A. Latar belakang
Appendiks merupakan suatu bagian seperti kantong yang non fungsional dan
terletak di bagian inferior seikum (smeltzer, 2002).
Berdasarkan data WHO tahun 2005 didapatkan bahwa jumlah penderita
apendiksitis berjumlah sekitar 50 %. Adapun jumlah penderita penyakit
apendiksitis pada tahun 2009 di Indonesia berjumlah sekitar 27% dari jumlah
penduduk Indonesia.
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (appendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus
yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum
(cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan.
Tindakan pengobatan terhadap appendiks dapat dilakukan dengan cara
operasi (pembedahan ). Pada operasi appendiks dikeluarkan dengan cara
appendiktomy yang merupakan suatu tindakan pembedahan membuang
appendiks ( Puruhito ; 2009).
Adapun permasalahan yang mungkin timbul setelah dilakukan tindakan
pembedahan antara lain : nyeri, keterbatasan aktivitas, gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, kecemasan potensial terjadinya infeksi (Ingnatavicus; 2010).
Dengan demikian peranan perawat dalam mengatasi dan menanggulangi hal
tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup
empat aspek diantaranya : promotif yaitu memberikan penyuluhan tentang
menjaga kesehatan dirinya dan menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.
B. Tujuan
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
C. Manfaat
a. Bagi Klien dan Keluarga
Mengetahui cara mencegah dan mengobati penyakit apendisitis.
D. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Penyakit apendisitis
2. Sub Pokok Bahasan
1. Menjelaskan Pengertian dari Penyakit apendisitis.
2. Mengetahui klasifikasi dari penyakit apendisitis.
3. Menjelaskan Penyebab dari Penyakit apendisitis.
4. Menjelaskan Tanda dan gejala dari Penyakit apendisitis.
5. Menjelaskan cara pencegahan sekunder,primer dan tersier dari
Penyakit apendisitis.
6. Menjelaskan Cara pengobatan dari Penyakit apendisitis.
3. Sasaran dan target
a. Klien dan keluarga
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
b. Alat
1) Laptop
2) LCD
3) Sound System
4) Meja
E. Materi
1. Pengertian dari Penyakit apendisitis.
2. klasifikasi dari penyakit apendisitis.
3. Penyebab dari Penyakit apendisitis.
4. Tanda dan gejala dari Penyakit apendisitis.
5. Cara pencegahan sekunder,primer dan tersier dari Penyakit apendisitis.
6. Cara pengobatan dari Penyakit apendisitis.
F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Sri Wahyuni
2. Moderator : Dessy Ardianty Syahrial
3. Presenter : Muhammad Almusawi
4. Fasilitator : Silvia Jenesa
Retno Jayenti Efendi
Putri Mainila
Devina Jusmulia
Tessa Delvita Sari
5. Observer : Welya Safitri
G. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri,anggota kelompok, dan pembimbing
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan
c. Membuka dan menutup kegiatan
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan
e. Mengarahkan jalannya kegiatan
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan
b. Memfasilitasi dalam kegiatan
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan
4. Tugas Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan
H. Pengaturan Tempat
Keterangan
: Penanggung jawab
: Moderator
: Presenter
: Klien / Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Media / Model
I. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing
Menjelaskan topik Mendengarkan
penyuluhan
Membuat kontrak waktu dan Menyetujui kontrak
bahasa waktu
Menjelaskan tujuan kegiatan Mendengarkan dan
memperhatikan
Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi
penyuluhan tentang :
Cara pencegahan penyakit
apendisitis.
Menggali pengetahuan
audiens tentang cara
pengobatan Penyakit
apendisitis
Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi
penyuluhan tentang :
Cara pengobatan penyakit
apendisitis
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu sesuai dengan yang direncana
c. Selama proses berlangsung diharapkan audiens dapat mengikuti seluruh
kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens berperan aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian
kebahagiaan dengan bahasa sendiri
b. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan manfaat
kebahagian bagi kesehatan
c. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara
mendapatkan kebahagiaan.
LAMPIRAN MATERI
Penyakit Jantung Bawaan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah
parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang
ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum).
Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah.
Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung
kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2010)
2. Klasfikasi apendisitis
1. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis,
yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta
difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
2. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial,
setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva
yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
3. Penyebab apendisitis
A. Faktor sumbatan
Hal ini dihubungkan dengan terdapatnya malformasi yang herediter dari organ,
apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik dan letaknya yang
mudah terjadi apendisitis. Hal ini juga dihubungkan dengan kebiasaan makanan
dalam keluarga terutama dengan diet rendah serat dapat memudahkan terjadinya
fekolith dan mengakibatkan obstruksi lumen.
D. Faktor ras dan diet
Faktor ras berhubungan dengan kebiasaan dan pola makanan sehari-hari. Bangsa
kulit putih yang dulunya pola makan rendah serat mempunyai resiko lebih tinggi
dari Negara yang pola makannya banyak serat. Namun saat sekarang, kejadiannya
terbalik. Bangsa kulit putih telah merubah pola makan mereka ke pola makan
tinggi serat. Justru Negara berkembang yang dulunya memiliki tinggi serat kini
beralih ke pola makan rendah serat, memiliki resiko apendisitis yang lebih tinggi.
E. Faktor infeksi saluran pernapasan
b) Pencegahan sekunder
c) Pencegahan tersier
Untuk tingkat penyakit usus buntu yang tidak terlalu parah masih bisa di laklukan
beberapa cara berikut :
Pijat kaki
Minur air putih hangat
Oleskan minyak goreng bersih pada kaki
Lakukan senam perut
Tidur dengan posisi kaki lebih tinggi
Dalam pengobatan usus buntu bisa dengana melakukan operasi
pengangkatan usus buntu atau yang lebih dikenal dengan istilah
apendektomi. Menjalani operasi akan jauh lebih aman dibandingkan
menunggu adanya masalah lain seperti adanya peradangan usus buntu
karena resiko usus buntu pecah akan menjadi semakin bertambah. Usus
buntu merupakan salah satu organ yang tidak memiliki fungsi terlalu
penting dalam tubuh manusia, serta pengangkatannya pun tidak akan
menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
Obat tradisional
1. Sambiloto
2. Temulawak
Latief , dkk. 2005. Ilmu Kesehatan Anak ,buku kuliah 2. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Price, SA, Wilson, LM. .1994. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama.
Edisi 4. Jakarta:. EGC.
Smeltzer, Bare .1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart.
Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC
S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI