Anda di halaman 1dari 11

Tugas 

Utama Perawat di Rumah Sakit


 Mencatat riwayat medis dan gejala.
 Bekerja sama dengan tim untuk merencanakan perawatan pasien.
 Advokasi untuk kesehatan dan kesejahteraan pasien.
 Memantau kesehatan pasien dan mencatat tanda-tandanya.
 Memberikan obat dan perawatan.
 Mengoperasikan peralatan medis.

Peran Perawat dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan...


 Menyelamatkan nyawa.
 Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan
monitoring yang ketat, disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data
yang didapat dan melakukan tindak lanjut.

Perawat puskesmas masih dibebani dengan tugas-tugas tambahan yang sebenarnya


bukanlah kewenanagan profesi keperawatan. Peran dan fungsi utama perawat adalah
untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien
(individu, keluarga, komunitas) sesuai dengan kewenangannya.

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL


 Pemberi Asuhan Keperawatan. Sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. ...
 Pembuat Keputusan Klinis. ...
 Pelindung dan Advokat Klien. ...
 Manager Kasus. ...
 Rehabilitator. ...
 Pemberi Kenyamanan. ...
 Komunikator. ...
 Penyuluh.

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL


9 Oktober 2015 Karya Ilmiah

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah
semata – mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya
sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju.
Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki
skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.Seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut
perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan
ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya.
(PPNI, 1999; Chitty, 1997).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat1).
Praktik keperawatan profesionaladalah tindakan keperawatan profesional
menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin
ilmu, terutama ilmu keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan (KDIK;1992).
A. Peran perawat professional
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan
bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu
yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui
proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.
Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.
Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan
pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai
advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya,
perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-
hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang
mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini
juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan
hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik
memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai
manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan
keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan
dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan
lainnya
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan
lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah
kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu
klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien
sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang
terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan
keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi
merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga
dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain
misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkatpengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan
sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
B. Fungsi perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit
kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
C. Profil Perawat Profesional
1. Profesionalisme , mengandung pengertian menjalankan suatu profesi untuk
meuntungan atau sebagai sumber penghidupan. Disamping istilah profesionalisme,
ada istilah profesi. Profesi sering di artikan dengan pekerjaan atau job sehari-hari.
2. Ciri Profesionalisme, Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan
hasil (perfect result), sehingga Anda di tuntut untuk selalu mencari peningkatan
mutu. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya
dapatdiperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. Profesionalisme menuntut
ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puasatau putus asa sampai hasil
tercapai.
3. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga
terjaga efektivitas kerja yang tinggi. Ciri di atas menunjukkan bahwa tidaklah mudah
menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus ada kriteria-kriteria
tertentu yang mendasarinya Ciri Profesionalisme.
4. Kompetensi Profesional Ada 4 Kompetensi Yang Harus Dimiliki Untuk Seorang
Profesional :  Kompetensi Spesialis.  Kompetensi Metodik.  Kompetensi Individu. 
Kompetensi Sosial.
– Kompetensi Spesialis Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi
spesialis adalah sebagai berikut :  Memiliki keterampilan dan pengetahuan. 
Mampu menggunakan perkakas dan peralatan dengan sempurna.  Mempunyai
kemampuan mengorganisasikan.  Mampu menangani masalah atau problem
solver.
– Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi metodik adalah sebagai
berikut :  Mampu mengumpulkan dan menganalisa informasi. Memempunyai
kemampuan mengevaluasi informasi.  Berorientasi tujuan kerja.  Bekerja secara
sistematis. Kompetensi Metodik
– Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi individu adalah sebagai
berikut :  Memiliki inisiatif.  Menjadi pribadi yang dapat dipercaya.  Memiliki
motivasi diri yang kuat.  Kreatif. Kompetensi Individu
– Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi sosial adalah sebagai
berikut :  Mampu berkomunikasi dengan baik.  Memiliki kemampuan untuk bekerja
kelompok.  Mampu bekerjasama dengan orang lain. Kompetensi Sosial
Sumber:
https://thefuturisticlovers.wordpress.com/…/etika-pera
nizaraharja92.blogspot.com/
www.slideshare.net/…/2-profil-perawat-profesiona

Rujukan Kesehatan

Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horisontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.

ISTEM PELAYANAN KESEHATAN

2  SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


Menurut Dubois & Miley (2005 : 317) :Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan
pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis,
treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada
seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan.Berbagai sistem pelayanan kesehatan
meliputi : pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit-rumah sakit, klinik-klinik medikal,
organisasi-organisasi pemeliharaan kesehatan, lembaga kesehatan rumah, perawatan
dalam rumah, klinik-klinik kesehatan mental, dan pelayanan-pelayanan rehabilitasi.Pekerja
sosial bekerja dalam berbagai sistem pelayanan kesehatan.

3  LANJUTAN SITEM PELYANAN…


Menurut Zastrow (1982 : 319 – 322) :Pelayanan kesehatan diorganisasi dalam
komponen :Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya bertanggungjawab kepada
pasien, relatif terisolasi.Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai
pengobatan atau klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang
diselenggarakan di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di perusahaan-
perusahaan atau tempat-tempat kerja lain.Setting Rumah sakitPerawatan dalam rumah

4  Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam berbagai tingkatan : lokal,


regional, oleh pemerintah pusat atau nasional, dan internasional.Umumnya pelayanan
kesehatan masyarakat disediakan melalui program-program kesehatan secara lokal, lebih
fokus pada promotif dan pencegahan atau upaya perubahan masyarakat dalam mengatasi
suatu masalah kesehatan, seperti memberantas penyakit menular.

5  LANJUTAN SITEM PELYANAN…


Menurut Johntson, M. (1988: )Sistem kesehatan terbagi ke dalam subsitem:Yang
menitikberatkan pada pelayanan kuratif2) Yang menitikberatkan pada pelayanan promotif
danpreventif

6  Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

7  Visi Pembangunan Kesehatan


Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau Visi yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam INDONESIA SEHAT

8  Lanjutan …Dalam Indonesia Sehat, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif
bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air
bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

9  Lanjutan …Perilaku masyarakat Indonesia Sehat yang diharapkan adalah yang bersifat
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat

10  Lanjutan …Kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang
mampu menjangkau pelayang kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang
bersifat ekonomi, maupun non ekonomi.Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan
disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang
diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi.
11    Untuk mewujudkan INDONESIA SEHAT , ada empat misi pembangunan
kesehatan
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatanMendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehatMemelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau.Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

12  Sistem Kesehatan Nasional


Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan Sistem
Kesehatan Nasional yang tangguh.Di Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah
ditetapkan pada tahun 1982.SKN secara terus menerus mengalami perubahan sesuai
dengan dinamika masyarakat

13  Pengertian SKNSuatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa Indonesia


secara terpadu dan saling mendukung guna menjami derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan
UUD 1945.Dari rumusan pengertian di atas, jelaslah SKN tidak hanya menghimpun upaya
sektor kesehatan saja melainkan juga upaya dari berbagai sector lainnya termasuk
masyarakat dan swasta. Sesungguhnyalah keberhasilan pembangunan kesehatan tidak
ditentukan hanya oleh sektor kesehatan saja.

14  Tujuan SKNTerselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa,


baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-guna dan berdaya-
guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

15  Maksud dan Kegunaan Sistem Kesehatan Nasional


Penyusunan SKN dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai landasan, arah dan
pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik oleh masyarakat, swasta
maupun oleh pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota) serta pihak pihak terkait lainnya.

16  Indikator pencapaian SKN ditentukan oleh dua determinan


Pertama, status kesehatan yakni yang menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil
dicapai oleh SKN yang dihitung dengan menggunakan disability adjusted life expectancy
(DALE).Kedua, tingkat ketanggapan (responsiveness) system kesehatan yakni yang
menunjuk pada kemampuan SKN dalam memenuhi harapan masyarakat tentang
bagaimana mereka ingin diperlakukan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Hasil yang
diperoleh untuk indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 106 dari 191 negara
anggota WHO yang dinilai.

17  Indikator kinerja SKN ditentukan oleh tiga determinan


Pertama, distribusi tingkat kesehatan di suatu negara ditinjau dari kematian Balita.Kedua,
distribusi ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan ditinjau dari harapan
masyarakat.Ketiga, distribusi pembiayaan kesehatan ditinjau dari penghasilan keluarga.
Hasil yang diperoleh untuk indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 92 dari
191 negara anggota WHO yang dinilai
18  Prinsip-Prinsip SKN Perikemanusiaan Hak Asasi Manusia Adil dan Merata
Pemberdayaan dan Kemandirian MasyarakatKemitraanPengutamaan dan ManfaatTata
kepemerintahan yang baik

19  SKN terdiri dari enam subsistem, yakni:


Subsistem Upaya Kesehatan(kuratif/rehabilitatif, promotif dan pencegahan)Subsistem
Pembiayaan KesehatanSubsistem Sumberdaya Manusia KesehatanSubsistem Obat dan
Perbekalan KesehatanSubsistem Pemberdayaan MasyarakatSubsistem Manajemen
Kesehatan

20  Subsistem Upaya Kesehatan


Subsistem kuratif (di Indonesia) meliputi :1) Praktek partikelir seorang dokter dan praktek
dokter- dokter dalam klinik spesialis yang memiliki laboratorium, alat-alat rotgen dan
sebagainya serta melakukan konsultasi bersama.2) Perawatan kesehatan kelompok, seperti
yayasan kesehatan, perawatan kesehatan atau pengobatan yang disediakan perusahaan,
pabrik, instansi pemerintah, sekolah atau persatuan perburuhan.3) Rumah sakit, klinik
termasuk balai pengobatan dalam puskesmas dan lembaga-lembaga kesehatan besar.4)
Ahli-ahli farmasi.Pelayanan kuratif diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

 Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH


Sistem Kesehatan Nasional (SKN)Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

2  Pokok Bahasan Pendahuluan Definisi SKN Landasan SKN Prinsip Dasar SKN
Kedudukan SKN

3  PendahuluanPembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang


bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingi – tingginya

4  PendahuluanUntuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan


dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguhSKN ditetapkan pada tahun 1982, dan
direvisi pada tahun 2004

5  PendahuluanSKN harus mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan


pembangunan kesehatan, baik untuk masa kini, maupun untuk masa yang akan datang

6  Sistem…Kumpulan dari komponen yang saling berkaitan untuk secara bersama – sama
menghasilkan satu tujuanGabungan dari elemen – elemen yang saling dihubungkan oleh
suatu proses/struktur yang merupakan satu kesatuan organisasi untuk menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan

7  Sistem Kesehatan Nasional…


Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi – tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Pembukaan UUD’45

8  Landasan SKN Landasan idiil;Pancasila


Landasan konstitusional; UUD 1945Pasal 28 A, 28 B ayat (2), H ayat (1), 34 ayat (2)Setiap
orang berhak untuk memperoleh kesejahteraan

9  Tujuan SKNTerselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik


masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil- guna dan berdaya-guna,
sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

10  Prinsip Dasar SKNYaitu norma, nilai, dan aturan pokok yang bersumber dari falsafah
dan budaya bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak
dalam penyelenggaraan SKN

11  Prinsip Dasar SKN Perikemanusiaan Hak Asasi Manusia Adil dan Merata
Pemberdayaan & Kemandirian MasyarakatKemitraanPengutamaan dan ManfaatTata
kepemerintahan yang baik

12  a. PerikemanusiaanPenyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemanusiaan yang


dijiwai, digerakkan, dan dikendalikan oleh ketakwaan terhadap Tuhan YMEMengabaikan
pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip kemanusiaan

13  b. Hak Asasi ManusiaDiperolehnya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi
setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan,
agama, dan status sosial ekonomi

14  c. Adil dan MerataDalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya, perlu
diselenggarakan upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat secara adil dan merata, baik geografis maupun ekonomis

15  d. Pemberdayaan & Kemandirian Masyarakat


Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan atas
kemampuan dan kekuatan sendir, kepribadian bangsa, semangat solidaritas sosial, dan
gotong royong

16  e. KemitraanPembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang


kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk
swasta, dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki

17  f. Pengutamaan & Manfaat


Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan lebih mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan perorangan maupun golonganMemaksimalkan pemanfaatan
iptek, dengan mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
18  g. Tata Kepemerintahan yang baik
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum,
terbuka, rasional, profesional, serta bertanggungjawab

19  Kedudukan SistemPembagian sistem ditinjau dari sudut peranan dan kedudukannya


terhadap lingkungan;SuprasistemSistemSubsistem

20  Kedudukan Sistem Suprasistem Lingkungan dimana sistem tersebut berada


Suatu sistem tersendiri yang kedudukan dan peranannya lebih luasMempengaruhi sistem
namun tidak dikelola oleh sistem

21  Kedudukan Sistem Sistem Subsistem


Sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan subjek pengamatanSubsistemBagian
dari sistem yang secara mandiri membentuk sistem pulaKedudukan dan peranannya lebih
kecil daripada sistem

22  Hubungan Sistem, Suprasistem, & Subsistem

23  Kedudukan SKN Suprasistem SKN Sistem nasional lain


Sistem Kesehatan Daerah (SKD)Sistem KemasyarakatanSubsistem SKN

24  a. Suprasistem SKN Yaitu Sistem Penyelenggaraan Negara


Bersama dengan sistem lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia,
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945….

25  b. Sistem Nasional LainTerwujudnya keadaan sehat tidak hanya menjadi tanggung
jawab sektor kesehatan, namun sektor lainnya;Sistem pendidikan nasionalSistem
perekonomian nasionalSistem ketahanan pangan nasional,Sistem-sistem nasional
lainnya…

26  c. Sistem Kesehatan Daerah (SKD)


Merupakan acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerahDisesuaikan
dengan potensi dan kondisi daerah

27  d. Sistem Kemasyarakatan


Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh dukungan sistem
kemasyarakatanSKN merupakan acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan
lingkungan sehat di masyarakatSistem nilai dan budaya masyarakat harus mendapat
perhatian dalam SKN

28  e. Subsistem SKN Terdiri dari; Subsistem Upaya Kesehatan


Subsistem Pembiayaan KesehatanSubsistem Sumberdaya Manusia KesehatanSubsistem
Obat danPerbekalan KesehatanSubsistem Pemberdayaan MasyarakatSubsistem
Manajemen Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai