Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN I

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT, HORMON-HORMON YANG


TERKAIT DENGAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT,
KESEIMBANGAN ASAM BASA, TANDA DAN GEJALA KECUKUPAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
PRODI S1 KEPERAWATAN

OLEH:
KELOMPOK VII:

ARDISON JERMIAS NADEK. 01.12.00772


EKA DARMA B. YITRO TELL.01.12.00778
KATARINA SAN GORJINA.01.12.00791
VIVI JAKOMINA MARKUS.01.12.00815

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG
2012/2013

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan anugrahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah IDK I dengan judul
“KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT, HORMON-HORMON YANG
TERKAIT DENGAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT,
KESEIMBANGAN ASAM BASA, TANDA DAN GEJALA KECUKUPAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT” tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak nmenemui kesulitan. Namun, berkat
bantuan serta motivasi dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan ucapan terima kasih
kepada:
1. Norzema Tanaem, SKep, Ns, selaku pembimbing sekaligus dosen mata
kuliah IDK I, yang dengan sabar membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan yang menyumbangkan pendapat dan pikiran
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
3. Semua pihak yang dengan caranya sendiri membantu kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Kami menyadari laporan ini , masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan krtik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar kedepannya lebih
baik lagi.

Kupang, Oktober 2012

penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………..i
Kata pengantar …………………………………………....ii
Daftar isi………………………………………………….iii
Bab I. Pendahuluan …………………………………….....1
A.Latar belakang . …………………………………...1
B.Rumusan masalah………………………………….1
C. Tujuan……………………………………………..1
Bab II Pembahasan………………………………………...2
Keseimbangan cairan dan elektrolit ………………………2
Keseimbangan elektrolit…………………………………...7
Cairan hormon pengatur dan elektrolit…………………….8
Keseimbangan asam basa………………………………….9
Gejala kecukupan cairan………………………………….12
Bab III Penutup…………………………………………...14
Kesimpulan ……………………………………... 14
Saran……………………………………………...14
Daftar pustaka……………………………………………..16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Manusia memerlukan cairan dan elektrolit di dalam tubuhnya untuk kesehatan dan
kehidupan dan harus berada dalam proporsi yang benar dalam berbagai jaringan. Pada
seorang dewasa jumlah air tubuhnya kira-kira setengah dari berat badan Elektrolit
meliputi garan, asam dan basa.Tubuh umumnya mengonsumsi lebih banyak makanan
penghasil asam daripada penghasil basa dan tidak saja harus menyesuaikan pH namun
harus pula mengekskresikan ion hydrogen.
B.Rumusan masalah
1. pengertian cairan dan elektrolit dalam tubuh.
2. Apa fungsi pH dalam tubuh?
3. Hormon apa saja yang terkait dalam keseimbangan cairan dan elektrolit
4.Apa fungsi keseimbangan asam basa dalam tubuh?
5. Jelaskan tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektrolit!
C.Tujuan
1. mengetahui kegunaan cairan dan elektrolit dalam tubuh..
2. Mengetahui fungsi pH dalam tubuh.
3. Mengetahui hormon apa saja yang yang terkait dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit
4. Mengetahui fungsi keseimbangan asam basa dalam tubuh.
5. Dapat menjelaskan tanda dan gejala kecukupan cairan dan elektolit

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


1. Pengertian Cairan tubuh
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel
disebut cairan tubuh. Cairan sebagian berada diluar sel. (ekstraselular) dan sebagian
lagi didalam sel (intraselular). Cairan tubuh terdiri dari:
a. Cairan intraselular (dalam sel)
50% dari berat badan letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit,
kalium fosfat dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim
dalam sel sifatnya konstan, memecahkan dan membangun kembali sebagaimana
dalam semua metabolisme untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
b. Cairan ekstraselular atau interstisial (diluar sel)
Membentuk 30% cairan dalam tubuh (kurang lebih 12 liter). Air ini
merupakan medium ditengah sel hidup. Sel menerima garam, makanan,
oksigen, dan melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga.
c. Plasma darah
5% dari berat tubuh (3 liter) merupakan sistem transpor yang melayani
semua sel melalui medium cairan ekstraselular.
2. Pertukaran cairan dalam jaringan
Cairan dalam plasma berada dibawah tekanan hidrostatik lebih besar daripada
tekanan interstisial. Oleh karena itu cairan cenderung keluar daripembuluh kapiler.
Didalam plasma ada protein, sedangkan cairan interstisial mengandung sedikit
protein. Protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotik yang berusaha mengisap
cairan masuk pembuluh kapiler.
Pada ujung kapiler arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan osmotik,
yang imbangan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan. Sedangkan pada ujung
kapiler vena tekanan hidrostatik kurang, tekanan osmotik mengatasinya dan menarik

5
kembali cairan masuk kapiler. Secara normal cairan yang meninggalkan kapiler lebih
banyak daripada cairan yang kembali masuk kedalamnya, kelebihan disalurkan
melalui limfe (getah bening). Pertukaran cairan antara intraselular dan ekstraselular
juga bergantung pada tekanan osmotik. Akan tetapi membran sel mempunyai
permeabilitas selektif dan dilalui oleh beberapa bahan seperti oksigen, karbon
dioksida dan ureum secara bebas. Mekanisme ini memompakan bahan lain masuk
atau keluar untuk mempertahankan konsentrasi dalam cairan intraselular dan
ekstraselular. Misalnya, kalium dikonsentrasikan dalam cairan intraselular sedangkan
natrium dipompakan keluar.
3. Fisiologi cairan tubuh dan darah
Pencegahan kehilangan darah, apabila pembuluh darah terputus atau Cairan tubuh
untuk menjaga agar cairan tubuh relatif konstan dan pecah, dilakukan oleh berbagai
mekanisme yaitu cairan tubuh dan darah. komposisinya stabil merupakan hal yang
penting. Dalam peraturan yang mempertahankan kekonstanan cairan tubuh diperlukan
adanya pengaturan volume cairan tubuh, cairan ekstraselular, keseimbangan asam dan
basa, kontrol pertukaran antara kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Keseimbangan cairan dalam tubuh berjumlah 60% dari berat badan yang terdiri
dari dua komponen: 2/3 bagian cairan intraseluler (65% dari cairan tubuh) dan 1/3
bagian cairan ekstraseluler (35% dari cairan tubuh). Cairan tubuh merupakan sarana
untuk mentranspor zat makanan dan metabolisme membawa nutrien mulai dari proses
absorpsi, mendistribusikan sampai ke tingkat intraseluler.
4. Homeostasis
Pengaturan fisiologis digunakan untuk mengembalikan keadaan normal apabila
terganggu. Pengaturan sifat pendaparan dilakukan oleh ginjal dan pernapasan. Cairan
tubuh merupakan objek homeostasis karena dalam cairan tubuh diatur keseimbangan
bermacam-macam elektrolit. Homeostasis juga mengatur keseimbangan asam dan
basa. Cairan tubuh diatur agar suhunya selalu konstan 370c dengan cara mekanisme
produksi dan pelepasan panas.
Distribusi cairan tubuh:
a). Cairan intrasel
Cairan yang berada di dalam sel dibawah suatu bentuk pengendalian karena
membran sel bersifat permeabel dan cairan dalam sel harus mempunyai mekanisme
tertentu untuk mencegah masuknya air yang tidak terkendali dan mengeluarkan
cairan secara terkendali. Volume air dalam sel tidak dapat diukur.
6
b). Cairan ekstrasel
Cairan yang berada di luar sel atau diantara sel (dalam jaringan), terdiri dari
volume CES yang sukar diukur karena batas ruang yang sukar ditetapkan. CES
terdiri dari:
1). Cairan interstisial: cairan yang berada diantara sel jaringan.
2).Cairan intravaskuler (plasma): cairan yang berada dalam pembuluh darah yang
membawa oksigen kedalam jaringan dan mengeluarkan karbondioksida
3).Cairan limfe: cairan yang berada dalam pembuluh limfe yang mengangkut
partikel protein ke dalam pembuluh darah.
4).Cairan transeluler: cairan yang berada di tempat khusus misalnya cairan otak,
cairan sendi, cairan bola mata dll.
c). Fungsi elektrolit:
1). Membantu perpindahan cairan antara ruangan di dalam sel dan diluar sel
2). Mengatur keseimbangan asam-basa dan menentukan pH darah dengan adanya
sistem bufer.
3) Perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS manimbulkan perpindahan yang
menghasilkan impuls-impuls saraf dan mengakibatkan kontraksi otot
5. Perpindahan cairan tubuh
Cairan tubuh dan zat yang terlarut didalamnya berada dalam mobilitas konstan
dan proses menerima dan mengeluarkan cairan yang terus menerus.
a).Oksigen, zat gizi, dan cairan elektrolit diangkut ke paru-paru dan saluran
pencernaan, lalu dibawa ke seluruh tubuh melalui sirkulasi.
b) Cairan dalam pembuluh darah dan zat yang terlarut secara capat saling bertukar
dengan CIS melalui membran kapiler.
c).CIS dan zat yang ada di dalamnya saling bertukar dengan CIS melalui membran sel
yang permeabel selektif. Osmosis adalah peristiwa yang terjadi fisiologis.
Kecenderungan molekul pelarut bergerak ke daerah yang mempunyai zat larut
yang lebih tinggi, dapat dicegah dengan menggunakan tekanan pada larutan yang
lebih pekat. Tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah peralihan pelarut disebut

7
tekanan osmotis efektif larutan. Tekanan osmotik adalah daya dorong air yang
dihasilkan oleh partikel-partikel zat terlarut didalam molekul-molekul pelarurt
yang bergerak melalui membran kearah zat pelarut yang lebih kental dan
merembes melalui membran.
6. Prinsip dasar keseimbangan cairan
1) Air bergerak cepat melintasi membran sel karena osmolaritas cairan interseluler
dan ekstraseluler hampir tidak sama satu sama lainnya
2) Membran sel hampir sangat impermeabel terhadap banyak zat terlarut karena
jumlah osmol dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler konstan.
a) Difusi, gerakan-gerakan molekul ion cenderung mengisi seluruh ruangan yang
tersedia, darah yang terlarut selalu berada dalam gerakan yang acak-acakan
menyebar dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai
konsentrasi sama pada seluruh larutan. Kecepatan difusi melalui sekat (sawar)
akan lebih lambat daripada kecepatan difusi dalam air.
b) Filtrasi, peristiwa ketika sebuah benda cair dipaksa melintasi membran atau
penyekat karena perbedaan tekanan hidrostatik pada kedua belah sisinya.
Molekul yang lebih kecil dapat melintasi bersama zat cair, sedangkan molekul
besar tertahan. Hal ini terjadi apabila tekanan hidrostatik didalam pembuluh
darah lebih besar dari tekanan didalam jaringan (diluar pembuluh).
7. Kompartemen cairan tubuh
Protein dalam keadaan normal dalam plasma konsentrasinya 70-80 gram/loter,
albumin 40-50 gram/liter. Pada ujung artiel dan kapiler, tekanan hidrostatik lebih
besar dari tekanan osmotik plasma sehingga membantu pembentukan cairan yang
interstisial dalam yang bebas protein.
Tekanan osmotik koloid melebihi tekanan hidrostatik yang telah berkurang
dan cairan jaringan ditarik kembali ke dalam ruangan intravaskuler.
8. Keseimbangan air
Agar hidrasi tubuh optimal, harus ada keseimbangan antara masukan dan
keluaran air. Masukan air sangat bervariasi dari orang ke orang, dipengaruhi
kebiasaan, namun diperkirakan antara 2000-2500 ml per harin pada orang dewasa.
Kebanyakan air memasuki tubuh melalui makanan dan minuman, masing-masing
30% dan 60%. Sekitar 10% barasal dari proses metabolisme.
Keluaran air terjadi melalui beberapa jalan. Sejumlah air menguap melalui
paru bersama udara ekspirasi atau melalui kulit. (28%); ini disebut insensible water

8
loss; yang keluar berupa keringat 8% dan tinja 4%. 60% dikeluarkan melalui urine.
Kalau plasma kehilangan air, maka akan memicu dahaga dan penglepasan ADH

.
a. Asupan Air
Air diperoleh melalui tiga cara:
1. Minum; jumlah yang diperoleh pada dasarnya dikendalikan oleh rasa haus,
tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan minum. Rasa haus tidak
selalu akibat kekeringan mulut; pada hipotalamus otak terdapat “pusat
minum” yang bereaksi terhadap dehidrasi.

2. Makan makanan yang mengandung air,


3. Oksidasi makanan dalam tubuh.

Pemasukan dan Pengeluaran Cairan Setiap Hari Pada


Orang Dewasa Sehat
Pemasukan Pengeluaran

Cairan yang 1200 ml Ginjal(urine) 1500 ml


diminum
Makanan 1000 ml Usus halus(feces) 200 ml
padat (air)
Oksidasi 300 ml Paru (dalam udara 400 ml
makanan ekspirasi)
(air)
Pemasukan 2500 ml Kulit (keringat,difusi) 400 ml
total
Pengeluaran total 2500 ml

9
Jumlah cairan yang dibutuhkan
Bayi berusia >3kg 175 cc/kg BB/hari
Bayi berusia 3-10 kg 105 cc/kg BB/hari
Bayi berusia 10-15 kg 85 cc/kg BB/hari
Bayi berusia lebih dari 15 kg 65 cc/kg BB/hari
Laki- laki dewasa 2900 ml/kkal
Wanita 2200 ml/kkal
Lansia 1,5- 2 liter/hari
Referensi: Dra. Elly Skp. M App Sc. DNSc. (2001) “Nutrisi dalam
keperawatan. Jakarta: CV INFOMEDIKA
b. Kehilangan Air
Air hilang melalui empat cara:
1. Sebagai urine: sekitar 1,5 liter per hari,
2. Melalui paru: sekitar 400 ml per hari,
3. Dalam feses: sekitar 100 cc per hari.
4. Melalui kulit: sebagai keringat atau penguapan tak terlihat. Jumlah bervariasi
dengan suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara, jumlah pakaian yang dipakai,
banyaknya kerja yang dilakukanKehilangan air utama —melalui ginjal—
sebagian tidak dapat dihindari, sebagian dikendalikan oleh hormon antidiuretik
(ADH). ADH dihasilkan oleh hipotalamus dan dialirkan menuju kelenjar
hipofisis,yang dileluarkan bila dibutuhkan. Hormon ini mengatur rearbsobsi
air dari tubulus distal ginjal dan dengan demikian mengatur jumlah urine yang
dieksresikan.
9. Keseimbangan Elektrolit
Elektrolit meliputi garam, asam, dan basa. Garam(NaCl) memasuki tubuh
bersama makanan dan minuman. Garam keluar dari tubuh melalui keringat, tinja, dan
urine. Bila tubuh kurang NaCl, keringat pun jadi lebih tawar. Ginjal harus
mengendalikan keseimbangan elektrolit darah. Dalam hal reabsorpsi Na, hormon
aldosteron berperan penting. Bila konsentrasi aldosteron tinggi, hampir seluruh ion Na
diabsorpsi kembali. Selain aldosteron, juga ADH mempengaruhi reabsorpsi air. Bila
konsentrasi ion Na darah turun, mis. Akibat banyak minum bir sehingga volume darah

10
naik, maka penglepasan ADH terlambat , sehingga lebih banyak air dikeluarkan
bersama urine. Juga hormon kelamin wanita ada pengaruhnya. Estrogen secara
kimiawi mirip aldosteron dan seperti halnya aldosteron memicu reabsorpsi NaCl oleh
tubuli ginjal. Karena air ikutbtertahan, maka banyak wanita, “menahan air” saat kadar
estrogen darahnya naik selama siklus menstruasi; juga edema pada wanita hamil.
Pengaruh progesteron adalah kebalikannya.
Kalium,ion intrasel utama, diperlukan agar neuromuskuler berfungsi normal,
selain untuk sintesis protein. Perubahan konsentrasi ion K sangat berpengaruh pada
membran selnya. Terlalu banyak maupun terlalu sedikit ion K mempengaruhi
jantung,karena mengganggu penghantaran impuls jantung, bahkan dapat berkibat
kematian. Keseimbangan K juga dapat diatur ginjal, yaitu dengan mengatur sekresi K
ke dalam filtrat oleh duktus koligentes. Aldosteron meningkatkan sekresi ion K. Agar
keseimbangan elektrolit tercapai, setiap ion Na yang direabsorpsi, satu ion K
disekresi. Kira-kira 90% kalsium (Ca) tubuh terdapat dalam tulang. Seperti halnya Na
dan K, ion Ca mempengaruhi hipokalsemia dapat menimbulkan tetani otot;
hiperkalsemia dapat menimbulkan aritmia jantung dan kematian. Yang mengatur
keseimbangan Ca adalah hormon paratiroid dan kalsitonin. Tul;ang adalah cadangan
Ca dan fosfor untuk menjag keseimbangan Ca.
Bila kadar ion Ca darah turun, hormon paratiroid disekresi, yang akan
meningkatkan kadar Ca dengan mempengaruhi: (1)tulang, H. Paratiroid mengaktifkan
osteoklas, yang merombak matriks tulang, dan membebaskan ion Ca dan PO4 ke
dalam darah. (2)usus halus, H. Paratiroid meningkatkan penyerapan ion Ca dari usus
secara tidak langsung dengan merangsang ginjal mengubah vitamin D menjadi bentuk
aktif (D3), yang penting untuk absorpsi Ca di usus halus. (3) ginjal, H. Paratiroiud
meningkatkan reabsorpsi Ca oleh tubuli ginjal, dan menghambat reabsorbsi ion PO4.
Kaqlsitonin, dari kelenjar tiroid, dilepaskan sebagai respons terhadap naiknya kadar
Ca darah. Garam Ca diendapkan pada tulang dan menghambat reabsorpsi tulang.
Kalsitonin adalah antagonis dari hormon paratiroid.

B. CAIRAN HORMON PENGATUR DAN ELEKTROLIT


a.Sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
Renin adalah enzim protein kecil yang dirilis oleh anak ginjal dalam menanggapi
perubahan dalam tekanan arteri, laju Glomerular filtrasi, dan jumlah natrium dalam
cairan tabular. Sebagian besar renin yang dilepaskan meninggalkan ginjal dan
11
memasuki aliran darah, dimana ia berinteraksi secara enzymatically untuk mengubah
protein plasma beredar disebut angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I
cepat dikonversi menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting enzim (ACE)
dalam pembuluh darah kecil paru-paru angiotensin II bekerja langsung pada tubulus
ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi natrium. Hal ini juga bertindak untuk membatasi
pembuluh darah ginjal, sehingga mengurangi filtrasi-glomerular dan memperlambat
aliran darah ginjal sehingga natrium kurang disaring dan lewbih banyak diserap
kembali. Angiotensin II juga merupakan pengatur kuat aldosteron, hormon yang
dikeluarkan oleh korteks adrenal. Aldosteron untuk meningkatkan reabsorpsi natrium
sambil meningkatkan eliminasi kalium.

Tindakan natrium untuk mempertahankan aldosteron dapat dihambat dengan


menghalangi aksi aldosteron dengan potassium sparing diuretic (misalnya,
spironolaktone, amiloride, triameterene, dan eplerenone), oleh pelepasan renin
menekan (misalnya, -adrnergik blokerβ),dengan angiotensin –converting enzim
inhibitor), atau dengan menghalangi aksi angiotensin II pada reseptor angiotensin
(angiotensin reseptor bloker [ARB], misalnya, losartan, valsartan, irbesartan, dan
candesartan).

C. Keseimbangan Asam Basa

Karena semua protein fungsional (seperti enzim, Hb, sitokrom,dll.) dipengaruhi oleh
konsentrasi ion H, maka hampir semua reaksi biokimia dipengaruhi oleh pH lingkungan
cairannya. pH normal darah adalah antara 7,35-7,45 konsentrasi ion H dalam darah
berturut-turut diatur oleh sistem bufer kimiawi, pusat pernapasan di batang otak, dan
mekanisme ginjal.
Bufer kimia bekerja dalam waktu sangat singkat setelah ada perubahan pH (dalam
seper sekian.) dalam mengatasi perubahan pH itu, dan merupakan garis pertahanan
pertama. Penyesuaian kecepatan dan dalamnya napas dalam mengatasi dosis maupun
alkolosis terjadi dalam 1-3 menit. Ginjal, yang merupakan sistem pengatur paling kuat,
memerlukan beberapa jam sampai 1-2 hari untuk mengatasi perubahan pH darah.

12
1. Sistem bufer kimia
Asam adalah donor protein (ion H) dan basa akseptor protein. Yang penting untuk
sistem bufer adalah asam dan basa lemah. Ada 3 sistem bufer kimia, yaitu sistem
bufer bikarbonat, fosfat, dan protein.
2. Beberapa Istilah Asam
Asam adalah donor proton. Asam memberi ion H kepada basa, dan menetralkan basa
itu. Basa adalah aseptor proton. Basa menerima ion H dari asam, dan menetralkan
asam itu. pH adalah singkatan dari logaritma negatif dari konsentrasi ion H. pH
netral=7;pH>7=basa;pH<7=asam. Bufer adalah pasangan senyawa yang memberi atau
menerima ion H untuk mencegah perubahan pH yuang berlebihan dari cairan tubuh.
Dalam cairan ekstra-sel: sistem bikarbonat (HCO3)- asam karbonat (H2CO3), rasio
20:1
3. pH
pH adalah petunjuk konsentrasi ion hidrogen (H) dalam larutan dan dengan
demikian menunjukan derajat keasaman. pH cairan tubuh normal adalah: 7,36-7,44.
Terdapat pengacauan dalam istilah asidemia, asoidosis , alkalemia, alkalosis.
Asidemia digunakan untuk penurunan pH berat, yaitu dibawah 7,3. Alkalemia
digunakan untuk peningkatan diatas7,5. Asidosis dan alkalosis kadang-kadang
digunakan sebagai pengganti asidemia dan alkalemia, kadang-kadang
menggambarkan perubahan minor dan kemudahan kompensansi pH.
Agar terjadi proses metabolik normal, pH harus tetap dalam batas normal. Dapar
dalam darah membantu mempertahankan stabilitas ini. Larutan dapar adalah larutan
yang menahan perubahan pH dengan kemampuan menyerap asam atau basa dalam
jumlah kecil.
Karbon dioksida dan asam dihasilkan oleh proses metabolisme cenderung
untuk menurunkan pH dan harus dieksresi. Karbon dioksida dieksresi melaui paru
dalam udara ekspirasi dan asam melalui tubulus ginjal. Bila jumlah basa meningkat,
frekuensi dan kedalaman respirasi akan menurun. Dengan akibat semakin sedikit
karbon dioksida yang dieksresikan; ginjal bereaksi dengan mengeksresikan bikarbonat
dan menahan ion pH.

13
4. Pengaturan keseimbangan asam-basa darah
a) pH darah: 7,35-7,45 untuk homeostatis
1. Alkalosis jika pH >7,45
2. Acidosis jika pH <7,45
b) pH ditentukan oleh ion hidrogen (H+).
1. Ion H+ meningkat, pH menurun (alkalis )
2. Ion H+ menurun, pH meningkat( asidosis)
c) Sebagian besar keseimbangan asam-basa diatur oleh Ginjal
d) Sistem pengaturan lain:bufers darah & pernapasan

5. Buffers darah yaitu reaksi kimia untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen
(H+):
1. Mengikat H+ saat pH turun
2. Melepas H+ saat pH meningkat
3 sistem utama buffer kimia
1. Sistem buffer bicarbonate
2. Sistem buffer phosphate
3. Sistem bufer protein
6.Pengaturan sistem pernapasan terhadap keseimbangan asam-basa
1. Carbon dioxside pada darah diubah menjadi ion bicarbonate dan dipindahkan
oleh plasma
2. Peningkatan konsentrasi ion hidrogen menghasilkan banyak asam karbonic
3. Ion hydrogen yang berlebihan dapat diturunkan dengan pelepasan carbon
dioxside dari paru-paru
4. Frekuensi pernapasan: meningkat dan menurun tergantung perubahan pH darah
7. Pengaturan ginjal terhadap keseimbangan asam-basa
1. Eksresi ion bicarbonate jika dibutuhkan
2. Merubah ataun membuat ion bicarbonate jika dibutuhkan
3. pH urine: 4,5-8,0

14
8. paru dalam pengaturan keseimbangan asam-basa
Co2 secara tetap dibentuk didalam sel oleh berbagai proses metabolik. Setiap
peningkatan konsentrasi Co2 dalam cairan tubuh sebagai akibat respirasi sel akan
menurunkan pH (menjadi lebih asam).Sebaliknya penurunan konsentrasi Co2
meningkatkan pH (lebih alkalis)oleh berkurangnya jumlah ion hidrogen. Dengan
mengeluarkan Co2 dari paru, maka pernapasan berperan penting dalam
mempertahankan konsentrasi ion hidrogen. Mempercepat pernapasan akan
meningkatkan jumlah Co2 yang dikeluarkan, sehingga menurunkan kadar Co2darah.
Ini, pada gilirannya, mengurangi asam karbonat yang terbentuk dan konsentrasi ion
hidrogen juga menurun.
Penyesuaian pH melalui pernapasan membutuhkan waktu satu sampai tiga menit,
yang jauh lebih lambat dari kerja sistem bufer. Meskipun begitu, kecepatan bernapas
dapat dinaikkan sampai delapan kali normalnya. Ini yang menjadikan pengendalian
pernapasan dalam terhadap konsentrasi ion hidrogen sangat penting untuk waktu
singkat.

D. Gejala kecukupan cairan


Keseimbangan cairan tubuh
Air masuk dalam tubuh
1. air minum 1500-2000 ml/hari
2. air yang ada dalam makan 700 ml/hari
3. air yang dihasilkan tubuh sendiri 200 ml/hari
Jumlah 2400-2900 ml/hari
Air tubuh yang keluar
1. eksresi ginjal 1400-1900 ml/hari
2. ekspirasi pernapasan 350 ml/hari
3. keringat 100ml/hari
4. dengan cara difusi 350 ml/hari
5. air dalam feses 200 ml/hari
Jumlah 2400-2900ml/hari

a. Kelebihan volume cairan


1. Gagal ginjal

15
2. Gagal jantung
3.Edema
Adapun edema disebabkan oleh penumpukan cairan interstial berlebihan.
Edema disebabkan oleh 4 mekanisme yaitu:
a. Peningkatan tekanan hidrostatis kapiler( gagal jantung kongestif)
b. COP(Colloid Osmotik Pressure) yang menurun (hipo albumin pada sirosis)
c. Peningkatan permeabilitas kapiler pada peradangan
d. Obstruksi aliran limfe(post masektomi)

b. Kekurangan Volume Cairan


Defisit volume cairan ditandai dengan penurunan ECF, termasuk volume
darah yang beredar.Istilah deficit volume cairan isotonik digunakan untuk
membedakan jenis defisit cairan yang ada. Kerugian proporsional natrium dan air
dari deficit air terkait dengan hipernatremia Penyebabnya adalah hilangnya cairan
tubuh dan sering disertai dengan penurunan asupan cairan.

BAB III

16
PENUTUP

1. Kesimpulan
            Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting,
yaitu:volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Osmolaritas cairan adalah
ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu  larutan   Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut.
            Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H
bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena
7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis.
Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan
kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
    bikarbonat
2. katabolisme zat organik
3. disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.

2. Saran

            Tubuh sehat bukan didapatkan dengan tidak sengaja,melainkan karena ada usaha
untuk menjaga kesehatan. Salah satu usaha tersebut adalah metabolisme yang seimbang,agar
metabolism tubuh berjalan dengan baik tubuh memerlukan cairan setiap harinya untuk
menggantikan cairan yang hilang. Kita harus banyak minum minimal 8 gelas per hari atau ±2
liter. Minumlah air yang higienis,air ber ion, jus buah.

17
            Makanan yang kita makan setiap hari sangat berpengaruh terhadap pH darah kita.
Agar asam basa seimbang kita harus makan makanan yang kaya akan protein seperti
beras,jagung, dan gandum sebagai pembentuk asam. Sedangkan untuk pembentukan basa,
hamper semua jenis buah dan sayuran adalah pembentuk basa,cobalah untuk memperbanyak
makan buah dan sayuran agar pH darah meningkat dan metabolism tubuh seimbang.
            Sebelum bermasalah dengan kesehatan alangkah baiknya kita harus menjaganya.

18
Daftar Pustaka

Drs. Elly Nurachmah, Skp. M App Sc. DNSc. (2001). “Nutrisi Dalam Keperawatan”
Jakarta: CV INFOMEDIKA
Drs. H. Syaifuddin, AMK (2006). Anatomi fisiologi untuk mahaasiswa keperawatan.
Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
dr. Jan Tambayong. (2001). Anatomi fisiologi untuk kepeawatan. Penebit buku kedokteran
EGC
John Gibson, (2003). Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Penerbit buku
kedokteran EGC

19

Anda mungkin juga menyukai