Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu
tugas Stase Keperawatan Anak pada semester ganjil
Tahun Akademik 2020/2021

Di Susun Oleh :

Maria Ineksia Rumfudi 1490120055


Martha Kalay 1490120078
Meri Rotua Panjaitan 1490120091
Michail Meyer 1490120080
Midzi Nur Oktaviani 1490120090
Natalia Magdalena 1420090177

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2021
A. PENGERTIAN
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat
menyebar di seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir.
Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies
Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit
ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam
risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat
tidak direncanakan (WHO, 2015).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang
tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (betina, Resti, 2014).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan
beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya
dengan cepat menyebar secara efidemik. (PADILA, 2012).

B. ETIOLOGI
Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam
berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk
yang terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang
menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam
berdarah setiap tahun di seluruh dunia. Sejumlah kecil ini berkembang
menjadi demam berdarah. Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang
dibawa dari negara lain. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk
memiliki antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi
sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4
serotipe virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah
satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang
bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain
sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah
epidermis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia (Nurarif & Hardhi, 2015)

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi DHF berdasarkan kriteria menurut WHO yaitu :
1. Derajat I ( ringan )
Demam mendadak dan sampai 7 hari di sertai dengan adanya gejala
yang tidak khas dan uji turniquet (+).
2. Derajat II ( sedang )
Lebih berat dari derajat I oleh karena di temukan pendarahan
spontan pada kulit misal di temukan adanya petekie, ekimosis,
pendarahan,
3. Derajat III ( berat )
Adanya gagal sirkulasi di tandai dengan laju cepat lembut kulit
dngin gelisah tensi menurun manifestasi pendarahan lebih
berat( epistaksis, melena)
4. Derajat IV ( DIC )
Gagal sirkulasi yang berat pasien mengalami syok berat tensi nadi
tak teraba. (Smeltzer & Suzanne, 2001).
D. ANATOMI FISIOLOGI
Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et al, 2014) yang
berhubungan degan penyakit DHF yang petama adalah sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen
dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu,
system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa
metabolisme dari selsel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan
tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi
mencakup jantung, pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax,
diantara paru-paru, agak lebih kearah kiri.

Gambar 1 : Anatomi sistem sirkulasi (Vyas, et al, 2014)


2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan.
Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :
1. Arteri koronaria Arteri koronaria adalah arteri yang
mendarahi dinding jantung
2. Arteri subklavikula adalah bawah selangka yang bercabang
kanan kiri leher dan melewati aksila.
3. Arteri Brachialis adalah arteri yang terdapat pada lengan atas
4. Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
5. Arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan otak
6. Arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya di
depan telinga
7. Arteri facialis adalah arteri yang denyutan disudut kanan
bawah.
8. Arteri femoralis adalah arteri yang berjalan kebawah
menyusuri paha menuju ke belakang lutut
9. Arteri Tibia adalah arteri yang terdapat pada kaki
10. Arteri Pulmonalis adalah arteri yang menuju ke paru-paru.
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba
dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali
dari bawah mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh
jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang
lain menjadi darah yang lebih besar yang disebut vena.
c. Vena (pembuluh darah balik)
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena
yang penting :
1. Vena Cava Superior Vena balik yang memasuki atrium
kanan, membawa darah kotor dari daerah kepala, thorax, dan
ekstremitas atas.
2. Vena Cava Inferior
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari
semua organ tubuh bagian bawah
3. Vena jugularis
Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung
4. Vena pulmonalis
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-
paru.
3. Darah
Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut : Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian:
bagian cair yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel
darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam
pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu cairan
kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma. Jadi darah adalah
jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna
merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah
yang befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume darah
pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13
dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut
pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan,
keadaan jantung atau pembuluh darah. Tekanan viskositas atau
kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada air yaitu
mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan temperature 380C dan
PH 7.37 – 1.45. Fungsi darah secara umum terdiri dari :
a. Sebagai Alat Pengangkut
1. Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk
diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
2. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paruparu.
3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan
dan dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.
4. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan
racun yang akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit,
antibody atau zat-zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh Adapun proses
pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu :
sumsum tulang, hepar dan limpa.
a. Sumsum Tulang
Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :
1. Tulang Vertebrae
Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak
teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga
tulang belakang mampu melaksanakan fungsinya sebagai
pendukung dan penopang tubuh. Tubuh manusia
mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae mempunyai
korpus (badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan
terletak di depan dan menyangga. Bagian yang menjorok
dari korpus di belakang disebut arkus neoralis (Lengkung
Neoral) yang dilewati medulla spinalis, yang membawa
serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada arkus
terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan
dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan tulang
belakang yang dinamakan prosesus spinosus.
2. Sternum (tulang dada)
Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat
tulang kosta dan klavikula. Sternum terdiri dari
manubrium sterni, corpus sterni, dan processus
xipoideus.
3. Costa (Tulang Iga)
Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang Costa vertebio sterno,
3 pasang costa vertebio condralis dan 2 pasang costa
fluktuantes. Costa dibagian posterior tubuh melekat pada
tulang vertebrae dan di bagian anterior melekat pada
tulang sternum, baik secara langsung maupun tidak
langsung, bahkan ada yang sama sekali tidak melekat.
b. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar
pada tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas
abdomen di bawah diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus
yaitu lobus dextra dan ductus hepatikus sinestra, keduanya
bertemu membentuk ductus hepatikus comunis. Ductus
hepaticus comunis menyatu dengan ductus sistikus
membentuk ductus coledakus.
c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk
setengah bulan berwarna kemerahan, limpa adalah organ
berkapsula dengan berat normal 100 -150 gram. Limpa
mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan memfagosit
material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi
menghancurkan sel darah merah yang rusak.

E. PATOFISIOLOGI
Virus dongue yang pertama kali masuk kedalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali member gejala DF.
Pasien akan mengalami gejala viremia, sakit kepala, mual, nyei otot,
pegal seluruh badan, hyperemia ditenggorokkan, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin terjadi pasa RES seperti pembesaran kelenjar
getah bening, hati dan limfa. Reaksi yang berbeda Nampak bila
seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang
berlainan. Berdasarkan hal itu timbullah the secondary heterologous
infection atau sequential infection of hypothesis. Re- infeksi akan
menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang
tinggi.
Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah
mengakibatkan hal sebagai berikut:
1. Kompleks virus antibody akan mengaktivasi system komplemen,
yang berakibat dilepasnya anafilatoksin C3a dan C5a. C5a
menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu
keadaan yang sangat berperan terjadinya renjatan.
2. Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami
metamorphosis. Trombosit yang mengalami kerusakan
metamorphosis akan dimusnahkan oleh system retikuloendotelial
dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan. Pada keadaan
agregasi, trombosit akan melepaskan vasokoaktif (histamine dan
serotonin) yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan
melepaskan trombosit factor III yang merangsang koagulasi
intravascular.
3. Terjadinya aktivasi factor hegamen (factor XII) dengan akibat kahir
terjadinya pembentukan plasmin yang berperan dalam pembentukan
anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi fibrinogen
degradation product. Disamping itu aktivasi akan merangsang
system kinin yang berperan dalam proses meningginya
permeabilitas dindin pembuluh darah. (PADILA, 2012).

Pathway

F. TANDA DAN GEJALA


Diagnose penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan criteria diagnosa
klinis dan laboratories. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD
dengan diagnose klinis dan laboratories:
a. Diagnose klinis
1) Demam tinggi 2 sampai 7 hari (38-40̊ C)
2) Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji tourniquet
positif, petekie (bintik merah pada kulit), purpura
(perdarahan kecil di dalam kulit), ekimosis, perdarahan
konjungtiva (perdarahan pada mata), epitaksis
(perdarahan hidung), perdarahan gusi, hematemesis
(muntah darah), melena (BAB darah) dan hematusi
(adanya darah dalam urin).
3) Perdarahan pada hidung
4) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik
merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah
5) Pembesaran hati (hepatomegali)
6) Rejan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg
atau kurang, tekanan sistolik sampai 80mmHg atau lebih
rendah
7) Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu
anoreksia (hilangnya nafsu makan), lemah, mual,
muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.
b. Diagnose laboratories
1) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan
penurunan trombosit hingga 100.000/mmHg
2) Hemokonsentrasi, meningkatnya hemotokrit sebanyak
20% atau lebih (Resti, 2014).

G. PENATALAKSAAN
1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak .
3. Pemberian cairan melalui infus, Pemberian cairan intra vena
(biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra
vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter
, K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan
Ca = 3 mEq/liter.
4. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik.
5. Anti konvulsi jika terjadi kejang
6. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari

H. KEMUNGKINAN DATA FOCUS


a. Wawancara
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara keseluruhan, pada tahap ini
data/informasi pasien yang dibutuhkan, dikumpulkan untuk
menentukan masalah kesehatan/keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri dari pengumpulan data, validasi data dan
pengelompokan data (Hidayat, 2008). Adapun data yang
dikumpulkan pada kasus DHF adalah sebagai berikut:
2. Data Biografi
Identitas pasien, meliputi nama, umur, jenis kelamin ,
pendidikan, pekerjaan, tanggal atau jam masuk rumah
sakit, nomor register, diagnose, dan identitas
penanggungjawab meliputi nama, alamat, umur,
pendidikan, pekerjaan, agama dan suku bangsa.
3. Keluhan Utama
Biasanya pasien dengan penderita DHF mengeluh Sakit
kepala, badan panas dan tidak ada nafsu makan.
4. Riwayat penyakit sekarang
Kapan mulai ada keluhan, sudah berapa lama, bagaimana
kejadiannya dan apa saja upaya untuk mengatasi
penyakitnya.
5. Riwayat penyakit dahulu
Bagaimana kesehatan pasien sebelumnya, pasien apakah
pernah mengalami penyakit atau ada riwayat penyakit
yang lain dan jika ada, biasanya pergi berobat kemana.
6. Riwayat penyakit keluarga
Bagaimana kesehatan keluarganya, apakah ada diantara
anggota keluarganya ada yang mengalami penyakit yang
sama
7. Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual
Dalam pengkajian kebiasaan sehari –hari atau kebutuhan
dasar, penulis menggunakan konsep dasar menurut
Virginia Handersoon yaitu:
8. Kebutuhan respirasi
Pengumpulan data tentang pernapasan klien, apakah
mengalami gangguan pernapasan atau tidak.
9. Kebutuhan nutrisi
Pada pola nutrisi yang akan ditanyakan adalah bagaiaman
nafsu makan klien, jumlah makan atau minum serta cairan
yang masuk, ada tidaknya mual dan muntah dan
kerusakan pada saat menelan.
10. Kebutuhan eliminasi
Pada pola eliminasi yang perlu ditanykan adalah jumlah
kebiasaan defekasi perhari, ada atau tidaknya konstipasi,
diare, kebiasaan berkemih, ada tidaknya disuria, hematuri,
retensi dan inkontenensia.
11. Kebutuhan istirahat tidur
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah jam
tidur pada malam hari, pagi, dan siang hari. Apakah klien
merasa tenang sebelum tidur, masalah selama tidur,
adanya insomnia.
12. Kebutuhan aktifitas
Pada pengumpulan data ini yang peerlu ditanyakan adalah
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,
apakah klien mampu melakukannya sendiri secra mandiri
atau di bantu oleh keluarga maupun perawat
13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Biasanya ditanyakan bagaiman kenyamanan klien,
pengkajian nyeri dengan menggunakan PQRST. Dimana ,
P (Provokatif) yaitu penyebab nyeri yang biasanya
disebabkan oleh meningkatnya tekanan intra luminal
sehingga suplai darah terganggu dan mengakibatkan
terjadinya hipoksia jaringan. Q (Quality) yaitu apakah
kualitas nyeri ringan, sedang, berat, apakah rasa nyeri
seperti ditusuk-tusuk benda tajam atau trauma tumpul. R
(region) yaitu daerah terjadinya/ perjalanan nyeri (0-10)
atau (0-5). T (time) waktu klien merasakan nyari, apakah
terus menerus atau klien merasakn nyari pada waktu pagi
hari, siang, sore, atau malam.
14. Pengaturan Suhu Tubuh
Harus mengetahui fisiologis panas dan bisa mendorong
kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan
mengubah temperatur, kelembapan atau pergerakan udara
atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau
mengurangi aktivitasnya.
15. Kebutuhan berpakaian
Bagaimna kebiasaan klien dalam dalam berpakaian dan
beberapa kali klien mengganti baju dalam sehari
16. Kebutuhan personal hygiene
Pada pemgumpulan data ini yang perlu ditanyakan adalah
berapa kali klien mandi, menyikat gigi, keramas dan
memotong kuku, perlu juga ditanyakan penggunaan sabun
mandi, pasta gigi, dan sampo. Namun hal tersebut
tergantung keadaan klien dan gaya hidup klien, tetapi
pada umumnya kebutuhan personal hygiene dapat
terpengaruhi miskipun hanya bantuan keluarga.
17. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Pada pengumpulan data ini biasanya klien ditanya
mengenai kebiasaan klien dalam menggunakan waktu
senjang, kebiasaan bermain atau berekreasi dan tempat
yang dikunjungi. Umumnya kebutuhan bermain dan
berekreasi tidak bisa dilaksanakan sebagaimana halnya
orang sakit, bagi orang sakit biasanya bermain/ berekreasi
dengan membaca, berbincangbincang tetapi tergantung
individu.
18. Kebutuhan sepiritual
Bagaimana keyakinan klien pada agamanya, bagaimana
cara klien mendekatkan diri kepada tuhan dan pantangan
dalam agama selama klien sakit.
b. Pemerikaan fisik
1. TTV
2. Head to toe
 Kepala ( bentuk, pupil, rambut, tektur, kebersian )
 Mata ( bentuk, pupil, sklere, konjugtive, kelainan,
kebersian )
 Telingga ( bentuk, kelainan sekret, kebersihan )
 Hidung ( bentuk, kebrsihan )
 Mulut ( bentuk, warna bibir, keberihan )
 Leher ( bentuk, kebersihan )
 Kulit ( warna, oedema, turgor, kebersihan )
 Dada ( inspeksi, palpasi,perkusi, auskultasi )
 Ekstremitas ( ekstremitas atas dan bawah )
 Abdomen ( inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi )
 Genitalia ( kelainan, pengeluaaran )
3. Pola Aktivitas
 Pola Nutrisi
 Kebutuhan cairan
 Pola eliminasi ( BAB dan BAK )
 Pola tidur dan istirahat
 Pola aktivita dan latihan
c. Pemeriksaan diagnosti
Langkah - langkah diagnose medik pemeriksaan menurut
(Murwani, 2011):

a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%,


normal: pria 40-50%; wanita 35-47%
b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem
antara tekanan systole dan diastole selama 10 menit untuk
dewasa dan 3-5 menit untuk anak-anak. Positif ada butir-butir
merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.
c. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali
dengan memakai kertas saring (filter paper) yang pertama
diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit, kedua diambil
pada waktu akan pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah
pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada suhu
kamar sampai menunggu saat pengiriman.
d. Isolasi virus: bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau
jaringanjaringan untuk penderita yang hidup melalui biopsy
sedang untuk penderita yang meninggal melalui autopay. Hal
ini jarang dikerjakan.

d. Terapi
IVFD RL 28 tts/menit
Invomit Injeksi
Neurosanbe

I. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Gigitan nyamuk aedes Kekurangan Volume
Ibu klien mengatakan Cairan
anaknya merasa Masuknya virus
lemas dan tidak dengue dalam tubuh
mampu melakukan
aktivitras fisik Kontak dengan
antibodi
Do : -
Virus bereaksi dengan
antibodi

Terbentuknya
kompleks virus
anribodi

Aktivasi C3 dan C5

Pelepasan C3a dan C5a

Peningkatan
permaibilitas dinding
pembuluh darah

Perembesan plasma
keluar menuju
ekstravaskuler

Kekurangan volume
cairan
2 Ds : Virus masuk sirkulasi Hipertemi
Ibu klien mengatakan
anaknya mengeluh Menempel di sel
demam fagosit mononuklear

Do : Masuk dan
a. Suhu Tubuh menginfeksi sel fagosit
38,50C
b. Kulit pasien Aktivasi sel T helper,
terasa panas T sitotoksis dan sistem
saat disentuh komplemen

Merangsang mikrofag
Melepaskan IL-1,
TNF-α & IFN-γ
( pirogen endogen )

Aktivasi IL – 1 di
hipotalamus

Endothelium
hipotalamus
Meningkatkan
produksi prostaglandin
& neurotransmiter

Prostaglandin
berikatan dengan
neuron prepiotik di
hipotalamus

Peningkatan
thermostatic set poin

Peningkatan suhu >


37,50C
Hipertemi
3 Ds : Peningkatan Nyeri Akut
P:Pasien permeabilitas dinding
mengatakan pembuluh darah
terasa nyeri di
punggung dan Kebocoran Plasma
tulang
Q: Pasien Peningkatan
mengatakan hematrokit
nyeri seperti
tertusuk – Viskositas darah
tusuk meningkat
R : Nyeri
dirasakan di Aliran darah
area kepala meningkat
bagian
frontalis Suplai 02 menurun
S : Skala nyeri 5 ( Penumpukan asam
antara 1-10 ) laktat di sel otot
T : Nyeri hilang-
timbul Nyeri otot dan
Do : punggung
Pasien tampak
menahan nyeri Nyeri Akut

4. Ds : Respon peningaktan Gangguan nutrisi


suhu tubuh
Orang tua kurang dari
mengatakan anaknya kebutuhan
tidak mau makan metangsang medik
vomiting centre

Do :
Neusea
o Porsi
makan tidak habis
Tidak nafsu makan
o Klien
tampak lemah
Intake nutrisi kurang

J. Diagnose Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif
2. Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia, mual dan
muntah
3. Nyeri akut b/d proses patologis penyakit
4. Ansietas b/d perubahan status kesehatan
5. Hipertemi b/d proses infeksi virus

K. Rencana Asuhan Keperawatan

No DX Tujuan dan kriteria Intervensi (nic) Rasional


Keperawatan hasil (noc)
1 Kekurangan Tupan : 1. Kaji keadaan 1. Mengetahui dengan
volume cairan Setelah dilakukan umum pasien dan cepat penyimpangan
b/d kehilangan tindakan keperawtan tanda-tanda vital darikeadaan normalnya
volume cairan selama 3x24 jam 2. Kaji input dan 2. Mengetahui balance
aktif diharapkan volume output cairan cairan dan elektronik
pasien terpenuhi 3. Observasi adanya dalam
tanda-tanda syok tubuh/homeostatis
Tupen : 4. Anjurkan pasien 3. Agar dapat segera
Setelah dilakukan untuk banyak dilakukan tindakan jika
tindakan keperawatan minum terjadi syok
selama 1x24 jam 5. Kalaborasi 4. Asupan cairan sangat
diaharapkan volume dengan dokter diperlukan untuk
cairan pasien terpenuhi dalam pemberian menambah volume
dengan kriteria hasil : cairan I.V cairan tubuh
 Menunjukan 5. Pemberian cairan I.V
keseimbangan sangat penting bagi
cairan klien yang mengalami
 tugor kulit baik deficit volume cairan
 TTV dalam untuk memenuhi
batas normal kebutuhan cairan
pasien.
2 Ketidakseimbang Tupan : 1. Kaji keadaan 1. Memudahkan
nutrisi kurang Setelah dilakukan umum pasien untukintervensi
dari kebutuhan tindakan keperawtan 2. Beri makanan selanjutnya
b/d anoreksia, selama 3x24 jam sesuai kebutuhan merangsang nasfsu
mual dan muntah diharapkan nutrisi tubuh pasien makan klien
pasien terpenuhi 3. Anjurkan orng tua sehingga pasien mau
pasien untuk makan
Tupen : memberikan 2. Makanan dalam
Setelah dilakukan makanan sedikit porsi kecil tapi
tindakan keperawatan tapi sering sering memudahkan
1x24 jam diharapkan 4. Anjurkan orng tua organ pencernaan
nutrisi pasien berangsur pasien memberi dalam metabolisme
– angsur membaik makan TKTP 3. Makanan dengan
dengan kriteria hasil : dalam bentuk komposisi TKTP
 Menunjukan lunak berfungsi membantu
kebutuhan mempercepat proses
nutrisi terpenuhi penyembuhan
 Memperlihat 4. Berat badan
adanya selera merupakan salah
makan satu indicator
pemenuhan nutrisi
berhasil
5. Untuk mengetahui
status nutrisi pasien.
3 Nyeri akut b/d Tupan : 1. Lakukan 1. Mengetahui nyeri
proses patologis Setelah dilakukan pengkajian nyeri yang dialami pasien
penyakit tindakan keperawtan secara sehingga perawat
selama 3x24 jam komprehensif dapat menentukan
diharapkan nyeri hilang 2. Kaji factor-faktor cara mengatasinya
yang 2. Dengan mengetahui
Tupen : mempengaruhui factor-faktor tersebut
Setelah dilakukan reaksi pasien maka perawat dapat
tindakan keperawatan terhadap nyeri melakukan
1x24jam diharapkan 3. Berikan posisi intervensi yang
nyeri berkurang dengan yang nyaman dan sesuai dengan
kriteria hasil : ciptakan suasana masalah pasien
 Dapat ruangan yang 3. Posisi yang nyaman
mengontrol tenang dan situasi yang
nyeri 4. Berikan suasana tenang dapat
 Mengetahui gembira bagi membuat perasaan
tingkatan nyeri pasien yang nyaman pada
 Ekspresi wajah 5. Analgetic pasien
rileks administrasion 4. Dengan suasana
berikan analgesic gembira dapat
sesuai tipe dan sedikit mengahlikan
beratnya pasien perhatian terhadap
nyeri
5. Obat analgesic dapat
menekankan rasa
nyeri

4 Ansietas b/d Tupan : 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui


perubahan status Setelah dilakukan kecemasan kecemasan
kesehatan tindakan keperawtan 2. Jelaskan prosedur 2. Untuk menambah
selama 2x24 jam pengobatan pengetahuan orng
diharapkan cemas perawatan tua tentang
pasien hilang 3. Beri kesempatan kecemasan
pada orng tua 3. Untuk memperoleh
Tupen : untuk bertanya informasi dan
Setelah dilakukan tentang kondisi mengurangi
tindakan keperawatan pasien kecemasan orng
1x24 jam diharapkan 4. Beri penjelasan tua
cems klien berkurang setiap 4. Memberikan
dengan kriteria hasil : prosedur/tindakan penjelasan tentang
 Mampu yang akan prose penyakit,
mengidentifikasi dilakukan menjelaskan
dan terhadap pasien tentang
mengungkapkan dan mamfaatnya kemungkinan
gejala cemas bagi pasien pemberian
 TTV normal 5. Beri dorongan perawatan intesif
 Menunjukan spiritual jika memang
teknik untuk diperlukan oleh
mengontrol pasien
cemas 5. Memberikan
ketenangan kepada
pasien dengan
berserah diri kepda
Tuhan yang Maha
Esa.
5 Hipertemi b/d Tupan 1. Observasi tanda- 1. Tanda-tanda vital
proses infeksi Setelah dilakukan tanda vital tiap 3 merupakan acuan
virus tindakan keperawtan jam untuk mengetahui
selama 3x24 jam, 2. Beri kompres air keadaan umum
diharapkan suhu tubuh hangat pada pasien
kembali normal bagian lipatan 2. Kompres hangat
tubuh (paha dan dapat
Tupen : aksila) mengembalikan
Setelah dilakukan 3. Monitor intake suhu normal
tindakan keperawatan dan output memperlancar
1x24 jam diharapkan 4. Berikan obat anti sirkulasi
suhu tubuh menurun piretik. 3. Untuk menhetahui
dengan kriteria hasil : 5. Beri banyak adanya
Menunjukan suhu tubuh minum (+1-1,5 ketidakseimbangan
dalam rentang normal. liter/hari) sedikit cairan tubuh
TTV normal tapi sering 4. Dapat menurunkan
6. Ganti pakian demam peringatan
pasien dengan suhu tubuh akan
bahan tipis menyebabkan
menyerap penguapan tubuh
keringat. meningkat
sehingga perlu
diimbangi dengan
asupan cairan yang
banyak
5. Pakian yang tipis
menyerap keringat
dan membantu
mengurangi
penguapan tubuh
akibat dari
peningkatan suhu
dan dapat terjadi
konduksi

Daftar Pustaka
Anonyn.2012.laporan pendahuluan DHF (Degue Haemoragic Faver),
htpp; //bagibagiwak.blogspot.com/2012/12/laporan-pendahuluan-dhf-
dengue.html

Centre of Health Protection (CHP). 2018. Dengue Fever.


https://www.chp.gov.hk/files/pdf/df_factsheet_indonesian_tc.pdf
(diakses tanggal 21 Februari 2018)

Padila. 2012.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta :


Nuha Medika

Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikat Bedah


Brunner dan Suddart. Jakarta: EGC

World Health of Organization (WHO). 2019. Dengue and Severe


Dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-
severedengue (diakses tanggal 4 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai