Anda di halaman 1dari 6

RESUME

MODEL DAN BENTUK PRAKTEK KEPERAWATAN

OLEH
NAMA :CHRISTINA TANGE WINI
NIM :PO5303203200710
TINGKAT :1B

POLTEKES KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AJARAN 2020/2021
Pengertian Praktik Keperawatan Profesional

Kelompok Kerja Keperawatan-Konsorsium Ilmu Kesehatan (1992) mendefinisikan


Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama bersifat
kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Perawat profesional pada pengertian di atas adalah Perawat Ahli Madya, Perawat Ahli,
Ners Spesialis dan Ners Konsultan yang pendidikan keperawatannya berasal dari jenjang
perguruan tinggi keperawatan. Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional
menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi,
fisika, biomedik, perilaku, sosial), dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan
pengkajian, diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan
evaluasi hasil-hasil tindakan keperawatan, serta mengadakan penyesuaian rencana
keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Malkemes, L.C.(1983) mengatakan bahwa praktik keperawatan profesional (professional
nursing practice) adalah suatu proses ketika Ners terlibat dengan klien, dan melalui kegiatan
ini masalah kesehatan klien diidentifikasi dan diatasi.
Karakteristik praktik keperawatan professional:
1) Otoritas (autority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya
2) yang akan mempengaruhi proses asuhan melalui peran profesional.
3) Akuntabilitas (accountability), yakni tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung jawab kepada klien, diri
sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan.
4) Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making), berarti sesuai
dengan kewenangannya dengan dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan
menggunakan pendekatan yang ilmiah dengan membuat keputusan (judgnents) pada
tiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien.
5) Kolaborasi (collaboration ), artinya dapat bekerja sama, baik lintas program maupun
lintas sektor dengan mengadakan hubungan kerja dengan berbagai disiplin dalam
mengakses masalah klien, dan membantu klien menyelesaikannya.
6) Pembelaan atau dukungan (advocacy), artinya bertindak demi hak klien untuk
mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intrevensi untuk kepentingan
atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya, serta berhadapan dengan pihak-pihak
lain yang lebih luas.
7) Fasilitasi (facilitation), artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari organisasi
dan sistem klien-keluarga.

Falsafah Parktik Keperawatan


Pernyataan falsafah keperawatan di Indonesia
1) Perawat merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
2) Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan
dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama (PHC) sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab dan etika keperawatan.

Hakikat Praktik Keperawatan


Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien di atas kepentingan sendiri,
bentuk pelayanan bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,
dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik
sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Karakteristik hubungan profesional
1) Berorientasi pada kebutuhan klien.
2) Diarahkan pada pencapaian tujuan.
3) Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien.
4) Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasannya.
5) Memberikan penilaian berdasarkan norma yang disepakati antara perawat dengan klien.
6) Berkewajiban memberi bantuan pada klien agar mampu menolong dirinya secara
mandiri.
7) Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada rasa percaya.
8) Bekerja sesuai dengan kaidah etik untuk menjaga kerahasiaan klien dan hanya
menggunakan informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien.
9) Berkewajiban menggunakan komunikasi efektif dalam memenuhi kebutuhan klien.
Fokus Praktik Keperawatan Profesional
praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan
sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat
dengan target populasi total. Manusia tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi dipandang
sebagai makhluk yang holistik yang terdiri atas bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan
diri dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi lima area yang terkait dengan kesehatan (Kozier & Erb,
1990), yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ( Health Promotion)
Kesehatan merupakan status kemampuan individu atau manusia yang didefinisikan
sebagai kemampuan dari salah satu kemampuan yang maksimal maupun potensial.
The American Hospital Association tahun 1980 mendeskripsikan kesehatan sebagai
berikut, “Kesehan yang objektif tidak hanya untuk menghindari penyakit atau untuk
memperpanjang hidup, yang objektif adalah untuk mempertinggi kualitas hidup
seseorang”. Kesehatan adalah bagian esensial dari masing-masing tujuan
keperawatan.

2. Pencegah penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko penyakit,
untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan
fungsi individu secara optimal.
3. Pemeliharaan Kesehatan ( Health Maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang membantu
klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan aktivitas untuk
membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya.
4. Pemeliharaan Kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan
setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
5. Perawatan Pasien Menjelang Ajal
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa nyaman dan
merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di rumah
sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.

Nilai-nilai professional dalam praktik keperawatan


Nilai Intelektual
Terdiri dari 3 kompenen yang sangat terkait, yaitu:
1) Body of knowledge yang melandasi praktik profesional
2) Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan
3) Penggunaan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif

Nilai Komitmen Moral

Perilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral yang meliputi hal-hal berikut.

1) Beneficience yang berarti sebagai seorang profesional perawat harus selalu


mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan klien (Johnstone, 1994).
2) Adil yang berarti tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial
budaya, keadaan ekonomi, dan sebagainya tetapi memperlakukan klien sebagai
individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki
3) Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha mmenepati
janji,memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

Otonomi, Kendali, dan Tanggung Gugat


Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri,
kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau orang dan
tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Bentuk Bentuk Praktek Keperawatan Profesional


bentuk model praktik keperawatan yang dapat dan pantas di ujicobakan dan dikembangkan
di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Praktik Keperawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas
2. Praktek Keperawatan di Rumah (Home Nursing Practice) dalam Konteks
Perpanjangan Pelayanan Rumah sakit atau Puskesmas
3. Praktik Keperawatan Berkelompok (Group Nursing Practice)
4. Praktik Keperawatan Berkelompok (Group Nursing Practice)

penutup
Pada saat ini kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan akan terus meningkat. Masyarakat akan menuntut tersedianya
pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan kualitas secara profesional dan dapat
dipertanggungjawabka sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang ditentukan.
Sebagai anggota keperawatan yang telah diakui sebagai profesi dan telah melaksanakan
praktik keperawatan secara tidak langsung melekat tanggung jawab dan tanggung gugat atas
segala keputusan dan tindakannya di dalam lingkup peran dang fungsinya sebagai perawat.
Tanggung gugat pada dasarnya erupakan suatu konsep yang esensial dari praktik
keperawatan profesional dan hukum.
Untuk melindungi masyarakat terhadap tindakan kelalaian ataupun penyimpangan
atau malpraktik dan untuk melindungi tenaga keperawatan sebagai tenaga pemberi jasa
pelayanan serta sesuai dengan kepentingannya, pengaturan praktik keperawatan perlu
dirumuskan dalam tatanan perundang-undangan yang tinggi kedudukannya.
Mekanisme regristasi, sertifikasi dan lisensi merupakan proses yang diperlukan untuk
memprlakukan suatu sistem legislasi. Sistem legislasi keperawatan erupakan sistem
perundang-undangan keperawatan yang mencerminkan diberlakukannya hukum praktik
keperawatan. Seluruh sistem yang mengatur tindakan keperawatan dari tenaga keperawatan
merupakan suatu sistem regulasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai