Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: ANTEPARRUM BLEEDING

Disusun Oleh:
Riyan sah
E.0105.20.037

PROGRAM STUDI Dlll KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2022
1. Definisi
Perdarahan antepartum adalah penyebab kematian ibu ditentukan sebagai
perdarahan dari saluran genital setelah 20 minggu kehamilan dan sebelum
persalinan.Secara keseluruhan 2-5% dari semua kehamilan adalah terjadinya perdarahan
antepartum.Ada
dua penyebab dari perdarahan antepartumyaitu plasenta previa, solusio plasenta dan
penyebab lainnya. (Shrestha, dkk. 2017)
Perdarahan antepartum (APH) didefinisikan sebagai perdarahan dari saluran
genital pada paruh kedua kehamilan, tetap menjadi penyebab utama kematian perinatal
dan morbiditas ibu di negara maju.

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan keluar darah saat hamil yaitu abrupsi plasenta,
plasenta previa, dan vasa previa.
1. Abrupsi plasenta
Abrupsi plasenta atau solusio plasenta adalah kondisi lepasnya plasenta dari rahim. Ada
beberapa hal yang diyakini bisa memicu kondisi ini, yaitu kurangnya suplai darah ke
plasenta dan benturan keras akibat kecelakaan.
2. Plasenta previa
Seorang ibu hamil disebut mengalami plasenta previa apabila posisi plasentanya
menutupi serviks atau leher rahim yang merupakan jalur lahir. Kondisi ini bisa
menyebabkan keluar darah saat hamil tua tapi belum kontraksi, meski seringkali terjadi
tanpa disertai rasa sakit.
3. Vasa previa
Pada tali pusar terdapat pembuluh darah yang berfungsi memberikan asupan makanan
untuk oleh janin. Pada orang yang mengalami vasa previa, pembuluh darah tersebut
tumbuh secara berlebihan sehingga menutupi serviks dan jalur lahir.

2. Manifestasi Klinis
1. keluar darah melalui vagina
2. Perdarahan ini dapat disertai dengan nyeri atau tidak. Jika disertai dengan nyeri,
kemungkinan perdarahan disebabkan karena robekan plasenta. Namun jika
sebaliknya, kemungkinan besar penyebabnya adalah plasenta previa
3. Timbulnya kontraksi Rahim
4. Adanya syok hipovolemik pada ibu hamil akibat kehilangan banyak darah
5. Linglung
6. Pucat
7. bernapas dengan cepat
8. berkeringat dingin
9. produksi urine berkurang atau tidak berkemih sama sekali
10. lemas
11. pingsan.

3. Etiologi dan faktor predisposisi


Etiologi:
1. Terjadinya perdarahan.
2. Perdarahan hebat terjadi saat usia kehamilan muda
3. Plasenta menutupi jalan lahir
4. Perdarahan yang terjadi setelah usia kehamilan memasuki 24 minggu atau perdarahan
antepartum
5. Disertai dengan rasa sakit atau gangguan kesehatan lainnya

Factor predisposisi:
- Multiara gravidarum
- Ibu hamil dengan usia > 40 tahun (ibu >40 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu < 20 tahun)
- Sering halim (ultiple pregnancy)
- Merokok

4. Patofisiologi
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertamadari
plasenta previa. walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan
ketiga,akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 46 minggu karena sejak itu
segmen bawah rahim telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan
bertambah tuanyakehamilan, segmen bawah rahim akan lebih melebar lagi, dan leher
rahim mulai membuka. apabila plasenta atau ari-ari tumbuh pada segmen bawah rahim,
pelebaran segmen bawah rahim dan pembukaan leher rahim tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpaterlepasnya sebagian plasenta dari dinding rahim. Pada
saat itulah mulai terjadi perdarahan.Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang
terobek karena terlepasnya plasentadan dinding rahim atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta.
Perdarahannyatidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen baw
ah rahim untuk  berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut ot
ot uterusmenghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal,
makin rendahletak plasenta, makin dini perdarahan terjadi (Winkjosastro, 2005).
Pathway

Anterpatum bleeding

Plasenta previa

B2 B3 Perdarahan berulang

Terlepasnya vili Aktivitas yang


plasenta dari dinding meningkat MRS
uterus

Perdarahan aktif
Kontraksi uterus
Ansietas

Volume darah dan Hb


menurun Pelepasan mediator
kimiawi prostaglandin,
bradikinin, histamine

Suplai O2 perifer
menurun Impuls nyeri disalurkan
ke medulla spinalis.

Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Nyeri Akut
5. Penatalaksanaan, pengobatan dan implikasi keperawatan
Penatalaksanaan
Menurut Nugroho (2010), penatalaksanaan adalah:
1. Bila usia kehamilan kurang 37 minggu atau berat badan janin kurang 2500 gram.
a. Perdarahan sedikit, Keadaan ibu dan janin baik maka biasanya penanganan konservatif
sampai usia kehamilan aterm.
b. Tirah baring,
c. Bila selama 3 hari tidak ada perdarahan pasien mobilissasi secara bertahap,
d. Bila setelah pasien berjalan tetap tidak ada perdarahan pasien boleh pulang,
e. Pasien dianjurkan agar tidak coitus, tidak bekerja keras dan segera kerumah sakit jika
terjadi perdarahan.
2. Bila usia kehamilan 37 minggu atau lebih dan berat badan janin 2500 gram.
a. Pada kondisi ini maka dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri
kehamilan, baik secara pervaginam atau perabdominal.
b. Persalinan dengan sectio caesaria diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin
mati atau hidup, plasenta previa lateralis dimana perbukaan.

Pengobatan:
Perdarahan antepartum merupakan kondisi serius yang perlu mendapat penanganan
secepat mungkin oleh dokter. Untuk mengganti darah dan cairan tubuh yang keluar dari
perdarahan, ibu perlu mendapat terapi cairan dan transfusi darah.

Implikasi keperawatan:

Pasien dengan diagnosa medis Plasenta Previa memerlukan dorongan serta dukungan
pada saatdilakukannya pemeriksaan fisik baik secara psikis atau yang lainnya untuk
meneliti beberapakemungkinan terjadi suatu kejadian yang tidak diharapkan. Kita sebagai
perawat harusmenjelaskan kepada pasien beserta anggota keluarganya mengenai
perawatan tindak lanjut dan berbagai tindakan darurat yang harus dilakukan kepada
pasien tersebut. Kepada pasien jugadisarankan untuk menggunakan identitas diri seperti
tanda pengenal dan menyimpan obat sertainformasi tentang kelainan pada setiap saat.
Pada saat menangani pasien dengan diabetes insipiduskita sebagai perawat juga bisa
menggunakan kesempatan ini untuk melakukan studi tentang penyakit tersebut sehingga
hasilnya dapat di publikasikan guna menambah wawasan bagi temans ejawat.

6. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari sebuah proses keperawatan dan juga merupakan
proses sistematis yang dilakukan untuk mengumpukan data dari berbagai sumber,
yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan seorang
pasien. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai dengan kejadian atau kenyataan
kebenaran dalam data ini sangat diperlukan untuk merumuskan diagnosa keperawatan
dan juga digunakan dalam pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan respon
masing- masing individu yang kemudian telah ditentukan dalam standar praktik
keperawatan.
A. Identitas Pasien
meliputi nama pasien nama yang bertanggung jawab, alamat, nomor register, agama,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis
B. Status kesehatan
Meliputi dating pada tanggal berapa, alasan kunjungan, keluhan-keluhan dan riwayat
kehamilan, persalinan, riwayat menstruasi, kontrasepsi yang pernah digunakan,
riwayat penyakit sistemik yang di derita seperti jantung, ginjal, asama/TBC, hepatitis,
DM, hipertensi, epilepsy dan lain lain, riwayat penyakit keluarga dan riwayat social
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum:
- Kesadaran
- TTV
- Tinggi badan
- Berat badan
2. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/ bulat ),
kesimetrisan, dan pergerakan. Adakah hirochepalus/ pembesaran kepala.
Palpasi : Nyeri tekan, fontanella cekung
Rambut: warna rambut, kebersihan rambut
Mata: kelengkapan dan kesimetrisan mata. Adakah ekssoftalmus ( mata menonjol ),
atau Enofthalmus ( mata tenggelam ). Kelopak mata / palpebra : adakah oedem,
ptosis, peradangan, luka, atau benjolan. Bulu mata : rontok atau tidak Konjunctiva
dan sclera, adakah perubahan warna, kemerahan ,kuning atau pucat. Warna iris serta
reaksi pupil terhadap cahaya, miosis /mengecil, midriasis/ melebar, pin point / kecil
sekali, nomalnya isokor / pupil sama besar. Kornea, warna merah biasanya karena
peradangan, warna putih atau abu-abu di tepi kornea ( arcus senilis ), warna biru,
hijau pengaruh ras. Amati kedudukan kornea.
Hidung : inspeksi dengan menggunakan senter
Telinga : bisa dengan menggunakan garputala
Mulut dan gigi ; Kaji mukosa bibir nya, ada caries/tidak
3. Leher
Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
Bentuk leher simetris atau tidak, ektomorf / kurus ditemukan pada orang dengan gizi
jelek, atau TBC, sedangkan endomorf ditemukan pada klen obesitas, adakah
peradangan ,jaringan parut, perubahan warna, dan massa Kelenjar tiroid, ada
pembesaran atau tidak dengan meraba pada suprasternal pada saat klien menelan,
normalnya tidak teraba kecuali pada orang kurus Vena jugularis, ada pembesaran atau
tidak, dengan cara lakukan pembendungan pada supraclavikula kemudian tekan pada
ujung proximal vena jugularis sambil melepaskan bendungan pada supraclavikula,
ukurlah jarak vertical permukaan atas Palpasi pada leher untuk mengetahui
pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan posisi trakea, pembesarn kelenjar limfe
leher ( Adenopati limfe )menandakan adanya peradangan pada daerah kepala,
orofaring, infeksi TBC, atau syphilis.Pembesaran tiroid dapat terjadi karena defisiensi
yodium
4. Dada
Inspeksi : menilai dan melaporkan inspeksi dada dalam keadaan statis (bentuk dada,
kelainan dinding dada) dan dinamis (keterlambatan gerak, retraksi).adanya ganggua
respirasi ditandai dengan peningkatan frekuensi nafas. Retraksi dinding dada saat
ispirasi, adanya stridor atau wheezing, kontraksi berlebihan dari otot otot pernafasan,
pergeseran letak trakea, sianosis, clubbing finger, dan peningktan diameter
anterposterior dinding dada.
Palpasi : menilai adanya nyeri tekan, massa (disertai deskripsi massa), patah
tulang.dengan cara palpasi pada dinding thorak menggunakan seluruh telapak tangan
dan ari kiti dan kanan dengan maksud meraba dan merasakan getaran dinding dada
sewaktu klien mengucapkan kata berulang ulang.
Perkusi : dengan cara mengetuk dinding thorak dengan jari tengah tangan kanan pada
jari tengah tengah kiri yang ditempekan dengan erat ke dinding dada dicelah
intercostals (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya)
Auskultasi : yaitu mendengarkan suara pada diding thorak dengan menggunakan
stetoskop dengan cara klien diminta bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka dan
letakkan stetoskop secara sistematik dari atas kebawah dengan membandingkan kiri
dan kanan.
Jantung:
Inspeksi : yaitu denyutan dinding thorax karena pukulan ventrikel kripada dinding
thorax. Bila normal, akan berada di ICS 5 pada linea medio clavicularis kiri selebar 1
cm saja.
Palpasi :dengan meraba ictus cordis dengan telapak jari 1, 2,dan 3 di ICS 5 pada linea
media clavicularis kiri, dan herat rate dengan menghitung denyut nadi
Perkusi : dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai landasan rapat
rapat pada dinding dada.
Auskultasi : yaitu mendengar bunyi jantung dengan alat setoskop
5. Payudara
Inspeksi: bentuk, putting susu nya ke dalam, mendatar atau menonjol
Palpasi: apakah ada rasa nyeri saat di tekan
6. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: apakah ada bekas luka/tidak, membesar, apakah adanya striae,
oedemada/tidak, ascitesada/tidak, adanya kelainan lain/tidak
Aukultasi: dengar detak jantung janin
7. Punggung dan pinggang
Inspeksi:lihat posisi tulang belakang
Palpasi: apakah adanya pinggang nyeri
8. Ekstermitas atas dan bawah
Inspeksi: kebersihan, kekuatan otot, pergerakan
Palpasi: reflek bisep/trisep, fatella reflek, Babinski, oedema
9. Genetalia
Vulva/vagina
Inspeksi: Keadaan, apakah ada pembengkakan, perineum:ada luka/tidak
Palpasi: pengeluaran pervaginam, kelenjar bartolin, apakah adanya rasa nyeri
10. Anus
Adanya hemoroid atau tidak

D. Pola sehari-hari (ADL)


- Pola nutrisi
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas
- Pola istirahat

Data psikososial: mencakup psikis dan sosial bagaimana berinteraksi dengan perawat,
keluarga dan pasien yang lain
E. Diagnosa Keperawatan
- Syok hipovolemik
- Ansietas
- Intoleransi aktivitas

F. Intervensi keperawatan
NO Diagnosis Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1. D.0009 L.02011 I.02079
Perfusi Perifer Tidak Perfusi Perifer Observasi: Observasi:
Efektif Ekspetasi: 1. Periksa sirkulasi 1.Untuk mengetahui
Gejala dan tanda meningkat perifer apakah adanya
mayor: Kriteria hasil: 2. Identifikasi penyumbatan
Subjektif: 1. Denyut faktor resiko pembuluh darah
(Tidak tersedia). nadi perifer 3. Monitor panas, 2.untuk mengetahui
Objektif : meningkat kemerahan, faktor resiko
1. Pengisian 2. Penyembu nyeri, atau 3.untuk mengetahui
kapiler >3 han luka bengkak pada adanya panas,
detik. meningkat ekstremitas kemerahan, nyeri,
2. Nadi perifer 3. Warna Terapeutik: atau bengkak pada
menurun atau kulit pucat 1. Hindari ekstremitas
tidak teraba. menurun pemasangan Terapeutik :
3. Akral teraba 4. Edema infus atau 1. untuk
dingin. perifer pengambilan mencegah
4. Warga kulit menurun darah di area peningkatan
pucat. 5. Turgor keterbatasan tekanan
5. Turgor kulit kulit cukup perfusi intraserebral.
menurun. membaik 2. Lakukan 2. Untuk
  6. Tekanan pengukuran mendeteksi
Gejala dan tanda darah tekanan darah tanda-tanda
Minor: diastole pada bahaya
Subjektif: cukup ekstremitas 3. Untuk
1. Parastesia. membaik dengan menghindari
2. Nyeri 7. Tekanan keterbatasan cedera
ekstremitas darah perfusi 4. Untuk
(klaudikasi systole 3. Hindari mencegah
intermiten) cukup pemasangan adanya
Objektif: membaik dan penekanan infeksi
1. Edema. torniquet pada 5. Untuk
2. Penyembuhan area yang menjaga
luka lambat. cedera kebersihan
3. Indeks ankle- 4. Lakukan 6. Untuk
brachial < pencegahan menghindari
0,90. infeksi kekurangan
4. Bruit femoral. 5. Lakukan cairan
perawatan kaki Edukasi
  dan kuku 1.untuk
6. Lakukan hidrasi menghidari
Edukasi: resiko
1. Anjurkan 2.agar tubuh
berhenti tetap sehat
merokok 3. untuk
2. Anjurkan menghundari
berolahraga resiko
rutin terjadinya
3. Anjurkan luka
mengecek air 4.untuk
mandi untuk menurunkan
menghindari tekanan
kulit terbakar darah,untuk
4. Anjurkan mengencerka
penggunaan n darah,untuk
obat penurun menurunkan
tekanan darah, kolestrool
antikoagulan 5.agar
dan penurun tekanan darah
kolesterol, jika stabil
perlu 6.untuk
5. Anjurkan menghindari
meminum obat penghambata
pengontrol n pembulu
tekanan darah darah
secara teratur 7. untuk
6. Anjurkan mencegah
menghindari adanya
obat penyekat infeksi
beta 8.untuk
7. Anjurkan memperbaiki
melakukan kondisi fisik
perawatan kulit 9.untuk
yang tepat memperbaiki
8. Anjurkan sirkulasi
program 10.untuk
rehabilitasi mengetahui
vaskular tanda gejala
9. Ajarkan darurat
program diet
untuk
memperbaiki
sirkulasi
10. Informasikan
tanda dan gejala
darurat yang
harus
dilaporkan

2. D.0077 Nyeri Akut L.08066-Tingkat I.08238


Gejala dan tanda Nyeri Manajemen Nyeri
Mayor: Ekspetasi: Observasi Observasi :
Subjektif: menurun 1. Identifikasi - Untuk mengetahui
(tidak tersedia) Kriteria hasil: lokasi, lokasi karakteristik
Objektif: 1. Keluhan karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Tampak nyeri durasi, kualitas, intentitas
meringis menurun frekuensi, nyeri
2. Bersikap 2. Meringis kualitas, - Untuk mengetahui
protektif (mis. menurun intensitas nyeri skala nyeri
-untuk mengetahui
waspada, 3. Sikap 2. Identifikasi
respon nyeri non
posisi protektif skala nyeri
verbal
menghindari menuru 3. Identifikasi
- Untuk mengetahui
nyeri) 4. Gelisah respon nyeri
faktor yang
3. Gelisah menuru non verbal
memperberat dan
4. Frekuensi 5. Kesulitan 4. Identifikasi
memperingan nyeri
nadi tidur faktor yang - Agar mendapat
meningkat menuru memperberat pengetahuan dan
5. Sulit tidur 6. Menarik dan keyakinan tentang
Gejela dan tanda diri menuru memperingan
Minor: 7. Berfokus nyeri nyeri
Subjektif: pada diri 5. Identifikasi - Untuk mengetahui
(tidak tersedia) sendiri pengetahuan pengaruh budaya
Objektif: menuru dan keyakinan terhadap respon
1. Tekanan 8. Diaforesis tentang nyeri nyeri
darah menuru 6. Identifikasi - Untuk mengetahui
meningkat 9. Perasaan pengaruh pengaruh nyeri
2. pola napas depresi budaya terhadap terhadap kualitas
berubah (tertekan) repson nyeri hidup
3. nafsu makan menurun 7. Identifikasi - Untuk mengetahui
berubah 10. Perasaan pengaruh nyeri keberhasilan terapi
4. proses takut terhadap Komplementer yang
berpikir mengalami kualitas hidup sudah diberikan
terganggu cidera 8. Monitor - Untuk mengetahui
5. Menarik diri berulang keberhasilan efek samping
penggunaan
6. Berfokus pada menuru terapi
analgetik terapeutik
diri sendiri 11. Anoreksia komplementer
- Untuk membantu
7. Diaforesis menurun yang sudah
mengurangi rasa
12. Frekuensi diberikan
nyeri
nadi 9. Monitor efek
- Untuk mengetahui
membaik samping lingkungan yang
13. Polanafa penggunaan dapat memperberat
membaik analgetikTerape rasa nyeri
14. Tekanan utik - Agar kebutuhan
darah 10. Berikan teknik pasien terpenuhi
membaik non - Untuk membantu
15. Proses farmakologis mengurangi rasa
berpikir untuk nyeri
membaik mengurangi - Agar kelien
16. Fokus rasa nyeri (mis : memahami
membaik TENS, penyebab,periode
17. Fungsi hypnosis, dan pemicu nyeri
berkemih akupresure, - Untuk membantu
membaik terapi music, mengurangi rasa
18. Perilaku biofeedback, nyeri
membaik terapi pijat, - Agar dapat
19. Nafsu aromaterapi, memonitor nyeri
makan teknik imajinasi secara mandiri
membaik terbimbing, - Untuk meredakan
20. Pola tidur kompres hangat nyeri
membaik atau dingin, - Untuk membantu
terapi bermain) mengurangi rasa
11. Kontrol nyeri
lingkungn yang
memperberat
rasa nyeri (mis :
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
12. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
13. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemeliharaan
strategimeredak
an nyeriEdukasi
14. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
15. Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
16. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
17. Anjurkan
menggunakan
analgetiksecara
tepat
18. Ajarkan teknik
nonfarmakaolog
is untuk
mengurangi
rasa nyeri
3. D.0080 Ansietas L.09093 I.09314 Reduksi
Gejala dan tanda Tingkat ansietas Ansietas
mayor 1.Menying
Subjektif: kirkan Observasi; Observasi
1. Merasa tanda - untuk
1. Identifikasi saat
bingung. kecemasaa mengetahui
tingkat ansietas
2. Merasa n. tingkat
berubah( mis,
khawatir 2.Tidak ansietas
kondisi,
dengan akibat. terdapat - untuk
waktu,stessor)
3. Sulit perilaku mengetahui
2. Identifikasi saat
berkonsenstra gelisah perubahan
tingkat anxietas
si. 3.Frekuensi tingkat
berubah (mis.
Objektif: napas ansietas
Kondisi, waktu,
- untuk
1. Tampak menurun stressor) mengetahui
gelisah. 4.Frekuensi 3. Identifikasi kemampuan
2. Tampak nadi kemampuan mengambil
tegang. menurun mengambil keputusan
3. Sulit tidur 5.Menurun keputusan - untuk
kan stimula 4. Monitor tanda mengetahui
Gejala dan tanda si lingkung anxietas (verbal tanda anxietas
minor: anketika dan non verbal) Terapeutik
Subjektif: cemas.
1. Mengeluh 6.Menggun Terapeutik - agar suasana
pusing. akan teknik  tetap eutik
2. Anoreksia. relaksasi u 1. Ciptakan untuk
3. Palpitasi. ntuk menur suasana  menumbuhka
4. Merasa tidak unkan terapeutik n kepercayaan
berdaya cemas. untuk - untuk
Objektif: 7.Konsentr menumbuhka mengurangi
1. Frekuensi asi n kepercayaan kecemasan
napas membaik  2. Temani jika
meningkat. 8.Pola tidur  pasien untuk memungkinka
2. Frekuensi membaik  mengurangi n
nadi kecemasan , - agar dapat
meningkat. jika mengetahui
3. Tekanan memungkinka situasi yang
darah n membuat
meningkat. 3. Pahami ansietas
4. Diaforesis. situasi yang - untuk
5. Tremos. membuat memberi rasa
6. Muka tampak anxietas kepercayaan
pucat. 4. Dengarkan pada pasien
7. Suara dengan penuh - untuk
bergetar. perhatian mengidentifik
8. Kontak mata Gunakan asi situasi
buruk. pedekatan yang memicu
9. Sering yang tenang kecemasan
berkemih. dan - untuk
10. Berorientasi meyakinkan mengetahui
pada masa 5. Motivasi perencanaan
lalu. mengidentifik ralistis
  asi situasi tentang
yang memicu peristiwa
kecemasan yang akan
6. Diskusikan datang
perencanaan 
realistis
tentang
peristiwa
yang akan
datang

Edukasi Edukasi

1. Jelaskan - agar dapat


prosedur, mengetahui
termasuk prosedur
sensasi yang termasuk
mungkin sensasi yang
dialami mungkin
2. Informasikan dialami
secara factual - agar dapay
mengenai mengetahui
diagnosis, informasi
pengobatan, dan secara factual
prognosis mengenai
3. Anjurkan diagnosis,pen
keluarga untuk gobatan dan
tetap bersama prognosis
pasien, jika - agar keluaga
perlu dapat
4. Anjurkan mengetahui
melakukan - untuk
kegiatan yang menghindari
tidak aktifitas yang
kompetitif, berlebih
sesuai - agar dapat
kebutuhan mengungkapk
5. Anjurkan a perasaan
mengungkapka dan persepsi
n perasaan dan - untuk
persepsi mengurangi
6. Latih kegiatan ketegangan
pengalihan, - untuk
untuk mekanisme
mengurangi pertahanan
ketegangan diri
7. Latih - agar dapat
penggunaan mengetahui
mekanisme teknik
pertahanan diri relaksasi
yang tepat
Kolaborasi
8. Latih teknik
-Untuk
relaksasi
meminimalisir
kecemasan
Kolaborasi

1. Kolaborasi
pemberian
obat anti
anxietas, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai