Anda di halaman 1dari 19

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN

MEKANISME FISIOLOGI TUBUH MANUSIA DALAM


MEMPERTAHANKAN HOMESTASIS TUBUH

OLEH :

FEBRI USWATUN HASANAH

ALITA KAMISA

DOSEN PENGAMPU :

EKA SEBA MARTA S.SIT,M.BIOMED

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena


berkat rahmat,taufik serta hidayah-Nya sehingga makalah mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan dengan materi “mekanisme fisiologi tubuh
manusia dalam mempertahankan homestasis tubuh” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi tugas dan
tanggung jawab kami kepada Dosan Pengampu mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan ( Eka Seba Marta S.SIT,M.Biomed).. Dalam kesempatan ini
tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada teman-teman dan semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah.

Akhirnya, semoga tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan taufik


serta hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Padang, 02 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar :………………………………………………………………………………….

Daftar isi : .................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan

1.1 latarbelakang masalah…………………………………….................................,…..


1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………….
1.3 Tujuan penelitian…………………………………………………………….………….

Bab II Pembahasan

2.1 kompatemen dan komposisi cairan tubuh…………...........................................

a.Kompartemen Cairan Tubuh

b. Komposisi cairan tubuh

2.2 Teori Asam Basa………………………………………………………………………………

a.Teori Asam Dan Basa dari Para ahli

b. Ciri-ciri Atau Sifat-sifat Dari unsur Asam

c. Ciri-ciri Atau Sifat-sifat Dari unsur Basa

d. Ciri-ciri Atau Sifat-sifat Dari unsur Garam

e. Klasifikasi Asam Dan Basa

2.3 Derajat Keasaman Larutan (pH)………………………..……………………...........…

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara konseptual tubuh manusia tubuh manusia dan cairannya dapat dibagi
menjadi Kompartemen seperti kompatemen intraseluler dan ekstraseluler. Di dalam tubuh
manusia terdiri dari berbagai zat dan cairan, 40% zat padat penyusun seperti protein, lemak,
mineral, karbohidrat, material organik dan anorganik, 60% cairan yakni 60% komposisi
cairan, 20% cairan ekstraseluler dan 40% cairan intraseluler.

Cairan didalam tubuh terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut contoh nya larutan gula.
Keseimbangan asam basa didalam tubuh sangat dibutuhkan untuk itu diperlukan asupan
yang cukup sehingga pengaturan komponen-komponen yang dibutuhkan dapat disalurkan
dengan baik. Keseimbangan tersebut juga dapat diperoleh apabila cairan dan elektrolit
disalurkan dalam keadaan normal.

Larutan penyangga merupakan larutan yang dapat menstabilkan pH, meskipun sudah
terkontaminasi sedikit asam dan basa yang telah dicairkan. Biasanya larutan penyangga
digunakan di tempat yang rentan mengalami perubahan pH.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari Kompartemen intraseluler dan ekstraseluler?


2. Apa itu teori cairan, asam dan basa?
3. Apa itu larutan elektrolit dan non elektrolit?
4. Bagaimana cara menghitung derajat keasaman larutan (pH)?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui kompatemen intraseluler dan ekstraseluler
2. Untuk mengetahui teori cairan ,asam dan basa
3. Untuk mengetahui larutan elektrolit dan non elektrolit
4. Untuk mengetahui cara menghitung derajat keasaman larutan (pH)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kompartemen Dan Komposisi Cairan Tubuh

a.Kompartemen Cairan Tubuh

Pengertian Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsur didalamnya


diperlukan untuk kesehatan sel. Cairan ini sebagian berada di luar sel
(ekstraselular) dan yang sebagian lagi berada di dalam sel (intraselular). Sel
membangun tubuh secara sederhana yang hidup dalam laut interna yang
merupakan cairan ekstra sel (CES) yang dibungkus oleh kulit tubuh. Dari
cairan ini sel menerima oksigen dan bahan makanan, ke dalam cairan ini juga
sel mengeluarkan sampah metabolisme. Cairan ekstrasel bergerak secara
tidak tetap di seluruh tubuh dan cepat bercampur dengan sirkulasi darah,
difusi darah dan cairan jaringan. Dalam cairan ekstrasel terdapat ion dan zat
gizi yang diperlukan oleh sel untuk pemeliharaan fungsi sel. Sel tubuh hidup,
tumbuh dan melakukan fungsi khusus selama terjadinya konsentrasi oksigen,
glukosa, berbagai ion asam amino, dan asam lemak yang sesuai dengan
lingkungan interna.

Kompartemen Cairan Tubuh Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara


dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra
selular (CES). Pada orang normal dengan berat badan 70 kg, total cairan
tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L.
Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan
derajat obesitas.

1.Cairan Intraselular (CIS) 40% dari BB total adalah CIS. Cairan Intraselular
adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3
dari cairan tubuh adalah cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-
rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi yang
merupakan cairan intraselular. 2.Cairan Ekstraselular (CES) 20% dari BB
total adalah CES. Cairan Ekstraselular adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif
dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada bayi
baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular
(CES). Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai
kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-
rata pria dewasa (70 kg). CES dibagi menjadi: A) Cairan interstisial (CIT)
adalah cairan disekitar sel, pada orang dewasa volume cairan interstisial kira-
kira 8L Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Volume Relatif
(CIT) bergantung dengan ukuran tubuh, pada bayi baru lahir volume cairan
interstisial kira-kira 2 kali lebih besar dibanding orang dewasa.

B).Cairan intravaskular (CIV) adalah cairan yang terkandung di dalam


pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan
anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari
BB).3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%)
terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen
dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau
leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada
orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan
faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :

- Pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan – transpor


produk sisa ke ginjal dan paru-paru – pengiriman antibodi dan SDP ke
tempat infeksi – transpor hormon ke tempat aksinya – sirkulasi panas
tubuh C) Cairan Transelular (CTS) adalah cairan yang terkandung
didalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan
serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta
sekresi lambung. Pada waktu tertentu volume (CTS) dapat mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak
kedalam dan keluar ruang transelular 5

Setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal


mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari. 2.3

B. Komposisi Cairan Tubuh

1. Komposisi kompartemen cairan adalah :

CES. Plasma darah dan cairan interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion
Natrium dan klorida serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit
ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat dan asam organik.
Perbedaanya adalah dalam hal protein; plasma mengandung lebih banyak
protein dan cairan interstisial mengandung sangat sedikit protein.

CIS. Akibat pompa Natrium-kalium dependen ATP, konsentrasi ion natrium


dan kalium Intraselular berlawanan dengan yang ada dalam CES. Dalam CIS
Ion kalium berkonsentrasi tinggi dan ion natrium berkonsentrasi rendah.
Konsentrasi protein dalam sel tinggi, yaitu sekitar empat kali konsentrasi
dalam plasma.

2. Komposisi cairan tubuh A. Air. Air adalah senyawa utama dari tubuh

manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air
dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya. B. Solute
(terlarut),selain air cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut
elektrolit dan non elektrolit Elektrolit : Substansi yang berionisasi (terpisah)
di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berionsasi
menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling
berikatan satu sama lain (miliekuivalen/liter) atau dengan berat molekul
dalam garam (milimol/litermEq/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur
dalam Miliekuivalen,Mol/L Dalam Larutan Selalu Sama.

Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation


ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular
utama adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang
memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam Anion : ion-ion yang
membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah
klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4-).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara
esensial sama, nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan
ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun
demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan komposisi
elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua
kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguana mengubah nilai
elektrolit palsma. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang
tidak berionisasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per
100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin
2.2 Teori Asam Basa

A.Teori Asam Menurut Para Ahli

Teori Asam Basa – Apakah Grameds menyadari bahwa dalam kehidupan


sehari-hari, tak jarang kita menemukan senyawa asam basa. Mulai dari
makanan bahkan hingga barang-barang yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari. Salah satu contoh mudahnya adalah detergen atau sabun yang
digunakan untuk mencuci pakaian. Detergent tersebut memiliki zat yang
sifatnya adalah basa.

Perlu diketahui, bahwa asam basa merupakan larutan elektrolit. Larutan


tersebut dikenal pula karena memiliki ciri yang khas. Yaitu berupa asam dan
memiliki rasa yang masam, contohnya seperti vitamin C, cuka dan lain
sebagainya.

Sedangkan basa merupakan senyawa yang memiliki rasa pahit, serta


memiliki tekstur licin apabila dipegang. Contohnya seperti pasta gigi, kapur
sirih bahkan hingga detergen, Mengenai asam basa, beberapa ahli sempat
mengemukakan pendapatnya mengenai teori asam basa.

Teori-teori Asam Basa Menurut Para Ahli


Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai teori asam basa. Setiap ahli
memiliki pandangan yang berbeda, sehingga menciptakan teori-teori asam
basa. Berikut beberapa teori asam basa menurut para ahli.

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Teori pertama asam bas aini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia
berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori ini menghubungkan
sifat keasaman dengan ion hidrogen atau H+ dan pertama kali dicetuskan
pada tahun 1884.

Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan
dalam air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan
tersebut. Contohnya adalah ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat
atau CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi yang terjadi dari asam
klorida serta asam asetat sebagai berikut.

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)

CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas
yaitu pelarut air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen
dengan muatan positif dengan lambing H+ serta ion yang memiliki muatan
negative maka akan disebutkan dengan sisa asam.

Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan
dalam air maka akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika
natrium hidroksida atau NaOH serta ammonium hidroksida atau NH4OH,
dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa pada larutan tersebut
sebagai berikut.

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aai

Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan


menghasilkan banyak ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa
kuat. Sedangkan, larutan yang menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat
disebut sebagai basa lemah. Tentu tidak semua senyawa dalam rumus kimia
tersebut ada gugus hidroksida dan termasuk dalam golongan basa.

Kesimpulan Teori Arrhenius

Secara singkat, itulah teori Arrhenius yang diperkenalkan oleh Svante


August Arrhenius. Teori ini memiliki kekurangan atau kelemahan, di mana
teori ini hanya dapat digunakan pada penggunaan air sebagai pelarut saja.

Dapat disimpulkan, bahwa teori Arrhenius ini menyatakan bahwa senyawa


asam merupakan senyawa yang dapat melepaskan ion H+ atau ion
hydronium H3O+ apabila dilarutkan dalam air. Sedangkan senyawa basa
adalah senyawa yang melepaskan ion OH- jika dilarutkan dalam air.

Teori Arrhenius juga mengatakan bahwa senyawa asam yang menghasilkan


satu ion hidrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam monoprotic.
Sedangkan senyawa asam yang menghasilkan dua ion hidrogen per
molekulnya maka disebut sebagai asam diprotic. Senyawa asam yang
menghasilkan tiga ion hydrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam
triprotik serta secara umum menurut teori Arrhenius, asam menghasilkan
lebih dari satu hydrogen maka disebut sebagai asam poliprotik. Sebutan
tersebut berlaku pula pada senyawa basa yang memiliki ion hidroksida per
molekul. Jika senyawa asam memiliki satu ion hidroksida per molekul maka
disebut sebagai monoprotic dan seterusnya.

Dalam teori ini, asam kuat adalah senyawa asam yang terionisasi secara
sempurna dan kemudian menghasilkan sebuah ion H+ dalam larutannya.
Sedangkan untuk asam lemah, adalah senyawa asam yang tidak mengalami
ionisasi secara sempurna dalam larutannya.

Sementara itu basa kuat merupakan senyawa basa yang mengalami ionisasi
dengan sempurna, sehingga menghasilkan ion OH- dalam larutannya.
Sedangkan untuk basa lemah adalah senyawa basa yang tidak mengalami
ionisasi dalam larutannya.

2. Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry

Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang muncul untuk
dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada teori Arrhenius. Yaitu
dengan keterbatasan pelarut, yaitu hanya senyawa air saja serta dapat
menjelaskan reaksi dari asam basa yang terjadi pada fase cair, gas, serta fase
padat pula. Ketika senyawa asam klorida atau HCl dilarutkan dalam air,
maka asam klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah ion
baru

Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih lanjut, teori
ini dicetuskan pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia
yang berasal dari Denmark bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli
kimia yang berasal dari Inggris. Bronsted serta Lowry mendefinisikan asam
menjadi sebuah donor proton atau ion hidrogen sedangkan basa merupakan
akseptor dari proton atau ion hydrogen.

Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa
yang mampu memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai
donor proton. Sedangkan basa menurut teori ini merupakan senyawa yang
menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa lainnya dan disebut pula
sebagai akseptor proton.

Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam klorida
yang larut dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang baru. Tetapi
tentu akan terjadi hal yang berbeda, apabila senyawa asam klorida dilarutkan
pada pelarut benzena atau C6H6. Maka, jika senyawa asam klorida
dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida tersebut tidak akan
bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.

Reaksi yang terjadi ketika HCl dilarutkan dalam air pun disebabkan karena
adanya molekul air yang menarik satu proton milik HCl, sehingga HCl
memiliki peran sebagai senyawa asam serta air sebagai senyawa basa
sekaligus.

Dalam teori asam basa yang dicetuskan oleh Bronsted dan Lowry, ada istilah
berupa asam basa konjugasi dimana asam konjugasi tersebut adalah senyawa
yang ada pada bagian kanan maupun reaksi yang mendapatkan tambahan
dari satu atom hidrogen dari reaktan. Sedangkan yang dimaksud dengan basa
konjugasi merupakan senyawa yang ada pada bagian kanan reaksi dan
kehilangan satu atom hidrogen dari reaktannya.

Perlu diingat, bahwa semua asam Arrhenius merupakan asam Bronsted dan
Lowry serta semua basa Bronsted Lowry mengandung OH adalah basa
Arrhenius. Tetapi, tidak seluruh basa Bronsted Lowry adalah basa dari
Arrhenius.

Berikut beberapa contoh dari reaksi asam basa dengan pelarut lain selain air
pada fase gas. Salah satu contohnya adalah reaksi yang terjadi antara HCl
dan NH3.

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa reaksi asam basa Bronsted Lowry
ada dua pasangan asam basa. Pasangan pertama dalam contoh tersebut adalah
pasangan antara asam dengan basa konjugasi merupakan spesi yang tersisa
ketika proton dipindahkan dari senyawa asam. Sedangkan pasangan kedua
merupakan pasangan yang terjadi antar basa dengan asam konjugasi yaitu
akibat dari tambahan proton ke senyawa basa.

Teori asam basa Bronsted Lowry menjelaskan rumus kimia dari pasangan
asam basa konjugasi dan hanya berbeda satu proton H+ saja. Reaksi di
bawah HCl merupakan asam karena telah memberikan proton serta NH3
serta merupakan basa karena menerima proton. Sementara ion Cl- adalah
basa konjugasi dari HCl dan NH4+ adalah asam konjugat dari NH3.

Kesimpulan Teori asam basa Bronsted Lowry:

Menurut teori asam basa Bronsted Lowry, asam merupakan senyawa


yang memberikan proton pada senyawa lainnya atau dapat disebut pula
sebagai donor proton. Sedangkan basa menurut teori Bronsted Lowry
merupakan senyawa yang menjadi penerima proton serta senyawa lain dan
disebut pula sebagai akseptor proton.

Perlu diingat, bahwa H2O atau air yang memiliki sifat amfoter
merupakan air yang memiliki pula sifat asam dan basa.Teori ini merupakan
penyempurnaan dari teori Arrhenius, karena teori Arrhenius memiliki
kekurangan yaitu tidak dapat berlaku untuk pelarut lain selain air.

3. Teori Asam Basa Lewis


Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert Newton
Lewis yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan mengusulkan teori
alternative agar lebih mudah dalam menggambarkan senyawa asam dan basa. Teori asam
basa Lewis ini memiliki pandangan bahwa asam dan basa merupakan senyawa yang
memiliki struktur serta ikatan.

Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang
memiliki kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa.
Contoh dari beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa
menurut Newton Lewis merupakan zat yang mampu memberikan pasangan pada electron.
Dalam pandangan teori asam basa Lewis, basa memiliki pasangan yang elektronnya
bebas, contohnya adalah seperti NH3, Cl–, maupuan ROH.

Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa adalah reaksi dari
serah terima pasangan elektron. Sehingga, terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi
dari reaksi serah terima terima tersebut.

Agar lebih lanjut, berikut contoh dari reaksi yang terjadi antara BF3 dan N(CH3) 3 :

Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3 mampu
menerima sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah senyawa basa karena dapat
menyumbangkan sepasang elektron.

Berdasarkan pandangan Lewis terhadap reaksi dari asam basa tersebut, maka Lewis
pun berpendapat bahwa asam merupakan sebuah molekul maupun ion yang dapat
menerima pasangan elektron, sedangkan basa merupakan sebuat molekul atau ion yang
mampu memberikan pasangan elektronnya.

Teori yang diusung oleh Lewis ini memiliki beberapa keunggulan, berikut
penjelasannya.
Teori asam basa yang diusung oleh Lewis ini mampu menjelaskan sifat asam serta basa
dalam pelarut lain maupun ketika asam basa tidak memiliki pelarut. Sama halnya dengan
teori asam basa yang diusung oleh Bronsted dan Lowry.

Lewis dengan teorinya mampu menjelaskan sifat asam basa molekul maupun ion
yang memiliki pasangan elektron bebas maupun yang mampu menerima pasangan
elektron bebas. Contohnya seperti pada pembentukan yang terjadi pada senyawa
kompleks.
Teori asam basa Lewis mampu menerangkan sifat basa yang berasal dari zat organik
contohnya seperti DNA maupun RNA yang memiliki kandungan atom nitrogen serta
memiliki pasangan elektron bebas.

Kesimpulan Teori Asam Basa Lewis


Menurut Gilbert Newton Lewis, asam merupakan sebuah molekul atau ion yang
dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan sebuah molekul atau ion
yang mampu memberikan pasangan elektronnya. Lewis juga mampu menjelaskan teori
asam basa dengan menjelaskan sifat asam, basa dalam pelarut baik air atau selain air serta
bahkan mampu menjelaskan sifat asam dan basa tanpa pelarut sekalipun.

Dalam teori Lewis tersebut, asam memiliki peran sebagai pasangan elektron H+ saja,
melainkan senyawa asam juga dapat berperan sebagai senyawa dengan orbital pada
sebuah kulit valensi kosong contohnya seperti BF3.

A.Ciri-ciri atau sifat-sifat dari unsur asam:

Asam
Rasa dari asam umumnya masam, contohnya rasa masam pada jeruk dan buah lainnya
akibat kandungan asam sitrat.

 Membuat kertas lakmus biru berubah menjadi merah

 Larut dalam air

 Jika bereaksi dengan basa akan membentuk garam

 Bersifat korosif atau menyebabkan korosi logam atau karat. Dapat juga melarutkan
kain katun serta kain linen.

 Bersifat menghantar listrik

Asam dibagi menjadi 2 yaitu asam kuat dan asam lemah

Asam kuat: senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air terionisasi sempurna hingga
seluruh molekul asam terionisasi menjadi ion positif (H+) dan ion negatif (sisa asam).

Contoh :

HCl + air → H+ + Cl-

H2SO4 + air → 2 H+ + SO42-

Asam lemah: senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air terionisasi sebagian.
Contoh :

CH3COOH + air → CH3COO- + H+ (asam asetat/asam cuka)


HCOOH + air → H+ + HCOO- (asam format/asam semut)

HCN + air → H+ + CN- ( asam sianida terdapat pada singkong)

Asam ada yang bersifat racun, namun ada pula yang dibutuhkan tubuh dan bermanfaat
seperti senyawa asam pada buah-buahan. Jeruk punya asam sitrat, anggur punya asam
tartrat. Asam laktat adalah hasil reaksi pada susu yang basi.

Zat pembangun tubuh kita ada pula yang terbentuk dari asam, misalnya lemak serta
protein yang terbentuk dari asam amino. Lambung ada asam klorida untuk mencerna
makanan, pada darah terkandung asam karbonat dan asam fosfat yang berperan dalam
pengangkutan makanan.

B.Ciri-ciri Atau Sifat-sifat Dari unsur Basa:

Arrhenius mendeskripsikan basa sebagai senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
terurai menghasilkan ion OH- (ion hidroksida).

Ion OH- terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron pada saat
dimasukkan ke dalam air. Basa juga menetralisir asam (H+) sehingga reaksinya dihasilkan
air (H2O). Contoh basa yang banyak digunakan adalah sabun.

Contoh:

KOH + air → K+ + OH-

Ca(OH)2 + air → Ca2+ + 2 OH-

Ciri-ciri basa atau sifat-sifat basa:


 Rasanya pahit

 Terasa licin saat bereaksi dengan minyak dari kulit (dalam peristiwa penyabunan)

 Membuat warna lakmus merah menjadi biru

 Jika bereaksi dengan asam membentuk garam dan air

 Menghantarkan arus listrik

 Basa kuat bersifat kaustik dan dapat melarutkan wool, sutra, rambut

 Basa bentuk erosol digunakan untuk membersihkan logam karena logam bereaksi
dengan basa

 Umumnya berbentuk padat, kecuali : NH4OH

 Basa sukar larut dalam air, kecuali: NH4OH, KOH, NaOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2,
Ca(OH)2.
 Umumnya basa berwarna putih

Senyawa basa sebenarnya memberikan efek merusak kulit dan rambut dibandingkan
asam. Basa kaustik seperti NaOH dan KOH jika terkena kulit maka dapat membakar kulit
dan merusak rambut. Larutan basa (sodium stearat) atau amonium hidroksida encer
membuat rambut kasar dan membuka atau merenggangkan kutikula, serta membuat
rambut kering dan kusut.

Sementara itu larutan basa kuat (pH = 10 – 14) malah dapat membuat rambut rontok
melarutkan komponen-komponen penyusun rambut.

C.Ciri-ciri Atau Sifat-sifat Dari unsur Garam:

Merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Reaksi pembentukan
garam adalah:

Asam + basa → garam + air

HCl + KOH → KCl + H2O

Garam dapur (NaCl) diperoleh dari air laut yang mengalami penguapan dan kristalisasi.
Untuk menjadikannya garam beryodium, harus diproses iodisasi (garam kalium/KI).

D.Sifat-sifat atau ciri-ciri garam:

 Larut dalam air. Contohnya : KNO3, NH4Cl, Na2SO4.

 Sukar larut dalam air. Contohnya : BaSO4, CaCO3, PbCO3.

 Bentuknya padat.

 Titik didihnya tinggi.

Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk menguji kadar keasaman bahan.
Kertas lakmus terbuat dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam
larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam
larutan yang ada.

Lakmus sendiri adalah campuran zat pewarna berbeda yang larut dalam air yang diekstrak
dari lumut. Campuran ini sering diserap ke dalam kertas saring untuk menghasilkan salah
satu bentuk tertua dari indikator pH.
Terdapat dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari
masing-masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut.

1. Kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah dalam larutan asam.
2. Kertas lakmus merah akan berubah berwarna biru dalam larutan basa.
3. Kertas lakmus merah dalam larutan netral berwarna merah.
4. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam.
5. Kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru dalam larutan basa.
6. Kertas lakmus biru dalam larutan netral berwarna biru.

E.Klasifikasi Asam dan Basa

Asam dan basa dibagi menjadi dua macam, yaitu asam kuat dan basa kuat, serta asam
lemah dan basa lemah.
1. Asam Kuat dan Basa Kuat
Asam kuat adalah senyawa asam yang mudah melepaskan ion H+ dalam air dan
mengalami disosiasi total dalam larutannya. Contoh asam kuat yaitu HCl, HNO3, H2SO4,
dan HCIO4. Sedangkan basa kuat adalah senyawa basa yang mudah melepaskan ion OH-
dalam air dan mengalami disosiasi total dalam larutannya. Contoh basa kuat yaitu NaOH,
KOH, dan Ba(OH)2.

2. Asam Lemah dan Basa Lemah


Asam lemah adalah senyawa asam yang sulit melepaskan ion H+ dalam air dan
mengalami disosiasi sebagian dalam larutannya. Contoh asam lemah yaitu H3PO4,
H2SO3, HNO2, dan CH3COOH. Basa lemah adalah senyawa basa yang sulit melepaskan
ion OH- dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam larutannya. Contoh basa
lemah yaitu NaHCO3 dan NH4OH.
2.3 Cara Menghitung Derajat Keasaman Larutan pH
Cara mengukur tingkat dasar atau pH suatu zat menggunakan indikator.

pH pertama kali diperkenalkan oleh ahli biokimia Denmark, Soren Sorensen. Ia


menggunakan satuan pH untuk mengukur dengan konsentrasi rendah.
Skor pH larutan berkisar antara 0 –14. Nilai 7 menunjukan zat yang

bersifat netral (Tidak asam dan basa).

Sementara suatu senyawa bersifat asam jika memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7,

dan senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar 7.

Derajat khusus suatu senyawa berbeda-beda. Ada yang bersifat asam kuat dan ada
pula yang bersifat asam lemah. Semakin kecil nilai pH atau semakin mendekati skala nol,
maka tingkatnya semakin kuat.Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar atau mendekati skala
7, maka tingkatnya semakin lemah.

Cara Mengukur Derajat Keasaman (pH)


Derajat perusahaan (pH) suatu solusi dapat ditentukan dengan menggunakan 4 cara,
yakni memakai indikator universal, indikator stik, larutan indikator dan pH meter.

Berikut ini penjelasan cara menentukan pH dengan menggunakan cara-cara tersebut.

1. Menggunakan Indikator Universal


Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu solusi dari perubahan-perubahan. Indikator universal ada dua
macam yaitu indikator berupa kertas dan larutan.
a.)Indikator Universal Kertas

Kertas indikator universal memiliki empat buah garis yang berwarna,

yaitu kuning,hijau, jingga, dan jingga kecokelatan.

Garis warna tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal
dicelupkan ke dalam suatu solusi yang memiliki sifat tertentu.

Perubahan warna yang terjadi pada garis warna kertas indikator universal dicocokkan
dengan tabel berikut untuk menentukan nilai pH suatu larutan.

17
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Kompartemen Cairan Tubuh Seluruh cairan tubuh didistribusikan


diantarai dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan
cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat badan 70 kg,
total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar
42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin
dan derajat obesitas.

Teori Arrhenius ini menyatakan bahwa senyawa asam merupakan


senyawa yang dapat melepaskan ion H+ atau ion hydronium H3O+
apabila dilarutkan dalam air. Sedangkan senyawa basa adalah senyawa
yang melepaskan ion OH- jika dilarutkan dalam air.

Teori asam basa Bronsted Lowry, asam merupakan senyawa yang


memberikan proton pada senyawa lainnya atau dapat disebut pula sebagai
donor proton. Sedangkan basa menurut teori Bronsted Lowry merupakan
senyawa yang menjadi penerima proton serta senyawa lain dan disebut
pula sebagai akseptor proton.

Menurut Gilbert Newton Lewis, asam merupakan sebuah molekul


atau ion yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa
merupakan sebuah molekul atau ion yang mampu memberikan pasangan
elektronnya. Lewis juga mampu menjelaskan teori asam basa dengan
menjelaskan sifat asam, basa dalam pelarut baik air atau selain air serta
bahkan mampu menjelaskan sifat asam dan basa tanpa pelarut sekalipun.

Cara Mengukur Derajat Keasaman (pH


Derajat perusahaan (pH) suatu solusi dapat ditentukan dengan
menggunakan 4 cara, yakni memakai indikator universal, indikator stik,
larutan indikator dan pH meter.

3.2Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hak tersebut
terjadi karena penulismasih dalam tahap pembelajaran sehingga
diharapkan untuk kritik dan saran dari rekan rekan sekalian untuk
membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.
18
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/makalah-kompartemen-cairan-tubuh-pdf-free.html
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-sifat-dan-klasifikasi-asam-
basa

19

Anda mungkin juga menyukai