Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN

GANGGUAN SISTEM HEMOGLOBIN

TENTANG PENYAKIT ANEMIA

Dosen Pengampu : Triana Arisdiani, S.Kep.,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.M.B.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Elda Vera Lioni (SK120006)

Deniza Anggun W (SK120012)

Fina Zidalutfiyani (SK120018)

Khavimayta Chentivolia (SK120024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AJARAN 2021/2022


RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN

GANGGUAN SISTEM HEMOGLOBIN

TENTANG PENYAKIT ANEMIA

Pokok Bahasan : Gangguan Sistem Hemoglobin

Sub Pokok Bahasan : Penyakit Anemia

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Desember 2021

Waktu : 13.00 – Selesai

Sasaran : Salah satu keluarga di Desa Winong, Ngampel

Tempat : Desa Winong, Ngampel

Penyuluh : Seluruh anggota kelompok 5

A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari yang
diharapkan sesuai dengan usia dan jenis kelamin, dimana kadar
hemoglobin saat kita lahir tinggi (20gram/dl), tetapi menurun pada
kehidupan tiga bulan pertama sampai angka terendah (10gram/dl) sebelum
meningkat kembali menjadi nilai dewasa normal (>12 gram/dl pada wanita
dan >13 gram/dl pada pria). Konsentrasi Hb adalah indicator yang dapat
paling diandalkan dari anemia pada tingkat populasi. Berdasarkan
keputusan Surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
736a/Menkes/XI/1989 batas kadar hemoglobin normaluntuk masing-
masing kelompok, umur dan jenis kelamin diantaranya adalah 11gram/dl
untuk kelompok anak usia 6 bulan sampai dengan 6 tahun, 12 gram/dl
untuk anak usia 6 sampai dengan 14 tahun, 13 gram/dl untuk kelompok
pria dewasa, 11 gram/dl untuk kelompok ibu hamil, 12 gram/dl untuk
kelompok ibu menyusuui lebih dari 3 bulan (A. Ghea Yana dkk, 2017)
WHO menyebutkan bahwa kurang lebih 50% penyebab dari
kejadian anemia adalah defisiensi zat besi. Pada kondisi ini terjadi
kekurangan cadangan zat besi dalam tubuh atau yang disebut dengan iron
depleted state. Hal ini menyebabkan pembentukan sel darah merah tidak
optimal sehingga terbentuk sel-sel berukuran lebih kecil (mikrositik)
dengan warna lebih mudah (hipokromik) ketika dilakukan pewarnaan.
Pada kondisi ini anemia secara klinis belum terjadi dan kondisi ini disebut
dengan iron deficient erithropoesis. Selanjutnya dengan cadangan zat besi
dalam tubuh yang mencakup besi plasma akan semakin habis terpakai dan
konsentrasi transferrin serum yang mengikat besi untuk transfportasinya
akan menurun, sehingga mengakibatkan timbulnya anemia hipokromik
mikrositer atau yang disebut sebagai iron deficiency anemia. Keadaan ini
menimbulkan deplesi massa sel darah merah yang disertai turunnya
konsentrasi hemoglobin di bawah normal yang menyebabkan kapasitas
darah untuk mengangkut oksigen juga dibawah npormal. Selain itu
kekurangan zat besi juga terjadi pada epitel serta beberapa enzim yang
dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring, serta
berbagai gejala lainnya (A. Ghea Yana dkk, 2017).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan di Desa Winong, Ngampel
selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran mampu memahami tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, serta pencegahan
anemia dengan 90% benar.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan di Desa Winong, Ngampel
Selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran mampu:
1. Menjelaskan pengertian anemia dengan 90% benar.
2. Menyebutkan penyebab anemia dengan 90% benar.
3. Menyebutkan tanda dan gejala dari anemia dengan 90% benar.
4. Menyebutkan penatalaksanaan dan pengobatan anemia dengan
90% benar.
5. Menyebutkan cara pencegahan anemia dengan 90% benar.
6. Menyebutkan bagaimana prinsip mengolah dan menyajikan
makanan dengan 90% benar.
C. Materi
Terlampir
D. Proses Kegiatan
NO. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1. PEMBUKAAN 5 menit
 Moderator memberikan  Menjawab salam
salam
 Moderator  Mendengarkan dan
memperkenalkan memperhatikan
pembimbing
 Moderator menjelaskan  Mendengarkan dan
tentang topik penyuluhan memperhatikan
 Moderator membuat  Mendengarkan dan
kontrak waktu dan bahasa memperhatikan
 Moderator menjelaskan  Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
 Mengkaji pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang anemia pendapat
 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan
positif memperhatikan
2. PELAKSANAAN 20 menit
 Menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan
anemia memperhatikan
 Memotivasi peserta untuk  Mengulang kembali
mengulang kembali
 Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
 Menggali pengetahuan
 Mengemukakan
tentang klasifikasi anemia pendapat
 Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
 Mendengarkan dan
 Menjelaskan klasifikasi
memperhatikan
anemia
 Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
pendapat
tentang penyebab anemia
 Mendengarkan
 Memberikan
reinforcement positif
 Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang
memperhatikan
penyebab anemia
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang tanda dan gejala pendapat
anemia
 Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
 Menjelaskan tentang tanda  Mendengarkan dan
dan gejala anemia memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang komplikasi anemia pendapat
 Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
 Menjelaskan komplikasi  Mendengarkan dan
anemia memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
tentang cara pencegahan pendapat
anemia
 Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
 Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang cara
memperhatikan
pencegahan anemia
 Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
tentang pengobatan pendapat
tradisional penyakit
anemia
 Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
pengobatan tradisional memperhatikan
 Memberi kesempatan  Bertanya ( jika ada )
audiens untuk bertanya
 Mendengarkan dan
 Menjawab pertanyaan
memperhatikan
audiens (jika ada)
3. PENUTUP 5 menit
 Bersama peserta  Ikut menyimpulkan
menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
 Mengevaluasi materi yang  Menjawab
telah diberikan pertanyaan
 Menutup dan memberi  Menjawab salam
salam

E. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab
F. Media
a. Power Point
b. Leaflet
c. Laptop
G. Setting Tempat Duduk

keterangan :
: media
: moderator
: presentator
: fasilitator
: observer
: sasaran
H. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Leaflet sudah dicetak minimal 1 hari sebelum penyuluhan
 Materi sudah diketik rapi inimal 2 hari sebelum penyuluhan
 RPK sudah dibuat minimal 2 hari sebelum penyuluhan
 Power point sudah diketik rapi minimal 1 hari sebelum
penyuluhan
 Audiens duduk sessuai dengan setting tempat duduk yang
sudah ditentukan
 Diharapkan penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai dengan
waktu yang direncanakan
 Diharapkan setting tempat teratur, media serta alat-alat
untuk penyuluhan tersedia sesuai rencana
b. Evaluasi Proses
 Peran dan tugas anggota sesuai dengan perencanaan
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
 Peserta dapat memenuhi aturan
c. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga Ibu Jumanah mampu :
 Menyebutkan pengertian anemia dengan 100% benar
 Menyebutkan penyebab anemia dengan 80% benar
 Menyebutkan tanda dan gejala dari anemia dengan 80%
benar
 Menyebutkan penatalaksanaan dan pengobatan anemia
dengan 60% benar
 Menyebutkan cara pencegahan anemia dengan 60% benar
 Menyebutkan bagaimana prinsip mengolah dan menyajikan
makanan dengan 100% benar
I. Pertanyaan dan jawaban
a. Apa pengertian dari Anemia?
Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi apabila jumlah sel darah
merah (eritrosit) dan atau jumlah hemoglobin dalam darah menurun di
bawah normal. Sel darah merah dan hemoglobin ini berfungsi untuk
mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tanpa
kecukupan pasokan oksigen, banyak jaringan dan organ tubuh akan
terganggu.
b. Apa saja penyebab dari Anemia?
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12, asam folat dan vitamin C
 Parasit. Anak-anak dapat mengalami anemia karena mengidap
cacingan. Pola makan anak mungkin normal, namun
penyerapan nutrisinya terganggu karena dimakan cacing di
dalam perutnya.
 Menstruasi. Anemia dapat terjadi pada remaja putri yang
mengalami perdarahan menstruasi berat dan berkepanjangan.
 Infeksi. Penyakit infeksi tertentu dapat mengganggu
pencernaan dan mengganggu produksi sel darah merah.
 Perdarahan. Perdarahan ini bisa saja akibat mimisan, luka
karena jatuh atau kecelakaan.
c. Apa saja tanda dan gejala Anemia?
1. Anemia ringan
Anemia ringan biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika
anemia ini berlangsung secara terus menerus (kronis) tubuh dapat
beradaptasi atau mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin
tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi lebih berat.
2. Anemia sedang
Anemia sedang dapat memunculkan gejala-gejala berikut,
diantaranya:
a) Wajah tampak pucat
b) Cepat lelah
c) Penurunan energi
d) Sesak nafas ringan
e) Jantung berdebar-debar
3. Anemia berat
Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat
meliputi :
a) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket
dan berbau busuk, berwarna merah marun atau tampak
berdarah.
b) Denyut jantung cepat.
c) Tekanan darah rendah.
d) Pernapasan cepat.
e) Pucat atau kulit dingin.
f) Kulit kuning jika anemia karena kerusakan sel darah merah.
g) Pembesaran kelenjar getah bening.
h) Nyeri dada.
i) Pusing atau kepala terasa ringan (terutama ketika berdiri)
j) Kelelahan atau kekurangan energi
k) Sakit kepala tidak bisa berkonsentrasi
l) Pingsan
m) Sesak nafas
d. Apa pengobatan dari Anemia?
Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan
makanan tinggi zat besi (Fe) misalnya makanan hewani, kacang-
kacangan dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Apa saja pencegahan dari penyakit Anemia?
1. Pencegahan Anemia pada anak:
 Usahakan memberikan air susu ibu (ASI) sampai setidaknya
anak berumur 12 bulan (idealnya sampai 2 tahun). Ibu
menyusui disarankan mengkonsumsi makanan yang cukup zat
besi.
 Jika anak sudah mendapatkan makanan tambahan, usahakan
menambahkan sereal, bayam, kangkung, katuk dan sumber zat
besi lainnya dalam menu makanan padat yang diberikan.
 Jika anda memberikan susu formula kepada bayi anda, pilihlah
susu formula yang diperkaya dengan zat besi.
 Pastikan anak anda lebih besar memiliki pola makan seimbang
2. Pencegahan Anemia pada ibu hamil:
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui
data dasar kesehatan ibu tersebut dalam pemeriksaan kesehatan
disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja
sehingga diketahui adanya infeksi parasit.
f. Prinsip mengolah dan menyajikan makanan
1. Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan
2. Alat-alat memasak bersih
3. Sayuran, buah dicuci dahulu baru dipotong-potong
4. Sayuran dimasak, jangan terlalu lama
5. Sajikan makanan bervariasi jenis makanannya
6. Kombinasi makanan hewani dan nabati
7. Perhatikan jadwal menu
8. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan
Lembar Pengesahan

Kendal, 14 Desember 2021


Mengetahui,

Mahasiswa Pengampu

Kelompok 5 Triana Arisdiani, S. Kep., Ns


Lampiran

ANEMIA

A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi apabila jumlah sel darah merah
(eritrosit) dan atau jumlah hemoglobin dalam darah menurun di bawah
normal. Sel darah merah dan hemoglobin ini berfungsi untuk
mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tanpa kecukupan
pasokan oksigen, banyak jaringan dan organ tubuh akan terganggu.

B. PENYEBAB ANEMIA
Anemia pada anak disebabakan oleh faktor-faktor yang sama dengan
anemia pada orang dewasa. Namun, penyebab anemia pada anak-anak
diantaranya yaitu :
1. Kekurangan zat besi. Sebenarnya, bila anak mendapatkan makanan
bergizi yang cukup, sangat kecil kemungkinannya mereka mengalami
kekurangan zat besi. Namun, banyak anak-anak dari kalangan tidak
mampu yang kurang mendapatkan makanan bergizi sehingga
mengalami anemia dan gejala kurang gizi lainnya. Anak-anak dari
kalangan mampu juga dapat terkena anemia bila memiliki gangguan
pola makan atau berpola makan tidak seimbang.
2. Kekurangan vitamin B12, asam folat dan vitamin C
3. Parasit. Anak-anak dapat mengalami anemia karena mengidap
cacingan. Pola makan anak mungkin normal, namun penyerapan
nutrisinya terganggu karena dimakan cacing di dalam perutnya.
4. Menstruasi. Anemia dapat terjadi pada remaja putri yang mengalami
perdarahan menstruasi berat dan berkepanjangan.
5. Infeksi. Penyakit infeksi tertentu dapat mengganggu pencernaan dan
mengganggu produksi sel darah merah.
6. Perdarahan. Perdarahan ini bisa saja akibat mimisan, luka karena jatuh
atau kecelakaan.
C. TANDA DAN GEJALA ANEMIA
4. Anemia ringan
Anemia ringan biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika
anemia ini berlangsung secara terus menerus (kronis) tubuh dapat
beradaptasi atau mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak
ada gejala apapun sampai anemia menjadi lebih berat.
5. Anemia sedang
Anemia sedang dapat memunculkan gejala-gejala berikut, diantaranya:
f) Wajah tampak pucat
g) Cepat lelah
h) Penurunan energi
i) Sesak nafas ringan
j) Jantung berdebar-debar
6. Anemia berat
Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat
meliputi :
n) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan
berbau busuk, berwarna merah marun atau tampak berdarah.
o) Denyut jantung cepat.
p) Tekanan darah rendah.
q) Pernapasan cepat.
r) Pucat atau kulit dingin.
s) Kulit kuning jika anemia karena kerusakan sel darah merah.
t) Pembesaran kelenjar getah bening.
u) Nyeri dada.
v) Pusing atau kepala terasa ringan (terutama ketika berdiri)
w) Kelelahan atau kekurangan energi
x) Sakit kepala tidak bisa berkonsentrasi
y) Pingsan
z) Sesak nafas
D. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN
Apabila terjadi gejala-gejala anemia, segera periksakan kondisi anak ke
dokter untuk mengetahui penyebab anemia sehingga pengobatan dapat
diberikan dengan tepat. Selain terapi obat penanganannya dapat dilakukan
dengan terapi diet. Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi
bahan makanan tinggi zat besi (Fe) misalnya makanan hewani, kacang-
kacangan dan sayuran berwarna hijau tua.
E. PENCEGAHAN ANEMIA
1. Pencegahan anemia pada anak :
a) Usahakan memberikan air susu ibu (ASI) sampai setidaknya anak
berumur 12 bulan (idealnya sampai 2 tahun). Ibu menyusui
disarankan mengkonsumsi makanan yang cukup zat besi.
b) Jika anak sudah mendapatkan makanan tambahan, usahakan
menambahkan sereal, bayam, kangkung, katuk dan sumber zat besi
lainnya dalam menu makanan padat yang diberikan.
c) Jika anda memberikan susu formula kepada bayi anda, pilihlah
susu formula yang diperkaya dengan zat besi.
d) Pastikan anak anda lebih besar memiliki pola makan seimbang
dengan makanan yang mengandung :
1) Zat Besi (Fe) daging (terutama daging berwarna merah),
kuning telur, sayur-sayuran yang berwarna hijau (kangkung,
daun katuk, daun ubi jalar bayam, daun singkong, kacang
buncis, kacang panjang, dan lain-lain)
2) Asam folat ati, jamur, pisang, apel
3) Protein telur, susu, tahu, tempe, kacang-kacang
4) Berikan makanan yang kaya sumber vitamin C untuk
memperlancar penyerapan zat besi.
5) Hindari minum teh, kopi susu coklat setelah makan karena
dapat menghambat penyerapan zat besi.
6) Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah
penyakit infeksi dan penyakit cacingan.
7) Ajarkan anak-anak kebiasaan hidup bersih sehingga terhindar
dari penyakit infeksi dan parasit.
2. Pencegahan anemia pada ibu hamil
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar
kesehatan ibu tersebut dalam pemeriksaan kesehatan disertai
pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga
diketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G. 1998, hal.30).
F. PRINSIP MENGOLAH DAN MENYAJIKAN MAKANAN
1. Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan
2. Alat-alat memasak bersih
3. Sayuran, buah dicuci dahulu baru dipotong-potong
4. Sayuran dimasak, jangan terlalu lama
5. Sajikan makanan bervariasi jenis makanannya
6. Kombinasi makanan hewani dan nabati
7. Perhatikan jadwal menu
8. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol: 1, Edisi

8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Ghea Yanna, A. dkk, (2017). Gambaran Status Anemia Pada Remaja Putri Di

Wilayah Pegunungan Dan Pesisir Pantai. Jurnal Kesehatan Masyarakat ,

ol. 5, no. 1, 193-200.

Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik.

Jakarta: Salemba Medika

Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV.

Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai