KEPERAWATAN GERONTIK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 REGULER A 2018
DOSEN PEMBIMBING:
Jaji, S.Kep., Ns., M.Kep.
Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, laporan tutorial ini dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi tugas
kompetensi kelompok. Solawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita,
nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di
masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat
bantuan bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan,
2. Dosen pembimbing kelompok 1
3. Teman-teman kelompok 1 dan sejawat PSIK UNSRI,
4. Semua pihak yang telah membantu kami.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita
selalu dalam lindungan Allah SWT.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
SKENARIO ................................................................................................................... 4
SINTESIS .................................................................................................................... 33
KERANGKA KONSEP............................................................................................... 41
KESIMPULAN ............................................................................................................ 42
3
SKENARIO
Seorang perawat melakukan kunjungan rumah ke keluarga Ny.N (68 tahun). Hasil
pengkajian diketahui Ny.N saat ini tinggal bersama anak bungsunya yang belum
menikah yaitu Ny.P (39 tahun). Pada saat pengkajian Ny.N tampak berpakaian rapi.
Ny.N mengeluh nyeri pada lutut dan pergelangan kaki kanannya dengan skala nyeri 5,
nyeri biasanya dirasakan pada dini hari dan diperberat pada saat hendak duduk maupun
berdiri. Ny.N merasa terganggu dan cemas dengan kondisinya. Ny.N mengatakan takut
ibadahnya terganggu dengan kondisinya karena Ny.N kesulitan untuk duduk maupun
berdiri. Pada saat dilakukan pengkajian lutut dan pergelangan kaki kanan Ny.N tampak
bengkak dan kemerahan. Hasil pengkajian TTV menunjukkan TD 130/90 mmHg, RR
20x/menit, HR 98x/menit. Perawat juga memeriksa kadar asam urat Ny.N dan
mendapatkan hasil 7.8 mg/dL. Ny.N mengeluh sulit tidur dan mudah terbangun pada
malam hari karena penyakitnya. Ny.N mengatakan tidak suka mengikuti kegiatan
apapun, karena Ny.N merasa sudah tua dan tubuhnya mudah merasa lelah, sudah tidak
mampu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti acara pengajian. Ny.N mengatakan
kakinya tidak bisa tahan lama untuk berdiri bahkan berjalan terlalu jauh. Ny.N juga
terkadang memerlukan bantuan anaknya saat pergi ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan
Barthel index menunjukkan total skor 115.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Kadar asam urat : Kadar Asam Urat : ketentuan hasil metabolisme di
dalam tubuh yaitu asam urat yang berupa purin
(Noviyanti, 2015).
2. Barthel index : Indeks Barthel adalah suatu indeks untuk mengukur
kualitas hidup seseorang dilihat dari kemampuan
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri
3. TTV : Tanda-tanda Vital (TTV) : Vital sign atau
tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai
fisiologis yang digunakan untuk membantu
menentukan status kesehatan seseorang, terutama
pada pasien yang secara medis tidak stabil atau
memiliki faktor-faktor resiko komplikasi
4
kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap
intervensi. (Buku Panduan Pendidikan Keterampilan
Klinik 1, 2020) .
5
untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan seperti acara
pengajian. Ny.N mengatakan
kakinya tidak bisa tahan lama
untuk berdiri bahkan berjalan
terlalu jauh. Ny.N juga terkadang
memerlukan bantuan anaknya saat
pergi ke kamar mandi.
3. Pada saat dilakukan pengkajian Tidak sesuai √
lutut dan pergelangan kaki kanan
Ny.N tampak bengkak dan
kemerahan. Hasil pengkajian TTV
menunjukkan TD 130/90 mmHg,
RR 20x/menit, HR 98x/menit.
Perawat juga memeriksa kadar
asam urat Ny.N dan mendapatkan
hasil 7.8 mg/dL. Hasil
pemeriksaan Barthel index
menunjukkan total skor 115.
6
1. Apa asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada kasus di atas?
Jawab :
No. Diagnosis Luaran Intervensi
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri
agen pencedera keperawatan selama 3 x 24 a. Observasi
fisiologis (inflamasi) jam diharapkan tingkat Identifikasi lokasi,
nyeri menurun dengan karakteristiknya, durasi,
DS : kriteria hasil: prekuensi, kualitas,
- Mengeluh nyeri Keluhan nyeri intensitas nyeri
DO : menurun Identifikasi skala nyeri
- Tampak Meringis menurun Identifikasi respon nyeri
meringis Sikap protektif non verbal
- Bersikap menurun Identifikasi faktor yang
protektif Gelisah menurun memperberat dan
- Gelisah Kesulitan tidur memperingat nyeri
- Frekuensi nadi menurun Identifikasi pengetahuan
meningkat Frekuensi nadi dan keyakinan tentang nyeri
- Sulit tidur membaik Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
b. Terapeutik
Berikan teknik non formal
kologis untuk mengurangi
rasa nyeri ( mis . Tens ,
hypnosis,akupresure, terapi
musik,biofitback,terapi
pijat, aroma trapi,teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat atau
7
dingin,terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis.suhu ruangan ,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredahkan nyeri
c. Edukasi
Jelaskan penyebab ,
periode , dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredahkan nyeri
anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
Anjurkan teknik non
formakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
2. Pemberian analgesik
a. Observasi
Identifikasi
karakteristiknya ( mis.
Pencetus,pereda,kualitas,lo
kasi,intensitas,frekuensi,du
rasi)
Identifikasi riwayat alergi
8
obat
Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
Narkotika, non-narkotika,
atau NSAID) dengan
tingkat kemarahan nyeri
Monitor tanda -tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian Analgesik
Monitor efektifitas
analgesik
b. Terapeutik
Diskusikan jenis Analgesik
yang disukai untuk
mencapai analgesik
Potonglah, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan
infus kontinum, atau bolus
opioit untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target efektifitas
analgesik untuk
mengungkapkan respon
pasien
Dokumentasikan respon
terhadap efek analgesik dan
efek yang tidak diinginkan
c. Edukasi
Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
9
dosis dan jenis analgesik
sesuai indikasi. Jika perlu
10
jadwal aktivitas dan
istirahat
Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis.
kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas)
Ajarkan cara
mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
2. Manajemen Energi
a. Observasi
Identifkasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik
dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
b. Terapeutik
Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
Fasilitas duduk di sisi
11
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
c. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3. D.0100 Risiko Setelah dilakukan 1. Dukungan Spiritual
distress spiritual d.d intervensi keperawatan a. Observasi
sakit fisik selama 3 x 24jam maka Identifikasi perasaan
status spiritual membaik khawatir, kesepian dan
dengan kriteria hasil: ketidakberdayaan
Kemampuan beribadah Identifikasi pandangan
membaik tentang hubungan antara
spiritual dan kesehatan
Identifikasi harapan dan
kekuatan pasien
Identifikasi ketaatan
dalam beragama
b. Terapeutik
Berikan kesempatan
12
mengekspresikan
perasaan tentang penyakit
dan kematian
Berikan kesempatan
mengekspresikan dan
meredakan marah secara
tepat
Yakinkah bahwa perawat
bersedia mendukung
selama masa
ketidakberdayaan
Sediakan privasi dan
waktu tenang untuk
aktivitas
Diskusikan keyakinan
tentang makna dan tujuan
hidup, jika perlu
Fasilitasi melakukan
kegiatan ibadah
c. Edukasi
Anjurkan berinteraksi
dengan keluarga, teman,
dan/atau orang lain
Anjurkan berpartisipasi
dalam kelompok
pendukung - Ajarkan
metode relaksasi,
meditasi, dan imajinasi
terbimbing
d. Kolaborasi
Atur kunjungan dengan
rohaniawan (mis. Ustadz,
pendeta, romo, biksu)
13
2. Promosi Koping
a. Observasi
Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
Identifikasi pemahaman
proses penyakit
Identifikasi dampak
situasi terhadap peran dan
hubungan
Identifikasi metode
penyelesaian masalah
Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan sosial
b. Terapeutik
Diskusikan perubahan
peran yang dialami
Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
14
Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya
pada diri sendiri
Fasilitasi dalam
memperoleh informasi
yang dibutuhkan
Berikan pilihan realitas
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
Motivasi untuk menentuka
harapan yang realistis
Tinjau kembali
kemampuan dalam
pengambilan keputusan
Hindari mengambil
keputusan saat pasien
berada di bawah tekanan
Motivasi terlibat dalam
kegiatan sosial
Motivasi mengidentifikasi
sistem pendukung yang
tersedia
Dampingi saat berduka
(mis. penyakit kronis,
kecacatan)
Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
Dukung penggunaan
15
mekanisme pertahanan
yang tepat
Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam
c. Edukasi
Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama
Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika
perlu
Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Anjurkan keluarga terlibat
Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
Ajarkan cara memecahkan
masalahsecara konstruktif
Latih penggunaan teknik
relaksasi
Latih keterampilan sosial,
sesuai kebutuhan
Latih mengembangkan
penilaian obyektif
16
visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.
Rentang nyeri diwakili sebagai garis
sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda
pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan
deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung
yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala
dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi
menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien
anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya
sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS
tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual
dan motorik serta kemampuan konsentrasi.
17
c) Numeric Rating Scale (NRS)
Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap
dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS
terutama untuk menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah
keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak
memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti
dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang
menggambarkan efek analgesik.
3. Apa saja peran perawat untuk mengatasi masalah spiritual pada Ny.N?
Jawab :
Perawat sangat berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan
spiritualitas pasien seperti mendatangkan pemuka yang diyakini pasien,
memberikan privacy untuk berdoa, memberi kesempatan pada pasien untuk
18
berinteraksi dengan orang lain (keluarga atau teman). (Young & Koopsen,
2005).
Perawat dapat memberikan pemenuhan kebutuhan spiritulitas kepada
pasien dengan memberikan dukungan emosional, membantu dan
mengajarkan doa, memotivasi dan mengingatkan waktu ibadah sholat,
mengajarkan relaksasi dengan berzikir ketika sedang kesakitan, berdiri di
dekat pasien, memberikan sentuhan selama perawatan (Potter & Perry,
2005).
Secara aplikatif ketika perawat memberikan tuntunan terhadap
pelaksanaan sholat, thoharoh bagi orang sakit, dzikir dan doa sehari-hari,
tuntunan bagi keluarga dalam menghadapi cobaan, hakikat sakit dan
bagaimana cara berikhtiar menurut Islam, konseling keagamaan,
pendekatan dengan pasien dan keluarga, mencegah berputus asa, dan
menjaga kemurnian tauhid, bimbingan sakaratul maut maka akan sangat
direspon secara positif oleh pasien (Yaseda dkk., 2013).
Pada kasus Ny. N, maka perawat dapat berperan dalam memotivasi
pasien bahwa ibadahnya tidak akan terganggu jika kesulitan dan berdiri.
Pasein bisa memenuhi kebutuhan ibadahnya dengan senyaman mungkin
dan perawat memberikan tuntunan terhadap pelaksanaan ibadah.
19
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan Jadwal tidur rutin Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi, terapi
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mongganggu
tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang lidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja).
Selain memberikan intervensi berupa dukungan tidur perawat juga dapat
memberikan/mengajarkan beberapa terapi sebagai berikut:
a) Terapi musik
Musik dapat merelaksasikan tubuh, yang bisa memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas tidur. Terapi musik sendiri adalah keahlian
menggunakan musik atau elemen musik oleh seorang terapis untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental,
fisik, emosional dan spritual. Potter mendefinisikan terapi musik sebagai
teknik yang digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit dengan
menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan
dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan kebutuhan, seperti musik
klasik, instrumental, slow musik, orkestra, dan musik modern lainnya
b) Senam Lansia
Senam lansia adalah olahraga yang ringan yang mudah dilakukan
tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga
ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena
senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung
bekerja secara optimal dan mampu membantu menghilangkan radikal
bebas yang berkaitan dalam tubuh (Widianti & Proverawati, 2010).
Senam mampu mengembalikan posisi dan kelenturan sistem saraf dan
aliran darah. Senam mampu memaksimalkan supply oksigen ke otak,
20
mampu menjaga sistem kesegaran tubuh serta sistem pembuangan energi
negatif dari dalam tubuh (Heri, 2014).
Senam lansia merangsang penurunan aktivitas saraf simpatis dan
peningkatan aktivitas parasimpatis yang berpengaruh pada penurunan
hormon adrenalin, norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada
pembuluh darah yang mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh
terutama otak lancar sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi
menjadi normal. Pada kondisi ini akan meningkatkan relaksasi lansia.
Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta endhorphin
dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia (Rahayu,
2008).
c) Aromacare
Aromacare merupakan penggunaan konsep caring yang digunakan
sebagai dalam asuhan perawatan klien yang mengalami gangguan tidur
dengan pendekatan menggunakan aroma-aroma relaksan. Pemberian
aromaterapi dengan pendekatan asuhan keperawatan melalui proses
sugesti yang disebut aromacare ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia. Pemberian aromaterapi sendiri
dapat meningkatkan kualitas pemenuhan tidur pada seseorang di mana
lansia dapat berpartisipasi dalam pelayanan kesehatannya dan
mempraktikkan pemberian aromaterapi melati untuk mendapatkan
istirahat secara teratur.
d) Terapi Relaksasi
Tujuan terapi ini adalah mengatasi kebiasaan usia lanjut yang mudah
terjaga dimalam hari saat tidur. Pada beberapa usia lanjut mengalami
kesulitan untuk tertidur kembali setelah terjaga. Metode terapi relaksasi
meliputi: melakukan relaksasi otot, guided imagery, latihan pernapasan
dengan diafragma, yoga atau meditasi.
21
lansia klien, terapi yang dapat dklienjarkan oleh pperawat anatara lain
adalah :
1) Terapi Hipnotis Lima Jari
Hipnotis lima jari adalah permusatan”pikiran pada bayangan atau
kenangan yang diciptakan sambil menyentuhkan lima jari secara
berurutan”dalam keadaan rileks. Berdasarkan hasil penelitklienn serta
teori yang ada maka peneliti berpendapat bahwa metode terapi yang
dilakukan secara benar pada pasien yang mengalami ansietas memang
memberikan pengaruh terhadap tingkat ansietas. Hal ini disebbabkan
oleh efek dari terapi hipnotis 5 jari memberikan kondisi rileks, mereka
dapat melepaskan ketegangan otot, menghilangkan stress, dan
memberikan perasaan nyaman pada pasien.
Tata Cara Hipnotis 5 Jari :
posisisikan diri atau orang yang akan diterapi senyaman
mungkin, boleh duduk ataupun berbaring, tanyakan terlebih
dahulu apakah posisinya sudah nyaman atau belum. Jika sudah,
minta klien untuk tarik napas dalam dan memejamkan mata
minta klien untuk menyentuhkan ibu jari dengan telunjuk, lalu
suruh klien untuk membayangkan moment-moment ketika
dirinya dalam keadaan sehat, membayangkan ketika fisiknya
bisa bergerak dengan bebas dan baik. Berikan sugesti, sampai
klien benar-benar merasakan kondisi tersebut.
Minta klien untuk menyentuhkan ibu jarinya dengan jari tengah,
lalu perintahkan klien untuk membayangkan hari dimana klien
mendapatkan pujklienn yang paling berkesan dalam hidupnya.
Hari dimana klien mendapatkan penghargaan yang yang sangat
berkesan. Suruh klien untuk terus membayangkan
moment-moment tersebut, setelah itu tanya apakah klien merasa
bahagklien saat itu.
minta klien untuk menyentuhkan jari ibu ke jari yang lainnya
yaitu jari manis. Suruh untuk membayangkan hari dimana
pertama kali jatuh cinta, pertama kali bertemu dengan orang
22
yang dicintainya, dan suruh klien untuk membayangkan bahwa
hari tersebut adalah hari yang paling indah.
minta klien untuk menyentuhkan ibu jari dengan jari
kelingking, lalu susruh untuk membayangkan tempat yang
paling klien sukai, suruh klien untuk membayangkan keindahan
disekitarnya, suruh untuk merasakan nuansa dan suasana indah
tersebut. Jika sudah minta untuk tarik napas dalam kembali, dan
membuka matanya
2) Terapi Psikoedukasi
Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan mental pada
lansklien yang mengalami ansietas adalah dengan melakukan Terapi
Psikoedukasi. Terapi Psikoedukasi adalah salah upaya pada program
perawatan kesehatan jika melalui pemberklienn informasi dan edukasi
melalui proses komunikasi terapeutik . Psikoedukasi juga merupakan
bentuk intervensi yang mengintegrasikan pemberklienn edukasi dan
intervensi psikoterapeutik yang dapat diberikan pada individu, keluarga
maupun kelompok.
Psikoedukasi yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok
dapat meningkatkan pengetahuan tentang permasalahan yang ada pada
diri peserta terapi dan juga mengajarkan ketrampilan yang penting untuk
menghadapi pemasalahan tersebut. Pemberklienn terapi psikoedukasi
ini besar harapan bahwa terapi ini dapat diberikan untuk mengatasi
permasalahan ansietas pada tingkatan usklien yang lain dan bukan hanya
bagi lansklien serta terapi psikoedukasi untuk mengatasi
permasalahamn psikososklienl lain yang dimiliki oleh orang yang
memiliki penyakit kronis.
23
mengurangi rasa sakit dan kejang otot. Mandi atau berendam air hangat
akan mengurangi rasa sakit dan kekakuan. Efek fisiologi dari suhu adalah
relaksasi otot dan mengurangi rasa sakit. Walau demikian pemakaian
panas harus dipertimbangkan secara komprehensif bagi pasien
OAPenderita ada yang melakukan penyembuhan tanpa obat.
Handuk hangat, kantung panas (hot packs), atau mandi air hangat,
dapat mengurangi kekakuan dan rasa sakit.
Kadang kantung es (cold packs) dibungkus handuk dapat
menghilangkan rasa sakit atau mengebalkan bagian yang ngilu.
Tanyakan kepada dokter atau terapi mana yang lebih cocok bagi
pasien. Untuk OA di lutut, pasien dapat memakai sepatu dengan sol
tambahan yang empuk untuk meratakan pembagian tekanan akibat
berat, dengan demikian akan mengurangi tekanan di lutut
2) Akupuntur
Stimulasi untuk menurunkan nyeri salah satunya dapat
menggunakan Akupuktur. Akupunktur adalah cara pengobatan
dengan cara menusuk jarum (Acus = Jarum, Punture = Tusuk), dan
dalam bahasa Cina disebut Cen Jiu. Akupunktur adalah suatu
ilmu dan seni pengobatan tradisional timur dengan
penusukan jarum akupunktur, pada daerah khusus di
permukaan tubuh, dengan tujuan utama menjaga
keseimbangan bioenergi dalam tubuh manusia (Rajin, Masruroh, &
Ghofar, 2015).
Akupunktur adalah memasukan jarum ke dalam tubuh
melalui titik khusus secara anatomis sesuai dengan keluhan.
Pengobatan ini berasal dari china semenjak 2000 tahun
yang lalu dan berkembang secara popular di Amerika
Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, ddi gunakan oleh para ahli anastesi,
penyakit syaraf, perawat, kedokteran fisik. Terapi ini bertujuan
untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa sakit
(Nurgiwiati, 2015).
Akupuntur dapat mengobati nyeri dan dapat digunakan sebagai
terapi analgesia (Complemetary and Alternative Medicine, 2010).
24
Akupunktur dapat menstimulasi sekresi endorphin di dalam
tubuh, teruta,a encephalin yang mempunyai efek analgesia
(Singer, 2013; Madsen, Peter, dan Asbjorn, 2009; Han, 2004).
Akupunktur juga dapat mempengaruhi susunan saraf otonom,
yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang berperan dalam
patofisiologi nyeri (Strauss, 1997). Akupuntur dapat
mempengaruhi kadar neurotransmitter spesifik, seperti serotonin dan
noradrenalis yang terlibat dalam proses timbulnya nyeri (Irnich
dan Beyer, 2002).
Persepsi nyeri sesorang diatur oleh bagian system
saraf yang mengatur impuls yang akan diinterpretasikan
sebagai nyeri. Bagian system saraf ini disebut the gate.Jika the gate
ini menerima terlalu banyak impuls, the gate akan berlimpah impuls
yang meluap-luap, lalu menutup untuk mencegah impuls lainnya
masuk.
Akupunktur menyebabkan tertutupnya the gate dan
mencegah serabut saraf C untuk menghantarkan impuls nyeri
(Singer, 2010; Madsen, Peter, & Absjorn, 2009). Akupunktur
juga dapat menstimulasi pelepasan neuron motoric
gamma, pelepasan ini menyebabkan kontraksi serat otot
intrafusal yang mengaktivasi sel spindle dan memicu kontraksi
otot (Singer, 2010; Madsen, Peter, Absjorn, 2009; Irnich, Beyer,
2002).Goldman, et al (2010) menyatakan akupunktur dapat
menurunkan nyeri karena jarum akupunktur memicu pelepasan
adenosine, salah satu zat penghilang rasa sakit
alami.Peningkatan adenosin dapat menimbulkan efek menenangkan.
3) Kompres Hangat Kayu Manis
Kompres hangat kayu manis telah lebih efektif mengurangi nyeri
dibanding kompres dingin dalam penurunan skala nyeri arthitis gout.
Kompres dengan menggunakan air hangat mengakibatkan terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan meningkatkan relaksasi otot
sehingga mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, dan juga
memberikan rasa yang nyaman . Penambahan kayu manis dalam air
hangat lebih mendorong terjadinya penurunan nyeri sebab kayu manis
25
mengandung anti inflamasi dan anti rematik yang berperan dalam proses
penyembuhan peradangan sendi. Hal ini disebabkan bahwa bubuk kayu
manis mengandung sinamaldehid yang dapat mengambat kerja
peradangan dan dapat mengatasi nyeri arthritis 3
Langkah-langkah kompres hangat kayu manis
Tujuan: Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat
Persiapan alat:
20 gram bubuk kayu manis
Kayu manis kering
Alat penggiling
Air hangat
Baskom kecil
Handuk kecil/ waslap
Cara pembuatan:
(kompres hangat) untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat
dengan menggiling kulit kayu manis kering. Cara meletakannya yaitu
serbuk kayu manis dicampur dengan air hangat secukupnya kemudian di
lakukan kompres hangat selama kurang lebih 20 menit.
(untuk di oles) pembuatan pasta kayu manis yaitu 20 gram bubuk
kayu manis dilarutkan dalam 1 sendok makan air hangat 450 C kemudian
dibalurkan pada bagian tubuh yang nyeri di tunggu 10-20 menit
4) Rebusan Daun Sirsak
Terapi minum rebusan daun sirsak terbukti efektif dalam menurunkan
nilai asam urat darah dan menurunkan keluhan nyeri sendi pada
penderita gout arthritis. Sifat anti oksidan yang dimiliki oleh daun sirsak
dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui penghambatan
produksi enzim xantin oksidase. Enzim ini berperan penting dalam
perubahan basa purin menjadi asam urat.Sedangkan penurunan nyeri
pada asam urat ini karena daun sirsak memiliki ekstrak etanol dan
magostine yang berperan sebagai anti inflamasi dan mampu meredam
nyeri pada penderita gout
Langkah-langkah rebusan daun sirsak
Tujuan:
26
1. Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat
2. Menurunkan kadar asam urat
Persiapan alat:
1. 10 lembar daun sirsak
2. 2 gelas air mineral
Cara pembuatan:
Intervensi dilakukan dengan cara meminum rebusan daun sirsak
sebanyak 10 lembar direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih
sampai tersisa 1 gelas (dengan api sedang), diminum 2x sehari
pada pagi dan sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8
minggu
27
Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok. Perawat
dapat memberikan terapi aktivitas kelompok kepada lansia.
B. Pada saat dilakukan pengkajian lutut dan pergelangan kaki kanan Ny.N
tampak bengkak dan kemerahan. Hasil pengkajian TTV menunjukkan
TD 130/90 mmHg, RR 20x/menit, HR 98x/menit. Perawat juga memeriksa
kadar asam urat Ny.N dan mendapatkan hasil 7.8 mg/dL.. Hasil
pemeriksaan Barthel index menunjukkan total skor 115.
1. Bagaimana cara memeriksa kadar asam urat?
Jawab :
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Kadar asam urat adalah
dengan metode Strip. Metode strip adalah cara penetapan kadar asam urat
darah dari darah utuh dengan prinsip pemeriksaan berdasarkan tehnik
deteksi elektrokimia, dimana arus listrik yang dihasilkan diubah oleh
detektor menjadi suatu sinyal listrik yang diterjemahkan sesuai kadar
asam urat yang terkandung dalam sampel.
a) Prinsip : Tes strip menggunakan enzim asam urat dan didasarkan pada
tehnologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran asam urat, tes stick
mempunyai bagian yang dapat menarik darah utuh dari
lokasipengambilan/tetesan darah kedalam zona reaksi. Uric oksidase
dalam zona reaksi kemudian mengoksidasi uric acid didalam darah.
Intensitas arus elektron terukur oleh alat dan terbaca sebagai konsentrasi
asam urat didalam sampel darah (Suryaatmadja, 2006).
b) Kelebihan:
Bisa untuk semua sampel darah
Hanya butuh sampel sedikit
Tidak membutuhkan reagen khusus
Praktis dan mudah dipergunakan dan dapat dilakukan oleh siapa
saja tanpabutuh keahlian khusus
Hasil dapat segera diketahui
c) Kekurangan
Akurasinya belum diketahui
28
Memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh hematokrit,
interfensi zat lain (vitamin C, lipid, dan hemoglobin) suhu,
volume sampel yang kurang.
Stick bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya
untuk pemantauan kadar Asam Urat.
b. Suhu (Temperature)
Normal: 36 C-37,5C
Hyperthermia : peningkatan suhu tubuh
Hypothermia : penurunan suhu tubuh
c. Pernapasan (Respiratory Rate/RR)
Frekuensi napas normal: 14-20 x/menit
d. Denyut Nadi (Heart Rate/HR)
Normal : 60 – 100 x /menit
bradikardi : < 60 x/menit
takikardi : > 100 x/menit
3. Berapakah rentang normal kadar asam urat pada lansia dan interpretasi
hasil pemeriksaan kadar asam urat Ny.N ?
Jawab :
29
Kadar rata-rata asam urat di dalam darah dan serum tergantung
usia dan jenis kelamin. Asam urat ergolong normal apabila pada pria
dibawah 7 mg/dl dan wanita dibawah 6 mg/dl. (Misnadiarly, 2007).
30
rambut, gigi, dan bercukur
4 Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain
5 = Sebagian dibantu (misal mengancing
baju)
10 = Mandiri
5 Buang air kecil (Bowel) 0 =Inkontinensia atau pakai kateter dan
tidak terkontrol
5 = Kadang Inkontinensia (maks,
1x24jam)
10 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
6. Buang air besar (Bladder) 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau
perluenema)
5 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
10 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan Toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
5 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
10 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
5 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
10 = Bantuan kecil (1 orang)
15 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
5 = Menggunakan kursi roda
10 = Berjalan dengan bantuan satu orang
15 =Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
5 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
10 = Mandiri
31
Berdasarkan tabel di atas, interprestasi hasil menurut Bartheladalah jika total nilai
indeks 100 maka disebut Dependen Total jika skor 0-20, Dependen Berat jika skor
21-40, Dependen Sedang jika skor 41-60, Dependen Ringan jika skor 61-90, dan
Mandiri jika skor 91-100 (Sugiarto,2005).
IV. HIPOTESIS
Menurut kelompok kami pasien Ny.N mengalami nyeri sendi karena
peningkatan kadar asam urat setelah dilakukan pengkajian pada sendi yang nyeri
juga terdapat tanda-tanda peradangan yaitu kemerahan bengkak dan terasa panas.
Pasien juga memiliki masalah pada biopsikososio dan spiritual.
32
urat
VI. SINTESIS
1. Penyakit asam urat
A. Penyebab penyakit asam urat
Penyebab asam urat sendiri utamanya adalah tingginya kadar asam
urat dalam darah yang bisa dipicuh oleh bermacam faktor. Asam urat
merupakan sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi (Istianty & Rusilanti, 2013). Mengonsumsi secara berlebihan
makanan yang mengandung purin tinggi sehingga terjadi metabolisme
purin di dalam tubuh. Namun, karena purin yang masuk ke tubuh dalam
jumlah banyak, maka kadar asam urat di dalam tubuh pun meningkat.
Meningkatnya kadar asam urat menyebabkan ginjal tidak mampu
mengekskresikan asam urat. Asam urat yang tidak dapat diekskresikan
menumpuk dan mengkristal di daerah persendian. Hal ini menyebabkan
peradangan dan rasa nyeri pada sendi (Herliana, 2013).
Penyebab penyakit pada lansia berasal dari dalam tubuh (endogen),
hal ini disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari
berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan sel-sel karena proses menua.
Sehingga produksi hormon, enzim dan zat-zat yang diperlukan untuk
kekebalan tubuh menjadi berkurang. Dengan demikian, lansia akan lebih
mudah terkena infeksi. (Maryam dkk, 2008).
Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat
adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa (Dewanti, 2010).
Sedangkan faktor resiko yang mempengaruhi peningkatan kadar asam urat
adalah usia, jenis kelamin, konsumsi purin dan obat-obatan (Nikmah,
2015).
33
b. Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan
Kristal Urat pada jaringan, terutama persendian.
c. Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik.
Terapi Farmakologi
a. Serangan Akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya
indometasin 200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan
terapi lini pertama dalam menangani serangan akut gout, asalkan
tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari
karena ekskresi aspirin berkompetisi dengan asam urat dan dapat 11
memperparah serangan akut gout. Keputusan memilih NSAID atau
kolkisin tergantung pada keadaan pasien, misalnya adanya penyakit
pernyerta lain/komorbid, obat lain yang juga diberikan pada pasien
saat yang sama, dan fungsi ginjal. Kolkisin merupakan obat pilihan
jika pasien juga, menderita penyakit kardiovaskuler, termasuk
hipertensi, pasien yang mendapat diuretik untuk gagal jantung dan
pasien yang mengalami toksisitas gastrointestinal, kecendrungan
perdarahan atau gangguan fungsi ginjal.Obat yang menurunkan
kadar asam urat serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti
probenesid dan sulfinpirazon) tidsk boleh digunakan pada serangan
akut. Penggunaan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX-2).
b. Serangan Kronik
Kontrol jangka panjang hiperurisemia merupakan faktor penting
untuk mencegah terjadinya serangan akut gout, gouttophaceous
kronik, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu asam urat. Kapan
mulai diberikan obat penurun kadar asam urat masih kontroversi.
Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxostat (sedang dalam
pengembangan) untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini :
1) Allopurinol Obat hipurisemik pilihan unuk gout kronik adalah
allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga
melindungin fungsi ginjal. Allopurinol menurunkan fungsi
asam urat dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.
Dosis pada pasien dengan fungsi ginjal normal dosis awal
allopurinol tidak boleh melebihi 300mg/24 jam.
34
2) Obat urikosurik kebanyakan pasien dengan hiperurisemia yang
sedikit mengekskresikan asam urat dapat diterapi dengan obat
urikosurik. Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g
2kali/hari) dan sulfinpirazon (100 mg 3-4kali/hari) merupakan
alternatif allopurinol, terutama untuk pasien yang tidak tahan
terhadap allopurinol. Urikosurik harus dihindari pada pasien
dengan 12 nefropati urat dan yang memproduksi asam urat
berlebihan. allopurinol.
Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres
dingin, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan
berat badan pada pasein yang kelebihan berat badan terbukti efektif.
a. Terapi Komplementer penatalaksanaan secara medik atau
farmakologi, Selain mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan
teknik nonfarmakologi yaitu dengan menggunakan
penatalaksanaan secara komplementer salah satunya dengan
menggunakan terapi herbal, ada beberapa tanaman obat asli
indonesia (OAT) yang mempunyai indikasi kuat untuk mengatasi
nyeri gout arthritis yang telah melalui prngujian klinis antara lain :
b. Daun Salam (Syzghium Polyanthum) Berkhasiat sebagai
Diuretika, Analgesik, dan anti radang yang efektif.Tetapi dari
sekian banyaknya tanaman herbal dalam masyarakat biasanya
jahe merahlah yang paling sering dijadikan alternative
pengobatan herbal untuk meredakan nyeri, karena khasiatnya
lebihbaik dibandingkan dengan tanaman obat yang lainnya yang
digunakan untuk pengobatan nyeri dan juga banyak penelitian
mengenai manfaat jahe dan kelebihan jahe untuk meredakan
nyeri.
c. Jahe merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) Jahe (zingiber
officinale rosc) termasuk dalam daftar prioritas WHO sebagai
tanaman obat yang paling banyak digunakan didunia,
rimpangnya yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid
terbukti berkhasiat mengurangi peradangan dan nyeri sendi.Jahe
35
menekan sintesis prostagalandin melalui inhibisi cyclooxygenase
– 1 dan cyclooxygenase – 2,hasil penemuan selanjutnya
menyatakan bahwa jahe juga menekan biosintesis leuktorin
dengan menghambat 5– lipoxygenase, dan dalam penelitian
sebelumnya dinyatakan bahwa dua inhibitor cyclooxygenase dan
5 – lipoxygenase memiliki riwayat 13 teraupetik lebih baik dan
efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan NSAID .
Kandungan jahe yaitu zingerol, gingerol dan shagaol merupakan
kandungan dari jahe yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri
gout arthritis.
Jenis ramuan jahe dan cara pemberi kompres jahe pada area
nyeri sendi (Chan, 2011)
1) Cuci bersih jahe 3-5 ruas
2) Parut jahe dan tempatkan didalam mangkok bersih
3) Aduk menjadi seperti bubur
4) Balurkan parutan jahe pada sendi yang sakit selama kurang
lebih 15 menit
5) Kemudikan sisa parutan jahe perbankan pada sendi yang
bengkak.
36
2) Terbentuk tofi
Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat
monohidrat(MSUM) di sekitar persendian yang sering mengalami
serangan akut atau timbul di sekitar tulang rawan sendi, synovial, bursa,
atau tendon. Di luar sendi, tofi juga bisa ditemukan di jaringan lunak,
otot jantung (miokard), katup bicuspid jantung (katup mitral), retina
mata, dan pangal tenggorokan (laring). Tofi tampak seperti benjolan
kecil (nodul) berwarna pucat, sering teraba pada daun telinga, bagian
punggung (ekstensor) lengan sekitar siku ibu jari kaki, bursa di sekitar
tempurung lutut (prepatela), dan pada tendon achilles.Tofi baru
ditemukan pada kadar asam urat 10-11 mg/dL. Pada kadar >11 mg/dL,
pembentukan tofi menjadi sangat progresif. Bila hiperurisemia tidak
terkontrol, tofi bisa membesar dan menyebabkan kerusakan sendi
sehingga fungsi sendi terganggu.Tofi juga bisa menjadi koreng
(ulserasi) dan mengeluarkan cairan kental seperti kapur yang
mengandung MSU. Dengan adanya tofi, kemungkinan sudah terjadi
pengendapan Na urat di ginjal.
3) Penyakit jantung
Kadar asam urat yang tinggi dapat menimbulkan gangguan
jantung. Bila penumpukan asam urat terjadi di pembuluh darah arteri
maka akan mengganggu kerja jantung. Penumpukan asam urat yang
terlalu lama dapat menyebabkan LVH (Left Ventrikel Hypertropy)
yaitu pembengkakan ventrikel kiri pada jantung.
4) Batu ginjal
Tingginya kadar asam urat uang terkandung dalam darah dapat
menimbulkan batu ginjal. Batu ginjal terbentuk dari beberapa zat yang
disaring dalam ginjal. Bila zat tersebut mengendap pada ginjal dan
tidak bisa keluar bersama urine maka membentuk batu ginjal. Batu
ginjal yang terbentuk diberi nama sesuai dengan bahan pembuat batu
tersebut. Batu ginjal yang terbentuk dari asam urat disebut batu asam
urat.
5) Gagal ginjal (nefropati gout)
Komplikasi yang sering terjadi karena arthritis gout adalah gagal
ginjal atau nefropati gout. Tingginya kadar asam urat berpotensi
37
merusak fungsi ginjal. Adanya kerusakan fungsi ginjal dapat
menyebabkan ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik
atau mengalami gagal ginjal. Bila gagal ginjal terjadi,ginjal tidak dapat
membersihkan darah. Darah yang tidak dibersihkan mengandung
berbagai macam racun yang menyebabkan pusing, muntah, dan rasa
nyeri sekujur tubuh.
38
media yang tidak memiliki oksigen maka glikogen yang menjadi
produk akhir glikolisis akan menghilang dan muncul laktat sebagai
produksi akhir utama. Peningkatan asam laktat dalam darah akan
menyebabkan penurunan pengeluaran asam urat oleh ginjal.
e. Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)
Obat anti hipertensi terutama thiazide, obat-obatan diuretic,
aspirin dosis rendah, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,
azetasolamid, dan etambutol diduga secara tidak langsung
mempengaruhi metabolisme lemak yang pada akhirnya mengurangi
pengeluaran asam lemak.
f. Penyakit-penyakit
Penyakit seperti leukemia (kanker sel darah putih), gangguan
fungsi ginjal sehingga ekskresi asam urat menjadi terhambat,
polisitemia, diabetes mellitus, hiperurisemia, dan hipertensi dapat
menyebabkan tingginya kadar asam urat dalam darah.
g. Kegemukan (obesitas)
Seseorang dinyatakan obesitas jika indeks masa tubuh (IMT)
lebih dari 30. Obesitas merupakan salah satu faktor gaya hidup yang 11
berkontribusi terhadap kenaikan asam urat selain diet tinggi purin dan
konsumsi alkohol.
39
6) Sendi tampak kemerahan;
7) Peradangan disertai demam (suhu tubuh >38oC), dan pembengkakan
tidak simetris pada satu sendi dan terasa panas;
8) Nyeri hebat di pinggang bila terjadi batu ginjal akibat penumpukan
asam urat di ginjal;
40
VII. KERANGKA KONSEP
Perawat melakukan
home visit ke rumah
Ny.N (68 tahun).
TTV :
TD 130/90 mmHg,
RR 20x/menit,
HR 98x/menit.
asam urat 7.8 mg/dL
Pembentukan Tophus
Respon inflamasi
meningkat
Pembesaran dan
penonjolan sendi
Nyeri akut
Nyeri Lutut dan Sendi Sulit tidur dan mudah
terbangun
41
Keletihan dan risiko
distress spiritual
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tutorial 1 dan tutorial 2, kelompok kami menyimpulkan
bahwa Ny.N menderita penyakit asam urat. Hal ini dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan kadar asam urat pada Ny.N yaitu sebesar 7,8 mg/dL. Penyakit ini
menyebabkan perubahan biopsikososiospiritual pada Ny.N dengan hasil
pemeriksaan Barthel Index sebesar 115 yang berarti memiliki ketergantungan
sebagian. Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut, keletihan dan
risiko distress spiritual. Peran yang dapat dilakukan perawat untuk mengatasi
masalah keperawatan pada Ny.N adalah dengan melakukan manajemen nyeri,
edukasi aktivitas/istirahat, manajemen energi, dukungan spiritual dan promosi
koping.
42
DAFTAR PUSTAKA
Asmarani, F., L. (2018). Penurunan nyeri akibat asam urat melalui pemanfaatan terapi
komplementer akupunktur. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(2):
2541-2728.
Buana & Burhanto. (2021). Pengaruh Terapi Musik terhadap Kualitas Tidur Lansia:
Literatur Review. Journal Borneo Student Research, 2(2).
Chan, U.A. (2020). Pengaruh Terapi Hipnotis 5 Jari Terhadap Tingkat Ansietas pada
Lansia. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang.
Dewi, S. R., & Ners, S. K. (2015). Buku ajar keperawatan gerontik. Deepublish.
DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.
DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.
DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.
Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan
Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal
Ilmiah Farmasi, 6(2). 22-29
Nurarif, A.H & Kusuma, Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
Penerbit Mediaction Populer, Jakarta.
Potter & Perry.(2005). Fundamental of Nursing Concept, Process and Practice. Edisi 4.
Jakarta: EGC
43
Sugiarto, Andi. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan
Sehari-Hari Pada Lansia Dip Anti Werda Pelkris Elim Semarang Dengan
Menggunakan Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP.
Yaseda, G.C., Noorlayla, S.F., Efendy, M.A. (2013). Hubungan peran perawat dalam
pemberian terapi spiritual terhadap perilaku pasien dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual di ruang icu rsm ahmad dahlan kota Kediri. STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan
Young & Koopsen. (2005). Spirituality, Health and Healing; An In tegrative Approach,
second edition. California: LLC
Yurintika, dkk. (2015). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia
yang Insomnia. Jurnal JOM, 2(2).
44