Disusun oleh:
Rinda Novita Widyanti
30120120015k
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Penyakit
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di
seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan
oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih
rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan
variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang
cepat tidak direncanakan (WHO, 2015)
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop.
Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya
bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar yang disebut
vena.
3. Darah
Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut
plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu jaringan
tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah
suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma.
Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang
berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah yang
befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume darah pada tubuh yang sehat /
organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter.
Keadaan jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur,
pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. Tekanan viskositas atau
kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada air yaitu mempunyai berat jenis
1.041 – 1.067 dengan temperatur 380C dan PH 7.37 – 1.45.
Fungsi darah secara umum terdiri dari :
a. Sebagai Alat Pengangkut
1) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
2) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibody atau zat-zat
anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
Adapun proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu
: sumsum tulang, hepar dan limpa.
a. Sumsum Tulang Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis
adalah:
1) Tulang Vertebrae
Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur
bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang
mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang
tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae
mempunyai korpus (badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak
dan terletak di depan dan menyangga. Bagian yang menjorok dari
korpus di belakang disebut arkus neoralis (Lengkung Neoral) yang
dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut dari otak ke
semua bagian tubuh. Pada arkus terdapat bagian yang menonjol
pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan
tulang belakang yang dinamakan prosesus spinosus.
2) Sternum (tulang dada)
3) Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang
kosta dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium sterni, corpus
sterni, dan processus xipoideus.
b. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh manusia.
Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah diafragma, kelenjar
ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus hepatikus sinestra,
keduanya bertemu membentuk ductus hepatikus comunis. Ductus hepaticus
comunis menyatu dengan ductus sistikus membentuk ductus coledakus.
c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan
berwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula denganberat normal 100
– 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan
memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi
menghancurkan sel darah merah yang rusak.
3. Etiologi
Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam berdarah.
Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi
virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebar penyakit ini.
Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah setiap tahun di seluruh dunia.
Sejumlah kecil ini berkembang menjadi demam berdarah. Kebanyakan infeksi di
Amerika Serikat yang dibawa dari negara lain. Faktor risiko untuk demam
berdarah termasuk memiliki antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi
sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4 serotipe
virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi
yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain. Seseorang yang
tinggal di daerah epidermis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia (Nurarif & Hardhi, 2015).
4. Patofisiologi
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita
DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan
terjadinya perembesan atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding
kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah
trombosit berkurang, terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang
dikarenakan kekurangan haemoglobin, terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan
hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal pertama yang terjadi setelah virus
masuk ke dalam tubuh penderita adalah penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-bintik
merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran limpa (splenomegali).
Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran atau
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi
penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita
DHF sangat dianjurkan untuk memantau hematocrit darah berkala untuk
mengetahuinya. Setelah pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan
intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya
edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang
cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan
kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila tidak segera
ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian. Sebelumnya
terjadinya kematian biasanya dilakukan pemberian transfusi guna menambah
semua komponenkomponen di dalam darah yang telah hilang.
5. Manifestasi Klinis
Demam berdarah menurut (WHO, 2015) adalah, penyakit seperti flu berat
yang mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang dewasa, tapi jarang menyebabkan
kematian. Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C / 104 ° F) disertai
dengan 2 dari gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot
dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar atau ruam. Gejala biasanya
berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari
nyamuk yang terinfeksi.
Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena
plasma bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau
gangguan organ. Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah gejala pertama
dalam hubungannya dengan penurunan suhu (di bawah 38 ° C / 100 ° F) dan
meliputi: sakit parah perut, muntah terus menerus, napas cepat, gusi berdarah,
kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48 jam berikutnya dari tahap kritis
dapat mematikan; perawatan medis yang tepat diperlukan untuk menghindari
komplikasi dan risiko kematian Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
a. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
b. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain
c. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat
dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan
kulit dingin dan gelisah.
d. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
Terukur.
Menurut (Vyas et. Al 2014), gejala awal demam berdarah dengue yang
mirip dengan demam berdarah. Tapi setelah beberapa hari orang yang
terinfeksi menjadi mudah marah, gelisah, dan berkeringat. Terjadi
perdarahan: muncul bintik-bintik kecil seperti darah pada kulit dan patch
lebih besar dari darah di bawah kulit. Luka ringan dapat menyebabkan
perdarahan.
Syok dapat menyebabkan kematian. Jika orang tersebut bertahan,
pemulihan dimulai setelah masa krisis 1-hari.
I. Gejala awal termasuk:
a. Nafsu makan menurun
b. Demam
c. Sakit kepala
d. Nyeri sendi atau otot
e. Perasaan sakit umum
f. Muntah .
II. Gejala fase akut termasuk kegelisahan diikuti oleh:
a. Bercak darah di bawah kulit
b. Bintik-bintik kecil darah di kulit
c. Ruam Generalized
d. Memburuknya gejala awal
III. Fase akut termasuk seperti shock ditandai dengan:
a. Dingin, lengan dan kaki berkeringat
b. Berkeringat
6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2008) adalah:
1. Perdarahan
Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan
koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda
dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan
dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan perdarahan saluran
cerna, hematemesis, dan melena.
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom)
DSS terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke ronnga pleura
dan peritoneum, hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang
mngekaibatkan berkurangnya alran balik vena, penurunan volume sekuncup dan
curah jantung sehingga terjadi 13 disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS
juga disertai kegagalan hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas
sistem kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi
darah terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara
progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan
meninggal dalam wakti 12-24 jam.
1. Hepatomegali Hati
Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang
dihubungkan dengan nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus
hati dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang
lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus
antibody.
2. Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam
rongga pleura dan adanya dipsnea.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah lengkap
1) Leukpenia pada hari ke 2-3
2) Trombositopenia dan hemokosentrasi
3) Masa pembekuan normal
4) Masa perdarahan memanjang
5) Penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII.
b. Kimia darah
1) Hipoproteinemia
2) SGOT/SGPT meningkat
3) Umum meningkat
4) pH darah meningkat
c. Urinalisi mungkin ditemukan albuminuria ringan.
d. Uji sum-sum tulang
Pada awal sakit biasanya hipaseluler kemudian menjadi hiperselular
8. Pemeriksaan penunjang
a. Darah
1) Leukositopenia/lekositosis (N :5000-10.000 ul)
2) Trombositopenia (150.000-400.000 ul)
3) Hematokrit meningkat (N: Laki-laki 40-54%, perempuan 36-46%)
4) Hb menurun (N : laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16 gr/dl)
5) Hiponatremia 135-147 meq/ l
6) Hipokloremia (N : 100-106 meq/ l)
7) SGPT/SGOT, ureum dan pH darah meningkat
8) N: SGPT / SGOT < 12 U/ l
9) N: Ureum 20-40 mg/ dl
10) N: pH 7,38-7,44
b. Urin
Albuminuria ringan (N: 4-5,2 g/ dl)
c. Uji serologis
1) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
2) Uji komplemen fiksasi (CF test)
3) Uji neutralisasi (Nt test)
4) IgM ELISA (Mac ELISA)
5) IgG ELISA
9. Patway
B. Asuhan Keperawatan DHF
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses perawatan. Tahap ini sangat
penting dan menentukan dalam tahap-tahap selanjutnya. Data yang komprehensif
dan valid akan menentukan penetapan diagnosis keperawatan dengan tepat dan
benar serta selanjutnya akan berpengaruh dalam perencanaan keperawatan
(Tarwoto dan wartonah, 2015).
Menurut Christantie Effendy (1995) pengkajian yang akan didapat pada pasien
DHF sebagai berikut :
a. Keluhan utama
Demam riwayatnya 2-7 hari biasanya kecendrungan perdarahan sekurang-
kurangnya salah satu dari timbulnya tandatanda perdarahan yaitu: (petekie,
ekimosis atau purpura dan perdarahan di gusi)
b. Riwayat penyakit saat ini
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya edema, demam naik turun terus
menerus selama 2-7 hari. Demam turun saat klien mendapatkan terapi
farmakologi yaitu kolaborasi pemberian antipiretik (paracetamol) dan
pemberian terapi kompres dan pemberian terapi infus.
c. Kesadaran umum : compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan
perfusi sistem saraf pusat, kekuatan otot.
Keterangan :
5 : Bebas bergerak dengan kekuatan otot penuh
4 : Mampu menahan tahanan dengan kekuatan ringan
3 : Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan
: tahanan pemeriksa
2 : Hanya mampu bergeser diatas tempat tidur
1 : Hanya terlihat tonus/kontraksi otot
0 : Tidak ada tonus
d. Aktivitas dan istirahat : kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,
demam hingga tirah baring.
e. Tanda-tanda vital : Tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah,
peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi pernafasan.
f. Sirkulasi : Sianosis perifer pada ujung jari tangan, turgor kulit anelastis
g. Pernapasan : Batuk, pilek dan sakit saat menela
h. Integritas ego : Ansietas, takut, stress yang berhubungan dengan penyakit.
i. Nutrisi dan cairan : Mual, muntah dan anoreksi, distensi abdomen.
j. Eliminasi buang air besar : Diare, konstipasi, melena
k. Buang air kecil : Penurunan atau peningkatan haluan urine
l. Pemeriksaan diagnostic : Laboratorium pemeriksaan darah lengkap meliputi
penurunan trombosit, peningkatan leukosit dan peningkatan hematokrit.
m. Rontgen dada : efusi fleura
n. Ultrasonography : Hepatomegali dan Splenomegali
2. Diagnosa keperawatan
3. Rencana keperawatan
Menurut Hutagalung (2019), rencana keperawatan merupakan metode
komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien dan rencana tindakan
keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang
akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara
spesifik.
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan independen
(mandiri) dan kolaborasi. (Tarwoto & Wartonah, 2015)
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Suarni dan
Apriyani,2017)\
Laporan Kasus
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Status Marital : Belum menika
Tanggal, jam pengkajian : 03 Mei 2021, jam 14.00 WIB
Tanggal, jam masuk : 02 Mei 2021, jam 09.30 WIB
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien datang kerumah sakit melalui IGD pada tanggal 02 Mei 2021
dengan keluhan demam naik turun selama tiga hari yang lalu nyeri
perut, mual, muntah 3-4 kali, Bab cair 5-6 kali/ hari dan badan terasa
lemas.
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri daerah perut
c. Riwayat Sakit Sekarang (PQRST)
Klien datang ke igd RSUd Cililin pada tanggal 02 Mei 2021 dengan
keluhan nyeri perut, nyeri dirasakan memberat adalah saat klien
beraktivitas, dan hal yang memperingan adalah saat klien istirahat.
Nyeri di rasakan seperti tertusuk-tusuk, dengan sekala nyeri 5. Nyeri
dirasakan menyebar keseluruh bagian perut dan nyeri hilang timbul
dengan waktu yang tidak menentu.
d. Keluhan Penyerta
Klien mengeluh mual, muntah dan badan terasa lemas
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Riwayat penyakit atau rawat inap sebelumnya
Klien mengatakan belum pernah sakit dan di rawat sebelumnya
b. Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat
maupun makanan.
c. Riwayat operasi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan oprasi
sebelumnya
d. Riwayat transfuse
Klien mengatakan belum pernah melakukan transfuse darah
sebelumnya.
e. Riwayat pengobatan
Klien tidak memiliki Riwayat pengobatan apapun
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari pihak keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
keturunan
g. Keadaan kesehatan lingkungan rumah
Klien mengatakan rumahnya berada di sebuah pedesaan yang masih
asri banyak pepohonan.
h. Genogram 3 generasi
C. Data Biologis
1. Penampilan umum : Klien terlihat lemas
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg, di lengan kanan
Suhu :38 °C per axilla
Nadi : 98x/menit, di arteri radialis, irama tidak teratur
Pernapasan : 20 x/menit, tidak teratur, pernapasan dada
Masalah keperawatan Gangguan hipertermi
3. Tinggi badan : 148 cm
Berat badan : 48 kg
4. Anamnesa, Pemeriksaan Fisik, Masalah Keperawatan
a. Sistem Pernapasan
1. Anamnesa :
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak pernah
mengalami gangguan pada pernapas apapun.
Saat dirawat : Klien mengatakan tidak merasakan ada yang
aneh dan berbeda pada pernapasannya.
2. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi:
Hidung bentuk hidung simetris, pernapasan cuping hidung
tidak ada, mukosa hidung tampak baik, secret/lender tidak ada,
polip tidak ada, tidak terpasang oksigen, cyanosis tidak ada,
bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada
pertumbuhan rambut, warna kulit merata
Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris, Taktil fremitus :
getaran disebelah kiri dan kanan sama. Tidak ada masa, Tidak
ada benjolan ( tidak terdapat pembesaran vena jugularis)
Perkusi:
Ketika diperkusi terdapat suara sonor
Auskultasi:
Suara napas tambahan : Rales tidak ada, ronchi tidak ada,
wheezing tidak ada. Vocal resonans : Intensitas dan kualitas
suara normal atau sama antara kiri dan kanan
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Anamnesa :
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat penyakit jantung.
Saat dirawat : Klien mengatakan tidak ada masalah ataupun
gangguan dengan jantungnya.
2. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi:
Bentuk dada simetris, Tidak ada lesi, warna kulit merata
persebaran rambut merata
Palpasi:
Capillary refill time kurang dari 3 detik, , edema tidak ada,
tidak
ada nyeri tekan , tidak ada kelainan dada
Perkusi:
Terdengar : suara redup
Auskultasi :
Tidak ada bunyi jantung tambahan suara mur-mur
3. Masalah Keperawatan Tidak ada.
c. Sistem Pencernaan
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan BAB teratur.
Bentuk dan warna feses lunak berwarna kuning kecoklatan.
Saat dirawat : Klien mengeluh lemas, mual muntah 3-4 kali,
nyeri daerah perut, Klien mengeluh merasa haus, Klien
mengatakan minumnya 3 – 4 x/ hari ( 800 cc / hari ) ,Bab 5-6
kali/hari,konsistensi cair
2. Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Mulut : Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat berwarna
putih kekuningan, mukosa bibir kering, tidak berbau, Bibir
kering dan tidak pucat, ada stomatitis, lidah tidak ada lesi dan
berwarna merah muda, gusi berdarah tidak ada, tidak ada
pembekakan tonsil.
Abdomen : Warna kulit sawo matang, warna kulit merata,
tidak terdapat bekas luka oprasi
Anus : Bab 5-6/hari, terdapat lesi, tidak tedapat
pembengkakan. Warna merah tua.
Auskultasi: Peristaltik usus 10 kali permenit, terdengar jelas.
Palpasi: Terdapat nyeri tekan daerah abdomen, Tidak
terdapat
masa, tidak ada oedema
Perkusi: Terdengar hasil ketukan tympani‖ di semua kuadran
abdomen
3. Masalah Keperawan : Gangguan Nyaman nyeri
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit
d. Sistem Perkemihan
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak pernah ada
masalah pada saat buang air kecil.
Saat dirawat : Klien mengatakan tidak ada keluahan dalam
system perkemihan
2. Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi: Tidak terpasang kateter urine, warna urine kuning
terang.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
Perkusi: terdengar suara yang keras.
3. Masalah Keperawatan tidak ada
e. Sistem Endokrin
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan jarang sakit, hanya
batuk pilek biasa dan tidak lebih dari 5 hari sembuh
Saat dirawat : Klien mengatakan tidak ada keluhan dalam
system endokrin.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
Bentuk tubuh : Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
Pembesaran pada ujung-ujung ekstremitas atas atau bawah
tidak ada. Lesi dan luka ganggren tidak ada tidak ada.
Palpasi: Kelenjar tiroid tidak teraba
3. Masalah keperawatan tidak ada masalah
f. Sistem Persarafan
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak pernah
mengalami sakit pada bagian-bagian sarafnya.
Saat dirawat : Klien mengatakan tidak ada sakit yang berarti
pada bagian-bagian sarafnya.
2. Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Bentuk muka lonjong, mulut tidak ada lesi, parase tidak ada.
Sensibilitas ekstremitas atas/baal : Sensitif.
Sensibilitas ekstremitas bawah/baal : Sensitif.
Pergerakan tidak terkoordinir : Tidak ada.
Tingkat kesadaran : Kualitatif :
Compos Mentis Kuantitatif : GCS 15 (E = 4,M = 6,V = 5)
Perkusi:
Refleks fisiologis : Tendon biceps : Ada.
: Tendon triceps : Ada.
: Tendon patella : Ada.
: Tendon Achilles : Ada.
Refleks patologis : Refleks Babinski : Ada.
3. Masalah Keperawatan Tidak ada
h. Sistem Muskuloskeletas
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak ada
keluhan dan tidak ada kesulitan saat bergerak
Saat dirawat : Klien mengatakan mengeluh lemas, tapi
tidak mengalami masalah nyeri otot maupun tulang
ditubuhnya.
2. Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Ekstremitas atas normal terpasang infus di sebelah kiri,
ekstremitas bawah normal.
Atrofi : Tidak ada.
Rentang gerak/range of motion : Bebas atau tidak ada yang
terganggu.
Nilai kekuatan otot : 5 (Keterangan : Normal)
Bentuk columna vertebralis : Normal.
Penggunaan alat/balutan : Tidak ada.
Palpasi: Nyeri tekan pada processus spinosus tidak ada di
daerah belakang leher perbatasan pundak.
3. Masalah Keperawatan intoleransi aktifitas
i. Sistem Reproduksi
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak pernah
mengalami masalah pada bagian reproduksinya.
Saat dirawat : Klien mengatakan tidak ada masalah pada
organ reproduksinya.
2. Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Mammae : Simetris, tidak ada lesi.
Genetalia eksterna : Normal, tidak ada lesi, tidak ada
pengeluaran cairan. Edema pada genetalia eksterna tidak
ada.
Hipospaida tidak ada, edema scrotum tidak ada, massa
tidak ada, lesi tidak ada.
Palpasi: Mammae : massa/benjolan tidak ada, lesi tidak
ada. Tidak ada nyeri tekan
3. Masalah Keperawatan Tidak ada
j. Sistem Integumen
1. Anamnesa:
Sebelum sakit/dirawat : Klien mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit kulit, rambut tidak terlalu
rontok dan kuku selalu dipotong pendek.
Saat dirawat : Klien mengatakan kulitnya kering, rambut
dan kukunya tidak mengalami masalah.
2. Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi:
Rambut : Warna hitam , distribusi merata, tidak ada
kerontokan
Kuku : Bantalan kuku berwarna merah muda, ketebalan
normal.
Kulit : Kuning langsat, tidak ada lesi, kering terdapat ruam
kemerahan dan banyak mengeluarkan keringat
Lesi (lokasi, ukuran, tanda-tanda peradangan) tidak ada
Ptekie ada, ekimosis tidak ada.
Palpasi: Tektur kulit sedikit kasar. Kelembapan normal.
Turgor kulit tidak elastis.
Nyeri tekan tidak ada.
3. Masalah Keperawatan Gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan elektrolit
D. Data Psikologis
1. Status emosi : Klien mengatakan bahwa merasa sedikit cemas
tentang penyakitnya
2. Konsep diri :
a. Gambaran Diri : Pasien mengatakan lemas. Pasien sedikit
terganggu dalam menjalankan aktivitas karena merasa lemas.
b. Harga Diri : Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai
harapan terhadap hidupnya
c. Ideal Diri : Pasien lebih menurut pada keluarganya
d. Identitas Diri : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah
perempuan yang kuat yang bisa mengurus rumah tangganya
dengan baik.
e. Peran : Klien mengatakan bahwa klien sadar akan tanggung
jawabnya sebagai ibu satu anak untuk selalu mengayomi
anaknya
f. Gaya komunikasi : Klien berkomunikasi dengan lembut, guyon
dan bergaya khas sunda.
g. Pola interaksi : Klien tidak tertutup kepada siapapun, selalu
membuka diri kepada orang-orang disekitar dan keluarganya.
h. Pola mengatasi masalah : Klien mengatakan jika mengatasi
masalah, beliau selalu mendiskusikannya didalam keluarga agar
pemikiranpemikirannya tidak selalu kolot.
E. Data Sosio-Spiritual
1. Hubungan social : Klien selalu bergaul dengan tetangga sekitar
2. Kultur yang diikuti : Klien berasal dari suku sunda jadi kultur yang
diikuti, kultur Sunda.
3. Gaya hidup : Klien jarang berkegiatan di luar rumah.
4. Kegiatan agama dan relasi dengan Tuhan : Klien rajin melakukan
shalat 5 waktu dan mengaji
5. Pengetahuan Klien/Keluarga tentang Penyakitnya ;Klien mengatakan
cukup memahami dengan penyakitnya
F. Data Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Radiologi (-)
3. Terapi (oral dan parenteral/injeksi)
Nama obat : Esomax ( Injeksi IV)
Golongan : Penghambat pompa proton
Dosis untuk pasien : 1x 40 mg
Cara kerja obat : Menurunkan produksi asam lambungmeringankan
gejala mulas, kesulitan menelan, batuk terus menerus
Indikasi untuk pasien : digunakan untuk mengobati masalah lambung
dan kerongkongan
Kontaindikasi obat : Hipersnsitivitas, penggunaan bersama dengan
atazanavir, nelfinavir
Efek samping obat : Gangguan pada system pencernaan : mual,diare,
nyeri perut, nyeri kepala, lemas, mulut kering, gangguan penglihatan,
Hipomagneemia, anafilaksisi, angioedema,nyeri sendi, nyeri otot
1. Pengolahan Data
Sekala nyeri 5
Klien sering memegangi perut
Klien meringis menahan nyeri
2. Analisa Keperawatan
lemas ↓
Do :
Muntah 3-4 kali/hari
Bab 5-6 kali/hari
Konsistensi Bab cair
Klien berkeringat
Membran mukosa kering
Turgor kulit tidak elastis
Trmbosit hari ke 2 dirawat
63.000
2 Ds Hipertermi
Klien mengeluh demam Vektor aedes aegypti
↓
Do Virus yang masuk
Klien berkeringat melalui kulit yang
A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan kekurangan volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai
dengan suhu tubuh yang mencapai 38°C.
3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
B. Intervensi Keperawatan
5. deteksi terjadinya
5. Observasi intake kekurangan volume
dan output cairan tubuh
6. antipiretik berguna
6. Kolaborasi untuk untuk penurunan
pemberian antipiretik panas
3 3-4-21 Nyeri berhubungangan dengan proses inflamasi Setelah di lakukuan 1.Observasi tanda – 1.Untuk memantau
Ds : asuhan keperawatan tanda vital kondisi klien selama
Klien mengatakan nyeri perut nyeri dapat teratasi masa perawatan.
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk- dengan kh : 2.Kaji sekala nyeri. 2.Untuk mengetahui
tusuk 1. Klien tidak tingkat nyeri yang di
Klien mengatakan nyeri hilang timbul merasakan nyeri alami klien.
2. Klien dapat 3.Berikan posisi 3.Dapat membamtu
Klien mengatakan nyeri bertambah saat
mengontrol nyeri nyaman. membantu
beraktifitas dan berkurang saat istrirahat
meneruskan
Do
ketegangan yang
Sekala nyeri 5
dapat meningkat
Pasien sering memegangi perut
nyeri.
Pasien meringis menahan nyeri 4.Libatkan keluarga
4.Untuk
dalam melakukan
meningkatkan
masase pada daerah
relaksasi.
kepala dan leher.
5.Kolaborasi dalam
pemberian analgesic
5.Dapat menurunkan
nyeri secara optimal
C. Implementasi Keperawatan
4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap Rinda
keringat
D. Evaluasi Keperawatan