0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
69 tayangan16 halaman
Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum waktunya pada kehamilan di atas 28 minggu. Dokumen menjelaskan tentang definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosa, penatalaksanaan, dan komplikasi solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum waktunya pada kehamilan di atas 28 minggu. Dokumen menjelaskan tentang definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosa, penatalaksanaan, dan komplikasi solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum waktunya pada kehamilan di atas 28 minggu. Dokumen menjelaskan tentang definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosa, penatalaksanaan, dan komplikasi solusio plasenta.
Nur Hardianti 14420201055 Apa itu solusio plasenta
Solutio plasenta adalah lepasnya plasenta
dengan implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu sampai 28 minggu / berat janin di atas 500 gr. Etiologi • Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian, beberapa hal di bawah ini diduga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadiannya, antara lain sebagai berikut :
1. Hipertensi esensial atau pre
eklampsi. 1. Mioma uteri. 2. Tali pusat yang pendek karena 2. Defisiensi asam folat. pergerakan janin yang banyak 3. Merokok, alkohol, dan kokain. atau bebas. 4. Perdarahan retroplasenta. 3. Trauma abdomen seperti terjatuh 5. Kekuatan rahim ibu berkurang pada tertelungkup, tendangan anak multiparitas. yang sedang di gendong. 6. Peredaran darah ibu terganggu 4. Tekanan rahim yang membesar sehingga suplay darah ke janin tidak pada vena cava inferior. ada. 5. Uterus yang sangat kecil. 7. Pengecilan yang tiba-tiba pada 6. Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 hidromnion dan gameli. tahun) 7. Ketuban pecah sebelum waktunya. Klasifikasi
• Plasenta yang terlepas
semuanya disebut Solusio Plasenta Totalis. Plasenta yang • terlepas sebagian disebut Solusio Plasenta Parsial. Plasenta yang terlepas hanya sebagian • kecil pinggir plasenta disebut Ruptura Sinus Marginalis. Klasifikasi Solusio Plasenta dibagi menjadi tiga: Solutio Solutio Solutio Plasenta Plasenta Plasenta ringan sedang berat ● Tanpa rasa sakit ● Bagian janin masih ● Pendarahan kurang teraba ● Abdomen dari 500cc warna akan ● Pendarahan antara kehitam-hitaman 500-100cc nyeri ● Plasenta lepas kurang ● Terjadi fetaldistress dari 1/5 bagian ● Plasenta lepas ● Janin telah ● Fibrinogen diatas kurang dari 1/3 250mg % bagian meninggal Patofisiologis Manifestasi Klinis
Perdarahan biasanya Tanda vital Nyeri tekan 1. Pemeriksaan laboratorium
pada trimester dapat normal uterus dan darah: hemoglobin, ketiga, perdarahan sampai tegang, bagian- hemotokrit, trombosit, pervaginan menunjukkan bagian janin waktu protombin, waktu berwarna tanda syok. yang sukar pembekuan, waktu kehitam-hitaman dinilai, denyut tromboplastin, parsial, yang sedikit sekali jantung kadar fibrinogen, dan dan tanpa rasa nyeri janin sulit elektrolit plasma. sampai dengan yang dinilai / tidak 2. Cardiotokografi untuk disertai nyeri perut, ada, air menilai kesejahteraan janin. uterus tegang ketuban 3. USG untuk menilai letak perdarahan berwarna plasenta, usia gestasi dan pervaginan yang kemerahan keadaan janin. banyak, syok dan karena kematian tercampur janin intra uterin. darah. Penatalaksanaan
1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas operasi. 2. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut. 3. Pasang infus cairan NaCl fisiologi. Bila tidak memungkinkan, berikan cairan peroral. 4. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya Lanjutan 5. Bila terdapat renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah, bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi perhatikan keadaan janin. 6. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksiosesarea bila janin masih hidup atau persalinan per vaginam diperkirakan akan berlangsung lama. Bila renjatan tidak dapat diatasi, upayakan tindakan penyelamatan optimal. 7. Setelah syok teratasi dan janin mati, lihat pembukaan. Bila lebih dari 6 cm pecahkan ketuban lalu infus oksitosin. Bila kurang dari 6 cm lakukan seksiosesarea . 8. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran berat janin kurang dari 2.500 gr. Komplikasi
1. Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan
2. Gangguan pembekuan darah 3. Oliguria 4.Perdarahan postpartum 5. asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin ASUHAN KEPERAWATAN PADA SOLUSIO PLACENTA 1. pengkajian 1. Biodata 1. Keluhan utama • Nama Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri Rahim keras seperti papan • Jenis kelamin dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan dorongan yang • Umur berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim Regang, Perdarahan • pendidikan berulang-ulang. • Alamat • Riwayat persalinan
Diagnosa keperawatan • Ketidakefektifanperfusi jaringan (perifer) berhubungan dengan hipovolemia ditandai dengan conjungtiva anemis, akral dingin, Hb turun, muka pucat, dan lemas. • Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai terjadi distress/ pengerasan uterus, nyeri tekan uterus. • Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman ditandai dengan mengungkapkan masalah secara verbal. Tujuan dan Kriteria No. Diagnosis Intervensi Rasional Hasil 1. Ketidakefek Setelah diberikan Monitor tanda tanda TD, frekuensi nadi yang rendah, tifanperfusi askep, diharapkan vital frekuensi RR dan suhu tubuh jaringan perfusi jaringan yang tinggi menunjukkan (perifer) pasien adekuat, gangguan sirkulasi darah b.d. dengan kriteria hasil: hipovolemia a. Conjunc-tiva d.d. tidak anemis Observasi tingkat Mengantisipasi terjadinya shock conjungtiva b. Akral hangat pendarahan setiap 15- anemis, c. Hb normal 20 menit akral dingin, d. Muka tidak Catat intake dan output Produksi urin yang kurang dari Hb turun, pucat, dan pasien 30 ml/jam menunjukkan muka pucat, tidak lemas. penurunan fungsi ginjal dan lemas. Kolaborasi dalam Cairan infus isotonic dapat pemberian terapi mengganti volume darah yang infuseisotonik hilang akibat pendarahan
Kolaborasi dalam Transfusi darah dapat
pemberian transfusi mengganti volume darah yang darah apabila Hb hilang akibat pendarahan rendah 2. Nyeri akut Setelah diberikan Jelaskan penyebab nyeri pada Memberikan informasi mengani b.d. kontraksi askep, diharapkan klien penyebab nyeri yang dideritanya uterus klien dapat akan membuat klien kooperatif ditandai beradaptasi dengan tindakan yang akan terjadi dengan nyeri yang diberikan. distress/ dideritanya, Ajarkan teknik relaksasi Teknik relaksasi distraksi pengerasan dengan kriteria distraksi pernapasan pernapasan dapat mendorong uterus, nyeri hasil: klien relaks dan memberikan tekan uterus. a. Klien dapat klien cara mengatasi dan melaku-kan mengontrol tingkat nyeri tindakan Berikan posisi yang nyaman Posisi miring mencegah untuk mengu- (miring ke kiri / kanan) penekanan pada vena cava rangi nyeri. Berikan teknik relaksasi Meningkatkan relaksasi dan b. Klien masase pada perut dan meningkatkan koping dan kontrol kooperatif punggung klien terhadap nyeri dengan Libatkan suami dan keluarga Melibatkan suami dan keluarga tindakan yang dalam tindakan pengontrolan dapat memberikan dukungan diberikan nyeri mental kepada klien Kolaborasi dalam pemberian Obat analgetik dapat mengurangi obat analgetik nyeri yang dirasakan klien dengan memblok impuls nyeri 3. Defisiensi Setelah diberikan Anjurkan klilen Mengungkapkan pengetahuan b.d. askep, diharapkan untuk perasaan tentang hal- kurang klien memahami mengemukakan hal yang dicemaskan pengalaman keadaannya, hal-hal yang dan kurang dipahami ditandai dengan dengan kriteria dipahaminya dapat mengurangi mengung-kapkan hasil: tentang beban pikiran klien masalah secara a. Klien melapor- keadannya verbal. kan telah Beri penjelasan Mengurangi kecemasan memahai tentang kondisi klien mengenai kondisi tentang janin janinnya keadaan-nya Beri penjelasan Memberikan b. Klien tampak tentang kondisi pamahaman kepada tenang dan klien klien mengenai tidak gelisah kondisinya Anjurkan keluarga Dukungan keluarga untuk dapat memberikan rasa mendampingi dan aman kepada klien dan memberi mengurangi risiko stres dukungan kepada akibat defisiensi klien pengetahuan