Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDICITIS

KRONIK
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Appendicitis adalah peradangan pada appendix. Appendix merupakan organ yang
menempel pada ceacuum (bagian pertama dari usus besar) yang berbentuk tabung dan
ujungnya tertutup menyerupai bentuk cacing dan sering disebut dengan usus buntu
(Prihaningtyas, 2014).
Appendicitis adalah peradangan apendiks vermiform yang terjadi sebagian besar
pada remaja dan dewasa muda. Dapat terjadi pada semua usia tetapi jarang terjadi pada
klien yang kurang dari dua tahun dan mencapai insiden tertinggi pada usia 20-30 tahun.
Tidak umum terjadi pada lansia, namun rupturnya apendiks lebih sering terjadi pada klien
lansia (Mulyanto, 2014).
Apendisitis atau radang usus buntu terjadi ketika usus buntu tersumbat, biasanya
berisi tinja, benda asing, atau kanker. Penyumbatan juga dapat terjadi karena infeksi dan
membengkak dalam menanggapi infeksi di dalam tubuh (Putrikrislia, 2018).
Jadi, appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada daerah appendiks
vermiform akibat adanya sumbatan berupa tinja, benda asing, atau kanker. Biasanya
terjadi pada remaja dan dewasa muda.

Gambar 1.1 inferior sekum


2. Etiologi
Apendisitis dapat disebabkan hal berikut.
a. Fekalit (batu fases) yang mengoklusi lumen apendiks.
b. Pembengkakkan dinding usus.
c. Sumbatan benda asing.
d. Infeksi organisme Yersinia telah ditemukan pada 30% kasus.
e. Makanan yang sulit dicerna, seperti biji-bijian.
3. Klasifikasi
Klasifikasi apendisitis terbafi menjadi dua yaitu, apendisitis akut dan apendisitis
kronik.
a. Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak pada apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak
disertai rangsang peritoneum lokal. Apendisitis akut diabagi menjadi adalah
sebagai berikut.
1) Apendisitis akut sederhana
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan
obstruksi. Gejala diawali oleh rasa nyeri di daerah umbilicus, mual, muntah,
anoreksia, malaise dan demam ringan.
2) Apendisitis akut purulenta (Supurative Appendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan
terbendungnya aliran vena pada dinding apendiks dan menimbulkan
thrombosis. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan,
nyeri lepas di titik Mc. Burney, defens muskuler dan nyeri pada gerak aktif
dan pasif.
3) Apendisitis akut gangrenosa
Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu
sehingga terjadi infark dan gagren. Didapatkan tanda-tanda supuratif, dinding
apendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau merah kehitaman.
4) Apendisitis infiltrate
Apendisitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat
dibatasi oleh omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga
membentuk gumpalan massa.
5) Apendisitis abses
Apendisitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus),
biasanya di fossa iliaka kanan, lateral dari sekum, retrosekal, subsekal dan
pelvikal.
6) Apendisitis perforasi
Apendisitis perforasi adalah pecahnya apendiks yang sudah gangern yang
menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis
umum.
b. Apendisitis kronik
Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding
apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan
ulkus lama di mukosa dan adanya sel inflamasi kronik.

4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang diakibatkan oleh appendicitis adalah sebagai berikut.
a. Nyeri tekan pada titik McBruney

Gambar 1.2 Titik McBruney


b. Klien sering terlihat menekukkan tungkai bawah utnuk meredakan tegangan pada
otot perut.
c. Muntah.
d. Anoreksia.
e. Demam
f. Leukositosis ringan biasanya muncul 10.000-18.000/mm3
g. Ketidakmampuan untuk faltus.

Apendisitis dapat didiagnosisi menggunakan skor alvardo yaitu sebagai berikut.

Table skor alvardo Skor


Gejala klinis
- Nyeri perut yang berpindah ke kanan 1
bawah
- Nafsu makan menurun 1

- Mual dan muntah 1


Tanda klinis
- Nyeri lepas Mc. Bruney 1
- Nyeri tekan pada titik Mc. Bruney 2
Demam (suhu > 37,5°C) 1
Pemeriksaan laboratoris
- Leukositosis (leukosit > 10.000/ml) 2

- Shift to the left (neutrophil > 75%) 1

TOTAL 10

Interpretasi

Skor 7-10 : apendisitis akut

Skor 5-6 : dicurigai apendisitis akut

Skor 1-4 : bukan apendisitis akut

5. Patofisiologi
Appendicitis terjadi karena penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel
limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya,
atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi mukosa
mengalami bendungan. Makin lama mucus tersumbat makin banyak, namun
elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
piningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa.
Pada saat inilah terjadi appendicitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus
dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri di darah kanan bawah. Keadaan ini disebut appendicitis supuratif
akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendiks yang
diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan appendicitis gangrenosa. Bila
dinding yang telah rapuh ini pecah, akan terjadi appendicitis perforasi.
6. Pathway
Fekalit, bolus ascaris, benda
asing, dan jaringan

Obstruksi pada lumen appendiks

Ketidakseimbangan antara Migrasi bakteri dari


produksi dan ekskresi mucus colon ke appendiks

Peningkatan tekanan intralumen

Arteri terganggu Terhambatnya aliran limfe Obstruksi vena

Terjadinya infark Edema dan ulsesrasi mukosa


pada usus
Nyeri Edema dan peningkatan
Nekrosis epigastrium tekanan intralumen

Gangren Nyeri Akut Peradangan pada dinding


apendiks
Apendiks
gangrenosa
Peradangan meluas Mual dan muntah Mekanisme
ke peritoneum kompensasi tubuh
Absorbsi makanan
Pembedahan tidak adekuat, Peningkatan leukosit
pengeluaran cairan dan peningkatan suhu
aktif tubuh
Cemas pasien Luka insisi
dan keluarga. post bedah Risiko tinggi
Pengungkapan infeksi Hipertermi
cemas,
pengungkapan Nyeri saat ekstremitas
pertanyaan kanan digerakan, saat
Risiko volume Risiko nutrisi
istirahat dan beraktivitas.
cairan kurang kurang dari
dari kebutuhan kebutuhan

Nyeri akut Intoleransi


pada luka aktivitas
post bedah

Kurang Cemas
pengetahuan
7. Pemeriksaan Penunjang
Berikut ini merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menunjang
diagnosis adalah (Riawati, 2019).
a. Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap)
Jumlah leukosit meningkat pada 70 – 90 % kasus apendisitis akut. Jika
jumlah leukosit melebihi 15.000 sel/µL, mungkin telah terjadi apendisitis
perforasi.
Kadar C-reactive  protein > 1 mg/dL disertai lekositosis dan neutrofilia
adalah umum pada pasien dengan appendicitis. Kadar yang sangat tinggi
mengindikasikan terjadinya gangrene.
b. Pemeriksaan urinalis
Pada urinalisis bisa ditemukan piuria, leukosituria, eritrosituria, dan kadar
asam 5-hidroksiindolasetat (U-5-HIAA) sebagai marker dini appendicitis yang
meningkat secara signifikan sewaktu akut dan menurun ketika telah terjadi
nekrosis.
c. Pemeriksaan radiografi
a. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit.
b. Ultrasonography (USG) akurat untuk mendiagnosis appendicitis pada anak-anak.
USG akan memudahkan para klinisi dalam membedakan appendicitis yang tidak
atau sudah berkomplikasi. USG juga dapat membantu dalam membuat keputusan
medis mengenai apakah situasi pasien memerlukan inisiasi terapi antibiotika
terlebih dahulu, atau segera melakukan apendektomi.
c. Pemeriksaan ini biasanya tidak diutamakan karena paparan radiasinya, dan beban
biaya pada pasien. CT Scan mungkin dilakukan apabila gambaran klinis
appendicitis meragukan, di mana pemeriksaan laboratorium tidak mendukung, dan
USG juga tidak jelas.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada apendisitis dapat dilakukan dua cara yaitu secara
konservatif dan operatif. Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada
penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian
antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi.
Menurut Black Joyce (2009), penatalaksanaan medis pada klien dengan
appendicitis adalah dengan dilakukannya apendektomi, operasi laparoskopi dan
pemberian antibiotic melalui IV sebelum operasi (Mulyanto, 2014).
Apendektomi adalah operasi pembedahan untuk mengangkat apendiks yang
bermasalah. Apendiks adalah kantong kecil berbentuk tabung yang menempel di usus
besar, lokasinya di sisi kanan bawah perut. Apendektomi memiliki dua pilihan, yaitu
(Joseph, 2020).
a. Operasi Laparoskopi
Sebelum operasi klien akan dibius total. Setelah itu, operasi dimulai
dengan dokter bedah yang membuat 1-3 sayatan kecil di perut kanan bagian
bawah klien. Salah satu dari sayatan tersebut nantinya akan menjadi pintu
masuknya selang laparoskopi. Alat ini dilengkapi dengan pisau medis khusus dan
kamera video kecil. Lewat kamera yang terpasang di laparoskopi, dokter bedah
dapat melacak lokasi usus buntu dan memonitor isi dalam perut Anda di layar TV.
Nantinya, dokter akan mengikat dan memotong usus buntu yang akan dikeluarkan
melalui alat laparoskopi. Sesudahnya, bekas sayatan akan ditutup dengan staples
atau jahitan.
b. Operasi terbuka
Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan pada sisi kanan bawah
perut. Luka atau sayatan yang dibuat umumnya sepanjang 4-10 sentimeter (cm).
Sebelum operasi klien akan dibius total. Setelah klien tidak sadarkan diri dan
sayatan dibuat, dokter bedah akan memotong usus buntu yang menempel di usus
besar dan dikeluarkan dari tubuh. Bekas potongan kemudian akan dijahit dengan
staples medis khusus dan sayatan juga akan ditutup dengan jahitan.

9. Komplikasi
Komplikasi dari appendicitis adalah proferasi. Drainase dan antibiotic diperlukan
jika proferasi terjadi. Setelah proferasi dapat mengakibatkan peritonitis yaitu
inflamasi membrane peritoneum (Mulyanto, 2014).

B. Asuhan Keperawatan pada Pasien Apendicitis


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas klien meliputi nomor register, nama klien, jenis kelamin, usia, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, tanggal masuk RS, diagnosis
medis dan tanggal pengkajian.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Timbul keluhan nyeru perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian
setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu. Sifat
keluhan nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang timbul dalam waktu yang lama.
Keluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual, muntah dan demam.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Masalah kesehatan yang lalu biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan
yang sekarang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi
faktor risiko dan penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dll.
e. Riwayat Psikososial dan spiritual
Biasanya pasien tampak gelisah dan lemah.
f. Pola Kebiasaan ( Activity Daily Life/ ADL)
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan nafsu makan berkurang dan
menurun, meliputi kebiasaan makan makanan yang rendah serat, kurang minum.
2) Eliminasi: meliputi terasa sakit saat BAK dan terasa sakit saat BAB atau tidak
dapat (konstipasi) BAB.
3) Tidur dan Istirahat: biasanya pasien apendisitis kebutuhan istirahat dan tidur nya
terganggu karena rasa nyeri yang dirasakan.
4) Kebersihan (Personal Hygiene): meliputi mandi terdiri dari frekuensi mandi dan
penggunaan sabun. Oral hygiene terdiri dari frekuensi dan waktu. Cuci rambut
terdiri dari frekuensi dan penggunaan shampoo. Dan biasanya pada pasien
apendisitis kebersihan diri mereka terganggu karena nyeri yang dirasakan.
g. Pemeriksaan Fisik
Status Present:
a) Penampilan atau kesan keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran :
Compos mentis
b) Pemeriksaan tanda - tanda vital ( TD, S, N, Rr ): biasanya terjadi peningkatan
suhu ditandai dengan demam tinggi, takikardi, pernapasan dangkal.
c) Perforasi apendiks vermikularis akan menyebabkan peritonitis purulenta yang
ditandai dengan demam tinggi, nyeri hebat, nyeri tekan dan defans muskuler yang
meliputi seluruh perut, disertai pungtum maksimum di region iliaka kanan, dan
erut menjadi tegang dan kembung.
d) Peristalsis usus dapat menurun dampai menghilang akibat adanya ileus paralitik.
e) Jika dilakukan palpasi akan didapatkan nyeri yang terbatas pada region iliaka
kanan, biasanya disertai nyeri lepas.
f) Tanda rovsing atau nyeri yang dirasakan pada kuadran kanan bawah perut ketika
dilakukan penekanan dan pelepasan pada bagian kiri bawah perut.
g) Uji psoas dan uji abturator merupakan pemeriksaan letak apendiks vermiformis.

h. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien apendicitis akan dijumpai:
a) Leukositosis antara 10.000-20.000/ml
b) Peningkatan jumlah serum pada test CRP
c) Urinalisis: sekitar 10% pasien dengan nyeri perut memliki penyakit saluran
kemih. Proses inflamasi appendicitis akut dapat emnyebabkan piuria, hematuria
atau bakteriuria.
i. Pemeriksaan radiologi
a) foto polos abdomen
b) ultrasonogram enema barium
c) CT-Scan
d) USG: untuk membedakan appendicitis akut dan appendicitis perforasi

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien
yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015). Diagnosis keperawatan yang mungkin
ada pada pasien Appendicitis menurut SDKI adalah sebagai berikut.
Pre Operatif
a. Nyeri Akut
b. Hipertermia
c. Risiko ketidakseimbangan cairan
d. Defisit nutrisi
e. Ansietas
f. Defisit pengetahuan
g. Risiko infeksi
Post Operatif
a. Nyeri Akut
b. Intoleransi aktivitas
c. Risiko Infeksi

3. Perencanaan
Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya membuat perencanaan tindakan.

Diagnosis Luaran dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Pre Operatif
Nyeri Akut Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I. 08238
D.0077 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24jam  Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri akut teratasi karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas
 Kemampuan menuntaskan nyeri
aktivitas meningkat dengan  Identifikasi skala nyeri
skor 5  Identifikasi respon nyeri non
 Keluhan nyeri menurun dengan verbal
skor 5  Identifikasi faktor yang
 Meringis menurun dengan skor memperberat dan
5 memperingan nyeri
 Sikap protektif menurun dengan  Identifikasi pengetahuan dan
skor 5 keyakinan tentang nyeri
 Gelisah menurun dengan skor  Identifikasi pengaruh budaya
5. terhadap respon nyeri
 Kesulitan tidur menurun dengan  Idnetifikasi pengaruh nyeri
skor 5 pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
 Menarik diri menurun dengan
komplementer yang sudah
skor 5
diberikan
 Berfokus pada diri sendiri
 Monitor efek samping
menurun dengan skor 5
penggunaan analgetik
 Diaphoresis menurun dengan Terapeutik
skor 5  Berikan teknik
 Perasaan depresi (tertekan) nonfarmakologis untuk
menurun dengan skor 5 mengurangi rasa nyeri
 Perasan takut mengalami cedera  kontrol lingkungan yang
berulang menurun dengan skor memperberat rasa nyeri
5  fasilitasi istirhat dan tidur
 Anoreksia menurun dengan  pertimbangkan jenis dan
skor 5 sumber nyeri dalam
 Perineum terasa tertekan pemilihan strategi meredakan
menurun dengan skor 5 nyeri
 Uterus teraba membulat Edukasi
menurun dengan skor 5  Jelaskan penyebab, periode,
 Ketegangan otot menurun dan pemicu nyeri
dengan skor 5  Jelaskan strategi meredakan
 Pupil dilatsi menurun dengan nyeri
skor 5  Anjurkan memonitor nyeri
 Muntah dan mual menurun secara mandiri
dengan skor 5  Anjurkan menggunakan
 Frekuensi nadi membaik analgetik secara tepat
dengan skor 5  Ajarkan teknik
 Pola napas membaik dengan nonfarmakologis untuk
skor 5 mengurangi rasa nyeri
 Tekanan darah membaik Kolaborasi
dengan skor 5  Kolaborasi pemberian
 Proses berpikir membaik analgetik, jika perlu
dengan skor 5
 Fokus membaik dengan skor 5
 Fungsi berkemih membaik
dengan skor 5
 Perilaku membaik dengan skor
5
 Nafsu makan membaik dengan
skor 5
 Pola tidur membaik dengans
kor 5.
Hipertermia Termoregulasi L.14134 Manajemen Hipertermia
D. 0130 Setelah dilakukan tindakan I.15506
keperawatan selama 3x24jam Observasi:
diharapkan hipertermia teratasi  Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil: hipertermi
 Menggigil kulit merah menurun  Monitor suhu tubuh
dengan skor 5  Monitor kaar elektrolit
 Kejang menurun dengan skor 5  Monitor haluaran urine
 Akrosianosis menurun dengan  Monitor komplikasi akibat
skor 5 hipertermia
 Konsumsi oksigen menurun Terapeutik
dengan skor 5  Sediakan lingkungan yang
 Piloereksi menurun dengan skor dingin
5  Longgarkan atau lepaskan
 Vasokontriksi perifer menurun pakaian
dengan skor 5  Basahi dan kipasi permukaan
 Kutis memorata menurun tubuh
dengan skor 5  Berikan cairan oral
 Pucat menurun dengan skor 5  Ganti linen setiap hari atau
 Takikardi menurun dengan skor lebih sering jika mengalami
5 hyperhidrosis (keringetan
 Takipnea menurun dengan skor berlebih)
5  Lakukan pendinginan
 Bradikardi menurun dengan eksternal
skor 5  Hindari pemberian antipiretik
 Dasar kuku sianolik menurun atau aspirin
dengan skor 5  Berikan oksigen, jika perlu
 Hipoksia menurun dengan skor Edukasi
5.  Anjurkan tirah baring
 Suhu tubuh membaik dengan Kolaborasi
skor 5  Kolaborasi pemberian cairan
 Suhu kulit membaik dengan dan elektrolit intravena, jika
skor 5 perlu.
 Kadar glukosa darah membaik
dengan skor 5
 Pengisian kapiler membaik
dengan skor 5
 Ventilasi membaik dengan skor
5
 Tekanan darah membaik dengan
skor 5
Risiko Keseimbangan Cairan L.05020 Manajemen cairan I.03098
ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan Observasi
an cairan D.0036 keperawatan selama 3x24jam  Monitor sttus hidrasi
diharapkan ketidakseimbangan  Monitor berat badan harian
cairan tidak terjadi dengan kriteria  Monitor berat badan sebelum
hasil: dan sesudah dianalisis
 Asupan cairan meningkat  Monitor hasil pemeriksaan
dengan skor 5 laboratorium
 Keluaran urin meningkat  Monitor status hemodinamik
dengan skor 5 Terapeutik
 Kelembaban membrane mukosa  Catat intake-output dan
meningkat dengan skor 5 hitung balance cairan 24 jam
 Asupan cairan meningkat  Berikan asupan cairan, sesuai
dengan skor 5 kebutuhan
 Edema menurun dengan skor 5  Berikan cairan intravena, jika
 Dehidrasi menurun dengan skor perlu
5 Kolaborasi
 Asites menurun dengan skor 5  Kolaborasi pemberian
 Konfusi menurun dengan skor 5 diuretic, jika perlu
 Tekanan darah membaik dengan
skor 5
 Denyut nadi radial membaik
dengan skor 5
 Tekanan arteri rata-rata
membaik dengan skor 5
 Membrane mukosa membaik
dengan skor 5
 Mata cekung membaik dengan
skor 5
 Turgor kulit membaik dengan
skor 5
 Berat badan membaik dengan
skor 5
Defisit nutrisi Status Nutrisi L.03030 Manajemen Nutrisi I.03119
D.0019 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24jam  Identifikasi status nutrisi
diharapkan defisit nutrisi teratasi  Identifikasi alergi dan
dengan kriteria hasil: intoleransi makanan
 Porsi makanan yang dihabiskan  Identifikasi makanan yang
meningkat dengan skor 5 disukai
 Kekuatan otot mengunyah  Identifikasi kebutuhan kalori
meningkat dengan skor 5 dan jenis nutrient
 Kekuatan otot menelan  Identifkasi perlunya
meningkat dengan skor 5 penggunaan selang
 Serum albumin meningkat nasogastric
dengan skor 5  Monitor asupan makanan
 Verbalisasi keinginan untuk  Monitor berat badan
meningkatkan nutrisi meningkat  Monitor hasil pemeriksaan
dengan skor 5 laboratorium
 Pengetahuan tentang pilihan Terapeutik
makanan yang sehat meningkat  Lakukan oral hygiene
dengan skor 5 sebelum makan, jika perlu
 Pengetahuan tentang pilihan  Fasilitasi menentukan
minuman yang sehat meningkat pedoman diet
dengan skor 5  Sajikan makanan secara
 Pengetahuan tentang standar menarik dan suhu yang sesuai
supan nutrisi yang tepat  Berikan makanan tinggi serat
meningkat dengan skor 5 untuk mencegah konstipasi
 Penyiapan dan penyimpanan  Berikan mkanan tinggi kalori
makanan yang aman meningkat dan tinggi protein
dengan skor 5  Berikan suplemen makanan,
 Sikap terhadap jika perlu
makanan/minuman sesuai  Hentikan pemberian makanan
tujuan kesehatan meningkat melalui selang nasogastric
dengan skor 5 jika asupan oral dapat
 Perasaan cepat kenyang ditoleransi
menurun dengan skor 5 Edukasi
 Nyeri abdomen menurun  Anjurkan posisi duduk, jika
dengan skor 5 perlu
 Sariawan menurun dengan skor  Ajarkan diet yang
5 diprogramkan
 Rambut rontok menurun dengan Kolaborasi
skor 5  Kolaborasi pemberian
 Diare menurun dengans skor 5 medikasi sebelum makan,
 Berat badan membaik dengan jika perlu
skor 5  Kolaborasi dengan ahali gizi
 Indeks massa tubuh (IMT) untuk menentukan jumlah
membaik dengan skor 5 kalori dan jenis nutrient yang
 Frekuensi makan membaik dibutuhkan, jika perlu
dengan skor 5
 Nafsu makan membaik dengan
skor 5
 Bising usus membaik dengan
skor 5
 Tabel lipatan kulit trisep
membaik dengan skor 5
 Membrane mukosa membaik
dengan skor 5
Ansietas D.0080 Tingkat Ansietas L.09093 Reduksi Ansieteas I.09314
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1x24jam  Identifikasi saat tingkat
diharapkan ansietas teratasi ansietas berubah
dengan kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan
 Verbalisasi kebingungan mengambil keputusan
menurun dengan skor 5  Monitor tand-tanda ansietas
 Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik
kondisi yang dihadapi menurun  Ciptakan suasana terapeutik
dengan skor 5 untuk menumbuhkan
 Perilaku gelisah menurun kepercayaan
dengan skor 5  Temani pasien untuk
 Perilaku tegang menurun mengurangi kecemasan, jika
dengan skor 5 memungkinkan
 Keluhan pusing menurun  Pahami situasi yang membuat
dengan skor 5 ansietas
 Anoreksa menurun dengan skor  Dengarkan dengan penuh
5 perhatian
 Palpitasi menurun dengan skor  Gunakan pendekatan yang
5 tenang dan meyakinkan
 Frekuensi pernapasan menurun  Tempatkan barang pribadi
dengan skor 5 yang memberikan
 Frekuensi nadi menurun dengan kenyamanan
skor 5  Motivasi mengidentifikasi
 Tekanan darah menurun dengan situasi yang memicu
skor 5 kecemasan
 Diaphoresis menurun dengan  Diskusikan perencanaan
skor 5 relaistis tentang peristiwa
 Tremor menurun dengan skor 5 yang akan datang
 Pucat menurun dengan skor 5 Edukasi
 Konsentrasi membaik dengan  Jelaskan prosedur, termasuk
skor 5 sensasi yang mungkin
 Pola tidur membaik dengan skor dialami
5  Informasikan secara faktual
 Perasaan keberdayaan membaik mengenai diagnosis,
dengan skor 5 pengobatan, dan prognosis
 Kontak mata membaik dengan  Anjurkan keluarga untuk
skor 5 tetap bersama pasien, jika
 Pola berkemih membaik dengan perlu
skor 5  Anjurkan melakukan
 Orientasi membaik dengan skor kegiatan yang tidak
5 kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan presepsi
 Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
Defisit Tingkat pengetahuan L.12111 Edukasi Kesehatan I.12383
Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Observasi
D.0111 keperawatan selama 1x24jam  Identifikasi kesiapan dan
diharapkan defisit pengetahuan kemmpuan menerima
teratasi dengan kriteria hasil: informasi
 Nafsu makan meningkat dengan  Identifikasi faktor-faktor
skor 5 yang dapat meningkatkan dan
 Keluhan mual menurun dengan menurunkan motivasi
skor 5 perilaku hidup bersih dan
 Perasaan ingin muntah menurun sehat
dengan skor 5 Terapeutik
 Perasaan asam di mulut  Sediakan materi dan media
menurun dengan skor 5 pendidikan kesehatan
 Sensasi panas menurun dengan  Jadwalkan pendidikan
skor 5 kesehatan sesuai kesepakatan
 Sensasi dingin menurun dengan  Berikan kesempatan untuk
skor 5 bertanya
 Frekuensi menelan menurun Edukasi
dengan skor 5  Jelaskan faktor risiko yang
 Diaphoresis menurun dengan dapat mempengaruhi
skor 5 keehatan
 Jumlah saliva menurun dengan  Ajarkan perilaku hidup bersih
skor 5 dan sehat
 Pucat membaik dengan skor 5  Ajarkan strategi yang dapat
 Takikardi membaik dengan skor digunakan untuk
5 meningkatkan perilaku hidup
 Dilatasi pupil membaik dengan bersih dan sehat
skor 5
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi L.14137 Pencegahan Infeksi I.14539
D.0142 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24  Monitor tanda dan gejala
diharapkan infeksi tidak terjadi infeksi lokal dan sitemik
dengan kriteria hasil: Terapeutik
 Kebersihan tangan meningkat  Batasi jumlah pengunjung
dengan skor 5  Berikan perawatan kulit pada
 Kebersihan badan meningkat area edema
dengan skor 5  Cuci tangan sebelum dan
 Nafsu makan meningkat dengan sesudah kontak dengan
skor 5 pasien dan lingkungan pasien
 Demam menurun dengan skor 5  Pertahankan teknik aseptic
 Kemerahan menurun dengan pada pasien berisiko tinggi
skor 5 Edukasi
 Nyeri menurun dengan skor 5  Jelaskan tanda dan gejala
 Bengkak menurun dengan skor infeksi
5  Ajarkan cara mencuci tangan
 Vesikel menurun dengan skor 5 dengan benar
 Cairan berbau busuk menurun  Ajarkan etika batuk
dengan skor 5  Ajarkan cara memeriksa
 Sputum berwarna hijau kondisi luka atau luka operasi
menurun dengan skor 5  Anjurkan meningkatkan
 Drainase purulent menurun asupan nutrisi
dengan skor 5  Anjurkan meningkatkan
 Piuria menurun dengan skor 5 asupan cairan
 Periode malaise menurun Kolaborasi
dengan skor 5  Kolaborasi pemberian
 Letargi menurun dengan skor 5 imunisasi, jika perlu
 Gangguan kognitif menurun
dengan skor 5
 Kadal sel darah putih membaik
dengan skor 5
 Kultur darah membaik dengan
skor 5
 Kultur urune membaik dengan
skor 5
 Kultur sputum membaik dengan
skor 5
 Kultur area luka membaik
dengan skor 5
 Kultur fases membaik dengan
skor 5
Post Operatif
Nyeri Akut Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I. 08238
D.0077 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24jam  Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri akut teratasi karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas
 Kemampuan menuntaskan nyeri
aktivitas meningkat dengan  Identifikasi skala nyeri
skor 5  Identifikasi respon nyeri non
 Keluhan nyeri menurun dengan verbal
skor 5  Identifikasi faktor yang
 Meringis menurun dengan skor memperberat dan
5 memperingan nyeri
 Sikap protektif menurun dengan  Identifikasi pengetahuan dan
skor 5 keyakinan tentang nyeri
 Gelisah menurun dengan skor  Identifikasi pengaruh budaya
5. terhadap respon nyeri
 Kesulitan tidur menurun dengan  Idnetifikasi pengaruh nyeri
skor 5 pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
 Menarik diri menurun dengan
komplementer yang sudah
skor 5
diberikan
 Berfokus pada diri sendiri
 Monitor efek samping
menurun dengan skor 5
penggunaan analgetik
 Diaphoresis menurun dengan Terapeutik
skor 5  Berikan teknik
 Perasaan depresi (tertekan) nonfarmakologis untuk
menurun dengan skor 5 mengurangi rasa nyeri
 Perasan takut mengalami cedera  kontrol lingkungan yang
berulang menurun dengan skor memperberat rasa nyeri
5  fasilitasi istirhat dan tidur
 Anoreksia menurun dengan  pertimbangkan jenis dan
skor 5 sumber nyeri dalam
 Perineum terasa tertekan pemilihan strategi meredakan
menurun dengan skor 5 nyeri
 Uterus teraba membulat Edukasi
menurun dengan skor 5  Jelaskan penyebab, periode,
 Ketegangan otot menurun dan pemicu nyeri
dengan skor 5  Jelaskan strategi meredakan
 Pupil dilatsi menurun dengan nyeri
skor 5  Anjurkan memonitor nyeri
 Muntah dan mual menurun secara mandiri
dengan skor 5  Anjurkan menggunakan
 Frekuensi nadi membaik analgetik secara tepat
dengan skor 5  Ajarkan teknik
 Pola napas membaik dengan nonfarmakologis untuk
skor 5 mengurangi rasa nyeri
 Tekanan darah membaik Kolaborasi
dengan skor 5  Kolaborasi pemberian
 Proses berpikir membaik analgetik, jika perlu
dengan skor 5
 Fokus membaik dengan skor 5
 Fungsi berkemih membaik
dengan skor 5
 Perilaku membaik dengan skor
5
 Nafsu makan membaik dengan
skor 5
 Pola tidur membaik dengans
kor 5.
Intoleransi Toleransi aktivitas L.05047 Manaejemen Energi I.05178
aktivitas D. 0056 Setelah dilakuakn tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24jam  Identifikasi gangguan fungsi
diharapkan intoleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
teratasi dengan kriteria hasil: kelelahan
Frekuensi nadi, kemudahan  Monitor kelelahan fisik dan
dalaam melakukan aktivitas emosional
sehari-hari, kecepatan berjalan,  Monitor pola dan jam tidur
jarak berjalan, kekuatan tubuh  Monitor lokasi dan
bagian atas, kekuatan tubuh bagian ketidaknyamanan selama
bawah, dan toleransi dalam melakukan aktivitas
menaiki tangga meningkat dengan Terapeutik
skor 5.  Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
Keluhan lelah, dyspnea saat
 Lakukan latihan rentang
aktivitas, dyspnea setelah aktivitas,
gerak pasif dan/atau aktif
perasaan lemah, aritmia saat
 Berikan aktivitas distraksi
aktivitas, aritmia setelah aktivitas,
yang menenangkan
dan sianosis menurun dengan skor
5.  Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
Warna kulit, tekanan darah, berpindah atau berjalan
frekuensi napas, EKG iskemia Edukasi
membaik dengan skor 5.  Anjuran tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi L.14137 Pencegahan Infeksi I.14539
D.0142 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24  Monitor tanda dan gejala
diharapkan infeksi tidak terjadi infeksi lokal dan sitemik
dengan kriteria hasil: Terapeutik
 Kebersihan tangan meningkat  Batasi jumlah pengunjung
dengan skor 5  Berikan perawatan kulit pada
 Kebersihan badan meningkat area edema
dengan skor 5  Cuci tangan sebelum dan
 Nafsu makan meningkat dengan sesudah kontak dengan
skor 5 pasien dan lingkungan pasien
 Demam menurun dengan skor 5  Pertahankan teknik aseptic
 Kemerahan menurun dengan pada pasien berisiko tinggi
skor 5 Edukasi
 Nyeri menurun dengan skor 5  Jelaskan tanda dan gejala
 Bengkak menurun dengan skor infeksi
5  Ajarkan cara mencuci tangan
 Vesikel menurun dengan skor 5 dengan benar
 Cairan berbau busuk menurun  Ajarkan etika batuk
dengan skor 5  Ajarkan cara memeriksa
 Sputum berwarna hijau kondisi luka atau luka operasi
menurun dengan skor 5  Anjurkan meningkatkan
 Drainase purulent menurun asupan nutrisi
dengan skor 5  Anjurkan meningkatkan
 Piuria menurun dengan skor 5 asupan cairan
 Periode malaise menurun Kolaborasi
dengan skor 5  Kolaborasi pemberian
 Letargi menurun dengan skor 5 imunisasi, jika perlu
 Gangguan kognitif menurun
dengan skor 5
 Kadal sel darah putih membaik
dengan skor 5
 Kultur darah membaik dengan
skor 5
 Kultur urune membaik dengan
skor 5
 Kultur sputum membaik dengan
skor 5
 Kultur area luka membaik
dengan skor 5
 Kultur fases membaik dengan
skor 5

4. Implementasi
Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Tindakan keperawatan ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tindakan Keperawatan Mandiri
Tindakan yang dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan keperawatan
mandiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang,
mengompres hangat saat klien demam.
b. Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawat bekerja dengan
anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang
bertahan untuk mengatasi masalah klien.
5. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat
mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan
dalam diagnosa keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan Appendicitis sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang
terjadi pada pasien. Adapaun sasaran evaluasi pada pasien appendicitis sebagai berikut:
a. Suhu tubuh pasien normal (360C - 370C), pasien bebas dari demam
b. Pasien akan mengungkapkan rasa neyri berkurang
c. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai
dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
d. Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi
e. Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi
f. Infeksi tidak terjadi
A. NARASI KASUS
Seorang remaja bernama Nn. I usia 22 thn masuk ke IGD dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah sejak sore, nyeri hingga berjalan harus membungkuk, mual +. Riwayat
penyakit sebelumnya – riwayat alergi – Keadaan umum sedang, GCS 15 composmentis,
TB 160cm, BB 45kg, TD 121/78 mmHg, pernapasan 20x/mnt, nadi 76x/mnt, suhu
36,7°C, akral hangat, CRT<2 detik, abdomen supel. Hasil laboratorium Hb 9,9 g/dL, Ht
31%, Trombosit 340 ribu/µL, leukosit 8,35 10ˆ3/µL. Therapy IVFD RL+tramadol
100mg/8jam, Ceftriaxone 2x1gr IV, Ketorolac 3x30mg IV, Ranitidine 2x50mg IV, Cek
LED, Rencana USG Abdomen.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama                                       : Nn. I
Umur                                       : 22 Tahun
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Pendidikan                               : SMA
Pekerjaan                                 : Belum bekerja
Agama                                     : Islam
Suku/Bangsa                            : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan                   : Belum Menikah
Alamat                                     : Asrama Rindam Jaya rt 06/rw 05
Tanggal Masuk                        : 12 November 2022
Tanggal Pengkajian                 : 12 November 2022
Diagnosa Medis                       : Appendicitis Kronis

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama                                       : Ny. H
Umur                                       : 50 Tahun
Pekerjaan                                 : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan                               : SMA
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Agama                                     : Islam
Alamat                                     : Asrama Rindam Jaya rt 06/rw 05
Hubungan Dengan Klien         : Ibu

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak sore, nyeri
hingga berjalan harus membungkuk, mual +.
b) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak sore, nyeri
hingga berjalan harus membungkuk, mual +. Tanggal 25/11/2022 dijadwalkan
USG abdomen, namun pasien sudah nyeri.
2) Riwayat penyakit sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya

d. Pola Aktivitas Sehari-hari


Aktivitas Dependen Independen
Pemeliharaan kesehatan diri 0 5
Mandi 0 5
Makan 5 10
Toilet BAB & BAK 5 10
Naik/turun tangga 5 10
Berpakaian 5 10
Konrol BAB 5 10
Kontrol BAK 5 10
Ambulasi 15
Kursi roda 10
Transfer kursi/bed 5-10 15

Kriteria Hasil:
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat
62-90 : ketergantungan moderat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri

e. Pemeriksaan Fisik
1. Respiratori
Sumbatan jalan napas : tidak
Frekuensi napas : 20x/mnt
Irama : teratur
Sputum : tidak ada
Batuk : tidak
Suara tambahan : tidak ada
2. Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Tekanan darah : 121/78 mmHg
Frekuensi nadi : 76x/mnt
Irama nadi : tratur
Denyut nadi : kuat
Suhu : 36,7°C
SpO2 : 98%
Akral : hangat
Capillary refill : <3detik
b. Sirkulasi jantung
Nyeri dada : tidak
3. Tingkat kesadaran : composmentis
a. Disability
Tanda-tanda trauma : tidak ada
b. Skala koma Glasgow : 15
E: 4 M: 6 V: 5
c. Sensori : tidak ada kelainan
d. Penglihatan dan konjungtiva : tidak pucat, anikterik, pupil isokor, reflek
cahaya positif
e. Pendengaran : tidak ada kelainan
4. Risiko nutrisi
BB: 55kg TB: 160cm
1. Apakah berat badan pasien mengalami penurunan dalam 6
bulan terakhir?
a. Tidak 0
b. Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi lebih longgar) 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
 1-5 kg 1
 6-10 kg 2
3
 >11 kg
2. Apakah asupan makanan berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan? 0
 Tidak 1
 Ya
Total Score 1
Bila skor >3, maka dilakukan assessment lanjut oleh dietisien/ahli gizi

5. Skrining nyeri
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah saat ini anda merasa sakit? √
2. Apakah tidur anda terganggu karena sakit? √
3. Apakah rasa sait mengalangi aktivitas? √
4. Apakah rasa sakit dialami setiap hari? √

6. Kulit
Warna kulit : normal
Turgor kulit : elastis
Integritas : tidak ada kelainan
Luka : tidak ada
7. Eliminasi
Buang Air Besar : tidak ada kelainan
Buang Air Kecil : tidak ada kelainan

8. Abdomen dan Pinggang


Keadaan abdomen : tegang
Nyeri tekan : ada
Benjolan : tidak ada
Bising usus : ya, frekuensi 23x/mnt
Ginjal (nyeri ketuk) : tidak

9. Mobilitas dan aktivitas


Perlu bantuan Riwayat sebelum perawatan Saat ini
Saat makan Tidak Tidak
Saat berpakaian/berhias diri Tidak Tidak
Saat mandi, BAK, BAB Tidak Ya
Ketidakmampuan berdiri dari Tidak Ya
posisi duduk secara mandiri
Ketidakmampuan berjalan maju Tidak Ya
dan mundur dalam 3 meter secara
mandiri (dengan/tanpa bantuan)
Ketidak mampuan berpindah dari Tidak Ya
kursi ke tempat tidur atau
sebaliknya (secara mendiri)
Bila ada salah satu jawaban “ya” diatas, segera informasikan ke dokter yang
merawat

Uji kekuatan otot ekstremitas atas kanan/kiri : 5/5


Ekstremitas bawah kanan/kiri : 5/5

10. Istirahat dan tidur


Tidur malam : 8 jam tidur siang : 2 jam
Mengalami sulit tidur : ya
Ketergantungan obat : tidak

11. Risiko jatuh dan restrain : risiko rendah


Apakah pasien perlu restrain/pengikat : tidak

12. Hubungan , komunikasi


Komunikasi : baik
Ekspresi dan emosi : ekspresif dan sesuai
Kontak mata : ya
Cara belaja yang disukai : diskusi dan mendengar
Hambatan belajar : tidak

f. Data Penunjang
Hb : 9,9 g/dL PT Pasien : 11,1 detik
Ht : 31% APTT Pasien : 26,3 detik
Leukosit : 8,35 10ˆ3/µL HBsAg : non reaktif
Trombosit : 340 ribu/µL, Anti HIV : non reaktif
SGOT : 13 U/L Urine lengkap : tidak ada masalah
SGPT : 12 U/L LED :11 mm/jam
Ureum : 18 mg/dL GDS : 94
Kreatinin : 0.97 mg/dL Natrium : 140 mmol/L
eGFR : 76,3 mL/min/1,73 mˆ2 Kalium : 3,9mmol/L
Klorida : 107 mmol/L

g. Terapi medis
IVFD RL+tramadol 100mg/8jam
Cek LED
USG Abdomen

h. Program dan rencana pengobatan


Jenis Obat Dosis Cara Jam Fungsi Obat
Pemberia Pemberian
n
Ceftriaxone 2x1g IV 05.00, 17.00 Mengatasi infeksi
bakteri
Ketorolac 3x30mg IV 09.00, 17.00, Mengurangi rasa nyeri
01.00
Ranitidine 2x50mg IV 05.00, 17.00 Menekan produksi sama
lambung, melindungi
lambung akibat
pemberian antibiotik

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
2. Defisit nutrisi
3. Risiko infeksi

D. PERENCANAAN
Diagnosis Luaran dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
(SDKI)
Nyeri Akut D.0077 Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I. 08238
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama  Identifikasi lokasi,
3x24jam diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
akut teratasi dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas
hasil: nyeri
 Kemampuan  Identifikasi skala nyeri
menuntaskan aktivitas  Identifikasi respon nyeri non
meningkat dengan skor 5 verbal
 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi faktor yang
dengan skor 5 memperberat dan
 Meringis menurun memperingan nyeri
dengan skor 5  Identifikasi pengetahuan dan
 Sikap protektif menurun keyakinan tentang nyeri
dengan skor 5  Identifikasi pengaruh budaya
 Gelisah menurun dengan terhadap respon nyeri
skor 5.  Idnetifikasi pengaruh nyeri
 Kesulitan tidur menurun pada kualitas hidup
dengan skor 5  Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
 Menarik diri menurun
diberikan
dengan skor 5
 Monitor efek samping
 Berfokus pada diri sendiri
penggunaan analgetik
menurun dengan skor 5
Terapeutik
 Diaphoresis menurun  Berikan teknik
dengan skor 5 nonfarmakologis untuk
 Perasaan depresi mengurangi rasa nyeri
(tertekan) menurun  kontrol lingkungan yang
dengan skor 5 memperberat rasa nyeri
 Perasan takut mengalami  fasilitasi istirhat dan tidur
cedera berulang menurun  pertimbangkan jenis dan
dengan skor 5 sumber nyeri dalam
 Anoreksia menurun pemilihan strategi meredakan
dengan skor 5 nyeri
 Perineum terasa tertekan Edukasi
menurun dengan skor 5  Jelaskan penyebab, periode,
 Uterus teraba membulat dan pemicu nyeri
menurun dengan skor 5  Jelaskan strategi meredakan
 Ketegangan otot menurun nyeri
dengan skor 5  Anjurkan memonitor nyeri
 Pupil dilatsi menurun secara mandiri
dengan skor 5  Anjurkan menggunakan
 Muntah dan mual analgetik secara tepat
menurun dengan skor 5  Ajarkan teknik
 Frekuensi nadi membaik nonfarmakologis untuk
dengan skor 5 mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Pola napas membaik  Kolaborasi pemberian
dengan skor 5 analgetik, jika perlu
 Tekanan darah membaik
dengan skor 5
 Proses berpikir membaik
dengan skor 5
 Fokus membaik dengan
skor 5
 Fungsi berkemih
membaik dengan skor 5
 Perilaku membaik
dengan skor 5
 Nafsu makan membaik
dengan skor 5
 Pola tidur membaik
dengans kor 5.
Defisit nutrisi  Serum albumin Manajemen Nutrisi I.03119
D.0019 meningkat dengan skor 5 Observasi
 Verbalisasi keinginan  Identifikasi status nutrisi
untuk meningkatkan  Identifikasi alergi dan
nutrisi meningkat dengan intoleransi makanan
skor 5  Identifikasi makanan yang
 Pengetahuan tentang disukai
pilihan makanan yang  Identifikasi kebutuhan kalori
sehat meningkat dengan dan jenis nutrient
skor 5  Identifkasi perlunya
 Pengetahuan tentang penggunaan selang
pilihan minuman yang nasogastric
sehat meningkat dengan  Monitor asupan makanan
skor 5  Monitor berat badan
 Pengetahuan tentang  Monitor hasil pemeriksaan
standar supan nutrisi yang laboratorium
tepat meningkat dengan Terapeutik
skor 5  Lakukan oral hygiene
 Penyiapan dan sebelum makan, jika perlu
penyimpanan makanan  Fasilitasi menentukan
yang aman meningkat pedoman diet
dengan skor 5  Sajikan makanan secara
 Sikap terhadap menarik dan suhu yang sesuai
makanan/minuman sesuai  Berikan makanan tinggi serat
tujuan kesehatan untuk mencegah konstipasi
meningkat dengan skor 5  Berikan mkanan tinggi kalori
 Perasaan cepat kenyang dan tinggi protein
menurun dengan skor 5  Berikan suplemen makanan,
 Nyeri abdomen menurun jika perlu
dengan skor 5  Hentikan pemberian makanan
 Sariawan menurun melalui selang nasogastric
dengan skor 5 jika asupan oral dapat
 Rambut rontok menurun
dengan skor 5 ditoleransi
 Diare menurun dengans Edukasi
skor 5  Anjurkan posisi duduk, jika
 Berat badan membaik perlu
dengan skor 5  Ajarkan diet yang
 Indeks massa tubuh diprogramkan
(IMT) membaik dengan Kolaborasi
skor 5  Kolaborasi pemberian
 Frekuensi makan medikasi sebelum makan,
membaik dengan skor 5 jika perlu
 Nafsu makan membaik  Kolaborasi dengan ahali gizi
dengan skor 5 untuk menentukan jumlah
 Bising usus membaik kalori dan jenis nutrient yang
dengan skor 5 dibutuhkan, jika perlu
 Tabel lipatan kulit trisep
membaik dengan skor 5
 Membrane mukosa
membaik dengan skor 5
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi L.14137 Pencegahan Infeksi I.14539
D.0142 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24  Monitor tanda dan gejala
diharapkan infeksi tidak infeksi lokal dan sitemik
terjadi dengan kriteria hasil: Terapeutik
 Kebersihan tangan  Batasi jumlah pengunjung
meningkat dengan skor 5  Berikan perawatan kulit pada
 Kebersihan badan area edema
meningkat dengan skor 5  Cuci tangan sebelum dan
 Nafsu makan meningkat sesudah kontak dengan
dengan skor 5 pasien dan lingkungan pasien
 Demam menurun dengan  Pertahankan teknik aseptic
skor 5 pada pasien berisiko tinggi
 Kemerahan menurun Edukasi
dengan skor 5  Jelaskan tanda dan gejala
 Nyeri menurun dengan infeksi
skor 5  Ajarkan cara mencuci tangan
 Bengkak menurun dengan dengan benar
skor 5  Ajarkan etika batuk
 Vesikel menurun dengan  Ajarkan cara memeriksa
skor 5 kondisi luka atau luka operasi
 Cairan berbau busuk  Anjurkan meningkatkan
menurun dengan skor 5 asupan nutrisi
 Sputum berwarna hijau  Anjurkan meningkatkan
menurun dengan skor 5 asupan cairan
 Drainase purulent Kolaborasi
menurun dengan skor 5  Kolaborasi pemberian
 Piuria menurun dengan imunisasi, jika perlu
skor 5
 Periode malaise menurun
dengan skor 5
 Letargi menurun dengan
skor 5
 Gangguan kognitif
menurun dengan skor 5
 Kadal sel darah putih
membaik dengan skor 5
 Kultur darah membaik
dengan skor 5
 Kultur urune membaik
dengan skor 5
 Kultur sputum membaik
dengan skor 5
 Kultur area luka membaik
dengan skor 5
 Kultur fases membaik
dengan skor 5

E. IMPLEMENTASI
Tanggal dan Jam Tindakan Diagnosis Paraf
Sabtu, 12/11/2022
14.00 Aplusan
15.00 Menyiapkan therapy
16.00 Memonitor TTV
RS: os mengeluh masih mual, Nyeri Akut D.0077
tidak nafsu makan dan nyeri Risiko Infeksi
pada perut kanan bawah. D.0142
RO: TD: 118/82 N: 82 S: 36,5 Defisit nutrisi
D.0019
rr: 22 SpO2: 99%, Hb 9,9
g/dL, Ht 31%, Trombosit 340
ribu/µL, leukosit 8,35
10ˆ3/µL, terlihat meringis
ketika kaki kanan ditekuk
Mengambil sampel darah LED
RO: sampel darah LED
17.00 diambil
Memberikan therapy IV
ceftriaxone 1gr, ketorolac
30mg, ranitidine 50mg
19.00 RO: therapy diberikan, alergi -
Memonitor cairan infus dan
intake makan
Defisit nutrisi
RO: tetesan infus lancar, D.0019
IVFD RL+tramadol 100mg/8j,
makan sore hanya habis ¼
porsi
Minggu,
13/11/2022 Aplusan
14.00 Menyiapkan therapy
15.00 Memonitor TTV Nyeri Akut D.0077
16.00 RS: os mengatakan mual
sudah berkurang, nyeri perut
kanan bawah masih sakit
RO: TD: 129/83 N: 79 S: 36
rr: 20 SpO2: 98%, nyeri tekan
+ perut kanan bawah,terlihat
nyeri ketika kaki kanan
ditekuk
17.00
Memberikan therapy IV
ceftriaxone 1gr, ketorolac
30mg, ranitidine 50mg Defisit nutrisi
19.00 RO: therapy diberikan, alergi D.0019

Memonitor cairan infus dan
intake makanan
RO: tetesan infus lancar,
IVFD RL+tramadol 100mg/8j,
makan sore habis ½ porsi.
Senin, 14/11/2022
14.00 Aplusan
15.00 Menyiapkan therapy
16.00 Memonitor TTV Nyeri Akut D.0077
RS: os mengatakan mual
sudah tidak terasa, nyeri perut
kanan bawah berkurang
namun masih terasa sakit
RO: TD: 120/85 N: 75 S: 36,5
rr: 20 SpO2: 98%, nyeri tekan
pada perut kanan bawah +
16.30
Melapor hasil USG Abdomen
ke dr. bedah
RO: persiapankan operasi
appendicitis, konsul PD, Paru,
17.00 Jantung, Anestesi
Memberikan therapy IV
ceftriaxone 1gr, ketorolac
30mg, ranitidine 50mg
19.00 RO: therapy diberikan, alergi

Memonitor cairan infus dan Defisit nutrisi
intake makan D.0019
RO: tetesan infus lancar,
IVFD RL+tramadol 100mg/8j,
makan sore habis 1 porsi

F. EVALUASI
Hari/tanggal Disgnosis Perkembangan Paraf
Sabtu, Nyeri Akut S: os mengeluh masih mual dan nyeri
12/11/2022 D.0077 pada perut kanan bawah.
O: TD: 118/82 N: 82 S: 36,5 rr: 22
SpO2: 99%, terlihat meringis ketika
kaki kanan ditekuk
A: nyeri akut belum teratasi
P: - observasi ku dan TTV
- manajemen nyeri

S: os mengeluh masih mual dan nyeri


Risiko Infeksi
pada perut kanan bawah.
D.0142
O: TD: 118/82 N: 82 S: 36,5 rr: 22
SpO2: 99%, Hb 9,9 g/dL, Ht 31%,
Trombosit 340 ribu/µL, leukosit 8,35
10ˆ3/µL.
A: Risiko infeksi belum teratasi
P: - monitor hasil HHTL
- pencegahan infeksi

Defisit nutrisi S: os mengeluh mual, tidak nafsu


D.0019 makan
O: TD: 118/82 N: 82 S: 36,5 rr: 22
SpO2: 99%, makan sore hanya habis
¼ porsi
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P: - Observasi KU dan TTV
- Manajemen Nutrisi
Minggu, Nyeri Akut S: os mengatakan nyeri perut kanan
13/11//2022 D.0077 bawah masih sakit
O: TD: 129/83 N: 79 S: 36 rr: 20
SpO2: 98%, nyeri tekan + perut
kanan bawah,terlihat nyeri ketika
kaki kanan ditekuk
A: nyeri akut belum teratasi
P: - Observasi KU dan TTV
- Manajemen nyeri

Defisit nutrisi S: os mengatakan mual sudah


D.0019 berkurang
O: makan sore habis ½ porsi, terlihat
kemauan ingin makan bertambah
A: defisit nutrisi belum teratasi
P: - Monitor KU dan TTV
- Manajemen nutrisi
Senin, Nyeri Akut S: os mengatakan nyeri perut kanan
14/11/2022 D.0077 bawah berkurang namun masih terasa
sakit
O: TD: 120/85 N: 75 S: 36,5 rr: 20
SpO2: 98%, nyeri tekan pada perut
kanan bawah +
RL+tramadol 100mg/8j,
A: nyeri akut belum teratasi
P: - Monitor KU dan TTV
- Manajemen nyeri

Defisit nutrisi S: os mengatakan mual sudah tidak


D.0019 terasa
O: makan sore habis 1 porsi
A: defisit nutrisi teratasi
P: - Observasi KU dan TTV
- Pertahankan status nutrisi

DAFTAR PUSTAKA
Joseph, Novita. 2020. Operasi Usus Buntu (Appendektomi). Diakses dari
https://hellosehat.com/kesehatan/operasi/operasi-usus-buntu-appendektomi/. Pada
tanggal 06/07/2020.
Mulyanto, Joko, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Diterjemahkan dari Black, Joyce M dan Jane
Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing: Clinical Management for positive
Outcomes. Jakarta: Elsevier.
Nurachmah, Elly. 2017. Dasar-Dasar Abatomi dan Fisiologi ed-12. Diterjemahkan dari Ross
dan Wilson oleh Anne Waugh dan Allison Grant. Anatomi and Physiology in Health
and Ilness, 12e. Jakarta: Elsevier.
Prihaningtyas, Rendi Aji. 2014. Deteksi dan Cepat Obati 30+ Penyakit yang Sering
Menyerang Anak. Yogyakarta: Media Pressindo
Putrikrislia, Ursula Penny. 2018. Apendisitis (Radang Usus Buntu) – Penyebab, Gejala, dan
Pengobatan. Diakses dari https://doktersehat.com/apendisitis-radang-usus-buntu/.
Pada tanggal 06/07/2020.
Riawati. 2019. Diagnosis Appendicitis. Diakses dari
https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/apendisitis/diagnosis. Pada
tanggal 06/07/2020.

Anda mungkin juga menyukai