Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ANEMIA SEL SABIT”

Disusun oleh :

Aurel Melinia

04021181823012

Dosen Pembimbing :

Dian Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Diet Pada Penderita Anemia Sel Sabit

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Hari/tanggal : Sabtu / 1 Mei 2021

Waktu Pelaksanaan : 11.00 – 11.30 WIB

Tempat : Ruang Melati RSUD Embung Fatimah Batam

Pemberi Materi : Aurel Melinia

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang diet pada penderita
anemia sel sabit.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan pengertian anemia sel sabit
b. Menyebutkan 4 dari 7 tanda dan gejala anemia sel sabit
c. Menyebutkan penyebab terjadinya anemia
d. Menyebutkan penatalaksanaan pada pasien anemia sel sabit
e. Menyebutkan diet yang baik bagi penderita anemia sel sabit

C. Materi Penyuluhan
a. Pengertian anemia sel sabit
b. Tanda dan gejala anemia sel sabit
c. Penyebab anemia sel sabit
d. Penatalaksanaan anemia sel sabit
e. Diet pada penderita anemia sel sabit
D. Pokok Bahasan
Diet Pada Penderita Anemia Sel Sabit
E. Sub Pokok Bahasan
1) Definisi Anemia Sel Sabit
2) Tanda dan Gejala Anemia Sel Sabit
3) Penyebab Anemia Sel Sabit
4) Penatalaksanaan Anemia Sel Sabit
5) Diet Pada Penderita Anemia Sel Sabit

F. Metode
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

G. Media dan Sumber


Media : Leaflet
Sumber : Buku, Jurnal dan Internet

H. Materi : Terlampir

I. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


1. 5 menit Pembukaan
a. Mengucap salam a. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik
penyuluhan c. Memperhatikan
d. Menjelskan tujuan kegiatan
penyuluhan
e. Membuat kontrak waktu dan d. Memperhatikan
meminta kerja sama dengan
audience e. Memperhatikan

2. 20 menit Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan a. Menjelaskan
peserta tentang definisi
anemia sel sabit
b. Memberi reinforcement b. Memperhatikan
positif pada penderita yang
menjelaskan
c. Menjelaskan definisi anemia c. Mendengarkan dan
sel sabit memperhatikan
d. Menggali pengetahuan d. Menjelaskan
peserta tentang tanda dan
gejala anemia sel sabit
e. Memberikan reinforcement e. Memperhatikan
positif pada peserta yang
menjelaskan
f. Menjelaskan tanda dan gejala f. Mendengarkan dan
anemia sel sabit memperhatikan
g. Menggali pengetahuan g. Menjelaskan
peserta tentang penyebab
anemia sel sabit
h. Memberikan reinforcement h. Memperhatikan
positif pada peserta yang
menjelaskan
i. Menjelaskan penyebab i. Mendengarkan dan
anemia sel sabit memperhatikan
j. Menggali pengetahuan j. Menjelaskan
peserta tentang
penatalaksanaan anemia sel
sabit
k. Memberikan reinforcement k. Memperhatikan
positif pada peserta yang
menjelaskan
l. Menjelaskan penatalaksanaan
anemia sel sabit l. Medengarkan dan
m. Menggali pengetahuan memperhatikan
peserta tentang diet tepat m. Menjelaskan
pada penderita anemia sel
sabit
n. Memberikan reinforcement n. Memperhatikan
positif pada peserta yang
menjelaskan
o. Menjelaskan diet tepat pada o. Mendengarkan dan
penderita anemia sel sabit memperhatikan
p. Memberikan kesempatan p. Mengajukan
pada peserta yang lain untuk pertanyaan
memberikan pendapat
q. Melengkapi jawaban peserta q. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau a. Menjawab
menanyakan kembali materi
yang telah disampaikan
b. Menyimpulkan kembali b. Memperhatikan
materi yang telah dan mendengarkan
disampaikan
c. Memberikan motivasi kepada c. Memperhatikan
keluarga pasien agar selalu
optimis dalam merawat
anggota keluarganya yang
menderita anemia sel sabit
d. Menjawab salam
d. Memberi salam penutup

J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi dan tempat serta media sesuai rencana
b. Sasaran menghadiri penyuluhan
2) Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. Sasaran penyuluhan mengikuti kegaiatan penyuluhan sampai selesai
d. Sasaran penyuluhan dan berperan aktif selama kegiatan berjalan
3) Evaluasi Hasil
a. Menyebutkan pengertian anemia sel sabit
b. Menyebutkan tanda dan gejala anemia sel sabit
c. Menyebutkan penyebab anemia sel sabit
d. Menyebutkan penetalaksanaan anemia sel sabit
e. Menyebutkan diet tepat penderita anemia sel sabit

LAMPIRAN
MATERI
A. Definisi
Anemia sel sabit adalah sejenis anemia kongenital dimana sel darah merah
berbentuk menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal. (Noer
Sjaifullah,1999)
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada
molekul hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. (Suzanne C. Smeltzer, 2002)

B. Tanda dan Gejala


Umumnya, gejala anemia masing-masing jenisnya memiliki kemiripan. Akan tetapi,
terdapat beberapa gejala spesifik dari anemia sel sabit, yaitu:
a. Anemia kronis (menahun)
b. Lemah dan letih
c. Bengkak pada tangan dan kaki karena pembuluh darah terhambat
d. Mata, kulit, dan bibir berwarna kuning
e. Pertumbuhan terlambat
f. Rasa sakit parah pada dada, daerah perut, persendian dan tulang, yang dapat
berlangsung selama hitungan jam hingga mingguan
g. Mengalami gangguan penglihatan
h. Infeksi berulang pada bayi

C. Penyebab
Anemia sel sabit disebabkan mutasi gen yang diturunkan dari kedua orangtua
(harus keduanya) atau disebut resesif autosomal. Pada anak yang mewarisi mutasi gen
hanya dari salah satu orangtua saja, akan menjadi pembawa penyakit anemia sel sabit
dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Mutasi gen yang terjadi pada pengidap anemia
menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh. Hal tersebut terjadi karena produksi sel
darah merah berbentuk tidak normal.
Penyakit sel sabit adalah hemoglobinopati yang disebabkan oleh kelainan
struktur hemoglobin. Kelainan struktur terjadi pada fraksi globin di dalam molekul
hemoglobin. Globin tersusun dari dua pasang rantai polipeptida. Misalnya, Hb S
berbeda dari Hb A normal karena valin menggantikan asam glutamat pada salah satu
pasang rantainya. Pada Hb C, lisin terdapat pada posisi itu.
Substitusi asam amino pada penyakit sel sabit mengakibatkan penyusunan kembali
sebagian besar molekul hemoglobin jika terjadi deoksigenasi (penurunan tekanan O2).
Sel-sel darah merah kemudian mengalami elongasi dan menjadi kaku serta berbentuk
sabit.

D. Penatalaksanaan
Berikut ini pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani gejala anemia sel
sabit, antara lain:
a. Transplantasi sumsum tulang. Metode ini merupakan satu-satunya penanganan
yang dapat mengobati penyakit ini hingga tuntas.
b. Penanganan krisis sel sabit dengan menghindari faktor pemicunya. Beberapa
upaya untuk mencegah pemicunya adalah dengan minum banyak cairan untuk
menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang cukup hangat agar tidak
kedinginan, menghindari perubahan suhu secara tiba-tiba, tidak berolahraga berat,
hindari merokok dan alkohol, serta usahakan tetap tenang dan tidak stres.
c. Rasa nyeri ditangani dengan cara mengompres bagian yang sakit dengan handuk
hangat, mengalihkan pikiran dari rasa sakit, minum banyak cairan untuk
melancarkan aliran darah yang tersumbat, serta mengonsumsi obat pereda nyeri
yang dijual bebas di apotek.
d. Mengatasi anemia, hal tersebut dilakukan dengan merangsang produksi sel darah
merah dengan konsumsi suplemen asam folat. Sementara, jika gejala anemia
sudah berat, maka jumlah sel darah merah harus ditingkatkan dengan tranfusi
darah.
e. Mengatasi pertumbuhan yang terhambat, dengan memberikan terapi hormon.
f. Mencegah infeksi terutama pada anak, dengan melengkapi vaksinasi.
g. Mencegah stroke, dengan menjalani pemeriksaan transcranial doppler scan (TCD
scan) atau USG Doppler karotis setiap tahun.

E. Diet pada Pasien Anemia Sel Sabit


Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah:
a. Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal
yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
b. Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau
gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
c. Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan
makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
d. Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon,
dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
e. Jangan lupa juga cukupi kebutuhan cairan harian. Minumlah air putih minimal 8
gelas per hari agar penderita anemia sel sabit tidak mengalami dehidrasi.
f. Penderita anemia sel sabit juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen asam
folat untuk memproduksi sel darah merah. Meski begitu, jangan ragu untuk
berkonsultasi lebih dulu kepada tenaga kesehatan sebelum mengonsumsi
suplemen ini.
g. Selain nutrisi yang tepat, olahraga teratur dan tidur yang cukup juga dianjurkan.
Beberapa contoh olahraga yang bisa dilakukan oleh penderita anemia sel sabit,
antara lain jalan cepat, joging, berenang, dan bersepeda. Hindari olahraga dengan
intensitas yang terlalu berat. Selain itu, perhatikan juga suhu udara. Suhu udara
yang terlalu panas atau dingin ketika olahraga justru bisa membuat kondisi tubuh
semakin menurun.
h. Lakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit untuk memastikan kesehatan.
i. Hindari obat-obatan tertentu, seperti dekongestan yang mengandung
pseudoefedrin karena zat tersebut dapat mempersempit pembuluh darah dan
mengganggu pergerakan sel darah merah.

Jika terdapat kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi tidak mengandung


cukup vitamin, disarankan untuk mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian,
hendaknya berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mengatur pola makan agar kebutuhan
zat besi bagi tubuh tetap tercukupi dengan baik.

Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti
anemia sel sabit atau thalassemia, hendakya dikonsultasikan kepada dokter.
Konsultasi ini bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia serupa yang
dapat muncul pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Hyacinth, H.I. dkk. (2010). The Role Of Nutritionin Sickle Cell Disease.

Kurniasari, Indah. (2016). Makalah Gangguan Sistem Hematologi Anemia Sel Sabit.
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Semarang

Maharani, Ayu. Diet Seimbang untuk Penderita Anemia Sel Sabit. diakses tanggal 3
Mei 2021
https://www.google.co.id/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3629028/diet-seimbang
untuk-penderita-anemia-sel-sabit

Noer Sjaifullah H.M. (1999). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. FKUI, Jakarta.

Price, Sylvia A. (2006). Patofisisologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Volume 1. EGC: Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Volume 2.


EGC: Jakarta

Suwuryawan, Gede. A. dkk. Anemia Sel Sabit. Fakultas Kedokteran Udayana.


Sanglah Hospital

Anda mungkin juga menyukai