PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Demam Berdarah?
2. Apakah etiologi dari Demam Berdarah?
3. Bagimana manifestasi klinis dari Demam Berdarah?
4. Bagaimana patofisiologi dari demam berdarah?
5. Bagaimana cara pemeriksaan diagnosa dari demam berdarah?
6. Bagaimana penatalaksaan medis dari demam berdarah?
7. Bagaimana cara pengkajian keperawatan dari demam berdarah?
8. Apa diagnosa yang muncul pada anak dengan penyakit demam berdarah?
9. Bagaimana bentuk perencanaan keperawatan dari demam berdarah?
1
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat memperoleh pengetahuan atau gambaran pembelajaran tentrang
Asuhan Keperawatan pada kasus “DENGUE HAEMORHAGIC FEVER” di
Ruang Damar 03 Bed 3 Dr. Usman. SPPD.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian yakni mengumpulkan data subjektif dan data
objektif pada pasien dengan DHF;
2. Mampu menganalisis data yang diperoleh;
3. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan DHF;
4. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan DHF;
5. Mampu melaksanakan tidndakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
ditentukan;
6. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah terlaksanakan dan;
7. Memahami tentang pengertian, etiologi, menifestasi, patofisiologi,
pemeriksaan diagnosa, penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan perencanaan, pemeriksaan fisik, dan evaluasi pada
pasien dengan DHF.
BAB II
PEMBAHASAN
ANATOMI FISIOLOGI
Darah adalah cairan dipembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat penting
dalam tubuh yaitu fungsi transportasi (membawa nutrisi keseluruh tubuh dan oksigen
keparu-paru kemudian diedarkan keseluruh tubuh).
Darah mempunyai dua komponenyaitu padat dan cair. Bagian padat terdiri dari
Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit. Komponen padat merupakan 45% dari seluruh
volume darah dan 55% adalah plasma yang termasuk komponen cair.
1. Eritrosit
Eritrosit dibuat disumsum tulang yang masih berinti, dalam pembentukannya
dibutuhkan zat besi, Vit B12, asam folat, dan rantai globulin yang merupakan
senyawa protein. Pematangan eritrosit diperlukan hormon eritropetin yang
diproduksi oleh ginjal. Umur peredarannya 105-120 hari. Eritrosit dihancurkan di
limfa, jumlah normalnya pada laki-laki 5,5 juta sel/mm³, dan pada perempuan 4,8
juta sel/mm³.
2. Leukosit
Leukosit fungsi utamanya adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara
menghancurkan antigen (kuman, virus, dan toksin) yang masuk. Ada lima jenis
leukosit, yaitu : Neutrofil, Eosinofil, Basofil, Limfosit, dan Monosit. Jumlah normal
leukosit adalah 5.000-9.000/mm³.
4
3. Trombosit
Trombosit merupakan keping-keping darah yang dibuat di sumsum tulang ,
paru-paru, dan limfa. Umur peredaran trombosit ini hanya 10 hari. Trombosit
mempunyai kemampuan untuk melakukan:
a) Daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)
b) Daya adesi (saling melekat)
c) Daya agregasi (berkelompok)
Trombosit berfungsi sebagai pembekuan darah dan penghentian perdarahan,
begitu pula kerusakan dinding pembuluh darah trombosit akan berkumpul disitu,
dan menutup lubang kebocoran dengan saling melekat, berkelompok menggumpal
dan kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah, jumlah trombosit
adalah 150.000-450.000 keping/mm³.
4. Plasma darah
Plasma merupakan bagian yang encer tanpa sel-sel darah, berwarna
kekuningan hampir 40% terdiri dari air. Struktur dinding kapiler tersusun atas satu
lapisan uniseluler sel-sel endotelialdan disebelah luarnya dikelilingi membran dasar
ada dua jalan penghubung yaitu celah intraseluler yang merupakan celah tipis
diantara sel-sel endotelial. Tiap celah ini diselingi sekelompok protein yang
mengikat sel endotelial agar bersama-sama. Celah tersebut berada ditepi endotelial,
pada sel endotelial terdapat juga banyak gelombang plasmalemal untuk
menghambat paket plasma kecil/cairan ekstraseluler.
Proses pemindahan dan cairan melalui difusi zat-zat yang larut dalam lemak
terutama O2 dan CO2. Zat yang terlarut dalam air hanya dapat berdifusi melalui
pori-pori intraseluler pada membran kapiler. Zat tersebut misalnya : Natrium,
klorida, dan ari itu sendiri.
Tekanan dalam kapiler cenderung mendorong cairan dan zat terlarutnya
melewati pori-pori kapiler kedalam ruang interstisial, sebaliknya tekanan osmotik
yang ditimbulkan oleh protein plasma cenderung menimbulkan gerakan cairan
osmosis dari ruang interstisial kedalam darah. Tekanan osmotik ini mencegah
hilangnya volume cairan yang cukup bermakna dari darah kedalam ruang
interstisial.
5
ETIOLOGI
Penyebab penyakit demam berdarah dengue adalah virus dengue. Di Indonesia,
virus tersebut hingga saat ini telah diisolasi menjadi emoat serotipevirus dengue yang
termasuk dalam grup B arthropediborne viruses (Arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4 (Nursalam Susilanungrum.2005).
Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di
Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes, yaitu:
1. Aedes Aegypty
Aedes Aegypty adalah nyamuk yang hidup didaerah teropis, terutama hidup
dan berkembang biak didalam rumah, yaitu tempat penampungan air jernih atau
tempat penampungan air disekitar rumah. Nyamuk ini sepintas lalu tampak
berlurik, berbintik-bintik putih, biasanya menggigit pada siang hari terutama pada
pagi dan sore hari, jarang terbang nyamuk Aedes Aegypty adalah 100 meter,
nyamuk ini paling sering di temukan disekitar kita.
2. Aedes Albopictus
Temoat habitat nyamuk ini adalah ditempat air yang bersih, biasanya disekitar
rumah atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan, dan botol kaleng/kaleng
bekas. Nyamuk ini dapat menggigit hanya pada siang hari saja dan jarak terbang
nyamuk ini adalah 50 meter.
(Rampengan TH,2007)
6
PATOFISIOLOGI
Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi, hemodinamika, dan biokimia
DHF hingga kini belum diketahui secara pasti. DHF dapat terjadi jika seseorang setelah
terinfeksi dengue untuk pertama kalinya mendapat infeksi berulang dengan tipe virus
dengue yang berbeda. Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit
yang membedakan DHF dari dengue clasic adalah meningkatnya permeabilitasi dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, serta terjadinya hipotensi,
trombositopeni dan diastesis hemorragik.
Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut dan nilai hemotokrit meningkat
bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah.
Ada dugaan renjtan terjadi sebagai akibat dari kebocoran plasma kedaerah vaskular
melalui kapiler yang rusak, sehingga mengakibatkan menurunnya volume plasma yang
dan meningkatnya nilai hematokrit. Bukti dugaan ini adalah ditemukannya cairan yang
tertimbun dalam rongga peritonium, peluar, dan perikard yang ternyata melebihi
pemberian cairan infus, serta terjadinya bendungan pembuluh darah paru. Plasma
merembas selama perjalanan penyakit mulai dari awal demam sampai puncaknya pada
masa renjatan.
Trombositopeni yang hebat, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi
koagulasi merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan. Perdarahan kulit
umumnya disebabkan oleh faktor kapiler dan trombositopeni, sedangkan perdarahan
masif disebabkan oleh kelainan yang lebih kompleks, yaitu trombositopeni, gangguan
faktor pembekuan.
Secara kronolologis prosesnya dimulai dari nyamuk Aedes yang tidak bervirus
menggigit dan menghisap darah seseorang yang telah terkena demam berdarah dengue.
Nyamuk yang sudah terinfeksi virus kemudian menggigit orang sehat dan
memindahkan virusnya bersama air ludah kedalam tubuh. Pada saat tersebut, virus
memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel darah putih serta kelenjar getah bening
untuk kemudian masuk ke sistem sirkulasi darah. Virus ini sebenarnya hanyaada
didalam darah selama 3 hari sejak ditularkan oleh nyamuk. Pada hari-hari itulah terjadi
pertempuranantara antibodi dan virus dengue yang dianggap sebagai benda asing oleh
tubuh. Badan biasanya mengalami gejala demam dengan suhu tinggi antara 39-40 °
C. Akibat pertempuran tersebut terjadi penurunan kadar trombosit dan bocornya
pembuluh darah sehingga membuat plasma darah mengalir keluar. Penurunan trombosit
ini mulai bisa dideteksi pada hari ketiga. Masa kritis penderita demam berdarah
berlangsung sedudahnya, yakni pada hari keempat dan kelima.
Pada fase ini, suhu badan turun dan biasanya diikuti oleh sindrom shock dengue
karena perubahan yang tiba-tiba. Muke penderita pun menjadi memerah atau facial
flush. Biasanya, penderita juga mengalami sakit pada kepala, tubuh bagian belakang,
otot, tulang, dan perut (antara pusar, dan uluh hati). Tidak jarang diikuti dengan muntah
yang berlanjut dan suhu yang dingin dan lembab pada ujung jari serta kaki.
7
Penanganan yang benar pada fase tersebut sangat ditekankan agar penderita bisa
melewati masa kritisnya dengan baik. Caranya dengan banyak memberikan asupan cairan
kepada penderita sebagai pengganti plasma darah. Hal ini dikarenakan banyaknya cairan
tubuh yang hilang dengan cepat akibat merembasnya plasma darah yang keluar dari
pembuluh darah. Saat ini, larutan gula garam atau oralit masih merupakan cairan terbaik
karena komposisinya setara dengan plasma darah. Pemberian infus diberikan apabila
penderita dalam kondisi muntah secara terus menerus, tidak bisa makan atau minum,
menderita kejang, kesadraan menurun atau derajat kebocoran plasma darahnya tinggi, yang
biasa terjadi pada fase kritis. Begitu juga dengan transfusi trombosit yang akan diberikan jika
trombosit penderita dibawah 100.000 dengan perdarahanyang cukup baik. Bila masa kritis itu
bisa dilewati dengan baik maka pada hari keenam dan ketujuh kondisi penderita akan
berangsur membaik dan kembali normal pada hari ketujuh dan kedelapan.
KLASIFIKASI
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain perdarahan spontan, uji turniket posotif,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan dibawah
kulit seperti peteki, hematoma, dan perdarahan dari lain tempat.
3. Derajat III
Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin, kulit yang
lembab, dan penderita gelisah.
4. Derajat IV
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
MANIFESTASI KLINIS
8
1) Fenomena Perdarahan
Pada kasus DHF terdapat minimal satu manifestasi perdarahan berikut:
a) Uji bendung positif ( uji torniquet );
b) Ptekie, ekimosis atau paru-paru pada ekstremitas muka dan palatum;
c) Perdarahan mukosa (epitaksi atau perdarahan gusi atau perdarahan dari tempat
lain), dan
d) Hematemesis atau melena (Ginanjar,2008)
Penyebab perdarahan pada penyakit ini adalah vaskulopati, trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit, dan koagulasi intravaskuler secara menyeluruh.
2) Trombositopenia
Penurunan trombosit umumnya terjadi sebelum terjadinya peningkatan
hematokrit dan sebelum suhu tubuh turun. Trombositopenia (jumlah trombosit <
100.000/ul) biasanya ditemukan atara hari ketiga sampai dengan ketujuh setelah
panas (Soegiyanto, 2006)
3) Kebocoran plasma
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma laekage (kebocoran plasma) pada
DHF, yaitu:
a) Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standart sesuai dengan umur dan
jenis kelamin; dan
b) Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, esites, hipoproteinemia, atau
hiponatremia.
Setelah fase demam, semua tanda dan gejala klinis akan menghilang. Demam
akan turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan
darah. Akral atau ujung ekstremitas akan teraba dingin, disertai dengan kongesti
kulit. Perubahan ini menunjukan adanya gangguan sirkulasi akibat dari perembasan
plasma (Hadinegoro dan Satari, 2005).
4) Hapatomegali
Pembesaran hati biasanya terjadi pada permulaan penyakit. Derajatnya tidak
sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan didaerah hati sering ditemukan,
tampak jelas pada orang dewasa dan berhubungan dengan adanya perdarahan
(Soegiyanto, 2006).
5) Syok
Syok merupakan gejala gangguan sirkulasi sebagai akibat dari perembasan
plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara. Tanda dan gejala dari syok
demam turun disertai keluar keringat dingin, denyut nadi cepat dan tekanan darah
menurun, akral teraba dingin disertai kongesti kulit.
9
6) Keluhan lain yang menyertai DBD, yaitu:
a) Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit saat menelan;
b) Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi;
dan
c) Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang
dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, dan pegal-pegal pada seluruh
tubuh.
PENATALAKSANAAN
10
BAB III
PENGKAJIAN
2. Data Objetif
Data objektid adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat
atas kondisi pasien. Data objektif yang sering di jumpai pada pasien DHF antara
lain:
a) Suhu tubuh tinggi, mengigil, wajah tampak kemerahan
b) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
c) Tampak bintik merah pada kulit (petekie), uji tourniquet (+), epistaksi,
hematoma, hematemesis, melena
d) Hyperemia pada tenggorokan
e) Nyeri tekan pada epigastrik
f) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa
g) Pada renjatan (Derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,
gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal
11
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) NS I posotif
b) Ig G dengue positif
c) Trombositopenia
d) Hemoglobin meningkat > 20%
e) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
f) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan hipoproteinemia,
hiponatremia,hipokloremia.
2) Pemeriksaan Radiologi
a) Thorax foto ( Efusi Pleura)
b) USG (Asites)
Pada hari kedua dan ketiga terjadi leucopenia, netropenia, aesonofilia, peningkatan
limfosit, monosit dan basofil.
a. SGOT/SGPT kadang meningkat
b. Ureum dan pH darah kadang mengalami peningkata
c. Waktu perdarahan memanjang
d. Asidosis metabolik
e. Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan
f. Uji test tourniquet (positif)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa I
2. Diagnosa II
3. Diagnosa III
5. Diagnosa V
IMPLEMENTANTASI KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A. ANAMNESA
Tanggal Masuk : 06 September 2015
Jam Masuk : 08:15 WIB
Tanggal Keluar : 09 September 2015
Jam Keluar : 20:30 WIB
Ruangan : NS IV Damar 03 Bed 3
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ivan Maulana,TN
Tanggal lahir : 2 November 1999
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kampung cilangkap Rt 02/016
Agama : Islam
Suku : Indonesia
No RM : 13-37-71
Diagnosa Medis : Dengue Haermorhagic Fever (DHF)
1. Keluhan Utama
Os mengatakan panas dari hari jumat, perut terasa mual dan muntah, rasa haus
berlebih.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
a. Bentuk kepala bulat
b. Distribusi rambut dan warna rambut hitam berminyak.
2. Mata
a. Pupil membesar dan mengecil
b. Mata tampak layu dan memiliki kantung mata yang berlebihan
3. Mulut
a. Lidah Tampak pucat
b. Bibir pecah-pecah
4. Leher
a. Normal
5. Dada
a. Normal
6. Perut
a. Respirasi perut normal
7. Alat gerak/tubuh
a. Lemas
19
ANALISIS DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
4 07/09/2015 S:
08.00 Os mengatakan masih terasa mual.
O:
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, Kesadaran Compos Mentis,
makan/minum (+)
Infus (+) R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 90/70 mmHg, SH: 36,4 ℃ , N: 80 x/menit, RR: 21 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Intervensi dilanjutkan.
5 07/09/2015 S:
15.00 Os mengatakan masih terasa mual.
O:
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, Kesadaran Compos Mentis,
makan/minum (+)
Infus (+) R.As 40 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 100/70 mmHg, SH: 36 ℃ , N: 84 x/menit, RR: 20 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Anjurkan os untuk banyak minum
2. Intervensi dilanjutkan.
6 07/09/2015 S:
22.00 Os mengatakan nyeri ulu hati.
O:
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, Kesadaran Compos Mentis,
makan/minum (+)
Infus (+) Gelafusal/24 Jam dan R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 90/60 mmHg, SH: 35,1 ℃ , N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Anjurkan os untuk banyak minum
2. Intervensi dilanjutkan.
7 08/09/2015 S:
08.00 Os mengatakan perut terasa sakit.
O:
Os tampak lemas,os tampak kesakitan. Keadaan Umum: Tampak
sakit sedang, Kesadaran Compos Mentis, makan/minum (+)
Infus (+) Gelafusal 7 Tpm dan R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 100/70 mmHg, SH: 36 ℃ , N: 70 x/menit, RR: 24 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Anjurkan os untuk banyak minum
2. Anjurkan os untuk makan sedikit tapi sering
3. Intervensi dilanjutkan.
8 08/09/2015 S:
15.00 Os mengatakan perut terasa sakit.
O:
Os tampak lemas. Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, Kesadaran
Compos Mentis, makan/minum (+)
Infus (+) Gelafusal 7 Tpm dan R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 110/70 mmHg, SH: 35,4 ℃ , N: 82 x/menit, RR: 23 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Anjurkan os untuk banyak minum
2. Anjurkan os untuk makan sedikit tapi sering
3. Intervensi dilanjutkan.
9 08/09/2015 S:
22.00 Os mengatakan perut terasa sakit.
O:
Os tampak Cemas. Keadaan Umum: Tampak sakit sedang,
Kesadaran Compos Mentis, makan/minum (+)
Infus (+) Gelafusal 7 Tpm dan R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 120/80 mmHg, SH: 35 ℃ , N: 78 x/menit, RR: 20 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Anjurkan os untuk banyak minum
2. Intervensi dilanjutkan.
10 09/09/2015 S:
08.00 Os mengatakan perut terasa sakit.
O:
Os tampak lemas. Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, Kesadaran
Compos Mentis, makan/minum (+)
Infus (+) R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 110/70 mmHg, SH: 36,8 ℃ , N: 80 x/menit, RR: 22 x/menit.
A:
Masalah belum teratasi
P:
1. Intervensi dilanjutkan.
11 09/09/2015 S:
15.00 Os mengatakan tidak ada keluhan.
O:
Os tampak sehat. Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, Kesadaran
Compos Mentis, makan/minum (+)
Infus (+) R.As 30 Tpm
Observasi Tanda-tanda Vital:
TD: 110/70 mmHg, SH: 35 ℃ , N: 80 x/menit, RR: 22 x/menit.
A:
Masalah teratasi
P:
1. Intervensi dihentikan.
DATA PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium I
2. Hasil Laboratorium II
29
3. Hasil Laboratorium III
18.00
No Rekam Medik : 13-37-71 Ruangan : IGD N
a
m
a
P
a
s
i
e
n
T
n
.
I
v
a
n
P
e
n
g
i
r
i
m
D
r
.
U
s
m
a
n
S
p
P
D Umur : 15 Tahun Diagnosa :-
Jenis Kelamin :L Tanggal : 07-
09-2-15
Penanggung Jawab : Dr.
Taureni Hayati, spPK
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 16,1 L : 13-19
P : 12-14
Leukosit 48 L : 40-48
P : 37-43
Leukosit 4.300 4.000 – 10.000 /µl
Trombosit 39.000 150.000 – 450.000 /µl
4. Hasil Laboratorium IV
30
5. Hasil Laboratorium V
18.00
No Rekam Medik : 13-37-71 Ruangan : IGD
Nama Pasien : Tn. Ivan Dokter Pengirim : Dr. Usman SpPD
Umur : 15 Tahun Diagnosa :-
Jenis Kelamin :L Tanggal : 08-09-2-15
Penanggung Jawab : Dr. Taureni Hayati, spPK
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,4 L : 13-19 g/dl
P : 12-14 g/dl
Leukosit 45 L : 40-48 %
P : 37-43 %
Leukosit 9.100 4.000 – 10.000 /µl
Trombosit 55.000 150.0 – 450.000 /µl
6. Hasil Laboratorium VI
06.00
No Rekam Medik : 13-37-71 Ruangan : IGD
Nama Pasien : Tn. Ivan Dokter Pengirim : Dr. Usman SpPD
Umur : 15 Tahun Diagnosa :-
Jenis Kelamin :L Tanggal : 09-09-2-15
Penanggung Jawab : Dr. Taureni Hayati, spPK
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,4 L : 13-19 g/dl
P : 12-14 g/dl
Leukosit 45 L : 40-48 %
P : 37-43 %
Leukosit 9.100 4.000 – 10.000 /µl
Trombosit 55.000 150.0 – 450.000 /µl
31
DATA CAIRAN
DATA OBSERVASI
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Asuhan Keperawatan yang telah ditulis pada Tn. Ivan Maulana dengan
diagnosa Medis Dengue Haermohagic Fever (DHF) di ruang Damar 03 bed 03 RSIA
TRIMITRA Cibinong yang dilaksanakan pada 06 September 2015yang bertujuan untuk
mencapai kesehatan yang optimal pada pasien dengan menggunakan pemecahan
masalah yakni : pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Dari hasil study
kasus ini, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh pender’ita
melalui gigitan Aedes Aegypty.
2. Diagnosa yang terambil dari kasus ini adalah: Terjadinya Hipertermia berhubungan
dengan proses penyakit (Virus Dengue).
Saran
Ngastiyah, 1997,
Perawatan Anak Sakit,
Penerbit Buku
Kedokteran EGC :
Jakarta.
http://www.riyawan.com
http://www.smkmuh5babat.inf
o http://www.babat.web.id
http://nissa-uchil.blogspot.in/2015/02/dhf.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/askep-dhf-dengue-
haermohagic-fever-dhf.html http://nissanezta.blogspot.com/