Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TUTORIAL

BLOK KELUHAN BERKAITAN DENGAN SISTEM HEMOPOETIK


& LIMFORETIKULER

SKENARIO 2

Lemas, lelah, ngantuk

OLEH :
KELOMPOK 2

DOSEN TUTOR :

dr. Dona Marisa, M.Biomed


Dr. dr. Muh. Darwin Prenggono, Sp.PD, K-HOM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK

ANDRO REFRANS KAHARAP MARIANES RASAD 1910911210034

ANNISA PUTRI FEBRIYANTI 1910911320042

AYSCA FAKHIRA AMALIA 1910911120006

BERLIANA NURHALIZA 1910911320038

DIRA RAMADHANI KALSELYA 1910911320041

IIS PAHRINA 1910911320043

IMPANA CIBRO 1910911120010

MUHAMMAD AKBAR ROMDONI 1910911210048

MUHAMMAD DZAKY HELMY 1910911310007

MUHAMMAD NUR IMAN 1910911210060

NABILA RAHMAN 1910911320040

SYAFINA DWIAYU ARDELIA RUDIANSYAH 1910911320011

SYAHRATUL ASHFIA NASRI 1910911220037


SKENARIO 2

Lemas, lelah, ngantuk


Ane, seorang mahasiswi (19 tahun) datang ke puskesmas karena badan terasa lemas,
cepat lelah serta sering mengantuk terutama kalau pagi hari. Selain itu dia juga
terkadang merasakan jantung berdebar, sering pusing dan kurang bisa berkonsentrasi.
Dia merasa cemas kalau-kalau mengalami gejala yang dilihatnya dipostingan
Instagram temannya 2 hari yang lalu (terlampir gambar postingan). Ane merasakan
gejala ini kurang lebih 1 tahun belakangan sejak menjadi anak kos, terutama saat dan
setelah menstruasi. Menurut pengakuannya, darah yang keluar setiap kali menstruasi
banyak dan biasanya berlangsung 10 – 15 hari. Pasien juga merasa kulit, bibir dan
rambutnya lebih kering dari teman-teman sebayanya. Berdasarkan data yang didapat
dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah. Sesudah
melihat hasilnya, dokter memberikan resep obat yang harus diminum pasien secara
teratur, serta memberikan saran pada pasien untuk konsumsi makanan tertentu.

Step 2 : Klarifikasi Istilah


1. Jantung Berdebar : Palpitasi terjadi dengan tanda pasien mengalami sensasi
jantung berdenyut terlalu cepat atau tidak beraturan
2. Lemas : Suatu kondisi dimana tubuh kita tidak ada sehingga lebih susah untuk
berolahraga atau beraktivitas sehari-hari
3. Menstruasi : Proses keluarnya darah dari vagina yang disebabkan siklus
bulanan alami yang dialami oleh wanita, siklus bulanan terjadi jika wanita
tidak dibuahi atau tidak terjadi fertilisasi
4. Cemas : Istilah yang menggambarkan gangguan psikologis yang takut

Step 3 : Rumusan Masalah


1. Mengapa pasien merasakan lemas, lelah, dan mengantuk?
2. Mengapa pasien juga sering menglami jantung berdebar, pusing, dan
gangguan konsentrasi?
3. Pemeriksaan penunjang apa yang kira2 dapat dilakukan oleh dokter dengan
fasilitas yang ada di puskesmas?
4. Konsumsi makanan apa yang disarankan oleh dokter pada skenario ini?
5. Apakah ada hubungan usia pasien dan jenis kelamin pasien dengan penyakit
pasien yang dialami sekarang ini?
6. Pemeriksaan fisik apa yang kira2 dapat dilakukan oleh dokter?
7. Kenapa pasien baru berobat setelah keluhan yg dialami berlangsung kira2 satu
tahun belakangan?
8. pa aja Afaktor resiko yang menyebabkan pasien mengalami keluhan tersebut?
9. Apakah kira2 oonset penyakit yang sudah satu tahun berpengaruh dengan
derajat keparahan pasien?
10. Apa saja edukasi yang dapat diberikan dokter puskesmas kepada pasien?
11. Anamnesis apa saja yg dpt ditanyakan oleh dokter untuk menegakkan
diagnosis pasti dan eksklusi kemungkinan penyakit lain?
12. Apakah ada hubungan antara gejala menstruasi yang berlebihan dengan
keluhan pasien tiap bulannya?
13. Mengapa ada keluhan lain seperti anggota tubuh yang kering?

Step 4 : Menjawab rumusan masalah


9. Gejala2 tsb merupakan faktor resiko anemia defisiensi zat besi, manfes nya
berangsur2 secara langsung awalnya ringan dan semkain parah menimbulkan kurit
kering rambut kering dan bahkan menimbulkan kerontokan. Pasien datang ke dokter
gejala yag sudah menggangu di kesehariannya. Tahap2 nya, hyang menimbulkan
gejaalayang tahap ketiga. Onset satu tahun berpengaruh dengn gejala, apalagi anak
kos diduga kekurangan nutrisi, mennstruasi memanjang jika terjadi terus menerus
maka akan banyak darah yanng menghilang. (Cibro)

6. Pemeriksaan fisik perlu memperhatikan :  


 adanya takikardia, dyspnea(sesak napas), hipotensi postural(kondisi di mana
penderitanya merasakan pusing ketika beranjak dari duduk atau berbaring).
 pucat: sensitivitas dan spesifisitas untuk pucat pada telapak tangan, kuku,
wajah atau konjungtiva sebagai prediktor anemia bervariasi antara 19-70%
dan 70-100%.  
 icterus(Penyakit kuning adalah kondisi menguningnya kulit dan bagian putih
mata (sklera).): menunjukkan kemungkinan adanya anemia hemolitik. Ikterus
sering sulit dideteksi di ruangan dengan cahaya lampu artifisial. Pada
penelitian 62 tenaga medis, ikterus ditemukan pada 58% penderita dengan
bilirubin >2,5 mg/dL dan pada 68% penderita dengan bilirubin 3,1 mg/dL.
 penonjolan tulang frontoparietal, maksila (facies rodent/chipmunk) pada
talasemia.
 lidah licin (atrofi papil) pada anemia defi siensi Fe.  
 limfadenopati(pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening),
hepatosplenomegali(pembengkakan hati (hepato) dan limpa (spleen)), nyeri
tulang (terutama di sternum); nyeri tulang dapat disebabkan oleh adanya
ekspansi karena penyakit infiltratif (seperti pada leukemia mielositik kronik),
lesi litik ( pada mieloma multipel atau metastasis kanker).  
 petekhie(kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil
berwarna merah atau ungu pada kulit), ekimosis(kulit tubuh tampak lebam
atau bercak ungu kehitam-hitaman), dan perdarahan lain.
 kuku rapuh, cekung (spoon nail) pada anemia defi siensi Fe.
 Ulkus rekuren di kaki (penyakit sickle cell, sferositosis herediter, anemia
sideroblastik familial).
 Infeksi rekuren karena neutropenia ataudefi siensi imun.

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan

Keadaan umum :
 Pada saat pasien datang ke kita maka liat terlebih dahulu keadaan umum
pasien apakah GCS pasien normal? Pasien masih sadar, ataukah pasien lemas,
lesu, pucat, letargi atau bahkan tidak sadarkan diri?
 Apabila pasien datang dengan pucat maka perlu diperhatikan adalah tentang
kemungkinan adanya ketidakstabilan hemodinamik yang memerlukan
intervensi emergensi dan stabilisasi dengan resusitasi cairan ataupun transfusi.
Perlu diperhatikan apakah pasien mengalami gangguan kesadaran, gangguan
status mental, sesak, pucat, dan badannya dingin.
 Kemudian ukur tanda vital pasien = HR (pada pasien anemia biasanya
takikardi karena merupakan bentuk kompensasi tubuh untuk memenuhi suplai
oksigen yang menurun), RR (biasanya meningkat pada pasien anemia), Suhu,
Tekanan darah

Pemeriksaan fisik head to toe, yaitu dimulai dari

 Kepala : nilai konjungtiva pasien, nilai sudut bibir apakah ada cheilitis, pada
THT apakah ada perdarahan hidung dan gusi berdarah
  Leher : apakah da pembesaran kelenjar limfe
 Thorax : inspeksi apakah bentuk dada simetris kiri kanan dan apakah
pergerakan napas normal? Adakah sisi yang tertinggal?, palpasi apakah
gerakan dada simetris? Fremitus vocal kedua lapang paru menurun?, Perkusi
apakah suara sonor?, dan auskultasi apakah vesikuler? ada mengi ataupun
ronkhi?
 Jantung : inspeksi iktus kordis, palpasi iktus kordis, perkusi untuk menentukan
batas jantung, dan auskultasi apakah ada tambahan suara jantung
 Abdomen : inspeksi bagaimana bentuk perut pasien dan kulitnya apakah ada
perubahan warna? Apakah da bekas luka, massa, dan apakah terlihat pulsasi
vena dan gerakan peritaltik usus. Auskultasi untuk menilai apakah da suara
bising usus yang berlebih. Perkusi untuk menentukan batas hepar dengan
organ lain, dapat dilakukan pemeriksaan seperti shifting dullness atau fluid
wave untuk menilai apakah da hepatomegaly,palpasi umum dan khusus untuk
mengetahui apakah da nyeri dan untuk menilai keadaan organ sperti hepar,
spleen, nyeri ketok ginjal, nyeri tekan pada apendix.
 Ekstremitas : apakah ada akral dingin atau pucat? Perhatikan kuku pasien
apakah berbentuk kecung (koilonychias)

(nana) done

12. Badan lemas, lelah, ngantuk, dll. Mennhorraggia : mens yang berlebihan. Pada
saat haid 30 ml darah, Prostaglandin kelebihan bisa menyebabkan kram perut,
penyempitan pembuluh darah yang membuat rasa pusing, estrogen menyebabkan
turunnya gula darah (dzaky)

Sering lambat makan, asupan2 makan tidak sebaik di rumah. Asupan zat besi yang
dimakan pasien mengalami kurang. Kelebihan darah saat menstruasi durasinya lebih
banyak bisa mengakibatkan besi dalam tubuh. Produksi eritrosit yang mengandung
besi berkurang dari jumlah maupun kualitasnya (dira)

7. kemungkinan pasien mengalami keluhan yang ringan saja, namun beberapa wajtu
pasien meraskan keluhan nya semakin berat bauru mendatangi ke dokter untuk
menanyakan keluhan yang dialaminya itu (syafina)

11. kelainan eritrosit, trombosit, dan koagulasi, penting menanyakan keluhan


penyerta. Kekurangan eritrosit lelah, pucat, mirip dengan sistem opertahan tubuh,
anemia defisiensi zat besi kekurangan zat besi. berkaitan dengan onset.. Penting
menannyakan hal-hal ada nya pendarahan? mennhorragia? kehamilan bisa juga
ditanyakan riwayat transfusi, nutrisi (Ashfia)

4. Daging Merah dan Daging Unggas


Sumber makanan tinggi zat besi yang pertama, yakni daging merah, seperti daging
sapi ataupun daging kambing. Selain itu, daging unggas seperti daging ayam dan
daging bebek juga dapat meningkatkan jumlah zat besi dalam tubuh. Kedua jenis
makanan ini sangat mudah ditemui. Dalam 100 gram daging merah, setidaknya
terkandung 2,7 miligram zat besi di dalamnya. Jumlah ini sudah memenuhi sekitar 15
persen dari total asupan zat besi harian yang disarankan. Sementara itu, mengonsumsi
sebanyak 100 gram daging unggas, seperti daging ayam, sudah dapat memenuhi
sekitar 13 persen dari jumlah total asupan harian zat besi. Tidak hanya daging ayam,
daging bebek juga cocok menjadi jenis makanan penambah darah dari golongan
unggas.
Jeroan
Jeroan, bahan makanan yang dapat terdiri dari hati, jantung, dan otak ini ternyata juga
mengandung zat besi dalam jumlah yang terbilang tinggi, oleh karena itu jeroan dapat
dijadiakan salah satu bahan makanan untuk mencegah terjadinya anemia. Bahkan,
dalam 100 gram hati sapi terkandung zat besi sebesar 6,5 miligram yang telah
memenuhi sekitar 36 persen asupan harian. Sementara itu, dalam 100 gram hati ayam
mengandung zat besi sebesar 15,6 miligram.
Seafood
Makanan laut atau seafood, terutama kerang dan tiram ternyata juga kaya akan
kandungan zat besi. Dalam 100 gram kerang mengandung zat besi sebesar 28
miligram atau sekitar 155 persen dari asupan harian yang direkomendasikan. Meski
demikian, kandungan zat besi yang terdapat dalam kerang sangat beragam, tidak
semua jenis kerang mengandung zat besi tinggi.
Sereal, Kacang, dan Biji-Bijian
Makanan selanjutnya yang kaya akan zat besi yakni sereal, kacang, dan biji-bijian.
Beberapa jenis sereal banyak mengandung zat besi yang bisa membantu memenuhi
kebutuhan harian tubuhakan zat besi. Banyak sekali jenis sereal di pasaran yang bisa
dipilih sesuai dengan selera masing-masing. Tidak hanya itu, biji-bijian dan kacang-
kacangan juga mengandung zat besi yang bisa membantu memenuhi kebutuhan
harian. Beberapa contohnya, yakni kacang arab, kacang hitam, kacang merah, kedelai,
biji labu, dan biji wijen.
Sayuran Berdaun Gelap
Bahan makanan kelima yang dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi harian
tubuh yakni makanan yang berdaun gelap, seperti bayam dan brokoli. Bayam dan
brokoli menjadi dua jenis sayuran yang direkomendasikan untuk dikonsumsi karena
termasuk sumber zat besi yang baik. Tidak hanya itu, sayuran berdaun gelap lain pun
kaya akan zat besi. Namun, pastikan kamu sudah memasak sayuran tersebut hingga
matang, karena proses pemasakan akan memudahkan tubuh menyerap zat besi.

13. Jika terjadi pengikatan o2 darah dengan hemoglobin, kekurangan sel darah merah
yang.. pendarahan yang banyak saat mengalami mens. didduga dapat membuat
anggota tubuh menjadi kering. (Aysca)
Anak kos aktivitas lebih banyak terpapar debu alkohol pada parfum menggosok kulit
berlebihan, kulit kering mengurangi kelembaban pada kulit kita. Faktor menggunakan
air panas saat mandi, kasus anemia pasokan O2 ke jaringan, efek samping obat2 an
yang lain (dira)

Msih remaja biasanya tampil lebih cantik seperti menggunakan produk kosmetik
tertentu dapat bermanfes yang sudah disebutkan tadi , rambut kering bisa jadi kulit
kepala pasien tidak cukup memproduksi cukup minyak (cibro)

3. Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan perifer lengkap atau DPL, RS bisa lihat


apusan darah tepi, hepatologi, cek feses dan urin rutin, pemeriksaan lainnya cek
serum iron TIBC, saturasi (andro)

Perhitungan reti menentukan anemia secara spesifik (aysca)

5. Ada, seiring bertambahnya usia maka kebutuhan akan tenaga akan semakin
bertambah. Namun semakin bertambahnya usia pula kinerja tubuh akan semakin
menurun karena adanya degenerasi organ karena proses penuaan. Maka hal ini akan
menyebabkan seseorang yang semakin tua akan semakin mudah lelah dan
lemas.Jurnal kesehatan pada tahun 2013 dinyatakan pada usia lebih dari 35 tahun
kondisi fisik seseorang akan menurun, daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit
tidak lagi optimal dan rentan terhadap komplikasi penyakit. Mnrut UU No 13 th 1998
Pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia yang dinamakan lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia diatas 60 tahun.Namun keluhan pasien yang lelah yang
kemungkinan disebabkan oleh kurang darah/eritrosit dan transport O2 yang kurang
tidak ada hubungannya dengan usia pasien karena pasien masih dalam usia yang
produktif.

 Apakah ada hubungan antara keluhan pasien dengan jenis kelamin?.Berdasarkan uji
statistic yang dilakukan ppada sebuah jurnal didapati hubunan antara jenis kelamin
dengan kejadian anemia.Perempuan lebih dominan mengalami kehilangan
darah/anemia dengan gejala mudah lelah, sering pusing daripada laki-laki hal ini
dikarenakan perempuan mengalami menstruasi, menyusui, dan hamil yang dapat
meningkatkan kebutuhan faktor pembentuk sel darah merah seperti zat besi (Fe),
kobalamin (vit B12), dan asam folat (B9). Adapun menstruasi yang dapat
menyebabkan anemia adalah menstruasi yang waktunya memanjang dengan volume
yang banyak atau menorrhagia atau siklus yang tidak normal atau metrorragia. Fase
fase tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pembentuk sel darah.

(nana) done

Jeniskelamin berpengaruh, perempuan dominan menglamai mens meningkatkan fktor


pembentukan sel darah, fase2 mens hamil  melahirkan meningkatkan kebutuhan zat
besi, dll (nabila)

1. 19 tahun berasa lemah ceoat lelah kemungkinan besar mengalami anemia, bisa saja
ada gangguan pemmbentukan eritrosit karena sumsum tulang, bisa juga adanya
pengeluaran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya atau hemolisis, pasien juga
mengalami kekurangan asupan gizi dalam tubuh seperti kalori yang mungkin
membuat ngantuk dan lemas tubuh. Kekurangan suplai oksigen di otak. Kos banyak
aktivitas bisa mengantuk lemas saat beraktivitas berlebihan (Iis)

Apabila zat besi ini berkurang makan akan menyebabkan terganggunya pembentukan
heme dan hemoglobin, sehingga kadar hemoglobin dalam eritrosit akan berkurang
dan transporter O2 ke paru paru, organ vital dan jaringan akan berkurang juga. Pada
saat kekurangan oksigen, sebagian jaringan tubuh akan melakukan metabolism
anaerob. Pada proses anaerob ini, dihasilkan lebih sedikit ATP yaitu hanya sebanyak
2 ATP dari tiap molekul glukosa. Akibatnya jaringan kekurangan energy atau ATP
yang menjadi sumber dalam beraktifitas. Sehingga pasien mengeluhkan lemas
diakibatkan otot yang kekurangan nutrisi.

Pada kebiasaan makan pasien yang jarang mengonsumsi daging maka dapat dicurigai
selain pasien kekurangan zat besi pasien juga dapat kekurangan vit B12(kobalamin).
Kobalamin sangat penting bagi tubuh dan hrs ditemukan dari makanan karena tubuh
tidak dapat memproduksi kobalamin sendiri. Kobalamin merupakan prokursor dalam
pembentukan tetrahidrofolat dari bentuk awalnya yaitu methy tetrahidrofolat untuk
pembentukan DNA.
Selain kebiasaan makanan dan gangguan reabsorpsi karena zat zat yang menghambat
penyerapan zat besi juga karena

 Kehilangan darah saat trauma, menstruasi, melahirkan


 Adanya parasite dalam tubuh yang menyebabkan perdarahan kronis

(nana) done

Karena kurangnya O2 dalam jaringan, hormon melatonin yanng mengatur perasaan


kantuk (syafina)

2. hal ini terjadi karena kekurangan hemoglobin. Hemoglobin yaitu protein khusus
yang berguna untuk mengikat oksigen dan mengangkutnya ke seluruh tubuh lewat
bantuan sel darah merah. Ketika tubuh mengalami kekurangan hemoglobin, otomatis
semua sel dan jaringan tubuh akan kekurangan oksigen. Sehingga terjadilah pusing
karena oksigennya tidak sampai ke otak.
Kurangnya pasokan hemoglobin ini membuat jantung harus bekerja ekstra keras
untuk mengalirkan darah beroksigen sehingga jantung akan terasa berdebar (iman)

10. Mengonsumsi pasien yang kaya protein, yang mengandung zat besi sebagai bahan
utama pembentukan zat besi, hewani (heme) dan nabati (non heme). Anak kos kita
saranin untuk mengonsumsi protein2 nabati, makan-makan cepat saji dikurangi terlalu
banyak ragam dan ngga tau sumbernya dapat menyebabkan menurun produksi sel
darah mara, kurangi kopi dan teh, meningkatkan absorbsi, diimbangi dengan sayuran
dan buah--0buahan. daoat menyediakan suplemen zat besi. Dapat membantu
mencegah anemia, mengonsumsi tablet tambah darah . Minum air 8 gelas perhari,
istirrahat yang cukup dan teratur (nabila)

Kepatuhan minum obat hingga 6 bulan pertama untuk memastikan zat besi kembali
normal, konsumsi vit c tomat dan jeruk, kalau masih dirasa kurang bisa mengonsumsi
suplemen.

Hasil Pemeriksaan Umum Fisik :


compos mentis 
tekanan 100/70 
nadi 100
napas 20x/menit 
suhu 36,9 derajat celcius 
bb 47 kg 
tb 155 cm 
kepala DBN 
mata konjuntiva +, anemis +, sklera -
leher DBN
thoraks, jantung, paru DBN 
abdomen DBN 
Ekstremitas tangan tampak anemis

Px Lab
hb : 6,7 
Ht 17%
leukosit 5000 
Eritrosit 3,4 jt
trombosit 560.000
MCV 71,4 
MCH 22,3 
MCHC 31,2
RDW 15,9
MPV 12,4

Basofil 0
eusinofil 0,6
Neutrofil batang 0,9
Neutrofil segmen 74,4
monosit 7,2

Serum iron 185


TIBC 442 
Feses, tidak ditemukan telur cacing
DD : Anemia
         Anemia defisiensi folat
         
DK : Anemia

Problem tree

1. Definisi 
Anemia secara umum didefinisikan sebagai berkurangnya konsentrasi
hemoglobin didalam tubuh. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai
penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer (penurunan oxygen carrlting capacity. Secara praktis anemia
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung
eritrosit (red cell courtt). Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang
timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis. karena
cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan
pembentukan hemoglobin berkurang. ADB ditandai oleh anemia hipokromik
mikrositer dan hasil laboratorium yang menunjukkan cadangan besi
kosong./andro Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
berkurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya
saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin
sumsum tulang./nana

2. Etiologi 
Etiologi anemia
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau
hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen
dan tidak berfungsi secara normal (hipoksemia).
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
•    Produksi sel darah merah yang kurang.
•    Kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat
•    Kehilangan darah secara berlebihan.
•  Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat (yang mungkin disebabkan
oleh masalah sistem kekebalan tubuh)
•  Penyakit jangka panjang (kronis) seperti penyakit ginjal kronis, kanker,
radang borok usus besar, atau radang sendi
•   Terdapat masalah pada sumsum tulang seperti limfoma, leukemia,
myelodysplasia, multiple myeloma, atau anemia aplastic
•  Pengeluaran darah yang lambat (misalnya, karena periode menstruasi yang
berat atau tukak lambung)
•   Kehilangan banyak darah secara tiba-tiba
terdapat enam faktor yang sering menyebabkan kejadian anemia, pertama
adalah rendahnya asupan zat besi dan zat gizi  lainnya, yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi makanan sumber zat besi. Zat gizi lain yang
menyebabkan terjadinya anemia adalah kekurangan vitamin A, vitamin C,
asam folat, riboflavin, dan vitamin B12. Kedua, penyerapan zat besi yang
rendah, disebabkan komponen  penghambat di dalam makanan seperti fitat.
Rendahnya zat besi pada bahan makanan nabati menyebabkan zat besi tidak
dapat diserap dan  digunakan oleh tubuh. Ketiga, malaria terutama pada anak-
anak dan wanita hamil. Keempat, parasit seperti cacing (hookworm) dan
lainnya (skistosomiasis). Kelima, infeksi akibat penyakit kronis maupun
sistemik (misalnya: HIV/AIDS). Keenam, gangguan genetik seperti
hemoglobinopati dan sickle cell trait.

anemia disebabkan malabsorspi besi, hal ini disebabkan oleh asam lambung
dan penyerapan besi dibagian usus halus /ashfia

3. Epidemiologi 
angka terjadi anemia di indonesia cukup tinggi, prevalensi anemia 32% 3-4
dari 10 remaja menderita anemia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya
aktivitas dr remaja tersebut. anemia merupakan masalah masyarakat di dunia,
anak kurang dr 4 thn 34%, 56% anak dibawah umur 5 tahun dapat menderita
anemia. 41% dibawah 5 tahun dan 24%-35% anak sekolah menderita anemia.
apabila terlambat ditanggulangi anemia dapat menyebabkan kematian. anemia
defisiensi besi, di afrika laki laki dewasa 6%, laki di indonesia. wanita tidak
hamil atau remaja aktif akrrifa 20%, amerika latin 21%, indonesia 25%.
wanita hamil 39% amerika latin. dari data terbilang indonesia termasuk tingkat
tinggi. /dira 

anemia tertinggi ditemuka pada akhir masa bayi dan awal masa kanan2 karena
terdapat defisiensi besi pada masa kehamilan, penggunaan susu formula
dengan kadar besi yang berkurang. ditemukan ABD pada masa remaja,
diperbesar pada kekurangan darah atau menstruasi. 2017 menunjukan
prevalensi ABD bayi 40-45%. 2018 ABD bayi 6-12 bulan, anak anak, balita
61%, 48,1%. /abay 
anemia 47,9% prevalensi remaja putri, kelompok umum. remaja putra 23%.
anemia merupakan salah satu /iis 

prevalensi anemia negara mau 9%, 34% negara berkembang. anak anak 27%,
wanita hamil, wanita tidak hamil 30%. WHO prevalensi 50% tahun 2025. /fina

4. Faktor resiko 
pertama, usia kurangnya zat besi. prematur dapat menyebabkan kurang zat
besi. seperti kebutuhan yang berkurang atau absorpsi. makanan yang
berkurang. infeksi parasit. wanita dewasa bisa karena menstruasi. bisa karena
kegemukan karena penurunan aktivitas yang menurunkan pelepasan besi. 
4. vegetarian, kurang makan daging, ikan dan makanan yang kaya akan
mengandung zat besi. faktor resiko bisa karena penyerapan yang buruk,
kekurangan zat gizi sepeerti vitamin A, B dan folaat. bisa karena penyakit
kanker, HIV /fina 

stimulasi darah yang tidak memadai, hipotiroidisme, gangguan yang dapat


merusak sel darah merah, penyakit kornis, penyakit keturunan, penyakit dr
orang tua. /aysca

pendarahan bisa menjadi faktor resiko, latihan yang berlebihan. /iis

5. Patogenesis 

Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir keseimbangan negatif besi yang
berlangsung lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini menetap
akan menyebabkan cadangan besi terus berkurang. Perkembangan kekurangan
zat besi dapat dibagi menjadi tiga tahap.

1. Tahap Pertama

            Tahap ini disebut iron depletion atau store iron deficiency,
ditandai dengan berkurangnya cadangan besi. Terjadi keseimbangan besi
negatif, di mana kebutuhan (atau kehilangan) besi melebihi kemampuan
tubuh untuk menyerap besi dari makanan. Tahap ini dihasilkan dari
sejumlah mekanisme fisiologis, termasuk kehilangan darah, kehamilan,
lonjakan pertumbuhan yang cepat pada remaja, atau asupan zat besi yang
tidak memadai. Dalam keadaan ini defisit besi harus dibuat dengan
memobilisasi besi dari tempat penyimpanan RE. Selama periode ini,
simpanan zat besi—yang dicerminkan oleh kadar feritin serum atau
munculnya zat besi yang dapat diwarnai pada aspirasi sumsum tulang—
menurun. Selama simpanan besi ada dan dapat dimobilisasi, serum iron,
total iron-binding capacity (TIBC), dan kadar protoporfirin sel darah merah
tetap dalam batas normal. Pada tahap ini, morfologi dan indeks sel darah
merah normal. Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal.
Pada keadaan ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme. Feritin serum
menurun sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya
kekurangan besi masih normal.

2. Tahap Kedua
            Pada tingkat ini yang dikenal dengan istilah iron deficient
erythropoietin atau iron limited erythropoiesis, didapatkan suplai besi yang
tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis. Simpanan besi sumsum tidak
ada bila kadar feritin serum <15 g/L. Selama besi serum tetap dalam kisaran
normal, sintesis hemoglobin tidak terpengaruh meskipun simpanan besi
berkurang. Setelah saturasi transferin turun menjadi 15-20%, sintesis
hemoglobin menjadi terganggu. Ini adalah periode eritropoiesis yang terjadi
saat kekurangan zat besi. Ketika simpanan besi menjadi habis, serum iron
mulai turun. Secara bertahap, TIBC meningkat, seperti halnya kadar
protoporfirin sel darah merah. Evaluasi yang cermat dari apusan darah tepi
mengungkapkan penampilan pertama sel mikrositik, dan jika teknologi
laboratorium tersedia, seseorang akan menemukan retikulosit hipokromik
dalam sirkulasi. Secara bertahap, hemoglobin dan hematokrit mulai turun,
mencerminkan anemia defisiensi besi.

3. Tahap Ketiga
            Tahap inilah yang disebut sebagai iron deficiency anemia.
Keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang tidak
cukup sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb. Dari gambaran tepi
darah didapatkan mikrositosis dan hipokromik yang progresif. Bila terdapat
anemia sedang (hemoglobin 10-13 g/dL), sumsum tulang tetap
hipoproliferatif. Dengan anemia yang lebih parah (hemoglobin 7-8 g/dL),
hipokromia dan mikrositosis menjadi lebih menonjol, sel target dan sel
darah merah yang cacat (poikilosit) muncul pada apusan darah sebagai
bentuk cerutu atau pensil, dan sumsum eritroid menjadi semakin tidak
efektif. Akibatnya, dengan anemia defisiensi besi berkepanjangan yang
parah, hiperplasia eritroid dari sumsum berkembang.

    Peran utama besi pada mamalia adalah membawa O2 sebagai bagian
dari hemoglobin. O2 juga diikat oleh mioglobin di otot. Besi adalah elemen
penting dalam enzim yang mengandung besi, termasuk sistem sitokrom di
mitokondria. Tanpa besi, sel kehilangan kapasitasnya untuk transpor elektron
dan metabolisme energi. Pada sel eritroid, sintesis hemoglobin terganggu,
mengakibatkan berkurangnya pengiriman O2 ke jaringan. Oksigenasi yang
berkurang menyebabkan kebutuhan eritropoetin yang besar dan merangsang
sumsum tulang untuk memproduksi eritrosit. Hingga manifestasi klinis anemia
muncul. Gejala dan tanda anemia bergantung pada derajat keparahan dan
kecepatan terjadinya anemia, juga kebutuhan oksigen penderita. Gejala akan
lebih ringan pada anemia yang terjadi perlahan-lahan, karena ada kesempatan
bagi mekanisme homeostatik untuk menyesuaikan dengan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen. 
6. Manifestasi klinis 
kebanyakan anak anak dengan defisiensi besi pada usia 12 bulan tidak
menunjukan. pertama, kuku sendok atau kuku menjadi rapuh dan cekung
seperti sendok. kedua terjadi atropi pada lidah dan lidah licin juga
menghilangnya papil lidah. ketida peradangan pada sudut mulut ada bercak
keputihan. keempat disfagia. defisiensi besi ada sistem hematologi, pada bayi
dan remaja menurunnya fungsi intelektual. /iis

ciri umum anemia WHO, 5L lemah lesu lunglai. telinga berdenging,


penurunan konsentrasi /cibro

gejala anemia atau anemik sindrom yaitu gejala yang timbul karena jenis
anemia karena penurunan kadar hb pada titik tertentu. gejala umum karena
anoksia dan kompensasi tubuh pada hb, gejala nya yaitu kita akan merasakan
lesu, palpitasi, takikardi, angina pektoris. organ yang terkena sistem saraf,
sakit kepala, pusing, telinga mendenging, kelemahan otot, lesu, perasaan
dingin pada ekstremitas. urogenital, menstruasi dan libido yang turun. warna
kulit pucat dan elastisitas menurun. /dira 

7. Diagnosis 
diagnosis ada tiga tahap. anemnesis, mengetahui anemia dari perilaku atau
keseharian
pemeriksaan lab, menentukan anemia dengan memntukan kadar hemoglobin,
kadar zat besi. sudah mencakup anemnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lab. /jahe 
kriteria diagnosis ABD, pertama kadar hb kurang dari normal kurang dr 30%
kadar serum kurang dr 5, saturasi kurang dari 15%. ABD menurun karena
saturasi transfer kurang dari 16%, kadar serum kurang dr 12. minimal ada dua
dari 3 yaitu serum dan .. /iman
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang
diagnostik pokok dalam diagnosis anemia. Pemeriksaan ini terdiri dari:
1). Pemeriksaan penyaring (screening test):
2). Pemeriksaan darah seri anemia;
3). Pemeriksaan sumsum tulang;
4). Pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan Penyaring, untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran kadar
hemoglobin, indeks eritrosit dan hapusan darah tepi. Dari sini dapat dipastikan
adanya anemia serta jenis morfologik anemia tersebut yang sangat berguna
untuk pengarahan diagnosis lebih lanjut.
Pemeriksaan Darah Seri Anemia, meliputi hitung leukosit, trombosit, hitung
retikulosit dan laju endap darah. Sekarang sudah banyak dipakai automatic
hematology analyzer yang dapat memberikan presisi hasil yang lebih baik.
Pemeriksaan Sumsum Tulang, pemeriksaan ini memberikan informasi yang
sangat berharga mengenai keadaan sistem hematopoesis. Pemeriksaan ini
dibutuhkan untuk diagnosis definitif pada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan
sumsum tulang mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastik, anemia
megaloblastik, serta pada kelainan hematologi yang dapat mensupresi sistem
eritroid.
Pemeriksaan Khusus, Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus,
misalnya pada: Anemia defisiensi besi: serum iron. TIBC (total iron binding
capacity), saturasi transferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor
transferin dan pengecatan besi pada sumsum tulang (Perl's stain). . Anemia
megaloblastik: folat serum, vitamin B 12 serum, tes supresi deoksiuridin dan
tes Schilling. . Anemia hemolitik: bilirubin serum, tes Coomb, elektroforesis
hemoglobin dan lain-lain. . Anemia aplastik: biopsi sumsum tulang. Juga
diperlukan pemeriksaan non-hematologik tertentu seperti misalnya
pemeriksaan faal hati, faal ginjal atau faal tiroid. /andro

endoskopi, USG panggul guna untuk menstruasi gangguan panggul, fase


kehamilan. /asyca 

anamnesis, mengetahui gejala umum anemia disebut sindrom anemia, karena


organ target yang menyebabkan konpensasi kadar hb yang turun. penurunan
hb sampai dikadar tertentu saat hb kurang dari 7. sindro anemia ada lesu,
lemah, telinga terasa mendenging, mata berkunang kunang, kaki merasa
dinging. anamnesis menanyakan RPD, RPD, pemaparan bahan kimia fisik. /
nabila 

pemeriksaan fisik, bisa dilihat anemis atau tidak. ikterus ada atau tida,
limadenopati. stomatitis angularis atau tidak. atrofi lidah. pem penunjang,
pemeriksaan hb, eritrosit, kadar peritin serum, pemeriksaan sumsum tulang.
akibat yang merugikan, misal bayi 0-9 tahun, remaja 10-19 tahun. bayi ada
gangguan perkembangan motorik dan kemampuan belajar dan psikologis.
remaja karena kemampuan belajar, aktivitas fisik, sistemm pertahanan tubuh
pd penyakit infeksi, penurunan daya tahan thdp keletihan. wanita hamil,
meningkatkan rasa kesakitan dan kematian janin, resiko janin bb lahir
rendah. /nana 

8. Klasifikasi 

Klasifikasi anemia juga dapat terbagi berdasarkan karakteristik bentuk sel darah
merah yang diproduksi, meliputi:
1.Makrositik (sel darah merah besar), contohnya anemia megaloblastik, anemia
defisiensi B12 dan folat, anemia karena penyakit hati, dan anemia karena
hipotiroidisme.
2.Mikrositik (sel darah merah terlalu kecil), contohnya anemia sideroblastik, anemia
defisiensi besi, dan thalasemia.
3.Normositik (sel darah merah berukuran normal), contohnya anemia karena
perdarahan (anemia hemoragik), anemia karena penyakit kronis atau infeksi, anemia
hemolitik autoimun, dan anemia aplastik.

Ada pula yang membagi jenis anemia mengikuti penyebab mendasarnya, yaitu 
anemia karena ganguan pembentukan eritrosit di sumsum tulang, 
anemia karena perdarahan (kehilangan banyak darah dari dalam tubuh), 
dan anemia yang disebabkan oleh proses penghancuran eritrosit sebelum waktunya.

Ada beberapa macam anemia yang paling umum terjadi, di antaranya:

1. Anemia defisiensi zat besi


Yaitu jenis anemia akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Ketika, tubuh tidak
dapat memproduksi  hemoglobin yang cukup untuk mengalirkan oksigen ke seluruh
jaringan tubuh.Defisiensi zat besi pada umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan
gizi dari makanan sehat, atau akibat trauma kecelakaan yang menyebabkan banyak
perdarahan sehingga persediaan zat besi ikut hilang.

2. Anemia defisiensi vitamin


Nah anemia jenis ini terjadi ketika tubuh kekurangan asupan vitamin yang berperan
penting dalam pembentukan sel darah merah sehat. Beberapa vitamin tersebut adalah
vitamin B12, B9 atau folat yang juga dikenal sebagai asam folat), dan vitamin C. 

3. Anemia aplastik
Dimana kondisi tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah merah sehat yang baru.
Kondisi ini terjadi akibat adanya kerusakan atau kelainan pada sumsum tulang berisi
komponen darah, mulai dari eritrosit, leukosit, dan trombosit.hal ini  dapat
memperlambat atau mematikan produksi sel darah baru. Karena bisa saja sumsum
tulangnya kosong (aplastik) atau mengandung sangat sedikit sel darah (hipoplastik).

4. Anemia sel sabit


Jenis anemia ini disebabkan oleh kerusakan genetik pada gen pembentuk hemoglobin
dalam darah. Seseorang beresiko apabila ada salah satu dari orangtua memiliki gen
mutasi pemicu anemia sel sabit.Dimana mengakibatkan eritrosit yang diproduksi jadi
berbentuk seperti bulan sabit, dengan tekstur kaku dan lengket. 

5. Anemia thalasemia
anemia yang diturunkan dalam keluarga. saat tubuh membuat bentuk hemoglobin
yang tidak normal. Akibatnya, sel-sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan benar
dan tidak membawa cukup oksigen. Sel darah abnormal disebabkan oleh mutasi
genetik atau hilangnya gen penting tertentu dalam faktor pembuatan darah.

6. Anemia defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)


terjadi ketika sel-sel darah merah kehilangan enzim penting yang disebut G6PD. Yang
menyebabkansel-sel darah merah pecah dan mati ketika bersentuhan dengan zat-zat
tertentu dalam aliran darah. Anemia ini jenisnya dapt diturunkan

7.Anemia hemolitik autoimun


Yaitu jenis anemia yang bisa diturunkan ataupun tidak, alias didapatkan semasa
hidup. Penyebabnya belum diketahui jelas. Dugaan sementara, anemia hemolitik
autoimun ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh keliru mengenali sel darah merah
sehat sebagai sesuatu yang mengancam. Akibatnya, antibodi bereaksi untuk
menyerang dan menghancurkannya.

8.Diamond Blackfan Anemia (DBA) yaitu kelainan darah langka yang biasanya
didiagnosis pada anak-anak selama tahun pertama kehidupan mereka. Diduga tidak
cukup membuat cukup sel-darah merah. DBA dapat diturunkan melalui keluarga.
Sekitar separuh pasien anak didiagnosis dengan gangguan gen yang abnormal telah
diidentifikasi dan dapat berkontribusi pada penyebab DBA. Pada anak-anak lain
dengan DBA, tidak ada gen abnormal ditemukan dan penyebabnya tidak diketahui.

9. Anemia fanconi.
 jika Perempuan dengan anemia ini mungkin menstruasinya lebih lambat dari
perempuan lain dan mengalami kesulitan untuk hamil atau menjalani persalinan. juga
mungkin mengalami menopause dini.
10. Anemia sideroblastik yaitu jenis anemia langka, ditandai dengan adanya kelebihan
zat besi. Hal ini disebabkan oleh sumsum tulang yang menghasilkan sel darah imatur
(sideroblas) berbentuk cincin, bukannya kepingan cakram seperti sel darah merah
yang sehat (eritrosit). Pada orang yang memiliki anemia sideroblastik, tubuhnya
memiliki zat besi tetapi tidak dapat memasukkannya ke dalam hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein yang dibutuhkan sel darah merah untuk mengangkut
oksigen secara efisien.

tingkat konsentrasi sel darah merah. dibagi berdasarkan karakteristik.


membagi mengikuti penyebab mendasar seperti pendarahan. paling umu ABD
jenis anemia kurang zat besi pada darah saat tubuh kurang hb. anemia
defisiensi vitamin, beberapa vitamin yaiu vit b12. kurang sel darah merah
yang baru pada sel darah merah seperti eritrosit. anemia sel sabit pada orang
tua terdapat anemia sel sabit. anemia defisiensi glukosa saat sel darah merah
kekukrangan.. anemia auto imun penyebab belum diketahui jelas. anemia
fankoni, perempuan dengana anemia menstruasi telat. anemia .. kelebihan zat
besi. /aysca

klasifikasi makrositik, mikrositik. definisinya adanya anemia mikrositik yaitu


disertai dengan anemia hipokronik, apabila volume besar eritrosit kurang dari
20 dan warnanya kurang dari 27, mengecilnya sel darah merah karena
defisiensi besi. adanya kurangnya kepadatan warna pada eritrosit. anemia
normokromik yaitu kuruan normal dan warna normal. sel darah warnanya
tidak berubah, penyakit hemolitik, gangguan ginjal dan hati. MCF atau bentuk
nya lebih dr 95. ukuran sel darah merah bertambah besar. anemia makrositik
ada dua, megaloblastik kurang nya asam folat. non megaloblastik, peningkatan
luas permukaan membran eritrosit /dira
/nana done

9. Tata laksana 

PENATALAKSANAAN
Terapi terhadap anemia defisiensi besi adalah:

a.     Terapi kausal yaitu terapi terhadap penyebab perdarahan. Misalnya pengobatan


cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menorhagia.

b.     Pemberian preparat besi (iron replacement therapy) untuk mengganti kekurangan


besi dalam tubuh. Ada dua :
1.     Terapi Besi Oral
Terapi ini merupakan terapi pilihan pertama karena efektif, murah, dan
aman. Preparat yang tersedia adalah ferrous sulphat yang merupakan
preparat pilihan pertama karena paling murah tetapi efektif. Dosis anjuran
adalah 3 x 200 mg. Setiap 200 mg ferrous sulphat mengandung 66 mg besi
elemental. Pemberian ferrous sulphat 3 x 200 mg memberikan absorpsi
besi 50 mg per hari yang dapat meningkatkan eritropoesis dua sampai tiga
kali normal. Preparat lain yang tersedia adalah: ferrous gluconate, ferrous
fumarat, ferrous lactate dan ferrous succinate. Sediaan ini harganya lebih
mahal, tetapi efektivitas dan efek samping hampir sama. Terdapat juga
bentuk sediaan enteric coated yang dianggap memberikan efek samping
lebih rendah, tetapi dapat mengurangi absorpsi besi. Preparat besi oral
sebaiknya diberikan saat lambung kosong. Pada pasien yang mengalami
intoleransi, ferrous sulphat dapat diberikan saat makan atau sesudah
makan. Efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal yang dijumpai
pada 15 sampai 20%. Keluhan ini dapat berupa mual, muntah, serta
konstipasi. Untuk mengurangi efek samping, besi diberikan saat makan
atau dosis dikurangi menjadi 3 x 100 mg.
2.     Terapi besi parenteral
Terapi ini sangat efektif tetapi mempunyai risiko lebih besar dan harganya
lebih mahal, oleh karena risiko ini maka besi parenteral hanya diberikan
atas indikasi tertentu. Indikasinya 1.) Intoleransi terhadap pemberian besi
oral 2.) Kepatuhan terhadap obat yang rendah 3.) Gangguan pencernaan
seperti kolitis ulseratif 4.) Penyerapan besi terganggu seperti misalnya
gastrektomi 5.) Keadaan dimana kehilangan darah yang banyak sehingga
tidak cukup dikompensasi oleh pemberian besi oral 6.) Kebutuhan besi
yang besar dalam waktu pendek, seperti pada kehamilan trimester ketiga
atau sebelum operasi. Preparat yang tersedia ialah iron dextran complex,
iron sorbitol citric acid complex, dan iron sucrose. Besi parenteral dapat
diberikan secara intramuskular dalam atau intravena pelan. Untuk
pemberian secara intramuskular memberikan rasa nyeri dan memberikan
warna hitam pada kulit. Efek sampingnya adalah reaksi anafilaktik,
meskipun jarang, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri perut. Terapi ini
bertujuan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan mengisi besi
sebesar 500 sampai 1000 mg.

c.     Pengobatan lain
-       Pola makan: sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi
protein terutama yang berasal dari protein hewani.
-       Vitamin C: vitamin c diberikan 3 x 100 mg per hari untuk
meningkatkan absorpsi besi.
-       Transfusi darah: Anemia defisiensi besi jarang memerlukan transfusi
darah. Indikasi pemberiannya:
-  Adanya penyakit jantung anemik dengan ancaman gagal jantung
- Anemia yang sangat simptomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing
yang sangat menyolok
- Pasien memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat seperti
pada kehamilan trimester akhir atau preoperasi.
Jenis darah yang diberikan adalah PRC (Packed Red Cell) untuk
mengurangi bahaya overload.
/nana done 

respon terhadap terapi yang baik. kenaikan hb 0,15 gr perhari. hb menjadi


normal saat 4-10 minggu. non farma berdasarkan gejala keparahan dan gejala
penyerta. transfusi darah bila terjadi adanya indikasi. /cibro

rekomendasi pemberian suplementasi pada anak, usia balita 2-5 tahun. usia
yang masih 2-5 tahun, pemberian .. 2x perminggu. 5-12 tahun dosis 18 mg.
untuk remaj 12-18 tahun 60 mg, pemberian 2x perminggu selama 3 bulan.
pemberian parenteral, pemberian transfusi darah saat keadaan anemia yang
dapat mempengaruhi dari terapinya. diberikan saat keadaan dapat
membahayakan hiper. anemia berat dimana kadar hb kurang dr 4. /iman 

10. Prognosis 
prognosis anemia secara umum prognosis nya baik dan dapat disembuhkan di
beberapa kasus. tingkat keparahan dan kesehatan pada pasien tsb. prognosis
ABD, baik jika penyebab nya karena kekurangan besi dan dilakukan
penanganan yang adekuat. manifestasi klinis akan membaik saat memperikan
preparat besi atau fe. jika mengalami kegagalan bisa jadi karena diagnosis
yang salah, dosis obat kurang adekuat, obat sudah kadaluarsa, pasien
mengalami perdaharan yang tidak teratasi atau pendarahan yang tidak nampak,
mengalami penyakit ganas, penyakit hati, ginjal, tiroid, kurangnya besi dan
asam folat. pasien jika diberikan banyak antasida yang berlebihan pada usus
terganggu karena kurannya besi pada tubuh /nabila

11. Kompilkasi 
kelemahan berat, koplikasi pertama pada orang yang mengalami anemia,
pasien jadi susah aktivitas karena lelah dan lemas. karena bagian tubuh kurang
o2. rentan kena infeksi. komplikasi dan gangguan kehamilan, karena kurang
asam folat. ibu nya bisa depresi pasca kehamilan dan gangguan bayi saat lahir
yaitu prematur sebelum minggu ke 37. kandungan zat besi pada bayi, hasil test
pada kemampuan mental. ketiga, gangguan jantung sebagai komplikasi, detak
jantung yang tidak tepat atau tidak teratur. jika anemia dibiarkan, maka
jantung akan mengalami perbesaran atau gagal jantung danbisa fatal.
kematian, anemia bawaan contohnya anemia sel sabt, kehilangan darah tanpa
penganan yang baik dapat menyebabkan kematian. 
komplikasi ABD ada bbrp kondisi yang membahayakan, pertama masalah
jantung pada gangguan irama jantung. konplikasi kehamilan pada ibu dan
janin yang akan lahir pd bb yang rendah. gangguan pertumbuhan dan rentan
terkena infeksi pada bayi dan anak anak. terkahir depresi. /abay 
12. Pencegahan 
pencegahan ADB yaitu meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan,
hewani dalam umlah yang cukup. hewani tergolong dalam jumlah mahal maka
bisa diganti dengan alternatif lain. aneka ragam makanan yang mengandung
vitamin. bisa mengonsumsi vitamin yang. dapat menyebabkan penyerapan.
buah-buahan. mengonsumsi makanan seperti yang mengandung fosfat.
meningkatkan suplemen. /iman 

Pencegahan dan Pengobatan Anemia Defisiensi Besi

 Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia adalah

 a. Suplementasi tabet Fe

b. Fortifikasi makanan dengan besi

c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang


memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.

 d. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam upaya mencegah


dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin.

e. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis
langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya
adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian
bahwa suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin
DAFTAR PUSTAKA

1. Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EG
2. Sudoyo Ano W, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III.
Jakarta: Interna Publishing, 2009.
3. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur (WUS), KEMENKES RI Tahun
4. Iron Deficiency Anemia: Evaluation and Management. Am Fam Physician.
2013;87(2):98-104.
5. Jurnal Sari Pediatri, tulisan Maria Abdulsalam & Albert Daniel
6. JuliaFitriany,Amelia IntanSaputri. ANEMIA DEFISIENSI BESI.
JurnalAverrousVol.4No.2. 2018

Anda mungkin juga menyukai