Anda di halaman 1dari 25

TEORI MEDELEINE M.

LEININGER

DI

S
U
S
U
N

OLEH :

Kelompok 7

1. KHALIQ IMRAN
2. ZAHRA PHONNA
3. NANDA MAINADIA
4. DELLA GHAZILLA
5. RINA RIZQINA

Pembimbing :
Ns. Fitriani Agustina, M.Kep, Sp.Kep.MB

POLTEKKES KEMENKES
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulisan makalah yang berjudul Teori Madeleine Leiniger dapat

diselesaikan.

Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga,

para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan,

yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini

disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari

individual maupun yang datang dari luar. Namun penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah

membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami

mohon untuk saran dan kritikannya supaya kedepannya akan lebih baik dari

sebelumnya.

Lhokseumawe, 30 September 2020

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang....................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penulisan................................................................................... 2

BAB 2 KONSEP TEORI

2.1. Sejarah Singkat...................................................................................... 4

2.2. Landasan Teori...................................................................................... 7

2.3. Paradigma Keperawatan Menurut Madeliner Leinenger................ 11

2.4. Penerapan Model Teori Madeliner Leinenger.................................. 12

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................................... 20

3.2. Saran..................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu,

keluarga, dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional,

keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek

keperawatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teori

keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai

profesi adalah mempunyai

body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat

diimplementasikan kepada masyarakat langsung.

Perawat dalam mempratikkan keperawatannya harus

memperhatikan budaya dan keyakinan yang dimiliki oleh klien,

sebagaimana yang disebutkan oleh teori model Madeleine Leininger

bahwa teori model ini memiliki tujuan yaitu menyediakan bagi klien

pelayanan spesifik secara kultural. Untuk memberikan asuhan

keperawatan dengan budaya tertentu, perlu memperhitungkan tradisi

kultur klien, nilai-nilai kepercayaan ke dalam rencana perawatan.

Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat makalah

mengenai penerapan teori model Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan. Hal ini ditujukan supaya lebih memahami teori model

1
menurut Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan, agar perawat

mampu melakukan pelayanan kesehatan peka budaya kepada klien

menjadi

lebih baik.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui teori model Madeleine Leininger dalam

praktek keperawatan.

1.2.2. Tujuan Khusus

1.2.2.1. Untuk mengetahui pengertian dari teori model

Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan.

1.2.2.2. Untuk mengetahui tujuan dari teori model

Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan.

1.2.2.3. Untuk mengetahui kelebihan dari teori model

Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan.

1.2.2.4. Untuk mengetahui kelemahan dari teori model

Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan.

2
1.2.2.5. Untuk mengetahui penerapan dari teori model

Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan.

3
BAB 2

KONSEP TEORI

2.1. Sejarah Singkat

Madeleine Leininger lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925,

di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan

seorang saudari perempuan. Pada tahun 1945, dia bersama saudarinya

menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program diploma di

sekolah perawat St. Anthony, Denver.

Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan

seorang

pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan

keperawatan yang berfokus pada manusia. Madeleine Leininger

merupakan seorang perawat professional pertama yang menyandang gelar

Ph.D dibidang cultural dan social antrophology.

Adapun riwayat pendidikan dan karirnya adalah sebagai berikut :

2.1.1. Pada Tahun 1948, dia menyelesaikan sekolahnya di diploma

keperawatan St ‘Anthony Denver.

2.1.2. Pada tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu

filsafat dan humaniora dari Benedictine College di Atchison,

Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program

pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha, Nebraska.

4
2.1.3. Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari

University chatolic of America, di Washington DC, pindah ke

Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di

Amerika.

2.1.4. Tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur

program pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan

buku tentang keperawatan psikiatrik, yang di sebut Konsep Dasar

Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh

dunia.

2.1.5. Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama yang mendapat

gelar Ph.D dalam antropologi, di Washington University. sebagai

bagian dari proses beliau dalam mencari penyelesaian masalah

yang tidak cukup adekuat terhadap intervensi kejiwaan tradisional

yang menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang

budaya yang berbeda-beda.

2.1.6. Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan

antropologi di University of Colorado, dan untuk pertama kalinya

perawatan transkultural di perkenalkan di dunia keperawatan.

2.1.7. Tahun 1969-1974, sebagai dekan, professor keperawatan dan

dosen antropologi di University Of Washington school of Nursing.

2.1.8. Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah

University dan membuka program pertama untuk master dan

doktoral transkultural keperawatan.

5
2.1.9. Tahun 1981, sebagai professor dan direktur pusat penelitian

kesehatan di Wayne State University.

Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan,

antara lain :

2.1.9.1. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan

dalam mengajar.

2.1.9.2. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.

2.1.9.3. Gershenson’s Research Fellowship Award.

2.1.10. Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award”

oleh California State University.

2.1.11. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau

menerbitkan teorinya tentang perawatan keanekaragaman budaya

dan universal dan menciptakan istilah “culturally congruent care’

sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku

keanekaragaman budaya perawatan dan universal.

Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian

di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di

dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatan

transkultural.

Sepanjang karirnya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori

keperawatan mulai mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural

dan telah mendirikan organisasi organisasi professional termasuk

6
perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi perawatan

manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai presiden

secara penuh pertama dari American Association of Colleges of Nursing.

Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural

Nursing pada tahun 1989-1995. Penghargaan terakhir yang di terima

adalah anugerah Lifetime Achievement Award untuk kualitatif

metodologi.

Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di

seluruh dunia, penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik.

Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan

menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai

arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan

penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan

telah mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang

keahliannya adalah keperawatan transkultural, perawatan manusia

komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan

kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent

Achievement.

2.2. Landasan Teori

Pada akhir 1970-an M. Leininger membuat model konseptual

tentang pemberian traskultural. Konsepnya “sunrise model” di

publikasikan di berbagai buku dan artikel jurnal dan menarik banyak

perhatian dari berbagai penjuru dunia. Yang kemudian diakui publik pada

7
tahun 1998. Setelah menyelesaikan pendidikannya sebagai perawat

psikiatrik, Leninger melanjutkan studinya di bidang antropologi kultural.

Sebagai ahli antropologi ia melakukan banyak praktik kerja di berbagai

kultur dan subkultur. Bersama dengan sejumlah rekan kerja, ia melakukan

penelitian terhadap fenomena pemberian asuhan dan perilaku pemberian

asuhan lebih dari tiga puluh budaya yang berbeda diseluruh dunia.

Hal ini menghasilkan di kembangkannya konsep kerangka kerja

pemberian asuhan transkultural, yang mengakui adanya perbedaan

(diversitas), dan persamaan (universalitas) dalam pemberian asuhan di

budaya yang berbeda. Hal ini mengarah pada di kembangkannya teori-

teori universalitas dan diversitas dalam asuhan kultural.

Definisi tentang keperawatan menurut Leininger, adalah seni

humanistik yang dapat dipelajari dan ilmu yang berfokus pada

personalisasi perilaku asuhan (individu dan kelompok), fungsi, dan proses

yang diarahkan pada peningkatan,dan pemeliharaan perilaku sehat atau

pemulihan dari penyakit yang memiliki signifikasi fisik, psiko kultural dan

social atau makna dari mereka mendapatkan bantuan dari perawat

professional atau dari orang yang memiliki kompetensi peran serupa.

Beberapa inti dari model teorinya adalah :

2.2.1. Asuhan

Asuhan berarti membantu, mendukung atau membuat seorang

atau kelompok yang memiliki kebutuhan yang memiliki

8
kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan

kondisinya.

2.2.2. Budaya

Budaya dapat diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai

nilai kelompok tertentu, berdasarkan cara hidup dan pemberian

asuhan yang di putuskan, dikembangkan , dan dipertahankan,

oleh anggota kelompok tersebut.

2.2.3. Asuhan transcultural

Dalam pemberian asuhan transkultural, perawat secara sadar

mempelajari norma-norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya

tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan

dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan

tingkat kesejahteraanya, memperbaiki cara hidup atau

kondisinya, dan belajar menerima batasan-batasan.

2.2.4. Diversitas asuhan kultural

Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan

rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan

dan dukungan. Keanekaragaman ini terjadi berdasarkan nilai-

nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau subkultur

tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat

muncul dari nilai- nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur

atau sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan

dan ritual dapat muncul dari nilai-nilai dan norma-norma

9
budaya tertentu tentang kematian, kesehatan, seksualitas, dan

lain sebagainya.

2.2.5. Universalitas asuhan kultural

Bertentangan dengan konsep sebelumnya, universalitas asuhan

kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,

dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Menurut

Leininger, karakteristik universal ini dapat berupa tindakan-

tindakan seperti tersenyum, dan memberikan bantuan berkaitan

dengan kebutuhan primer.

Kontribusi Leininger merupakan hal yang signifikan. Karena :

2.2.1.1. Topik yang dibahas yaitu tentang pengaruh budaya dan

kebutuhan untuk memenuhi hal tersebut dalam rangka

memberikan asuhan. Topik ini semakin bermakna

dalam masyarakat multi-kultural yang modern, perawat

perlu mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi

pasien, atau klien dari berbagai kelompok etnik yang

berbeda. Oleh karena itu Leininger menyebutnya

dengan asuhan budaya atau etnonursing.

2.2.1.2. Leininger mengambil peran sentral dari asuhan di

dalam keperawatan. Ia masuk kedalam kelompok

keperawatan termasuk banner dan Watson yang

menekankan pentingnya asuhan sebagai tujuan

kemanusiaan dari keperawatan.

10
2.3. Paradigma Keperawatan Menurut Madeliner Leinenger

2.3.1. Manusia

Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-

nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk

menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut

Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk

mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia

berada.

2.3.2. Kesehatan

Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang

didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan praktek serta

merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk

menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan

dan pola hidup.

2.3.3. Lingkungan

Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi,

atau pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi

perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam

lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan

kebudayaan.

2.3.4. Keperawatan

Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik

dan profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada

11
aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan

untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau

memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh

kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang

berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-

orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

2.4. Penerapan Model Madeliner Leinenger

Aplikasi model konsep dan teori keperawatan menurut Madeliner

Leinenger

2.4.2.1. Konsep awal

2.4.1.1. Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi

konsep teori ini relevan untuk keperawatan.

2.4.1.2. Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai

area yang luas dalam keperawatan yang  mana berfokus

pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan

subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing care

dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku

dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of

knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang

universal dalam keperawatan.

2.4.1.3. Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah

kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur.

12
2.4.1.4. Culture care adalah teori yang holistik karena meletakkan

didalamnya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan

berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan

dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa

dan etnik serta sistem professional.

2.4.2.2. Proses asuhan keperawatan secara teoritis

Proses asuhan keperawatan dengan pendekatan teori

keperawatan transkultural adalah sebagai berikut:

2.4.2.1. Pengkajian (assessment)

Sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada

klien (individu, keluarga, kolompok, komunitas,

lembaga) perawat terlebih dulu mempunyai

pengetahuan mengenai pandangan dunia (world

view) tentang dimensi dan budaya serta struktur

sosial yang berkembang di perbagai belahan dunia

(secara global) maupun masyarakat dalam lingkup

yang sempit. Dimensi budaya dan struktur sosial

tersebut dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu :

teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial

dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup,

politik dan hukum, ekonomi dan pendidikan.

13
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen

yang ada pada “Leininger’s Sunrise models” dalam

teori keperawatan transkultural Leininger yaitu :

a. Faktor Teknologi (Technological Factors)

Teknologi kesehatan adalah sarana yang

memungkinkan individu untuk memilih atau

mendapat penawaran untuk menyelesaikan

masalah dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan

dengan pemanfatan teknologi kesehatan, maka

perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu

tentang persepsi sehat sakit, kebiasaan dan

pemanfaatan teknologi untuk mengatasi

permasalahan kesehatan saat ini, alasan klien

memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien

tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi

untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat

ini.

b. Faktor keagamaan dan falsafah hidup (Religous

and Philosofical Factors)

Agama adalah suatu sistem simbol yang

mengakibatkan pandangan dan motivasi yang

realistis bagi para pemeluknya. Agama

memberikan motivasi kuat sekali untuk

14
menempatkan kebenarannya di atas segalanya

bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor

agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama

yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak

positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk

sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai

konsep diri yang utuh.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship

and Social Factors)

Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji

oleh perawat : nama lengkap dan nama

panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan

tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe

keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota

keluarga, hubungan klien dengan kepala

keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh

keluarga.

d. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural

Values and Lifeways)

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam

diri manusia mengenai apa yang dianggap baik

dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji

berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya

15
hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang

digunakan, kebiasaan membersihkan diri,

kebiasaan makan, makan pantang berkaitan

dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang

dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan

dengan aktivitas sehari-hari.

e. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and

Legal Factor)

Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah

segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan

individu dalam asuhan keperawatan

transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan

yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah

anggota keluarga yang menunggu.

f. Faktor ekonomi (Economical Faktor)

Klien yang dirawat dapat memanfaatkan

sumber-sumber material yang dimiliki untuk

membiayai sakitnya agar segera sembuh.

Sumber ekonomi yang ada pada umumnya

dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya

kantor, tabungan. Faktor ekonomi yang harus

dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan

klien, sumber biaya pengobatan.

16
g. Faktor pendidikan (Educational Factor).

Latar belakang pendidikan individu adalah

pengalaman individu dalam menmpuh jalur

pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin

tinggi pendidikan individu, maka keyakinannya

harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang

rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya

yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan

meliputi tingkat pendidikan, jenis pendidikan, serta

kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang

pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang

kembali.

2.4.2.2. Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)

Peran perawat pada transkultural nursing teori ini

adalah menjembatani antara system perawatan yang

dilakukan masyarakat awam dengan system

perawatan professional melalui asuhan

keperawatan. Eksistensi peran perawat digambarkan

oleh Leininger seperti dibawah ini:

17
a. Sistem generik atau transkultural

b. Asuhan keperawatan

c. Sistem profesional

Oleh karena itu perawat harus mampu membuat

keputusan dan rencana kelompok, keluarga,

komunitas, lembaga) dengan mempertimbangkan

generic carring dan professional carring.

2.4.2.3. Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus

tetap memperhatikan 3 prinsip askep, yaitu :

a. Culture care preservation/ maintenance

Prinsip membantu, memfasilitasi atau

memperhatikan fenomena budaya guna membantu

individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya

hidup yang di inginkan.

b. Culture care accommodation/ negotiation

Prinsip membantu, memfasilitasi atau

memperhatikan budaya yang ada, yang

merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi,

bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi

kesehatan dan gaya hidup klien.

18
c. Culture care repatterning/ restructuring

Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk

membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola

hidup klien kearah yang lebih baik.

2.4.2.4. Evaluasi.

Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan

keperawatan transkultural pada asuhan keperawatan

adalah tercapainya culture congruent nursing carry

health and well being yaitu asuhan keperawatan yang

kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan

kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang

bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan

kesejahteraan bagi klien.

19
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan

asuhan dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial

seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-

nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan

faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks

lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan

bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat : pelayanan

kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang

merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi

hubungan antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan

perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan)

merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan

merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan

sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam

ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga

dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu

dikaitkan dengan budaya.

20
3.2. Saran

3.2.1. Diharapkan Mahasiswa mampu memahami model Teori

Madeleine Leininger dan dapat menerapkan dalam memberi

asuhan keperawatan.

3.2.2. Diharapkan Dosen dan perpustakaan dapat memberi informasi

lebih lanjut tentang Teori Madeleine Leininger agar mahasiswa

mampu menerapkan dalam memberi asuhan keperawatan yang

baik dan benar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Christensen Paula J. & Kenney Janet W (2009), Proses Keperawatan :


Aplikasi
model konseptual edisi 4, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Sagar, Priscilla Limbo. 2014.Transculural Nursing Education Strategies. United


States: Spinger Publishing Company.

Aplikasi Teori Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan oleh Rahayu


Iskandar, Ners, M.Kep. Diperoleh, 24 September 2020, dari,
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger

Anda mungkin juga menyukai