2. Anatomi Fisiologi
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan
sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit
yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah dan darah. Anatomo dan fisiologi
sistem sirkulasi tersenut, yaitu:
a. Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot
serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri
antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdapat tiga macam, yaitu:
1) Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastik dan terdiri dari 3 lapisan. Arteri yang
paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-
kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut
arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri
mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika
intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah
yang disebut vasa vasorum.
2) Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk
susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan
pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang
gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler.
3) Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan tulang
rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan.
Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah
merembes ke cairan jaringan antar sel.
4) Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut
plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya
tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya.
Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya
oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas. Zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira dari berat badan atau kira-kira 4
sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah:
a) Sebagai alat pengangkut
b) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibodi/zat-zat antiracun.
c) Mengatur panas keseluruh tubuh. Adapun proses pembentukan sel darah
terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang, hepar, dan limpa
3. Etiologi
Penyakit-penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah adalah
virus dengue, virus ini termasuk dalam genus Flavivirus, family flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang ditularkan melalui vector
nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain
sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi
oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia.
4. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi,
dalam sirkulasi akan mengaktifkan sistem komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, 2 peptide yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningginya premeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel di dinding tersebut.
Kemudian terjadi trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunya
faktor koagulasi (prottombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya pendarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada
DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya premeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diatesis hemorgaik. Renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melaui endotel
dinding pembuluh darah.Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik.
Apabila tidak diatasi bias terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien
yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015). Diagnosis keperawatan yang mungkin
ada pada pasien DHF menurut SDKI adalah sebagai berikut.
a. Hipertermia
b. Hypovolemia
c. Defisit nutrisi
d. Intoleransi aktivitas
e. Risiko ketidakseimbangan cairan
f. Risiko perdarahan
3. Perencanaan
Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya membuat perencanaan tindakan.
4. Implementasi
Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Tindakan keperawatan ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tindakan Keperawatan Mandiri
Tindakan yang dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan keperawatan
mandiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang,
mengompres hangat saat klien demam.
b. Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawat bekerja dengan
anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang
bertahan untuk mengatasi masalah klien.
5. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat
mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan
dalam diagnosa keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan DHF sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang
terjadi pada pasien. Adapaun sasaran evaluasi pada pasien demam berdarah dengue
sebagai berikut:
a. Suhu tubuh pasien normal (360C - 370C), pasien bebas dari demam
b. Pasien akan mengungkapkan rasa neyri berkurang
c. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
d. Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi
e. Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi
f. Pasien akakn mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hipovolemik dengan
tanda vital dalam batas normal
g. Infeksi tidak terjadi
h. Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut
A. NARASI KASUS
Seorang remaja bernama Nn. J usia 21 thn masuk ke IGD dengan keluhan demam sudah 5
hari SMRS, demam naik turun, mual +, muntah + 1 kali, BAB cair + Ampas +, bintik di
badan +, pusing. Riwayat penyakit sebelumnya – riwayat alergi – Keadaan umum sedang,
GCS 15 composmentis, TB 160cm, BB 55kg, TD 91/57 mmHg, pernapasan 24x/mnt, nadi
130x/mnt, suhu 38°C, akral hangat, CRT<2 detik, abdomen supel. Hasil laboratorium Hb 15
g/dL, Ht 41%, Trombosit 50 ribu/µL, leukosit 1,74 10ˆ3/µL. Therapy IVFD Asering/6jam,
cek H2TL/pagi, PCT 3x500mg PO, OMZ 1x40mg IV, ondancentron 3x4mg IV
B. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Nn. J
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Belum bekerja
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Muara Dalam No.5
Tanggal Masuk : 11 November 2022
Tanggal Pengkajian : 11 November 2022
Diagnosa Medis : DHF grade II
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh demam sudah 5 hari SMRS, mual dan muntah, klien minum obat
penurun panas namun tidak ada perbaikan, BAB cair dan ampas, keluar bintik
merah pada badan.
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh sudah demam sudah 5 hari SMRS, mual dan muntah,
klien minum obat penurun panas namun tidak ada perbaikan, BAB cair dan
ampas, keluar bintik merah pada badan.
2) Riwayat penyakit sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
Kriteria Hasil:
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat
62-90 : ketergantungan moderat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
e. Pemeriksaan Fisik
1. Respiratori
Sumbatan jalan napas : tidak
Frekuensi napas : 24x/mnt
Irama : teratur
Sputum : tidak ada
Batuk : tidak
Suara tambahan : tidak ada
2. Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Tekanan darah : 91/57 mmHg
Frekuensi nadi : 130x/mnt
Irama nadi : tratur
Denyut nadi : kuat
Suhu : 38°C
SpO2 : 99%
Akral : hangat
Capillary refill : <3detik
b. Sirkulasi jantung
Nyeri dada : tidak
3. Tingkat kesadaran : composmentis
a. Disability
Tanda-tanda trauma : tidak ada
b. Skala koma Glasgow : 15
E: 4 M: 6 V: 5
c. Sensori : tidak ada kelainan
d. Penglihatan dan konjungtiva : tidak pucat, anikterik, pupil isokor, reflek
cahaya positif
e. Pendengaran : tidak ada kelainan
4. Risiko nutrisi
BB: 55kg TB: 160cm
1. Apakah berat badan pasien mengalami penurunan dalam 6
bulan terakhir?
a. Tidak 0
b. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi lebih longgar) 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
3
>11 kg
2. Apakah asupan makanan berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan? 0
Tidak 1
Ya
Total Score 0
Bila skor >3, maka dilakukan assessment lanjut oleh dietisien/ahli gizi
5. Skrining nyeri
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah saat ini anda merasa sakit? √
2. Apakah tidur anda terganggu karena sakit? √
3. Apakah rasa sait mengalangi aktivitas? √
4. Apakah rasa sakit dialami setiap hari? √
6. Kulit
Warna kulit : normal
Turgor kulit : elastis
Integritas : tidak ada kelainan
Luka : tidak ada
7. Eliminasi
Buang Air Besar : tidak ada kelainan
Buang Air Kecil : tidak ada kelainan
f. Data Penunjang
Tgl Hb Ht Leukosit Trombosit
11/11/22 15 g/dL 41% 1,74 10ˆ3/µL 50 ribu/µL
12/11/22 13,6 g/dL 39% 1,50 10ˆ3/µL 32 ribu/µL
13/11/22 13,6 g/dL 39% 1,68 10ˆ3/µL 26 ribu/µL
13/11/22 13,7 g/dL 40% 2,36 10ˆ3/µL 23 ribu/µL
14/11/22 12,9 g/dL 38% 2,99 10ˆ3/µL 39 ribu/µL
14/11/22 12,9 g/dL 37% 3,7110ˆ3/µL 63 ribu/µL
15/11/22 12,4 g/dL 36% 3,41 10ˆ3/µL 103 ribu/µL
16/11/22 12 g/dL 35% 4,65 10ˆ3/µL 183 ribu/µL
SGOT : 63 U/L
SGPT : 34 U/L
Ureum : 22 mg/dL
Kreatinin : 1,07 mg/dL
eGFR : 68,8 mL/min/1,73 mˆ2
GDS : 142
Natrium : 131 mmol/L
Kalium : 3,7 mmol/L
Klorida : 96 mmol/L
g. Terapi medis
IVFD asering/6jam
Cek H2TL/pagi
D. PERENCANAAN
Diagnosis Luaran dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan Hasil (SLKI)
(SDKI)
Hipertermia Termoregulasi Manajemen Hipertermia I.15506
D. 0130 L.14134 Observasi:
Setelah dilakukan Identifikasi penyebab hipertermi
tindakan keperawatan Monitor suhu tubuh
selama 3x24jam Monitor kadar elektrolit
diharapkan hipertermia Monitor haluaran urine
teratasi dengan kriteria Monitor komplikasi akibat
hasil: hipertermia
Menggigil, kulit Terapeutik
merah, kejang, Sediakan lingkungan yang dingin
akrosianosis, Longgarkan atau lepaskan
konsumsi oksigen, pakaian
piloereksi,
Basahi dan kipasi permukaan
vasokontriksi perifer,
tubuh
kutis memorata,
Berikan cairan oral
pucat, takikardi,
takipnea, bradikardi, Ganti linen setiap hari atau lebih
dasar kuku sianolik, sering jika mengalami
dan hipoksia hyperhidrosis (keringetan
menurun dengan skor berlebih)
5. Lakukan pendinginan eksternal
Suhu tubuh, suhu Hindari pemberian antipiretik atau
kulit, kadar glukosa aspirin
darah, pengisian Berikan oksigen, jika perlu
kapiler, ventilasi, dan Edukasi
tekanan darah Anjurkan tirah baring
membaik dengan Kolaborasi
skor 5. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu.
Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen cairan I.03098
ketidakseimbangan L.05020 Observasi
cairan D.0036 Setelah dilakukan Monitor sttus hidrasi
tindakan keperawatan Monitor berat badan harian
selama 3x24jam Monitor berat badan sebelum dan
diharapkan sesudah dianalisis
ketidakseimbangan Monitor hasil pemeriksaan
cairan tidak terjadi laboratorium
dengan kriteria hasil: Monitor status hemodinamik
Asupan cairan, Terapeutik
keluaran urin, Catat intake-output dan hitung
kelembaban balance cairan 24 jam
membrane mukosa, Berikan asupan cairan, sesuai
dan asupan cairan kebutuhan
meningkat dengan Berikan cairan intravena, jika
skor 5. perlu
Edema, dehidrasi, Kolaborasi
asites, dan konfusi Kolaborasi pemberian diuretic,
menurun dengan skor jika perlu
5.
Tekanan darah,
denyut nadi radial,
tekanan arteri rata-
rata, membrane
mukosa, mata
cekung, turgor kulit
dan berat badan
membaik dengan
skor 5.
Risiko perdarahan Tingkat perdarahan Pencegahan perdarahan I.02067
D.0012 L.02017 Observasi
Setelah dilakukan Monitor tanda dan gejala
tindakan keperawatans perdarahan
eama 3x24jam Monitor nilai
diharapkan perdaahan hematocrit/hemoglobin sebelum
tidak terjadi dengan dan susudah kehilangan darah
kritria hasil: Monitor tanda-tanda vital
Kelembaban membrane ortostatik
mukosa, kelembaban Monitor koagulasi
kulit, dan kognitif Terapeutik
meningkat dengan skor Pertahankan bedrest selama
5. perdarahan
Batasi tindakan invasive, jika
Hemoptysis,
pelru
hematemesis,
Gunakan kasur pencegah
hematuria, pemerahan
decubitus
usus, distensi abdomen,
perdarahan vagina, dan Hindari pengukuran suhu rektal
perdarahan pasca Edukasi
operasi menurun Jelaskan tanda dan gejala
dengan skor 5. perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus
Hemoglobin, kaki saat ambulasi
hematookrit, tekanan Anjurkan meningkatkan asupan
darah, denyut nadi cairan untuk menghindari
apical, dan suhu tubuh konstipasi
membaik dengan skor Anjurkan menghindari aspirin
5. atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian penulak
tinja, jika perlu
E. IMPLEMENTASI
Tanggal dan Jam Tindakan Diagnosis Paraf
Jumat, 11/11/2022
14.00 Aplusan
15.00 Menyiapkan therapy
16.00 Memonitor TTV Hipertermia
RS: os mengeluh masih mual D. 0130
Risiko perdarahan
dan demam, badan terasa tidak
D.0012
enak dan lemas, keluar bintik
merah di permukaan kulit
RO: TD: 98/67 N: 98 S: 37,7
rr: 20 SpO2: 99%, hb: 15 g/dL
ht: 41% leukosit: 1,74 10ˆ3/µL
trombosit: 50 ribu/µL, dahi
teraba panas, bintik merah
17.00 terlihat di tangan dan kaki.
Memberikan therapy IV
ondancentron 4mg
18.00 RO: therapy diberikan, alergi -
Memberikan therapy oral
paracetamol 500mg
19.00 RO: therapy diberikan Risiko
Memonitor cairan infus dan ketidakseimbangan
intake cairan D.0036
RO: tetesan infus lancar,
IVFD asering/6jam, minum
hanya 200cc sejak pagi
Menghitung balance cairan
RO: minum: 200cc infus:
500cc urine: 600cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
700cc-806,25cc
-106,25cc
Sabtu, 12/11/2022
14.00 Aplusan
15.00 Menyiapkan therapy
16.00 Memonitor TTV Risiko perdarahan
RS: os mengatakan demam D.0012
sudah tidak ada, bintik merah
di permukaan kulit makin
banyak, mual berkurang. Os
mengatakan sedang haid hari
ke-1, sejak pagi-siang sudah
ganti 2 kali pembalut,
pembalut full darah. os
mengatakan badan masih
terasa lemas, duduk tidak kuat
lama.
RO: TD: 110/72 N: 85 S: 36,6
rr: 20 SpO2: 98%, bintik
merah terlihat menyebar ke
seleruh badan, hb: 13,6 g/dL
17.00 ht: 39% leukosit: 1,50 10ˆ3/µL
trombosit: 32 ribu/µL
Memberikan therapy IV
18.00
ondancentron 4mg dan Adona
½ ampul dalam asering/6jam
RO: therapy diberikan, alergi
19.00 – Risiko
Memberikan therapy oral ketidakseimbangan
paracetamol 500mg cairan D.0036
RO: therapy diberikan
Memonitor cairan infus
RO: tetesan infus lancar,
IVFD asering+adona ½
ampul/6jam
Menghitung balance cairan
RO: minum: 400cc infus:
500cc urine: 1000cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
900cc-1006,25cc
-106,25cc
Minggu,
13/11/2022 Aplusan
14.00 Menyiapkan therapy
15.00 Memonitor TTV
16.00 RS: os mengatakan demam
sudah tidak ada, haid hari ke-2
darah masih banyak
RO: TD: 93/63 N: 100 S: 36,5
rr: 20 SpO2: 98%, bintik
merah di wajah, tangan dan
kaki masih terlihat
Memngambil sampel darah
H2TL Risiko perdarahan
17.00 Memberikan therapy IV D.0012
ondacentron 4mg
RO: sampel darah diambil,
therapy diberikan, alergi –
Hb: 13,7 g/dL Ht: 40%
leukosit: 2,36 10ˆ3/µL
trombosit: 23 ribu/µL
18.00 Memberikan therapy oral
paracetamol 500mg Risiko
RO: therapy diberikan, alergi ketidakseimbangan
19.00 – cairan D.0036
Menghitung balance cairan
RO: asering+adona ½
ampul/6jam, minum: 300cc
infus: 500cc urine: 700cc
IWL: 15x55x6/24:
206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
800cc-906,25cc
-106,25cc
F. EVALUASI
Hari/tanggal Disgnosis Perkembangan Paraf
Jumat, Hipertermia S: os mengeluh demam, badan terasa
11/11/2022 D. 0130 tidak enak
O: dahi teraba panas, TD: 98/67 N:
98 S: 37,7 rr: 20 SpO2: 99%
A: hipertermia belum teratasi
P: - observasi ku dan TTV
- manajemen hipertermia
Risiko
ketidakseimbangan S: os mengeluh badan teras lemas
cairan D.0036 O: TD: 98/67 N: 98 S: 37,7 rr: 20
SpO2: 99%, IVFD asering+adona ½
ampul/6jam, minum: 200cc infus:
500cc urine: 600cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
700cc-806,25cc
-106,25cc
A: risiko ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P: - monitor intake-output cairan
- manajemen cairan
Risiko perdarahan
D.0012 S: os mengatakan keluar bintik merah
di permukaan kulit.
O: bintik merah terlihat di sekitar
tangan dan kaki, TD: 98/67 N: 98 S:
37,7 rr: 20 SpO2: 99%, hb: 15 g/d ht:
41% leukosit: 1,74 10ˆ3/µL
trombosit: 50 ribu/µL
A: risiko perdarahan belum teratasi
P: - observasi tanda perdarahan
- pencegahan perdarahan
Sabtu, Hipertermia S: os mengatakan demam sudah tidak
12/11//2022 D. 0130 ada, mual berkurang
O: TD: 110/72 N: 85 S: 36,6 rr: 20
SpO2: 98%, dahi teraba hangat
A: hipertermi teratasi
P: - observasi TTV
- pertahankan suhu tubuh
Risiko
ketidakseimbangan S: os masih megeluh lemas, duduk
cairan D.0036 tidak kuat lama
O: IVFD asering+adona ½
ampul/6jam
Menghitung balance cairan
RO: minum: 400cc infus: 500cc
urine: 1000cc IWL: 15x55x6/24:
206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
900cc-1006,25cc
-106,25cc
A: risiko ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P: - moitor intake-output cairan
- manajemen cairan
Risiko perdarahan
D.0012 S: bintik merah di permukaan kulit
makin banyak, os mengatakan sedang
haid hari ke-1, sejak pagi-siang sudah
ganti 2 kali pembalut, pembalut full
darah.
O: bintik merah terlihat menyebar ke
seleruh badan, IVFD adona ½ ampul
dalam asering/6jam, TD: 110/72 N:
85 S: 36,6 rr: 20 SpO2: 98%, ganti
pembalut pagi-siang 2 kali full, hb:
13,6 g/dL ht: 39% leukosit: 1,50
10ˆ3/µL trombosit: 32 ribu/µL
A: risiko perdarahan belum teratasi
P: - observasi darah haid
- pencegahan perdarahan
Minggu, Risiko S: os mengatakan demam sudah tidak
13/11/2022 ketidakseimbangan ada, lemas sudah berkurang
cairan D.0036 O: TD: 93/63 N: 100 S: 36,5 rr: 20
SpO2: 98%, IVFD adona ½ ampul
dalam asering/6jam, os terlihat lebih
bertenaga, minum: 300cc infus:
500cc urine: 700cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
800cc-906,25cc
-106,25cc
A: risiko ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P: - monitor intake-output cairan
- manajemen cairan
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Rohmad Adi. 2014. “Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Sdr. F Dengan
Dengue Haemorrahgic Fever (DHF) Di Bangsal Multazam Rs Pku Muhammadiyah
Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suriadi dan Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Soedarmo, Sumarmo Sunaryo Poorwo. 1988. Demam Berdarah (dengue) pada Anak. Jakarta:
Universitas Indonesia
Tim Adaptasi Indonesia, 2009. Pelayaan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta: WHO
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
WHO. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta:
EGC.