Oleh:
C1220015
2020/2021
I. Laporan Pendahuluan ( Tinjauan Teori)
A. Definisi
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai
hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue
shock syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif
Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui
gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah WHO dalam
beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes
aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah
tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang
oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes
B. ANATOMI FISIOLOGI
Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et al, 2014) yang berhubungan
degan penyakit DHF yang petama adalah sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah
sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dan dari paru-
paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk
membuang sisa-sisa metabolisme dari selsel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang
1. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara paru-
2. Pembuluh Darah
a. Arteri (Pembuluh Nadi) Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan
2. Arteri subklavikula adalah bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher
4. Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
8. Arteri femoralis adalah arteri yang berjalan kebawah menyusuri paha menuju
ke belakang lutut 14
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop. Kapiler
dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar yang disebut vena.
c. Vena (pembuluh darah balik)
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang penting :
1. Vena Cava Superior Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ tubuh
bagian bawah.
3. Vena jugularis
4. Vena pulmonalis
3. Darah
Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Darah
adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut plasma dan
bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat
didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu cairan kental
Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang
berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah yang
befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume darah pada tubuh yang sehat /
organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter.
Keadaan jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur,
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
anti racun.
a. Sumsum Tulang
1. Tulang Vertebrae
Pada arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati
prosesus spinosus.
Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang kosta
b. Hepar
diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus
c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan
C. Etiologi
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF)
adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe
virus dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang
dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah DEN-3 tapi akhir-akhir
antara 3-15 hari sampai gejala demam Dengue muncul. (Meilany, 2015).
2. Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan sejuk seperti: hinggap
di pakaian yang tergantung, vas bunga yang ada airnya atau ditempat kaleng
aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam setelah
bermanivestasi lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi dan anak
berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada anak
besar dan dewasa, penyakit ini dikenal dengan sindrom triase dengue yang berupa
demam tinggi dan mendadak yang dapat mencapai 40°C atau lebih dan terkadang
epigastrik discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan
perdarahan, terutama perdarahan kulit, walaupun hanya berupa uji tourniguet positif.
Selain itu, perdarahan kulit dapat berwujud memar atau juga berupa perdarahan
spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-hari pertama demam dan berlangsung
selama 3-6 hari) pada ekstremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan perdarahan
gusi, sementara perdarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya
terjadi pada kasus syok yang berkepanjangan. Pada masa konvalesens seringkali
ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Nyeri tekan sering
kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan peredaran darah (WHO, 2015).
Patokan World Health Organization (WHO, 2015) untuk menegaskan diagnosa
2. Manifestasi perdarahan, termasuk paling tidak uji tourniguet positif dan bentuk
d. Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan
sampai 5 menit.
3. Pembesaran hati.
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi
yang menurun (20 mmHg atau kurang) tekanan darah yang menurun (tekanan
sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) dan kulit yang teraba dingin dan
lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki penderita gelisah serta timbul
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2017), yang utama pada penderita DHF
(syok). Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh,
ruam atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat
plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika
tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan
apabila tidak segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian.
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2017), Pada setiap
penderita dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Pada penderita yang disangka menderita
DHF dilakukan pemeriksaan hemoglobin, hematocrit, dan trombosit setiap 2-4 jam pada
hari pertama perawatan. Selanjutnya setiap 6-12 jam sesuai dengan pengawasan selama
1. Uji tourniquet
kapiler. Dinding kapiler yang oleh suatu penyebab kurang kuat akan rusak oleh
pembendungan itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari kapiler dan merembes
permukaan kulit.
2. Hemoglobin
karena dilihat dari hasilnya lebih akurat, dan lebih cepat. Nilai normal untuk pria
13-15 gr/dl dan wanita 12-14 gr.dl. Kadar hemoglobin pada hari-hari pertama
biasanya normal atau sedikit menurun. Tetapi kemudian kadarnya akan naik
paling awal yang dapat ditemukan pada penderita demam berdarah atau yang biasa
3. Hematokrit
Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut
dengan persen dan dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan
darah vena atau darah kapiler. Nilai normal untuk pria 40-48 vol% dan wanita 37-
rata-rata kurang lebih 2%. Hasil itu kadang-kadang sangat penting untuk
hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari perjalanan penyakit
dan makin meningkat sesuai dengan proses perjalanan penyakit demam berdarah.
4. Trombosit
Trombosir sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan deari
kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat pada permukaan asing
(Sofiyatun, 2008).
H. Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam
(susu, air dengan gula) atau air tawar yang ditambah garam.
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam, serta
Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
c. Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan diguyur, seperti
NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-24 jam setelah renjatan teratasi.
Bila tidak nampak perbaikan dapat diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg BB dan
dipertahankan selama 12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila kadar Hb dan Ht
yaitu :
1. Perubahan ukuran
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,
lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru, atau
2. Perubahan proporsi
dengan tubuh orang dewasa.Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat
berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.Pada bayi baru lahir,
kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibandingkan pada umur
lainnya.Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus,
sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih simpisis
pubis.
reflek-reflek primitif.
4. Timbulnya ciri-ciri baru
gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya
tanda-tanda seks sekunder seperti timbulnya rambut pubis, aksila, dan lain-
lain.
Pertumbuhan manusia di masa bayi dimulai dari lahir hingga usia 2 tahun.
Saat masa awal kelahiran hingga berusia 1 tahun, bayi mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat. Saat usia 3 bulan, bayi sudah bisa membalikkan tubuhnya dan
saat usia 6 bulan, bayi sudah dapat duduk. Masa usia 8 – 10 bulan, bayi dapat
merangkak dan menegakkan diri sendiri. Pada usia 12 – 18 bulan, anak sudah
Berikut ini masa pertumbuhan serta perkembangan bayi yang umum setiap bulannya:
2. merasakan beban di kaki
3. Mengenggam objek dengan tangan, mengisap ibu jari dan meninju
4. Berguman, memekik
pada lengan
2. Belajar memindahkan objek dari tangan yang satu ke tangan yang lain
3. Berceloteh
3. Belajar keberadaan objek -- bahwa sesuatu ada bahkan kalau merekatidak dapat
melihatnya
hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tapi
Perkembangan pada manusia ialah perubahan yang bersifat kualitatif. Sifat perubahan
ini tidak dapat diukur, tetapi jelas berlaku jika dibandingkan dengan peringkat yang
lebih awal.
2. Paul Eggan dan Don Kauchak
Berpendapat perkembangan adalah perubahan yang berturutan dan kekal dalam diri
3. Salvin (2010)
berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendapat individu akan mengalami
dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila
dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan
pascalahir.
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang
pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak,
dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan
ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari
7. Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini
terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru
terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.
kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak
bahagia.
sebagai Masa Balita (0—4 tahun) . Masa balita (bawah lima tahun) merupakan
awal masa pertumbuhan di luar rahim. Terjadi pertumbuhan yang sangat cepat.Di
dalam rahim, pertukaran gas terjadi melalui plasenta.Di luar rahim, paru-paru mulai
(tetap).Di luar rahim, bayi mendapat pengaru hdan suhu lingkungan yang berubah-
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak
adalah :
2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek hukum (
legal )
kematangan
A. Pengkajian
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut (Nurarif &
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat
dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri
telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa
mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
tanda-tanda vital.
b. Kepala
tenggorokan
hematoma.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue
Hemorahagic Fever :
output cairan.
Kriteria evaluasi :
2. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan)
Kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
1. kaji keadaan umum klien dan 1. pengetahui dengan cepat
tanda-tanda vital. penyimpangan dari keadaan
2. Kaji input dan output cairan. normalnya
3. Observasi adanya tanda-tanda 2. Mengetahui balance cairan
syok. dan elektrolit dalam
4. Anjurkan klien untuk banyak tubuh/homeostatis.
minum 3. Agar dapat segera
5. Kolaborasi dengan dokter dilakukan tindakan jika
dalam pemberian cairan I.V. terjadi syok.
4. Asupan cairan sangat
diperlukan untuk menambah
volume cairan tubuh.
5. Pemberian cairan I.V untuk
memenuhi kebutuhan cairan
klien.
Intervensi Rasional
1. Kaji keadaan umum klien 1. Memudahkan untuk intervensi
2. beri makanan sesuai kebutuhan selanjutnya
tubuh klien. 2. Merangsang nafsu makan
3. Anjurkan orang tua klien untuk klien sehingga klien mau
memberi makanan sedikit tapi makan.
sering. 3. Makanan dalam porsi kecil
4. Anjurkan orang tua klien tapi sering memudahkan
memberi makanan TKTP dalam organ pencernaan dalam
bentuk lunak metabolisme
5. Timbang berat badan klien tiap 4. Makanan dengan komposisi
hari TKTP berfungsi membantu
6. Kolaborasi pemberian obat mempercepat proses
reborantia. penyembuhan.
5. Berat badan merupakan salah
satu indicator pemenuhan
nutrisi berhasil
6. Menambah nafsu makan
Intervensi Rasional
1. Kaji hal-hal yang mampu 1. Mengetahui tingkat
dilakukan klien. ketergantungan klien dalam
2. Bantu klien memenuhi memenuhi kebutuhannya.
kebutuhan aktivitasnya sesuai 2. Bantuan sangat diperlukan klien
dengan tingkat keterbatasan pada saat kondisinya lemah
klien dalam pemenuhan kebutuhan
3. Beri penjelasan tentang hal-hal sehari-hari tanpa mengalami
yang dapat membantu dan ketergantungan pada orang lain.
meningkatkan kekuatan fisik 3. Dengan penjelasan, pasien
klien. termotivasi untuk kooperatif
4. Libatkan keluarga dalam selama perawatan terutama
pemenuhan ADL klien terhadap tindakan yang dapat
5. Jelaskan pada keluarga dan klien meningkatkan kekuatan fisiknya
tentang pentingnya bedrest 4. keluarga merupakan orang
ditempat tidur. terdekat dengan klien
5. Untuk mencegah terjadinya
keadaan yang lebih parah
D. Evaluasi
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2010. .Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman nutuk