Disusun Oleh :
Wina Maria (1420121113)
A. PENDAHULUAN
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum
tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan
pengendalian vektor penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor ini dapat dilakukan
dengan pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus. Pencegahan penyakit demam berdarah
melalui program kebersihan lingkungan, yakni memutus mata rantai sebaran nyamuk
penyebab demam berdarah (Warsidi, 2009), Pemberantasan Sarang Nyamuk
merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular
berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis
(kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya. Gerakan 3M plus adalah tiga cara
plus yang dilakukan pada saat PSN. PSN dilakukan minimal satu minggu sekali agar
rumah bebas dari jentik nyamuk. Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena
populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara
nyamuk dapat dicegah atau dikurangi (Atikah, 2012).
B. Pengertian DHF
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod
Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes
Aebopictus (Wijayaningsih 2017).
C. Anatomi Fsiologi
Pada orang dewasa dan anak-anak sel darah merah, sel darah putih, dan sel
pembeku darah dibentuk dalam sumsum tulang. Sumsum seluler yang aktif
dinamakan sumsum merah dan sumsum yang tidak aktif dinamakan sumsum kuning.
Sumsum tulang merupakan salah satu organ yang terbesar dalam tubuh, ukuran dan
beratnya hampir sama dengan hati. Darah terdiri dari dua komponen yaitu komponen
padat yang terdiri dari sel darah (sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau
leukosit, dan sel pembeku darah atau trombosit) dan komponen cair yaitu plasma
darah, Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai fungsi
khusus untuk transport oksigen. Oleh karena di dalamnya mengandung
hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen, eritrosit membawa oksigen dari
paru ke jaringan dan karbon dioksida dibawa dari jaringan ke paru untuk
dikeluarkan melalui jalan pernapasan. Sel darah merah : Kekurangan eritrosit,
Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan
cara memakan atau fagositosis penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut
juga fagosit. Sel darah putih yang mengandung inti, banyaknya antara 6.000-
9.000/mm³
Membran struktur elastik yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5- 10nm.
Hampir seluruhnya terdiri dari keping-keping halus gabungan protein
lemak yang merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel.
Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala
untuk rangsangan yang datang.
Garam dan mineral plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2
berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah sehingga
fungsi normal jaringan tubuh.
D. Etiologi
E. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia.
Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus
sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, histamin)
terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding
pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular
ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat
dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus
(Murwani 2018).
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah (Nurarif & Kusuma 2015) :
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbital
Ruam kulit
Leukopenia
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat
bifastik
3) Trombositopenia <100.00/ul
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai baku sesuai umur
yang adekuat
3) Hipotensi
G. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan pada penderita DHF antara lain adalah
(Wijayaningsih 2017) :
2. Uji serologi
Prinsip metode ini adalah mengukur campuran titer IgM dan IgG berdasarkan pada
kemampuan antibody-dengue yang dapat menghambat reaksi hemaglutinasi darah
angsa oleh virus dengue yang disebut reaksi hemaglutinasi inhibitor (HI).
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus dengue.
Menggunakan metode plague reduction neutralization test(PRNT). Plaque adalah
daerah tempat virus menginfeksi sel dan batas yang jelas akan dilihat terhadap sel di
sekitar yang tidak terkena infeksi.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2009),
yaitu :
1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.
2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka. anak-
anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.
3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti
inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output urine
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu
cairanIV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler, nadi,
tekanan darah, dan Output urine.
9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan
berlangsung 24-48 jam.
A. Konsep Asuhan Keperawatan Teori
a. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam pengkajian perlu
dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data tersebut harus
seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap berikutnya, meliputi nama
pasien, umur, jenis kelamin, Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama,
suku, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose masuk, dan nama
penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang dirasakan
saat ini. Umumnya klien dengan DHF datang ke Rumah Sakit dengan keluhan
demam akut 2 – 7 hari, nyeri otot dan pegal pada seluruh badan, malaise, mual,
muntah, sakit kepala, sakit pada saat menelan, lemah, nyeri ulu hati, pendarahan
spontan.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Diantara penyakit yang pernah diderita yang dahulu dengan penyakit DHF yang
dialami sekarang, tetapi kalau dahulu pernah menderita DHF penyakit itu berulang.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF didalam keluarga yang lain, yang tinggal di dalam
satu rumah/beda rumah dengan jarak yang berdekatan sangat menentukan karena
ditularkan melalui gigitan nyamuk.
4. Riwayat Penyakit Lingkungan
DHF ditularkan oleh 2 nyamuk yaitu: Aedes aegypty dan Aedes albopiehis, hidup
dan berkembang biak didalam rumah yaitu pada tempat penampungan air bersih
seperti kaleng bekas, bak mandi yang jarang dibersihkan.
c. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Menggambarkan informasi atau riwayat klien mengenai status kesehatan dan
praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang, riwayat sakit
yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu tertentu.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat klien mengenai konsumsi makanan dan
cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen, vitamin
makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas diperut, lapar dan haus
berlebihan.
3. Pola Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat klien mengenai pola BAB, BAK
frekuensi karakter BAB terakhir, frekuensi BAK.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Meliputi informasi riwayat klien tentang pola latihan, keseimbangan energi, tipe
dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau tempat sakit.
5. Pola Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat klien tentang frekuensi dan durasi periode istirahat
tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah yang
dirasakan saat tidur.
6. Pola Kognitif- Perseptual
Meliputi informasi riwayat klien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan nyeri,
fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan pengecap dan
pembau, sensasi perabaan, kesemutan
7. Pola Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat klien tentang peran dalam keluarga dan peran sosial, kepuasan
dan ketidakpuasan dengan peran
8. Pola Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat klien tentang metode untuk mengatasi atau koping
terhadap stress
9. Pola Tata Nilai dan kepercayaan
Meliputi informasi riwayat klien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem pernafasan: ada gangguan dalam pernafasan. Sesak, perdarahan melalui
hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, pada
auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem persyarafan: Gangguan dalam sistem persyarafan adalah terdapat
respon nyeri.
3. Sistem kardiovaskuler: Terjadi pendarahan dan kegagalan sirkulasi.
4. Sistem pencernaan: Terjadi anoreksia, mual dan muntah. Selaput mukosa
kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesaran limpa,
pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah,
nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan: Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam,
akan mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem otot dan integument: Ditemukan peteki, pegal-pegal pada seluruh tubuh.
7. Sistem eliminasi: Terjadi gangguan pada sistem eliminasi alvi yaitu terjadi
konstipasi. Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat
positif pada uji tourniquet, terjadi peteki, pada grade III dapat terjadi
perdarahan spontan pada kulit.
B. Analisa Data
No. Data Kemungkinan penyebab Masalah
1. DS: - Infeksi virus dengue Hipertermi
DO: - Peradangan pada system tubuh
Pengeluaran enzim-enzim seperti
histamin, brakinin, prostaglandin
Pengaktifan termoregulator
Disampaikan ke hipotalamus
Thalamus
Peningkatan suhu tubuh
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan
No Diagnose Luaran Intervensi Rasional
.
1. Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen
berhubungan Tindakan keperawatan hipertermi
dengan selama 3x24 jam Observasi
proses diharapkan suhu tubuh - Identifikasi - Mengetahui
penyakit tetap berada pada penyebab penyebab
(D.0130) rentang normal hipertermia hipertermi
dengan kriteria hasil: - Monitor suhu - Memantau suhu
- Menggigil tubuh tubuh
menurun - Monitor kadar - sebagai indicator
- Suhu tubuh elektrolit keadaan status
membaik cairan dalam
- Suhu kulit tubuh
membaik - Monitor haluaran - memaantau
urine keseimbangan
intake dan
outuput
- Monitor - untuk
komplikasi akibat menghindari
hipertermia komplikasi
Terapeutik
- Sediakan - agar pasien
lingkungan yang merasa nyaman
dingin
- Longgarkan atau - untuk
lepaskan pakaian menurunkan suhu
dan memberi rasa
nyaman
- Basahi dan kipasi -untuk menurunkan
permukaan tubuh suhu
- Berikan cairan oral - untuk menjaga
hidrasi tubuh
- Berikan oksigen - untuk
jika perlu meningkatkan
pengiriman oksigen
keseluruh tubuh
Edukasi
- Anjurkan tirah - meningkatkan
baring kenyamanan
Kolaborasi istirahat
- Kolaborasi - menjaga
pemberian cairan keseimbangan
dan elektrolit cairan dan
intravena jika elektrolit
2. Deficit nutrisi Setelah dilakukan perlu.
berhubungan Tindakan keperawatan Manajemen nutrisi
dengan factor selama 3x24 jam Observasi
psikologis status nutrisi terpenuhi - Identifikasi status - mengetahui status
(D.0019) dengan kriteria hasil nutrisi nutrisi klien
- Porsi makanan - Identifikasi alergi - mengetahui
yang dan intoleransi Riwayat alergi
dihabiskan makanan
meningkat - Identifikasi - mempertahankan
- Frekuensi perlunya status nutrisi
makan penggunaan selang klien
meningkat nasogastric
- Nafsu makan - Monitor asupan - mengetahui
meningkat makan intake oral klien
- Monitor berat -memantau
badan penurunan berat
Terapeutik badan
- Lakukkan oral - meningkatkan
hygiene sebelum nafsu makan klien
makan jika perlu
- Sajikan makanan - meningkatka
secara menarik dan n nafsu makan klien
suhu yang sesuai
- Hentikan - memantau
pemberian asupan oral
makanan melalui klien
selang nasogastric
bila asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi - memberikan
duduk jika mampu rasa nyaman
saat makan
- Ajarkan diet yang
diprogramkan - mempertahanka
Kolaborasi n status nutrisi
- Kolaborasi dengan klien
ahli gizi untuk - mempertahanka
menentukan n status nutrisi
jumlah kalori dan klien
jenis nutrient yang
dibutuhkan
Promosi berat badan
Observasi
- Identifikasi
kemungkinan - mengetahui factor
penyebab BB pencetus
kurang penurunan BB
- Monitor adanya
mual dan muntah - mengetahui
Terapeutik asupan oral klien
- Sediakan makanan
yang tepat sesuai - meningkatkan
kondisi pasien nafsu makan
- Berikan pujian klien
kepada pasien
untuk peningkatan - memberikan
yang di capai semangat kepada
Edukasi klien
- Jelaskan jenis
makanan yang
- meningkatkan
bergizi tinggi
pengetahuan
3. Nyeri akut Setelah dilakukan terjangkau
klien
berhubungan Tindakan keperawatan Manajemen nyeri
dengan selama 3x24jam Observasi
proses diharapkan tingkat - Identifikasi lokasi
penyakit nyeri menurun dengan karakteristik,
- mengetahui
(D.0017) kriteria hasil durasi frekuensi,
- Frekuensi nadi kualitas, dan lokasi, durasi,
membaik intensitas nyeri frekuensi, dan
- Keluhan nyeri - Identifikasi skala intensitas nyeri
menurun nyeri
- Meringgis - mengetahui
menurun - Identifikasi respon cakupan skala
- Gelisah nyeri nonverbal nyeri
menurun - Identifikasi factor -mengetahui respon
- Kesulitan tidur yang memperberat nyeri klien
membaik dan memperingan - mengetahui factor
nyeri pencetus nyeri
- Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang - meningkatkan
nyeri pengetahuan
- Identifikasi klien
pengaruh nyeri
pada kualitas hidup - mengetahui
pengaruh nyeri
- Monitor efek pada kualitas
samping hidup
penggunaan
analgetic - mengetahui efek
Terapeutik samping analgetic
- Berikan Teknik
farmakologi untuk
mengurangi rasa - mengurangi rasa
nyeri nyeri klien
- Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri - memberikan rasa
- Fasilitiasi istirahat nyaman kepada
dan tidur klien
- Pertimbangkan - memberikan rasa
jenis dan sumber nyaman kpada
nyeri dalam klien
pemilihan strategi - mengetahui factor
meredakan nyeri pencetus nyeri
Edukasi
- Jelaskan
pemyebab,
periode, dan
pemicu nyeri - meningkatkan
- Jelaskan strategi pengetahuan
meredakan nyeri klien
Terapeutik - mengetahui
- Berikan oksigen untuk Riwayat alergi
mempertahankan klien
saturasi >94% -mempertahankan
- Persiapan intubasi dan saturasi oksigen
ventilasi mekanik
jika perlu - mempertahankan
- Pasang jalur IV jika jalan nafas paten
perlu
- memberikan jalan
- Pasang kateter urin masuk untuk infus
untuk menilai dan obat
produksi urine -memantau haluaran
Edukasi urine
- Jelaskan penyebab
atau factor resiko
syok - meningkatkan
- Jelaskan tanda dan pengetahuan
gejala awal syok klien
- meningkatkan
- Anjurkan melapor pengetahuan
jika menemukan klien
atau merasakan - memantau tanda
tanda dan gejala syok
syok
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral - mempertahankan
- Anjurkan status hidrasi
menghindari klien
allergen - menghindari
Kolaborasi pencetus alergi
- Kolaborasi
pemberian IV jika
perlu - memberikan jalur
- Kolaborasi untuk obat
pemberian tranfusi
darah jka perlu - mencegah
terjadinya syok
hipovolemik
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam
rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan
kesehatan (Ali 2016).
F. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi
merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien:
Nama : Sdr. G
Tempat tanggal lahir : Mataram, 27 Juni 2004
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Suku bangsa : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Status perkawinan : Belum kawin
Alamat : Jl. RA Kartini Gg Patora no 121 sekip lama Kota Singkawang
Tanggal masuk RS : 31 januari 2022
No Medrec : 233231
Diagnosa medis : Dengue Fever
2. Identitas Penanggung Jawab:
Nama penanggung jawab : Tn. A
Hubungan dengan klien : orang tua
Alamat : Jl RA kartini Gg Patora no 121 sekip lama kota singkawang
5. Genogram;
Dibuat 3 generasi
Sdr G
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran:
- Kualitatif : Compos Mentis
- Kuantitatif : GCS : E: 4 V: 5 M: 6
b. Tanda-tanda Vital :
- Tekanan darah : 120/80, nadi : 88, respirasi : 20, suhu : 38°C
2. Data Fisik (Head to Toe) atau Persistem, metode : inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
Pemeriksaan Fisik Head To Toe (tetapi dalam dokumentasi persistem)
a.Kepala dan Rambut
Bentuk kepala tampak simetris, warna rambut tampak hitam, keriting, texture rambut agak
kasar, distribusi rambut merata , kepala tampak bersih, tidak tampak lesi dan massa. Saat
palpasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada edema.
b.Mata
Pupil tampak berwarna hitam, bulat, isokor, dan reguler, respon cahaya (+). Sclera tidak
ikterik, kongjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik, pergerakkan bola mata baik.
c. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada massa abnormal, fungsi penciuman baik,
pernafasan normal, tidak ada cuping hidung.
d.Telinga
Bentuk simetris, ukuran normal warna normal, tidak ada lesi, tidak tampak selumen, fungsi
pendengaran baik
e. Mulut
Bentuk simetris, mukosa bibir lembap, caries gigi (+), lidah bersih, hygiene baik.
f. Leher
Tidak ada Peningkatan JVP, KGB, dan Tyroid
h.Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada kiri dan kanan simetris, kecepatan nafas normal 18x/menit,
tidak menggunakan otot bantu tambahan, tidak tampak lesi.
- Palpasi : Taktil Premitus normal, ekspansi dada simetris
- Perkusi : normal
- Auskultasi : Suara Paru vesikuler
i. Jantung
Tidak ada bunyi tambahan
j. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada ascites, turgor kulit normal, tidak ada distensi, peristaltic
normal, tidak ada kelainan organ dalam abdomen
k.Genitalia
Tampak bersih
l. Anus
Tidak ada lesi, tidak ada hemoroid
m. Kulit
Turgor kulit elastis , badan teraba hangat, tidak ada lesi, ptechie (-).
E. Data Penunjang
Laboratorium
Tgl 31 Januari 2022
Tgl 1 februari
F. Therapi
Diet: tidak ada diet atau pantangan khusus
Therapi :
Tanggal 31 Januari 2022
Infus Rl 32 tpm
Lansoprazole 1x30 mg oral
Paracetamol infus 3x1 gram
Tanggal 1 Januari 2022
Infus RL 40 tpm
Dexamethasone 3x1 ampul
Paracetamol infus 3x1 gram
Lansoprazole 1x30 mg oral
Tanggal 2 Januari 2022
Infus RL 28 tpm
Dexamethasone 2x1 ampul
Pct infus stop
Lansoprazole 1x30 mg
I. ANALISA DATA
Kriteria Mayor
Objektif
- Hematokrit meningkat
Kriteria Minor
Subjektif
1) Merasa lemah
2) Mengeluh haus
Objektif
Pengertian
Faktor Risiko
3) Proses keganasan
Pengertian
1) Hipoksemia
2) Hipoksia
3) Hipotensi
atau SIRS)
I. CATATAN PERKEMBANGAN
2 09.00 - Mengidentifikasi keluhan px, apakah nyeri ulu hati S: px mengatakan nyeri ulu hati timbul saat
masih timbul, skala nyeri, pencetus nyeri, dan terlambat makan, terasa nyeri di area perut bawah
lokasi timbulnya nyeri. Px mengatakan nyeri O: tenang, CM, meringgis sesekali, skala nyeri 4
timbul saat px terlambat makan, skala nyeri 4 dari dari 1-10
1-10, nyeri pada area perut bawah. A: masalah belum teratasi
10.00 - Mengidentifikasi factor yang memperberat dan P: intervensi lanjut
memperingan nyeri, px mengatakan nyeri timbul
apabila klien terlambat makan, dan nyeri berkurang
apabila klien meminum obat lambung.
menganjurkan kepada klien untuk tidak terlambat
makan, usahakan untuk makan sedikit tapi sering
dan juga banyak minum air putih, hindari makanan
yang terlalu asam dan pedas untuk menghindari
timbulnya nyeri ulu hati. Px mengerti dan
kooperatif.
- Mengidentifikasi pengetahuan klien tentang
10.30 strategi untuk meredakan nyeri, px mengatakan
belum mengetahui cara untuk meredakan nyeri
selain meminum obat lambung. menjelaskan dan
menganjurkan kepada klien untuk menerapkan
Teknik relaksasi nafas dalam dan Teknik distraksi
untuk meredakan nyeri, px mengerti dan
kooperatif.
- Mengukur TTV TD: 110/70 Mmhg N: 92 x/mt S:
11.00 37°C RR: 20x/mt Spo2: 98%. TB: 160 cm BB: 60
kg.
- Memberikan terapi obat lansoprazole 1 tab.
12.00
- Memonitor asupan makan px, px mengatakan
3 08.00 makan ¼ sampai ½ porsi saja, mulut masih terasa S: px mengatakan masih terasa mual, mulut terasa
pahit, tidak nafsu makan dan kadang terasa mual, pahit, dan tidak nafsu makan, muntah sudah tidak
muntah sudah tidak lagi. lagi
- Melakukan timbang BB hasil 60 kg dan TB: 160 O: tenang CM, mami ¼ sampai ¼ porsi
09.00 cm A: masalah belum teratasi
- Menganjurkan kepada px untuk makan sedikit tapi
sering dan makan dalam keadaan hangat, px P: intervensi lanjut
09.30 mengerti dan kooperatif.
- Memberikan penguatan positif kepada px untuk
bisa makan secara teratur setiap hari agar statur
12.00 nutrisi dapat terpenuhi, px mengerti dan kooperatif.
11.00
DAFTAR PUSTAKA