PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23.
1992 ).
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Fungsi utama perawat adalah membantu klien mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan
dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi
keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat
sangatlah penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Peran perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan (care
provider), pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti (researcher).
Terkait dengan peran perawat sebagai pendidik, perawat dituntut mampu untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui kegiatan
promosi kesehatan. Melalui promosi kesehatan perawat dapat memberikan
edukasi pada masyarakat secara luas terkait dengan masalah kesehatan.
1
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN PERAN
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan(status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
menjalankan suatu peran. (Soekanto:1990)
Peran Utama dari Perawat
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 adalah :
Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Advokat pasien / klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien-
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
Pendidik / Educator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan
Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan
kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya.
Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan
2
Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap
individu mempunyai berbagai peran yang terintegrasi dalam pola fungsi
individu. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap kedudukannya dalam sistem ( Zaidin Ali , 2002,). Menurut
Gaffar (1995) peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh
perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
3
C. PERAN PERAWAT DALAM TANGGAPAN BENCANA
Pelayanan keperawatan tidak hanya terbatas diberikan pada instansi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit saja. Tetapi, pelayanan keperawatan
tersebut juga sangat dibutuhkan dalam situasi tanggap bencana.
Perawat tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan
dasar praktek keperawatan saja, Lebih dari itu, kemampuan tanggap bencana
juga sangat di butuhkan saaat keadaan darurat. Hal ini diharapkan menjadi
bekal bagi perawat untuk bisa terjun memberikan pertolongan dalam situasi
bencana.
Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda, kita lebih banyak
melihat tenaga relawan dan LSM lain yang memberikan pertolongan lebih
dahulu dibandingkan dengan perawat, walaupun ada itu sudah terkesan
lambat.
4
perawat secara langsung di lokasi bencana dengan memdirikan posko
bantuan. Selain itu, Hal yang harus difokuskan dalam kegiatan ini
adalah pemerataan bantuan di tempat bencana sesuai kebutuhan yang
di butuhkan oleh para korban saat itu, sehinnga tidak akan ada lagi
para korban yang tidak mendapatkan bantuan tersebut dikarenakan
bantuan yang menumpuk ataupun tidak tepat sasaran.
Pemulihan kesehatan mental
Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma
psikologis akibat kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa
berupa kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan berat.
Tidak sedikit trauma ini menimpa wanita, ibu ibu, dan anak anak yang
sedang dalam massa pertumbuhan. Sehingga apabila hal ini terus
berkelanjutan maka akan mengakibatkan stress berat dan gangguan
mental bagi para korban bencana. Hal yang dibutukan dalam
penanganan situasi seperti ini adalah pemulihan kesehatan mental
yang dapat dilakukan oleh perawat. Pada orang dewasa,
pemulihannya bisa dilakukan dengan sharing dan mendengarkan
segala keluhan keluhan yang dihadapinya, selanjutnya diberikan
sebuah solusi dan diberi penyemangat untuk tetap bangkit. Sedangkan
pada anak anak, cara yang efektif adalah dengan mengembalikan
keceriaan mereka kembali, hal ini mengingat sifat lahiriah anak anak
yang berada pada masa bermain. Perawat dapat mendirikan sebuah
taman bermain, dimana anak anak tersebut akan mendapatkan
permainan, cerita lucu, dan lain sebagainnya. Sehinnga kepercayaan
diri mereka akan kembali seperti sedia kala.
Pemberdayaan masyarakat
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca
bencana biasanya akan menjadi terkatung katung tidak jelas akibat
memburuknya keaadaan pasca bencana., akibat kehilangan harta
benda yang mereka miliki. sehinnga banyak diantara mereka yang
patah arah dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa
menolong membangkitkan keadaan tersebut adalah melakukan
pemberdayaan masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas
dan skill yang dapat menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat
melakukan pelatihan pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan
berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang bergerak dalam
bidang itu. Sehinnga diharapkan masyarakat di sekitar daerah bencana
akan mampu membangun kehidupannya kedepan lewat kemampuan
yang ia miliki.
5
Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu adanya beberapa hal yang
harus dimiliki oleh seorang perawat, diantaranya:
E. MANAGEMEN BENCANA
6
Mempersiapkan bentuk kegiatan yang akan dilakukan
7
Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang tarkait
dapat mendiskusikan dan merancang master plan of
revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
3. Peran perawat dalam fase post impact
Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik,
fisikologi korban
Stress fisikologi yang terjadi dapat terus berkembang hingga
terjadi post traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan
sindrom dengan 3 kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti
dapat dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejala
ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-
peristiwa yang memacuhnya. Ketiga, individu akan
menunjukan gangguan fisik. Selain itu, individu dengan PTSD
dapat mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah
dan gangguan memori.
Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang
terkait bekerja sama dengan unsure lintas sektor menangani
maslah keehatan masyarakat paska gawat darurat serta
mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju keadaan
sehat dan aman.
G. PERAN PERAWAT
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra
bencana ini, antara lain:
8
Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :
9
Hitam — meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat
dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal
10
BAB III
PENUTUP
IV. Simpulan
Bencana alam merupakan sebuah musibah yang tidak dapat diprediksi
kapan datangnya. Apabila bencana tersebut telah datang maka akan
menimbulkan kerugian dan kerusakan yang membutuhkan upaya pertolongan
melalui tindakan tanggap bencana yang dapat dilakukan oleh perawat.
V. Saran
Sebagai seorang calon perawat diharapkan bisa turut andil dalam
melakukan kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak hanya dituntut mampu
memiliki kemampuan intelektual namun harus memilki jiwa kemanusiaan
melalui aksi siaga bencana.
11