Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nutrisi merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Asupan
gizi yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Nutrisi
dan gizi akan terpenuhi dari makan yang mengandung zat gizi tinggi dengan standar yang
benar. Terdapat banyak masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan, pemenuhan
kebutuhan nutrisi dapat terhambat oleh beberapa faktor dan keadaan.
Keadaan sakit akan mempengaruhi asupan nutrisi seseorang. Dalam keadaan sakit,
tubuh speerti tidak ingin melakukan aktivitas apapun dan tubuh menjadi lemas. Keadaan
ini tentu mempengaruhi nafsu makan seseorang, padahal nutrisi ini sangat diperlukan
bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, perkembangan ataupun proses pemulihan.
Peran perawat dalam pemberian nutrisi gizi yaitu sebagia advokat, edukator,
kolabolator, koordimator dan pembaru. Keberhasilan pemberian nutrisi dapat dilihat dari
hasil data setelah dilakukan tindakan dalam upaya meningkatkan kualitas gizi
klien/pasien. Tahapan-tahapan dalam proses pemenuhan kebutuhan yang dilakukan
perawat dan berkolaborasi dengan ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya.
Setelah melihat betapa pentingnya peran perawat dalam pemenuhan nutrisi dalam
upaya meningkatkan kesehatan klien/pasien, kelompok kami tertarik untuk membahas
lebih dalam terkait peran perawat dalam pemenuhan nutrisi klien/pasien.
1.2. Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut.
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami peran perawat dalam pemenuhan nutrisi.
2. Diharapkan mahasiswa dapat mempraktikkan bagaimana peran perawat dalam
pemenuhan nutrisi.
1.3 Manfaat
Makalah ini memiliki manfaat yaitu sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa terkait peran pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
2. Memeberikan pemahaman kepada mhasiswa terkait gizi yang dibutuhkan
klien/paisen berkaitan dengan peran perawat dalam pemenuhan nutrisi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Nutrisi
Nutrisi adalah kandungan zat dalam makanan sehat yang berfungsi untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh secara optimal. Nutrisi sendiri
sering disebut oleh banyak orang dengan istilah gizi. Cara perolehan nutrisi yaitu melalui
pemecahan sari-sari makanan oleh sistem pencernaan. Nutrisi dapat diklasifikasikan ke
dalam dua golongan, yaitu mikronutrisi dan makronutrisi.
Nutrisi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Soejono, nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan , Nutrisi juga merupakan kebutuhan utama pasien
kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman,
fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
2. Menurut Rock Cl, nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan
untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh.
3. Menurut Supariasa nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupa.
2.2 Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada kondisi tertentu harus diperhatikan, karena kebutuhan
nutrisi tersebut mempengaruhi suatau keadaan. Contohnya pasien dengan penyakit
hipertensi akan berbeda kebutuhan nutrisi nya dengan kebutuhan nutrisi normal.
Kebutuhan nutrisi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin,
aktivitas, dll. Dalam pembahasan ini akan dibahas kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes
melitus, pasien hipertensi, ibu hamil, dan ibu menyusui.
2.2.1 Kebutuhan Nutrisi pada Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan kronik berupa gangguang metabolisme
karbohidrat karena defisiensi insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan. Diabetes disebabkan oleh makanan atau aktivitas namun, obesitas dan
perilaku makan yang berlebihan merupakan faktor pendukung.
Hal yang harus diperhatikan perawat pada saat pengkajian kepada pasien
adalah sebagai berikut.
1. Berat dan tinggi badan saat ini.
2. Keteraturan pola aktivitas fisik.
3. Pola konsumsi makanan sehari-hari seperti jumlah kalori, presentasi
karbohidrat, protein dan juga lemak.
4. Menu makanan pasien.
5. Pengontrolan glukosa darah dan glukosa urin.
Tujuan dilakukannya diet pada penyakit diabetes melitus ini untuk
menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, agar
penderita mencaap keadaan normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
seperti biasa.
Syarat diet pada penyakit diabetes melitus ini adalah sebagai berikut.
1. Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badam, aktivitas tubuh, suhu tubuh dan kelainan metabolik.
2. Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya; gula murni tidak diperbolehkan.
3. Makan cukup protein, mineral dan vitamin.
4. Pemebrian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan.
Ada 8 macam diet dan indikasi pemebrian yaitu sebagai berikut.

Macam Diet Kalori Protein Lemak Hidrat Arang


I 1100 50 30 160
II 1300 55 35 195
III 1500 60 40 225
IV 1700 65 45 260
V 1900 70 50 300
VI 2100 80 55 325
VII 2300 85 65 350
VIII 2500 90 65 390

Diet I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat


badan normal.

Diet VI s/d VIII : diberikan pada penderita kurus.

2.2.2 Kebutuhan Nutrisi pada Penyakit Hipertensi


Faktor yang mempengaruhi peningkatan risiko terkena hipertensi meliputi
faktor hereditas, jenis kelamin, umur, obesitas, masukan kalsium dan natrium.
Selain itu terdapat faktor lain yaitu konsumsi alkohol yang berlebihan, penggunaan
kontrasepsi oral dan pengaruh gaya hidup.
Pengkajian nutrisi pada pasien hipertensi atau risiko terkena meliputi
pengkajian berat badan dan masukan makanan terutama jumlah kalori, natrium
atau kalsium serta pengkajian terhadap pola aktivias fisik. Hal yang harus
diperhatikan perawat saat pengkajian kepada pasien hipertensi adalah sebagai
berikut.
1. Berat badan terkontrol
2. Mauskan natrium menurun.
3. Masukan bahan-bahan nutrisi esensial dalam makanan seimbang.
4. Meningkatkan aktivitas fisik secara teratur sesuai dengan kemampuan
pasien.
5. Mengevaluasi pengaruh obat-oabatn anti hipertensi dan terapi diuretik.
2.2.3 Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Kehamilan merupakan suatu hal yang dapat memeberi rasa bahagia. Calon
ibu harus sehat dan mempunyai gizi yang cukup sebelum hamil dan setelah hamil.
Jika ibu tidak mendapat asupan gizi yang baik pada saat masa kehamilan, maka
bayi yang akan lahir akan menderita kurang gizi. Biasanya ditandai dengan pada
saat sudah bulan nya untuk lahir, berat badan bayi tidak mencukupi berat badan
normal atau dibawah 2500 gr. Ibu yang menderita kekurangan gizi juga
menyebabkan prosuksi ASI berkurang. Terdapat masalah pada ibu hamil yaitu
sebagai berikut.
1. Kekurangan zat gizi
2. Ibu hamilharus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori setiap hari.
3. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan
paling sedikit 4 kali selama masa kehamilannya.
Zat gizi yang diperlkukan pada masa kehamilan yaitu sebagai berikut.
- Trimaster I fase embrionik : mikro = vit B6, C, B12, ADEK, kolin,
Cu, lodine, Mn, Zn, Ca, P, Mg. Makro = protein, omega-3/ asam lemak.
- Trimester II  gizi untuk tumbuh kembang fetus : khususnya otak (folat,
kolin, omega-3, lodine, asam lemak, vit D.
- Trimester III  gizi mikro lengkap dan gizi makro persiapan
pertambahan BB janin dan persiapan laktasi.

Setelah masa kehamilan dilanjutkan dengan masa menyusui. Pemberian ASI


merupakan makana utama bayi. Dengan ASI bayi akan sempurna tumbuh sebagai
manusia yang sehat, hal ini disebabkan karena ASI mengandung asam dokosa
heksaenoid (DHA). Selama menyusui, ibu memproduksi sekitar 800 cc air
tambahan 800 kkal yaitu 600 kkal untuk produksi ASI dan 200 kkal untuk aktivitas
ibu selama menyusui. Karena itu, kebutuhan kalori ibu menyusui 2200 kkal untuk
kebutuhan normal ditambah 800 kkal sehingga menjadi 3000 kkal perhari.

Tambahan nutrien lain dalam sehari bagi ibu yang menyusui adalah protein
sebanyak 50 gr, kalsium 0,5-1 gr, zat besi 20 mg, viamin C 100 mg, vitamin B1 1,3
mg, vitamin B2 1,3 mg, dan air 8 gelas perhari. Selaain itu, ibu menyusui
dianjurkan makan makanan yang mengandung asam lemak dan omega-3.
2.3 Hubungan Ahli Gizi dengan Perawat
Perawat dalam menjalankan tugasnya juga diharuskan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi, dan ahli farmasi. Kolegalitas menekankan
pada saling menghargai dan pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim
dari pada menyalahkan seseorang atau menghindari tanggung jawab. Supaya kolaborasi
dapat berjalan dengan baik dan pelayanan kesehatan masyarakat dapat meningkat perlu
adanya komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan, rasa saling percaya dengan tenaga
kesehatan lainnya, serta perlu adanya pemahaman akan peran dan fungsi dari kolaborasi
tersebut.
Hubungan kolega antara perawat dengan ahli gizi salah satunya adalah dengan
saling berdiskusi mengenai diet yang harus diberikan kepada pasien. Sebelum melakukan
diskusi dengan ahli gizi, sebaiknya perawat telah melaksanakan pengkajian terhadap
pasien. Tahapan yang dilakukan dalam pengkajian yatiu sebagai berikut.
1. Melakukan pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat
badan, lingkar lengan atas (LILA), dan lipatan trisep.
2. Selanjutnya, perawat mengkaji status nutrisi pasien dengan pemeriksaan
laboratorium meliputi jumlah hemoglobin dan hematokrit.
3. Kemudian, perawat mengkaji gejala klinis dan riwayat nutrisi/diet pasien.

Pengkajian juga dapat dilakukan dengan skrining menggunakan Malnutrition


Universal Screening Tools (MUST), NRS 2002 (Nutrition Risk Screening), Mini
Nutritional Asessment (MNA), Short Nutritional Asessment Quisioner (SNAQ), dll.
Skrining gizi merupakan proses yang sederhana dan cepat dengan tujuan
mengidentifikasi pasien yang berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi
khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan metabolik,
hemodialisa anak, geriatrik, sakit kritis, dll. Sebagian besar alat skrining terdiri dari tiga
pertanyaan dasar, yaitu adanya penurunan berat badan pasien dalam 3 bulan terakhir,
berkurangnya asupan makan pasien dalam seminggu terakhir, serta keparahan penyakit
pasien.
Alur asuhan gizi

1. Konseling gizi dietisien


2. Skrining gizi oleh perawat
3. Pengkajian awal gizi oleh dietisien
4. Reasermen gizi
5. Konseling gizi (sebelum pasien pulang )
6. Konseling gizi ulang (rawat jalan)

Hubungan perawat dengan ahli gizi salah salah satunya ada di tahap kedua yaitu
skrining gizi yang dilakukan oleh perawat sebagai tahap intervensi awal pasien atau klien
Skrining gizi merupakan proses yang keberhasilannya. Tiga langkah kegiatan monitoring
dan cepat, sederhana, efisien, mampu dilakukan, murah, tidak evaluasi gizi adalah
monitor perkembangan, mengukur beresiko kepada individu yang diskrining, valid dan
hasil dan langkah terakhir evaluasi hasil. Hasil asuhan gizi reliabel serta dapat
dilaksanakan petugas kesehatan rawat inap ditulis pada formulir asuhan gizi di dokumen
ruangan dan penetapan diit oleh dokter .

Alat skrining di medik atau formulir kolaborasi dengan format ADIME rumah sakit
antara lain. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko
malnutrisi, tidak dengan kelebihan dapat mengidentifikasi pasien yang beresiko
malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus sudah mengalami malnutrisi atau
beresiko malnutrisi pada yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan metabolik, saat
masuk rumah sakit. Skrining gizi memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu
tinggi badan, berat badan, adanya alergi makanan tertentu, diet, adanya
kecenderungan pasien untuk mual atau muntah, dan kemampuan pasien dalam menelan
dan mengunyah.

2.4 Peran Perawat dalam Pemenuhan Nutrisi

Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
profesi keperawatan yang bersifat konstan.
1. Peran advokat
Berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak
untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah perawat harus memperhatikan
pola makan pada pasien diabetes melitus agar kadar gula (glukosa) tidak meningkat.
2. Peran edukator
peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Contohnya perawat memberikan pendidikan tentang gizi yang baik untuk penderita
diabetes militus kepada pasien diabetes dan keluarganya. Ex : mengurangi konsumsi
gula
3. Peran kolabolator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
Contohnya perawat bekerja sama dengan ahli gizi untuk pemenuhan gizi pasien agar
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Peran kordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Contohnya perawat dapat bertukar pendapat dengan ahli gizi bagaimana cara mengatur
gizi yang baik.
5. Peran pembaru
Perawat dapat berperan sebagai inavator terhadap individu keluarga dan masyarakat
dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
Contohnya perawat dapat melakukan perubahan kepada pasien untuk menjalani pola
hidup yang lebih baik lagi misalnya dari memakan makanan yang bergizi, olahraga
yang cukup, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Nutrisi merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Asupan
gizi yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Nutrisi
dan gizi akan terpenuhi dari makanan yang mengandung zat gizi tinggi dengan standar
yang benar. Terdapat banyak masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan, pemenuhan
kebutuhan nutrisi dapat terhambat oleh beberapa faktor dan keadaan.
Peran perawat sangat penting karena berpengaruh terhadap pencapaian gizi
klien/pasien dimana perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan
klien/pasien. Sehingga, peran perawat lebih besar dalam mewujudkan kesehatan
klien/pasien. Disamping itu, perawat juga dapat menciptakan kolaborasi dengan ahli gizi
demi terpenuhinya nutrisi klien/pasien yang optimal. Peran perawat dalam pemenuhan
nutrisi yaitu peran sebagai advokat, peran sebagai edukator, peran sebagai kolabolator,
sebagai koordinator dan sebagai pembaru.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan
mahasiswa dapat memperhatikan setiap peran yang terkait pemenuhan nutrisi gizi agar
tidak terjadi kesalahan dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA

Scoot, Avrie. 2015. Pengertian Nutrisi Menurut Para Ahli. 6 Januari 2015. Diakses dari
http://alviescoot.blogspot.com/2015/01/pengertian-nutrisi-menurut-beberapa-ahli.html.
Pada tanggal 13/03/2019 pukul 15.45 WIB.

Mik, Hantiantoro. 2015. Perawat dan Profesi Lain. 24 Juni 2015. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/hantiantoromik/5517d7e2813311cc669deb9c/perawat-
dan-profesi-lain?page=all. Pada tanggal 13/03/2019 pukul 23.46 WIB.

Nurse2D. 2016. Peran Perawat dalam Pemberian Gizi dan Diit. 20 September 2016. Diakses
dari https://nurse2d.wordpress.com/2016/09/20/peran-perawat-dalam-pemberian-gizi-
dan-diit/. Pada tanggal 13/03/2019 pukul 14.32 WIB.

Anda mungkin juga menyukai