PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus Dengue ditemukan di daerah tropik dan sub tropik kebanyakan di wilayah
perkotaan dan pinggiran kota di dunia ini (Kemenkes RI, 2018). Penyakit DBD
pertama kali dikenal di Filipina pada tahun 1953. Sindromnya secara etiologis
berhubungan dengan virus dengue ketika serotipe 2, 3, dan 4 diisolasi dari pasien di
Filipina pada tahun 1956, 2 tahun kemudian virus dengue dari berbagai tipe diisolasi
dari pasien selama epidemik di Bangkok, Thailand. Selama tiga dekade berikutnya,
demam berdarah ditemukan di Kamboja, Cian, India, Indonesia, Masyarakat Republik
Demokratis Lao, Malaysia, Maldives, Myanmar, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, dan
beberapa kelompok kepulauan Pasifik (WHO, 1999). Sebelum tahun 1970, hanya 9
negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik
pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur,
Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Kasus
di seluruh Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat melebihi 1,2 juta pada 2008 dan
lebih dari 3,2 juta pada 2015 (berdasarkan data resmi yang disampaikan oleh Negara
Anggota WHO).
Baru-baru ini jumlah kasus yang dilaporkan terus meningkat. Pada 2015, 2,35
juta kasus demam berdarah dilaporkan di Amerika, di mana 10.200 kasus didiagnosis
menderita demam berdarah parah yang menyebabkan 1.181 kematian. Pada tahun 2018,
demam berdarah juga dilaporkan dari Bangladesh, Kamboja, India, Myanmar, Malaysia,
Pakistan, Filipina, Thailand, dan Yaman. Diperkirakan 500.000 orang terkena demam
berdarah berat memerlukan rawat inap setiap tahun, dengan perkiraan 2,5% kasus
kematian setiap tahunnya. Secara umum, terjadi penurunan kasus kematian sebesar 28%
yang tercatat antara 2010 dan 2016 dengan peningkatan yang signifikan dalam
manajemen kasus melalui peningkatan kapasitas di negara tersebut (WHO, 2018).
Sedangkan kasus DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun
1968 dengan jumlah kasus sebanyak 58 penduduk. Hingga pada tahun 2009 terjadi
peningkatan jumlah provinsi dan kota yang endemis DBD, dari dua provinsi dan dua
1
kota menjadi 32 provinsi dan 382 kota dengan jumlah kasus 158.912 penduduk
(Kemenkes RI dalam Divy dkk, 2018).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari DBD?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada DBD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari DBD.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada DBD.
2
BAB II
KONSEP DASAR
1. Pengertian
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam
Dengue hemoragic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai
disebabkan oleh virus dengue dengan menifestasi klinis demam disertai gejala
sirkulasi.
2. Anatomi Fisiologi
3
Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen
dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem
ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.
a. Jantung.
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara paru-
4
b. Pembuluh Darah Pembuluh
a) Arteri koronaria
b) Arteri subklavikula
c) Arteri Brachialis
d) Arteri radialis
Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
e) Arteri karotis
f) Arteri temporalis
g) Arteri facialis
h) Arteri femoralis
5
i) Arteri Tibia
j) Arteri Pulmonalis
2) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop.
selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar
Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari
c) Vena jugularis
d) Vena pulmonalis
6
c. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang
disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah (Evelyn.P, 2002).
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah
yang berwarna merah (Syaifudin, 1997). Darah adalah suatu cairan kental
Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah
yang berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel
Volume darah pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah
kirakira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah
tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan,
Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada
air yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan temperatur 380C dan PH
7.37 – 1.45.
7
dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.
2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
anti racun.
1) Sumsum Tulang
a) Tulang Vertebrae
spinalis, yang membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada
arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh
8
otot-otot yang menggerakkan tulang belakang yang dinamakan
prosesus spinosus.
Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang kosta
maupun tidak langsung, bahkan ada yang sama sekali tidak melekat.
2) Hepar
diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus
3) Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan
100 – 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan
9
memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi
3. Etiologi
adalah Virus Dengue, di indonesia virus tersebut sampai saat ini telah di isolsi
menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B dalam Arthropedi
Indnesia, yang terutama domian adalah DEN-3, tetapi akhhir-akhir ini ada
Infeksi oleh salah satu serotipe meninbulkan anti badi seumur hidup
aegypti.nyamuk aedes albopictus, aedes poly nesiensis, dan beberapa spesies lain
kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh indonesia kecuali di
biokimia DHF hingga kini belum di ketahi secara pasti. Sebagian besar sarjana
Sequential Infection Hyphotesis dari Halsteel yang menyatakan bahwa DHF dapat
infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda (Nursalam, 2005).
10
4. Patofisiologi
terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang
jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di
seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada
kulit. Selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti
Selain itu sistem reikulo endotel bisa terganggu sehingga menyebabkan reaksi
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan
plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi anoksia jaringan,
11
asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke-3
dan ke-7.
intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti
5. Manifestasi Klinik
Kasus DHF di tandai oleh manifestasi klinis, yaitu : demam tinggi dan
mendadak yang dapat mencapa 40 C atau lebih dan terkadang di sertai dengan
discomfort, nyeri perut kana atas atau seluruh bagian perut; dan perdarahan,
terutama perdarahan kulit,walaupun hanya berupa uji tuorniquet poistif. Selain itu,
perdarahan kulit dapat terwujud memar atau dapat juga dapat berupa perdarahan
spontan mulai dari ptechiae (muncul pada hari-hari pertama demam dan
berlangsung selama 3-6 hari) pada extremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis
terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang berkepanjangan
atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Perdarahan lain seperti perdarahan sub
temukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Hepatomegali
12
pada umumnya dapat diraba pada permulaan penyakit dan pembesaran hati ini
tidak sejajar dengan beratanya penyakit. Nyeri tekan seringkali di temukan tanpa
Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan
dan melena)
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20 mmHg atau
kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung,
gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah:
a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
c. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang
dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada saluran tubuh
dll.
13
d. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah thrombocytopenia
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitanya dengan
pengelolaan dan prognosis, WHO membagi DBD dalam 4 derajat setelah kriteria
1. Derajat I
Demem mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau perdarahan lain.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah tekanan darah
4. Derajat IV
7. Penatalaksaaan
a. Medis
dehidrasi dan haus. Pada pasien ini perlu diberi banyak minum, yaitu 1,5
14
sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu, dan
bila mau lebih baik oralit. Cara memberikan minum sedikit demi sedikit
dan orang tua yang menunggu dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak
dingin. Jika terjadi kejang diberi luminal atau anti konfulsan lainnya.
anak lebih 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti lminal
diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kg BB. Anak diatas 1 tahun diveri 50 mg,
vital.
mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga
menderita DHF harus diperiksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari mlai hari
ke-3 sakit sampai demam telah turun 1-2 hari. Nilai hematokrit itlah yang
15
2) DHF disertai renjatan (DSS)
yang diberikan bisanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tidak ada
ml/kgBB. Pada pasien dengan renjatan berat diberikan infs harus diguyur
infus dipertahankan sampai 1-2 hari lagi walaupn tanda-tanda vital telah
baik.
Pada pasien renjtan berat atau renjaan berulang perlu dipasang CVP
vena magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU.
evaluasi klinik yang telah disebut, maka engan keadaan ini dianjurka
pemberian darah.
b. Keperawatan
16
Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah bahaya kegagalan
sirkulasi darah, resiko terjadi pendarahan, gangguan suhu tubuh, akibat infeksi
virus dengue, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang
terlihat pada tubuh pasien menjadi sembab (edema) dan darah menjadi
kental.
dilakukan secara kontinyu, bila perlu setiap jam. Pemeriksaan Ht, Hb dan
ada kencing / tidak. Bila dijumpai kelainan dan sebagainya segera hubungi
dokter.
intestinal didahului oleh adanya rasa sakit perut yang hebat (Febie, 1966)
diukur. Karena melihat seberapa banyak darah yang keluar perlu tindakan
17
secepatnya. Makan dan minum pasien perlu dihentikan. Bila pasien
darah disediakan.
Gangguan suhu tubuh biasanya terjadi pada permulaan sakit atau hari
pasien kejang. Peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virus dengue maka
dingin dan lembab, nadi lembut halus waspada karena gejala renjatan.
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik dan
memberitahu dokter.
penyakitnya dan akibat tindakan selama dirawat. Hanya pada pasien DHF
18
periodic (stp 4 jam) dan mudah terjadi hematom, serta ukurannya mencari
beberapa tempat. Jika sudah musim banyak pasien DHF sebaiknya selalu
8. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau demam berdarah jika tidak segera di tangani akan
a. Perdarahan
terlihat pada uji tourniquet positif, petechi, purpura, ekimosis, dan perdarahan
b. Kegagalan sirkulasi
19
kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,
menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemia jaringan dan kerusakan
fungsi sel secara progresif dan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan organ
c. Hepatomegali
nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler.
Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih banyak
d. Efusi pleura
adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi
1. Pengkajian
20
a. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
b. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke rumah sakit
saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari ke-3 dan
ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek,
nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau
hematemasis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya mengalami
e. Riwayat imunisasi
21
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila ada faktor
muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak
g. Kondisi lingkungan sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan
lingkumgan yang kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju
yang di kamar).
h. Pola kebiasaan
Eliminasi BAK: perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak, sakit
Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur
aegypti.
22
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upa untuk menjaga
kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai ujung
1) Kesadaran : Apatis
pendengaran
8) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kekakuan leher tidak ada,
nyeri telan
9) Dada
Perkusi : Sonor
10) Abdomen :
23
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Perkusi : tympani
11) Ekstrimitas: sianosis, ptekie, echimosis, akral dingin, nyeri otot, sendi tulang
12) Genetalia : bersih tidak ada kelainan di buktikan tidak terpasang kateter
j. Sistem integumen
Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin dan
lembab.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan
14) Dada
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura),
rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
15) Abdomen
Ekstremitas : akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
k. Pemeriksaan Penunjang
24
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan adanya infeksi dengue
adalah:
19) Serologi
adanya infeksi virus dengue antara lain : uji IgG Elisa dan uji IgM Elisa
penggabungan)
22) Radiology
Pada fhoto thorax selalu didapatkan efusi pleura terutama disebelah hemi
thorax kanan
25
2. Diagnosa Keperawatan
Ditandai dengan:
1) Hipotensi
2) Takikardi
4) Berkeringat
Ditandai dengan:
2) Takipnea
3) Sianosis
jaringan menurun
Ditandai dengan:
26
d. Hipertermi berhubungan viremia
Ditandai dengan:
4) Takikardi
(viremia) Ditandai
dengan:
1) Keluhan nyeri
4) Gelisah
muntah, anoreksia
Ditandai dengan:
27
g. Resik perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar trombosit dalam
darah
Di tandai dengan:
a. Akral dingin
c. Nadi lemah
d. Kesadaran menurun
3. Fokus Intervensi
intraseluler ke ekstraseluler
dapat terpenuhi
KH :
Rencana tindakan:
tanda vital.
28
Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui dengan cepat
cairan tubuh.
dehidrasi.
29
KH: Menunjukkan pola nafas efektif dan paru jelas dan bersih.
Rencana tindakan:
pernafasan.
jaringan menurun.
jaringan adekuat.
30
Rencana tindakan:
ekstra.
jantung.
Rasional: Kulit pucat atau sianosis, kuku membran bibir atau lidah
darah perifer.
31
d. Hipertemi berhubungan dengan terjadinya veremia
KH :
Rencana tindakan:
tinggi.
(viremia)
32
KH :
Rencana tindakan:
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan skala nyeri (0 - 10),
tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien, respon pasien terhadap nyeri.
3) Berikan posisi yang nyata dan, usahakan situasi ruang yang terang.
rasa nyeri.
terhadap nyeri.
33
6) Berikan obat analgetik (Kolaborasi dengan dokter)
pasien.
muntah, anoreksia
terpenuhi.
Rencana tindakan:
asupan makanan.
34
6) Ukur berat badan pasien setiap hari.
4. Implementasi
5. Evaluasi
f. Ansietas berkurang/terkontrol
pengobatan.
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
oleh virus dengue dengan menifestasi klinis demam disertai gejala perdarahan
dan bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian. Untuk memahami DHF
dan fogging. Virus dengue membutuhkan waktu berkisar selama 4-10 hari
sampai timbulnya gejala, pasien yang sudah terinfeksi dengan virus dengue
nyamuk Aedes setelah gejala pertama mereka muncul. Oleh sebab itu, jagalah
B. Saran
menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pembaca sebaiknya mengerti dan
tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan
36