Disusun Oleh :
Dian Tri Vita Sari
2015750012
Assalammualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
pada Ny. S dengan Congestive Heart Failure (CHF) di Paviliun Marwah Atas
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih“ dari tanggal 07 sampai 09 Mei 2018.
Karya Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
penulis menemukan banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini, terutama kepada :
1. Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi. DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Ns. Fitrian Rayasari, M.Kep., Sp.KMB selaku dosen pembimbing dan
penguji dari Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Ns. Nuraenah, M.Kep selaku wali akademi tingkat III Angkatan XXXIII
Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Dr. Yani Sofiani, M.Kep., Sp.KMB selaku penguji dari Program Studi
Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
iii
5. Orang tua dan Kakak-kakak saya tercinta yang selalu mendo’akan dan
memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan XXXIII Program Studi Diploma III
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
yang telah memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Perpustakaan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta yang sudah menyediakan fasilitas dan buku-buku yang dibutuhkan
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada
umumnya dan bagi penulis khususnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai
bahan menambah ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi
tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi
(Aspiani, 2015). Menurut pendapat ahli yang lain, gagal jantung adalah suatu
sindrom klinis kompleks, yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah keseluruh jaringan tubuh secara adekuat, akibatnya
adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung (Sudoyo, 2011).
Penyebab CHF yaitu kondisi yang meningkatkan preload, afterload, atau yang
menurunkan kontraktilitas miokardium. Kondisi yang meningkatkan preload,
misalnya regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Afterload meningkat
pada kondisi dimana terjadi stenosis aorta atau dilatasi ventrikel. Pada infrak
miokard dan kardiomiopati, kontraktilitas miokardium dapat menurun
(Asikin, 2016).
Pada umumnya pasien dengan CHF muncul tanda dan gejala yang berbeda
disetiap letak gagal jantungnya seperti pada gagal jantung ventrikel kanan
mempunyai tanda dan gejala edema, anoreksia, mual, asites, dan sakit daerah
perut. Sedangkan pada gagal jantung ventrikel kiri mempunyai tanda dan
gejala badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk,
anoreksia, dan keringat dingin. Jika tanda dan gejala tersebut tidak dapat
diatasi dengan cepat dan tepat, maka akan terjadi komplikasi, seperti:
hepatomegali, edema paru, hidrotoraks, syok kardiogenik, dan tamponade
jantung (Kasron, 2012; LeMone, 2016).
1
2
maka renal flow menurun sehingga pelepasan RAA (Renin Angiotensin dan
Aldosteron) maka terjadi retensi natrium dan air mengakibatkan edema
sehingga terjadi kelebihan volume cairan.
pasien, seperti memberikan istirahat fisik pada pasien CHF klasifikasi kelas
II, pemberian terapi glikosida jantung, diuretik, dan vasodilator.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah untuk menambah
pengetahuan, dapat menerapkan teori, dan konsep yang telah dipelajari
5
2. Tujuan Khusus:
a. Mampu menguraikan hasil pengkajian kebutuhan dasar pada pasien
dengan CHF di Rumah Sakit Islam Jakarta.
b. Mampu menguraikan masalah keperawatan kebutuhan dasar pada
pasien dengan CHF di Rumah Sakit Islam Jakarta.
c. Mampu menguraikan rencana tindakan keperawatan kebutuhan dasar
pada pasien dengan CHF di Rumah Sakit Islam Jakarta.
d. Mampu menguraikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar pada
pasien dengan CHF di Rumah Sakit Islam Jakarta.
e. Mampu menguraikan hasil evaluasi kebutuhan dasar pada pasien
dengan CHF di Rumah Sakit Islam Jakarta.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara konsep
teori dan kasus.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi.
C. Lingkup Masalah
Penulisan Karya Tulis Ilmiah merupakan pembahasan dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Ny. S
dengan Congestive Heart Failure (CHF) yang dilakukan selama 3X24 jam di
paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dari
tanggal 07 – 09 Mei 2018.
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yaitu dengan menggunakan
metode studi kepustakaan, dimana penulis mencari dan mempelajari beberapa
6
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menyusunnya secara
sistematika yang terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : TINJAUAN TEORITIS
Meliputi pengertian, klasifikasi, etiologi, gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan,
asuhan keperawatan (pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan).
Bab III : TINJAUAN KASUS
Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. S dengan Congestive Heart
Failure (CHF) selama 3x24 jam yang terdiri dari pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Bab IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang berbagai kesenjangan yang
timbul antara tinjauan teoritis, dan tinjauan kasus. Dalam
pembahasan bab ini juga akan diidentifikasikan berbagai faktor
penunjang, dan penghambat dari asuhan keperawatan serta
7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
8
9
2. Klasifikasi
Pada CHF terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional
dalam 4 kelas :
Klasifikasi Karakteristik
Kelas I Tidak ada batasan aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dispnea
napas, palpitasi, atau keletihan berlebihan
Kelas II Gangguan aktivitas fisik ringan
Merasa nyaman ketika beristirahat
Aktivitas fisik biasa menimbulkan keletihan, dan palpitasi
Kela III Keterbatasan aktivitas fisik yang nyata
Merasa nyaman ketika beristirahat
Aktivitas fisik yang tidak biasanya menyebabkan dispnea
napas, palpitasi, atau keletihan berlebihan
Kelas IV Tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun tanpa merasa
tidak nyaman
Gejala gagal jantung kongestif ditemukan bahkan pada
saat istirahat
Ketidaknyaman semakin bertambah ketika melakukan
aktivitas fisik apapun
Sumber: Aspiani, 2015
3. Etiologi
Menurut Asikin (2016). Mekanisme fisiologis yang dapat menyebabkan
timbulnya gagal jatung yaitu kondisi yang meningkatkan preload,
afterload, atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Kondisi yang
meningkatkan preload, misalnya regurgitasi aorta dan cacat septum
ventrikel. Afterload meningkat pada kondisi dimana terjadi stenosis aorta
atau dilatasi ventrikel. Pada infrak miokard dan kardiomiopati,
kontraktilitas miokardium dapat menurun. Terdapat faktor fisiologis lain
yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai pompa, anatara lain
adanya gangguan pengisian ventrikel (stenosis katup atrioventrikularis),
serta adanya gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis
konstriktif dan tamponade jantung). Berdasarkan seluruh penyebab
10
tersebut, diduga yang paling mungkin terjadi yaitu pada setiap kondisi
tersebut menyebabkan gangguan penghantaran kalsium didalam
sarkomer, atau didalam sintesis, atau fungsi protein kontraktil.
Gagal jantung dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Gagal jantung kiri (gagal jantung kongestif) , dibagi menjadi 2 jenis
yang dapat terjadi sendiri atau bersamaan, diantaranya:
1) Gagal jantung sistolik yaitu ketidakmampuan jantung untuk
menghasilkan output jantung yang cukup untuk perfusi organ
vital.
2) Gagal jantung diastolik yaitu kongesti paru meskipun curah
jantung dan output jantung normal.
b. Gagal jantung kanan, merupakan ketidakmampuan ventrikel kanan
untuk memberikan aliran darah yang cukup sirkulasi paru pada
tekanan vena sentral normal.
5. Manifestasi Klinik
Menurut Kasron (2012) manifestasi klinik dari CHF tergantung ventrikel
mana yang terjadi.
a. Gagal jantung kiri
Manifestasi kliniknya antara lain:
1) Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan menganggu
pertukaran gas dan dapat mengakibatkan ortopnea (kesulitan
16
6. Komplikasi
Menurut LeMone (2016). Mekanisme kompensasi yang dimulai pada
gagal jantung dapat menyebabkan komplikasi pada sistem tubuh lain.
Hepatomegali kongestif dan splenomegali kongestif yang disebabkan oleh
pembengkakkan sistem vena porta menimbulkan peningkatan tekanan
abdomen, asites, dan masalah pencernaan. Pada gagal jantung sebelah
kanan yang lama, fungsi hati dapat terganggu. Distensi miokardium dapat
memicu disritmia, mengganggu curah jantung lebih lanjut. Efusi pleura
dan masalah paru lain dapat terjadi. Komplikasi mayor gagal jantung
berat adalah syok kardiogenik dan edema paru. Gagal jantung kongestif
dapat menyebabkan komplikasi pada sistem tubuh lain, yaitu:
a. Sistem kardiovaskuler:
Angina, disritmia, kematian jantung mendadak, dan syok kardiogenik.
b. Sistem pernapasan:
Edema paru, pneumonia, asma kardiak, efusi pleura, pernapasan
Cheyne-Stokes, dan asidosis respiratorik.
c. Sistem pencernaan:
Malnutrisi, asites, disfungsi hati.
a) Gejala:
Riwayat hipertensi, infark miokard baru atau akut, episode
gagal jantung sebelumnya, penyakit katup jantung, bedah
jantung, endokarditis, lupus eritematosus sistemik, anemia,
syok sepsis, pembengkakan pada tungkai, dan distensi
abdomen.
b) Tanda:
Tekanan darah rendah akibat kegagalan pompa jantung,
denyut nadi teraba lemah, denyut dan irama jantung takikardia;
disritmia, nadi apikal titik PMI menyebar dan bergerak ke arah
kiri, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lemah; S3 gallop
terdiagnosis GJK; S4 dengan hipertensi dan murmur sistolik
diastolik dapat menandakan adanya stenosis yang
menyebabkan GJK, denyut nadi perifer berkurang; nadi sentral
teraba kuat, kulit pucat; berwarna abu-abu; sianosis, kuku
pucat dengan pengisian kapiler yang lambat, pembesaran hati
teraba, edema dependen, dan terdapat distensi vena jugularis.
3) Integritas ego
a) Gejala:
Ansietas, stres yang berhubungan dengan penyakit atau
kondisi finansial
b) Tanda:
Berbagai macam menifestasi misalnya: ansietas, marah, takut,
dan iritabilitas (mudah tersinggung).
4) Eliminasi
a) Gejala:
Penurunan frekuensi berkemih, urine berwarna gelap,
berkemih di malam hari.
b) Tanda:
Penurunan frekuensi berkemih di siang hari dan peningkatan
frekuensi berkemih pada malam hari (nokturia).
5) Makanan/ cairan
22
a) Gejala:
Riwayat diet tinggi garam; lemak; gula; serta kafein,
penurunan nafsu makan, anoreksia, mual, muntah.
b) Tanda:
Edema di ekstremitas bawah, edema dependen, edema pitting,
distensi abdomen menandakan adanya asites atau
pembengkakan hati.
6) Hygiene
a) Gejala:
Kelelahan, kelemahan selama melakukan aktivitas.
b) Tanda:
Penampilan mengindikasikan adanya kelalaian dalam
perawatan diri.
7) Neurosensori
a) Gejala:
Kelelahan, pusing, pingsan.
b) Tanda:
Latergi, kebingungan, disorientasi, perubahan perilaku,
iritabilitas (mudah tersinggung).
8) Nyeri/ ketidaknyamanan
a) Gejala:
Nyeri dada, angina akut atau angina kronis, nyeri abdomen
bagian kanan atas (gagal jantung kanan), nyeri otot.
b) Tanda:
Gelisah, fokus berkurang dan menarik diri, menjaga perilaku.
9) Pernapasan
a) Gejala:
Dispnea saat beraktivitas atau istirahat, dispnea pada malam
hari sehingga mengganggu tidur, tidur dengan posisi duduk
atau dengan sejumlah bantal, batuk dengan atau tanpa produksi
23
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan pasien mengenai respon individu
(pasien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial
sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Nursalam,
2008).
Diagnosa keperawatan pada pasien CHF menurut Asikin (2016), yaitu:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan
jantung memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan
jaringan tubuh.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolus.
c. Volume cairan berlebihan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
e. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bed rest dalam
jangka waktu lama, edema, dan penurunan perfusi jaringan.
f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya pemahaman terkait fungsi jantung, dan gagal jantung.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih
asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien
(Nursalam, 2008).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan, dan pelaksanaan keperawatan.
Evaluasi keperawatan sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan pasien. Dengan
mengukur perkembangan pasien dalam mencapai suatu tujuan maka
perawat dapat menentukan efektivitas asuhan keperawatan. Meskipun
tahap evaluasi keperawatan diletakkan pada akhir proses keperawatan
tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Diagnosa keperawatan perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi diperlukan pada tahap rencana
asuhan keperawatan untuk menentukan apakah tujuan rencana asuhan
keperawatan tersebut dapat dicapai secara efektif. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat respon pasien terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Tahap
36
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan menyelesaikan laporan kasus pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di pavilium Marwah
Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Proses pelaksanaan pemenuhan
kebutuhan dasar selama tiga hari dari tanggal 07-09 Mei 2018. Dalam melengkapi
data ini penulis melakukan wawancara dengan pasien, keluarga, dan tim perawat
di ruangan, selain itu memperoleh data-data dari catatan medis dan catatan
keperawatan serta didapatkan hasil observasi langsung, dan pemeriksaan fisik.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 07 Mei 2018 di pavilium
Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
1. Identitas
Pasien berinisial Ny. S, jenis kelamin perempuan, usia 82 tahun, status
perkawinan janda, agama Islam, suku bangsa Sunda, pendidikan terakhir
SD. Bahasa yang digunakan Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga,
alamat Jl. Kenunig Dalam RT 6/4 No. 32, Kel. Utan Kayu Utara, Kec.
Matraman, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Sumber biaya
BPJS, sumber informasi diperoleh dari pasien, keluarga, tim perawat di
ruangan, dan status pasien.
2. Resume Kasus
Pasien masuk dari UGD pada hari Jum’at, 04 Mei 2018, jam 10:00 WIB.
Sebelum diantar oleh keluarga ke UGD pasien dengan keluhan sesak
sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak karena sering beraktivitas
dirumah, karakteristik seperti tertimpan beban berat, sesak di area lapang
dada, skala sesak 4, lamanya 10 menit. Saat datang ke UGD, kondisi
pasien sesak masih dirasakan, nyeri dada sisi kiri, badan lemas seluruh
tubuh, hasil TTV TD: 110/60 mmHg, N: 87 x/menit, RR: 30 x/menit, S:
37
38
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan saat ini pasien mengatakan badan lemas, sesak nafas saat
beraktivitas seperti tertimpan beban berat, sesak di area lapang dada,
skala sesak 3, lamanya 5 menit. Nyeri dada sisi kiri seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 4, frekuensi hilang timbul, lamanya 5 menit. Batuk
sudah 3 hari yang lalu dengan produktif sputum warna putih,
konsistensi encer. Masalah ini dirasakan secara bertahap ketika
aktivitas, dan untuk upaya mengatasinya dengan beristirahat, dan
minum obat.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Menurut keluarga pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun
yang lalu tetapi sudah sembuh 3 bulan yang lalu. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi obat, makanan, binatang, dan lingkungan.
Pasien tidak ada riwayat kecelakaan, dan tidak ada riwayat di rawat di
40
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum dirawat
Sebelum sakit pasien biasa buang air kecil 6x/hari dengan
volume tidak terukur, warna kuning jernih. Buang air besar
pasien 1x/hari dengan warna kuning, konsistensinya lembek.
b) Saat dirawat
Saat dirawat pasien buang air kecil 800ml/hari, warna kuning
jernih, dan pasien terpasang kateter hari ketiga dengan kondisi
kateter bersih. Buang air besar pasien 1x/hari, warna kuning
jernih, dan konsistensinya lembek.
3) Pola Personal Hygiene
a) Sebelum dirawat
Pasien biasa mandi 2x/hari menggunakan sabun, dan
menggosok gigi 2x/hari menggunakan odol dan sikat gigi,
setiap mandi pagi dan sore. Pasien 2x/minggu membersihkan
rambutnya dengan menggunakan shampo.
b) Saat dirawat
Selama dirawat pasien mandi dibantu sebagian oleh keluarga
2x/hari, menggosok gigi 2x/hari, setiap pagi dan sore. Pasien
mandi hanya dilap dengan air hangat karena pasien hanya
beraktivitas di tempat tidur saja.
4) Pola Istirahat Tidur
a) Sebelum dirawat
Pasien tidur selama 6 jam/hari di malam hari, dan tidur 3
jam/hari di siang hari. Dan tidak mempunyai kebiasaan
sebelum tidur dan sesudah tidur.
b) Saat dirawat
Pasien tidur selama 6 jam/hari dengan sering terbangun di
malam hari, dan tidur 2 jam/hari di siang hari. Karena sudah
bosan dengan suasana rumah sakit, dan terkadang banyaknya
pengunjung. Dan tidak mempunyai kebiasaan sebelum tidur
dan sesudah tidur.
43
4. Pengkajian Fisik
Keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran pasien compos metis,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, berat badan pasien 55 kg
(BB ideal: 54-66 kg), tinggi badan pasien 160 cm (IMT: 21,48/ normal).
Tekanan darah pasien 120/80 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 21
x/menit, suhu 36,5
a. Sistem penglihatan
Fungsi penglihatan pasien normal, tidak terdapat tanda-tanda radang,
tidak ada kelainan otot-otot mata, pupil bereaksi terhadap rangsang
cahaya, posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola
mata normal. Konjungtiva an anemis, kornea normal, sklera anikterik,
pupil isokor, pasien tidak menggunakan kacamata, dan tidak
menggunakan lensa kontak.
b. Sistem pendengaran dan wicara
Fungsi pendengaran pasien normal, daun telinga normal, karakteristik
serumen warna kuning, kosistensi kental, bau khas, kondisi telinga
normal. Tidak ada cairan dari telinga pasien, tidak ada perasaan penuh
di telinga, tidak tinitus, tidak mempunyai gangguan kesimbangan, dan
44
tidak memakai alat bantu dengar. Sistem wicara pasien normal, dan
menanggapi pembicaraan sesuai.
c. Sistem pernafasan
Jalan nafas pasien ada sumbatan sekret, pernafasan sesak, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas 21x/menit, irama
teratur, jenis pernafasan spontan, kedalaman dangkal. Pasien batuk
dengan produktif sputum warna putih, konsistensi encer, tidak
terdapat darah, suara nafas ronchi, tidak ada nyeri saat bernafas, dan
tidak menggunakan oksigen tambahan.
d. Sistem kardiovaskuler
Nadi pasien 86 x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan darah
120/80 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis, temperatur kulit
hangat, warna kulit pucat, pengisian kapiler <2 detik, terdapat edema
pada tungkai bawah grade +1. Kecepatan denyut apical 90 x/menit,
irama tidak teratur, S1 dan S2 terdengar lemah, nyeri dada sisi kiri
saat aktivita, karakteristik seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4,
frekuensi hilang timbul, lamanya nyeri 5 menit, pasien tampak
meringis saat nyeri muncul.
e. Sistem hematologi
Tidak ada perdarahan, warna kulit pucat, Hb 11.3 g/dl.
f. Sistem saraf pusat
Pasien tidak ada keluhan sakit kepala, tigkat kesadaran compos
mentis, GCS E: 4, M: 6, V: 5, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK,
tidak ada gangguan sistem persyarafan, pemeriksaan refleks fisiologis
normal, dan refleks patologis tidak.
g. Sistem pencernaan
Gigi pasien tidak caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada
stomatitis, lidah tidak kotor, salifa normal, tidak ada muntah, tidak ada
mual. Tidak ada nyeri daerah perut, bising usus 10 x/menit, tidak ada
diare, tidak konstipasi, hepar tak teraba, dan abdomen lembek.
45
h. Sistem endokrin
Pasien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton,
tidak ada luka gangren.
i. Sistem urogenital
Balance cairan selama 24 jam. Intake: 2000 ml (infus: 600 ml, minum:
1400 ml) - Output: 1300 ml ( BAK: 800 ml, IWL: 500 ml). Jadi
balance cairan +700 ml. Perubahan pola kemih pasien nocturia, warna
kuning jernih, tidak ada distensi kandung kemih, tidak keluhan sakit
pinggang, dan tidak ada nyeri.
j. Sistem integumen
Turgor kulit pasien baik, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat,
keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, tidak ada tanda-tanda
peradangan pada kondisi pemasangan infus.
k. Sistem muskuloskletal
Pasien terdapat kesulitan dalam pergerakan, sakit pada sendi kaki,
tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada
kelainan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot baik,
ekstremitas bawah tampak bengkak grade +1, kekuatan otot:
5555 5555
3333 3333
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Pelaksanaan Terapi
a. Terapi oral:
1) Nac 200mg 3x1 kapsul jam 06:00, 12:00, 18:00 WIB
2) Bisoprolol 5mg 1x2,5mg jam 06:00 WIB
3) Folid acid 5mg 1x1 tablet jam 06:00 WIB
4) Nitrockaf 5mg 2x1 kapsul jam 06:00, 18:00 WIB
5) NaCl kapsul 500mg 3x1 kapsul jam 06:00, 12:00, 18:00 WIB
6) KSR 600mg 3x1 tablet jam 06:00, 12:00, 18:00 WIB
b. Terapi injeksi:
1) Lasix 2ml 1x1 ampul jam 06:00 WIB
47
c. Terapi inhalasi
1) Ventolin 2,5mg 2x1 ampul jam 06:00, 18:00 WIB
d. Infus
1) Asering 500ml/8 jam 20 tetes/menit
e. Diit
1) Lunak dengan diit jantung 3 (DD3)
7. Data Fokus
5555 5555
3333 3333
TTV
TD: 120/80 mmHg, N:
86 x/menit, RR: 21
x/menit, S: 36,5
8. Analisa Data
5555 5555
3333 3333
TTV
TD: 120/80 mmHg, N:
86 x/menit, RR: 21
x/menit, S: 36,5
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompa sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh di
tandai dengan:
DS:
Pasien mengatakan “cepat lelah, badan terasa lemas”
Pasien mengatakan “nyeri pada dada sebelah kiri“
Pasien mengatakan “nyeri saat beraktivitas”
DO:
Kesadaran: Compos mentis
Keadaan umum: sakit sedang
TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,5
Pasien tampak pucat
53
Kekuatan otot:
5555 5555
3333 3333
TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,5
56
C. Perencanaan Keperawatan
5555 5555
3333 3333
5555 5555
4444 4444
5555 5555
5555 5555
Rabu/ 12:00 2,3 Memberikan obat oral Nac Dian Tri Vita
09 Mei WIB 200mg 1 kapsul, KSR 600mg 1 Sari
2018 tablet, NaCl kapsul 500mg 1
kapsul
DS: Pasien mengatakan “jika
habis minum obat sudah tidak
mengantuk, dan perut nyaman”
DO: Obat sudah di minum, dan
tidak dimuntahkan
Rabu/ 12:30 3 Memonitor intake dan output per Dian Tri Vita
09 Mei WIB 24 jam Sari
2018 DS: Pasien mengatakan “sejak
64
E. Evaluasi Keperawatan
Kekuatan otot:
5555 5555
3333 3333
5555 5555
4444 4444
Skala nyeri 0
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
2. Rabu/ 09 13:15 S: Dian Tri Vita
Mei 2018 WIB Pasien mengatakan “sudah tidak Sari
sesak jika melakukan aktivitas”
Pasien mengatakan “sudah tidak
batuk”
Pasien mengatakan “habis minum
obat sudah tidak mengantuk”
O:
TD: 110/70 mmHg, N: 79
x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5
5555 5555
5555 5555
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan atau membahas perbandingan antara teori
dan praktek serta analisa faktor-faktor penghambat atau mendukung yang disertai
dengan alternative pemecahan masalah pada pasien Ny. S dengan Congestive
Heart Failure (CHF) di pavilium Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih. Asuhan keperawatan yang dilakukan penulis selama tiga hari dari
tanggal 07 Mei 2018 sampai 08 Mei 2018 yang pembahasannya dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu :
A. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian penulis mengacu pada format yang telah disediakan, tetapi
tidak jauh berbeda dengan format yang ada pada tinjauan teoritis. Dalam
pengumpulan data, penulis melakukan pengkajian secara komprehensif yang
mengacu pada tinjauan teoritis yang meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan
spiritual yang dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasien. Data hasil
pengkajian penulis didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien dan
keluarga, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan medis,
catatan keperawatan, serta bekerja sama dengan perawat ruangan, dan tim
kesehatan lainnya yang mendukung pengkajian.
72
73
Faktor resiko yang ditemukan pada pasien Ny. S adalah usia, dan riwayat
hipertensi. Usia Ny. S 82 tahun, pada lansia adanya perubahan-perubahan
pada anatomi organ jantung dan fungsi organ jantung menurun. Pasien Ny. S
mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Hipertensi akan
menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan melemah,
menyebabkan darah kembali ke atrium, lalu ke sirkulasi paru, ventrikel
kanan, dan atrium kanan, maka akan menyebabkan CHF. CHF karena
tekanan darah merupakan kekuatan yang dibutuhkan untuk memompa darah
ke seluruh tubuh tiap kalinya. Jika tekanan darah tinggi, maka hal ini dapat
menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke
seluruh tubuh dan akan mengakibatkan otot jantung akan menebal untuk
mengimbangi kinerja yang meningkat tersebut. Jika ini terus berlangsung,
maka pada akhirnya jantung terlalu terbebani dan tidak lagi kuat untuk
memompa darah secara efektif. Otot-otot menjadi lemah atau menjadi kaku.
Dan akan berdampak pada pembesaran otot jantung/ cardiomegali, ini sesuai
dengan yang terjadi pada Ny. S dimana hasil Rongen Thorax didapatkan
cardiomegali.
2. Kebutuhan cairan dan elektrolit, pada pasien CHF terjadi karena gagal
pompa ventrikel mengakibatkan forward failure sehingga curah jantung
menurun maka renal flow menurun sehingga pelepasan RAA (Renin
Angiotensin dan Aldosteron) maka terjadi retensi natrium dan air
mengakibatkan edema sehingga terjadi kelebihan volume cairan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil Cr: 1,2 mg/dl, Na: 129 mEq/L, K: 2,7 mEq/L, Cl:
99 mEq/L. Pada pasien Ny. S kelebihan volume cairan didapatkan dari
hasil balance cairan + 700 ml/ 24 jam, dan ekstremitas bawah bengkak
grade +1.
3. Kebutuhan aktivitas, Pada pasien CHF gagal pompa ventrikel
mengakibatkan forward failure sehingga curah jantung menurun maka
suplai darah kejaringan menurun, nutrisi dan oksigen sel menurun,
metabolisme sel menurun maka terjadi lemah dan letih sehingga terjadi
intoleransi aktifitas. Pada pasien Ny. S intoleransi aktivitas ditandai
dengan adanya nafas sesak dan nyeri dada saat melakukan aktivitas,
pasien membatasi aktivitasnya, aktivitas sebagian dibantu, sakit sendi di
kaki, ekstremitas bawah bengkak grade +1, dan kekuatan otot pasien:
5555 5555
3333 3333
tekanan parsial oksigen (pO2), tekanan parsial karbon dioksida (pCO2). Untuk
mengetahui kadar oksigen dalam tubuh pemeriksaan yang di rekomendasikan
secara teori adalah pemeriksaan AGD, namun pada pasien pemeriksaan ini
tidak dilakukan karena secara klinis tidak terlihat adanya pasien sesak berat.
B. Diangnosa Keperawatan
Setelah proses pengumpulan data, dan analisa sesuai dengan masalah yang
ditentukan, maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
data-data tersebut.
Dari hasil analisa data maka didapatkan tiga diagnosa yang terdapat pada
pasien Ny. S dengan teori:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan
tubuh. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya kegagalan pada fungsi
ventrikel yang menyebabkan hambatan pengosongan ventrikel, dan
pompa jantung meningkat, hal ini akan menurunkan kemampuan jantung
memompa atau disebut dengan penurunan curah jantung. Diagnosa
keperawatan ini muncul karena saat pengkajian didapat pasien
mengatakan nyeri pada dada sisi kiri saat beraktivitas sehingga cepat
lelah, dan badan terasa lemas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak pucat, nadi apikal 90 x/menit, irama jantung tidak teratur,
pemeriksaan TTV TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S:
36,5 . Hasil ECHO: EF 43%, global pergerakan menurun, dimensian ruang
76
C. Perencanaan Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan menurut Asikin (2016), penulis terlebih
dahulu menemukan tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan yang sesuai
dengan prioritas masalah yang berdasarkan pada masalah yang mengancam
kehidupan atau keselamatan berdasarkan kebutuhan Handerson.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat setelah perencanaan keperawatan.
Dalam tahap ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan keperawatan disesuaikan dengan
memperhatikan keadaan dan kondisi pasien saat itu. Pada tahap pelaksanaan
keperawatan, penulis bekerja sama dengan pasien, keluarga, perawat, dan tim
kesehatan yang sesuai dengan rencana tindakan di pavilium Marwah Atas
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih serta didukung dengan adanya
pembimbing yang telah ditunjuk oleh institusi.
Diagnosa kedua bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses
infeksi. Implementasi prioritas yang dilakukan adalah monitor TTV,
auskultasi suara nafas, ajarkan pasien untuk batuk efektif dan tarik nafas
dalam, berikan obat oral Nac 200mg 1 kapsul jam 12:00 WIB.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan, mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang
telah ditentukan. Dalam mengevaluasi perkembangan pasien, penulis
menggunakan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning), sehingga
dapat diketahui masalah yang teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah
yang belum teratasi. Keberhasilan dari asuhan keperawatan bukan hanya
82
Berdasarkan hasil evaluasi pada pasien Ny. S yang dilakukan pada tanggal 07
Mei 2018 sampai 09 Mei 2018, diperoleh hasil evaluasi berikut:
Diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakmampuan jantung memompakan sejumlah darah untuk mencukupi
kebutuhan jaringan tubuh. Masalah teratasi dibuktikan dengan pasien
mengatakan “sudah tidak sesak dan nyeri dada sisi kiri jika melakukan
aktivitas”. TD: 110/70 mmHg, N: 79 x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5 ,
skala nyeri 0.
Diagnosa kedua bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses
infeksi. Masalah teratasi dibuktikan dengan pasien mengatakan “sudah tidak
sesak jika melakukan aktivitas, dan tidak batuk”. TD: 110/70 mmHg, N: 79
x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5 , pasien tampak tidak batuk, obat sudah di
minum, dan tidak di muntahkan.
5555 5555
5555 5555
A. Kesimpulan
Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh atau terjadinya defisit penyaluran oksigen ke organ tubuh.
Hasil pengkajian didapatkan Ny. S mengalami CHF pada kelas II dimana
pasien mengalami gejala sesak nafas terutama jika aktvitas, dan nyeri dada
sisi kiri. Manifestasi yang penulis temukan pada Ny. S yaitu sesak nafas,
nyeri dada sisi kiri, mudah lelah, batuk, ekstremitas bawah bengkak grade +1.
Setelah data-data didapatkan, penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan
yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini, yaitu:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan
tubuh.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
84
85
B. Saran
Kesimpulan yang telah didapat penulis perlu adanya peningkatan mutu
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar yang diharapkan dapat membantu
pasien dalam mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan menjadi
lebih optimal. Penulis memberikan beberapa saran kepada beberapa pihak
yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan penyakit Congestive Heart Failure (CHF), dan saran
tersebut diantaranya:
1. Penulisan KTI Selanjutnya
Menerapkan pemenuhan kebutuhan dasar diharapkan penulis KTI
selanjutnya dapat melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk
mendapatkan hasil yang optimal, dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang optimal bagi pasien. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan kosep pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Referensi untuk
86
Aspiani, Reny Yuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Black J.M & Hawks J.H. (2009). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8 Buku 3. Diterjemahkan oleh:
Joko Mulyanto, dkk. Jakarta: Saunders Elsevier
Sudoyo, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5 Jilid 3. Jakarta:
Interna Publishing
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang CHF kepada Pasien dan
Keluarga Ny. S selama 1x40 menit diharapkan Pasien dan Keluarga Ny.
S dapat memahami tentang penyakit CHF.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit Pasien dan Keluarga
Ny. S dapat :
a. Menjelaskan pengertian CHF.
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab CHF.
c. Mengetahui tanda dan gejala CHF.
d. Mengetahui komplikasi dari CHF
e. Mengetahui penatalaksanaan CHF
.
B. MATERI : Terlampir
C. Topik :
1. Pengertian CHF
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Penatalaksanaan
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan salam
diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan dan
kontrak dan tujuan memperhatikan
pertemuan 3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Inti 20 menit 1. Menanya (review) 1. Menjawab
kepada Pasien dan 2. Mendengkarkan
Keluarga Ny. S dan
2. Menjelaskan memperhatikan
tentang: 3. Bertanya
a. Pengertian CHF 4. Dapat
b. Penyebab CHF menyimpulkan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
c. Tanda dan materi yang di
gejala CHF jelaskan
d. Komplikasi
yang terjadi
akibat CHF
e. Penatalaksanaan
CHF
3. Memberi
kesempatan bertanya
4. Menyimpulkan
materi
3. Evaluasi 10 menit 1. Mengajukan 1. Menjawab
pertanyaan pertanyaan
2. Menarik kesimpulan 2. Mendengarkan
kesimpulan
4. Penutup 5 menit Mengucapkan salam Memperhatikan
penutup dan menjawab
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur:
a. Pasien dan Keluarga Ny. S bersedia dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses:
a. Pasien dan Keluarga Ny. S bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
b. Pasien dan Keluarga Ny. S antusias untuk bertanya tentang hal-hal
yang tidak diketahuinya.
c. Pasien dan Keluarga Ny. S menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.
3. Mahasiswa:
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil:
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan Pasien Ny. S dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang CHF yang diterima oleh
Pasien Ny. S dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.
H. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa pengertian CHF ?
2. Apa penyebab CHF ?
3. Apa tanda dan gejala CHF ?
4. Apa komplikasi CHF ?
5. Bagaimana penatalaksaan CHF ?
LAMPIRAN
MATERI
A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi (Aspiani,
2015).
B. Penyebab
Menurut Asikin (2016) penyebab CHF, yaitu :
1. Kelainan otot jantung
2. Penyumbatan di pembuluh darah jantung
3. Hipertensi
4. Peradangan
5. Penyakit jantung lain
D. Komplikasi
Menurut LeMone (2016) komplikasi CHF, yaitu :
1. Sistem kardiovaskuler : Angina, disritmia, kematian jantung mendadak,
dan syok kardiogenik.
2. Sistem pernapasan : Edema paru, pneumonia, asma kardiak, efusi pleura,
pernapasan Cheyne-Stokes, dan asidosis respiratorik.
3. Sistem pencernaan : Malnutrisi, asites, disfungsi hati.
E. Penatalaksanaan
Menurut Aspiani (2015), penatalaksanaan CHF, yaitu :
1. Istirahat total/ tirah baring dalam posisi semi fowler
2. Olahraga sesuai kemampuan (misal: jalan pagi)
3. Pembatasan aktivitas sesuai kemampuan
4. Diet rendah kolesterol
5. Konsumsi protein cukup (misal: kacang-kacangan, tahu, tempe, ikan,
telur, daging sapi atau ayam dengan lemak rendah)
6. Pembatasan konsumsi garam
7. Serat cukup untuk menghindari konstipasi (sayuran, dan buah-buahan)
8. Terapi medis/ obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter
9. Pembatasan asupan cairan, dan kontrol ke pelayanan kesehatan minimal
2 minggu sekali
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC