Anda di halaman 1dari 4

DEMAM BERDARAH DENGUE (DHF)

1. Definisi

Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Dengue Haemorrhagik fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan
disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus Falvivirus, virus RNA dari Keluarga Falviviridae
(Soedarto 2012).

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular mendadak yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Kementrian Kesehatan RI 2010).

2.Anatomi dan fisiologi

anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan DHF adalah system sirkulasi. System sirkulasi adalah
sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh.
Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel- sel ginjal,
paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah. (Syaifuddin,2011)

a. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi
cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita. Bentuk jantung menyerupai
jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah
bawah agak runcing yang disebut apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah
depan, sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya
terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini
teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

b. Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada 3 yaitu :

1. Arteri

Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh bagian dan
alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta.
Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.

2.Vena

Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/alat-alat
tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang
menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok
yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar
diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang
disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

3.Kapiler

Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya kira-kira
0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu;
rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke
cairan jaringan antar sel.

c. Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan bagian padat
disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen
dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua.
Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah
sebanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter.

3. Etiologi

Virus dengue sejenis arbovirus .

Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DEN), yang termasuk genus falvivirus. Virus yang
ditularkan oleh nyamuk ini tergolong RNA positive-strand virus dari keluarga Falviviridae. Terdapat empat
serotipe virus DEN yang sifat antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN 2),
virus dengue-3 (DEN 3) dan virus dengue-4 (DEN 4). Spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh Albert
Sabin pada tahun 1994 menunjukan bahwa masing-masing serotipe virus dengan memiliki genotipe yang
berbeda antara serotipe-serotipe tersebut (Soedarto 2012).

3. Patofisiologi

Ada dua perubahan patofisiologis utama terjadi pada DHF/ DSS. Pertama adalah peningkatan
permeabilitas vaskular yang meningkatkan kehilangan plasma dari kompartemen vaskular. Keadaan ini
mengakibatkan hemokonsentrasi, tekanan nadi rendah, dan tanda syok lain, bila kehilangan plasma
sangat membahayakan. Perubahan kedua adalah gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan
vaskular, trombositopenia, dan koagulopati.

Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan
bereaksi dengan antibodi dan terbentuk- lah kompleks virus-antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi
sistem kom-plemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya
untuk melepaskan histamin dan merupa- kan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

menu- runnya faktor koagulasi (promtrombin, faktor V, VII, IX,X dan fibrino- gen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama per-darahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang
menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan
terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh
darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi
anoksi jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

4.Manifestasi Klinis

a. Demam tinggi selama 5 - 7 hari


b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie,ekhimosis, hematoma
c. Epistaksis, Hematemesis, melena, hematuri
d. Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
Sedangkan menurut (Soedarto 2012) demam dengue menunjukan gejala-gejala klinis sebagai
berikut:
1. Demam tinggi yang timbul mendadak
2. Sakit kepala yag berat, terutama di kepala bagian depan
3. Nyeri di belakang mata
4. Sakit seluruh badan
5. Mual dan muntahi

5. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue

Pembagian Derajat menurut (Soegijanto, 2006):


a. Derajat I : Demam dengan uji torniquet positif.
b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya dikulit atau perdarahan lain.
c. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun (<20mmHg)/ hipotensi disertai ekstremitas dingin, dan anak gelisah.
d. Derajat IV : demam, perdarahan spontan disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur)
6. Komplikasi DHF

Menurut (Soedarto 2012) komplikasi DHF ada 6, yaitu :

1. Komplikasi susunan sistem syaraf pusat

Komplikasi pada susunan sistem syaraf pusat (SSP) dapat berbentuk konfulsi, kaku kuduk, perubahan
kesadaran dan paresis.

2. Ensefalopati

Komplikasi neurologik ini terjadi akibat pemberian cairan hipotonik yang berlebihan

3. Infeksi

4. Kerusakan hati

5. Kerusakan otak

6. Resiko syok

7. Kejang kejang

7.Pemeriksaan Diagnostik

1) Darah Lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih), trombositopeni


(100.000/mm3 atau kurang)
2) Serologi : uji HI (hemaaglutination inhibition test).
3) Rontgen thorax : effusi pleura

8. Penatalaksanaan Terapeutik

1) Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula, atau susu
2) Antipiretik jika terdapat demam
3) Antikonvulsan jika terdapat kejang
4) Pemberian cairan melalui Infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai
hematokrit cenderung meningkat

Anda mungkin juga menyukai