Di susun oleh :
Patrin A. Pakudek
1490122103
2023
PENDAHULUAN
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yangdisebabkan oleh
satu dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melaluinyamuk terutama Aedes
aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan didaerah tropis dan subtropis di
antaranya kepulauan di Indonesia hingga bagianutara Australia. Menurut data
(WHO 2016) Penyakit demam berdarah denguepertama kali dilaporkan di Asia
Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, 2selanjutnya menyebar keberbagai
negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9negara yang mengalami wabah DHF, namun
sekarang DHF menjadi penyakitendemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya
adalah Afrika, Amerika,Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik
Barat.Amerika, Asia Tenggaradan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi kasus
DHF. Jumlah kasus diAmerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati
1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013
dilaporkanterdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana 37.687
kasusmerupakan DHF berat (Kementerian Kesehatan RI 2016).
1. Pengertian
2. Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae.Terdapat 4 serotipe
virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.Keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak.Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibody terhadap serotipeyang bersangkutan, sedangkan antibody
yang terbentuk terhadap serotypelain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yangmemadai terhadap serotipe lain tersebut.
Seseorang yang tinggal di daerah 11bersifat endemis, sering menyerang
masyarakat dalam bentuk wabah dandisertai dengan angka kematian yang cukup
tinggi, khususnya padamereka yang berusia dibawah 15 tahun (Harmawan 2018).
3. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Hematologi
Sumber gambar : (Tedi Mulyadi 2015)
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyaifungsi transportasi
oksigen, karbohidrat dan metabolit, mengaturkeseimbangan asam dan basa,
mengatur suhu tubuh dengan cara konduksiatau hantaran, membawa panas tubuh
dari pusat produksi panas (hepar danotot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh,
pengaturan hormon denganmembawa dan menghantarkan dari kelenjar ke sasaran
(Syaifuddin, 2016).
Pada orang dewasa dan anak-anak sel darah merah, sel darah putih,dan sel
pembeku darah dibentuk dalam sumsum tulang. Sumsum seluleryang aktif
dinamakan sumsum merah dan sumsum yang tidak aktifdinamakan sumsum
kuning. Sumsum tulang merupakan salah satu organyang terbesar dalam tubuh,
ukuran dan beratnya hampir sama dengan hati. Darah terdiri dari dua komponen
yaitu komponen padat yang terdiri darisel darah (sel darah merah atau eritrosit, sel
darah putih atau leukosit, dansel pembeku darah atau trombosit) dankomponen
cair yaitu plasma darah,Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
a. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh danmempunyai fungsi
khusus untuk transport oksigen. Oleh karena didalamnya mengandung
hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen,eritrosit membawa oksigen dari
paru ke jaringan dan karbon dioksidadibawa dari jaringan ke paru untuk
dikeluarkan melalui jalanpernapasan. Sel darah merah : Kekurangan eritrosit, Hb,
dan Fe akanmengakibatkan anemia.
4. Klasifikasi
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif &Kusuma 2015) :
a. Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunyamanifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia,himokonsentrasi.
b. Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan spontanpada kulit
atauperdarahan di tempat lain.
c. Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadicepat dan
lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atauhipotensi disertai
dengan sianosisdisekitar mulut, kulit dingin danlembab dan anak tampak gelisah.
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak teratur.
5. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akanmenimbulkan viremia. Hal
tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusatpengatur suhu di hipotalamus
sehingga menyebabkan (pelepasan zatbradikinin, serotinin, trombin, histamin)
terjadinya: peningkatan suhu.
Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darahyang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular keintersisiel yang
menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan
produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodimelawan virus (Murwani 2018).
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahanbaik kulit seperti
petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal inimengakibatkan adanya
kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukanmekanisme hemostatis secara
normal. Hal tersebut dapat menimbulkanperdarahan dan jika tidak tertangani
maka akan menimbulkan syok. Masavirus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8
hari. Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Pertama tama yangterjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam,sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh,
ruam ataubintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang
akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodimelawan
virus (Murwani 2018).
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah (Nurarif& Kusuma
2015) :
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan duaatau lebih
manifestasiklinis sebagai berikut:
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
3) Myalgia atau arthralgia
4) Ruam kulit
5) Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending positif
6) Leukopenia
7) Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan DD/DBDyang sudah di
konfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
b. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF ditegakkan bila semuahal
dibawah ini dipenuhi :
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifatbifastik
8. Penatalaksanaan
Dasar pelaksanaan penderita DHF adalah pengganti cairan yanghilang sebagai
akibat dari kerusakan dinding kapiler yang menimbulkanpeninggian permeabilitas
sehingga mengakibatkan kebocoran plasma.Selain itu, perlu juga diberikan obat
penurun panas(Rampengan 2017).
Penatalaksanaan DHF yaitu :
a. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Syok
Penatalaksanaan disesuaikan dengan gambaran klinis maupun fase,dan untuk
diagnosis DHF pada derajat I dan II menunjukkan bahwaanak mengalami DHF
tanpa syok sedangkan pada derajat III danderajat IV maka anak mengalami DHF
disertai dengan syok.Tatalaksana untuk anak yang dirawat di rumah sakit meliputi:
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup,susu untuk
mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma,demam, muntah, dan
diare.
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan asetosal atauibuprofen karena
dapatmerangsang terjadinya perdarahan.
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
a) Berikan hanya larutan isotonik seperti ringer laktat atau asetat.
b) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksalaboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin)tiap 6 jam.
c) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaan stabil.Cairan intravena biasanya hanya
memerlukan waktu 24-48jam
4) Apabila terjadi perburukan klinis maka berikan tatalaksana sesuaidengan
tatalaksana syok terkompensasi.
9. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada pasien yang mengalami demamberdarah dengue
yaitu perdarahan massif dan dengue shock syndrome(DSS) atau sindrom syok
dengue (SSD). Syok sering terjadi Syok ditandai dengan nadi yang lemah
dancepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg
atausampai nol, tekanan darah menurun dibawah 80 mmHg atau sampai
nol,terjadi penurunan kesadaran, sianosis di sekitar mulut dan kulit ujung
jari,hidung, telinga, dan kaki teraba dingin dan lembab, pucat dan oliguria
atauanuria (Pangaribuan 2017).
BaganPathwayDHF
Sumber:(Erdin 2018)(SDKIDPPPPNI2017)
B. Konsep Asuhan Keperawatan pasien dengan DHF
1. Pengkajian
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakandasar utama dan
hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kalimasuk rumah sakit
maupun selama pasiendirawat di rumah sakit(Widyorini et al. 2017).
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datangkerumah sakit
adalahpanas tinggi dan lemah.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanyamengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
e. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinanakan
timbulnya koplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua pasien dengan status gizibaik
maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factorpredisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalamikeluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan.
Apabila kondisiberlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
yangmencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badansehingga
status gizinya berkurang.
h. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, nafsu makan berkurangdan menurun.
2) Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak yang mengalamidiare atau
konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadihematuria.
3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya berkurang.
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga
kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah
sebagai berikut
3) Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil dantidak teratur, serta takanan darah menurun.
4) Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tekanan
darah tidakteratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan
kulit tampak biru
j. Sistem Integumen
1) Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,
dan lembab
3) Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam,
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan atau epitaksis pada grade
II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi perdarahan
gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan
terjadi perdarahan ditelinga (pada grade II,III,IV)
4) Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak
terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +,
ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
k. Pemeriksaan laboratorium
Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
Peningkatan persiabilitas
dinding pembuluh darah
Menghilangnya plasma
melalui endotel dinding
pembuluh darah
Endothelium hipotalamus
meningkatkan produksi
prostaglandin dan
neurotranslirer
Prostagladin berikatan
dengan neuron prepietik di
hipotalamus
Term tegulator
demam
Hipertermia
- takikardia Pelepasan
neurotransmitter
- menyentuh area nyeri (histamine, bradikinin,
prostaglandin)
Nyeri
Metabolism menurun
Intoleransi aktivitas
Kurang informasi
Defisit pengetahuan
-frekuensi napas
meningkat
-frekuensi nadi
meningkat
-tekanan darah
meningkat
-suara bergetar
-tremor
Thrombosis mengalami
kerusakan metamorphosis
Trombositophenia
Resiko perdarahan
9. DS: Gigitan nyamuk Aedes Risiko Syok
Aegpty
-klien mengatakan
Masuknya virus dengue ke
dingin dalam tubuh
DO:
Kontak dengan antibody
-akral teraba dingin
Virus beraksi dengan
- nadi teraba lemah antibody
Menghilangnya plasma
melalui endotel dinding
pembuluh darah
Risiko Syok
2. Diagnosa Keperawatan
10. Monitor hasil x-ray thorax 10. Untuk mengetahuai hasil x-Ray
thorax
Terapeutik
Terapeutik
1. Posisi membantu
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
memaksimalkan ekspansi paru dan
dengan Head Tilt dan Chin Lift
menurunkan upaya pernafasan .
ventilasi maksimaml membuka
area atelektasis dan meningkatkan
gerakan secret ke dalam jalan nafas
besar untuk dikeluarkan
2. Posisikan semi fowler atau fowler 2. Untuk mencegah aspirasi
Edukasi
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
1. Untuk menjaga keseimbangan
2000ml/hari ,jika tidak ada
cairan dalam tubuh agar tetap stabil
kontraindikasi
2. Membantu mengelurkan slym
2. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Untuk mengencerkan dahak
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspectoran, mukolitik
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Terapeutik Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin 1. Membantu menurunkan suhu
2. Longgarkan / lepaskan pakaian 2. Memberikan rasa nyaman
Terapeutik
Terapeutik
1. Berikan tehnik nonfarmakologis
1. Untuk mengurangi nyeri dan
untuk mengurangi nyeri (mis, terapi
memberikan rasa nyaman
musik,akupresur,terapi pijat, kompres
hangat/dingin)
Edukasi
Edukasi
1. Agar klien dapat menghindari
1. Jelaskan penyebab, periode dan
penyebab dari nyeri yang
pemicu nyeri
dirasakan
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Agar klien bisa mengatasi nyeri
yang dirasakan secara mandiri
Edukasi
Edukasi
1. Ajarkan posisi duduk, jika mampu
1. Posisi duduk akan membantu
untuk mencerna makan leih baik,
dan membantu klien saat makan
2. Ajarkan diet yang diprogramkan 2. Akan meningkatkan pencapaian
dan mempertahankan berat badan
yang sehat
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi
1. Mrngurangi rasa mual
sebelum makan (mis: Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Edukasi : Edukasi
kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi untuk pemberian cairan 1. Untuk menyeimbangkan cairan
infus dan elektrolit dalam tubuh
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Edukasi
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami 1. Agar klien terlindar dari ansietas
2. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, 2. Agar klien mengerti dan paham
pengobatan, dan prognosis akan pengobatan dan prognosanya
Kolaborasi
Output urine 3. Monitor status cairan (masukan yang masuk untuk menghindari
Tingkat kesadaran
meningkat 4. respon pupil
menurun
Terapeutik Terapeutik
Pucat menurun
1. Berikan oksigen untuk 1. karena alergi dapat
menimbulkan syok
mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
2. Persiapkan intubasi dan ventilasi 2. Agar kebutuhan oksien terpenuhi
mekanis, jika perlu
3. Pasang jalur IV, jika perlu 3. Untuk mempertahankan kepatenan
jalan nafas
4. Pasang kateter urin untuk 4. Sebagai akses obat-obatan
menilai produksi urin, jika perlu 5. Untuk monitoring jumlah urine
5. Lakukan skin test untuk 6. Untuk meminimalkan terjadinya
mencegah reaksi alergi reaksi alergi
Edukasi
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (SIKI DPP PPNI 2018) (SLKI DPP PPNI 2019).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali 2016).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan
evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai
atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA