Anda di halaman 1dari 29

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

Oleh :

1. Sanci yerlin manuhury


2. Desember desmon matatula
3. Andika saputra

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH

MAKASAR

202

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha


esa, karena berkat rahmat, serta hidayahnya sehinga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi
tugas dan tangungjawab penulis kepada dosen pengampuh mata
kulia anatomi fisiologis manusia. Dalam kesempatan ini tidak lupa
kami menyampaikan ucapan terimakasih atas segala bantuan yang
telah di berikan kepada teman-teman dan semua pihak yang terkait
dalam penyususnan makalah ini.
Semoga Tuhan Ynag Maha Esa senantiasa melimpahkan
taufik serta hidayah-nya kepada kita semua, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kelompok

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………1
KATA PENGGANTAR……………………………………….2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………5
1.2 Rumusan Masalah……………………………………..5
1.3 Tujuan………………………………………………….6
1.4 Manfaat………………………………………………....6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cairan……………………………………...7
2.2 Jenis Cairan…………………………………………….8
2.3 Fungsi Cairan………………………………………….8
2.4 Cairan Intrasol dan Ekstrasol……………………….10
2.5 Komposisi Cairan…………………………………….12
2.6 Penggertian Cairan…………………………………..12
2.7 Proses Pergerakan Cairan…………………………..16
2.8 Faktor-Faktor Cairan……………………………….19
2.9 Proses Pengawasan…………………………………..20
2.10 Proses Pembentukan Urin…………………………22
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………….27
3.2 Saran……………………………………………...28

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Cairan tubuh manusia sebagaimana makluk hidup yang lain
tersusun atas berbagai system organ, puluhan organ, ribuan
jaringan, dan jutaan molekul. Secara fisik, molekul
pembentuk tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis
cairan dan matriks molekul padat. Fungsi cairan dalam tubuh
manusia, antara lain sebagai alat transportasi nutrient,
elektroloit, dan sisa metebolisme : sebagai komponen
pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh lain-
nya : serta sebagai media pangatur suhu tubuh dan
lingkungan seluler.
Tolak cairan yang terdapat dalam tubuh cukup besar
dibandingkan dengan kompartemmen zat padat pembentuk
tubuh. Bahkan, pada tulang manusia yang strukturnya
tammpak begitu padat, sebenarnya terdapat kandungan cairan
lebih dari 30%. Secara umum, konsentrasi cairan pada tubuh

4
sekitar 60%. Cairanntubuh tersebut meliputi cairah darah,
plasma jaringan, cairan synovial pada persediaan, cairan
serebrospinal pada otak dan medulla spinalis, cairan dalam
bola mata, cairan pleura, dan berbagai cairan yang
terkandung dalam organ dan jaringan.
Cairan yang tepat dalam tubuh selalu mengalami perubahan,
baik konsentrasi, jumlah maupun jenisnya. Cairan juga
melalui proses keluar dan masuk tubuh kita. Perhatikan
manusia sellau minum setiap hari dan makan makanan yang
mengandung banyak air namun tubuh manusia tidak lantas
me jadi kebanjiran. Sebaliknya, manusia selalu merasa haus
karena kekurangan cairan. Hal ini terjadi karena tubuh
memerlukan penggantian cairan sehinga terdapat cairan yang
dikeluarkan oleh tubuh dan bentuk air seni dan bentuk lain.
Cairan tubuh merupahan faktor penting dalam berbagai
proses fisiologis dodalam tubuh. Dapat dikatakan
kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat tergantung dari
cairan yang terdapat dalam tubuh kita. Oleh karena itu,
terdapat berbagai mekanisme yang berfungsi untuk mengatur
volume dan komplikasi cairan tubuh agar tetap dalam
keadaan seimbang atau disebut juga dalan keadaan
hemostasis. System kardiovaskuler berfungsi untuk
mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah
keseluruh jaringan. System-sistem lainya seperti ginjal, paru-
paru dan hati berfungsi untuk menjaga jumlah dan komposisi
cairan tubuh agar selalu dalam keadaan seimbang. Apabila
terjadi ketidak seimbangan antara cairan yang ada dalam
tubuh dan cairan yang dibutuhkan oleh cairan tersebut.
Kelainan tersebut dapat berupa kelebihan cairan maupun
kekurangan cairan. Cairan yang kita bahas adalah cairan
tubuh yang salah satu komposisinya adalah elektrolit, dimana

5
cairan tersebut menempati kompartemen intrasel dan
ekstrasel.
Jumlah cairan tubuh total pada seorang pria tidak sama
dengan jumlah cairan tubuh total pada seorang wanita, ini
disebebkan karena pada seorang wanita jumlah jaringan
lemaknya lebih besar daripada seorang pria.
1.2 rumusan masalah
1. Apa itu kompartemen cairan internal ?
2. Apa itu kompartemen cairan eksternal ?
3. Bagaimana proses pergerakan cairan dalam tubuh dan
hubungannya dengan tekanan osmosis dan proses
lainnya ?
4. Bagaimana proses pembentukan urin dan apa
komposisi dari urin tersebut ?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui pengertian cairan internal


2. Mahasiswa mengetahui pengertian cairan eksternal
3. Mahasiswa dapat memahami proses pergerakan
cairan dalam tubuh dan apa hubungan proses tersebut
dengan tekanan osmosis dan proses lainnya
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses serta komposisi
pembentuk urin.
1.5 Manfaat
1. Dapat membantu dalam menyelesaikan kesulitan-
kesulitan dalam pembelajaran mata kuliah Anatomi
Fisiologi, khususnya dalam materi Cairan Tubuh.
Sehingga dapat djadikan pembendaharaan
pengetahuan mengenai Cairan Tubuh.
2. Sebagai wahana membelajarkan diri untuk berbagi
antara siswa yang satu dengan yang lain dan

6
menyadarkan mahasiswa bahwa belajar merupakan
pendekatan hati ke hati bukan berorientasi pada nilai.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cairan Tubuh Cairan tubuh adalah air


beserta unsur-unsur didalamnya diperlukan untuk
kesehatan sel. Cairan ini sebagian berada di luar sel
(ekstraselular) dan yang sebagian lagi berada di
dalam sel (intraselular). Sel membangun tubuh
secara sederhana yang hidup dalam laut interna yang
merupakan cairan ekstra sel (CES) yang dibungkus
oleh kulit tubuh. Dari cairan ini sel menerima
oksigen dan bahan makanan, ke dalam cairan ini
juga sel mengeluarkan sampah metabolisme. Cairan
ekstrasel bergerak secara tidak tetap di seluruh tubuh
dan cepat bercampur dengan sirkulasi darah, difusi
darah dan cairan jaringan. Dalam cairan ekstrasel
terdapat ion dan zat gizi yang diperlukan oleh sel
untuk pemeliharaan fungsi sel. Sel tubuh hidup,

7
tumbuh dan melakukan fungsi khusus selama
terjadinya konsentrasi oksigen, glukosa, berbagai ion
asam amino, dan asam lemak yang sesuai dengan
lingkungan interna.
2.2 Jenis Cairan Tubuh Berdasarkan letaknya, cairan
tubuh dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Cairan intraseluler (CIS): cairan dlm sel
(60% air tubuh)
2. Cairan ekstraseluler (CES): cairan luar sel
(40% air tubuh) Ces dibagi menjadi:
a. Cairan interstisial (CIT): cairan
disekitar sel (20% cairan ekstra
seluler)
b. Cairan intravaskuler (CIV) : cairan
dlm pembuluh darah (80%
cairanektraseluler)
c. Cairan transeluler (CTS) : cairan yg
terkandung di dlm rongga khususdari
tubuh (jumlah kecil, sering diabaikan)
Di dalam tubuh manusia terdapat empat macam
cairan, yaitu: 1. Cairan Empedu Sifatnya panas
kering yang berasal dari unsur api alami. Letaknya
dalam empedu manusia. 2. Cairan Darah Sifatnya
panas lembab yang berasal dari unsur udara alami.
Letaknya dalam hati manusia. 3. Cairan Lendir
Sifatnya dingin lembab yang berasal dari unsur air
alami. Letaknya dalam paruparu. 4. Cairan Empedu
Hitam Sifatnya kering yang berasal dari unsur tanah
alami. Letaknya dalam limpa kecil (spleen).
2.3 Fungsi Cairan Tubuh Cairan tubuh memiliki fungsi:
1. Mengatur suhu tubuh Bila kekurangan air,
suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

8
2. Melancarkan peredaran darah Jika tubuh kita
kurang cairan, maka darah akan mengental.
Hal ini disebabkan cairan dalam darah
tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada
kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat
membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.
Air membersihkan racun dalam tubuh
melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Kulit Air sangat penting untuk mengatur
struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga
kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan Peran air dalam proses
pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan
oksigen melalui darah untuk segera dikirim
ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerja sistem pencernaan di
dalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun
keluar dengan lancar.
6. Pernafasan Paru-paru memerlukan air untuk
pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel
tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan
terlihat cairan berupa embun dari nafas yang
dihembuskan pada kaca.

9
7. Sendi dan otot Cairan tubuh melindungi dan
melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh
kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu
minum air dengan cukup selama beraktivitas
untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
8. Pemulihan penyakit Air mendukung proses
pemulihan ketika sakit karena asupan air
yang memadai berfungsi untuk menggantikan
cairan tubuh yang terbuang.
9. sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke
sel-sel
10. Mengeluarkan buangan-buangan sel 11.
Membentuk dalam metabolisme sel 12.
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit 13. Mempemudah eliminasi 14.
Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim,
SDP, SDM).
11. Membentuk dalam metabolisme sel.
12. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
13. Mempemudah eliminasi
14. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim,
SDP, SDM).
2.4 Cairan Intrasel dan Ekstrasel
Pengertian Cairan Intrasel Cairan Intrasel adalah
cairan yang terdapat di dalam sel. 60% tubuh
manusia terdiri dari cairan, 2/3 dari seluruh cairan
dalam tubuh manusia merupakan cairan intrasel.
Artinya pada orang dengan berat tubuh 70 kg,
terdapat sekitar 20 Liter cairan intrasel di dalam

10
tubuhnya. Cairan intrasel mengandung banyak sekali
ion kalium, magnesium dan fosfat. Cairan Intrasel
berfungsi sebagai medium tempat terjadinya reaksi
kimia dalam tubuh. Sekitar 28 dari 42 liter cairan
tubuh ada didalam 75 triliun sel dan secara
keseluruhan disebut cairan intrasel .Jadi, cairan
intrasel merupakan 40 persen dari berat badan total
pada manusia “rata-rata”. Cairan masing-masing sel
mengandung campurannya tersendiri dengan
berbagai zat,namun konsentrasi zat-zat ini mirip
antara satu sel dengan sel yang
lainnya.sebenarnya,komposisi cairan sel sangat
mirip,bahkan pada hewan yang berbeda,mulai dari
mikroorganisme paling primitive sampai
manusia.oleh sebab itu,cairan intrasel dari seluruh sel
yang berbeda-beda dianggap sebagai satu
kompartemen cairan yang besar. Cairan intraseluler
juga dikenal sebagai sitosol atau matriks sitoplasma,
yang merupakan cairan dengan banyak properti
untuk memastikan proses seluler yang terjadi baik
tanpa kerumitan. cairan intraseluler terbatas hanya
pada bagian dalam sel, dan membran sel adalah batas
sitosol. Membran organel memisahkan sitosol dari
matriks organel. Banyak jalur metabolisme
berlangsung dalam cairan intraseluler, di kedua
prokariota dan eukariota. Namun, jalur metabolisme
eukariotik lebih umum organel dalam daripada di
sitosol. Komposisi cairan intraseluler penting untuk
mengetahui, karena mengandung sebagian besar air
dengan beberapa ion seperti natrium, kalium,
klorida, magnesium, dan beberapa orang lain.
Karena kehadiran asam amino, protein yang larut

11
dalam air, dan molekul lain, sitosol memiliki banyak
properti. Terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada
membran untuk melokalisasi isi sitosol, ada beberapa
kurungan dari cairan intraseluler yang terjadi melalui
gradien konsentrasi, kompleks protein, penyaringan
cytoskeletal, dan kompartemen protein. Cairan
intraseluler tidak melakukan tugas tertentu, tetapi
membantu dalam banyak fungsi termasuk transduksi
sinyal dalam organel, menyediakan tempat bagi
sitokinesis dan sintesis protein, transportasi molekul,
dan banyak lainnya.

2.5 Komposisi Cairan Intrasel 40% dari BB total adalah


Cairan Intraseluler (CIS). Cairan Intraselular adalah
cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang
dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah cairan
intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan
tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.
Adapun komposisi dari cairan intraseluler yaitu
akibat pompa Natrium-kalium dependen ATP,
konsentrasi ion natrium dan kalium Intraselular
berlawanan dengan yang ada dalam CES. Dalam CIS
Ion kalium berkonsentrasi tinggi dan ion natrium
berkonsentrasi rendah. Konsentrasi protein dalam sel
tinggi, yaitu sekitar empat kali konsentrasi dalam
plasma.
2.6 Pengertian Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel adalah semua cairan yang terdapat
diluar sel atau biasa disebut CES.Cairan ekstrasel
terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang
dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi

12
sel,seperti pertumbuhan,perkembangan dan fungsi
khusus lainya.Karena peranannya yang penting
ini,maka cairan ekstrasel disebut juga internal
environment.Cairan ini bergerak secara constant
pada seluruh tubuh dan ditransport secara cepat
kedalam sirkulasi melalui dinding kapiler. Cairan
ekstraseluler merupakan cairan tubuh di mana sel-sel
dan jaringan yang difasilitasi. Sel-sel membran
terikat disediakan dengan nutrisi yang dibutuhkan
dan suplemen lainnya melalui cairan ekstraseluler.
Semua cairan diluar sel secara keseluruhan disebut
cairan eksternal.cairan ini merupakan 20 persen dari
berat badan,atau sekitar 14 liter pada orang dewasa
normal dengan berat badan 70 kilogram. Dua
komparemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah
cairan, intersitisial,yang berjumlah lebih dari tiga
perempat bagian cairan ekstrasel,dan plasma,yang
berjumlah hamper seperempat cairan ekstrasel,atau
sekitar 3 liter,plasma adalah bagian darah yang tak
mengandung sel,plasma terus – menerus menukar zat
dengan cairan interstisial melalui pori-pori membran
kapiler. Pori-pori ini sangat bersifat permiabel untuk
hamper semua zat terlarut dalam cairan ekstrasel
,kecuali protein.oleh karena itu,cairan
eksternalsecara konstan terus tercampur,sehingga
plasma dan cairan interstisial mempunyai komposisi
yang hamper sama kecuali untuk protein,yang
konsentrasinya lebih tinggi di dalam plasma. Ini
terutama terdiri dari natrium, kalium, kalsium,
klorida, dan bikarbonat. Namun, kehadiran protein
sangat langka di cairan ekstrasel. pH biasanya
dipertahankan sekitar 7,4, dan cairan yang memiliki

13
kapasitas buffer hingga batas tertentu, juga.
Kehadiran glukosa dalam cairan ekstrasel penting
dalam mengatur homeostasis dengan sel, dan
konsentrasi yang biasa glukosa pada manusia adalah
lima geraham mill (5 mM). Terutama, ada dua jenis
utama dari cairan ekstraseluler dikenal sebagai cairan
interstitial dan plasma darah. Semua faktor-faktor
yang dibahas adalah sifat utama dan konstituen
cairan interstitial, yang kira-kira sekitar 12 liter
dalam manusia sepenuhnya dewasa. Total volume
plasma darah adalah sekitar tiga liter dalam manusia.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen
yaitu:Plasma,Cairan interstitial dan Cairan
transeluler. 2.2.2.1 Komposisi Cairan Ekstrasel 20%
dari BB total adalah CES. Cairan Ekstraselular
adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)
dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh
terkandung didalam cairan ekstraselular (CES).
Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES)
menurun sampai kira-kira 1/3 dari, volume total. Ini
hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg). CES dibagi menjadi:
a. Cairan interstisial (CIT) adalah cairan
disekitar sel, pada orang dewasa volume
cairan interstisial kira-kira 8L Cairan limfe
termasuk dalam volume interstisial. Volume
Relatif (CIT) bergantung dengan ukuran
tubuh, pada bayi baru lahir volume cairan
interstisial kira-kira 2 kali lebih besar
dibanding orang dewasa.

14
b. Cairan intravaskular (CIV) adalah cairan
yang terkandung di dalam pembuluh darah.
Volume relatif dari (CIV) sama pada orang
dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume
darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari
BB).3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah
PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari
sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang
mentranspor oksigen dan bekerja sebagai
bufer tubuh yang penting; sel darah putih
(SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi
nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada
orangyang berbeda-beda, bergantung pada
jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor
lain. Adapun fungsi dari darah adalah
mencakup :
1. pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan
oksigen) ke jaringan.
2. transpor produk sisa ke ginjal dan
paru-paru.
3. pengiriman antibodi dan SDP ke
tempat infeksi.
4. transpor hormon ke tempat aksinya.
5. sirkulasi panas tubuh.
c. Cairan Transelular (CTS) adalah cairan yang
terkandung didalam rongga khusus dari
tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan
serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial,
dan cairan intraokular serta sekresi lambung.
Pada waktu tertentu volume (CTS) dapat
mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah
besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan

15
keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastrointestinal (GI)
secara normal mensekresi dan mereabsorbsi
sampai 6-8 L per-hari. Adapun komposisi
dari cairan ekstraseluler yaitu, Plasma darah
dan cairan interstisial memiliki isi yang sama
yaitu ion Natrium dan klorida serta ion
bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit
ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat,
sulfat dan asam organik. Perbedaanya adalah
dalam hal protein; plasma mengandung lebih
banyak protein dan cairan interstisial
mengandung sangat sedikit protein.
2.7 Proses Pergerakan Cairan Yang Berhubungan
Dengan Tekanan Osmosis dan Proses Lain
Pengertian dan Peranan Tekanan Hidrostatik dan
Tekanan Osmotik Tekanan hidrostatik, merupakan
daya yang dikeluarkan oleh cairan yang ditekan
terhadap dinding. Di kapiler, tekanan hidrostatik
sama dengan tekanan darah kapiler. Tekanan
hidrostatik kapiler (HPc) cenderung mendorong
cairan keluar dinding kapiler. Tekanan hidrostatik
lebih tinggi di ujung kapiler arteri dibandingkan
diujung vena kapiler. Tekanan hidrostatik insterstitial
tidak ditemukan karena cairan interstitial secara terus
menerus dikeringkan oleh pembuluh limfe. Sehingga
tekanan hidrostatik yang ditemukan adalah sama
dengan tekanan darah kapiler. Tekanan hidrostatik
dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor
yang berkembang melawan dinding sebagai hasil
masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial
tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena

16
dapat menyebabkan sel dan jaringan yang
disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel
tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi
potensial osmotik dengan potensial tekanannya. Jika
dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air
yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang
mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang
mempunyai potensial air rendah. Adapun peranan
dari tekanan hidrostatik, antara lain : Perpindahan
cairan diantara kapiler dan cairan interstisial. Pada
ujung arteri kapiler tekanan hidrostatik darah
(mendorong cairan keluar) melebihi tekanan osmotik
koloid (menahan cairan tetap di dalam) sehingga
mengakibatkan perpindahan dari bagian
intravaskuler ke interstisial. Pada ujung vena kapiler,
cairan berpindah dari ruang interstisial ke ruang
intravaskuler karena tekanan osmotik koloid
melebihi tekan hidrostatik. Proses ini melepaskan O2
dan nutrisi ke sel, mengangkengertian dan Peranan
Tekanan Osmotik Tekanan Osmotik merupakan
tekanan yang hanya ditimbulkan oleh zat-zat yang
tidak dapat melalui pori-pori suatu membran semi
permiabel atau besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menghentikan osmosis. Jika dua buah larutan
yang dipisahkan oleh membran semipermeabel
memiliki tekanan osmotik sama, kedua larutan
tersebut isotonik satu dengan yang lainnya. Jika
salah satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih
besar dari larutan yang lain, larutan tersebut
dinamakan hipertonik. Jika larutan memiliki tekanan
osmotik lebih kecil daripada larutan yang lain,
larutan tersebut dinamakan hipotonik. Tekanan

17
osmosik memainkan peranan penting dalam sistem
hidup. Misalnya, dinding sel darah merah berfungsi
sebagai membran semipermeabel terhadap pelarut
sel darah merah. Penempatan sel darah merah dalam
larutan yang hipertonik relatif terhadap cairan dalam
sel menyebabkan cairan sel keluar sehingga
mengakibatkan sel mengerut. Proses pengerutan sel
seperti ini disebut krenasi. Penempatan sel darah
dalam larutan yang hipotonik relatif terhadap cairan
dalam sel menyebabkan cairan masuk ke dalam sel
sehingga sel darah merah akan pecah. Proses ini
dinamakan hemolisis. Seseorang yang membutuhkan
pengganti cairan tubuh, baik melalui infus maupun
meminumut CO2 dan produk sisa. cairan pengganti
ion tubuh harus memperhatikan konsentrasi cairan
infus atau minuman. Konsentrasi cairan infus atau
minuman harus isotonik dengan cairan dalam tubuh
untuk mencegah terjadi krenasi atau hemolisis.
Adapun peranan dari tekanan osmotik, yaitu :
Perpindahan air antara CES dan CISditentukan oleh
kekuatan osmotik. NaCl pada CES dan Kalium pada
CIS adalah zat terlarut nonpenetratif, yang berperan
dalam menentukan konsentrasi air pada kedua sisi
membran (Beberapa ion Na+ bocor masuk ke dalam
sel dan ion K+ bocor ke luar sel, tapi pompa Na-K
mengembalikan ke bagian yang seharusnya shg
disebut memiliki efek nonpenetratif. Dalam
kehidupan sehari-hari dapat ditemukan peranan dari
tekanan osmotik, yaitu:
1. Mesin Cuci Darah Pasien penderita gagal ginjal harus
menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul

18
kecil-kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian
dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul
besar seperti protein sehingga akan tetap berada di
dalam darah.
2. Pengawetan Makanan Sebelum teknik pendinginan
untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam
dapur digunakan untuk mengawetkan makanan.
Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan
busuk yang berada di permukaan makanan.
3. Membasmi Lintah Garam dapur dapat membasmi
hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam
yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu
menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah
akan kekurangan air dalam tubuhnya.
4. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman Tanaman
membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut
diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman
mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya
lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga
air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.
5. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik Osmosis
balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke
pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan
yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada
larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari
tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk
membuat air murni dari air laut. Dengan memberi
tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar
daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk
merembes dari air asin ke dalam air murni melalui
selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk

19
ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup
besar, air secara spontan akan merembes dari air
murni ke dalam air asin. Penggunaan lain dari
osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat
beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke
lingkungan bebas.
2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan
Hidrostatik dan Tekanan Osmotik Berikut faktor-
faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatik dan
osmotik : 1. Membran Setiap kompartemen cairan
dipisahkan oleh membran semi permeabel: a.
Membran sel: memisahkan CIS dari CIT dan terdiri
atas lipid dan protein b. Membran kapiler:
memisahkan CIV dari CIT. 2. Proses transpor :
1. Difusi adalah perpindahan partikel dlm segala arah
melalui larutan atau gas. Partikel bergerak dari area
dg konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah
2. Transpor aktif adalah perpindahan zat terlarut
melewati membran sel yg melawan perbedaan
konsentrasi dan/atau muatan listrik (memerlukan
energi), contoh pompa Na-K.
3. Filtrasi : Gerakan air dan zat terlarut dari area dg
tekanan hidrostaik tinggi ke area dg tekanan
hidrostaik rendah d) Osmosis : Gerakan air melewati
membran semipermeabel dari area dg konsentrasi
rendah ke konsentrasi lebih tinggi.
Konsentrasi cairan tubuh Perubahan pada konsentrasi cairan
tubuh mempengaruhi gerakan air diantara
kompartemen cairan melalui osmosis.Osmolalitas
menunjukan konsentrasi osmotik larutan. Besarannya
dinyatakan dalam mOsm/kg. Osmolalitas plasma normalnya
287 mOsm/kg (isoosmotik atau isotonik).

20
2.9 Proses Pengeluaran (Eksresi)
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam
mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa,
dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah air
yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi
ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500 cc per hari
pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan dengan
banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air
melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal
mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui kulit
(berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa
feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan
sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur
karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka
besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui
penguapan) meningkat sehingga sulit untuk diukur.
Pada kasus seperti ini, bila volume urine yang
dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari, diperlukan
adanya perhatian khusus. Setiap 1 derajat celcius
akan berpengaruh pada output cairan. Pasien dengan
ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan
pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara
khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan
pernapasan, deman, keringat, dan diare dapat
menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan
adalah muntah secara terus menerus.
1. Keringat
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah: Keringat
terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh
suhu yang panas. Keringat banyak mengandung
garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya

21
jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi kadar
natrium dalam plasma.
2. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya
berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses
merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit
jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses
jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan
tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran
cairan melalui feese adalah 100 ml/hari.
3. Urine
4. Urine atau air seni adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine
disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra. Ciri – Ciri urine normal :
a. Volume Urine rata – rata : 1L – 1,5L setiap
hari; tergantung luas permukaan tubuh dan
intake cairan.
b. Warna Kuning bening oleh adanya
urobilinogen. Secara normal warna dapat
berubah, tergantung jenis bahan/obat yang
dimakan.
c. Bau Urine baru memiliki bau khas sebab
adanya asam – asam yang mudah menguap.
Urine yang lama baunya tajam sebab adanya
NH3 dari pemecahan ureum dalam urine.
d. Berat jenis urine Normal

22
5. pH urin Kurang lebih pH = 6 atau sekitar 4,8 – 7,5
dengan rekasi pada kertas lakmus: urine asam: merah,
urine basa: biru.
2.10Proses Pembentukan Urin
1. Penyaringan ( Filtrasi ) Filtrasi darah terjadi di
glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur
spesifik dibuat untuk menahan komonen selular dan
medium-molekularprotein besar kedalam vascular
sistem, menekan cairan yang identik dengan plasma
di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut
filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun
dari jaringan kapiler. Pada mamalia, arteri renal
terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai
arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus.
Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel
epithelium yang disebut kapsula bowman. Area
antara glomerulus dan kapsula bowman disebut
bowman space dan merupakan bagian yang
mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan
ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur
kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu :
endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium
visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel
yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh
jendela atau fenestrate (Guyton.1996). Dinding
kapiler glomerular membuat rintangan untuk
pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler
glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam
kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam
bowman space merupakan kekuatn untuk proses
filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space
tidak ada karena molekul protein yang medium-besar

23
tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi (filtration
barrier) bersifat selektiv permeable. Pada umunya
molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring,
sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring
tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga
mempengaruhi kemampuan dari komponen darah
untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk
(electric charged) dari sretiap molekul juga
mempengaruhi filtrasi. Kation (positive) lebih mudah
tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang
dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam
lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian
dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa
filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya
serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein
(Guyton.1996).

2. Penyerapan ( Absorbsi)

Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap


reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute.
Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi
dari tubulus renal tiak sama. Pada umumnya pada
tubulus proksimal bertanggung jawab untuk
mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang
lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di
reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus
proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan
mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular
yang memfasilitasi pergherakan dari komponen

24
cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan
jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan dibawa

oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane


plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian
darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma
(Sherwood, 2001).
Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi
melewati jalur paraseluler bergerakdari vcairan
tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan
struktur permeable yang mendempet sel tubulus
proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport
terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi
transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal,
Na, K, ATPase pump menekan tiga ion Na kedalam
cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel,
sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan
konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah
luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi
interior sel bersifat negative . pergerakan Na
melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters
yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati
transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya
dalam satu pimpinan sebagai Na (contransport) atau
berlawanan pimpinan (countertransport). (Sherwood,
2001).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel
melalui mekanisme ini (secondary active transport)
termasuk glukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan
organic anion. Pengambilan active substansi ini
menambah konsentrasi intraseluler dan membuat
substansi melewati membrane plasma basolateral dan

25
kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi.
Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal
juga di pengaruhi gradient Na. (Sherwood, 2001)
Cairan yang dihasilkan dari prosesreabsorbsi disebut
urine sekunder atau filtrate tubulus.
3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat
glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus
akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus
proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta
urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang
masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan
garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam
urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari
178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa
kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya
ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai
2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal.

26
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari
berat badan. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
( pelarut ) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan tubuh merupakan air
beserta unsur-unsur didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel.Di
dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan tubuh, yaitu:
cairan empedu, cairan darah, cairan lender, cairan empedu hitam.
Fungsi dari cairan tubuh ini adalah mengatur suhu tubuh,
melancarkan peredaran darah, membuang racun dan sisa makanan,
pemulihan penyakit, sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke
sel-sel, mengeluarkan buangan-buangan sel, membentuk dalam
metabolisme sel, sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit,
mempemudah eliminasi, mengangkut zat-zat seperti (hormon,
enzim, SDP, SDM). Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar

27
yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler
adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar. Cairan tubuh
terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut).
Komposisi dari cairan intraseluler yaitu akibat pompa Natrium-
kalium dependen ATP, konsentrasi ion natrium dan kalium
Intraselular berlawanan dengan yang ada dalam CES. Sedangkan
komposisi dari cairan ekstraseluler adalah plasma darah dan cairan
interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion Natrium dan klorida
serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit ion kalium,
kalsium, magnesium, fosfat, sulfat dan asam organik. Tekanan
hidrostatikmerupakan daya yang dikeluarkan oleh cairan yang
ditekan terhadap dinding. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut
tekanan turgoryang berperan sangat penting bagi tubuh manusia.
Sedangkan Tekanan Osmotik merupakan tekanan yang hanya
ditimbulkan oleh zat-zat yang tidak dapat melalui pori-pori suatu
membran semi permiabel atau besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menghentikan osmosis yang banyak mempunyai peranan
dalam bidang kedokteran.
3.2 Saran Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan
makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa
memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para
pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton, M.D, John E. Hall, Ph.D, 2007.Buku Ajar Fisiologi


Kedokteran edisi 11. EGK Fakultas Kedokteran; Jakarta

Ferry Efendi, Makhfudli, 2009. Keperawatan Keseehatan Komunitas.


Salemba Medika; Jakarta

Pearce, evelyn. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Gramedia


Pustaka Utama: Jakarta

Tamu. 2008. Fungsi Cairan Tubuh Manusia, Gejala Dehidrasi Dan


Cara Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh. Erlangga: Jakarta

https://zdocs.tips/doc/kompartemen-cairan-tubuh-kel-3-gpd2x3vrov67

29

Anda mungkin juga menyukai