Anda di halaman 1dari 33

KONSEP DASAR PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

I. PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL


Sebelum membahas praktik keperawatan, terlebih dahulu kita perlu memahami
pengertian perawat dan keperawatan. Definisi perawat adalah orang yang mengasuh, merawat
dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka, dan lanjut usia (dikutip oleh elis, Hartley, 1980).
Florance nightingale dalam bukunya “what it is, and what it is not”,menyatakan bahwa peran
perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah
kesehatan yang menimpa dirinya.
Dalam surat keputusan menteri Negara perdagangan aparatur Negara nomor
94/MENPAN/1986, tanggal 4 Nopember 1986, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga
perawatan adalah, pegawai negeri sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
pada unit pelayanan kesehatan (rumah sakit,puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya).
Selain definisi perawat, berbagai definisi tentang keperawatan telah banyak
dikemukakan oleh organisasi atau pakar teori keperawatan, sebagai contoh Virginia Henderson
(1658) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut: fungsi unik dari perawa adalah membantu
individu, sakit atau sehat, dalam melakukan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau
kesembuhan atau untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa
bantuan apabila cukup kekuatan, harapan atau pengetahuan. Perawat juga berfungsi membantu
hal-hal ini dalam upaya mencapai kemandirian secepat mungkin.
Perawat merupakan bagian integral(terpenting) dalam suatu instansi kesehatan karena
perawat merupakan kerangka dasar yang tidak dapat dipisahkan dalam proses memberikan
pelayanan kesehatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
intregral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1983). Dalam keperawatan professional, mencangkup
pelayanan kesehatan di bidang bio-psiko-sosio-spiritual yang merupakan bentuk perawatan
holistic.
Standart praktik keperawatan menurut PPNI,Paaktik keperawatan adalah tindakan
pemberian asuhan keperawatan professional baik secara mandiri maupun kaloborasi yang
disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu keperawatan

1
Hakikat Praktik Keperawatan senatiasa mengabdi kepada kemanusiaan atau berbentuk
pelayanan humanistik mendahulukan kepentingan kesehatan klien askep merupakan inti praktek
keperawatan hubungan profesional perawat-klien mengacu pada sistem interaksi secara positif
atau hubungan terapiutik
karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dlm menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasan
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yang disepakati
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9. Berkomunikasi secara efektif
Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh seorang tenaga
yang telah selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan, yang telah disahkan oleh
pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan
secara profesional dan sesuai dengan kode etik keperawatan.
Maka dari penjabaran diatas dapat dikatakan praktik keperawatan professional memiliki
makna :
1. Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional (Ners) melalui
kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan yang lain
dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya (CHS,1992).
2. Menurut American Nursing Association (ANA) : perlakuan terhadap kompensasi pelayanan
profesinal yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu biologi, fisika atau ilmu
alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji,
menegakkan diagnose, melakukan intervensi, dan evaluasi upaya peningkatan dan
pemertahanan kesehatan; penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau
kecacatan; pemertahanan fungsi optimal; atau meninggal dengan nyaman.
3. NCBSN (National Council of State Boards of Nursing) : Praktik keperawatan berarti
membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan
yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status kesehatannya,
menentukan diagnose, merencanakan dan mengimplementasikan strategi perawatan untuk
mencapai tujuan, serta mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan

2
Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak melakukann tugasnya
tanpa campur tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia kerjakan. Misal dalam
hal member suntikan harus sesuai waktu dan dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati dan
jujur serta teliti dalam melakukan kegiatan keperawatan. Perawat juga harus siap
bertanggung gugat yaitu siap menerima semua konsekuennsi dari setiap keputusan yang
diambil.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan keperawatan tanpa kendali
dari luar. Seorang perawat dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat, karena
telah memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai perawat profesional.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus melakukan kolaborasi dengan
disiplin ilmu lain. Misal ada orang kecelakaan dan patah tulang, perawat membutuhkan
tenaga radiologi untuk melakukan rongent.
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak demi hak klien untuk
mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk kepentingan atau
demi klien, dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain yang
lebih luas (system at large).
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien.
Tujuan Praktik Keperawatan Professional diantaranya adalah untuk membantu individu
agar mandiri, selain itu mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang
kesehatan, kemudian membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara
kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatan, serta membantu individu memperoleh derajat kesehatan secara optimal.

Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan professional pada kondisi


sehat dan sakit, seta sepanjang daur kehidupan (mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia),
mencangkup hal- hal berikut :
1. Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg diberikan pada anak berusia
mulai dari 28hari sampai 18th.

3
2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita pada masa subur
dan neonates (bayi baru lahir sampai 28hr sampai keadaan sehat).
3. Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 th sampai 60 th dengan
gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan fungsi tubuh,
4. Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada semua usia yang mengalami
berbagai masalah kesehatan jiwa.
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai unit
terkecil dalaam masyarakat sebagai akibat pola penuyesuaian keluarga yang tidak sehat
sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitas yaitu asuhan keperawatan kepada klien masyarakat pada
kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60 tahun ke atas
yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya.

II. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL


Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan
sebagai perilaku personal.
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan dapat dibagi menjadi :
1. Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
a. Body of knowladge yang melandasi praktik professional
b. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan.
c. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen mora, prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral sebagai berikut :
a. Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional perawat harus selalu
mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan klien (johnstone,1994).
b. Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya,
ekonomi, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha menempati janji,
memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta memperhatikan
kebutuhan spiritual klien.

4
3. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat
a. Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan tindakan secara mandiri.
b. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
orang.
c. Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh (7) nilai-nilai esensial dalam kehidupan
profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau
kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran,
harga diri dan toleransi.
4. Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human Dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu
termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas,
dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan
reflektifitas yang rasional.

5
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem
nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan
seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang dipilihnya
dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara rasional
atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai
mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh perawat.
1. Pilihan
a. Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu
b. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
c. Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
2. Penghargaan
a. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang
bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan
interpersonal yang dilakukan.
b. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
3. Tindakan
a. Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari
b. Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat
atau pasien dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif
dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu : penghargaan terhadap martabat manusia yang
tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman.
Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu
meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini
untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.

6
III. FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dan keperawatan sebagai
kerangka dasar pelaksanaan perawatan baik kepada orang sehat maupun sakit. Falsafah ini
memiliki empat komponen dasar yaitu manusia, keperawatan,kesehatan dan lingkungan.
Beberapa ahli memiliki pendekatan spesifik sesuai dengan hasil kesimpulan masing-masing
terhadap keperawatan, seperti
1. Jean Watson Jean Watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan
merupakan sains yang menggunakan pengetahuan, estetika, kemanusiaan dan seni
sebagai dasar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui human care. Dalam hal ini,
perawat dituntut untuk mampu memahami perilaku dan respon manusia dalam menghadapi
setiap masalah kesehatan baik yang bersifat aktual maupun potensial.
2. Ida Jean Orlando Orlando mengemukakan konsep disiplin proses keperawatan yang
meliputi komunikasi perawat klien, identifikasi permasalahan yang ditemui pada klien, dan
validasi maupun perbaikan. Orlando lebih menekankan pada perilaku klien yang kemudian
akan menimbulkan reaksi perawatan yang dimunculkan dalam bentuk tindakan
keperawatan. Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut akan
mempengaruhi tingkat kesehatan klien baik saat itu juga maupun yang jangka panjang
dimana setelah mendapatkan tindakan keperawatan klien akan berusaha memenuhi
kebutuhan untuk mengatasi stres yang timbul akibat adanya ketimpangan kebutuhan dan
lingkungan.
3. Callista Roy Roy membuat simpulan bahwa setiap manusia untuk dapat beradaptasi pasti
memiliki terhadap stimulus baik suatu potensi internal maupun eksternal yang berbeda pada
berbagai tingkatan usia. Dalam konsep Roy ini klien dalam hal perawat dituntut untuk
kebutuhan fisiologis, mampu konsep membuat analisa mengenai diri, peran sosial maupun
keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan sehingga dapat melihat
kemungkinan – kemungkinan yang ada pada klien dan melakukan pengkajian yang lebih
spesifik mengenai akibat yang ditimbulkan dan mekanisme adaptasi yang dilakukan klien.
4. Betty Neumann Neumann memandang manusia merupakan gabungan dari konsep holistik
dan pendekatan sistem terbuka dan fokus keperawatan adalah penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri. Neumann melihat bahwa klien harus dilihat secara
menyeluruh termasuk dengan lingkungannya baik yang internal maupun eksternal.
Pencegahan sebagai respon terhadap tingkatan reaksi yang diberikan oleh klien terhadap
stresor menjadi perhatian utama dalam teori yang dikemukakan oleh Neumann.
5. Florence Nightingale Manipulasi dari lingkungan dan kesehatan eskternal klien membantu
proses perbaikan merupakan pokok pikiran Florence yang memandang interkasi klien

7
dangan lingkungan sebagai hal dalam proses keperawatan. Nightingale menempatkan atau
perawat pergantian Nightingale yang sebagai pokok agen penting dalam memodifikasi
lingkungan klien di luar medikasi tindakan medis lain. Dengan melakukan intervensi
terhadap lingkungan sebagai hasil dari observasi dan pengumpulan data perawat akan
mampu membuat peningkatan ststus kesehatan klien.
6. Hildegard Peplau Menurut Peplau individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhan
Perasaan dan perawata hadir sebagai fasilitator baik bagi klien maupun keluarga. kapasitas
profesionalnya perawat harus mampu membangun proses Dengan yang interpersonal dan
terapeutik sebagai gagasan utama teori sifatnya Peplau, mendampingi asumsi bahwa
setiap individu memiliki kebutuhan perasaan
Menurut WJS Poerwadarminta Falsafah Keperawatan adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai sebabsebab, azas-azas, hukum dan sebagainya
daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya
sesuatu. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak
membedakan ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status sosial
ekonomi. Keperawatan falsafah adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-
hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy memiliki delapan
falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah
veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat
bahwa :
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi, mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksireaksi.
3. Memiliki holism intrinsik

8
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran yang bermaksud mengungkap
keyakinan Roy bahwa ada hal benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip
alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah
yang berdasarkan prinsip veritivity adalahsebagai berikut :
a. Tujuan eksistensi manusia.
b. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
c. Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum.
d. Nilai dan arti kehidupan.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai
partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan

IV. PARADIGMA KEPERAWATAN


Banyak ahli yang membahas paradigma seperti Adam Smith (1975) berpendapat bahwa
paradigma adalah cara bagaimana kita menyerap dunia. Paradigma menjelaskan dunia kepada
kita dan menolong kita memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita. Dan Masterman
(1970) mendefinisikan paradigma adalah suatu pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Poerwanto, (1997) mengartikan Paradigma
adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia
Paradigma keperawatan menurut Masterman (1970) adalah sebagai pandangan
fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Dan menurut Gaffar
(1997) Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena
yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai
acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.

9
Berikut merupakan komponen paradigma keperawatan yaitu sebagai berikut :
1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu,kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat
meliputi:
a. sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik
fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan
selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b. sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
c. sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian
dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa
bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

3. Konsep sehat sakit


Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan
pada manusia dalam rentang sehat sakit.
Konsep Sehat menurut Travis and Ryan, (1998) adalah :
a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
b. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial
tertinggi untuk sehat.

10
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer
melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
A. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan
sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah:
pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga,
memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat,
keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan
didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan
atau harapan yang salah.Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi
perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap
tingkat kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain
persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti
demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap
keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus
kesehatan, antara lain:
1) Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti
bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia
2) Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan
seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
3) Pengalama Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.

11
4) Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan kearah yang optimal.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7) Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan
B. Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit:

1) Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2) Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di
rasakan pada tubuhnya.
3) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4) Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
4. Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa
lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan
dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak
atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

12
V. Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan
Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman
pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah ilmu
dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam
perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Dibawah ini adalah pandangan dari berbagai ahli tentang paradigma keperawatan
diantaranya:
1. Johson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem mayor
yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan
primernya adalah membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku ketika
ia sakit, sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti adanya respon adaptasi baik
fisik, mental, emosi maupun sosial terhadap stimulaso internal dan eksternal untuk
mempertahankan kseimbangan dan kenyamanan.
2. King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa,
pengontrol, bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3. Leinger memandang manusia sebagai keperdulian akan kemampuan dalam mempengaruhi
minat dan rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan
hidup
4. Levine memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan
5. Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari
biopsikososial, kultur dan selalu berkembang
6. Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis,
interpersonal, dan sosial dama memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui belajar
dari perilaku
7. Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus menerus terjadi pertukaran
energi dengan lingkungannya
8. Roy memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi
kehidupan yang baik
9. Waston memandang manusia membutuhkan proses keperdulian dalam mempertahankan
kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal,
dan mental spiritual unuk kesembuhan diri

13
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Standar Praktek Keperawatan

Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan,
rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan (Doengoes,2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi
standar praktek keperawatan antara lain :

Kecakapan intelaktual

Ilmu pengetahuan

Percaya diri perawat

Sarana

Komunikasi

Pengalaman kerja perawat

Motivasi pasien untuk sembuh

Kedisiplinan

 Tujuan Standar Praktek Keperawatan

Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan
keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
kriteria pelayanan yang diharapkan. Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi perawat,
rumah sakit/institusi, klien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain sebagai berikut :

Perawat, standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk membimbing perawat
dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap kien dan perlindungan dari
kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan yang tepat dan benar.

Rumah sakit, dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun dengan singkat waktu perwatan di rumah sakit.Klien,
dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang ditanggung klien dan keluarga menjadi ringan.

Profesi, sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai ukuran untuk mengevaluasi
penampilan, dimana standar sebagai alat pengontrolnya.Tenaga kesehatan lain, Untuk mengetahui batas
kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik.

14
 Penerapan Standar Praktek Keperawatan

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan pendekatan secara umum dan khusus.
Pendekatan secara umum menurut Jernigan and Young,1983 h.10 adalah sebagai berikut :

Standar struktur : berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan ( semua level keperawatan )
dengan sarana/institusi rumah sakit. Standar ini terdiri dari : filosofi, tujuan, tata kerja organisasi, fasilitas
dan kualifikasi perawat.

Standar proses : berorientasi pada perawat, khususnya ; metode, prinsip dan strategi yang digunakan
perawat dalam asuhan keperawatan. Standar proses berhubungan dengan semua kegiatan asuhan
keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Standar hasil : berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa uraian kondisi klien yang
dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil tindakan keperawatan.

Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan sesuai dengan aspek yang
diinginkan antara lain :

Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik atau masalah keperawatan klien yang sering ditemukan,
misalnya standar asuhan keperawatan klien anteatal, intranatal dan postnatal.

Aspek pendidikan dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan yang paling dibutuhkan, misalnya
penyuluhan tentang perawatan payudara.

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat dimodifikasi keduanya dalam pelayanan asuhan
keperawatan. Contoh : pelaksanaan standar asuhan keperawatan pada klien postnatal, perawat dapat
mengunakan standar proses (metode, prinsip dan strategi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

 Langkah-Langkah Penyusunan Standar Praktek Keperawatan

Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu lama karena ada beberapa langkah
yang harus ditempuh diantaranya menentukan komite (tim penyusun), menentukan filosofi dan tujuan
keperawatan, menghubungkan standar dengan teori keperawatan, menentukan topik dan format standar
(Irawaty,1996,h.9). Adapun langkah-langkah penyusunan standar menurut Dewi Irawaty,1996 adalah

15
Menetukan komite (tim khusus)

Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, untuk itu perlu
dibentuk tim penyusun. Tim penyusun terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan
pengetahuan yang luas tentang pelayanan keperawatan.

Menentukan filosofi dan tujuan keperawatan.

Filosofi merupakan keyakinan dan nilai dasar yang dianut yang memberikan arti bagi seseorang dan
berasal dari proses belajar sepanjang hidup melalui hubungan interpersonal, agama, pendidikan dan
lingkungan. Didalam pembuatan standar, serangkaian tujuan keperawatan perlu ditetapkan berdasarkan
filosofi yang diyakini oleh profesi.

Menghubungkan standar dan teori keperawatan.

Ada beberapa teori yang dapat dipilih dan disepakati oleh kelompok pembuat standar keperawatan
misalnya; teori Orem. Inti dari teori Orem adalah adanya kepercayaan bahwa manusia mempunyai
kemampuan untuk merawat diri sendiri (Self Care). Berdasarkan teori tersebut maka dapat digunakan
sebagai landasan dalam mengembangkan standar praktek keperawatan.

Menentukan topik dan format standar

Topik-topik yang telah ditentukan disesuaikan pada aspek-aspek penyusunan standar misalnya ; aspek
asuhan keperawatan, pendidikan dan kelompok klien atau yang bersifat umum yaitu menggunakan
pendekatan meliputi standar struktur, standar proses dan standar hasil

Format standar tergantung dari cara pendekatan yang dipilih sebelumnya dan topik standar yang telah
ditentukan. Apabila standar praktek keperawatan yang digunakan adalah pendekatan standar proses
maka format standar yang dipakai adalah format standar ANA 1991 terdiri dari enam tahap yang meliputi ;
pengkajian , diagnosa, identifikasi hasil, perencanan, implementasi dan evaluasi.

 . Aspek Hukum Standar Praktek Keperawatan

Dengan diberlakukannya standar praktek keperawatan, maka institusi memberikan kesempatan pada
klien untuk mengontrol asuhan keperawatan yang diberikan perawat pada klien. Apabila klien tidak
mendapat pelayanan yang memuaskan atau klien dirugikan karena kelalaian perawat maka klien dan
keluarga mempunyai hak untuk bertanya dan menuntut. Dinegara maju dimana standar ini telah
diberlakukan maka kekuatatan hukumnya sangat kuat. Apabila perawat melakukan kelalaian karena
tindakan yang menyimpang dari standar maka perawat dianggap melanggar hukum dan harus dituntut

16
pertanggung jawabannya. Oleh karena itu setiap perawat harus betul-betul memahami standar praktek
keperawatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu pada klien.

Sebagai contoh, Jensen dan Bobak mengemukakan hukum of Torts yang memuat tentang kegiatan yang
dikehendaki dari perawat : mencegah penyakit mata pada bayi baru lahir, mendokumentasikan penyakit
akibat hubungan seksual.

Pada pasal 53 ayat 2 dan 4 Undang-undang kesehatan Nomer 23 tahun 1992, dinyatakan bahwa “tenaga
kesehatan termasuk perawat dalam melakukan tugasnya berkewajiban mematuhi standar profesi dan
menghormati hak klien”. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa standar profesi keperawatan mempunyai
dasar hukum dan barang siapa yang melanggar akan menerima sangsi atau hukuman.

Dimensi praktek profesional adalah adanya sistem etik. Etik adalah standar untuk menentukan benar atau
salah dan untuk pengambilan keputusan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh dan terhadap
manusia. (Wijayarini M.A,1996,h.13) .

17
2) RUANG LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN

A.DEFINISI

Ruang lingkup adalah suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya penilitian agar lebih
efektif dan efisien untuk memisahkan aspek tertentu sebuah objek

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagi intergral dari
pelayanan kesehatan,didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Ditunjukan kepada
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencangkup seluruh proses
kehidupan manusia. Ruang lingkup ada suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya penelitian
agar lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek tertentu sebuah objek

Asuhan keperawatan adalah proses atas rangkaian kegiatan pada keperawatan baik

langsung atau tidak langsung diberikan kepada system klien disarana dan tatanan kesehatan lainnya
dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan. Berdasarkan kode etik dan standar praktik
keperawatan. Perawat adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik

didalam maupun diluar negeri yang diakui pemerintah Republik Indonesia,teregister dan diberikan
kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

Contoh perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan
praktek dengan batasan tertentu dibawah supervuisasi langsung maupun tidak langsung oleh perawat
professional dengan sebutan licensed vocational nurse (LVN).

Perawat professional adalah tenaga professional yang mandiri,bekerja secara otonom dan
berkaloborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan program pendidikan profesi keperawatan terdiri
dari ners general,ners spesialis dan ners konsultan. Jika telah lulus Ukom yang dilakukan oleh badan
regulatori yang bersifat otonom selanjutnya disebut registrasi nurse.

Ners adalah seseorang yang telah menyelesikan program penddikan S1 ditambah dengan
profesi (NERS), ners spesialis adalah seeseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan pasca
sarjana (S2) dan atau ditambah pendidika spesialis keperawatan,ners konsultan adalah seseorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan pasca sarjana (S3) atau ditambah dengan pendidikan spesialis
keperawatan.

Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsunug kepada perawat

Praktik keperawatan dalam setiap tindakan berperan sebagai perawat pelaksana


keperawatan,perawat pengelola keperawatan atau kesehatan,pendidik,dan peneliti. Dalam melaksanakan

18
tugasnya berfungsi secara mandiri dan kerjasama (kaloborasi). Praktik keperawatan diberikan melalui
askep untuk klien,individu,keluarga,masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan
kompleks.. praktek keperawatan diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan program
keperawatan yang dinamis dan siklik meliputi tahapan proses keperawatan pada klien dengan berbagai
kondisi baik sehat maupun sakit.

 AREA PRAKTIK KEPERAWATAN

Area praktik keperawatan kesehatan komunitas menurut Depkes RI (2006),pelayanan

keperawatan kesehatan komunitas dapat diterapkan langsung dan tidak langsung pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan seperti:

1.Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan rawat jalan (rumah
sakit,puskesmas, dan sebagainya)

2. Rumah perawat home care memberikan pelayanan keperawatan kepada keluarga dirumah
yang menderita penyakit akut atau kronis

3.Sekolah area praktik keperawatan komunitas mencangkup seluruh warga dilingkungan institusi
pendidikan seperti ( siswa,guru dan kariawan baik TK,SD,SMP,SMA,maupun perguruan tinggi)

4. tempat kerja atau industri perawat melakukan perawatan langsung terhadap kejadian
kesakitan maupun kecelakaan minimal yang terjadi ditempat kerja

5. Barak penampungan perawat memberikan perawatan langsung terhadap kasus akut,penyakit


kronis serta kecacatan fisik ganda dan mental

6. Kegiatan puskesmas keliling, yang keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada
individu,kelompok masyarakat diperdesaan,dan kelompok terlantar yang keperawatann diberikan meliputi
pengobatan sederhana,screening kesehatan, dan perawatan kasus penyakit

7.Panti atau kelompok lain,seperti : panti asuhan,panti werda,panti sosial lainnya,rumah tahanan
serta lembaga pemasyarakatan

8. Pelayanan kelompok resiko tinggi,seperti : wanita,anak-anak,lansia yang mendapatkan


perawatan khusus

9.pusat pelayanan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan obat

10. Tempat penampungan kelompok lansia,gelandangan,pengemis,keluarga dengan HIV/AIDS


(ODHA) dan wanita tuna susiala WTS

19
B.STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT

Standar Pelayanan Di Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.Standar adalah keadaan ideal atau
tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal
(Clinical Practice Guideline, 1990 dalam Azwar, 1996).

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980 dalam Azwar, 1996). Standar
adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai
jasa dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan
Rowland, 1983 dalam Azwar, 1996). Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan
bahwa standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan
kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan
evidence base.

Standar pelayanan rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen

rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap
maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. Standar pelayanan
dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar pelayanan yang diberikan secara langsung oleh dokter
kepada pasien, terlepas dari strata unit pelayanan tempat dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan
teknologi hanya menjadi pertimbangan ketika kelak

terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005).

Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang berlaku dan kode
etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam memberikan pelayanan mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar profesi kedokteran gigi yang
ditetapkan. Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang
berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
menghormati hak pasien.

20
Hak pasien adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan
hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005). Setiap RSGM dalam memberikan pelayanan
mempunyai kewajiban-kewajiban, salah satunya adalah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan RSGM dan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan. Pelayanan kesehatan adalah
suatu sistem lembaga,orang, tekonologi dan sumber daya yang dirancang untuk meningkatkan status
kesehatan suatu populasi, Â misalnya pencegahan, promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo,
1997).

Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996) adalah sebagai berikut:

Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahlifarmasi yang baik

Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan patologi klinik

Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya

Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik

untuk menjamin kesehata. Kegunaan Standar Praktek Keperawatan

Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan penilaian
hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian
kualitas asuhan keperawatan.

Pendidikan, Membantu dalam merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja
mahasiswa.

Puskesmas, Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain
sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai
profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya. Untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan
keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
layanan kesehatan masyarakat.

Rumah Sakit, Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan
efisiensi serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat
pasien di rumah sakit.

21
Lisensi Praktik

Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis. Hukum atau undang-
undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin keselamatan pelaksanaan standar
praktik keperawatan secara minimal.

Undang-Undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan:

Ayat 2:

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.

Ayat 3:

Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Isi undang-undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat
profesional dalam melakukan kegiatan praktik secara brtanggung jawab. Pengertian lisensi adalah
kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesi atau departemen kesehatan berupa penerbitan surat ijin
praktek bagi perawat profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan. Lisensi diberikan bagi perawat
sesuai keputusan menteri kesehatan RI No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrsi dan praktik perawat.

Whasington State Nursing Practice Act(The State Nurses Association) menyatakan bahwa orang
yang terdaftar secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap individu untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. American nurse Association(ANA) membuat
pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi institusional menjadi lisensi individual, keperawatan
secara konsisten dapat mempertahankan:

Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung gugat
perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.Bila perawat meyakini bahwa profesi serta
kontribusinya terhadap asuhan kesehatan adalah penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri
dan penuh tanggung jawab.

22
 UU Praktek Keperawatan

Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan, tetapi sebagian
besar memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan dipublikasikan oleh ANA pada
tahun 1955 mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan praktek keperawatan sebagaimana
didefinisikan dalam sebagian besar negara bagian dan provinsi.

Namun demikian pada dekade terakhir beberapa negara bagian merevisi UU praktek keperawatan
mereka untuk menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam praktek
keperawatan.

P. Manfaat Praktek Keperawatan

Praktek Klinis

Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan merupakan alat mengukur mutu
penampilan kerja perawat guna memberikan feeedback untuk perbaikan.

Administrasi Pelayanan Keperawatan

Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan pola staf, program
pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.

Pendidikan Keperawatan

Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.

Riset Keperawatan

Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki dan meningkatkan
kualitas askep.

Sistem Pelayanan Kesehatan

Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam mengembangkan mutu
askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik dan
memberikan kepuasan bagi anggota tim kesehatan

23
 RUANG LINGKUP PERAWAT PROFESIONAL

1.Supervisi perencanaan dan tindakan keperawatan pasien secara menyeluruh

2.Mengamati, mengintervensi dan mengevaluasi keluhan-keluhan klien baik secara mental maupun fisik

3. Melaksanakan instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan yang akan diberikan

4.Mengawasi anggota tim kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan kepada klien

5.Melaksanakan prosedur perawatan khusunya pada tindakan yang membutuhkkan


keputusan,penyesuaian dan pertimbangan berdasarkan data teknis

6.Memberikan bimbingan kesehatan dan partisipasi dalam pendidikan kesehatan

7.Membuat catatan dan laporan fakta-fakta yag diteliti yang mengevaluasi perawatan klien

Standar Pelayanan Keperawatan

Standar 1

Divisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang menjamin pemberian asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi dan merupakan sarana untuk menyelesaikan berbagai persoalan praktek
keperawatan di seluruh institusi asuhan/pelayanan keperawatan.

Standar 2

Divisi keperawatan dipimpin oleh seorang perawat eksekutif yang memenuhi persyaratan dan anggota
direksi.

Standar 3

Kebijaksanaan dan praktek divisi keperawatan menjamin pelayanan keperawatan merata dan
berkesinambungan yang mengakui perbedaan agama, sosial budaya, dan ekonomi di antara klien/pasien
di institusi pelayanan kesehatan.

Standar 4

Divisi keperawatan menjamin bahwa proses keperawatan digunakan untuk merancang dan memberikan
asuhan untuk memenuhi kebutuhan individu klien/pasien dalam konteks keluarga.

Standar 5

Divisi keperawatan menciptakan lingkungan yang menjamin efektivitas praktik keperawatan.

Standar 6

24
Divisi keperawatan menjamin pengembangan berbagai program pendidikan untuk menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

Standar 7

Divisi keperawatan memprakarsai, memanfaatkan, dan berperan serta dalam berbagai proyek penelitian
untuk peningkatan asuhan klien/pasien.

 Penerapan Standar Praktek Keperawatan

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan pendekatan secara umum dan
khusus. Pendekatan secara umum menurut Jernigan and Young,1983 h.10 adalah sebagai berikut :

Standar struktur : berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan ( semua level


keperawatan ) dengan sarana/institusi rumah sakit. Standar ini terdiri dari : filosofi, tujuan, tata kerja
organisasi, fasilitas dan kualifikasi perawat.

Standar proses : berorientasi pada perawat, khususnya ; metode, prinsip dan strategi yang
digunakan perawat dalam asuhan keperawatan. Standar proses berhubungan dengan semua kegiatan
asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Standar hasil : berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa uraian kondisi klien
yang dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil tindakan keperawatan.

Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan sesuai dengan aspek
yang diinginkan antara lain :

Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik atau masalah keperawatan klien yang sering
ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan klien anteatal, intranatal dan postnatal.

Aspek pendidikan dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan yang paling dibutuhkan,
misalnya penyuluhan tentang perawatan payudara.

Aspek kelompok klien, topik dapat dipilih berdasarkan kategori umur, masalah kesehatan tertentu
misalnya; kelompok menopouse.

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat dimodifikasi keduanya dalam pelayanan
asuhan keperawatan. Contoh : pelaksanaan standar asuhan keperawatan pada klien postnatal, perawat
dapat mengunakan standar proses (metode, prinsip dan strategi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

25
3.) JENIS PRAKTIK KEPERAWATAN

Menurut ANA tahun 1992

Standar I : pengkajian

Perawat menidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien

kriteria pengukuran :

prioritas pengumpulan datab ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan –kebutuhan klien saat ini
data tetap dikumpulkan dengan teknik pengkajian yang sesuai . pengumpulan data melibatkan klien,
orang- orang terdekat klien dan petugas kesehatan ,proses pengumpulan data bersifat sistematis dan
berkesinambungan. Data- data yang relavan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapakan
kembali

standar II : Diagnosa

perawat menganalisa data yang di kaji untuk menentukan diagnosa

kriteria pengukuran :

Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian. Diagnosa disahkan dengan klien,orang-orang
terdekat klien,tenaga kesehatan bila memungkinkn. Diagnosa didokumentasikan dengan cara yang
memudahkan perencanaan perawatan

Standar III : Standar III: Identifikasi hasil

Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.

Kriteria pengukuran :

Hasil diambil dari diagnosa.Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat


diukur.Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia
bagi klien.Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.Hasil yang diharapkan memberi
arah bagi keanjutan perawatan.

26
Standar IV : Perencanaan

Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang diharapkan.

Kriteria pengukuran :

Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.

Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan.

Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang

Rencana tersebut didokumentasikan.

Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan

Standar V : Implementasi

Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.

Kriteria pengukuran :

Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.

Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.

Intervensi didokumentasikan

Standar VI : Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.

Kriteria pengukuran :

Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.

Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.

Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.

27
Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa,
hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,

Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.

Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi

Menurut DEPKES Tahun 1998

Standar 1 : pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan secara sistematik
dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.

Standar 2 : diagnosa keperawatan di rumuskan berdasarkan data status kesehatan.

Standar 3 : rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan

Standar 4 : rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan keperawatan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang di ususn berdasarkan diagnosa keperawatan

Standar 5 :tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau pasien untuk berpartisifasi dalam
peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan.

Standar 6 :tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan kemampuan untuk
hidup sehat

Standar 7 : ada tidaknya kemajuan dalam pencapaina tujuan ditentukan oleh klien atau pasien dan
perawat.

Standar 8 : ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk melakukan pengkajian
ulang, pengetaruran kembali urutan priorits, penetapan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan
keperawatan.

28
 Menurut PPNI Tahun1999

Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) tahun 1999,
standar praktik keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.

Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat,
dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan kepeawatan diantarannya
sebagai berikut :

Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian padaupaya dan peningkatan
kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan.

Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien sehinggadapat menekan biaya
perawatan.

Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat, komunitas, kelompok dan
keluarga.

 STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Pendidikan Keperawatan di Indonesia Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20


tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenjang pendidikan keperawatan mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.

Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan
dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan
sebagai suatu profesi.

Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health
Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi
Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners,
standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada
Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat
ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang
pendidikan keperawatan Indonesia.

29
Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan,
perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang
tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis,
jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI;

 Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia

Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan
keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat

Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan
disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister, doktor.

Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat.

 Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar

Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan
(AMD.Kep)

Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan


Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)

Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)

Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:

Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)

Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)

Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)

Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)

Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)

Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut:

Diploma tiga Keperawatan – Level KKNI 5

Ners (Sarjana+Ners) – Level KKNI 7

30
Magister keperawatan – Level KKNI 8

Ners Spesialis Keperawatan – Level KKNI 8

Doktor keperawatan – Level KKNI 9

31
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1998.Standar Praktik keperawatan bagi perawat kesehatan ; Jakarta : Departemen


kesehatan

DPP PPNI. 1996. Standar Praktik keperawatan. Jakarta : DPP PPNI

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj. Andrina Ferderika).
Jakarta: Salemba Medika.

Ali, Zainidin, H. 2001.Dasar-dasar Keperawatan Profesional.jakarta: Widya Medika

Gaffar,Laode J.1997.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta :EGC

Hidayat, Aziz Aimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.

La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC Jakarta

32
33

Anda mungkin juga menyukai