Maria Sihombing 171000150 Tya Nora Simangunsong 171000218 Age Pratiwi Sanni171000230 Merry Lisbeth Mora 171000247 Rini Yuliana 171000274 Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan (Chalik, 2008) - Hipoplasia endometrium - Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang - Bekas Operasi - Kuretase - Corpus Luteum bereaksi lambat - Tumor seperti mioma uteri Menurut Chalic 2008, plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi, dan sering terjadi pada usia diatas 30 tahun. Uterus yang cacat juga dapat meningkatkan angka kejadian plasenta previa. Pada beberapa RS Umum Pemerintah, dilaporkan angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju, angka kejddiannya lebih rendah, yaitu <1% yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya wanita yang hamil dengan paritas tinggi. Kejadian plasenta previa terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan insiden dapat menigkat diantaranya sekitar 1 dari 20 persalinan pada ibu yang paritas tinggi. 1. Multiparitas dan umur (<20 tahun dan >35 tahun) 2. Defek vaskularisasi desisua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atrofik dan inflamatorik 3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC, kuret, dll) 4. Chorion leave persisten 5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi 6. Konsepsi dan nidasi terlambat 7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis Klasifikasi dari plasenta previa (empat tingkatan) :
1. Plasenta previa totalis atau komplit
Adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum. Pada jenis ini tidak mungkin bayi dilahirkan secara normal, karena risiko pendarahan sangat hebat.
2. Plasenta previa parsialis
Adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum. Pada jenis inipun risiko pendarahan sangat besar dan biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal. 3. Plasenta previa marginalis Adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4. Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau
kadang disebut juga dangerous placenta Adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati. Plasenta yang melekat pada segmen bawah rahim tidak dapat mengikuti pembukaan serviks dan peregangan sesuai dengan pertambahan usia kehamilan Segmen bawah rahim dan serviks tidak cukup kuat berkontraksi, sehingga perdarahan tidak dapat terhindarkan Makin rendah letak plasenta, makin dini terjadi perdarahan Segmen bawah rahim yang tipis sehingga plasenta melekat lebih kuat Menurut Mochtar 1998, diagnosa dari plasenta previa bisa ditegakkan dengan adanya gejala klinis dan beberapa pemeriksaan, yaitu: oAnamnesa oInspeksi oPalpasi Abdomen oPemeriksaan Inspekulo oPemeriksaan radioisotop -Plasentografi jaringan lunak -Sitografi -Plasentografi Indirect -Arteriografi -Amiografi -Radioisotop Plasentografi oPemeriksaan Dalam Anemia Syok Perdarahan Infeksi saluran kemih (post partum) Plasenta akreta -> Retensio Plasenta -> Perdarahan pasca persalinan Prematuritas -> Gawat janin Malpresentasi janin Kematian ibu dan bayi HINDARI FAKTOR RESIKO Ekspektatif, dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia masih kecil baginya. Terapi ekspektatif hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan pendarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Syarat terapi ekspektatif yaitu : - Kehamilan pretern dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti - Belum ada tanda-tanda in partu - Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hb dalam batas normal) - Janin masih hidup Terminasi, dilakukan dengan segera mengakhiri kehamilan sebelum terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan kematian, misalnya dengan kehamilan telah cukup bulan, perdarahan banyak dan janin telah meninggal. Dilakukan dengan 2 cara yaitu : - Cara Vaginal dengan mengadakan tekanan pada plasenta dengan cara ini maka pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat tertutup kembali - Dengan cara seksio sesarea, yang dimaksud dengan mengosongkan rahim sehingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Persalinan seksio sesarea diperlukan hampir pada seluruh kasus plasenta previa. Prognosis pada ibu plasenta previa dipengaruhi oleh jumlah dan kecepatan perdarahan serta kesegeraan pertolongannya. Kematian pada ibu dapat dihindari apabila penderita segera memperoleh tranfusi darah dan segera lakukan pembedahan seksio sesarea. Prognosis terhadap janin lebih buruk oleh karena kelahiran yang prematur lebih banyak pada penderita plasenta previa melalui proses persalinan spontan maupun tindakan penyelesaian persalinan. Namun perawatan yang intensif pada neonatus sangat membanu mengurangi kematian perinatal