INTRANATAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing: NS. Dedeh Sri Rahayu, MAN
Disusun Oleh:
Asri Febriyanti E.0105.20.006
Baharudin Ependi E.0105.20.009
Bayu Latipatul Alimah E.0105.20.010
Deliyanti Herliani E.0105.20.011
Eko Budi Santoso E.0105.20.015
Riyansah E.0105.20.037
Siti Stuwaibah Aslamiyyah E.0105.20.043
Kelompok 6
Diploma 3 Keperawatan
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan dengan judul “LAPORAN PENDAHULUAHN
INTRANATAL” dengan tepat waktu. Adapun pembuatan laporan ini dilakukan sebagai
pemenuhan tugas dan nilai tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas. Mudah – mudahan
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna, baik bentuk
maupun Teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman,
serta kemampuan menulis dalam menelaah suatu masalah.
Dalam proses penyelesaian laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan
saran dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran selama praktek dan penyusunan laporan.
2. Kedua Orang Tua kami yang telah mendoakan dan memberikan semangat selama
berlangsungnya praktek Daring
3. NS. Dedeh Sri Rahayu, MAN selaku pembimbing praktek daring Keperawatan
Maternitas
4. Teman seperjuangan yang telah bekerja sama dalam menjalankan tugas dan saling
mendukung satu sama lain.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa yang
akan datang. Semoga laporan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2011).
Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janin keluar dari
uterus (Saputra, 2014).
2.1.2 Etilogi
Perdarahan Infeksi
Kelelahan (o2)
2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
a) Persalinan Presipitatus
b) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibatnya mungkin
fatal
c) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
d) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
e) T rauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan
inversion uteri
f) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin
dalam rahim
3) Inkoordinasi otot rahim
Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau
pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot
rahim adalah:
a) Faktor usia penderita relatife tua
b) Pimpinan persalinan
c) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d) Rasa takut dan cemas
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan
keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalan persalinan.
Kelainan–kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
a) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b) Pengalaman bayi sebelumnya
c) Kebiasaan adat
d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
a) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c) Medikasi persalinan
d) Nyeri persalinan dan kelahiran
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari
kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan persalinan Kala I
a. Berikan dukungan dan suasana yang menyenangkan bagi parturient
b. Berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan kepada parturien dan
pendampingnya.
c. Pengamatan kesehatan janin selama persalinan
1) Pada kasus persalinan resiko rendah, pada kala I DJJ diperiksa setiap 30
menit dan pada kala II setiap 15 menit setelah berakhirnya kontraksi uterus
(his).
2) Pada kasus persalinan resiko tinggi, pada kala I DJJ diperiksa dengan
frekuensi yang lbih sering (setiap 15 menit) dan pada kala II setiap 5 menit.
4. Kala IV
a. Tanda tanda vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi
vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan
seperti: pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan
mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
d. Lochia: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil
dan bekuannya
e. Perineum: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring
dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan
mengangkat bokong untuk melihat perineum
f. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama
rentang waktu satu jam pertama, kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan
dengan dehidrasi atau kelelahan
g. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
DO : Tampak meringis,
gelisah, frekuensi nadi
Tanda - Tanda inpartu
meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat,
pola napas berubah, nafsu Proses persalinan
makan berubah, diaforesis
Kala I
Nyeri Akut
Partus
Pelepasan plasenta
Resiko Perdarahan
Hipovolemia
Proses persalinan
Kala III
Pelepasan plasenta
Resiko Perdarahan
DO : -
Proses persalinan
Kala IV
Post
Resiko perdarahan
Resiko Infeksi
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d Mengeluh nyeri, Tampak meringis,
gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas
berubah, nafsu makan berubah, diaforesis
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d Perubahan Membran alveolus - Kapiler d.d Dispnea,
pusing, PCO₂ meningkat/menurun, PO₂ menurun, takikardia, pH arteri
meningkat/menurun, sianosis, diaforesis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas
abnormal, kesadaran menurun
3. Hipovolemia b.d Kekurangan Intake Cairan d.d Merasa Lemah, mengeluh haus,
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, suhu tubuh meningkat, konsentrasi urin meningkat
4. Risiko Perdarahan d.d Komplikasi kehamilan, Komplikasi pasca partum, Trauma,
Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
5. Risiko infeksi d.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (Ketuban pecah
lama/sebelum waktunya)
2.2.4 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
Pencedera Fisiologis d.d tindakan
(Manajemen Nyeri) (Manajemen Nyeri)
DS : Mengeluh nyeri keperawatan
selama 1×24 jam
DO : Tampak meringis,
di harapkan Observasi Observasi
gelisah, frekuensi nadi
Tingkat Nyeri
meningkat, sulit tidur, 1. Identifikasi skala nyeri 1. Untuk mengidentifikasi
Menurun, dengan
tekanan darah meningkat, 2. Identifikasi faktor yang skala nyeri
kriteria hasil :
pola napas berubah, memperberat dan 2. Untuk mengidentifikasi
nafsu makan berubah, 1. Keluhan nyeri memperingan nyeri faktor yang memperberat
diaforesis menurun dan memperingan nyeri
2. Meringis
menurun Terapeutik Terapeutik
3. Gelisah 1. Berikan teknik 1. Untuk memberikan teknik
menurun nonfarmakologis untuk nonfarmakologis untuk
4. Kesulitan tidur mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
menurun
5. Diaforesis
menurun
6. Perineun terasa
tertekan Edukasi Edukasi
menurun
1. Jelaskan strategi meredakan 1. Untuk menjelaskan strategi
7. Uterus teraba
nyeri meredakan nyeri
membulat
2. Anjurkan Menggunakan 2. Untuk menganjurkan
menurun
analgetik secara tepat Menggunakan analgetik
8. Ketegangan
secara tepat
otot menurun
9. Frekuensi nadi Kolaborasi
Kolaborasi
membaik
1. Kolaborasi pemberian 2. Untuk mengkolaborasi
10.Pola napas
analgetik pemberian analgetik
membaik
11.Tekanan darah
Intervensi Pendukung Intervensi Pendukung
membaik
12.Nafsu makan (Pemantauan Nyeri) (Pemantauan Nyeri)
membaik
Observasi Observasi
Edukasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
1. Untuk menjelaskan tujuan
pemantauan
dan prosedur pemantauan
2. Gangguan Pertukaran Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
Gas b.d Perubahan tindakan
(Pemantauan Respirasi) (Pemantauan Respirasi)
Membran alveolus - keperawatan
Kapiler d.d selama 1×24 jam
diharapkan Observasi Observasi
DS : Dispnea, pusing
Pertukaran Gas
1. Monitor frekuensi, irama, 1. Untuk memonitor frekuensi,
DO:PCO₂ meningkat Meningkat,
kedalaman, dan upaya napas irama, kedalaman, dan
/menurun, PO₂ menurun, dengan Kriteria
2. Monitor pola napas upaya napas
takikardia, pH arteri hasil:
3. Monitor saturasi oksigen 2. Untuk memonitor pola
meningkat/menurun,
1. Tingkat napas
sianosis, diaforesis,
kesadaran 3. Untuk memonitor saturasi
gelisah, napas cuping
meningkat oksigen
hidung, pola napas
Terapeutik
2. Dispnea
abnormal, kesadaran
menurun menurun 1. Atur interval pemantauan
3. Pusing respirasi sesuai kondisi pasien
Terapeutik
menurun
2. Untuk mengatur interval
4. Diaforesis
pemantauan respirasi sesuai
menurun Edukasi
kondisi pasien
5. Gelisah
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
menurun
pemantauan
6. Napas cuping Edukasi
hidung
2. Untuk menjelaskan tujuan
menurun
dan prosedur pemantauan
7. PCO₂ Intervensi Pendukung
membaik
(Edukasi Pengukuran Respirasi)
8. PO₂ membaik
9. Takikardia Intervensi Pendukung
membaik Observasi (Edukasi Pengukuran Respirasi)
10. pH Arteri
1. Identifikasi kesiapan dan
membaik
kemampuan menerima
11. Sianosis Observasi
informasi
membaik
2. Untuk mengidentifikasi
12. Pola napas
kesiapan dan kemampuan
membaik Terapeutik
menerima informasi
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Terapeutik
membaik
Kolaborasi Kolaborasi
8. Tekanan darah
1. Kolaborasi pemberian cairan 1. Untuk mengkolaborasi
membaik
IV isotonis (NaCl dan RL) pemberian cairan IV isotonis
9. Tekanan nadi
2. Kolaborasi pemberian produk (NaCl dan RL)
membaik
darah 2. Untuk mengkolaborasi
10. Membran
mukosa pemberian produk darah
membaik
Intervensi Pendukung
11. Intake cairan Intervensi Pendukung
(Manajemen Perdarahan
membaik (Manajemen Perdarahan
Pervaginam Pasca Persalinan)
12. Suhu tubuh Pervaginam Pasca Persalinan)
membaik
Observasi
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat 1. Untuk mengkolaborasi
pengontrol perdarahan pemberian obat pengontrol
perdarahan
Observasi Observasi
Terapeutik
Terapeutik
1. Masase fundus sampai
1. Untuk memasase fundus
kontraksi kuat
sampai kontraksi kuat
2. Berikan kenyamanan pada ibu
2. Untuk memberikan
3. Diskusikan tentang perubahan
kenyamanan pada ibu
fisik dan psikologis ibu
3. Untuk mendiskusikan tentang
postpartum
perubahan fisik dan
psikologis ibu postpartum
Edukasi
Edukasi 1. Untuk mengajarkan cara
1. Ajarkan cara perawatan perawatan perineum yang
perineum yang tepat tepat
2. Ajarkan ibu mengatasi nyeri 2. Untuk mengajarkan ibu
secara nonfarmakogis mengatasi nyeri secara
nonfarmakogis
Kolaborasi
Kolaborasi 1. Untuk merujuk ke konselor
1. Rujuk ke konselor laktasi laktasi
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
1. Untuk mengkolaborasi
Imunisasi
pemberian Imunisasi
Intervensi Pendukung Intervensi Pendukung
(Induksi Persalinan) (Induksi Persalinan)
Observasi Observasi
Terapeutik Terapeutik
3.1 Kesimpulan
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi Pendekatan yang membutuhkan
kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya
setempat. Adapun tujuan dari asuhan intranatal dalam kebidanan komunitas yaitu:
1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan
2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang menyenangkan
3. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.
Manajemen asuhan intranatal dirumah dibagi dalam empat tahap sesuai dengan tahap
yang ada dalam persalinan. Yaitu kala I, II, III, IV. Dengan memberikan asuhan intranatal
yang baik dan sesuai standar, bidan dapat memberikan pertolongan persalinan yang
memadai dan tepat waktu. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan
menurunkan angka kejadian sepsis puerpuralis pada ibu nifas, sehingga membantu angka
kematian ataupun kesakitan ibu dan bayi.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah mengenai Asuhan Intranatal dalam keperawatan maternitas
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga berharap para
pembaca memberi masukan serta sarannya untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, T. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Wogyakarta: Nuha Medika.
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC.
Mitayani. (2011). ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS . Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
PPNIT. P (2016) Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik
Edisi 1.Jakarta DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan II) 1 ed). Jakarta. DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Saputra, D. L. (2014). ilustrasi berwarna Anatomi & Fisiologi . Tangerang selatan: BINARUPA
AKSARA .