Disusun Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................................2
1.5. Metode Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1. Mengukur berat badan...............................................................................3
2.2. Mengukur tinggi badan.............................................................................7
2.3. Proses Keperawatan Cairan dan Elektrolit……………………………...8
2.3. Memberikan minuman per oral………………………………………..10
2.3. Meyiapkan makanan dan minuman untuk pasien……………………..14
2.3. Menghidangkan makanan dan minuman………………………………14
2.3. Membantu Pasien Makan dan Minum Secara Oral……………………15
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan..............................................................................................18
3.2. Kritik dan Saran.......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam).
1. 3 hari 3,0 250-300
2 . 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6. 14 tahun 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
vii
b.IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
c.Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang
oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d.Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,
yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar
(kolon).
viii
• Filtrasi
• Osmosis
• Aktiv Transport
ix
ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus
ginjal.
x
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan
kehilangan darah selama pembedahan.
xi
keseimbangan cairan dan elektrolit
• Kaji manifestasi klinik melalui :
- Timbang berat badan klien setiap hari
- Monitor vital sign
- Kaji intake output
• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :
- Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler
irritability.
- Auskultasi bunyi /suara nafas
- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran
• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum,
Analisa Gas
Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme
pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri
• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio,
ketidakseimbangan
elektrolit
• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.
• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan dengan
anuria,
penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan
cairan di
ekstraseluler.
xii
• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi
dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari
tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.
4. Evaluasi/Kreteria hasil :
Kreteria hasil meliputi :
• Intake dan output dalam batas keseimbangan
• Elektrolit serum dalam batas normal
• Vital sign dalam batas normal
xiii
bermanfaat dalam mengurangi jangka waktu perawatan dan mempercepat
penyembuhan, mengurangi komplikasi, menurunkan mortalitas, dan
memperbaiki status gizi pasien.
Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu
memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien yang terdiri atas
1. Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang, dalam hal ini adalah nasi.
Makanan pokok berperan sebagai sumber utama energi dan itu berasal dari
karbohidrat.
2. Lauk yang merupakan sumber dari protein. Lauk sebaiknya terdiri atas
campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani merupakan sumber protein,
fosfor, tiamin, tiasin, vitamin B6 dan vitamin B12, zat besi, seng, magnesium
dan silenium.
3. Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan
karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah. Sayur merupakan
sumber mineral dan vitamin. Sayur juga merupakan sumber vitamin A,
vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat, serta tidak
mengandung lemak dan kolesterol.
4. Buah untuk "mencuci mulut" dalam artian kata sebagai makanan penutup
setelah mengkonsumsi makanan utama. Buah juga merupakan sumber
mineral dan vitamin. Porsi buah yang dianjurkan sehari untuk orang
dewasa adalah sebanyk 200-300 gram atau 2-3 potong sehari
berupa pepaya atau buah yang lain.
5. Susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat esensial lain dalam
bentuk yang mudah dicerna dan diserap, maka susu terutama dianjurkan pula
sebagai unsur kelima yang dibutuhkan oleh tubuh.
xiv
terpenuhi, bisa mempercepat proses penyembuhan, dan mengurangi
biaya perawatan.
Ketika pasien yang sedang di hospitalisasi, tentu saja kebutuhan
nutrisi sehari-hari menjadi terganggu. Sebagai perawat, memberi makan
dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan
nutrisi menjadi bagian dari proses keperawatan. Pemberian makan dan
minum tersebut dapat dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi
antara keduanya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempersulit mendapatkan nutrisi
yang adekuat diantaranya (Monica, 2005) :
1. Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami
kesulitan untuk menelan.
2. Individu yang mengalami masalah lambung munkin mual terhadap
makanan.
3. Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
4. Pasien di rumah sakit hampir selalu berisiko mengalami kekurangan
nutrisi karena penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit
mereka.
5. Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk
rumah sakit.
6. Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari
makanan yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka
makanan rumah sakit.
7. Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa
makan dan ketika mereka tidak merasa lapar.
8. Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu
terapi penyakit mereka (sebagai contoh, individu yang mengalami
masalah jantung biasa mendapat diet rendah garam). Pasien mungkin
tidak suka perubahan pada diet.
9. Keluarga pasien mungkin tinggal jauh sehingga mereka tidak dapat
membawa makanan yang disukainya, atau keluarga mungkin tidak
xv
tahu makanan yang tepat untuk dibawa, atau mungkin tidak dapat
mengupayakan makanan yang tepat.
Salah satu contoh jika pasien tangannya digips, kehilangan salah satu
tangan atau kekuatan gerakan bisa dibantu dengan mempersiapkan makanan dan
mendekatkan tempat makanan kepada pasien agar mudah dijangkau. Misalnya
membuka kulit telur, mengoleskan roti, mengupas buah, dan sebagainya.
xvi
2.5. Menyiapkan Makanan dan Minuman Untuk Pasien
Persiapan Alat :
Piring, gelas, alas dan tutup gelas, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk
lauk dan baki.
Cara Kerja ;
1. Perawat cuci tangan.
2. Siapkan baki, piring, gelas dengan alas dan tutupnya, sendok, garpu,
pasien.
Sikap perawat :
Selalu bekerja dengan hati-hati dan rapi.
Persiapan alat :
Baki berisi makanan dan minuman
Cara kerja :
1. Cuci tangan
2. Bawa makanan dan minuman yang telah disiapkan kepada pasien.
Di meja pasien
1. Bentangkan serbet diatas meja
xvii
Pasien berbaring
1. Anjurkan pasien tidur miring
Sikap perawat :
1. Tidak tergesa-gesa.
indikasi.
4. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak
terlalu sedikit.
5. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
xviii
6. Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang
menarik perhatiannya.
7. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di
Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih
sadar.
Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA
mandibularis
xix
3. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada
badan
4. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk
mencicipi makanan terlebih dahulu.
8. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9. Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien,
dan dianjurkan dengan pemberian obat.
10. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
11. Bereskan alat dan cuci tangan.
xx
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami
gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau
berkolaborasi antara keduanya.
Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga
perlu memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien dengan
tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien
tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak
mandiriserta untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi
yang di lakukan.
Adapun cara-caranya yaitu :
a. Menyiapkan makanan dan minuman pasien.
b. Menghidangkan makanan dan minuman pasien.
c. Membantu pasien makan dan minum secara oral.
xxi
DAFTAR PUSTAKA
xxii