secara sistematis dan aman untuk dapat

digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (Wijono, 2009).

2.2.2 Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangkameningkatkan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolan rekam medis yang baik dan

benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang

diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menetukan di dalam upaya peningkatana pelayanan kesehatan di rumah

sakit (Depkes, 2008).

2.2.3 Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek (Depkes,

2008), antara lain :

a. Administration (Administrasi)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai administrasi

karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan paramedik dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

15
b. Legal (Hukum)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai hukum karena

isinya menyangkut adanya jaminan kepastiaan hukum serta penyediaan

bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

c. Financial (Keuangan)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai keuangan karena

isinya dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pelayanan di

rumah sakit, puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.Tanpa

adanya bukti catatan tindakan pelayanan, maka pembayaran tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

d. Research (Penelitian)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai penelitian karena

isinya mengandung data informasi yang dapat dipergunakan sebagai

aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang

kesehatan.

e. Education (Pendidikan)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai pendidikan

karena isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan

kronologis dari pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi

tersebut dapat dibidang profesi.

16
f. Documentation (Dokumentasi)

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai dokumentasi

karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan

dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban.

2.2.4 Manfaat Rekam Medis

Menurut Permenkes No. 269 Tahun 2008 menyebutkan bahwa rekam

medis memiliki manfaat, sebagai berikut :

a. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk

merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan

pengobatan, perawatan, dan tindakan medis yang harus diberikan kepada

pasien.

b. Rekam medis bermanfaat bagi penyelenggaraan praktik kedokteran

dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan

untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

c. Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis

penyakit, pelayanan medis pengobatan dan tindakan medis bermanfaat

untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di

bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

d. Rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan

pembiayaan dan pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

e. Rekam medis digunakan sebagai bahan statistik kesehatan.

17
f. Rekam medis digunakan sebagai alat bukti tertulis sehingga bermanfaat

dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

2.2.5 Standar Rekam Medis

Menurut Depkes RI (2008), ada beberapa standar dokumentasi rekam

medis yang diterima oleh organisasi professionalyaitu:

a. Dokter harus memberikan bahwa dalam setiap lembaran tercantum

nama dan data identitas pasien yang terisi dengan baik.

b. Pengisian berkas rekam medis diisi oleh petugas rekam medis.

c. Pengisian harus jelas, tidak membingungkan.

d. Rekam medis harus akurat, edukasi, tepat, aktual dan relevan.

e. Untuk dapat memberikan pelayanan sesuai standar seorang dokter harus

melakukan pencatatan sesering mungkin.

f. Penggunaan sistem sentralisasi merupakan sistem yang paling tepat

untuk dipilih mengingat pelayanan akan mudah diberikan kepada

pasien, dengan menggunakan sistem penjajaran yang mudah dipahami.

2.3 Desain Formulir Rekam Medis

2.3.1 Pengertian Desain Formulir

Menurut Riyadhi (2010), desain formulir adalah proses produksi

kreativitas seseorang pada formulir berupa kertas atau formulir elektronik

dalam bentuk komunikasi visual yang mempunyai fungsi dan nilai estetika

untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada setiap orang yang telah

diatur formatnya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan tertentu.

18
2.3.2 Manfaat Formulir Rekam Medis

Menurut Riyadhi (2010), manfaat formulir rekam medis yaitu:

a. Untuk menetapkan tanggungjawab timbulnya kegiatan

b. Untuk merekam data transaksi (pelayanan)

c. Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan

semua kejadian dalam bentuk tulisan

d. Sebagai alat komunikasi yaitu menyampaikan informasi pokok dari

orang satu ke orang lain di dalam organisasi yang sama atau ke

organisasi lain.

2.3.3 Prinsip Dasar Perancangan Formulir

Formulir harus didesain untuk memenuhi tujuan penggunanya.

Aturan desain dasar mencakup:

a. Buat Rancangan dengan memikirkan pengguna

b. Pelajari tujuan dan pemakaian formulir

c. Rancang formulir sesederhana mungkin, hilangkan data atau informasi

yang tidak diperlukan

d. Gunakan terminologi standar untuk semua elemen data, atau gunakan

definisi-definisi

e. Aturan urutan item-item data secara logis.

19
2.3.4 SOMR

a. Pengertian SOMR

Yaitu pedokumentasian pelayanan medis yang disusun setiap

lembarnya berdasarkan tanggal, tanggal terbaru ada dibagian awal,

sedangkan tanggal terlama ada dibagian akhir (Akasah, 2010).

b. Manfaat SOMR

Membuat laporan terorganisir berdasarkan sumber pelayanan dalam

suatu bagian sehingga memudahkan untuk menentukan penilaian,

pengobatan dan observasi pada setiap pelayanan yang telah diberikan

(Akasah, 2010).

2.3.5 PORM

Menurut Akasah (2010) POMR adalah suatu cara pendokumentasian

hasil pelayanan kepada pasien ke dalam rekam medis dengan pendekatan

sistem sehingga dapat merefleksikan pemikiran yang logis bagi dokter dan

perawat yang merawat atau melayani pasien.

Terdapat 4 komponen POMR menurut Akasah (2010) yaitu:

a. Data base (data dasar)

Berupa data demografi, riwayat kesehatan data biologis, riwayat

tindakan pencegahan, data berbagai faktor resiko, dan data kesehatan

lingkungan rumah dan pemukiman, struktur keluarga, fungsi keluarga

dan aplikasinya.

20
b. Data masalah kesehatan (Problem list)

Berasal dari anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan hasil

pemeriksaan penunjang dicatat adanya masalah: anatomi, fisiologi,

social, ekonomi, mental dan perilaku.

c. Rencana awal (Initial plan)

Pada bagian ini dicatat diagnosis dengan terapi dan edukasi pasien

yang akan dilakukan.

d. Catatan kemajuan (Progress note)

Pada bagian ini yang dicatat dari hasil tindakan yang telah

dilakukan untuk setiap masalah kesehatan.

Dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1) Uraian narasi (narrative notes).

2) Lembar alur (flow sheets).

3) Ringkasan setelah pasien sembuh (discharge summary).

2.4 Kelengkapan Data Dokumen Rekam Medis

2.4.1 Data

Data adalah kumpulan fakta yang berupa angka, simbol, kumpulan

angka, kode atau bahkan kata-kata yang belum punya arti atau makna.

2.4.2 Kualitas Data

Menurut kriteria, data yang baik adalah:

a. Akurat Yaitu informasi yang lengkap, jelas dan tepat dalam

merekakeadaan tertentu.

21
b. Valid

Yaitu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

c. Reliable

Yaitu dapat diandalkan dan dipercaya

2.4.3 Hal–hal yang mempengaruhi kelengkapan data, berdasarkan sumber

datanya :

a. Man (Manusia)

Keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan sistem

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

b. Material (Bahan)

Bahan adalah suatu produk atau fasilitas yang digunakan untuk

menunjang tujuan dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang

ada di rumah sakit.

c. Machine (Perawatan)

Alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu agar lebih cepat

dan efisien dalam menunjang pelaksanaan kesehatan di rumah sakit.

d. Method (Metode)

Metode yang tepat akan membantu tugas – tugas seseorang akan

lebih cepat dan ringan dalam pelaksanaan sistem kesehatan di rumah

sakit.

22
e. Money (Dana)

Dana yang paling berperan untuk mencapai pelaksanaan suatu

sistem di rumah sakit agar pelayanan di RS dapat berjalan dengan cepat

sesuai kebutuhan seorang pasien.

2.5 Formulir Resume

2.5.1 Pengertian Formulir Resume

Formulir resume adalah formulir yang berisi ringkasan atau resume

tentang perawatan pasien, dari diagnosis masuk hingga perencanaan pulang

pasien setelah semua masalahnya teratasi (Anonim, 2012).

Isi dari formulir resume berupa data identitas dan data klinis adalah:

a. Data identitas

1) Nomor RM

2) Nama

3) Umur

4) Jenis kelamin

5) Ruang perawatan

6) Tanggal masuk

7) Tanggal keluar

b. Data Klinis

1) Diagnosis medis

2) Tindakkan yang dilakukan

3) Pemeriksaan penunjang

23
4) Perawatan lanjut

Sebagai dokumen rekam medis, resume juga memiliki beberapa tujuan,

yaitu:

a) Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medis dengan kualitas yang

tinggi sebagai bahan yang berguna bagi dokter yang menerima pasien

apabila pasien tersebut dirawat kembali di rumah sakit.

b) Sebagai bahan penelitian staf medis rumah sakit.

c) Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangan

tentang perawatan seorang pasien, misalnya dari Perusahaan Asuransi

(dengan persetujuan pimpinan).

2.5.2 Asuransi Kesehatan

1. Klaim

Klaim adalah permohonan atau tuntutan seorang pemilik polis

terhadap terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran santunan

sesuai dengan pasal-pasal sebuah polis.

2. Asuransi

Asuransi merupakan pertanggungan (perjanjian antara dua pihak,

pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain

berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran

apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang

miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat). Sedangkan, asuransi

kesehatan adalah lembaga sosial yang bergerak dibidang perusahaan

24
jaminan pelayanan kesehatan dan mengatur hak dan kewajiban (Ali T,

2012).

2.6 Aspek Desain Formulir

Desain formulir menurut Indra S (2013), dibagi menjadi 3 aspek, yaitu :

2.6.1 Aspek Fisik

A. Bahan

Ukuran mendesain suatu formulir harus memperhatikan formulir

yang digunakan, khususnya untuk formulir-formulir yang disimpan dan

diabadikan. Bahan yang digunakan minimal kertas HVS 80 gram, yang

perlu dipertimbangkan dalam mendesain formulir (Indra S ,2013), yaitu:

a. Weight adalah berat kertas pada ukuran tertentu.

b. Grade adalah kualitas kertas dan terutama didasarkan pada jenis

bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya.

c. Watermark adalah penandaan tembus pandang yang terlihat kalau

kertas dilihat dengan cahaya belakangnya.

d. Grain of paper adalah arah serat-serat yang membuat kertas dimana

menentukan kekuatan kertas.

e. Finish of paper adalah lapisan kimia yang digunakan pada kertas,

seperti kasar, licin dan mengkilap.

f. Colour of paper adalah warna kertas untuk memperoleh daya tarik,

identifikasi unik dan cara sederhana untuk memudahkan penangan

formulir.

25
2.6.2 Aspek Anatomik

Aspek anatomik yaitu aspek dari design formular yang menentukan

keseluruhan isi dari suatu formular tersebut, berikut di bawah ini beberapa

aspek anatomik, yaitu. (Indra S, 2013):

a. Heading

Mencakup judul dan informasi mengenai formulir. Judul sebuah

formulir biasa terdapat pada satu dari beberapa tempat.Posisi standar

adalah kiri atas, tengah, kanan atas, kiri bawah atau kanan bawah.

Informasi lain mengenai formulir adalah identitas rumah sakit, identitas

formulir, nomor edisi dan nomor halaman.

b. Introduction

Bagian pendahuluan ini menjelaskan tujuan formulir. Kadang

tujuan ditujukan oleh judul. Kalau penjelasan lebih lanjut diperlukan,

pernyataan yang jelas biasa dimasukkan ke dalam formulir untuk

menjelaskan tujuannya.

c. Instruction

Instruksi harus bisa dengan segera menentukan berapa copy

diperlukan, siapa yang harus mengajukan formulir, dan kepada siapa

copynya harus dikirimkan. Instruksi bisa diletakkan pada bagian depan

formulir kalau terdapat tempat yang cukup. Instruksi tidak boleh

diletakkan diantara ruang-ruang entry karena hal ini membuat formulir

terkesan berantakan dan mempersulit pengisian.

26
d. Body

Body merupakan bagian formulir yang disediakan untuk kerja

formulir yang sesungguhnya. Pertimbangan hati – hati harus diberikan

mengenai susunan data yang diminta atau informasi tersedia yang

mencakup pengelompokkan, pengurutan dan penyusunan tepi yang

sepantasnya. Pertimbangan juga harus diberikan untuk margins, spacing,

rules, type styles dan cara pencatatan.

e. Margins

Batas pinggir ini tidak saja menambah tampilan dan kegunaan

formulir, tapi juga pada kesanggupan untuk merancang formulir secara

fisik. Fasilitas reproduksi memerlukan margins sebagai daerah kerja untuk

lobang pemegang yang membantu penahanan kertas selama proses

pencetakkan dan untuk merapikan kertas ketika beberapa copy formulir

dicetak pada lembaran besar sekaligus. Margins minimum harus

disediakan 2/16” pada bagian atas, 3/6” dibagian bawah dan 3/10” pada

sisi – sisi.

f. Spacing

Spacing adalah ukuran area entry data. Pada waktu mendesain

formulir dengan data yang akan diisi dengan tulisan tangan, berikan

horizontal spacing 1/10” sampai 1/12” perkarakter. Vertikal spacing

memerlukan ¼” sampai 1/3”.Kalau desain kotak yang digunakan 1/3”

diperlukan. Spasi 22 vertikal 1/3” akan menerima baik entry tulisan tangan

ataupun mesin.

27
g. Rules

Rules adalah sebuah garis vertikal atau horizontal. Garis ini bisa

solid (langsung), dotted (terputus - putus), atau parallel berdekatan yang

melayani berbagai tujuan. Rules membagi beberapa formulir atas bagian –

bagian logis, mengarahkan tulisan untuk pemasukan data pada tempat

semestinya, mengistrusikan penulisan mengenai panjang yang diinginkan

dari data yang dimasukkan, membimbing pembaca melalui komunikasi

dan menambah daya tarik fisik formulir (jika diatur dengan benar).

h. Type style

Jenis huruf ini penting dalam hal keterbacaan dan penonjolan.

Untuk suatu formulir, paling baik adalah menggunakan sesedikit mungkin

jenis dan ukuran huruf. Item – item dengan tingkat kepentingan yang sama

hendaknya dicetak dengan huruf yang sama di semua bagian formulir.

Biasanya, jenis italic dan bold digunakan untuk penekanan, tapi terbatas

pada kata – kata yang memerlukan penekanan khusus.

i. Cara pencatatan

Hampir semua formulir dihasilkan dengan tang, mesin ketik atau

cetakan komputer. Cara lain pencatatan data mencakup OCR (Optical

Character Recogniting = pengenalan huruf secara optis) dan barcode, yang

bekerja sebagai input 23 langsung kedalam komputer. Sebagai tambahan

pada prinsip umum desain formulir yang baik, pertimbangan khusus untuk

adanya peralatan OCR atau bar codemerupakan hal yang penting.

28
j. Close

Komponen utama terakhir formulir kertas adalah close atau

penutup. Ini merupakan ruangan untuk tanda tangan pengotentikasi atau

persetujuan.

2.6.3 Aspek Isi

a. Kelengkapan butir data

Data yang tercatat pada formulir berisikan data identitas pasien dan

data klinis.Dimana butir data yang tercatat harus sesuai dengan

kebutuhan pengguna dan jenis formulirnya.

b. Terminologi

Komunikasi yang efektif antara orang – orang tergantung dari

pengguna terminologi yang dapat dipahami oleh mereka. Begitu juga

dalam penggunaan kata, nomor dan singkatan.Singkatan yang

dianjurkan oleh institusi harus dipahami oleh semua orang.Jika tidak

memungkinkan formulir atau tampilan layar tersebut harus

menyediakan definisi.

c. Singkatan

Penggunaan singkatan sebaiknya dibuat menggunakan lambing

yang mudah dimengerti oleh semua orang.Jika tidak memungkinkan

formulir atau tampilan layar tersebut harus menyediakan definisi.

29
d. Simbol

Penggunaan simbol sebaiknya menggunakan istilah yang mudah

dimengerti oleh semua orang jika tidak memungkinkan formulir atau

tampilan layar tersebut harus menyediakan definisi. (Indra S, 2013).

2.7 SNARS 1.1

Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan untuk menilai

kepatuhan rumah sakit terhadap standa akreditasi. Akreditasi rumah sakit

yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1995 di Indonesia, selama ini

menggunakan standar akreditasi berdasarkan tahun berapa standar tersebut

mulai dipergunakan untuk penilaian, sehingga selama ini belum pernah ada

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia, sedangkan status

akreditasi saat ini ada status akreditasi nasional dan status akreditasi

internasional, maka di Indonesia perlu ada Standar Nasional Akreditasi

Rumah Sakit. Berdasarkan hal tersebut maka standar akreditasi untuk rumah

sakit yang mulai diberlakukan pada Januari 2018 ini diberi nama Standar

Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1 dan disingkat menjadi SNARS

Edisi 1.1 (KARS, 2019).

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1, merupakan standar

akreditasi baru yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di

Indonesia. Disebut dengan edisi 1.1, karena di Indonesia baru pertama kali

ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit. Standar Nasional

Akreditasi Rumah Sakit edisi 1.1 berisi 16 bab. Dalam Standar Nasional

30
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut SNARS Edisi 1.1

ini juga dijelaskan bagaimana proses penyusunan, penambahan bab penting

pada SNARS Edisi 1 ini, referensi dari setiap bab dan juga glosarium istilah-

istilahpenting, termasuk juga kebijakan pelaksanaan akreditasi rumah sakit

(KARS, 2019).

2.8 Kerangka Teori

Aspek Design
formulir(indra s, 2013)
Aspek Fisik
Aspek Anatomik
Aspek Isi

Kelengkapan Data
Dokumen Rekam
Medis(Akasah, 2010)
Man(SDM) Desain formulir resume
Material(Bahan) medis
Money(Dana)

Formulir Resume Medis


(Anonim, 2012).
Aspek Fisik
Aspek Anatomik
Aspek Isi

Gambar 2.1 Kerangka Teori

31
2.9 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini dikembangkan berdasarkan teori

tentang desain formulir resume medis berdasarkan aspek fisik, anatomi dan

isi menurut (Indra S, 2013). Sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Aspek Fisik

Analisis Desain Resume


Aspek Anatomik Medis Medis sesua Standar
Akreditasi SNARS 1.1.

Aspek Isi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

32
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

dilakukan dengan kajian pemikiran yang sifatnya ilmiah. Kajian ini

menggunakan proses logico-hypothetico-verifikatif pada langkah-langkah

penelitian yang dilakukan. (Moleong, 2012)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Munyang Kute Redelong

Bener Meriah.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2021.

3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek yang mempunyai

karakteristik tertentu yang sesuai dengan penelitian (Notoatmodjo, 2009).

Populasi penelitian ini adalah formulir ringkasan pasien pulang pada

bulan Januari tahun 2021 sekitar 500 berkas formulir Resume Medis.

33
2. Sampel

Adapun sampel dari penelitian ini adalah diambil secara random

sampling, yaitu sebagian populasi dijadikan sampel penelitian, sebanyak

41 berkas rawat inap yang berisi formulir Resume Medis, adapun rumus

pengambilan sampel yang peneliti gunakan yaitu rumus Slovin, Berikut

contoh pengambilan sampel nya.

n:
N
N (d2) +1
nn:: 40.8 dibulatkan menjadi 41
500
500 (0,152)+1
n:
500
12.25

Keterangan: N= Besar Populasi

n= Besar Sampel

d2= Tingkat Kepercayaan

3.4. Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Analisis Design

Resume Medis sesuai standar akreditasi SNARS 1.1, Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Design Formulir Resume Medis sesuai SNARS

1.1 ditinjau dari aspek fisik, Design Formulir Resume Medis sesuai SNARS

1.1 ditinjau dari aspek anatomi, Design Formulir Resume Medis sesuai

SNARS 1.1 ditinjau dari aspek isi

34
3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah Pedoman observasi sebagai langkah

awal dalam mengamati desain formulir Resume Medis.

3.6. Definisi Operasional

Tabel 3.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Skala


Penelitian Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel independent
1 Design Ukuran Observasi Form - Sesuai Ordinal
Formulir mendesain Observasi - Tidak
Resume suatu formulir Sesuai
Medis harus
sesuai memperhatikan
SNARS 1.1 formulir yang
ditinjau dari digunakan,
aspek fisik khususnya
untuk formulir-
formulir yang
disimpan dan
diabadikan
(Indradi S,
2013).

2 Design Design Observasi Form - Sesuai Ordinal


Formulir formulir Observasi - Tidak
Resume resume medis sesuai
Medis pasien pulang
sesuai berdasarkan
SNARS 1.1 aspek anatomi
ditinjau dari terbagi menjadi
aspek 4 bagian:
anatomi Heading,
Introduction,
instruction dan
body (Indradi
S, 2013).

35
3 Design Data yang Observasi Form - Sesuai Ordinal
Formulir tercatat pada Observasi - Tidak
Resume formulir sesuai
Medis berisikan data
sesuai identitas
SNARS 1.1 pasien dan data
ditinjau dari klinis. Dimana
aspek isi butir data yang
tercatat harus
sesuai
dengan
kebutuhan
pengguna dan
jenis
formulirnya
(Indradi S,
2013).

Variabel Dependen
4 Analisis Analisis design Observasi Form - Sesuai Ordinal
Design formulir Observasi - Tidak
Resume resume medis sesuai
Medis pasien pulang
sesuai berdasarkan 3
standar variabel
akreditasi independen.
SNARS 1.1

3.7. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini antara lain :

A. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat secara

langsung terhadap Formulir Resume Pasien Pulang dan melakukan

pengukuran.

36
3.8. Analisis data

Menurut Cresswell dalam Sugiyono (2013) proses penelitian kualitatif

akan membuat pertanyaan penelitian dan prosedur yang sifatnya masih

sementara, data dikumpulkan pada seting partisipan, analisis data deduktif,

membuat data yang parsial ke dalam tema, dan memberikan interpretasi

kepada suatu data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Univariat. Analisis univariat adalah anaisis yang dilakukan terhadap

masingmasing variabel dan hasil penelitian dan dianalisis untuk mengetahui

distribusi dan persentase dari tiap variabel. Kemudian hasil yang didapatkan

dimasukan dalam tabel frekuensi. Analisis univariat dilakukan menggunakan

rumus berikut (Notoatmodjo, 2010):

f
P= × 100 %
n

Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
n = Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap (%)

Dalam penelitian ini yang menggunakan rumus persentase adalah

jumlah total dari kuesioner yang telah memiliki jawaban (Iya), kemudian

masing-masing jumlah total di analisis dengan rumus persentase yaitu

banyaknya jumlah frekuensi dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel

berkas kemudian dikali dengan bilangan tetap yaitu 100 %.

37

Anda mungkin juga menyukai