Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FALSAFAH DAAN TEORI KEPERAWATAN

“ TEORI MEDELEINE M.LEININGER “

DOSEN PENGAMPU :
DESI ARI MY, M.Kep,Sp.Kep.Mat

DISUSUN:
KELOMPOK 8

1. FERA NOVITA ( 2020206203050 )


2. GALUH MUSTIKANINGTYAS ( 2020206203053 )
3. HADI PRASETYO ( 2020206203054 )
4. LIZDA PUTRI NUGRAHA ( 2020206203060 )

KELAS 3 B

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUNAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah kami dapat menyalesaikan makalah falsafah
dan teori keperawatan.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata falsafah dan teori
keperawatan. Untuk itu kami selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah
falsafah dan teori keperawatan.

Selaku penyusun kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya
kembali lebih baik dari sebelumnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku
penyusun.

Pringsewu, 8 oktober 2021

penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Biografi singkat Medeleine Leininger.....................................................................2


B. Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep madeleine leininger.....................3
C. Model konsep dan teori keperawatan menurut madeline leininger.........................5
D. Aplikasi model konsep dan teori keperawatan menurut madeliner leinenger.........10
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari madeliner leinenger.............18

BAB III PENUTUP ............................................................................................................19

A. Kesimpulan .............................................................................................................19
B. Saran .......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20

III
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,
dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai
situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk
menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses belajar-
mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu deperkenalkan,disaji dan
dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki latar
belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori
keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-
teori tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “trans
Cultural”.
1. Bagaimana biografi singkat Medeleine Leininger?
2. apa saja hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep madeleine leininger?
3. Bagaimana model konsep dan teori keperawatan menurut madeline leininger?
4. Bagaimana aplikasi model konsep dan teori keperawatan menurut madeliner
leinenger?
5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari madeliner leinenger?

IV
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi singkat
Madeleine M. Leininger lahir di Sutton, Nebraska (AS) pada 13 Juli 1925.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah, ia mendaftar di Sekolah Perawatan St.
Anthony di Denver, juga berpendidikan di beberapa Universitas Washington, The
Catholic University of America.
Madeleine Leininger mempunyai beberapa keahliannya seperti keperawatan
transcultural itu seperti mengindentifikasi, menguji mengerti dan menggunakan
pemahaman keperawatan yang transktural untuk peningkatkan kebudayaan dalam
pemberian asuhan keperawatan, perawatan manusia komparatif, teori perawatan
budaya, budaya di bidang keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan
dunia keperawatan. Pada awal karirnya sebagai perawat, Leininger mengakui
pentingnya konsep peduli dalam keperawatanKarena kurangnya respons, Leininger
mulai mengerjakan tesis doktoral tentang antropologi sosial, budaya dan psikologis.
Selama penelitiannya tentang masalah ini, ia menganalisis banyak budaya
yang berbeda dan menegaskan keyakinannya tentang penggunaan antropologi yang
diterapkan untuk perawatan. Leininger tidak hanya mengabdikan dirinya untuk
mempelajari budaya ini dari kejauhan, tetapi juga melakukan perjalanan ke Papua
untuk tinggal bersama orang-orang Gadsu selama hampir dua tahun. Di desa-desa
yang ia kunjungi, ia mengumpulkan data untuk studi etnografi dan etno-keperawatan.
Karya-karya ini adalah dasar dari teorinya tentang perawatan budaya dan
metode lintas-budaya yang akan membuatnya dikenal di seluruh dunia. .Teori peduli
bertujuan untuk memberikan budaya pelayanan keperawatan melalui tindakan bantu,
mendukung, fasilitatif, atau memungkinkan kognitif berbasis atau keputusan yang
sebagian besar dibuat khusus agar sesuai dengan individu, kelompok, atau lembaga
budaya nilai-nilai, keyakinan, danlifeways. Selama tahun 1950-an Leininger

V
mengalami apa yang menggambarkan sebagai kejutan budaya ketikadia menyadari
bahwa pola-pola perilaku berulang pada anak-anak tampaknya memiliki dasar
budaya. Leininger mengidentifikasi kurangnya pengetahuan budaya dan perawatan
sebagairantai yang hilang untuk pemahaman keperawatan tentang banyak variasi yang
diperlukan dalam perawatan pasien untuk mendukung kepatuhan, penyembuhan, dan
kesehatan.Wawasan ini adalah awal yang baru membangun dan penomena terkait
dengan pelayanan keperawatan disebut keperawatan transkultural.
Leininger adalah pendiri gerakan keperawatan transkultural dalam pendidikan
penelitian dan praktek.Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di
sebuah lahan pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang
saudari.Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan
mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Dan Leininger
setelah melewati masa pensiun mengajar. Ia Madeleine Leininger meninggal pada 10
Agustus 2012 di Omaha, pada usia 87 tahun. Teorinya telah diakui dengan berbagai
penghargaan dan hari ini sepenuhnya berlaku.

B. Hal hal yang melatarbelakangi harinya konsep madeleine leininger


Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep teori Medeleine Leininger
antara lain di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia
ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang
perawatan. Hal inilah yang mendorong beliau untuk menjadi seorang perawat.
Kemudian Pada saat beliau bekerja sebagai perawat spesialis di klinik anak Cincinnati
Amerika. Disinilah ia menemukan adanya kesulitan pada waktu memberikan asuhan
keperawatan pada anak-anak dari berbagai macam budaya yang berbeda. Kemudian ia
mulai meneliti suatu teori yang bisa membantu memecahkan masalah ini. Teori
Model Keperawatan Leininger Pada akhir 1970-an M. Leininger membuat model
konseptual tentang pemberian traskultural. Teori ini berasal dari disiplin ilmu
antropologi dan oleh leininger dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini
menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya
perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan
bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai
dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

VI
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan
beberapa mengalami disorientasi. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini
akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Definisi tentang keperawatan menurut Leininger, adalah seni humanistik yang dapat
dipelajari dan ilmu yang berfokus pada personalisasi perilaku asuhan (individu dan
kelompok), fungsi, dan proses yang diarahkan pada peningkatan,dan pemeliharaan
perilaku sehat atau pemulihan dari penyakit yang memiliki signifikasi fisik, psiko
kultural dan social atau makna dari mereka mendapatkan bantuan dari perawat
professional atau dari orang yang memiliki kompetensi peran serupa.
Sunrise model dikembangkan untuk memvisualisasikan dimensi tentang
pemahaman perawat mengenai budaya yang berdeda-beda. Perawat dapat
menggunakan model ini saat melakukan pengkajian dan perencanaan asuhan
keperawatan, pada pasien dengan berbagai latar belakang budaya. Meskipun model
ini bukan merupakan teori, namun setidaknya model ini dapat dijadikan sebagai
panduan untuk memahami aspek holistik, yakni biopsikososiospiritual dalam proses
perawatan klien. Selain itu, sunrise model ini juga dapat digunakan oleh perawat
komunitas untuk menilai faktor cultural care pasien (individu, kelompok, khususnya
keluarga) untuk mendapatkan pemahaman budaya klien secara menyeluruh. Sampai
pada akhirnya, klien akan merasa bahwa perawat tidak hanya melihat penyakit serta
kondisi emosional yang dimiliki pasien. Namun, merawat pasien secara lebih
menyeluruh. Adapun, sebelum melakukan pengkajian terhadap kebutuhan berbasis
budaya kepada klien, perawat harus menyadari dan memahami terlebih dahulu budaya
yang dimilki oleh dirinya sendiri. Jika tidak, maka bisa saja terjadi cultural
imposition.
Tujuan Teori Madeleine Leininger Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis,
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal
(Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Dalam hal ini, kebudayaan
yang spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu.
Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang umumnya dipegang oleh
masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan

VII
merupakan perilaku yang baik, untuk meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh
mikroorganisme ketika makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya
universal yang dipegang oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan secara
maksimal.

C. Konsep model dan teori keperawatan medeline leinginer.


1. Konsep Teori Medeleine Leininger
Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang
selaras dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-
nilai. Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan jangka
panjang, yang merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek.
Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam
hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini
definisi dan prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di
bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori
Leininger :
a. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau
diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi
perhatian atau untuk menghadapi kematian.
b. Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
c. Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan,
norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing
mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
d. Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk
menangani penyakit atau kematian.
e. Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas
tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang
berbeda.
f. Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa
yang jelas di antara banyak budaya.

VIII
g. Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan
perawatan fenomena.
h. Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau
alam semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
i. Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns,
penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence
tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.
j. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya
dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
k. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan
pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk
menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan
masalah kesehatan atau kondisi.
l. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan
keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu
beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan
masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan
yang optimal untuk klien dari budaya yang ditunjuk. Memahami Kerja
Theorists Perawat
m. Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil
oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini
memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi
terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya
klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian


asuhan keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang
tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :
1. pelestarian dan / atau pemeliharaan
2. akomodasi dan / atau negosiasi
3. e-pola dan / atau restrukturisasi
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi
oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan

IX
dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal,
factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan
dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini
merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan
kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek. Yang
merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial (Leininger dan MC
Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan visualisasi
hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan
dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai
prilaku yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika
latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya. Beberapa inti dari model
teorinya :
1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang
memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan
kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan
nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan
dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan
tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya
variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan
dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik
universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan

2. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring

X
Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain,
menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang
buruk, serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh,. Caring
dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi
dengan klien, staf dan kelompok lain.
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk
akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.Leininger meyakini bahwa “
perilaku caring dan praktiknya secara unik membedakan keperawatan terhadap
kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.” Alasan utama untuk mempelajari caring
adalah :
a. Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia,
perkembangan manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
b. Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi
pelayanan dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan secara kultural.
c. ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok
sepanjang waktu.
d. Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara
sistematis dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek
epistemology dan ontology yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan
prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s
care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel
dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan
pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan
cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa dan
profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja
dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling
berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi

XI
dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan
mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.

3. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Holism


Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan
secara menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah
manusia yang merupakan indivcidu yang utuh sehingga dengan asuhan
keperawatan terhadap individu harus dilakukan secara menyeluruh dan holistic.
Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara utuh
sebagai individu/ manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus
memadukan berbagai praktek dan ilmu pengetahuan kedalam satu kesatuan
asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus pada memadukan sentiment
kepedulian ( sentiment of care) dan praktek perawatan ke dalam hubungan
personal-profesional antara perawat dan pasien yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.
Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa
asuhan keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus
mengikutsertakan individu/kelompok secara keseluruhan termasuk aspek bio-
psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural
klien.

4. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Humanism


Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas
keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan.
Tindakan keperawatan mengacu kepada pemahaman hubungan antara sehat, sakit
dan perilaku manusia. Intervensi keperawatan diberikan dengan proses perawatan
manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan
respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial,
kebutuhan manusia dan bagaimana cara berespon kepada orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman kepada dirinya sendiri.
Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati
kepada klien dan keluarganya, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-

XII
faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan
pada klien (Watson, 1987).
Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa memberikan
pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai invidu sebagai
personal lengkap dengan fungsinya.

D. Aplikasi model konsep dan teori keperawatan menurut medeliner


leinenger
1. Konsep Awal
a. Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini
relevan untuk keperawatan.
b. Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas
dalam keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing
care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang
spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
c. Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi
terhadap perbedaan kultur.
d. Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran
dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial
struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa
dan etnik serta sistem professional.

2. Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger


a. Manusia / pasien
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan tindakan Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi
kehidupannnya

XIII
c. Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana
pasien dengan budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan
simbolik.

d. Keperawatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan
kepada pasien dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.

3. Konsep Utama Teori Transkultural


a. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan
diturunkan serta diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan
kesejahteraan dan kesehatan serta meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.
b. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya
sehingga menimbulkan keyakinan dan nilai.
c. Culture and Social Structure Dimention
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang
mencakup religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan,
teknologi dan nilai budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk
mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan yang berbeda
d. Generic Care System
Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung,
memperoleh kondisi kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas
hidup untuk menghadapi kecacatan dan kematiannya.
e. Profesional system
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan
yang memiliki pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan
formal serta melakukan pelayanan kesehatan secara professional.
f. Culture Care Preservation

XIV
Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional
untuk mengambil keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada
individu atau kelompok sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.
g. Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya
tertentu untuk beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan
kesehatan.
h. Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan
keputusan professional yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.
i. Culture Congruent / Nursing Care
Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan
dan cara hidup individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan
asukan keperawatan yang bermanfaat.

4. Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan


Penerapan teori Leineger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan
sebagai berikut :

Proses Keperawatan Sunrise Model


Pengkajian dan Diagnosis Pengkajian terhadap Level satu, dua
dan tiga yang meliputi :
Level satu : World view and Social
system level
Level dua : Individual, Families,
Groups communities and
Institution in diverse
health system
Level tiga : Folk system, professional
system and nursing
Perencanaan dan Implementasi Level empat : Nursing care Decition
and Action
Culture Care
Preservation/maintanance
Culture Care

XV
Accomodation/negotiations
Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi

5. Analisis Teori Transcultural Nursing


a. Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat phenomena, Teori
Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan
bahwa level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan
beberapa teori keperawatan lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat
memiliki perbedaan spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori
lainnya.
b. Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak
sederhana, namun demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan
sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-
konsep yang dikemukakan saling berhubungan.
c. Tingkat Kelogisan Teori
Kelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya
dengan melihat bahwa latar belakang budaya pasien (individu, keluarga,
kelompok, masyarakat) yang berbeda sebagai bagian penting dalam rangka
pemberian asuhan keperawatan.
d. Testabilitas teori
Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan
berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif.
e. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan
budaya telah memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman
tentang perbedaan dan persamaan budaya dalam praktek keperawatan.
f. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan
Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam
praktek keperawatan, karena teori ini mengemukakan adanya pengaruh

XVI
perbedaan budaya terhadap perilaku hidup sehat. Dan dalam aplikasinya teori
ini sangat relevan dengan penerapan praktek keperawatan komunitas.
g. Konsistensi Teori
Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam
rangka hubungan perawat pasien yang juga sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Imoge King yang menekankan pentingnya persamaan
persepsi perawat pasien untuk pencapaian tujuan.

6. Analisis Fenomena Keperawatan


Gambaran Kasus :
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan
nyeri pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear
didapatkan menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy
radikal dengan bilateral salpingo-oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara
teratur. Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara
sendiri. Tinggi badan 5 kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB
110 pound. Dia seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan
berlangsung selama 16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan
pertama ketika dia berusia 16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18
tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi oral secara teratur. Dia
menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya,
dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran.
Dia menggambarkan suaminya seorang yang emosional dan kasar.
Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post
operasi. Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di
rumah. Obat yang digunakan adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan
antiemetic untuk mualnya. Sebagai tambahan, dia akan mendapatkan terapi radiasi
sebagai pengobatan rawat jalan.
Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa
depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah
hukuman akibat masa lalunya.
Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan teori Leininger.

XVII
a. Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya.
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “ Leininger’s
Sunrise models” dalam teori keperawatan transkultural Leininger yaitu :
1) Faktor teknologi (technological factors)
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu
mengkaji berupa : persepsi pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari
bantuan kesehatan.
2) Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut,
kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar
untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang
utuh, status pernikahan, persepsi dan cara pandang pasien terhadap
kesehatan atau penyebab penyakit.
3) Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama
lengkap dan nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam anggota keluarga, hubungan pasien dengan kepala keluarga,
kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga,
kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok
olah raga atau pengajian.
4) Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya
hidup adalah : posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa
yang digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukkan pasien, kebiasaan
membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan
kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah
tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.
5) Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)

XVIII
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan
keperawatan transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti jam
berkunjung, pasien harus memakai baju seragam, jumlah keluarga yang
boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara pembayaran untuk pasien
yang dirawat.
6) Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan
pasien, sumber biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah
tabungan dalam sebulan
7) Faktor pendidikan (educational factors)
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat
pendidikan pasien dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.
b. Diagnosa Keperawatan
Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :
1) Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin
berbagi sebagai nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
2) Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang
bergantung pada ketiga aspek tersebut.
3) Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun
kehidupan social dan aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian,
kekeluargaan dan ekonomi yang sangat besar mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan
c. Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga
strategi sebagai pedoman Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
1) Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care
preservation/maintenance) bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan,
2) Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation atau
negotiations) apabila budaya pasien kurang mendukung kesehatan
3) Mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural care
repartening / recontruction).

XIX
Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan
:
a) The goal of culture care preservation or maintenance :
1. Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat
dalam merawat pasien. Dipandang penting untuk konsultasi dengan
toko agama seperti ustad di mesjid.
2. Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang
mengatakan bahwa dosa di masa lalu mempengaruhi keadaan
sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil berkonsultasi
kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
3. Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga
pasien dan teman-temannya yang juga berperan untuk kesembuhan
pasien.

b) Culture Care accommodation or Negotiation:


1. Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk
memperbaiki lingkungan yang tidak sehat dan selokan yang meluap
di halaman tetangga pasien.
2. Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan
menetapkan obat-obatan untuk menentukan apakah sesuai dengan
metode yang digunakan pada pasien.

c) Culture care Repatterning or restructuring:


1. Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan,
seorang ahli diet akan dikirim untuk menyusun menu pasien dan
mengatasi anemia yang dialami.
2. Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan
kebiasaan merokok, penyuluhan tentang pengaruh rokok terhadap,
dan anjurkan para perokok untuk merokok di luar ruangan.

d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
1) keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan

XX
2) Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatannya
3) Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari madeliner leinenger

Kelebihan:
1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan
kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
2. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
3. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan
berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
4. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan .

Kelemahan:
1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan
hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model
lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.

XXI
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan
dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi,
kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-
faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah
etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat
dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur
sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara
berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat
Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang
keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang

XXII
budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan
selalu dikaitkan dengan budaya.

B. Saran

1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu


antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan
yang lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll

XXIII
DAFTAR PUSTAKA

1. Rizal,Wahyu.2012."Aplikasi teori Madeleine


leininger"http://rizals1keperawatan.blogspot.com/2012/01/aplikasi-teori-
madeleine-leininger.html?m=1. diakses pada 4 Oktober 2021 pukul 20.35
2. Mustamu, Alva.2015."Teori Keperawatan Madeleine leininger"
https://alvamustamu.blogspot.com/2014/04/teori-keperawatan-medeleine-
leinenger.html. diakses pada 4 Oktober 2021 pukul 20.40
3. Jasan, Rahmaniar.2017."Teori Keperawatan Madeleine leininger"
http://rahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/teori-keperawatan-madeleine-
leininger_41.html?m=1. diakses pada 4 Oktober 2021 pukul 20.441
4. Anggie, Novita.2019."Biografi Leininger"
https://essaynovitaanggie26.blogspot.com/2019/09/biografi-leininger.html?
m=1. diakses pada 5 Oktober 2021 pukul 12.01
5. Sagem, Dunia.2017."Teori Keperawatan Madeleine Leininger
https://fauzanazimacom.wordpress.com/2017/09/28/teori-keperawatan-
madeleine-leininger/. diakses pada 5 Oktober 2021 pukul 14.13
6. Pamungkas, Rangga. "Teori Keperawatan Madeleine Leininger Latar belakang
teori model keperawatan Leininger"https://pdfcoffee.com/teori-keperawatan-
medeleine-leininger-latar-belakang-teori-model-keperawatan-leininger-pdf-
free.html. diakses pada 10 Oktober 2021 pukul 14.14

XXIV

Anda mungkin juga menyukai