Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGUE

HEMORAGIC FEVER (DHF)


A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Demam berdarah dengue adalah suatau penyakit yang disebabkan olehvirus dengue
(arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suriadi &
Yuliana, 2006)
DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
(Hendarwanto, 2004)
Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa DHF merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigita nyamuk Aedes
Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah usia 15 tahun dan juga orang dewasa serta
dapat menimbulkan kematian.
Klasifikasi derajad DHF menurut (WHO), yaitu:
Derajad 1 Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adalah tes toniquet positif
Derajad 2 Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan
lain
Derajad 3 Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan darah rendah, kulit dingin, lembab, dan gelisah
Derajad 4 Syok berat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi

2. Anatomi Fisiologi
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan
sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit
yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah dan darah. Anatomo dan fisiologi
sistem sirkulasi tersenut, yaitu:
a. Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot
serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri
antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdapat tiga macam, yaitu:
1) Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastik dan terdiri dari 3 lapisan. Arteri yang
paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-
kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut
arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri
mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika
intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah
yang disebut vasa vasorum.
2) Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk
susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan
pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang
gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler.
3) Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan tulang
rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan.
Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah
merembes ke cairan jaringan antar sel.
4) Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut
plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya
tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya.
Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya
oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas. Zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira dari berat badan atau kira-kira 4
sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah:
a) Sebagai alat pengangkut
b) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibodi/zat-zat antiracun.
c) Mengatur panas keseluruh tubuh. Adapun proses pembentukan sel darah
terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang, hepar, dan limpa

3. Etiologi
Penyakit-penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah adalah
virus dengue, virus ini termasuk dalam genus Flavivirus, family flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang ditularkan melalui vector
nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain
sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi
oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia.

4. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi,
dalam sirkulasi akan mengaktifkan sistem komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, 2 peptide yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningginya premeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel di dinding tersebut.
Kemudian terjadi trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunya
faktor koagulasi (prottombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya pendarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada
DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya premeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diatesis hemorgaik. Renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melaui endotel
dinding pembuluh darah.Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik.
Apabila tidak diatasi bias terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

5. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala penyakit DHF antara lain:
a) Demam tinggi selama 5-7 hari
b) Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptekie; ekhimosis; hematoma
c) Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri
d) Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
e) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati
f) Sakit kepala
g) Pembengkakan disekitar mata
h) Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c. Hb and PCV meningkat (20%)
d. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
e. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
f. Hipoproteinemia (protein darah rendah)
g. Hiponatremia (NA rendah)
h. Serologi (uji H) : respon antibody sekunder
i. Rontgen thoraks : effuse pleura
7. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak 1,5 liter/24 jam dapat berupa air teh, gula, atau susu
d. Antikonvulsan jika terdapat kejang
e. Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum
dan nilai hematokrit cenderung meningkat
f. Antipiretik jika terdapat demam
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda pendarahan lanjut
i. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari

B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien DHF


1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan data secara
sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga
mendokumentasikan dalam format yang dapat dibuka kembali. (Hasyim M, 2014)
Pengkajian pada klien pada pasien DHF, yaitu :
a. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, tanggal lahir, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang
tua.
b. Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit
adalah panas tinggi, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, epistaksis,
nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan
anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian,
nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kult , gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga
yangmenderita penyakit ini dalam satu rumah.
f. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya koplikasi dapat dihindarkan.
g. Pola Kebiasaan ( Activity Daily Life/ ADL)
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan nafsu makan berkurang dan
menurun, 
2) Eliminasi: kadang-kadang mengalami diare atau konstipasi. Sementara DHF pada
grade IV sering terjadi hematuria.
3) Tidur dan Istirahat: pasien sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit
atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya berkurang.
4) Kebersihan (Personal Hygiene): upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri
dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang
nyamuk Aedes Aedypty.
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menajga
kesehatan.
g. Pemeriksaan Fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut:
1) Grade I: kesadaran composmetis , keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan
andi elmah.
2) Grade II: kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan
ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur
3) Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
4) Grade IV: kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin. berkeringat dan kulit
tampak biru.
I. Status Present :
a) Penampilan atau kesan keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran :
Compos mentis
b) Pemeriksaan tanda - tanda vital ( TD, S, N, Rr )
II. Pengkajian Persistem
a) Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi,
krakles.
b) Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
grade IV dapat trjadi DSS
c) Sistem Kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
d) Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
e) Sistem Perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f) Sistem Integumen
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
III. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a) HB dan PVC meningkat (≥20%)
b) Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)
c) Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis)
d) Ig. D dengue positif
e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia
f) Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
g) Asidosis metabolic : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
h) SGOT /SGPT mungkin meningkat

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien
yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015). Diagnosis keperawatan yang mungkin
ada pada pasien DHF menurut SDKI adalah sebagai berikut.
a. Hipertermia
b. Hypovolemia
c. Defisit nutrisi
d. Intoleransi aktivitas
e. Risiko ketidakseimbangan cairan
f. Risiko perdarahan
3. Perencanaan
Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya membuat perencanaan tindakan.

Diagnosis Luaran dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Hipertermia Termoregulasi L.14134 Manajemen Hipertermia
D. 0130 Setelah dilakukan tindakan I.15506
keperawatan selama 3x24jam Observasi:
diharapkan hipertermia  Identifikasi penyebab
teratasi dengan kriteria hasil: hipertermi
 Menggigil menurun  Monitor suhu tubuh
dengan skor 5  Monitor kaar elektrolit
 Kulit merah menurun  Monitor haluaran urine
dengan skor 5  Monitor komplikasi akibat
 Kejang menurun dengan hipertermia
skor 5 Terapeutik
 Akrosianosis menurun  Sediakan lingkungan yang
dengan skor 5 dingin
 Konsumsi oksigen  Longgarkan atau lepaskan
menurun dengan skor 5 pakaian
 Piloereksi menurun dengan  Basahi dan kipasi permukaan
skor 5 tubuh
 Vasokontriksi perifer  Berikan cairan oral
menurun dengan skor 5  Ganti linen setiap hari atau
 Kutis memorata menurun lebih sering jika mengalami
dengan skor 5 hyperhidrosis (keringetan
 Pucat menurun dengan berlebih)
skor 5  Lakukan pendinginan
 Takikardi menurun dengan eksternal
skor 5  Hindari pemberian
 Takipnea menurun dengan antipiretik atau aspirin
skor 5  Berikan oksigen, jika perlu
 Bradikardi menurun Edukasi
dengan skor 5  Anjurkan tirah baring
 Dasar kuku sianolik, Kolaborasi
menurun dengan skor 5  Kolaborasi pemberian cairan
 Hipoksia menurun dengan dan elektrolit intravena, jika
skor 5 perlu.
 Suhu tubuh membaik
dengan skor 5
 Suhu kulit membaik
dengan skor 5
 Kadar glukosa darah
membaik dengan skor 5
 Pengisian kapiler membaik
dengan skor 5
 Ventilasi membaik dengan
skor 5
 Tekanan darah membaik
dengan skor 5
Hipovolemia Status Cairan L.03028 Manajemen Hipovolemian
D. 0003 Setelah dilakukan tindakan I.03116
keperawatan selama 3x24jam Observasi
diharapkan hypovolemia  Periksa tanda dan gejala
teratasi dengan kriteria hasil: hypovolemia
Kekuatan nadi, turgor kulit,  Monitor intake dan output
output urine, dan pengisian cairan
vena meningkat dengan skor Terapeutik
5.  Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi modified
Ortopnea, dyspnea, trendelenburg
paroxysmal nocturnal  Berikan asupan cairan oral
dyspnea (PND), edema Edukasi
anaraksa, edema perifer,
 Anjurkan memperbaanyak
distensi vena jugularis, suara
asupan cairan oral
napas tambahan, kongesti
 Anjurkan menghindari
paru, perasaan lemah, keluhan
perubahan posisi mendadak
haus, konsentrasi urine
Kolaborasi
menurun dengan skor 5.
Frekuensi nadi, tekanan  Kolaorasi pemberian cairan
darah, tekanan nadi, IV isotonnis (mis. NaCl, RL)
membrane mukosa, jugular  Kolaborasi pemberiaan
venous pressure (JVP), kadar cairan IV hipotonis (mis.
hb, kadar ht, central venous Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
pressure, refuks  Kolaborasi pemberian cairan
hepatojugular, berat badan, koloid (mis. Albumin,
hepatomegaly, oliguria, plasmanate)
intake cairan, status mental,  Kolaborasi pemberian
dan suhu tubuh membaik produk darah
dengan skor 5.
Defisit nutrisi Status Nutrisi L.03030 Manajemen Nutrisi I.03119
D.0019 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24jam  Identifikasi status nutrisi
diharapkan defisit nutrisi  Identifikasi alergi dan
teratasi dengan kriteria hasil: intoleransi makanan
 Porsi makanan yang  Identifikasi makanan yang
dihabiskan meningkat disukai
dengan kor 5  Identifikasi kebutuhan kalori
 Kekuatan otot mengunyah dan jenis nutrient
meningkat dengan kor 5  Identifkasi perlunya
 Kekuatan otot menelan penggunaan selang
meningkat dengan kor 5 nasogastric
 Serum albumin meningkat  Monitor asupan makanan
dengan kor 5  Monitor berat badan
 Verbalisasi keinginan  Monitor hasil pemeriksaan
untuk meningkatkan laboratorium
nutrisi meningkat dengan Terapeutik
kor 5  Lakukan oral hygiene
 Pengetahuan tentang sebelum makan, jika perlu
pilihan makanan yang  Fasilitasi menentukan
sehat meningkat dengan pedoman diet
kor 5  Sajikan makanan secara
 Pengetahuan tentang menarik dan suhu yang
pilihan minuman yang sesuai
sehat meningkat dengan  Berikan makanan tinggi serat
kor 5 untuk mencegah konstipasi
 Pengetahuan tentang  Berikan mkanan tinggi kalori
standar supan nutrisi yang dan tinggi protein
tepat meningkat dengan  Berikan suplemen makanan,
kor 5 jika perlu
 Penyiapan dan  Hentikan pemberian
penyimpanan makanan makanan melalui selang
yang aman meningkat nasogastric jika asupan oral
dengan kor 5 dapat ditoleransi
 Sikap terhadap Edukasi
makanan/minuman sesuai  Anjurkan posisi duduk, jika
tujuan kesehatan perlu
meningkat dengan kor 5
 Ajarkan diet yang
 Perasaan cepat kenyang diprogramkan
menurun dengans kor 5 Kolaborasi
 Nyeri abdomen menurun  Kolaborasi pemberian
dengans kor 5 medikasi sebelum makan,
 Sariawan menurun jika perlu
dengans kor 5  Kolaborasi dengan ahali gizi
 Rambut rontok menurun untuk menentukan jumlah
dengans kor 5 kalori dan jenis nutrient yang
 Diare menurun dengans dibutuhkan, jika perlu
kor 5
 Berat badan membaik
dengan skor 5
 Indeks massa tubuh (IMT)
membaik dengan skor 5
 Frekuensi makan membaik
dengan skor 5
 Nafsu makan membaik
dengan skor 5
 Bising usus membaik
dengan skor 5
 Tabel lipatan kulit trisep
membaik dengan skor 5
 Membrane mukosa
membaik dengan skor 5
Intoleransi Toleransi aktivitas L.05047 Manaejemen Energi I.05178
aktivitas D. 0056 Setelah dilakuakn tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24jam  Identifikasi gangguan fungsi
diharapkan intoleransi tubuh yang mengakibatkan
aktivitas teratasi dengan kelelahan
kriteria hasil:  Monitor kelelahan fisik dan
Frekuensi nadi, kemudahan emosional
dalaam melakukan aktivitas  Monitor pola dan jam tidur
sehari-hari, kecepatan  Monitor lokasi dan
berjalan, jarak berjalan, ketidaknyamanan selama
kekuatan tubuh bagian atas, melakukan aktivitas
kekuatan tubuh bagian Terapeutik
bawah, dan toleransi dalam  Sediakan lingkungan nyaman
menaiki tangga meningkat dan rendah stimulus
dengan skor 5.  Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
Keluhan lelah, dyspnea saat
 Berikan aktivitas distraksi
aktivitas, dyspnea setelah
yang menenangkan
aktivitas, perasaan lemah,
aritmia saat aktivitas, aritmia  Fasilitasi duduk di sisi
setelah aktivitas, dan sianosis tempat tidur, jika tidak dapat
menurun dengan skor 5. berpindah atau berjalan
Edukasi
Warna kulit, tekanan darah,  Anjuran tirah baring
frekuensi napas, EKG  Anjurkan melakukan
iskemia membaik dengan aktivitas secara bertahap
skor 5.  Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen cairan I.03098
ketidakseimbangan L.05020 Observasi
cairan D.0036 Setelah dilakukan tindakan  Monitor sttus hidrasi
keperawatan selama 3x24jam  Monitor berat badan harian
diharapkan  Monitor berat badan sebelum
ketidakseimbangan cairan dan sesudah dianalisis
tidak terjadi dengan kriteria  Monitor hasil pemeriksaan
hasil: laboratorium
Asupan cairan, keluaran urin,  Monitor status hemodinamik
kelembaban membrane Terapeutik
mukosa, dan asupan cairan  Catat intake-output dan
meningkat dengan skor 5. hitung balance cairan 24 jam
 Berikan asupan cairan, sesuai
Edema, dehidrasi, asites, dan
kebutuhan
konfusi menurun dengan skor
5.  Berikan cairan intravena, jika
perlu
Tekanan darah, denyut nadi Kolaborasi
radial, tekanan arteri rata-rata,  Kolaborasi pemberian
membrane mukosa, mata diuretic, jika perlu
cekung, turgor kulit dan berat
badan membaik dengan skor
5.
Risiko perdarahan Tingkat perdarahan Pencegahan perdarahan
D.0012 L.02017 I.02067
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatans eama 3x24jam  Monitor tanda dan gejala
diharapkan perdaahan tidak perdarahan
terjadi dengan kritria hasil:  Monitor nilai
Kelembaban membrane hematocrit/hemoglobin
mukosa, kelembaban kulit, sebelum dan susudah
dan kognitif meningkat kehilangan darah
dengan skor 5.  Monitor tanda-tanda vital
ortostatik
Hemoptysis, hematemesis,  Monitor koagulasi
hematuria, pemerahan usus, Terapeutik
distensi abdomen, perdarahan  Pertahankan bedrest selama
vagina, dan perdarahan pasca perdarahan
operasi menurun dengan skor
 Batasi tindakan invasive,
5.
jika pelru
Hemoglobin, hematookrit,  Gunakan kasur pencegah
tekanan darah, denyut nadi decubitus
apical, dan suhu tubuh  Hindari pengukuran suhu
membaik dengan skor 5. rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
 Anjurkan menggunakan
kaus kaki saat ambulasi
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
 Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vitamin
K
 Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
penulak tinja, jika perlu

4. Implementasi
Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Tindakan keperawatan ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tindakan Keperawatan Mandiri
Tindakan yang dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan keperawatan
mandiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang,
mengompres hangat saat klien demam.
b. Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawat bekerja dengan
anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang
bertahan untuk mengatasi masalah klien.
5. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat
mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan
dalam diagnosa keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan DHF sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang
terjadi pada pasien. Adapaun sasaran evaluasi pada pasien demam berdarah dengue
sebagai berikut:
a. Suhu tubuh pasien normal (360C - 370C), pasien bebas dari demam
b. Pasien akan mengungkapkan rasa neyri berkurang
c. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
d. Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi
e. Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi
f. Pasien akakn mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hipovolemik dengan
tanda vital dalam batas normal
g. Infeksi tidak terjadi
h. Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut
A. NARASI KASUS
Seorang remaja bernama Nn. J usia 21 thn masuk ke IGD dengan keluhan demam sudah 5
hari SMRS, demam naik turun, mual +, muntah + 1 kali, BAB cair + Ampas +, bintik di
badan +, pusing. Riwayat penyakit sebelumnya – riwayat alergi – Keadaan umum sedang,
GCS 15 composmentis, TB 160cm, BB 55kg, TD 91/57 mmHg, pernapasan 24x/mnt, nadi
130x/mnt, suhu 38°C, akral hangat, CRT<2 detik, abdomen supel. Hasil laboratorium Hb 15
g/dL, Ht 41%, Trombosit 50 ribu/µL, leukosit 1,74 10ˆ3/µL. Therapy IVFD Asering/6jam,
cek H2TL/pagi, PCT 3x500mg PO, OMZ 1x40mg IV, ondancentron 3x4mg IV

B. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama                                       : Nn. J
Umur                                       : 21 Tahun
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Pendidikan                               : S1
Pekerjaan                                 : Belum bekerja
Agama                                     : Islam
Suku/Bangsa                            : Sunda/Indonesia
Status Perkawinan                   : Belum Menikah
Alamat                                     : Jl. Muara Dalam No.5
Tanggal Masuk                        : 11 November 2022
Tanggal Pengkajian                 : 11 November 2022
Diagnosa Medis                       : DHF grade II

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama                                       : Tn.A
Umur                                       : 45 Tahun
Pekerjaan                                 : Wiraswasta
Pendidikan                               : SMA
Jenis Kelamin                          : Laki-Laki
Agama                                     : Islam
Alamat                                     : Jl. Muara Dalam No.5
Hubungan Dengan Klien         : Ayah

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh demam sudah 5 hari SMRS, mual dan muntah, klien minum obat
penurun panas namun tidak ada perbaikan, BAB cair dan ampas, keluar bintik
merah pada badan.
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh sudah demam sudah 5 hari SMRS, mual dan muntah,
klien minum obat penurun panas namun tidak ada perbaikan, BAB cair dan
ampas, keluar bintik merah pada badan.
2) Riwayat penyakit sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya

d. Pola Aktivitas Sehari-hari


Aktivitas Dependen Independen
Pemeliharaan kesehatan diri 0 5
Mandi 0 5
Makan 5 10
Toilet BAB & BAK 5 10
Naik/turun tangga 5 10
Berpakaian 5 10
Konrol BAB 5 10
Kontrol BAK 5 10
Ambulasi 15
Kursi roda 10
Transfer kursi/bed 5-10 15

Kriteria Hasil:
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat
62-90 : ketergantungan moderat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri

e. Pemeriksaan Fisik
1. Respiratori
Sumbatan jalan napas : tidak
Frekuensi napas : 24x/mnt
Irama : teratur
Sputum : tidak ada
Batuk : tidak
Suara tambahan : tidak ada
2. Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Tekanan darah : 91/57 mmHg
Frekuensi nadi : 130x/mnt
Irama nadi : tratur
Denyut nadi : kuat
Suhu : 38°C
SpO2 : 99%
Akral : hangat
Capillary refill : <3detik
b. Sirkulasi jantung
Nyeri dada : tidak
3. Tingkat kesadaran : composmentis
a. Disability
Tanda-tanda trauma : tidak ada
b. Skala koma Glasgow : 15
E: 4 M: 6 V: 5
c. Sensori : tidak ada kelainan
d. Penglihatan dan konjungtiva : tidak pucat, anikterik, pupil isokor, reflek
cahaya positif
e. Pendengaran : tidak ada kelainan
4. Risiko nutrisi
BB: 55kg TB: 160cm
1. Apakah berat badan pasien mengalami penurunan dalam 6
bulan terakhir?
a. Tidak 0
b. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi lebih longgar) 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
 1-5 kg 1
 6-10 kg 2
3
 >11 kg
2. Apakah asupan makanan berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan? 0
 Tidak 1
 Ya
Total Score 0
Bila skor >3, maka dilakukan assessment lanjut oleh dietisien/ahli gizi

5. Skrining nyeri
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah saat ini anda merasa sakit? √
2. Apakah tidur anda terganggu karena sakit? √
3. Apakah rasa sait mengalangi aktivitas? √
4. Apakah rasa sakit dialami setiap hari? √

6. Kulit
Warna kulit : normal
Turgor kulit : elastis
Integritas : tidak ada kelainan
Luka : tidak ada
7. Eliminasi
Buang Air Besar : tidak ada kelainan
Buang Air Kecil : tidak ada kelainan

8. Abdomen dan Pinggang


Keadaan abdomen : supel
Nyeri tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Bising usus : ya, frekuensi 30x/mnt
Ginjal (nyeri ketuk) : tidak

9. Mobilitas dan aktivitas


Perlu bantuan Riwayat sebelum perawatan Saat ini
Saat makan Tidak Tidak
Saat berpakaian/berhias diri Tidak Tidak
Saat mandi, BAK, BAB Tidak Tidak
Ketidakmampuan berdiri dari Tidak Tidak
posisi duduk secara mandiri
Ketidakmampuan berjalan maju Tidak Tidak
dan mundur dalam 3 meter secara
mandiri (dengan/tanpa bantuan)
Ketidak mampuan berpindah dari Tidak Tidak
kursi ke tempat tidur atau
sebaliknya (secara mendiri)
Bila ada salah satu jawaban “ya” diatas, segera informasikan ke dokter yang
merawat

Uji kekuatan otot ekstremitas atas kanan/kiri : 5/5


Ekstremitas bawah kanan/kiri : 5/5

10. Istirahat dan tidur


Tidur malam : 8 jam tidur siang : 2 jam
Mengalami sulit tidur : tidak
Ketergantungan obat : tidak

11. Risiko jatuh dan restrain : risiko rendah


Apakah pasien perlu restrain/pengikat : tidak

12. Hubungan , komunikasi


Komunikasi : baik
Ekspresi dan emosi : ekspresif dan sesuai
Kontak mata : ya
Cara belaja yang disukai : diskusi dan mendengar
Hambatan belajar : tidak

f. Data Penunjang
Tgl Hb Ht Leukosit Trombosit
11/11/22 15 g/dL 41% 1,74 10ˆ3/µL 50 ribu/µL
12/11/22 13,6 g/dL 39% 1,50 10ˆ3/µL 32 ribu/µL
13/11/22 13,6 g/dL 39% 1,68 10ˆ3/µL 26 ribu/µL
13/11/22 13,7 g/dL 40% 2,36 10ˆ3/µL 23 ribu/µL
14/11/22 12,9 g/dL 38% 2,99 10ˆ3/µL 39 ribu/µL
14/11/22 12,9 g/dL 37% 3,7110ˆ3/µL 63 ribu/µL
15/11/22 12,4 g/dL 36% 3,41 10ˆ3/µL 103 ribu/µL
16/11/22 12 g/dL 35% 4,65 10ˆ3/µL 183 ribu/µL

SGOT : 63 U/L
SGPT : 34 U/L
Ureum : 22 mg/dL
Kreatinin : 1,07 mg/dL
eGFR : 68,8 mL/min/1,73 mˆ2
GDS : 142
Natrium : 131 mmol/L
Kalium : 3,7 mmol/L
Klorida : 96 mmol/L

g. Terapi medis
IVFD asering/6jam
Cek H2TL/pagi

h. Program dan rencana pengobatan


Jenis Obat Dosis Cara Jam Fungsi Obat
Pemberia Pemberian
n
Paracetamol 3x500mg Oral 06.00, 13.00, Penurun panas, obat
18.00 menghilangkan rasa
sakit
Omeperazole 1x40mg IV 13.00 Menekan skeresi asam
lambung, melindungi
lambung akibat
pemberian antibiotik
Ondancentro 3x4mg IV 09.00, 17.00, Mengurangi rasa mual
n 01.00
Adona 4x1/2 Drip dalam 09.00, 17.00, Mencegah perdarahan
Ampul Asering 01.00
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi
2. Risiko ketidakseimbangan cairan
3. Risiko perdarahan

D. PERENCANAAN
Diagnosis Luaran dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan Hasil (SLKI)
(SDKI)
Hipertermia Termoregulasi Manajemen Hipertermia I.15506
D. 0130 L.14134 Observasi:
Setelah dilakukan  Identifikasi penyebab hipertermi
tindakan keperawatan  Monitor suhu tubuh
selama 3x24jam  Monitor kadar elektrolit
diharapkan hipertermia  Monitor haluaran urine
teratasi dengan kriteria  Monitor komplikasi akibat
hasil: hipertermia
 Menggigil, kulit Terapeutik
merah, kejang,  Sediakan lingkungan yang dingin
akrosianosis,  Longgarkan atau lepaskan
konsumsi oksigen, pakaian
piloereksi,
 Basahi dan kipasi permukaan
vasokontriksi perifer,
tubuh
kutis memorata,
 Berikan cairan oral
pucat, takikardi,
takipnea, bradikardi,  Ganti linen setiap hari atau lebih
dasar kuku sianolik, sering jika mengalami
dan hipoksia hyperhidrosis (keringetan
menurun dengan skor berlebih)
5.  Lakukan pendinginan eksternal
 Suhu tubuh, suhu  Hindari pemberian antipiretik atau
kulit, kadar glukosa aspirin
darah, pengisian  Berikan oksigen, jika perlu
kapiler, ventilasi, dan Edukasi
tekanan darah  Anjurkan tirah baring
membaik dengan Kolaborasi
skor 5.  Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu.
Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen cairan I.03098
ketidakseimbangan L.05020 Observasi
cairan D.0036 Setelah dilakukan  Monitor sttus hidrasi
tindakan keperawatan  Monitor berat badan harian
selama 3x24jam  Monitor berat badan sebelum dan
diharapkan sesudah dianalisis
ketidakseimbangan  Monitor hasil pemeriksaan
cairan tidak terjadi laboratorium
dengan kriteria hasil:  Monitor status hemodinamik
 Asupan cairan, Terapeutik
keluaran urin,  Catat intake-output dan hitung
kelembaban balance cairan 24 jam
membrane mukosa,  Berikan asupan cairan, sesuai
dan asupan cairan kebutuhan
meningkat dengan  Berikan cairan intravena, jika
skor 5. perlu
 Edema, dehidrasi, Kolaborasi
asites, dan konfusi  Kolaborasi pemberian diuretic,
menurun dengan skor jika perlu
5.
 Tekanan darah,
denyut nadi radial,
tekanan arteri rata-
rata, membrane
mukosa, mata
cekung, turgor kulit
dan berat badan
membaik dengan
skor 5.
Risiko perdarahan Tingkat perdarahan Pencegahan perdarahan I.02067
D.0012 L.02017 Observasi
Setelah dilakukan  Monitor tanda dan gejala
tindakan keperawatans perdarahan
eama 3x24jam  Monitor nilai
diharapkan perdaahan hematocrit/hemoglobin sebelum
tidak terjadi dengan dan susudah kehilangan darah
kritria hasil:  Monitor tanda-tanda vital
Kelembaban membrane ortostatik
mukosa, kelembaban  Monitor koagulasi
kulit, dan kognitif Terapeutik
meningkat dengan skor  Pertahankan bedrest selama
5. perdarahan
 Batasi tindakan invasive, jika
Hemoptysis,
pelru
hematemesis,
 Gunakan kasur pencegah
hematuria, pemerahan
decubitus
usus, distensi abdomen,
perdarahan vagina, dan  Hindari pengukuran suhu rektal
perdarahan pasca Edukasi
operasi menurun  Jelaskan tanda dan gejala
dengan skor 5. perdarahan
 Anjurkan menggunakan kaus
Hemoglobin, kaki saat ambulasi
hematookrit, tekanan  Anjurkan meningkatkan asupan
darah, denyut nadi cairan untuk menghindari
apical, dan suhu tubuh konstipasi
membaik dengan skor  Anjurkan menghindari aspirin
5. atau antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
 Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
 Kolaborasi pemberian penulak
tinja, jika perlu

E. IMPLEMENTASI
Tanggal dan Jam Tindakan Diagnosis Paraf
Jumat, 11/11/2022
14.00 Aplusan
15.00 Menyiapkan therapy
16.00 Memonitor TTV Hipertermia
RS: os mengeluh masih mual D. 0130
Risiko perdarahan
dan demam, badan terasa tidak
D.0012
enak dan lemas, keluar bintik
merah di permukaan kulit
RO: TD: 98/67 N: 98 S: 37,7
rr: 20 SpO2: 99%, hb: 15 g/dL
ht: 41% leukosit: 1,74 10ˆ3/µL
trombosit: 50 ribu/µL, dahi
teraba panas, bintik merah
17.00 terlihat di tangan dan kaki.
Memberikan therapy IV
ondancentron 4mg
18.00 RO: therapy diberikan, alergi -
Memberikan therapy oral
paracetamol 500mg
19.00 RO: therapy diberikan Risiko
Memonitor cairan infus dan ketidakseimbangan
intake cairan D.0036
RO: tetesan infus lancar,
IVFD asering/6jam, minum
hanya 200cc sejak pagi
Menghitung balance cairan
RO: minum: 200cc infus:
500cc urine: 600cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
700cc-806,25cc
-106,25cc
Sabtu, 12/11/2022
14.00 Aplusan
15.00 Menyiapkan therapy
16.00 Memonitor TTV Risiko perdarahan
RS: os mengatakan demam D.0012
sudah tidak ada, bintik merah
di permukaan kulit makin
banyak, mual berkurang. Os
mengatakan sedang haid hari
ke-1, sejak pagi-siang sudah
ganti 2 kali pembalut,
pembalut full darah. os
mengatakan badan masih
terasa lemas, duduk tidak kuat
lama.
RO: TD: 110/72 N: 85 S: 36,6
rr: 20 SpO2: 98%, bintik
merah terlihat menyebar ke
seleruh badan, hb: 13,6 g/dL
17.00 ht: 39% leukosit: 1,50 10ˆ3/µL
trombosit: 32 ribu/µL
Memberikan therapy IV
18.00
ondancentron 4mg dan Adona
½ ampul dalam asering/6jam
RO: therapy diberikan, alergi
19.00 – Risiko
Memberikan therapy oral ketidakseimbangan
paracetamol 500mg cairan D.0036
RO: therapy diberikan
Memonitor cairan infus
RO: tetesan infus lancar,
IVFD asering+adona ½
ampul/6jam
Menghitung balance cairan
RO: minum: 400cc infus:
500cc urine: 1000cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
900cc-1006,25cc
-106,25cc
Minggu,
13/11/2022 Aplusan
14.00 Menyiapkan therapy
15.00 Memonitor TTV
16.00 RS: os mengatakan demam
sudah tidak ada, haid hari ke-2
darah masih banyak
RO: TD: 93/63 N: 100 S: 36,5
rr: 20 SpO2: 98%, bintik
merah di wajah, tangan dan
kaki masih terlihat
Memngambil sampel darah
H2TL Risiko perdarahan
17.00 Memberikan therapy IV D.0012
ondacentron 4mg
RO: sampel darah diambil,
therapy diberikan, alergi –
Hb: 13,7 g/dL Ht: 40%
leukosit: 2,36 10ˆ3/µL
trombosit: 23 ribu/µL
18.00 Memberikan therapy oral
paracetamol 500mg Risiko
RO: therapy diberikan, alergi ketidakseimbangan
19.00 – cairan D.0036
Menghitung balance cairan
RO: asering+adona ½
ampul/6jam, minum: 300cc
infus: 500cc urine: 700cc
IWL: 15x55x6/24:
206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
800cc-906,25cc
-106,25cc

F. EVALUASI
Hari/tanggal Disgnosis Perkembangan Paraf
Jumat, Hipertermia S: os mengeluh demam, badan terasa
11/11/2022 D. 0130 tidak enak
O: dahi teraba panas, TD: 98/67 N:
98 S: 37,7 rr: 20 SpO2: 99%
A: hipertermia belum teratasi
P: - observasi ku dan TTV
- manajemen hipertermia
Risiko
ketidakseimbangan S: os mengeluh badan teras lemas
cairan D.0036 O: TD: 98/67 N: 98 S: 37,7 rr: 20
SpO2: 99%, IVFD asering+adona ½
ampul/6jam, minum: 200cc infus:
500cc urine: 600cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
700cc-806,25cc
-106,25cc
A: risiko ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P: - monitor intake-output cairan
- manajemen cairan
Risiko perdarahan
D.0012 S: os mengatakan keluar bintik merah
di permukaan kulit.
O: bintik merah terlihat di sekitar
tangan dan kaki, TD: 98/67 N: 98 S:
37,7 rr: 20 SpO2: 99%, hb: 15 g/d ht:
41% leukosit: 1,74 10ˆ3/µL
trombosit: 50 ribu/µL
A: risiko perdarahan belum teratasi
P: - observasi tanda perdarahan
- pencegahan perdarahan
Sabtu, Hipertermia S: os mengatakan demam sudah tidak
12/11//2022 D. 0130 ada, mual berkurang
O: TD: 110/72 N: 85 S: 36,6 rr: 20
SpO2: 98%, dahi teraba hangat
A: hipertermi teratasi
P: - observasi TTV
- pertahankan suhu tubuh
Risiko
ketidakseimbangan S: os masih megeluh lemas, duduk
cairan D.0036 tidak kuat lama
O: IVFD asering+adona ½
ampul/6jam
Menghitung balance cairan
RO: minum: 400cc infus: 500cc
urine: 1000cc IWL: 15x55x6/24:
206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
900cc-1006,25cc
-106,25cc
A: risiko ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P: - moitor intake-output cairan
- manajemen cairan
Risiko perdarahan
D.0012 S: bintik merah di permukaan kulit
makin banyak, os mengatakan sedang
haid hari ke-1, sejak pagi-siang sudah
ganti 2 kali pembalut, pembalut full
darah.
O: bintik merah terlihat menyebar ke
seleruh badan, IVFD adona ½ ampul
dalam asering/6jam, TD: 110/72 N:
85 S: 36,6 rr: 20 SpO2: 98%, ganti
pembalut pagi-siang 2 kali full, hb:
13,6 g/dL ht: 39% leukosit: 1,50
10ˆ3/µL trombosit: 32 ribu/µL
A: risiko perdarahan belum teratasi
P: - observasi darah haid
- pencegahan perdarahan
Minggu, Risiko S: os mengatakan demam sudah tidak
13/11/2022 ketidakseimbangan ada, lemas sudah berkurang
cairan D.0036 O: TD: 93/63 N: 100 S: 36,5 rr: 20
SpO2: 98%, IVFD adona ½ ampul
dalam asering/6jam, os terlihat lebih
bertenaga, minum: 300cc infus:
500cc urine: 700cc IWL:
15x55x6/24: 206,25cc/6jam
Balance: intake-ouput
800cc-906,25cc
-106,25cc
A: risiko ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P: - monitor intake-output cairan
- manajemen cairan

Risiko perdarahan S: os mengatakan haid hari ke-2


D.0012 darah masih banyak
O: bintik merah di wajah, tangan dan
kaki masih terlihat, darah haid hari
ke-2 masih banyak, Hb: 13,7 g/dL Ht:
40% leukosit: 2,36 10ˆ3/µL
trombosit: 23 ribu/µL
A: risiko perdarahan belum teratasi
P: - monitor tanda perdarahan
- pencegahan perdarahan

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Rohmad Adi. 2014. “Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Sdr. F Dengan
Dengue Haemorrahgic Fever (DHF) Di Bangsal Multazam Rs Pku Muhammadiyah
Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suriadi dan Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Soedarmo, Sumarmo Sunaryo Poorwo. 1988. Demam Berdarah (dengue) pada Anak. Jakarta:
Universitas Indonesia
Tim Adaptasi Indonesia, 2009. Pelayaan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta: WHO
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
WHO. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai