M
DENGAN KASUS PARKINSON RW/03 RT/04 DESA
MARGAMUKTI KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2020
NIM : 2010105574
2020
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Parkinson
dengan gejala seperti resting tremor (tremor pada saat istirahat), rigiditas
dan gejala yang lain seperti kedipan mata berkurang, gangguan motorik, wajah
tanpa ekspresi maupun gangguan daya ingat oleh karena penurunan kadar
penyakit parkinson dengan prevalensi sebesar 99.4 kasus per 100.000 penduduk
menyebutkan ratarata munculnya penyakit parkinson pada pria (60 tahun) dan
menunjukkan terdapat 1.5 sampai 8.7 kasus per tahun di Cina dan Taiwan,
sedangkan di Singapura, Wakayama dan Jepang, terdapat 6.7 sampai 8.3 kasus per
tahun, dengan kisaran umur 60 sampai 69 tahun dan jarang ditemukan pada
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan, pada tahun 2013 terdapat
12 pasien rawat inap dan 522 pasien yang menjalani rawat jalan, dari jumlah ini
penyakit parkinson menempati urutan 10 besar penyakit yang berada di poli saraf
dopamin akibat kematian neuron di substantia nigra, salah satu sebabnya adalah
gangguan pada ganglia basalis dan substansia nigra dalam menghasilkan dopamin,
ditandai dengan adanya tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya
1817 dengan istilah paralisis agitans dan baru pada tahun 1887 jean matin charcot
meningkat seiring meningkatnya usia. Usia yang paling banyak adalah pada 50
tahun ke atas. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir seimbang (Hickey,
2003).
Sindrom yang ditandai dengan adanya tremor waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya reflex postural akibat penurunan kadar dopamine oleh
berbagai macam sebab. Disebut juga dengan sindrom Parkinson. (Sudoyo W, dkk,
2006).
ekstrapiramidal, dan beberapa penyebab lain. sangat banyak kasus besar yang
mengarah pada penyakit parkinson atau agitasi paralisis. (Sylvia A. Prince, dkk,
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu
2. Menghantarkan informasi.
3. Mengolah informasi
Susunan saraf terdiri dari: Susunan Saraf Pusat (SSP) dan Susunan Saraf
Tepi (Nn. Craniales + Nn. Spinales) .Susunan Saraf Pusat terdiri Encephalon dan
Medulla Spinalis. Otak atau ensefalon secara konvensional dibagi dalam 5 bagian
utama: telensefalon atau otak besar, diensefalon atau otak antara, mesensefalon
atau otak tengah, metensefalon atau otak belakang, dan mielensefalon atau
membentuk rombensefalon atau otak belah ketupat. Metensefalon terdiri dari pons
bagian atas.
seperti korteks serebrum, zat putih yang dalam terhadap korteks, ganglia basal,
dan korpus kalosum. Sistem ventrikulus ialah rongga-rongga di dalam otak yang
berisi cairan serebrospinal. Sistem itu dibagi sebagai berikut: ventrikel lateral
ialah rongga di dalam hemisfer serebrum, ventrikel ketiga ialah rongga di dalam
dalam batang otak. Batang otak dibagi menurut hubungan topografiknya dengan
bagian bagian supratentorium dan otak tengah, pons dan sambungan sumsum
tulang belakang merupakan bagian infratentorium. Semua saraf otak kecuali saraf
penghidu dan saraf optik, muncul dari batang otak bagian infratentorium.
3. Tingkat otak bagian atas atau tingkat kortikal, daerah tempat penyimpanan
Patokan anatomis yag digunakan dalam pemetaan korteks serebri terdiri dari 4
lobus yaitu :
2) Kemampuan berbicara.
3) Elaborasi pikiran.
a. Persepsi sensorik
c. Bahasa
d. Sifat pribadi
rangsangan emosional
Fungsi Hipotalamus :
Medulla Spinalis
Terdiri dari :
a. Substansia Grisea berbentuk seperti kupu-kupu (H) terdiri dari badan sel
eferen tanpa melibatkan otak, jenis aktifitas refleks ini dikenal sebagai
refleks spinal.
Serebelum
gerakan.
dan terkoordinasi.
gerakan.
saraf pada basal ganglia sehingga pembentukan serta sumber dopamine menjadi
sedikit atau berkurang. Faktor penyebab kemunduran dari basal ganglia itu sendiri
diantaranya ialah: infeksi oleh virus yang non- konvensional (belum diketahui),
reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat anti
toksin yang belum di ketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut:
1. Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200
dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi
3. Periode
4. Genetik
resiko penderita menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia
lebih dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun, Meskipun
5. Faktor lingkungan.
6. Pekerjaan
Lebih banyak orang dengan paparan mental yang lebih tinggi dan lama.
7. Infeksi
9. Trauma kepala
otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Tanda
awal meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku pada bentuk semua gerakan.
pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya
bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Karekteristik tremor dapat
telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari seolah-olah memutar sebuah
pil di antara jari-jari. Keadaan ini meningkat bila pasien sedang berkonsentrasi
kaku dan menjadi terlihat lemah. Karena hal ini menyebabkan keterbatasan otot,
wajah mengalami sedikit ekspresi dimana saat bicara wajah seperti topeng (sering
cenderung ke depan dan berjalan seperti didorong. Kesukaran dalam berputar dan
e. Berdiri kaku.
g. Akinesia.
hilangnya neuron pigmen, terutama neuron didalam substansia nigra pada otak.
mayor didaerah otak ini dan bagian-bagian lain pada sistem persarafan pusat
pada pusat kontrol gerakan. Walaupun dopamin normalnya ada dalam konsentrasi
dalam substansia nigra dan korpus striatum. Penipisan kadar dopamin dalam basal
darah serebral regional menurun pada klien dengan penyakit parkinson, dan ada
kejadian demensia yang tinggi. Data patologik dan biokimia menunjukan bahwa
Alzheimer.
monoksida), hipoksia atau dapat akibat pengaruh obat. Krisis oligurik menyertai
terfiksasi biasanya keatas, selama beberapa menit sampai beberapa jam. Sekarang
jarang ditemukan karena semakin sedikit klien dengan tipe parkinsonisme ini
PHATWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
eks vakuo).
G. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Antihistamin
b. Terapi Antikolinergik
obatan ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan levodopa. Agens ini
c. Amantadin hidrokhlorida
d. Terapi levodopa
Efek samping yang hampir umum, dan meliputi wajah meringis, gerakan
besar untuk mencapai otak dan menurunkan efek samping perifer. Derivat
klinis ringan.
g. Porgolid (permax)
Porgolid (permax) adalah agens paling baru dari klasifikasi ini. Agens ini
sepuluh kali lebih poten dari pada bromokriptin, walaupun demikian terapi
ini umumnya tidak dipilih. Respons pasien terhadap obat ini sangat
respons terhadap satu agens mungkin labih baik dari pada agens lain.
h. Inhibitor MAO
penyakit ini, tidak seperti bentuk terapi lain agens ini secara nyata
i. Antidepresan
2. Keperawatan
Sebagai salah satu penyakit parkinson kronis yang diderita oleh manula,
b. Pendidikan
Dalam arti memberi penjelasan kepada penderita, keluarga dan care giver
rinci namun supportif dalam arti tidak makin membuat penderita cemas
c. Rehabilitasi
a) Abnormalitas gerakan
c) Gejala otonom
e) Perubahan psikologik
sebagai berikut :
a) Peregangan
b) Koreksi postur tubuh
c) Latihan koordinasi
2) Terapi okupasi
a) Terapi wicara
b) Psikoterapi
3. Diet
yang khusus, akan tetapi diet penderita ini yang diberikan dengan tujuan
komposisi serat dan air untuk mencegah terjadinya konstipasi, serta cukup
4. Pembedahan :
masih adanya gejala dua dari gejala utama penyakit parkinson (tremor,
terhadap pembedahan.
H. Komplikasi
1. Gangguan motorik
3. Gangguan autonom
4. Dimensia
5. Depresi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 86 Tahun
Agama : Islam
2. DATA KELUARGA
Nama : Ny.K
Hubungan : Anak
Pekerjaan : IRT
Telp :-
MENUA)
FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum :
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 60 x/menit
R : 19 x/menit
makan akibat dari giginya yang sudah tidak ada, tidak mempunyai
2. Integumen
3. Hematopoetic
4. Kepala
5. Mata
6. Telinga
tidak ada keluar cairan dari telinga. Tidak menggunakan alat bantu dengar.
7. Hidung Sinus
Keperawatan
1. DS : Gangguan Hambatan
neuromaskular,
- Klien mengatakan mobilitas fisik
kekakuan dan
tidak bisa
kelemahan otot
mengangkat benda
ringan seperti
sendok, garpu,
mangkok.
- Klien mengatakan
tangannya selalu
bergetar kecuali
DO :
Kekuatan otot klien
5 4
5 5
TD :
160/90 mmHg
Nadi : 60
x/menit
dan tremor
- Klien tampak sulit
menggerakan
ektermitas kanan
atas.
2. DS : - klien mengatan Aliran darah ke serbral Gangguan
Kognitif persepsi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
kelemahan otot
fisik berhubungan keperawatan selama 2 keadaan secara fungsional kerusakan secara fungsional dan
dengan kekakuan dan kali pertemuan klien pada kerusakan yang terjadi mempengaruhi pilihan intervensi
kelemahan otot diharapkan dapat 2. kaji derajat immobilisasi yang akan dilakukan
memungkinkan aktivitas. 3. berikan dan bantu untuk yang minimal (nilai 1),
(nilai 4).
2. Gangguan komunikasi Setelah dilakukan asuhan 1. Ajarkan klien latihan wajah 1. dengan melalukan latihan
verbal berhubungan keperawatan selama 2 dan menggunakan metode wajah dengan metode nafas
dengan penurunan kali pertemuan klien bernafas maka akan memperbaiki kata-
fungsi kognitif dan diharapkan dapat 2. Anjurkan untuk melakukan kata, volume dan intonasi bicara
berkomunikasi. suara dan jumlah kata dalam maka gangguan komunikasi klien
dapat menunjukan
adanya perubahan
O
1 7 Oktober 2020 Hambatan mobilisasi fisik memeriksa kemampuan dan keadaan secara
bernafas
EVALUASI
No. Tanggal Diagnosa Catatan perkembangan Paraf
1. Oktober 2020 Hambatan mobilisasi fisik 1. Mampu mengenal masalah
berhubungan dengan kekakuan dan
S:
kelemahan otot pada Ny. M
Ny. K mampu melakukan latihan gerak
O:
latihan gerak.
berbicara