NIM : 04021281823015
Seorang laki-laki usia 34 tahun dibawa ke IGD RS karena mengalami diare hebat.
Hasil pengkajian berat badan 58 kg, tingkat kesadaran pasien tampak bingung, frekuensi
napas 29 kali/menit, denyut nadi 110 kali/menit, CRT >3 detik, tekanan darah 110/100
mmHg, kulit dingin dan sianosis, urin output 20 ml/jam, vena jugularis datar. Buatlah tata
laksana penanganan pasien syok hipovolemik dari kasus tersebut. Mulai dari primary survey,
secondary survey, dan asuhan keperawatan pada kasus tersebut. Jika diperlukan dapat
ditambahkan data-data penunjang lainnya.
A. PENGKAJIAN
a. PRIMER SURVEY
1. Airway
Look, listen dan feel : lakukan penilaian terhadap ventilasi dan
oksigenasi pasien.
2. Breathing
Inspeksi dari tingkat pernapasan : pasien sianosis ,tidak ada
penggunaan otot bantu napas.
Frekuensi pernapasan pasien 29 kali /menit
Berikan oksigen dengan pompa sungkup (ambu bag)
Jaga dan pertahankan napas tetap bebas
3. Circulation
Cek nadi : denyut nadi pasien 110 kali/menit,
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau
hipoksia (capillary refill) : CRT >3 detik, kulit dingin dan
sianosis.
Segera lakukan pemberian cairan
pasang infus intravena.
Penggantian volume cairan yang hilang dengan cairan
kristaloid (NaCL 0,9% atau Ringer laktat atau Ringer
Asetat)
Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk menceg
ah pemberian cairan yang berlebihan
4. Disability
Kaji tingkat kesadaran pasien : pasien tampak bingung
(Bingung / confused : disorientasi terhadap tempat, orang dan
waktu.)
5. Exposure
Pemeriksaan pelengkap setelah melakukan intervensi untuk
menyelamatkan nyawa pasien.
b. SECONDARY SURVEY
Anamnesis :
Identitas Pasien : pria usia 34 th
Pekerjaan : Pedagang
Keluhan Utama : diare hebat
Riwayat Kesehatan Dahulu : Tidak pernah mengalami diare
Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada penyakit keturunan
Riwayat Psikososial : Pasien tinggal di perkampungan yang dekat
dengan sungai
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Leher: normal
Dada: normal
Abdomen:normal
Pelvis: normal
Ektremitas Atas/Bawah: Kulit suhu raba dingin, sianosis
Punggung : normal
Neurologis : tingkat kesadaran tampak bingung
Sistem Pernapasan : frekuensi napas 29 kali/menit, tekanan darah
110/100 mmhg , denyut nadi 110 kali/menit, CRT >3 detik, vena
jugularis datar
Sistem Eliminasi : urin output 20 ml/jam
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
4. Risiko Syok d.d kekurangan volume cairan
D. Edukasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
2. Terapi Aktivitas
A. Observasi
Identifikasi defisit tingkat
aktivitas
Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
Monitor respons
emosional, fisik, sosial,
dan spiritual terhadap
aktivitas
B. Terapeutik
Fasilitas fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang di alami
Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi
dan rentang
4 Risiko syok di Pencegahan syok Setelah dilakukan intervensi
buktikan dengan Observasi selama 3x24jam tingkat syok
kekurangan volume - Monitor status menurun dengan kriteria hasil:
cairan (pasien kardiopulmonal - Kekuatan nadi meningkat
mengalami (frekuensi dan - Tingkat kesadaran
perdarahan hidung kekuatan nadi, meningkat
mulut, dan frekuensi napas, - Mean arterial pressure
perdarahan telinga) TD, MAP) membaik
- Monitor status - Tekanan darah sistolik
oksigenisasi membaik
(oksimetri nadi, - Tekanan darah diastolic
AGD) membaik
- Monitor sattus - Frekuensi nadi membaik
cairan (CRT, dll) - Frekuensi napas mambaik
- Monitor tingkat
kesadaran dan
respon pupil
- Periksa riwayat
alergi
Terapeautik
- Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
- Persipakan intubasi
dan ventilasi
mekanis, jika perlu
- Pasang jalur IV, jika
perlu
- Pasang kateter urine
untuk menilai
produksi urine, jika
perlu
- Lakukan skin test
untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi
- Jelaskan
penyebab/faktor
risiko syok
- Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
- Anjurkan melapor
jika
menemukan/merasa
kan tanda dan gejala
awal syok
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan
menghindari
allergen
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian IV, jiak
perlu
- Kolaborasi
pemberian tranfusi
darah, jika perlu
- Kolaborasi
pemberian
antiinfalamasi, jika
perlu
Pemantauan cairan
Observasi
- Monitor frekuensi
dan kekutan nadi
- Monitor frekuensi
napas
- Monitor tekanan
darah
- Monitor berat badan
- Monitor jumlah, dan
warna, jenis urine
- Monitor kadar
albumin dan protein
total
- Identifikasi tanda –
tanda hypovolemia
(mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi
teraba lemah,
tekanan darah
menurun, tekanan
nadi menyempit,
turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering,
volume urin
menurun,
hematokrit
meningkat, haus,
lemah, konsentrasi
urine meningkat,
berat badan
menurun dalam
waktu singkat)
Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
Dokumentasikan hasil
pemantauan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,Enita.Sri Rahayu .2010 Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik. Berita Ilmu
Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2. No. 2. Hal 3-96
PPNI.(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI :
Jakarta Selatan.
PPNI.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI :
Jakarta Selatan.
PPNI.(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI :
Jakarta Selatan.
Tim KGD. (2014). Panduan Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : STIK Aisyiyiah
Yogyakarta