Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI CULTURE CARE LEININGER ; PENGKAJIAN


BUDAYA

OLEH KELOMPOK 8 :

ASWIN RAHMAD RAMADHAN


EVA MUNARTY
MONIKA TRIYANA
SUNDRATNO

PRODI PROFESI NERS PONTIANAK


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat serta
hidayahnya, kami diberikan kekuatan untuk dapat menyusun makalah ini dengan
judul teori culture care leininger hingga selesai. Makalah yg kami buat ini dapat
menjadi salah satu referensi untuk para pembaca, dan menambahkan wawasan
tentang sejarah teori-teori yang ada dalam keperawatan melalui makalah yang
kami buat, yang tentunya bisa membantu para pembaca untuk tahu lebih lanjut
mengenai teori culture caare Leininger.
Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari
juga bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya.
Karena itu, kami berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan.
Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima
kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
membawa manfaat kepada pembaca.

23 September 2019

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................................2
1. Tujuan Umum...............................................................................................................2
2. Tujuan Khusus.............................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Latar Belakang Teori.........................................................................................................3
B. Definisi Teori Trans Cultural..........................................................................4

C.

BAB III PENUTUP


A..............................................................................................................................SIMPULAN
......................................................................................................................................................34
B......................................................................................................................................SARAN
......................................................................................................................................................34
DAFTARPUSTAKA............................................................................................35

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan suatu bentuk layanan kesehatan yang berdasarkan
pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli
keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk
memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam
mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi
dan apa yamg harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam prakti,penelitian dan proses
belajar-mengajardalam bidang keperawatan sehingga perlu deperkenalkan,disaji
dan dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu
memiliki latar belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap
teori-teori keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan
mengaplikasikan teori-teori tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori
keperawatan yang dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal
dengan teori “trans Cultural”.
Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas tentang teori cultur care
leininger ; pengkajian budaya

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi teori culture care ?
2. Bagaimana asumsi dasar teori culture care ?
3. Bagaimana konsep teori culture care ?
4. Bagaimana paradigma teori culture care ?

4
C. Tujuan

1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan informasi secara
runtut dan lengkap tentang teori culture care.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa definisi teori culture care. Untuk
b. mengetahui bagaimana asumsi dasar teori culture care.
c. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori culture care.
d. Untuk mengetahui bagaimana paradigma teori culture care.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi teori culture care.
2. Dapat mengetahui asumsi dasar terori culture care.
3. Dapat mengetahui konsep teori culture care
4. Dapat mengetahui paradigma teori culture care

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Teori


Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton , Nebraska, Amerika Serikat )
adalah perintis teori keperawatan, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 [1] .
kontribusi nya untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli.
Terutama, ia mengembangkan konsep keperawatan transkultural , membawa
peran faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang
bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan. Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan
judul:
1. PhD – Doctor of Philosophy (cultural and social Anthropology) PhD –
Doctor ofPhilosophy (Antropologi budaya dan sosial).
2. LHD – Doctor of Human Sciences LHD – Dokter Ilmu Pengetahuan
Manusia.
3. DS – Doctor of Science DS – Dokter Sains.
4. RN – Registered Nurse RN – Perawat Terdaftar.
5. CTN – Certified Transcultural Nurse CTN – Perawat Transcultural
Bersertifikat.
6. FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA –
Fellow dari Royal College of Nursing di Australia.
7. FAAN – Fellow American Academy of Nursing FAAN – Fellow American
Academy of Nursing.
Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat
dekan dari University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia
tetap dalam posisi itu sampai 1974. janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea
pada tahun 1960 yang membuka matanya untuk kebutuhan perawat untuk
memahami ‘pasien dan latar belakang budaya mereka dalam rangka untuk
menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh beberapa orang sebagai “Margaret
Mead keperawatan” dan diakui di seluruh dunia sebagai pendiri keperawatan
transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di Sekolah pada tahun 1974.

6
Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of
Transcultural Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan
Society, yang ia mulai tahun 1974.
Teman halaman web Leininger Dr sekarang diletakkan di forum diskusi. Dr
Leininger telah menyediakan download dan jawaban atas berbagai pertanyaan
umum. Dewan pengguna didorong untuk mengirim pertanyaan untuk forum
diskusi tentang keperawatan transkultural, teori, dan risetnya. Dr Leininger
senang membantu mahasiswa dan dia menanggapi pertanyaan sebagai izin
waktunya. Dewan pengguna juga didorong untuk merespon satu sama lain.
Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada
forum diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr
Leininger, Informasi tentang Leininger’s 2005 Dr Awards Terobosan dan
Beasiswa, Surat Terbuka untuk Perawat dengan Informasi Kontak. Madeleine
Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural Keperawatan di seluruh dunia Dia
tetap sebagai salah satu penulis paling produktif keperawatan dan otoritas
terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan budaya. Pendidikan
Madeliene M. Leininger :
1. Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
2. Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
3. Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University,
Washington, DC.
4. Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of
Washington, Seattle.

B. Definisi Teori Trans Culture


Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002).

7
Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transkultural
untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan
keperawatan. Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah
esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan.
Tindakan Caring di katakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan
pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal.
Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang
berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human
caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya
bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

C. Asumsi Dasar Teori Culture


Asumsi mendasar dari teori Transcultural Nursing adalah perilaku Caring.
Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan.
Tindakan Caring di katakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan
pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal.
Asumsi mayor untuk mendukung teori cultural care: diversity and
universality yang dikeskan oleh Leininger.
1. Perawatan (caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah suatu aspek
esensial untuk memperoleh kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan, dan
ketahanan, serta kemampuan untuk menghadapi rintangan maupun
kematian.

8
2. Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling
komprehensif dan holisatic untuk mengetahui, menjelaskan,
menginterpretasikan dan memprediksikan fenomena asuhan keperawatan
serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan dan tindakan
perawatan.
3. Keperawatan transcultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan
profesi yang memiliki tujuan utama untuk melayani individu, dan
kelompok.
4. Caring yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk
mengobati dan menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin
dilakukan tanpa perawatan, sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa
pengobatan.
5. Konsep keperawatan cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur
dari bentuk perawatan transkultural yang beragam dengan perbedaan dan
persamaan yang ada.
6. Setiap kebudayaan manusia meiliki pengetahuan dan praktek perawatan
tradisional serta praktik professional yang bersifat budaya dan individual.
7. Praktik perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan
cenderung tertanam dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama,
kekeluargaan, sosial, politik, pendidikan, ekonomi, tehnologi, etnohistory,
dan lingkungan kebudayaan.
8. Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, dan
kelompok, komunitas di dalam lingkungan.
9. Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila
pola-pola, ekspresi, dan nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman
dan bermakna.
10. Perbedaan dan persamaan perawatan culture tetap berada diantara
masyarakat tradisional dan profesional pada setiap kebudayaan manusia.

9
11. Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stres kultural merefleksikan
kurangnya untuk memberikan perawatan, rasa aman, tanggung jawab yang
koggruen dengan kebudayaan.
12. Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan interpretasi dan
temuan yang penting mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan
kebudayaan kompleks yang berbed

D. Konsep Teori Keperawatan Transcultural


Keperawatan transcultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan
yang berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya
yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring. Layanan keperawatan,
nilai-nilai, keyakinan tentang sehati sakit, serta pola-pola tingkah laku yang
bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna
memberi tempat praktik keperawatan transkultural ini menenkankan pentingnya
peran keperawatan dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik
individu, keluarga, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture
shock maupun culture imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat)
mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya
tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah, dan
disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan
culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan
dan kebiasaan atau perilaku yang diilikinya kepada individu, keluarga atau
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi
dari pada budaya kelopok lain.
Leininger menggambarkan teori keperawatan transkultural matahari terbit,
sehingga disebut juga sebagaisunrise model. Model matahari terbit ini
melembagakan esensi keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa
sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai

10
pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan budaya
serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia (secara global)
maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut leininger dipengaruhi oleh
tujuh faktor, faktor tersebut antara lain:
1. Faktor tekhnologi
2. Faktor gama dan falsafah hidup
3. Faktor sosial dan kekerabatan
4. Nilai budaya dan gaya hidup
5. Faktor politik dan hukum
6. Faktor ekonomi
7. Faktor pendidikan.
Faktor-faktor tersebut merupakan totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pngalaman yang memberi arti bagi perilaku manusia, interpretasi dan interaksi
sosial dalam tatanan fisik, ekologi, sosial-politik, dan /strutur kebudayaan
termasuk di dalamnya adalah etnohistori atau riwayat kebudayaan yang mengacu
pada keseluruhan fakta pada masa lampau, kajadaian, dan pengalaman individu,
kelompok, kebudayaan, serta suatu institusi yang difokuskan pada
manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan, dan
menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu
dalam jangka panang maupun pendek.
Semua faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan
kondisi masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik
keperawatan semau langkah-langkah perawatan tersebut ditunjukkan untuk
pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit dan persiapan
menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh
perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-
masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola dan praktik keperawatan
(care expression, patterns, and practices). Dengan demikian, ketujuh faktor
tersebut besar kontribusinya, terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau
kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas,

11
maupun institusi, di berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan proses
keperawatan ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap
pengkajian.
Peran perawat pada transcultural nursing ini adalah menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan
profesional melalui asuhan keperawatan. Ekstensi peran perawat tersebut
digambarkan oleh Leininger dengan gambar seperti dibawah ini.
Oleh karena itu, perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana
tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan
dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan
keperawatan.
1. Culture care preservation/maintenance, yaitu merupakan prinsip
membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang
diinginkan.
2. Culture care accomodation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi atau
memperhatikan budaya fenomena ada, yang merefleksikan cara-cara untuk
beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien.
3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksikan
atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan
dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
Hasil akhir yang diperoleh melalui keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercaoainyaculture congruent nursing care health and well
being, yaitu suhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan
pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara-cara bermakna guna
mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

12
E. Konsep Dalam Teori Transcultural Nursing
Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan
yang selaras dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan
nilai-nilai. Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan
jangka panjang, yang merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek.
Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam
hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini
definisi dan prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di
bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori
Leininger :
1. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau
diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang
menjadi perhatian atau untuk menghadapi kematian.
2. Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
3. Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok
yang membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola
hidup.
4. Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang
mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi
manusia atau untuk menangani penyakit atau kematian.
5. Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai,
pantas tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok
orang yang berbeda.
6. Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti
serupa yang jelas di antara banyak budaya. Keperawatan adalah profesi
yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan perawatan fenomena.
7. Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau
alam semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.

13
8. Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan
dengan agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola
pendidikan-terns, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan
ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia dalam konteks
budaya.
9. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
budaya dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
10. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada
kegiatan pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya
tertentu untuk menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai
perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.
11. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan
keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu
beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan
masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil
kesehatan yang optimal untuk klien dari budaya yang
ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat
12. Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang
diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini
memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan
pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai
budaya klien.
Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing
penilaian asuhan keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan
perawatan yang tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :
1. Pelestarian dan / atau pemeliharaan.
2. Akomodasi dan / atau negosias.
3. Re-pola dan / atau restrukturisasi.
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care
dipengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi,
kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan

14
factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor
sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok
masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial
(Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger
menampilkan visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.
Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu
didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung. Menurut Leininger bantuan
semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga
dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan
dengan budaya. Beberapa inti dari model teorinya :
1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok
yang memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan
kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok
tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma
dan nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan
bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu
mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui
adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau
karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan

15
F. Paradigma Keperawatan
Paradigma Transcultural Nursing Leininger (1985) mengartikan paradigma
keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-
konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia,
sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-
nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan
pilihan dan melakukan pilihan.Menurut Leininger (1984)
manusiamemiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat
yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat
dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien
dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu: fisik, sosial dan simbolik.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia
seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak

16
pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah
keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu,
keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-
aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu
atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa
dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar
belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien.

17
BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan
dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi,
kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan
fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan
sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada
setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam
masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-
aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan
antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang
dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari
idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari
keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung.
Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar
belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat di atas
merupakan kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami
untuk memperoleh data dan informasi karena terbatasnya pengetahuan kami.
Jadi yang kamiharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.

18
Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa
terima kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini
dapat membawa manfaat kepada pembaca.

19
DAFTARPUSTAKA

http://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger. Diakses pada tanggal


20/10/2017.
https://melisaoktalieta.wordpress.com/2012/11/13/5/. Diakses pada tanggal
20/10/2017.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47003/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=6E5937DAF8BDC705DC7CE439EE168820?sequence=4. Diakses
pada tanggal 20/10/2017.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf. Diaks
es pada tanggal 20/10/2017.
http://alamsyahcare.blogspot.co.id/2011/08/skema-sunrise-leininger.html. Diakses
pada tanggal 20/10/2017.

20

Anda mungkin juga menyukai