FEVER (DHF)
LAPORAN PENDAHULUAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas stase Keperawatan
Anak Program Studi Ners
SAEFUL AFIAT
NPM:
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN BRONHOPNEUMONIA PADA ANAK
DENGUE HAEMORRAGHIC FEVER (DHF)
1.1 Konsep DHF
1. Pengertian
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam.
DHF adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang di sebabkan
oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi.
Suatu infeksi yang di sebebkan oleh nyamuk aedes aegepty.
Demam berdarah adalah salah satu penyakit infeksi akut. Penyakit ini merupakan
salah satu penyakit tropis yang banyak ditemukan di Indonesia. Menurut data yang
dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi
penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi salah
satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang
cenderung meningkat setiap tahun.
Hypothalamus
Hipertermi
(Ngastiyah, 2011).
8. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
A. Ig.G dengue positif
B. Trombositopenia
C. Hemoglobin meningkat
D. Hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat)
E. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hiponatremia
dan hipokalemia
F. Pada hari kedua dan ketiga terjadi lekopenia, netropenia, aneosinophilia,
peningkatan limposit, monosit dan basofil
G. SGOT atau SGPT darah mungkin meningkat
H. Ureum dan Ph darah mungkin meningkat
I. Waktu pendarahan memanjang
J. Pada pemeriksaan analisa gas darah arteri menunjukkan asidosis metabolik:
PCO2 < 35 – 40 mm Hg, HCO3 rendah
2. Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan ini di lakukan pengukuran literantibodi pasien dengan cara
haemaglutination nibitron test (HIT test) atau dengan uji peningkatan komplemen
pada pemeriksaan serologi di butuhkan dua bahan pemeriksaan yaitu pada masa
akut atau demam dan masa penyembuhan ( 104 minggu setelah awal gejala
penyakit ) untuk pemeriksaan serologi ini di ambil darah vena 2 – 5 ml
3. Pemeriksaan sianosis yang menunjang antara lain foto thorak mungkin di jumpai
pleural effusion, pemeriksaan USG hepatomegali dan splenomegali
10. Penatalaksanaan Medik
A. DHF tanpa Renjatan
a. Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
b. Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
c. Jika kejang maka dapat diberi luminal ( anticonvulsan ) untuk anak <1 th dosis
50 mg IM dan untuk anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang belum teratasi
, beri lagi luminal dengan dosis 3 mg / Kg BB anak <1 th dan pada anak >1th
diberikan 5 mg/ Kg BB.
d. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
B. DHF dengan Renjatan
a. Pasang infus RL
b. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30
ml/ kg BB )
c. Tranfusi jika Hb dan Ht turun
Keperawatan
A. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
a. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombosit tiap 4 Jam
b. Observasi intake - output
c. Pada pasien DHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3
jam ,
d. Pada pasien DHF derajat II : Pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombosit, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
e. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri O2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi
produksi urine tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombosit.
B. Resiko Perdarahan
a. Obsevasi perdarahan : Peteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
b. Catat banyak, warna dari perdarahan
c. Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan Tractus Gastro Intestinal
C. Peningkatan suhu tubuh
a. Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
b. Beri minum banyak
c. Berikan kompres
11. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien
dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan
pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
1) Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai
sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
3) Kaji riwayat keperawatan.
4) Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak
nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi
cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas,
sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
b. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler,
perdarahan, muntah dan demam.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
tidak ada nafsu makan.
4) Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
5) Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
c. Intervensi Keperawatan
Dx.
No NOC NIC
Keperawatan
1. Hipertermia b/d Setelah dilakukan Fever treatment
proses infeksi tindakan keperawatan 1. Monitor suhu sesering mungkin
virus dengue selama 3x24 jam, 2. Monitor IWL
menunjukkan 3. Monitor warna dan suhu kulit
temperatur dalam 4. Monitor tekanan darah, nadi dan
batas normal dengan RR
Kriteria Hasil : 5. Monitor penurunan tingkat
1. Bebas dari kesadaran
kedinginan (5) 6. Monitor WBC, Hb, dan Hct
2. Suhu tubuh dalam 7. Monitor intake dan output
rentang normal 8. Berikan anti piretik
36,5-37,5 (5) 9. Berikan pengobatan untuk
3. Mukosa bibir mengatasi penyebab demam
lembab (5) 10. Selimuti pasien
4. Kulit tidak teraba 11. Lakukan tapid sponge
panas (5) 12. Kolaborasipemberian cairan
5. Nadi dan RR intravena
dalam rentang 13. Kompres pasien pada lipat paha
normal (5) dan aksila
6. Tidak ada 14. Tingkatkan sirkulasi udara
perubahan warna 15. Berikan pengobatan untuk
kulit dan tidak ada mencegah terjadinya menggigil
pusing (5)
Temperature regulation
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
6. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
7. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari hipotermi
dan penanganan yang diperlukan
12. Berikan anti piretik jika perlu
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake nuntrisi
16. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
17. Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2007). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI
: Media Aescullapius. Jakarta.
Ngastiyah (2011). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Herdam H.T (2012). NANDA Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC
Morhead, Sue,. et al. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Missouri:
Mosby
Bulechek, Gloria, M., et al. (2013) Nursing Interventions Classification (NIC). Sixth Edition.
Missouri: Mosby