OLEH :
ALITA KAMISA
DOSEN PENGAMPU :
Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi tugas dan
tanggung jawab kami kepada Dosan Pengampu mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan ( Eka Seba Marta S.SIT,M.Biomed).. Dalam kesempatan ini
tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada teman-teman dan semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar :………………………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Secara konseptual tubuh manusia tubuh manusia dan cairannya dapat dibagi
menjadi Kompartemen seperti kompatemen intraseluler dan ekstraseluler. Di dalam tubuh
manusia terdiri dari berbagai zat dan cairan, 40% zat padat penyusun seperti protein, lemak,
mineral, karbohidrat, material organik dan anorganik, 60% cairan yakni 60% komposisi
cairan, 20% cairan ekstraseluler dan 40% cairan intraseluler.
Cairan didalam tubuh terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut contoh nya larutan gula.
Keseimbangan asam basa didalam tubuh sangat dibutuhkan untuk itu diperlukan asupan
yang cukup sehingga pengaturan komponen-komponen yang dibutuhkan dapat disalurkan
dengan baik. Keseimbangan tersebut juga dapat diperoleh apabila cairan dan elektrolit
disalurkan dalam keadaan normal.
Larutan penyangga merupakan larutan yang dapat menstabilkan pH, meskipun sudah
terkontaminasi sedikit asam dan basa yang telah dicairkan. Biasanya larutan penyangga
digunakan di tempat yang rentan mengalami perubahan pH.
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui kompatemen intraseluler dan ekstraseluler
2. Untuk mengetahui teori cairan ,asam dan basa
3. Untuk mengetahui larutan elektrolit dan non elektrolit
4. Untuk mengetahui cara menghitung derajat keasaman larutan (pH)
BAB II
PEMBAHASAN
1.Cairan Intraselular (CIS) 40% dari BB total adalah CIS. Cairan Intraselular
adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3
dari cairan tubuh adalah cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-
rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi yang
merupakan cairan intraselular. 2.Cairan Ekstraselular (CES) 20% dari BB
total adalah CES. Cairan Ekstraselular adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif
dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada bayi
baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular
(CES). Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai
kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-
rata pria dewasa (70 kg). CES dibagi menjadi: A) Cairan interstisial (CIT)
adalah cairan disekitar sel, pada orang dewasa volume cairan interstisial kira-
kira 8L Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Volume Relatif
(CIT) bergantung dengan ukuran tubuh, pada bayi baru lahir volume cairan
interstisial kira-kira 2 kali lebih besar dibanding orang dewasa.
CES. Plasma darah dan cairan interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion
Natrium dan klorida serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit
ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat dan asam organik.
Perbedaanya adalah dalam hal protein; plasma mengandung lebih banyak
protein dan cairan interstisial mengandung sangat sedikit protein.
2. Komposisi cairan tubuh A. Air. Air adalah senyawa utama dari tubuh
manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air
dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya. B. Solute
(terlarut),selain air cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut
elektrolit dan non elektrolit Elektrolit : Substansi yang berionisasi (terpisah)
di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berionsasi
menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling
berikatan satu sama lain (miliekuivalen/liter) atau dengan berat molekul
dalam garam (milimol/litermEq/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur
dalam Miliekuivalen,Mol/L Dalam Larutan Selalu Sama.
Teori pertama asam bas aini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia
berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori ini menghubungkan
sifat keasaman dengan ion hidrogen atau H+ dan pertama kali dicetuskan
pada tahun 1884.
Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan
dalam air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan
tersebut. Contohnya adalah ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat
atau CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi yang terjadi dari asam
klorida serta asam asetat sebagai berikut.
Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas
yaitu pelarut air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen
dengan muatan positif dengan lambing H+ serta ion yang memiliki muatan
negative maka akan disebutkan dengan sisa asam.
Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan
dalam air maka akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika
natrium hidroksida atau NaOH serta ammonium hidroksida atau NH4OH,
dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa pada larutan tersebut
sebagai berikut.
Dalam teori ini, asam kuat adalah senyawa asam yang terionisasi secara
sempurna dan kemudian menghasilkan sebuah ion H+ dalam larutannya.
Sedangkan untuk asam lemah, adalah senyawa asam yang tidak mengalami
ionisasi secara sempurna dalam larutannya.
Sementara itu basa kuat merupakan senyawa basa yang mengalami ionisasi
dengan sempurna, sehingga menghasilkan ion OH- dalam larutannya.
Sedangkan untuk basa lemah adalah senyawa basa yang tidak mengalami
ionisasi dalam larutannya.
Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang muncul untuk
dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada teori Arrhenius. Yaitu
dengan keterbatasan pelarut, yaitu hanya senyawa air saja serta dapat
menjelaskan reaksi dari asam basa yang terjadi pada fase cair, gas, serta fase
padat pula. Ketika senyawa asam klorida atau HCl dilarutkan dalam air,
maka asam klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah ion
baru
Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih lanjut, teori
ini dicetuskan pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia
yang berasal dari Denmark bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli
kimia yang berasal dari Inggris. Bronsted serta Lowry mendefinisikan asam
menjadi sebuah donor proton atau ion hidrogen sedangkan basa merupakan
akseptor dari proton atau ion hydrogen.
Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa
yang mampu memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai
donor proton. Sedangkan basa menurut teori ini merupakan senyawa yang
menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa lainnya dan disebut pula
sebagai akseptor proton.
Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam klorida
yang larut dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang baru. Tetapi
tentu akan terjadi hal yang berbeda, apabila senyawa asam klorida dilarutkan
pada pelarut benzena atau C6H6. Maka, jika senyawa asam klorida
dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida tersebut tidak akan
bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.
Reaksi yang terjadi ketika HCl dilarutkan dalam air pun disebabkan karena
adanya molekul air yang menarik satu proton milik HCl, sehingga HCl
memiliki peran sebagai senyawa asam serta air sebagai senyawa basa
sekaligus.
Dalam teori asam basa yang dicetuskan oleh Bronsted dan Lowry, ada istilah
berupa asam basa konjugasi dimana asam konjugasi tersebut adalah senyawa
yang ada pada bagian kanan maupun reaksi yang mendapatkan tambahan
dari satu atom hidrogen dari reaktan. Sedangkan yang dimaksud dengan basa
konjugasi merupakan senyawa yang ada pada bagian kanan reaksi dan
kehilangan satu atom hidrogen dari reaktannya.
Perlu diingat, bahwa semua asam Arrhenius merupakan asam Bronsted dan
Lowry serta semua basa Bronsted Lowry mengandung OH adalah basa
Arrhenius. Tetapi, tidak seluruh basa Bronsted Lowry adalah basa dari
Arrhenius.
Berikut beberapa contoh dari reaksi asam basa dengan pelarut lain selain air
pada fase gas. Salah satu contohnya adalah reaksi yang terjadi antara HCl
dan NH3.
Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa reaksi asam basa Bronsted Lowry
ada dua pasangan asam basa. Pasangan pertama dalam contoh tersebut adalah
pasangan antara asam dengan basa konjugasi merupakan spesi yang tersisa
ketika proton dipindahkan dari senyawa asam. Sedangkan pasangan kedua
merupakan pasangan yang terjadi antar basa dengan asam konjugasi yaitu
akibat dari tambahan proton ke senyawa basa.
Teori asam basa Bronsted Lowry menjelaskan rumus kimia dari pasangan
asam basa konjugasi dan hanya berbeda satu proton H+ saja. Reaksi di
bawah HCl merupakan asam karena telah memberikan proton serta NH3
serta merupakan basa karena menerima proton. Sementara ion Cl- adalah
basa konjugasi dari HCl dan NH4+ adalah asam konjugat dari NH3.
Perlu diingat, bahwa H2O atau air yang memiliki sifat amfoter
merupakan air yang memiliki pula sifat asam dan basa.Teori ini merupakan
penyempurnaan dari teori Arrhenius, karena teori Arrhenius memiliki
kekurangan yaitu tidak dapat berlaku untuk pelarut lain selain air.
Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang
memiliki kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa.
Contoh dari beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa
menurut Newton Lewis merupakan zat yang mampu memberikan pasangan pada electron.
Dalam pandangan teori asam basa Lewis, basa memiliki pasangan yang elektronnya
bebas, contohnya adalah seperti NH3, Cl–, maupuan ROH.
Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa adalah reaksi dari
serah terima pasangan elektron. Sehingga, terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi
dari reaksi serah terima terima tersebut.
Agar lebih lanjut, berikut contoh dari reaksi yang terjadi antara BF3 dan N(CH3) 3 :
Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3 mampu
menerima sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah senyawa basa karena dapat
menyumbangkan sepasang elektron.
Berdasarkan pandangan Lewis terhadap reaksi dari asam basa tersebut, maka Lewis
pun berpendapat bahwa asam merupakan sebuah molekul maupun ion yang dapat
menerima pasangan elektron, sedangkan basa merupakan sebuat molekul atau ion yang
mampu memberikan pasangan elektronnya.
Teori yang diusung oleh Lewis ini memiliki beberapa keunggulan, berikut
penjelasannya.
Teori asam basa yang diusung oleh Lewis ini mampu menjelaskan sifat asam serta basa
dalam pelarut lain maupun ketika asam basa tidak memiliki pelarut. Sama halnya dengan
teori asam basa yang diusung oleh Bronsted dan Lowry.
Lewis dengan teorinya mampu menjelaskan sifat asam basa molekul maupun ion
yang memiliki pasangan elektron bebas maupun yang mampu menerima pasangan
elektron bebas. Contohnya seperti pada pembentukan yang terjadi pada senyawa
kompleks.
Teori asam basa Lewis mampu menerangkan sifat basa yang berasal dari zat organik
contohnya seperti DNA maupun RNA yang memiliki kandungan atom nitrogen serta
memiliki pasangan elektron bebas.
Dalam teori Lewis tersebut, asam memiliki peran sebagai pasangan elektron H+ saja,
melainkan senyawa asam juga dapat berperan sebagai senyawa dengan orbital pada
sebuah kulit valensi kosong contohnya seperti BF3.
Asam
Rasa dari asam umumnya masam, contohnya rasa masam pada jeruk dan buah lainnya
akibat kandungan asam sitrat.
Bersifat korosif atau menyebabkan korosi logam atau karat. Dapat juga melarutkan
kain katun serta kain linen.
Asam kuat: senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air terionisasi sempurna hingga
seluruh molekul asam terionisasi menjadi ion positif (H+) dan ion negatif (sisa asam).
Contoh :
Asam lemah: senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air terionisasi sebagian.
Contoh :
Asam ada yang bersifat racun, namun ada pula yang dibutuhkan tubuh dan bermanfaat
seperti senyawa asam pada buah-buahan. Jeruk punya asam sitrat, anggur punya asam
tartrat. Asam laktat adalah hasil reaksi pada susu yang basi.
Zat pembangun tubuh kita ada pula yang terbentuk dari asam, misalnya lemak serta
protein yang terbentuk dari asam amino. Lambung ada asam klorida untuk mencerna
makanan, pada darah terkandung asam karbonat dan asam fosfat yang berperan dalam
pengangkutan makanan.
Arrhenius mendeskripsikan basa sebagai senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
terurai menghasilkan ion OH- (ion hidroksida).
Ion OH- terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron pada saat
dimasukkan ke dalam air. Basa juga menetralisir asam (H+) sehingga reaksinya dihasilkan
air (H2O). Contoh basa yang banyak digunakan adalah sabun.
Contoh:
Terasa licin saat bereaksi dengan minyak dari kulit (dalam peristiwa penyabunan)
Basa kuat bersifat kaustik dan dapat melarutkan wool, sutra, rambut
Basa bentuk erosol digunakan untuk membersihkan logam karena logam bereaksi
dengan basa
Basa sukar larut dalam air, kecuali: NH4OH, KOH, NaOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2,
Ca(OH)2.
Umumnya basa berwarna putih
Senyawa basa sebenarnya memberikan efek merusak kulit dan rambut dibandingkan
asam. Basa kaustik seperti NaOH dan KOH jika terkena kulit maka dapat membakar kulit
dan merusak rambut. Larutan basa (sodium stearat) atau amonium hidroksida encer
membuat rambut kasar dan membuka atau merenggangkan kutikula, serta membuat
rambut kering dan kusut.
Sementara itu larutan basa kuat (pH = 10 – 14) malah dapat membuat rambut rontok
melarutkan komponen-komponen penyusun rambut.
Merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Reaksi pembentukan
garam adalah:
Garam dapur (NaCl) diperoleh dari air laut yang mengalami penguapan dan kristalisasi.
Untuk menjadikannya garam beryodium, harus diproses iodisasi (garam kalium/KI).
Bentuknya padat.
Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk menguji kadar keasaman bahan.
Kertas lakmus terbuat dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam
larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam
larutan yang ada.
Lakmus sendiri adalah campuran zat pewarna berbeda yang larut dalam air yang diekstrak
dari lumut. Campuran ini sering diserap ke dalam kertas saring untuk menghasilkan salah
satu bentuk tertua dari indikator pH.
Terdapat dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari
masing-masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut.
1. Kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah dalam larutan asam.
2. Kertas lakmus merah akan berubah berwarna biru dalam larutan basa.
3. Kertas lakmus merah dalam larutan netral berwarna merah.
4. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam.
5. Kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru dalam larutan basa.
6. Kertas lakmus biru dalam larutan netral berwarna biru.
Asam dan basa dibagi menjadi dua macam, yaitu asam kuat dan basa kuat, serta asam
lemah dan basa lemah.
1. Asam Kuat dan Basa Kuat
Asam kuat adalah senyawa asam yang mudah melepaskan ion H+ dalam air dan
mengalami disosiasi total dalam larutannya. Contoh asam kuat yaitu HCl, HNO3, H2SO4,
dan HCIO4. Sedangkan basa kuat adalah senyawa basa yang mudah melepaskan ion OH-
dalam air dan mengalami disosiasi total dalam larutannya. Contoh basa kuat yaitu NaOH,
KOH, dan Ba(OH)2.
Sementara suatu senyawa bersifat asam jika memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7,
Derajat khusus suatu senyawa berbeda-beda. Ada yang bersifat asam kuat dan ada
pula yang bersifat asam lemah. Semakin kecil nilai pH atau semakin mendekati skala nol,
maka tingkatnya semakin kuat.Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar atau mendekati skala
7, maka tingkatnya semakin lemah.
Garis warna tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal
dicelupkan ke dalam suatu solusi yang memiliki sifat tertentu.
Perubahan warna yang terjadi pada garis warna kertas indikator universal dicocokkan
dengan tabel berikut untuk menentukan nilai pH suatu larutan.
17
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hak tersebut
terjadi karena penulismasih dalam tahap pembelajaran sehingga
diharapkan untuk kritik dan saran dari rekan rekan sekalian untuk
membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-kompartemen-cairan-tubuh-pdf-free.html
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-sifat-dan-klasifikasi-asam-
basa
19