Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROIT


SERTA GANGUAN ASAM BASA

DOSEN PENGAMPU:
Ns.TIARA,MNS

Disusun oleh:
HADI PRASETYO
NIM. 2020206203054
KELAS
REGULER 1 B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGHANTAR

Puji kami syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar
dapat membuat makalah yang baik dan benar. Karena hasil yang memuaskan
membutuhkan kerja keras dan bersungguh-sungguh. Kami sadar apabila di dalam
maklah ini masih banyak kesalahan penulisan dan tanda baca yang jauh dari harapan
dosen pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan penambah semangat
belajar tidak ada salahnya jika kami mengucapkan rasa syukur dan hamdalah.

     Terima kasih kepada dosen telah mempercayai kami untuk mengerjakan tugas ini.
Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena
kekhilafan, kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami telah
berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkap-
lengkapnya. Kami telah berusaha dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah
ini selengkap -lengkapnya dan sebaik-baiknya. Saya harap dosen dan teman-teman
dapat menerima makalah dari kami ini.

Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan
komentarnya. Demikian,  saya harap makalah ini berguna untuk dapat menambah ilmu
dan referensi  teman-teman semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan asam basa didalam
tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan saluran air dan
elektrolit, serta pengaturan komponen – komponen tersebut oleh ginjal dan paru.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbangai
cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air

( pelarut ) dan zat tertentu ( zat terlarut ). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel – partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuma, dan cairan intravena
( IV ) dan distribusi keseluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit  ke dalam sveluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah satunya adalah
penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif  bergerak dan memiliki orientasi yang baik
biasanya dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa
yang normal karena mekanisme adaftaif  tubuhnya. Namun bayi, bayi, orang dewasa
yang menderita penyakit berat, klien dengan gangguan orientasi atau klien yang
imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu merespon secara mandri dan seiring
dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi dapat mempertahankan
keseimbangan cairan serta elektrolit, da asam basa tanpa adanya bantuan oleh karena
itu, asuhan keperawatan untuk beragam klien meliputi pengkajian  dan perbaikan
ketidak seimbangan atau upaya mempertahankan ketidak seimbangan cairan, elektolit
dan asam basa.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan benda cair, cairan dan gas?
2. Apa yang dimaksud keseimbangan cairan dan elektrolit?
3. Apa saja ganguan yang di sebabkan keseimbangan asam dan basa?
 

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui benda cair, cairan dan gas.
2. Untuk mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Untuk mengetahui ganguan yang terjadi pada keseimbangan asam basa.
 
BAB II
TINJAUAN TEORI

 2.1 Pengertian Benda Cair, Cairan dan Gas dalam Tubuh Manusia

a)Benda Cair
Merupakan zat yang mengalir. Terdapat sekitar 50 liter air didalam tubuh pada seorang
dengan berat rata – rata 70 kg. air membentuk 75% pada tubuh bayi, 70% pada tubuh
orang dewasa, 50% pada tubuh lanjut usia. Karena, wanita secara relative memiliki
kandungan lemak yang banyak, jumlah air pada wanita sekitar 10% lebih rendah dari
pada pria.

b)Cairan Tubuh
Secara fisik, molekul pembentuk tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis cairan
dan jenis matriks molekul padat.
Fungsi cairan pada tubuh manusia, antara lain :
Sebagai alat transportasi nutrient, elektrolit dan sisa metabolism
Sebangai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh yang lain
Sebangai pengatur suhu tubuh dan lingkungan sekitar.
 
c)Gas dalam Tubuh
Gas adalah substansi yang berada dalam keadaan dimana subsansi tersebut memiliki
mobilitas dan bentuk yang tidak terbatas. Contoh gas dalam tubuh adalah O2 dan C02.
 
2.2  Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
a)  Cairan
Komposisi cairan tubuh
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Kebutuhan cairan
tubuh dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi dan
lingkungan.
 
Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen :
Cairan Intraseluler  ( CIS )
Cairan Intraseluler adalah cairan di dalam membrn sel yang berisi substansi        terlarut
atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta          untuk
metabolisme.
Cairan Ekstraseluler  ( CES )
Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari badan  badan orang dewasa atau          30%
dari total cairan tubuh.  Cairan  ekstraseluler  terdiri dari cairan:                  
1. Intravaskuler
2. Interstisial
3. Transeluler
 
Pergerakan cairan tubuh
Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah.
Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi  tinggi.
Filtrasi : perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai
respon terhadap adanya tekanan cairan.
Transpor aktif : bahan bergerak dari konsentrasi rendah  ke tinggi karena daya aktif
tubuh seperti pompa jantung.
 
b)  Elektrolit
Pengertian Elektrolit
Elektrolit adalah substansi  ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan
ekstrasel. Ion positif disebut kation dan ion negatif disebut anion.
Pengaturan elektrolit
Sodium adalah elektrolit yang paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel.
Nilai normal 135 – 145 mEq/L
Potasium adalah kation yang paling banyak pada intaseluler .
Nilai normal  3,5 – 5  mEq/L
Calsium berfungsi transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisator kontraksi
otot dan kekuatan konstraksi otot .
Nilai normal  1,3 – 2,1 mEq/L
Magnesium merupakan kation  terbanyak kedua pada cairan intrasel.
Nilai normal 1,3 – 2,1 mEq/L
Clorida merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah , cairan intensial dan
limpa .
Nilai normal  95 – 105  mEq/L
Bikarbonat  merupakan molekul anion, berfungsi pada keseimbangan asam basa dan
diatur oleh ginjal.  Nilai normal  25 – 29 mEq/L
Fosfat merupakan anion dalam sel tubuh, berfungsi sebangai  keseimbangan asam
basa. Nilai  normal 2,4 – 4,5 mwq/L  ( mmol/L ).
 
3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Usia
Jenis kelamin
Sel-sel lemak
Stres
Sakit
Temperatur lingkungan
Diet
 
4.Macam – Macam  Sifat Larutan
Isotonikadalah suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah.
Pemberian larutan isonik melalui intravena akan mencegah perpindahan cairan dan
elektrolit dari kompartemen intrasel.
Hipotonikadalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah dari plasma,
sehingga akan membuat air berpindah ke dalam sel.
Hipertonikadalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih lebih besar dari
plasma, sehingga akan membuat air keluar dari dalam sel.
 
2.3 Keseimbangan Asam dan Basa
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni
paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan
dalam pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam

2.4 Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Asidosis Respiratorik

a. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan
darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

b. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi
paru-paru, seperti:
Ø Emfisema
Ø Bronkitis kronis
Ø Pneumonia berat
Ø Edema pulmoner
Ø Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat
tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila
penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap
mekanisme pernafasan.

c. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk,
rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma.
Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika
pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu
terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.

d. Diagnosa
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan
pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
e. Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.
Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit
paru-paru seperti asma dan emfisema.
Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu
diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

2. Asidosis Metabolik
a. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui
sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan
berakhir dengan keadaan koma.

b. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama
adalah:
1.Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar menyebabkan asidosis bila
dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis
aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh
dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit;
salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali
dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat
dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
Jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
· Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal ginjal
· Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
· Ketoasidosis diabetikum
· Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
· Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
· Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
leostomi atau kolostomi.
c. Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit
lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis
semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.

d. Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang
diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan
sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan
bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu
menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton
dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan
toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan
oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih
secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

e. Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh,
diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan
racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk
mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang
diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi
asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

3. Alkalosis Respiratorik

a. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.

b. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab
hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari
alkalosis respiratorik adalah:
· rasa nyeri
· sirosis hati
· kadar oksigen darah yang rendah
· demam
· overdosis aspirin.

c. Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan
rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi
kejang otot dan penurunan kesadaran.

d. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah
arteri pH darah juga sering meningkat.

e. Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat
pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa
meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda
nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali
karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama
mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama
mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika
kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga
mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

4. Alkalosis Metabolic
a. Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.

b. Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain
itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah
yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan
asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
· Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
· Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
· Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

c. Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut
dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat
terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

d. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

e. Pengobatan
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
-Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion
jika berada di dalam larutan.
-Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam
tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam
tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam
pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
 
Saran
Dari makalah ini kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca untuk selalu
memenuhi kebutuhan dan keseimbangan  cairan dalam tubuh.
 

DAFTAR PUSTAKA
 Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
I. Jakarta : Dian Rakyat.
Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-
instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca
Exact.
http://choled.wordpress.com/2008/02/17/
http://ayosz.wordpress.com/2008/02/21/keseimbangan-asam-basa//
 Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
http://sichesse.blogspot.com/2012/04/keseimbangan-asam-basa.html
http://fenly-jehamur.blogspot.com/2011/10/makalah-keseimbangan-asam-basah.html
http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/gangguan-keseimbangan-asam-dan-
basa1.pdf
http://aly-iloenx.blogspot.com/2012/04/gangguan-keseimbangan-cairan-elektrolit.html
http://aslinar.blogspot.com/2011/10/gangguan-keseimbangan-asam-basa.html

Anda mungkin juga menyukai