2. Hijriah I1B021004
3. Imelia Rizky Pramudita I1B021016
4. Yunetha Aulia Salsabiela I1B021026
5. Afriliana Dwi Rosita I1B021036
6. Sekar Wulan Gayatri I1B021046
7. Nabilah Nur Rochmah I1B021058
8. Alfina Fitriani I1B021068
9. Lianda Dwi Utami I1B021078
10. Agus Susilo I1B021088
2. Jelaskan etiologi dan faktor gangguan masa perinatal pendarahan pada akhir
kehamilan (nabilah)
Plasenta Previa terjadi karena kerusakan endometrium pada persalinan sebelumnya
dan gangguan vaskularisasi desidua. Perdarahan bisa bertambah disebabkan serviks
dan segmen bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami
robekan. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya:
- Meningkatnya paritas ibu
- Usia ibu >35 tahun
- Kehamilan ganda
- Tindakan kuretase
- Riwayat seksio sesarea sebelumnya
- Adanya bekas luka pada rahim
- Miomektomi atau endometritis
- Kebiasaan merokok
- Penggunaan narkotika
-
3. Jelaskan manifestasi klinis gangguan masa perinatal pendarahan pada akhir kehamilan
(imel)
Sumber :
Anumilah, R.A, dkk. 2022, MANAJEMEN PLASENTA PRAEVIA DENGAN
RIWAYAT PERDARAHAN ANTEPARTUM: SEBUAH LAPORAN KASUS
BERBASIS BUKTI, Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya, 10(1):08-12.
a. Plasenta Previa
- Perdarahan pervaginam tanpa sebab dan tanpa nyeri
- Darah berwarna merah segar
- Seringkali terjadi pada trimester ketiga
- Kepala janin yang belum turun (free floating head)
- Seringkali dijumpai kelainan letak janin
- Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak
b. Absrupsio Plasenta
Plasenta menempel pada dinding rahim dan akan terlepas dari tempat perlekatannya
sebelum atau selama proses persalinan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan
vagina, seringkali menimbulkan nyeri sekalipun perdarahan ringan atau tidak ada
perdarahan.Ketika plasenta terlepas, janin dapat kekurangan oksigen dan ini sangat
berbahaya. Biasanya terjadi pada 12 minggu menjelang persalinan. Wanita dengan
resiko tinggi antara lain:
Telah mempunyai anak
Usia lebih dari 35 tahun
Riwayat abrupsio sebelumnya
Menderita anemia sel sabit
Abrupsio plasenta dihubungkan dengan:
Tekanan darah tinggi
Cedera pada perut
Penggunaan kokain
Merokok
Abrupsio plasenta adalah masalah serius yang membahayakan ibu dan janin dan
membutuhkan penanganan segera.
5. Jelaskan penatalaksanaan gangguan masa perinatal pendarahan pada akhir kehamilan
(netha)
Mochtar, Rustam (2011). Sinopsis Obsetri Fisiologis dan Patologis. Jakarta : EGC
A. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat
tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis
dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan
baik (Mochtar, 2012 dan Chalik, 2014).
Syarat-syarat terapi ekspektatif :
● Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti. Penanganan pasif pada kasus kehamilan preterm dengan
perdarahan sedikit kemudian berhenti di maksudkan dapat memberikan
kesempatan pada janin untuk tetap tumbuh dan berkembang dalam
kandungan sampai janin matur.
● Belum ada tanda-tanda in partu. Menunda tindakan pengakhiran
kehamilan segera pada kasus plasenta previa bila tidak terdapat
tanda-tanda inpartu ditujukkan untuk mempertahankan janin dalam
kandungan.
● Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal).
● Janin masih hidup.
Faktor – faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang
akan dipilih adalah :
● Jenis plasenta previa
● Perdarahan banyak atau sedikit tetapi berulang – ulang
● Keadaan umum ibu hamil
● Keadaan janin hidup gawat atau meninggal
● Pembukaan jalan lahir
● Paritas atau jumlah anak hiduo
● Fasilitas penolong dan rumah sakit.
B. Terapi aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas
janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa (Mochtar, 2012)
1) Persalinana Abdominal dengan cara Seksio sesarea Prinsip utama
dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu,
sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk
hidup, tindakan ini tetap dilakukan. Indikasi seksio sesarea pada
plasenta previa :
● Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal,
semua plasenta previa lateralis, posterior karena perdarahan
yang sulit dikontrol dengan cara- cara yang ada.
● Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan
tidak berhenti dengan tindakan – tindakan yang ada
● Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang.
Perdarahan pada bekas insersi plasenta kadang – kadang
berlebihan dan tidak dapat diatasi dengan cara-cara yang ada,
jika hal ini dijumpai tindakannya adalah : bila anak belum ada,
untuk menyelamatkan alat reproduktif dilakukan ligasi rteri
hipogastrika, dan bila anak sudah ada dan cukup, yang paling
baik adalah histerektomi.
2) Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Amniotomi dan akselerasi Amniotomi atau pemecahan selaput
ketuban adalah cara yang terpilih untuk melancarkan persalinan
per vaginam. Indikasi amniotomi pada plasenta previa :
● Plasenta previa latelaris atau marginalis atau letak
rendah, bila telah ada pembukaan
● Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis atau
marginalis dengan pembukaan 4 cm atau lebih
● Plasenta previa lateralis/ marginalis dengan janin yang
sudah meninggal.
Keuntungan amniotomi adalah :
● Bagian terbawah janin yang berfungsi sebagai tampon
akan menekan plasenta yang berdarah dan perdarahan
berkurang atau berhenti
● Partus akan berlangsung lebih cepat
● Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti
cincin gerakan dan regangan segmen bawah rahim,
sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas.
Setelah ketuban dipecahkan berikan oksitosin drip 2,5 – 5
satuan dalam 500 cc dekstrosa 5%. Bila upaya diatas belum
berhasil, ada 2 cara lagi yang dapat dikerjakan terutama di
daerah perifer dimana fasilitas operasi tidak ada dari penderita
tidak mau dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas operasinya.
b. Versi Braxton Hicks Versi Baxton Hicks dilakukan pada janin
letak kepala, untuk mencari kaki supaya dapat ditarik keluar.
Bila janin letak sungsang atau letak kaki, menarik kaki keluar
akan lebih mudah. Kaki diikat dengan kain kasa, dikatrol, dan
diberi beban seberat 50 -100 gr.
c. Traksi dengan Cunam Willet Kulit kepala janin dijepit dengan
Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya sampai
perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk
menekan plasenta dan seringkali menyebabkan pendarahan
pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin
yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif.
Referensi :
Vera, M. (2022, September 15). 4 Placenta Previa Nursing Care Plans. Retrieved
September 28, 2022, from Nurseslabs website:
https://nurseslabs.com/placenta-previa-nursing-care-plans/5/