Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA.

CERVIK
3.1    PENGKAJIAN
a.       Identitas pasien

b.      Riwayat keluarga

c.       Status kesehatan

  Status kesehatan saat ini

  Status kesehatan masa lalu

  Riwayat penyakit keluarga

d.   Pola fungsi kesehatan Gordon

1.  Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.


Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah kewanitaan.
Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina yang mengandung zat – zat kimia juga dapat
mempengaruhi terjadinya kanker serviks.

2.  Pola istirahat dan tidur.

Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker
serviks ataupun karena gangguan pada saat kehamilan.gangguan pola tidur juga dapat terjadi
akibat dari depresi yang dialami oleh ibu.

3.  Pola eliminasi

Dapat terjadi inkontinensia urine akibat dari uterus yang menekan kandung kemih. Dapat pula
terjadi disuria serta hematuria. Selain itu biisa juga terjadi inkontinensia alvi akibat dari
peningkatan tekanan otot abdominal

4. Pola nutrisi dan metabolik

Asupan nutrisi pada Ibu dengan kanker serviks harus banyak. Kaji jenis makanan yang biasa
dimakan oleh Ibu serta pantau berat badan Ibu . Kanker serviks pada Ibu yang sedang hamil juga
dapat mengganggu dari perkembangan janin.

5.  Pola kognitif – perseptual


Pada Ibu dengan kanker serviks biasanya terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap. Bila sudah metastase ke organ tubuh

6.  Pola persepsi dan konsep diri

Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker serviks,
akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari kanker serviks
adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan seksual.

7.  Pola aktivitas dan latihan.

Kaji apakah penyakit mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan
perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat,
4= tergantung total).

8. Pola seksualitas dan reproduksi

Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita
penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu
dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah
berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.

9.  Pola manajemen koping stress

Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien.


Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.

10. Pola peran - hubungan

Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah
penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya.

11. Pola keyakinan dan nilai

Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.

3.2 Analisis data

1.   Data subyektif :
  Pasien mengatakan merasa sakit ketika senggama dan terjadi perdarahan setelah senggama yang
kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
  Pasien mengatakan merasa lemah pada ekstremitas bawah
  Pasien mengatakan merasa nyeri pada panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah

  Pasien mengatakan merasa nyeri ketika buang air kecil dan urine bercampur darah

  Pasien mengatakan nafsu makan berkurang

  Pasien mengatakan merasa tidak bertenaga dan lemas

  Pasien mengatakan kurang mengetahui mengenai kanker serviks

  Pasien mengatakan merasa cemas tentang kondisinya serta kondisinya.

  Pasien mengatakan merasa kurang perhatian dari keluarganya

2.      Data obyektif

  TTV tidak dalam batas normal

Dimana batas normal TTV meliputi :

         Nadi : 60-100 x / menit

         Nafas : 16 - 24 x / menit

         Tekanan Darah : 110-140 / 60-90 mmHg

         Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C

  Membran mukosa kering

  Turgor kulit buruk akibat perdarahan

  Pengisian kapiler lambat ( tidak kembali dalam < 2-3 detik setelah ditekan )

  Ekspresi wajah pasien pucat

  Pasien tampak lemas

  Warna kulit kebiruan

  Kulit pecah – pecah, rambut rontok, kuku rapuh

  Ekspresi wajah pasien meringis


  Pasien tampak gelisah

  Pasien mengalami kejang

  Tampak tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesia)

  Terjadi hematuria

  Terjadi inkontinensia urine

  Terjadi inkontinensia alvi

  Berat badan pasien tidak stabil

  Mual ataupun muntah

  Keluar cairan encer yang berbau busuk dari vagina.

3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN


 Diagnosa keperawatan yang muncul :
1.      Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat pendarahan
2.      Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan suplai O2  ke  jaringan
3.      Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada serviks akibat penyakit kanker serviks
4.      Hipertermi b/d penyakit kanker serviks dan peningkatan aktivitas metabolik
5.      Risiko infeksi b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)
6.      Kerusakan eliminasi urine b/d infiltrasi kanker pada traktus urinarius
7.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan aktivitas metabolik
terhadap kanker
8.      Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker serviks
9.      Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun
10. Inkontinensia alvi b/d peningkatan tekanan otot abdominal akibat nekrosis jaringan, kerusakan
neuromuscular
11.  Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuscular akibat infiltrasi kanker pada serabut saraf
lumbosakral
12.  PK Gagal Ginjal
13.  Gangguan pola tidur b/d depresi akibat penyakit kanker serviks
14.  Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai proses penyakit kanker serviks, terapi,
dan prognosisnya
15.  Ansietas b/d krisis situasional
16.  Berduka antisipasi b/d penyakit kronis yang diderita (kanker serviks) dan ancaman kematian
17.  Koping keluarga melemah b/d sakit yang berkepanjangan pada anggota keluarga terdekat
18.  Defisit perawatan diri b/d kelemahan
19.  Risiko cedera pada ibu b/d penurunan jumlah trombosit
20.  PK Anemia
21.  Mual b/d kemoterapi
22.  Kerusakan integritas kulit b/d perubahan status nutrisi dan kemoterapi
23.  Gangguan citra tubuh b/d proses penyakit dan kemoterapi
24.HDR b/d bau busuk pada keputihan

3.4    RENCANA TINDAKAN
Dx 1                 :  Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara              aktif akibat
pendarahan
juan     : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama  5 jam diharapkan keseimbangan volume cairan adekuat

Kriteria Hasil            :          
1.TTV pasien dalam batas normal, meliputi :
 Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)
 Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)
 Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
 Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)
2.Membran mukosa lembab
3.Turgor kulit baik (elastis)
4.Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik setelah ditekan)
5.Ekpresi wajah pasien tidak pucat lagi
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Awasi masukan dan haluaran. Ukur volume Memberikan pedoman untuk penggantian
darah yang keluar melalui perdarahan cairan yang perlu diberikan sehingga
dapat mempertahankan volume sirkulasi
yang adekuat untuk transport oksigen.
2 Catat kehilangan darah ibu Kehilangan darah ibu secara berlebihan
menurunkan perfusi
3 Hindari trauma dan pemberian tekanan Mengurangi potensial terjadinya
berlebihan pada daerah yang mengalami peningkatan pendarahan
pendarahan
4 Pantau status sirkulasi dan volume darah kemungkinan menyebabkan hipovolemia
atau hipoksia
5 Pantau TTV. Evaluasi nadi perifer, dan Menunjukkan keadekuatan volume
pengisian kapiler sirkulasi
6 Catat respon fisiologis individual pasien Simtomatologi dapat berguna untuk
terhadap pendarahan, misalnya kelemahan, mengukur berat / lamanya episode
gelisah, ansietas, pucat, berkeringat / pendarahan. Memburuknya gejala dapat
penurunan kesadaran menunjukkan berlanjutnya pendarahan /
tidak adekuatnya penggantian cairan
7 Kaji turgor kulit, kelembaban membran Merupakan indikator dari status hidrasi /
mukosa, dan perhatikan keluhan haus pada derajat kekurangan cairan
pasien
8 Kolaborasi : Penggantian cairan tergantung pada
Berikan cairan IV sesuai indikasi derajat hipovolemia dan lamanya
pendarahan (akut / kronis). Cairan IV juga
digunakan untuk mengencerkan obat
antineoplastik pada penderita kanker. 
9 Kolaborasi : Transfusi darah diperlukan untuk
Berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan memperbaiki jumlah darah dalm tubuh ibu
trombosit sesuai indikasi dan mencegah manifestasi anemia yang
sering terjadi pada penderita kanker.
Transfusi trombosit penting untuk
memaksimalkan mekanisme pembekuan
darah sehingga pendarahan lanjutan dapat
diminimalisir. 
10 Kolaborasi : Perlu dilakukan untuk menentukan
Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya : kebutuhan resusitasi cairan dan
Hb, Hct, sel darah merah mengawasi keefektifan terapi

  Dx 2      :Risiko infeksi b/d proses penyakit kronis (metastase sel kanker)
Tujuan   :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien tidak mengalami infeksi
                        Kriteria Hasil   :1.Tidak tampak tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesia)
                         2.TTV pasien dalam batas normal, meliputi :
 Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)
 Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)
 Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
 Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)
3.  Nilai WBC (sel darah putih) dari pemeriksaan laboratorium berada dalam batas normal (4 - 9
103/µL)
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Kaji tanda / gejala infeksi secara kontinyu pada semua Pengenalan dini dan intervensi segera dapat
sistem tubuh  (misalnya : pernafasan, pencernaan, mencegah perkembangan infeksi lebih lanjut
genitourinaria)
2 Pantau perubahan suhu pasien Peningkatan suhu pada ibu hamil  dengan kanker
serviks dapat terjadi karena proses penyakitnya,
infeksi, dan efek samping kemoterapi yang
dijalaninya. Identifikasi dini proses infeksi
memungkinkan terapi yang tepat untuk
dimulai  segera 
3 Kaji janin untuk melihat adanya tanda infeksi seperti Deteksi dini terhadap reaksi infeksi yang bisa
takikardi dan penurunan keaktifan gerakan janin berdampak pada janin dan menghambat
pertumbuhan janin.
4 Pertahankan teknik perawatan aseptik. Hindari / batasi Menurunkan risiko kontaminasi agen infeksius
prosedur invasif
5 Utamakan personal hygiene Membantu mengurangi pajanan potensial sumber
infeksi dan menimalisir paparan pertumbuhan
sekunder patogen
6 Kolaborasi : Diferensial dan peningkatan WBC merupakan
Awasi hasil laboratorium untuk melihat adanya diferensial salah satu respon tubuh untuk mengatasi infeksi
atau peningkatan WBC yang timbul oleh antigen
7 Kolaborasi : Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi
Dapatkan kultur sesuai indikasi yang tepat
8 Kolaborasi : Digunakan untuk menghambat perkembangan
Berikan antibiotik sesuai indikasi agen infeksi

  Dx 3            :Perubahan Pola eliminasi urine b/d infiltrasi kanker pada traktus urinarius
Tujuan:              :Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, pola eliminasi urine pasien kembali
normal (adekuat)
Kriteria Hasil   :1. Tidak terjadi hematuria
                          2.Tidak terjadi inkontinensia urine
                          3.Tidak terjadi disuria
4.Jumlah output urine dalam batas normal ( ± 0,5 - 1 cc / kgBB / jam)

NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Catat keluaran urine, selidiki penurunan / penghentian aliran Penurunan aliran urine tiba-t
urine tiba-tiba mengindikasikan adanya obstruksi / dis
traktus urinarius
2 Kaji pola berkemih (frekuensi dan jumlahnya). Bandingkan Identifikasi kerusakan fungsi vesika ur
haluaran urine dan masukan cairan serta catat berat jenis urine metastase sel-sel kanker pada bagian ter
3 Observasi dan catat warna urine. Perhatikan ada / tidaknya Penyebaran kanker pada traktus urin
hematuria satunya di vesika urinaria) dapat m
jaringan di vesika urinaria mengala
sehingga urine yang keluar berwarna m
bercampur dengan darah
4 Observasi adanya bau yang tidak enak pada urine (bau Identifikasi tanda - tanda infeksi pa
abnormal) traktus urinarius
5 Dorong peningkatan cairan dan pertahankan pemasukan Mempertahankan hidrasi dan aliran urin
akurat
6 Awasi tanda vital. Kaji nadi perifer, turgor kulit, pengisian Indikator keseimbangan cairan dan m
kapiler, dan membran mukosa tingkat hidrasi
7 Kolaborasi : Pemeriksaan diagnostik dan penunjan
Siapkan untuk tes diagnostik, prosedur penunjang  sesuai pemeriksaan retrograd dapat digun
indikasi mengevaluasi tingkat infiltrasi kanker
urinarius sehingga dapat menjadi d
intervensi selanjutnya
8 Kolaborasi : Kadar BUN dan kreatinin yang abn
Pantau nilai BUN dan kreatinin menjadi indikator kegagalan fungsi gi
akibat komplikasi metastase sel-sel k
traktus urinarius hingga ke organ ginjal.

3.5 Implementasi
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan.

3.6  Evaluasi
1.      Keseimbangan volume cairan
2.      Tidak ada tanda – tanda infeksi
3.      Pola eliminasi uri ( bak ) normal
4.      Nyeri berkurang / hilang / teratasi
5.      Nafsu makan meningkat
6.      Pengetahuan tentang penyakit kanker meningkat
7.      Perhatian keluarga meningkat
8.      Turgor kulit normal
9.      Cairan yang keluar  pervagina tidak berbau busuk
10.  Berat badan stabil
11.  Pola eliminasi alvi normal sehari sekali dengan konsistensi lembek
12.  Mual dan muntah berkurang / hilang
13.  Ekspresi wajah klien tenang
14.  Pengisian kapiler cepat
15.  Kulit lembab, rambut tidak rontok atau sudah tumbuh

Anda mungkin juga menyukai