Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ASAM URAT (GOUT)

PUSKESMAS TIBAN BARU KOTA BATAM

DISUSUN OLEH :

NAMA : MARDALISA HUTAGALUNG

NIM : 616080716024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKes MITRA BUNDA PERSADA

BATAM 2020
A. Latar Belakang

Penyakit asam urat atau artritis gout merupakan penyakit yang

berhubungan dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Serangan

gout bersifat mendadak, berulang dan disertai dengan arthritis yang terasa

sangat nyeri pada bagian sendi (Seran, Bidjuni dan Onibala 2016).

Prevalensi artritis gout di dunia berkisar 1-2% dan mengalami

peningkatan dua kali lipat dibandingkan dua dekade sebelumnya

(Hamijoyo, Perhimpunan Reumatologi Indonesia 2012). Laporan dari

Survei Wawancara Kesehatan Nasional di Amerika tahun 2012 bahwa

sebanyak 21% orang dewasa menderita arthritis, rheumatoid arthritis, gout,

lupus, dan fibromyalgia (Blackwell, dkk. 2012).

Berdasarkan survei WHO, Indonesia merupakan negara terbesar di

dunia yang penduduknya menderita penyakit asam urat. Survei badan

kesehatan dunia tersebut menunjukkan rincian bahwa di Indonesia

penyakit asam urat 35% terjadi pada pria usia 34 tahun ke bawah

(Detik.com, 2017).

Biasanya asam urat terjadi pada orang yang berumur diatas 40

tahun, yaitu sekitar umur 60 tahunan. Tetapi, belakangan ini terjadi

perubahan trend terhadap usia penderita asam urat. Hal tersebut

diakibatkan oleh kebiasaan pola makan dan pola hidup yang tidak sehat,

saat ini banyak anak muda berumur 20 tahunan terkena asam urat (Savitri,

2017). Kejadian asam urat tersebut meningkat pada laki-laki dewasa

berusia ≥ 30 tahun dan wanita setelah menopause atau berusia ≥ 50 tahun

yang termasuk kelompok usia produktif. dan menyebabkan frekuensi


makan lebih sering daripada yang lebih tua. Jika penyakit ini tidak

ditangani dengan tepat, gangguan yang ditimbulkan dikhawatirkan

menurunkan produktivitas kerja (Yenrinna; Krisnatuti; Rasmidja, B.)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum (TU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang asam urat

diharapkan peserta penyuluhan mengetahui atau mengenal serta paham

tentang asam urat.

2. Tujuan Khusus (TK)

Setelah menerima penyuluhan kesehatan selama 30 menit tentang asam

urat, peserta penyuluhan mampu :

a. Mampu memahami pengertian asam urat (gout)


b. Mampu memahami penyebab/ etiologi asam urat
c. Mampu memahami manifestasi klinis/gejala penyakit asam urat
d. Mengetahui pemeriksaan kadar asam urat
e. Mampu memahami penatalaksanaan asam urat, farmakologi dan
non farmakologi (terapi komplementer)
f. Mampu mengetahui cara pencegahan asam urat

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik

Pembahasan penyakit asam urat

2. Sasaran

Seluruh pasien Puskesmas Tiban Baru Kota Batam

3. Target

Semua klien yang ada di ruangan penyuluhan.


D. Pembahasan Materi

1. Pengertian asam urat (gout)


2. Penyebab/ etiologi asam urat
3. Manifestasi klinis/gejala penyakit asam urat
4. Pemeriksaan kadar asam urat
5. Penatalaksanaan asam urat, farmakologi dan non farmakologi (terapi
komplementer)
6. Cara pencegahan asam urat

E. Metode

1. Metode ceramah atau seminar

Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi.

2. Tanya jawab

F. Media

Leaflet

Yang berisi penjelasan dalam gambar dan tulisan tentang penyakit asam urat
G. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta Media dan


metode
1 Pembukaan 5  Salam pembuka  Menjawab salam
Menit  Menyampaikan  Menyimak
tujuan  Mendengarkan
penyuluhan dan menjawab
 Kontrak waktu pertanyaan
penyuluhan
2 Kerja 20 Penyampaian garis  Mendengarkan  Leaflet
Menit besar materi: dengan penuh
a) Pengertian asam perhatian
urat  Menanyakan hal-
b) Penyebab/ hal yang belum
etiologi asam jelas
urat  Memperhatikan
c) Manifestasi jawaban dari
klinis/gejala penceramah
penyakit asam
urat
d) Pemeriksaan
asam urat
e) Penatalaksanaan
farmakologi dan
non
farmakologi
asam urat
f) Cara
pencegahan
asam urat
g) Memberi
kesempatan
peserta
penyuluhan
untuk bertanya
h) Menjawab
pertanyaan
i) Evaluasi
3 Penutup 5  Menyimpulkan  Mendengarkan
Menit  Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya

H. Setting Tempat

Penyaji

Pasien Puskesmas Tiban Baru


I. Struktur Peran

Penyaji : Mardalisa Hutagalung

J. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes

b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes

c. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes

d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes

2. Evaluasi Proses

a. Peserta datang tepat waktu

b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat

c. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat

d. Media dapat digunakan secara efektif

3. Evaluasi Hasil

a. Peserta dapat memahami tentang pengertian penyakit asam urat

b. Peserta dapat memahami penyebab asam urat

c. Peserta dapat memahami manifestasi/tanda gejala asam urat

d. Peserta dapat memahami pemeriksaan pada asam urat.

e. Peserta dapat memahami penatalaksanaan farmakologi dan non

farmakologi penyakit asam urat

f. Peserta dapat memahami cara pencegahan asam urat


K. Materi

a. Definisi Asam Urat

Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguna matabolisme

purin yang ditandai dengan hiperukemi dan disertai dengan seranga

sinovitis akut berulang-ulang (Chairuddin). Penyakit ini paling sering

menyerang pria pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca

menopause (Fauci, Braunwald).

Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan

mendadak, berulang dan disertai dengan arthritis yang terasa sangan nyeri

karena adanya endapan Kristal monosodium urat atau asam urat yang

terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di

dalam darah (hiperurisemia) (Junaidi,2013 dalam Nurarif, 2015).

Penyakit asam urat atau gout merupakan penyakit yang

berhubungan dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Serangan

gout bersifat mendadak, berulang dan disertai dengan arthritis yang terasa

sangat nyeri pada bagian sendi (Seran, Bidjuni dan Onibala 2016).

b. Etiologi Asam Urat

Gangguan metabolic dengan meningkatnya konsentrasi asam urat

ini ditimbulkan dari penimbunan Kristal di sendi-sendi oleh monosodium

urat (MSU,gout) dan kalium pirofosfat dihidrat (CPPD, pseudogout), dan

pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi.

Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal mengeluarkan

asam urat tersebut melalui air seni. Secara tidak langsung, kondisi umum

tubuh yang kurang baik juga dapat menjadi penyebab asam urat.
c. Manifestasi Klinis

Nyeri sendi merupakan indikator utama asam urat, Sendi

merupakan bagian yang paling mudah dihinggapi kristal-kristal asam urat

selain juga pada bagian kulit dan ginjal yang merupakan akibat dari

penambahan kadar asam urat dalam darah. Kristal-kristal tersebut akan

menyebar ke dalam rongga-rongga sendi sehingga terjadilah peradangan

akut atau terjadi gout. Jika terjadi selama bertahun-tahun, deposit kristal

asam urat dalam sendi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sendi

secara permanen.

Rasa nyeri atau ngilu pada persendian banyak sebabnya, belum

tentu disebabkan oleh asam urat. Berikut adalah sejumlah gejala yang

patut waspadai. Jika merasakan tanda-tanda berikut, besar kemungkinan

dapat terkena penyakit asam urat :

 Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan membengkak

dan berwarna kemerahan (meradang)

 Biasanya persendian terasa nyeri saat pagi hari (baru bangun tidur)

atau malam hari

 Rasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang

 Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,

pergelangan tangan dan siku Pada kasus yang parah, persendian

terasa sangat sakit saat bergerak


Pada umumnya penyakit asam urat (gout arthritis) berkembang dalam 4

tahap, yaitu :

1. Tahap asimtomatik : kadar asam urat dalam darah meningkat, tapi tidak

menimbulkan gejala atau keluhan

2. Tahap akut : serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat

memuncak, umumnya terjadi pada tengah malam atau menjelang pagi.

Serangan berupa rasa nyeri yang hebat pada sendi yang terkena, mencapai

puncaknya dalam waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan sembuh spontan

dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 14 hari.

3. Tahap interkritikal : Penderita bisa kembali bergerak normal tanpa

merasa sakit sama sekali. Kalau rasa nyeri pada serangan pertama itu

hilang bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya beberapa tahun

kemudian akan ada serangan kedua. Namun ada juga serangan yang terjadi

hanya sekali sepanjang hidup, semua ini tergantung bagaimana

mengatasinya.

4. Tahap kronik : Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan pada

serangan pertama. Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali setahun

tanpa disertai masa bebas serangan. Masa sakit menjadi lebih panjang

bahkan kadang rasa nyerinya berlangsung terus menerus disertai bengkak

dan kaku pada sendi yang sakit.


d. Pemeriksaan Diagnostik Asam Urat

a. Laboratorium

1. Pemeriksaan cairan synovia didapatkan adanya Kristal

monosodium urat intraselular.

2. Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7 mg/dL

3. Urinalisis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg asam urat.

4. Urinalisis untuk mendeteksi risiko batu asam urat,

5. Pemeriksaan kimia darah untuk mendeteksi fungsi ginjal, hati,

hipertrigliseridemia, tingginya LDL, dan adanya diabetes mellitus.

6. Leukositosis didapatkan pada fase akut.

b. Radiodiagnostik

1. Radiografi untuk mendeteksi adanya kalsifikasi sendi

2. Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan

kapsul sendi.

e. Penatalaksanaan Farmakologi Dan Non Farmakologi Asam Urat

a) Farmakologi

Istirahat dan terapi cepat denga pemberian NSAID, misalnya

indomestasin 200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan

terapi pertama kali yang diberikan untuk menangani serangan akut,

asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin tidak

dianjurkan dalam terapi karena eksresi aspirin akan memperparah

serangan gout akut.

Pengunaan allopurinol, urikourik dan feboxotat (sedang dalam

pengembangan) untuk terapi gout kronik


b) Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam

penanganan gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan

kompres dingin, modifikasi diet, dan mengurangi asupan alcohol dan

menurunkan berat badan pada pasien dengan berat badan berlebih

terbukti efektif.

Penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang

mahal dan tidak memiliki efek yang berbahaya. Dalam keperawatan

terapi nonfarmakologi disebut keperawatan komplementer. Terapi

komplementer merupakan terapi alamiah diantaranya adalah dengan

terapi herbal. Jenis terapi herbal yang dapat di gunakan dalam

mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu daun sirsak (Annona

Muricata L.) (Wirahmadi, 2013).

Daun sirsak juga mengandung senyawa monotetrahidrofuran

asetogenin; seperti anomurisin A dan anomurisin B, gigantetrosin A,

annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin dan

gonniotalamisin (Haryana, et all., 2013). Senyawa yang paling penting

adalah tannin, resin dan magostine yang mampu mengatasi nyeri sendi

pada penyakit gout (Lina & Juwita dalam Wirahmadi, 2013).

Intervensi dilakukan dengan cara meminum rebusan daun sirsak

sebanyak 10 lembar direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai

tersisa 1 gelas (dengan api sedang), diminum 2x sehari pada pagi dan

sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8 minggu.


f. Cara Pencegahan Asam Urat

1. Hilangkan penumpukan tersebut dengan cara banyak minum air putih

2-2½ liter/hr karena akan membantu mengeluarkan kristal asam urat dr

dlm tubuh melalui urine.

2. Hindari makanan yg mengandung byk zat purin.

3. Hindari minuman bersoda dan alkohol.

Berikut adalah contoh makanan yang menjadi pantangan bagi

penderita penyakit asam urat:

a. Jeroan: limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.

b. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting ikan

teri, ikan sarden.

c. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng.

d. Makanan yg sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).

e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda.

f. Bebek, angsa dan kalkun.

g. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk hasil olahan seperti

tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge,

melinjo, emping.

h. Kaldu atau kuah daging yg kental.

i. Sayuran tertentu seperti kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur

kuping, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.

k. Makanan kaya protein dan lemak. \


Tips bagi penderita asam urat :

1. Hindari makanan sumber protein yg mengandung purin tinggi

(Kel.I).

2. Konsumsi makanan yg mengandung kalium tinggi seperti kentang

dan pisang.

3. Konsumsi buah yg mengandung vitamin C seperti jeruk, pepaya

dan strawberry.

4. Perbanyak minum air putih minimal 2 liter/hari.

5. Jgn minum alkohol.

6. Pd orang yg kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat

naik tp pengeluaran sedikit.

7. Perbanyak aktivitas fisik atau berolahraga


DAFTAR PUSTAKA

Seran, R., Bidjuni, H., & Onibala, F. (2016). Hubungan Antara Nyeri Gout

Arthritis Dengan Kemandirian Lansia Di Puskesmas Towuntu Timur

Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Keperawatan, Vol.4

No 1 Februari 2016

Nurararif, A.H & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Yogyakarta : Media Action

Helmi, Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba


Medika

Iilkafah. (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat

dan Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita

Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Keperawatan, Vol.6 No 2

Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai