Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SOLID OVARIUM TUMOR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Profesi Ners


Departemen Maternitas di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh:

NURYANTRI PUSPITASARI
NIM. 170070301111079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S dengan SOLID OVARIUM TUMOR

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitas


Di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

Oleh :
Nuryantri Puspitasari
NIM. 170070301111079

Telah diperiksa dan disetujui


oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing


Lahan

( ) ( )
SOLID OVARIUM TUMOR

A. DEFINISI
Solid Ovarium Tumor adalah tumor jinak ovarium dan golongan “b”
menurut histologik IPGO untuk tumor-tumor ovarium jenis epitel. Tumor ini
dapat terjadi pada semua golongan umur , tetapi lebih sering pada usia 50
tahun (60 %) sedangkan pada masa reproduksi kira-kira 30 % dan pada usia
lebih muda sebanyak 10 %.
Klasifikasi Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak):
a. Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini
tidak berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas,
meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas
ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada
fibroma ovarii dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.
Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium
atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
b. Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya
pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuwnsinya ialah
0,5% dari semua tumor ovarium. Penyelidikan yang terkhir memberi
petunjuk bahwa sarang-sarang tumor brenner dari epitel selonik duktus
mulleri.

B. ETIOLOGI
Tumor ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis
yang beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,
entodermal dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun
klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan. Relatif sering ditemukan
pada wanita usia lanjut. Pemakaian obat yang menyuburkan kandungan
bagi wanita yang sulit hamil justru dapat mengakibatkan tumbuhnya tumor
ovarium, karena ada perubahan pembuluh darah akibat ovulasi berlebihan
yang dipicu obat penyubur kandungan. Tetapi penyebab tumor ovarium
disebabkan oleh multifaktor.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan
menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang terus meningkat,
darah menstrual yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada
payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia,
tekanan pada pelvis, dan sering berkemih. Gejala-gejala ini biasanya
samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejal gastrointestinal dan tanpa
diagnosis yang diketahui harus dievaluasi. Flattulenes, rasa begah setelah
makan makanan keci, dan lingkar abdomen yang terus meningkat
merupakan gejala-gejala signifikan.

D. PROGNOSIS
1. Stadium I dan II tidak memberikan gejala yang khas sehingga sulit
penentuan diagnosa dini.
2. Stadium III dan IV Bisa diketahui karena sudah memberikan tanda dan
gejala Nyeri perut, sesak, perdarhan pervaginam,anemia, pembesaran
lingkaran abdomen, benjolan perut bagian bawah, asites.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Fisik
- Laboratorium
- Laparoskopi
- USG /C.T.Scan
- Histopatologi

F. PENATALAKSANAAN

1. Pengangkatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui


tindakan bedah, misal laparatomi atau laparatomi salpingooforektomi.

2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium


dan menghilangkan tumor.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat
tumor ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra
abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat
dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang


pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik
relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan
terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
5. PATHWAY

Rangsangan peritonium atau gangguan mekanik

Perasaan tidak enak di perut dan gangguan ringan pada saluran pencernaan

Terputarnya tangkai tumor, Tumor pecah, Tumor infeksi, sumbatan sal.


Pencernaan

Acute Anemia Penurunan berat


abdomen Penekanan diafragma
badan

Pola Nafas
Nyeri kronis
Defisit Volume Cairan dan kebutuhan tidak efektif
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Volume Cairan b/d Kehilangan volume cairan secara aktif.
2. Pola Nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru karena desakan
diafragma, bendungan cairan pleura.
3. Nyeri Kronis b/d ketidakmampuan fisik-psikososial kronis (metastase
kanker).
4. Gangguan body image b/d Biofisika (penyakit kronis).
5. Gangguan rasa nyaman b/d penekanan masa tumor
6. Gangguan/perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen
selular yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.

7. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


❖ Fluid balance ● Pertahankan catatan intake dan output
Berhubungan dengan:
❖ Hydration yang akurat
- Kehilangan volume cairan
❖ Nutritional Status : Food ● Monitor status hidrasi ( kelembaban
secara aktif
and Fluid Intake membran mukosa, nadi adekuat,
- Kegagalan mekanisme
Setelah dilakukan tindakan tekanan darah ortostatik ), jika
pengaturan
keperawatan selama….. diperlukan
defisit volume cairan teratasi ● Monitor hasil lab yang sesuai dengan
DS :
dengan kriteria hasil: retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
- Haus
❖ Mempertahankan urine urin, albumin, total protein )
DO:
output sesuai dengan ● Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam
- Penurunan turgor kulit/lidah
usia dan BB, BJ urine
- Membran mukosa/kulit ● Kolaborasi pemberian cairan IV
normal,
kering ● Monitor status nutrisi
❖ Tekanan darah, nadi,
- Peningkatan denyut nadi, ● Berikan cairan oral
suhu tubuh dalam batas
penurunan tekanan darah, ● Berikan penggantian nasogatrik sesuai
normal
penurunan volume/tekanan output (50 – 100cc/jam)
❖ Tidak ada tanda tanda
nadi ● Dorong keluarga untuk membantu
dehidrasi, Elastisitas
- Pengisian vena menurun pasien makan
turgor kulit baik,
- Perubahan status mental
membran mukosa ● Kolaborasi dokter jika tanda cairan
- Konsentrasi urine
lembab, tidak ada rasa berlebih muncul meburuk
meningkat
haus yang berlebihan ● Atur kemungkinan tranfusi
- Temperatur tubuh
❖ Orientasi terhadap ● Persiapan untuk tranfusi
meningkat
waktu dan tempat baik ● Pasang kateter jika perlu
- Kehilangan berat badan
❖ Jumlah dan irama ● Monitor intake dan urin output setiap 8
secara tiba-tiba
pernapasan dalam batas jam
- Penurunan urine output
normal
- HMT meningkat
❖ Elektrolit, Hb, Hmt dalam
- Kelemahan
batas normal
❖ pH urin dalam batas
normal
❖ Intake oral dan intravena
adekuat
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC:


berhubungan dengan : ❖ Respiratory status : ● Posisikan pasien untuk memaksimalkan
- Hiperventilasi Ventilation ventilasi
- penurunan ekspansi paru ❖ Respiratory status : ● Pasang mayo bila perlu
- Penurunan energi/kelelahan Airway patency ● Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Perusakan/pelemahan ❖ Vital sign Status ● Keluarkan sekret dengan batuk atau
muskulo-skeletal suction
- Kelelahan otot pernafasan Setelah dilakukan tindakan ● Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
- Hipoventilasi sindrom keperawatan selama tambahan
- Nyeri ………..pasien ● Berikan bronkodilator :
- Kecemasan menunjukkan keefektifan -…………………..
- Disfungsi Neuromuskuler pola nafas, dibuktikan …………………….
- Obesitas dengan kriteria hasil: ● Berikan pelembab udara Kassa basah
- Injuri tulang belakang ❖ Mendemonstrasikan NaCl Lembab
batuk efektif dan suara ● Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
DS: nafas yang bersih, tidak keseimbangan.
- Dyspnea ada sianosis dan dyspneu ● Monitor respirasi dan status O2
- Nafas pendek (mampu mengeluarkan ❖ Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
DO: sputum, mampu bernafas ❖ Pertahankan jalan nafas yang paten
- Penurunan tekanan dg mudah, tidakada ❖ Observasi adanya tanda tanda
inspirasi/ekspirasi pursed lips) hipoventilasi
- Penurunan pertukaran ❖ Menunjukkan jalan nafas ❖ Monitor adanya kecemasan pasien
udara per menit yang paten (klien tidak terhadap oksigenasi
- Menggunakan otot merasa tercekik, irama ❖ Monitor vital sign
pernafasan tambahan nafas, frekuensi ❖ Informasikan pada pasien dan keluarga
- Orthopnea pernafasan dalam tentang tehnik relaksasi untuk
- Pernafasan pursed-lip rentang normal, tidak ada memperbaiki pola nafas.
- Tahap ekspirasi suara nafas abnormal) ❖ Ajarkan bagaimana batuk efektif
berlangsung sangat lama ❖ Tanda Tanda vital dalam ❖ Monitor pola nafas
- Penurunan kapasitas vital rentang normal (tekanan
- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt darah, nadi, pernafasan)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri Kronis berhubungan NOC: NIC :


dengan ketidakmampuan fisik- ❖ Comfort level Pain Manajemen
psikososial kronis (metastase ❖ Pain control - Monitor kepuasan pasien terhadap
kanker, injuri neurologis, ❖ Pain level manajemen nyeri
artritis) Setelah dilakukan tindakan - Tingkatkan istirahat dan tidur yang
keperawatan selama …. adekuat
DS: nyeri kronis pasien - Kelola anti analgetik ...........
- Kelelahan berkurang dengan kriteria - Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
- Takut untuk injuri ulang hasil: - Lakukan tehnik nonfarmakologis
DO: ❖ Tidak ada gangguan (relaksasi, masase punggung)
- Atropi otot tidur
- Gangguan aktifitas ❖ Tidak ada gangguan
- Anoreksia konsentrasi
- Perubahan pola tidur ❖ Tidak ada gangguan
- Respon simpatis (suhu hubungan interpersonal
dingin, perubahan posisi ❖ Tidak ada ekspresi
tubuh , hipersensitif, menahan nyeri dan
perubahan berat badan) ungkapan secara verbal
❖ Tidak ada tegangan otot

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan body image NOC: NIC :


berhubungan dengan: ❖ Body image Body image enhancement
Biofisika (penyakit kronis), ❖ Self esteem - Kaji secara verbal dan nonverbal
kognitif/persepsi (nyeri kronis), Setelah dilakukan respon klien terhadap tubuhnya
kultural/spiritual, penyakit, krisis tindakan keperawatan - Monitor frekuensi mengkritik dirinya
situasional, trauma/injury, selama …. gangguan - Jelaskan tentang pengobatan,
pengobatan (pembedahan, body image perawatan, kemajuan dan prognosis
kemoterapi, radiasi) pasien teratasi dengan penyakit
DS: kriteria hasil: - Dorong klien mengungkapkan
- Depersonalisasi bagian ❖ Body image positif perasaannya
tubuh ❖ Mampu - Identifikasi arti pengurangan melalui
- Perasaan negatif tentang mengidentifikasi pemakaian alat bantu
tubuh kekuatan personal - Fasilitasi kontak dengan individu lain
- Secara verbal menyatakan ❖ Mendiskripsikan dalam kelompok kecil
perubahan gaya hidup secara faktual
DO : perubahan fungsi
- Perubahan aktual struktur tubuh
dan fungsi tubuh ❖ Mempertahankan
- Kehilangan bagian tubuh interaksi sosial
- Bagian tubuh tidak berfungsi
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penekanan masa tumor
Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan dan Medis rasa nyaman nyeri
berkurang
Intervensi Rasional
Berikan kompres hangat Memberikan rangsangan vasodilatasi
dan vaskularisasi jaringan
Berikan obat analgetika sesuai Membantu mengurangi dan menekan
terapi rasa nyeri pada pusat persyarafan.

Gangguan/perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen selular yang


diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan dan Medis perfusi jaringan
dapat diatasi

Intervensi Rasional
Kaji tanda vital, warna kulit, Memberikan informasi mengenai
ujung jari perfusi
Memperlancar vaskularisasi
Pertahankan suhu lingkungan kejaringan perifer.
dan tubuh. Mengidentifikasi/memperbaiki
Nilai hasil lab.HB/HT dan jumlah defisiensi untuk menurunkan resiko
SDM GDA. perdarahan. Dan memaksimalkan
Berikan SDM atau PRC sesuai transportasi oksigen kejaringan.
program terapi
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis dan NANDA NIC NOC Edisi Revisi. Mediaction : Jogjakarta

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis

NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. EGC : Jakarta

Sarwono, Wiknjosastro Hanifa. 2011. Pengantar Ilmu Kandungan. Yayasan

Pustaka

Anda mungkin juga menyukai