Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF (Dengue Haemoragic Fever)

Oleh:

Kadek Linda Serliana Septiawati

C1220015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA USADA BALI

2020/2021
I. Laporan Pendahuluan ( Tinjauan Teori)

A. Definisi

Dengue Haemoragic Fever/DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai

leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD

terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan

hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue

shock syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif

& Hardhi, 2015).

Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui

gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah WHO dalam

beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes

aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah

tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang

cepat tidak direncanakan (WHO, 2015).

DHF (Dengue Haemorragic Fever) adalah merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes

aegipty betina.(Hidayat, A. Aziz, 2016).

B. ANATOMI FISIOLOGI

Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et al, 2014) yang berhubungan

degan penyakit DHF yang petama adalah sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah

sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dan dari paru-

paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk

membuang sisa-sisa metabolisme dari selsel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang

merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi

mencakup jantung, pembuluh darah, dan darah.

1. Jantung

Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara paru-

paru, agak lebih kearah kiri.


Gambar 1 : Anatomi sistem sirkulasi (Vyas, et al, 2014)

2. Pembuluh Darah

a. Arteri (Pembuluh Nadi) Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan

kanan. Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :

1. Arteri koronaria adalah arteri yang mendarahi dinding jantung

2. Arteri subklavikula adalah bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher

dan melewati aksila.

3. Arteri brachialis adalah arteri yang terdapat pada lengan atas

4. Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari

5. Arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan otak

6. Arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya di depan telinga

7. Arteri facialis adalah arteri yang denyutan disudut kanan bawah.

8. Arteri femoralis adalah arteri yang berjalan kebawah menyusuri paha menuju

ke belakang lutut 14

9. Arteri Tibia adalah arteri yang terdapat pada kaki

10. Arteri Pulmonalis adalah arteri yang menuju ke paru-paru.

b. Kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang

terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop. Kapiler

membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu satu

dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar yang disebut vena.
c. Vena (pembuluh darah balik)

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang penting :

1. Vena Cava Superior Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa

darah kotor dari daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas.

2. Vena Cava Inferior

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ tubuh

bagian bawah.

3. Vena jugularis

Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung

4. Vena pulmonalis

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-paru.

3. Darah

Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Darah

adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut plasma dan

bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat

didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu cairan kental

yang terdiri dari sel-sel dan plasma.

Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang

berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah yang

befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume darah pada tubuh yang sehat /

organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter.

Keadaan jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur,

pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.

Fungsi darah secara umum terdiri dari :

a. Sebagai Alat Pengangkut

1. Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan

keseluruh jaringan tubuh.

2. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.


3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan

dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.

4. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh

untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang

akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibody atau zat-zat

anti racun.

c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

Adapun proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat,

yaitu : sumsum tulang, hepar dan limpa.

a. Sumsum Tulang

Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah:

1. Tulang Vertebrae

Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur

bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang mampu

melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang tubuh.

Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae mempunyai

korpus (badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan terletak di

depan dan menyangga. Bagian yang menjorok dari korpus di belakang

disebut arkus neoralis (Lengkung Neoral) yang dilewati medulla

spinalis, yang membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh.

Pada arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati

oleh 17 otot-otot yang menggerakkan tulang belakang yang dinamakan

prosesus spinosus.

2. Sternum (tulang dada)

Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang kosta

dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium sterni, corpus sterni,

dan processus xipoideus.


3. Costa (Tulang Iga)

Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang Costa vertebio sterno, 3 pasang

costa vertebio condralis dan 2 pasang costa fluktuantes. Costa dibagian

posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae dan di bagian anterior

melekat pada tulang sternum, baik secara langsung maupun tidak

langsung, bahkan ada yang sama sekali tidak melekat.

b. Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh

manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah

diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus

hepatikus sinestra, keduanya bertemu membentuk ductus hepatikus

comunis. Ductus hepaticus comunis menyatu dengan ductus sistikus

membentuk ductus coledakus.

c. Limpa

Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan

berwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan 18 berat

normal 100 – 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ

limfaed dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa

juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak.

C. Etiologi

Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF)

adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe

virus dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu

DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang

menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe DEN-2 adalah

dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah DEN-3 tapi akhir-akhir

ini adalah kecenderungan dominan DEN-2. 


Setelah oleh nyamuk yang membawa virus, maka inkubasi akan berlangsung

antara 3-15 hari sampai gejala demam Dengue muncul. (Meilany, 2015).

Menurut (Warsidi, E.2016) Karakteristik nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan

penyakit demam berdarah antara lain :

1. Badannya kecil, warnanya hitam dengan bintik-bintik putih.

2.   Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan sejuk seperti: hinggap

di pakaian yang tergantung, vas bunga yang ada airnya atau ditempat kaleng

bekas  yang menampung air hujan.

3. Biasanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit tubuh manusia adalah betina,

sedangkan nyamuk jantan manyukai aroma manis pada  tumbu-tumbuhan.

4. Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari dengan peningkatan

aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam setelah

mataharit terbenam, sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.

D. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala

Bentuk ringan demam dengue menyerang semua golongan umur dan

bermanivestasi lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi dan anak

berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada anak

besar dan dewasa, penyakit ini dikenal dengan sindrom triase dengue yang berupa

demam tinggi dan mendadak yang dapat mencapai 40°C atau lebih dan terkadang

disertai dengan kejang demam, sakit kepala, anoreksia, muntah-muntah (vomiting),

epigastrik discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan

perdarahan, terutama perdarahan kulit, walaupun hanya berupa uji tourniguet positif.

Selain itu, perdarahan kulit dapat berwujud memar atau juga berupa perdarahan

spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-hari pertama demam dan berlangsung

selama 3-6 hari) pada ekstremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan perdarahan

gusi, sementara perdarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya

terjadi pada kasus syok yang berkepanjangan. Pada masa konvalesens seringkali

ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Nyeri tekan sering

kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan peredaran darah (WHO, 2015).
Patokan World Health Organization (WHO, 2015) untuk menegaskan diagnosa

Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah sebagai berikut :

1. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.

2. Manifestasi perdarahan, termasuk paling tidak uji tourniguet positif dan bentuk

lain perdarahan/perdarahan spontan (Patechia, purpura, ekimosis, epistaksis,

perdarahan gusi) dan hematemesis melena.

Rumpel leed test dengan tekhnik :

a. Klien diukur tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya

b. Setelah ketemu kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua

c. Hasil digunakan untuk patokan mempertahankan tekanan air raksa tensimeter

d. Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan

sampai 5 menit.

e.  Setelah itu buka kuncinya dan mansit dilepaskan.

f.  Kemudian lihat apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan

bawah.      Kriteria normal Rumple leede yaitu <10 dalam 1 lingkaran 5 cm.

3. Pembesaran hati.

4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi

yang menurun (20 mmHg atau kurang) tekanan darah yang menurun (tekanan

sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) dan kulit yang teraba dingin dan

lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki penderita gelisah serta timbul

sianosis disekitar mulut.


E. Patofisiologi

Fenomena patologis menurut (Herdman , 2017), yang utama pada penderita DHF

adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya

perembesan atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler

mengakibatkan berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit

berkurang, terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan

haemoglobin, terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan

(syok). Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah

penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh,

ruam atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang

mungkin terjadi seperti pembesaran limpa (splenomegali).

Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran atau

perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting

untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat

dianjurkan untuk memantau 22 hematocrit darah berkala untuk mengetahuinya. Setelah

pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran

plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan

jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika

tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan

yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan

apabila tidak segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian.

Sebelumnya terjadinya kematian biasanya dilakukan pemberian transfusi guna

menambah semua komponenkomponen di dalam darah yang telah hilang.


F. Patway

G. Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2017), Pada setiap

penderita dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Pada penderita yang disangka menderita

DHF dilakukan pemeriksaan hemoglobin, hematocrit, dan trombosit setiap 2-4 jam pada

hari pertama perawatan. Selanjutnya setiap 6-12 jam sesuai dengan pengawasan selama

perjalanan penyakit. Misalnya dengan dilakukan uji tourniquet.

1. Uji tourniquet

Perocbaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah dengan cara

mengenakan pembendungan kepada vena sehingga darah menekan kepada dinding

kapiler. Dinding kapiler yang oleh suatu penyebab kurang kuat akan rusak oleh

pembendungan itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari kapiler dan merembes

ke dalam jaringan sekitarnya sehingga Nampak sebagai bercak kecil pada

permukaan kulit.

2. Hemoglobin

Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan bermacammacam cara yaitu

dengan cara sahli dan sianmet hemoglobin.


Dalam 28 laboratorium cara sianmet hemoglobin (foto elektrik) banyak dipakai

karena dilihat dari hasilnya lebih akurat, dan lebih cepat. Nilai normal untuk pria

13-15 gr/dl dan wanita 12-14 gr.dl. Kadar hemoglobin pada hari-hari pertama

biasanya normal atau sedikit menurun. Tetapi kemudian kadarnya akan naik

mengikuti peningkatan hemokonsentrasi dan merupakan kelainan hematologi

paling awal yang dapat ditemukan pada penderita demam berdarah atau yang biasa

disebut dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau DHF.

3. Hematokrit

Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut

dengan persen dan dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan

darah vena atau darah kapiler. Nilai normal untuk pria 40-48 vol% dan wanita 37-

43 vol%. penetapan hematocrit dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik

rata-rata kurang lebih 2%. Hasil itu kadang-kadang sangat penting untuk

menentukan keadaan klinis yang menjurus kepada tindakan darurat. Nilai

hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari perjalanan penyakit

dan makin meningkat sesuai dengan proses perjalanan penyakit demam berdarah.

Seperti telah disebutkan bahwa peningkatan nilai hematocrit merupakan

manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat kebocoran plasma. Akibat

kebocoran ini volume plasma menjadi berkurang yang dapat mengakibatkan

terjadinya syok hipovolemik dan 29 kegagalan sirkulasi.

4. Trombosit

Trombosir sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan deari

kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat pada permukaan asing

(bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal. Jumlah trombosit dalam keadaan

normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya, sering dipastikan nilai

normal itu antara 150.000 – 400.000/µl darah. Karena sukarnya dihitung,

penelitian semukuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah

sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.


Cara langsung menghitung trombosit 30 dengan menggunakan electronic particle

counter mempunyai keuntungan tidak melelahkan petugas laboratorium

(Sofiyatun, 2008).

H. Penatalaksanaan

Menurut (Meilany, 2016) penatalaksanaan untuk DBD sebagai berikut :

1. Tirah baring

2. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam

(susu, air dengan gula) atau air tawar yang ditambah garam.

3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis, seperti hiepertermia diberikan asetamiofen,

jangan diberikan asetosal karena bahaya perdarahan.

Sedangkan pada pasien tanda renjatan dilakukan :

a. Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi.

b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam, serta

Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.

c. Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan diguyur, seperti

NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-24 jam setelah renjatan teratasi.

Bila tidak nampak perbaikan dapat diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg BB dan

dipertahankan selama 12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila kadar Hb dan Ht

mengalami penurunan maka diberi transfusi darah.


BAB II KONSEP TUMBUH KEMBANG

A. Konsep Pertumbuhan Usia

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang

bersifat irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan

pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel.Pertumbuhan dapat

dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara

melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan.Terdapat

4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan menurut Soetjiningsih (2011)

yaitu :

1. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan

bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,

lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru, atau

usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.

2. Perubahan proporsi

Perubahan proporsi juga merupakan ciri pertumbuhan.Anak bukanlah dewasa

kecil.Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan

dengan tubuh orang dewasa.Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat

berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.Pada bayi baru lahir,

kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibandingkan pada umur

lainnya.Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus,

sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih simpisis

pubis.

3. Hilangnya ciri-ciri lama

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan,

seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya

reflek-reflek primitif.
4. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi

organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya

gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya

tanda-tanda seks sekunder seperti timbulnya rambut pubis, aksila, dan lain-

lain.

Ciri Pertumbuhan dan Proses Perkembangan Manusia setelah Lahir berdasarkan usianya:

1. Pertumbuhan Manusia Masa Bayi

Pertumbuhan manusia di masa bayi dimulai dari lahir hingga usia 2 tahun.

Saat masa awal kelahiran hingga berusia 1 tahun, bayi mengalami pertumbuhan

yang sangat pesat. Saat usia 3 bulan, bayi sudah bisa membalikkan tubuhnya dan

saat usia 6 bulan, bayi sudah dapat duduk. Masa usia 8 – 10 bulan, bayi dapat

merangkak dan menegakkan diri sendiri. Pada usia 12 – 18 bulan, anak sudah

dapat berjalan sendiri tanpa dibantu.

Berikut ini masa pertumbuhan serta perkembangan bayi yang umum setiap bulannya:

a. Bayi usia 1 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Menggerakkan bagian kepala dari sisi ke sisi di saat posisi tengkurap

2. Cengkraman tangan yang kuat

3. Menatap tangan dan jari-jari

4. Mengikuti gerakan dengan mata

b. Bayi usia 2 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Menahan kepala dan leher sebentar di saat telungkup

2. Membuka dan menutup tangan, pukulan diarahkan tanpa arah

3. Mulai bermain dengan jari-jari, membuat asosiasi (menangis berartidigendong

atau diberi makan)

4.  Tersenyum dengan responsif, mengadakan kontak mata

c. Bayi usia 3 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Meraih dan mengambil objek, kepala tegak saat digendong, mulai

2. merasakan beban di kaki
3. Mengenggam objek dengan tangan, mengisap ibu jari dan meninju

4. Berguman, memekik

5. Menirukan anda saat anda menjulurkan lidah, mulai tertawa

d. Bayi usia 4 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Mendorong badan ke atas dengan tangan pada posisi telungkup, dudukbertumpu

pada lengan

2. Mengambil objek, menggenggam seperti menggunakan sarung tangan

3. Tertawa keras, mengamati dengan akurat

4. Menikmati bermain dan mungkin menangis ketika dihentikan,mengangkat lengan

sebagai isyarat "gendonglah aku"

e. Bayi usia 5 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Mulai berguling ke salah satu sisi badan

2. Belajar memindahkan objek dari tangan yang satu ke tangan yang lain

3. Meniup raspberry (menyemburkan busa)

4. Menjangkau mama atau papa dan menangis kalau ditinggal

f. Bayi usia 6 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Berguling ke sisi kiri dan kanan

2. Memakai tangan untuk menyambar objek kecil

3. Berceloteh

4. Mengenali wajah pengasuh, keluarga dan teman yang sudah akrab

g. Bayi usia 7 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Bergerak sedikit - mulai merangkak

2. Belajar menggunakan ibu jari & jari tangan lainnya

3. Berceloteh dengan cara yang lebih kompleks

4. Merespon ekspresi emosi orang lain.

h. Bayi usia 8 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Duduk tanpa dibantu

2. Mulai bertepuk tangan

3. Merespon kata-kata yang sudah akrab, melihat ketika dipanggil


4. Bermain permainan interaktif seperti cilukba

i. Bayi usia 9 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Mungkin mencoba naik/merangkak ke atas tangga

2. Menguasai genggaman cubit

3. Belajar keberadaan objek -- bahwa sesuatu ada bahkan kalau merekatidak dapat

melihatnya

4. Sedang takut-takutnya sama orang asing

j. Bayi usia 10 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Menarik diri untuk berdiri

2. Menyusun & mengurutkan mainan

3. Melambaikan bye-bye & mengangkat tangan untuk mengatakan"naik"

4. Belajar memahami sebab akibat. Contoh: saya menangis, mama datang

k. Bayi usia 11 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Menjelajah menggunakan perabotan

2. Membalik halaman saat anda membaca

3. Memanggil mama atau papa dengan "mama" atau " dada"

l. Bayi usia 12 bulan, umumnya sudah bisa:

1. Berdiri tanpa dibantu & mungkin memulai langkah pertama

2. Membantu pada saat dipakaikan baju

3. Mengucapkan kira-kira 2 sampai 3 kata (biasanya "mama" & "dada")

4. Bermain permainan meniru seperti pura-pura sedang nelpon.

B. Konsep Perkembangan Usia

Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk

hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tapi

dapat di amati dengan mata telanjang.

Pengertian perkembangan manusia menurut para ahli, diantaranya:

1. Menurut Atan Long (2010)

Perkembangan pada manusia ialah perubahan yang bersifat kualitatif. Sifat perubahan

ini tidak dapat diukur, tetapi jelas berlaku jika dibandingkan dengan peringkat yang

lebih awal.
2. Paul Eggan dan Don Kauchak

Berpendapat perkembangan adalah perubahan yang berturutan dan kekal dalam diri

seseorang hasil dari pada pembelajaran, pengalaman dan kematangan.

3. Salvin (2010)

Berpendapat perkembangan adalah berkaitan dengan mengapa dan bagaimana

individu berkembang dan membesar, menyesuaikan diri kepada persekitaran dan

berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendapat individu akan mengalami

perkembangan sepanjang hayat, iaitu perkembangan dari segi fizikal, personality,

sosioemosional dan kognitif serta bahasa.

Menurut Sinolungan (2001)Prinsip-prinsip perkembangan pada umumnya:

1. Bahwa perkembangan melibatkan perubahan.Tujuan perkembangan adalah

realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap

perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana

pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini,

bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana mereka

mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi

terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.

2. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya. Bahwa

perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena

dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila

perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat

diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.

3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan

menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan

dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.

4. Pola perkembangan dapat diramalkan.Walaupun pola yang dapat diramalakan ini

dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan

pascalahir.
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang

penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak,

perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik,

perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan

dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.

6. Periode pola perkembangan. Periode perkembangan biasanya diebut periode

pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak,

dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan

ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari

periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.

7. Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini

terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru

mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola perilaku

yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.

8. Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial. Bahaya tersebut

terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.

9. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Tahun pertama

kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak

bahagia.

Ciri-Ciri Manusia Berdasarkan Usia dan Tahap-Tahap Perkembangannya

sebagai Masa Balita (0—4 tahun) . Masa balita (bawah lima tahun) merupakan

awal masa pertumbuhan di luar rahim. Terjadi pertumbuhan yang sangat cepat.Di

dalam rahim, pertukaran gas terjadi melalui plasenta.Di luar rahim, paru-paru mulai

berfungsi.Pertukaran gas melalui paru-paru.Di dalam rahim, suhu tubuh konstan

(tetap).Di luar rahim, bayi mendapat pengaru hdan suhu lingkungan yang berubah-

ubah.Kekebalan tubuh belum berkembang.Karena itu, balita mudah terkena

serangan penyakit.Imunisasi dapat membentuk kekebalan tubuh balita.


C. Prinsip Asuhan Keperawatan Anak

Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak

adalah :

1. Anak bukan miniatur orang dewasa

2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan

3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan derajat

kesh, bukan mengobati anak sakit

4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam

memberikan askep anak

5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk

mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan

menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek hukum (

legal )

6. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /

kematangan

7. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan


II. Asuhan Keperawatan Secara Teoritis

A. Pengkajian

Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut (Nurarif &

Hardhi, 2017) adalah :

1. Biodata

a. Identitas pasien

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang

tua, dan pekerjaan orang tua.

b. Keluhan utama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang

ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

c. Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat

demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7

dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri

telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan

persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya

manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.

d. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa

mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.

2. Pemeriksaan Fisik

a.  Keadaan umum

Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari

derajat penyakit DHF), TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan

tanda-tanda vital.
b. Kepala

1. Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis

2. Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak  kering &

kadang-kadang lidah tampak kotor dan adanya hiperemia pada

tenggorokan

c. Leher : Tidak ada masalah pada leher

d. Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat ditemukan

bunyi redup lantaran adanya efusi fleura

e. Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan

f. Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan  palpasi dapat ditemukan

adanya pembesaran hepar & limpa

g. Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi

h. Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan  hyperemia serta

hematoma.

B. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue

Hemorahagic Fever :

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.

2. Deficit volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan

output cairan.

3.  Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.

4.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

C. Intervensi dan Rasional

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue

Kriteria evaluasi :

Peningkatan suhu tubuh dapat teratasi, dengan kriteria :

a. Suhu tubuh normal (35° C- 37,5° C)

b. Pasien bebas dari demam


Intervensi Rasional
1. kaji saat timbulnya demam 1. Untuk mengidentifikasi pola
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam. demam pasien
3. Beri kompres hangat pada dahi. 2. Tanda-tanda vital merupakan
4.  Beri banyak minum (±1-1,5 liter/hari) acuan untuk mengetahui
sedikit tapi sering keadaan umum pasien.
5. Ganti pakaian klien dengan bahan 3. Kompres hangat dapat
tipis menyerap keringat. mengembalikan suhu normal
6. Beri           penjelasan        pada memperlancar sirkulasi.
keluarga klien tentang penyebab 4. Mengurangi panas secara
meningkatnya suhu tubuh. konveksi (panas terbuang
7. Kolaborasi pemberian obat anti bersama urine dan keringat
piretik. sekaligus mengganti cairan
tubuh karena penguapan)
5.  Pakaian yang tipis menyerap
keringat dan membantu
mengurangi penguapan tubuh
akibat dari peningkatan suhu
6. Penjelasan yang diberikan
pada keluarga klien bisa
mengerti dan kooperatif dalam
memberikan tindakan
keperawatan.
7. Dapat menurunkan demam

2. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan)

tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.

Kriteria evaluasi :

Volume cairan tubuh seimbang, dengan criteria :

a.   Turgor kulit baik

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi Rasional
1. kaji keadaan umum klien dan 1. pengetahui dengan cepat
tanda-tanda vital. penyimpangan dari keadaan
2. Kaji input dan output cairan. normalnya
3. Observasi adanya tanda-tanda 2. Mengetahui balance cairan
syok. dan elektrolit dalam
4. Anjurkan klien untuk banyak tubuh/homeostatis.
minum 3.    Agar dapat segera
5. Kolaborasi dengan dokter dilakukan tindakan jika
dalam pemberian cairan I.V. terjadi syok.
4. Asupan cairan sangat
diperlukan untuk menambah
volume cairan tubuh.
5. Pemberian cairan I.V untuk
memenuhi kebutuhan cairan
klien.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.


  
Kriteria Evaluasi :

a. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan kriteria :

b. Porsi makan yang disajikan dihabiskan.

Intervensi Rasional
1. Kaji keadaan umum klien 1. Memudahkan untuk intervensi
2. beri makanan sesuai kebutuhan selanjutnya
tubuh klien. 2. Merangsang nafsu makan
3. Anjurkan orang tua klien untuk klien sehingga klien mau
memberi makanan sedikit tapi makan.
sering. 3.  Makanan dalam porsi kecil
4. Anjurkan orang tua klien tapi sering memudahkan
memberi makanan TKTP dalam organ pencernaan dalam
bentuk lunak metabolisme
5. Timbang berat badan klien tiap 4. Makanan dengan komposisi
hari TKTP berfungsi membantu
6.   Kolaborasi pemberian obat mempercepat proses
reborantia. penyembuhan.
5. Berat badan merupakan salah
satu indicator pemenuhan
nutrisi berhasil
6.  Menambah nafsu makan

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


Kriteria Evaluasi :
a.  Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi
b.  Klien mampu mandiri setelah bebas demam

Intervensi Rasional
1. Kaji hal-hal yang mampu 1. Mengetahui tingkat
dilakukan klien. ketergantungan klien dalam
2. Bantu klien memenuhi memenuhi kebutuhannya.
kebutuhan aktivitasnya sesuai 2. Bantuan sangat diperlukan klien
dengan tingkat keterbatasan pada saat kondisinya lemah
klien dalam pemenuhan kebutuhan
3. Beri penjelasan tentang hal-hal sehari-hari tanpa mengalami
yang dapat membantu dan ketergantungan pada orang lain.
meningkatkan kekuatan fisik 3. Dengan penjelasan, pasien
klien. termotivasi untuk kooperatif
4. Libatkan keluarga dalam selama perawatan terutama
pemenuhan ADL klien terhadap tindakan yang dapat
5. Jelaskan pada keluarga dan klien meningkatkan kekuatan fisiknya
tentang pentingnya bedrest 4. keluarga merupakan orang
ditempat tidur. terdekat dengan klien
5. Untuk mencegah terjadinya
keadaan yang lebih parah

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai

kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian

dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara

optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2010. .Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman nutuk

Perawatan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC.

Indriyani,Diyan & Asmuji(2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta:Ar-


ruzz Media

Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA,

Intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC

Meilani. 2010. Penyakit Menular di Sekitar Kita. Klaten: PT Intan Sejati.

Warsidi, E. 2009. Bahaya dan Pencegahan DBD. Bekasi: Mitra Utama.

Anda mungkin juga menyukai