Anda di halaman 1dari 63

PERKEMBANGAN PROFESI PERAWAT

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI


KOSEKUENSI

• Pendidikan Perawat pada Pendidikan


Tinggi
• Pelayanan Adalah Asuhan/Pelayanan
Professional
KARAKTERISTIK PROFESI:
• Kelompok pengetahuan landasan praktik
• Pelayanan unik kepada masyarakat
• Pendidikan yang memenuhi standar
• Pengendalian standar praktik & kode etik
• Betanggung gugat terhadap praktik
• Kematangan professional melalui sosialisasi
• Karir seumur hidup & penghasilan utama
• Fungsi mandiri & mempunyai kewenangan
Karakteristik Keperawatan Profesional
(Schein, 1972)
• Beda dg Amatir : seumur hidup & penghasilan
utama
• Mempunyai motivasi yang kuat, pilihan karier
profesionalnya
• Memiliki IP yang mantap dan kokoh, keterampilan
khusus melalui Pendidikan yang lama
• Mengambil keputusan klinik berdasarkan aplikasi
prisip teori.
• Berorientasi pada pelayanan menggunakan
keahlian demi kebutuhan klien
Karakteristik Keperawatan Profssional
(Schein, 1972)
• Pelayanan berdasar kebutuhan Objetif klien
• Lebih mengetahui apa yang baik bagi klien
daripada kliennya sendiri, otonomi dalam
pertimbangn tindakan
• Membentuk perkumpulan profesi
• Mempunyai kekuatan dan status dalam
bidang kehaliannya yang khusus.
• Dlam pelayanan tidak mencari kelien /
advertensi.
CIRI-CIRI PROFESI
Dahrendrof R,J Royal (1984)

• SELF GOVERNING: pemerintahan sendiri


• SELFREGULATION: aturan sendiri
• SELF DISCIPLINING: cara untuk membuat diri
sendiri konsisten, fokus dan tidak terpengaruh
dengan kondisi sekitar 
Arti & makna keperawatan professional

Klien mendapatkan Yan./Askep – tim keperawatan &


berkolaborasi dengan tim profesi terkait
Keputusan keperawatan – berdasarkan pada masalah
keperawatan, Ilmu dan teknologi kep, standar praktek /
kode etik keperawatan
Mempertimbangkan hak klien
“Clinical Inquiry” – pendekatan yang halus
Pengembangan model praktek keperawatan.
Penilaian kinerja – penilaian mutu/kepuasan klien &
keputusan kerja perawat
Keperawatan
Sbg profesi harus memberi pelayanan /
asuhan professional kpd masyarakat 
professional services / care

Praktik Keperawatan
dlm Sistem Pelayanan / Asuhan
Keperawatan
Keperawatan
Memiliki kewenangan – bertanggung jawab atas
pelaksanaan Sistem Pemberian Pelayanan /
Asuhan Keperawatan kpd masyarakat
(Nursing Care Delivery Systems)

Bagian integral dari :


Pemberian Pelayanan Kesehatan kpd
Masyarakat
Praktik Keperawatan
Memberi “bantuan” kpd klien / pasien utk
mengatasi masalah keperawatan yg dihadapi
( nursing problems )

Menggunakan bbg btk intervensi keperawatan


(nursing
intervention)
Pelayanan Profesi
(professional services)

Selalu berbasis kompetensi  kompetensi


professional (professional competence).
Mencakup sikap, tingkah laku profesi, etika
profesi, pengetahuan ilmiah dan teknologi
professional, serta keterampilan
professional; dipertanggungjawabkan kpd
masyarakat.
PENGEMBANGAN PERAWAT DI
INDONESIA
BERDASARKAN JENIS :

Keperawatan Klinis
Keperawatan Komunitas
PERAWAT KOMUNITAS
 Menyadari pentingnya penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat, tidak hanya sebagai realisasi
pewujudan hak asasi manusia, tetapi juga sebagai
modal dasar keberhasilan pembangunan bangsa,
maka pelbagai langkah terobosan perlu dilakukan

 Kompetensi dan ruang gerak perawat tidak lagi


terbatas pada intervensi keperawatan, tetapi juga
intervensi medis berupa penyembuhan penyakit
serta pemulihan kesehatan
 Perlu mengembangkan perawat komunitas
(community nurse) yang ditempatkan di pedesaan

13
KOMPETENSI PERAWAT
KOMUNITAS
• Pengembangan perawat komunitas yang
dimaksudkan
– tidak hanya memiliki kompetensi
keperawatan
– tetapi juga kompetensi tambahan lainnya,
sesuai dengan permasalahan kesehatan
yang ada di masyarakat
• Penanggulangan penyakit menular dan wabah
• Penatalaksanaan penyakit rakyat
• Pertolongan pertama dan tanggap darurat

14
KOMPETENSI PELIMPAHAN
PERAWAT KOMUNITAS
• Untuk hasil pembangunan kesehatan yang
optimal, pelimpahan kompetensi medis
tertentu kepada perawat komunitas (skill mixed
competences) perlu dilakukan
– Dibanyak negara pelimpahan kompetensi
medis tertentu kepada perawat bukan
merupakan hal baru
– Terbukti telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara memuaskan

15
PERAWAT KLINIK
Pada area Klinis, secara konsep maupun
yuridis (UU. No.36 tahun 2009) menegaskan
kontribusi Perawat dengan Perawatan dan
Ilmu keperawatan dalam upaya Penyembuhan
Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
PRAKTIK PERAWAT DI KLINIK
• Pemberian asuhan Keperawatan Professional
Langsung
• Keahlian memberikan pendidikan pada klien
• Kolaborasi yang optimal dg Multidisplin
• Menerima Konsultansi pihak lain
• Research
• Kepemimpinan klinik yang Professional
• Pengambilan Keputusan Etik
PERAWAT KLINIK PROFESSIONAL
• Perlu Pengakuan
• Kejelasan Kewenangan dan tanggung Jawab
dalam Praktik
• Kemandirian sesuai keilmuan
• Perlu Sistem Penghargaan
• Dalam Kerangka Professional Regulasi
PRAKTIK KEPERAWATAN

KEWENANGAN
KEAHLIAN FORMIL
MATERIIL

KOMPETEN LEGAL/BERIZIN

REGULASI
PENGATURAN
KEPERAWATAN

INTERNAL EKSTERNAL

STANDAR PERMENKES
PELAYANAN TIDAK
MEMUASKAN
KODE ETIK
URGENSI UU KEPERAWATAN
MENATA “SISTEM” KEPERAWATAN DI
INDONESIA
- Pengakuan
- Bentuk Praktik/ Asuhan
- Kualifikasi dan kompetansi
- Standarisasi
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
1. Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi
masyarakat yang akan memanfaatkan pelayanan
keperawatan

2. Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi


tenaga perawat yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan keperawatan

3. Meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan mutu


pelayanan keperawatan

4. Mempercepat keberhasilan upaya peningkatan derajat


kesehatan masyarakat
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
• Hakekad setiap UU adalah mengatur perilaku anggota
masyarakat yang akan menjamin berlangsungnya
interaksi antar anggota masyarakat secara harmonis
dan lancar
• Untuk warga profesi keperawatan, pengaturan perilaku
dalam bentuk UU Keperawatan, terutama pada dua
interaksi pokok
– Interaksi antara sesama warga keperawatan
– Interaksi antara warga keperawatan dengan pihak-pihak lain
diluar keperawatan
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
• 75% Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas adalah
kegiatan Keperawatan (DEPKES 2005)
• 80 % Kegiatan pelayanan di Rumah Sakit adalah
pelayanan/Asuhan Keperawatan (Gilles, 2000)
• 60 % tenaga Kesehatan adalah Perawat yang tersebar tidak
terbatas kondisi geografis
• Survei 2010: Ada kesenjangan antara harapan masyarakat
dengan kompetensi saat ini yaitu 92,3% : 68,7%
• Survei 2010: mayoritas perawat menyatakan bahwa beban
kerja sangat berat karena tidak sesuai dengan tugas dan
fungsinya perawat (studi kualitatif)
PERMASALAHAN HUKUM
 Sejak tahun 2005 ada 33 Kasus Penagkapan Perawat yg
sedang manjalani pelayanan di 7 Propinsi yang baru
dilaporkan datanya.
 Tidak ada perlindungan hukum perawat di Puskesmas
karena tidak jelas pengaturan Kewenangan dan metode
Pelimpahan Wewenang
 Lebih dari 80 % tindakan yang dilakukan oleh Perawat di
RS dapat dikatagorikan ilegal karena tidak jelas
pengaturannya.
 Kontroversi kewajiban Perawat menolong Gawat Darurat
(di pidana) disisi lain tidak boleh menyimpan obat
 Tidak ada perlindungan perawat dalam melakuakan
Pekerjaan di Sarana Kesehatan
PERMASALAHAN HUKUM
• (Depkes & WHO :2005): perawat di praktek-praktek
swasta: (1) melakukan diagnosa medis (92.6%); (2)
tulis resep (93.1%); (3) memberi pengobatan
(97.1%); (4) melakukan pre-natal periksa (70.1%) dan
tindakan postnatal
Landasan Filosofis
• Pelayanan Keperawatan adalah bagian Integral dari
Pelayanan Kesehatan, karenanya Perawat sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan Kesehatan.
• Hampir sebagian besar tindakan atau intervensi
keperawatan terhadap manusia adalah melanggar
hukum, karenanya perlu ada perlindungan dalam
pelaksanaannya.
• Tugas dan Fungsi Perawat dalam yankes yang luas
mencakup dimensi : fisik, psikososial, spiritual
Manusia, perlu penguatan untuk memfungsikan
cakupan agar diterima seutuhnya oleh masyarakat
Landasan Filosofis
• Tugas dan Fungsi Perawat dalam yankes
yang luas mencakup dimensi : fisik,
psikososial, spiritual Manusia, perlu
penguatan untuk memfungsikan cakupan
agar diterima seutuhnya oleh masyarakat
• Sifat Keperawatan yang melayani secara
Kontinyu (24 jam), sangat dekat dengan
Pasien dan
LANDASAN YURIDIS
– Amanat UUD 1945 pasal 28 H ayat (1): “setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”. Negara menyediakan pengaturan yang kuat untuk menjamin
pelayanan Kesehatan masyarakat dengan Professionalitas dan
akuntabilitas Perawat.

• UU No 36 tahun 2009 pasal 63 ayat (1),(2),(3),(4). Menerangkan bahwa


keperawatan adalah sebuah entitas yang telah diakui secara Yuridis,
dalam hal penyembuhan, pemulihan dan pengendalian memerlukan
Perawatan yang berdasarkan ilmu Keperawatan, tentu memerlukan
pengaturan lebih lanjut secara teknis Profesi dalam bentuk UU
keperawatan.
EKSISTENSI KEPERAWAATAN
UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehaatan

30
PERAWAT SEBAGAI NAKES
(Pasal 1 butir 6 UU No.36/2009)

31
Landasan Sosiologis
• Perawat adalah jumlah tenaga kesehatan
terbesar dari selurh tenaga kesehatan (60%),
• Perkembangan zaman memposisikan perawat
saat ini rentan terhadap KRIMINALISASI dalam
melaksanakan tugas Profesinya yg dipaksakan
oleh kondisi kebijakan kesehatan. Sementara
ada kewajiban pelayanan Kesehatan harus
diterima masyarakat didaerah-daerah
terpencil dan perifer.
Landasan Sosiologis

– Kasus Perawat Misran yang sedang menanti


Keputusan MA terkait Kasasi yang diajukan, dalam
menempuh Upaya hukum atas putusan PN dan PT
yang memvonis 3 bulan kurungan subsider Rp. 2,5
juta dalam kasus memberikan pengobatan pada
masyarakat dimana daerah tersebut tidak ada dokter,
apoteker dan Apotik, sementara Misran adalah
petugas negara yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab Yankes
– 40 % puskesmas di In donesia tidak memiliki dokter
seluruh pelayanan kesehatan dilakukan oleh Perawat.
Landasan Sosiologis
– Fenomena “Ponari” menunjukkan pelayanan
kesehatan yg rasional tidak didapatkan masyarakat
karena kekurangan pengetahuan dlm yankes 
perawat sangat dekat dg masyarakat dapat
mengatasi fenomena karena perawat bertanggung
jawab juga terhadap peningkatan perilaku sehat
masyarakat.
– Pemberdayaan Peran Perawat yg kurang contoh,
tidak ada kebijakan peran perawat di puskesmas,
sejak tahun 2003 Program PERKESMAS dihapus dari
program pokok puskesmas, sehingga perawat sulit
melayani masyarakat sesuai dengan fungsi
sebenarnya “Asuhan Keperawatan”.Sehingga fungsi-
fungsi esensial dalam kesmas seperti Case finding,
Home visite tidak terlaksana untuk masyarakat.
Landasan Sosiologis

– saat ini ada Permenkes yg mengatur Prtaktik


Perawat terutama didaerah terpencil dan perifer,
karena Level Peraturan sebatas keputusan
Menteri maka pada kebijakan OTDA Praktik
Perawat tidak menjadi acuan (tdk mengikat)
menjadi penghambat akses masyarakat mendapat
yankes.
Landasan Sosiologis
• Globalisasi adalah ancaman serius, dan martabat bangsa
pertaruhannya. Dan Indonesia belum punya sistem “Register
nurse (RN)” spt kebanyakan negara di dunia

• Lebih dari 1000 perawat Indoesia bekerja di jepang 50 % nya


tidak menjadi perawat tetapi Candidate nurse, 50 % lainnya
bahkan menjadi care worker yg sama sekali tidak
menggunakan kompetensi perawat dlm pekerjaaanya.
(DOWN GRADE)
Landasan Sosiologis
• Hampir semua perawat di timur tengah dan sebagian
eropa bekerja dibawah supervisi perawat negara lain
(karena bukan “RN”)
• ASEAN Mutual Recognition Arangement (MRA) on
Nursing services. Mengharuskan mempunyai sitem
yang sama dengan kompetensi yang direkognisi, saat
ini yg belum ada : Indonesia, Laos
Landasan TEKNIS kEPERAWATAN
• Perawat adalah Profesi, dengan Keilmuan tersendiri
(Body Of Knowladge) perlu mengamalkan Profesi
dengan keilmuannya secara OTONOMI
• Kejelasan Kewenagan dan batas tanggung jawab dalam
pelayanan Kesehatan penting untuk totalitas melayani
masyarakat
• Perlu pengaturan mekanisme Pendelegasian
wewenang, dan sistem Rujukan untuk peningkatan
cakupan dan kualitas Pelayanan
• Pelayanan Perawat perlu diakui oleh Masyarakat
• Mengangkat CITRA PERAWAT INDONESIA
PROGRES
• Usulan Draft sudah ke 21 sejak tahun 1998
• Prolegnas 2004-2009 no 160
• Sampai dengan 2008 tidak menjadi Prioritas
• Aksi 2008  Inisistif DPR Hasil sbb:
– Minimal : eksplisit UU Kep dlam UU Kesehatan
– Maksimal: UU keperawatan tahun 2009
• Prolegnas th 2009 No urut 26  Tidak sempat
terbahas
• Prolegnas th 2010 No Urut 18  Tidak sempat
terbahas
• 11 Oktober 2010 : RDPU RUU Nakes
– RUU nekes Prioritas th 2010 menggantikan RUU
Keperawatan
– Akan diusulkan oleh pada Sidang Paripurna 12
Oktober 2010
• Sidang Paripurna 12 Oktober 2010 : menunda
usulan Baleg : Memasukkan RUU NAKES
prioritas tahun 2010 menggantikan RUU
Keperawatan
• 14 Desember 2011, dalam sidang paripurna
penetapan prolegnas tahun 2011 RUU
Keperawtan masuk no. 19

• Informasi akhir KOMISI IX Sepakat


membentuk PANJA RUU Keperawatan untuk
membahas dalam masa sidang berikutnya.
KONTRA TERHADAP UU keperawatan
• Persoalan EKONOMIS (biaya UU), bila perawat ada UU maka
profesi lain akan meminta hal yg sama. Tidak semuaProfesi
diperlukan pengaturan dg UU tergantung ;Karakteristik, dan
Urgensinya. Sbg perbandingan di hampir semua negara
Profesi kesehatan yg diatur dg UU adalah : Dokter, farmasi,
Perawat dan/atau Bidan.
• Persoalan Kedudukan Profesi Perawat dlm Pelayanan
Kesehatan:
– Perawat dlm Pelayanan kesehatan bertanggung jawab sendiri
thd Perannya, beberapa kasus Perdata maupun Pidana
pelayanan Kesehatan Perawat menjadi tersangka, bukan dokter
penanggung jawab.
– Dg Keilmuan perawat menggunakan metodologi Keperawatan
KONTRA TERHADAP UU keperawatan
• Persoalan Kewenangan Praktik Mandiri
– Saat ini ada Permenkes 148/2010 sebagai pengganti PermenKes
1239/2001 tentang PRAKTIK Perawat. Mengilustrasikan bahwa Bangsa
ini memerlukan perawat melayani masyarakat dalam Praktik Mandiri,
soal kewenangan disesuaikan dengan kondisi kebutuhan kesehatan
dan ketersediaan sumber daya. Berbagai metode Pendelegasian dpt
dilakuakn : langsung atau atributif dg memperketat persyaratan :
SANGAT MENGUNGTUNGKAN MASYARAKAT
– Kewenangan memberikan obat, dalam kurikulum perawat diajarkan
dalam batas obat bebas terbatas dan obat bebas maupun obat dalam
daftar apotik (DOA)
ANATOMI
RUU PRAKTIK KEPERAWATAN

• BAB I : Ketentuan Umum


• BAB II : Azas dan Tujuan
• BAB III : Lingkup Praktik Keperawatan
• BAB IV : Konsil Keperawatan Indonesia
• BAB V : Standard Pendidikan Profesi Kep.
• BAB VI : Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
• BAB VII : Registrasi Praktik Keperawatan
• BAB VIII : Penyelenggaraan Praktik Kep.
• BAB IX : Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan
• BAB X : Ketentuan Peralihan
• BAB XI : Ketentuan Penutup
TUJUAN

– memberikan perlindungan dan kepastian hukum


kepada MASYARAKAT dan PERAWAT.

– Mempertahankan dan meningkatkan mutu


pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
perawat.

45
LINGKUP KEPERAWATAN
PERAN PERAWAT
Pemberi pelayanan
Pengelola
Pendidik
Peneliti
Fungsi Perawat
Independen
Dependen
Kolaborasi
PRAKTIK KEPERAWATAN
• Praktik keperawatan diberikan melalui Asuhan
keperawatan untuk klien individu, keluarga,
masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan sederhana dan kompleks.

• Asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui


tindakan keperawatan mandiri dan atau
kolaborasi dengan tim kesehatan dan atau
dengan sektor terkait lain
KEWENANGAN PERAWAT
• Wewenang perawat sesuai dengan pmk no
1239 tahun 2001 tentang registrasi dan
praktik perawat
• Wewenang perawsat sesuai dengan PMK no
148 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat
• Wewenang Perawat dalam rancangan UU
Keperawatan
WEWENANG PERAWAT
KONSELING
TIND.MEDIS
WEWENANG
WEWENANG PERAWAT
PERAWAT
KES

PENGKAJIAN TIND.KEP

DIAGNOSA
WEWENANG EVAL.KEP
PERAWAT

PERENC.KEP
TERAPI
KEP

OBSERV.KEP
KEWENANGAN PERAWAT
1. PRAKTIK PERAWAT PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT I, II, III

2. MELAKSANAKAN keperawatan yang ditujukan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWTAN

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER


KEWENANGAN PERAWAT **

ASUHAN KEPERAWATAN
 pengkajian,
 penetapan diagnosa keperawatan,
 perencanaan,
 implementasi,
 dan evaluasi keperawatan
 DAPAT MEMBERI OBAT BEBAS
DAN BEBAS TERBATAS

51
KEWENANGAN PERAWAT
• IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• penerapan perencanaan
• pelaksanaan tindakankeperawatan
 pelaksanaan prosedur keperawatan
 observasi keperawatan
 pendidikan dan konseling kesehatan

52
TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

 AROMATHERAPY
 MASSAGE
 REFLEXOLOGY
 HIPNOTHERAPY
 SHIATSU
 BACH FLOWER REMEDIES
 ALEXANDER TECHNIQUE
 ACUPUNCTURE *
 HERBAL MEICINE *
 DLL

53
PERAWAT DAPAT MELAKUKAN DILUAR
KEWENANGAN
• KONDISI GAWAT DARURAT
• DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER
• DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH
WEWENANG PERAWAT DALAM RUUK
WEWENANG PERAWAT MANDIRI
• Melakukan pengkajian klien secara holistik
• Menetapkan diagnosis keperawatan
• Merencanakan tindakan keperawatan
• Melaksanakan tindakan keperawatan
• Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
• Melakukan rujukan klien
• Menerima konsultasi keperawatan
• Melakukan pelayanan keperawatan dan atau kesehatan dirumah
• Memberikan pengobatan terbatas dan tindakan medik terbatas
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Melaksanakan tugas limpah
Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau
nyawa klien perawat dapat melakukan tindakan di luar
kewenangan.
Dalam keadaan luar biasa atau bencana, perawat dapat
melakukan tindakan di luar kewenangan untuk membantu
mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.
Untuk meningkatkan akses dan cakupan pelayanan
kesehatan, perawat dapat melakukan tindakan di luar
kewenangannya sebagai perawat dengan ketetapan
pemerintah daerah setempat.
Kewenangan perawat vokasional dan profesional lebih rinci
diatur dalam peraturan konsil.
Konsil Keperawatan Indonesia
Sebagai Lembaga Independen
(Nursing Regulatory Authority Body)

 Struktur
 Fungsi
 Tugas
 Kewenangan
KOMITE-KOMITE DALAM KONSIL
• Komite uji kompetensi dan
registrasi
• Komite standar pendidikan profesi
• Komite praktik keperawatan
• Komite disiplin keperawatan
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI
KEPERAWATAN

 Standar pendidikan profesi keperawatan disusun


oleh organisasi profesi keperawatan dan disahkan
oleh Konsil Keperawatan Indonesia
 Dalam rangka memperlancar penyusunan standar
pendidikan profesi keperawatan, organisasi profesi
dapat membentuk Kolegium Keperawatan
 Standar pendidikan profesi keperawatan
– Pendidikan profesi Ners
– Pendidikan profesi Ners Spesialis
KUALIFIKASI PERAWAT
• VOKASIONAL
• PROFESSIONAL
– PROFESSIONAL SPESIALIS
– KONSULTAN
REGISTRASI PERAWAT
 Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan
di Indonesia harus memiliki STRP
 Registrasi perawat dilakukan dalam 2 (dua) kategori:
– PVL/LVN perawat vokasi Terlisensi
– NR /RN untuk perawat profesional
• Melalui Uji Kompetensi dan memerlukan
Rekomendasi OP
• Masa berlaku 5 tahun
LISENSI
• Diberikan oleh Dinkes Kab/Kota
• Dalam dua bentuk
– SIPV untuk Perawat Vokasional
– SIPP untuk Perawat Profesional/Spesialis
• SIPV di sarana Kesehatan
• SIPP di Sarana Kesehatan dan Praktik Mandiri
• Vokasi (PVL) dapat memperoleh SIPP : lulus uji
kompetensi RN
• Memerlukan Rekomendasi OP
Hal lain yang diatur

• HAK & KEWAJIBAN PERAWAT


• PERAWAT ASING
• PERLINDUNGAN
• PENGHARGAAN

Anda mungkin juga menyukai