Anda di halaman 1dari 11

Perdarahan Antepartum et causa Plasenta Previa pada Ibu Hamil

Disusun oleh:
Jason
102013102
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
Shinejustice@hotmail.com
Telephone :(021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 Fax: (021) 563-1731

Pendahuluan
Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang berbahaya
dan mengancam ibu. Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang
berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan
pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan
kehamilan tua ialah kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram), mengingat
kemungkinan hidup janin diluar uterus.1
Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3%
dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas sumbernya.2

Anamnesis
Keluhan yang dikeluhkan penderita perlu digali lebih lanjut untuk mendapatkan
keterangan lebih terarah pada penyakit sehingga lebih mudah menegakkan diagnosis serta
memberikan keterangan pada pasien tentang penyakitnya.
Perlu dicatat hal yang terkait dengan keterangan yang didapatkan dari kelengkapan
status yang sudah sering menjadi baku, seperti: nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan
anamnesis mengenai perjalanan penyakitnya.2

1 | Page

Pada saat anamnesis dapat ditanyakan beberapa hal yang

berkaitan dengan

perdarahan antepartum seperti umur kehamilan, saat terjadinya perdarahan, apakah ada rasa
nyeri, warna dan bentuk terjadinya perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan.2
Pada plasenta previa biasanya ditemukan:

Perdarahan segar pada kehamilan yang viable


Tidak terdapat rasa nyeri ataupun kontraksi pada rahim

Pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat diajukan pada pasien, antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menstruasi pertama kali usia berapa, teratur atau tidak


Sebelumnya sudah pernah hamil atau belum
Adakah riwayat aborsi atau perdarahan pada kehamilan sebelumnya
Apakah pasien sedang terinfeksi suatu penyakit
Mengkonsumsi obat-obatan
Ditanyakan juga mengenai lingkungan sekitarnya apakah ada yang merokok atau

apakah pasien tersebut merokok


7. Adakah riwayat melahirkan prematur pada pasien tersebut
8. Apakah dari vaginanya pernah keluar sekret yang encer
9. Sebelum pendarahan apakah pasien melakukan aktivitas yang berat atau terantuk oleh
benda yang keras
10. Apakah selama hamil pasien merasakan nyeri pada daerah perutnya.3

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan TTV, dapat ditemukan:
-

Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal


Tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat
Daerah ujung menjadi dingin
Tampak anemis

Jika terjadi perdarahan yang banyak hingga syok, akan ditemukan kesadaran yang dapat
menurun dan TTV yang abnormal.

1. Vagina Toucher4
Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum atau dari ostium uteri internum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika pasien berada di dalam ruang operasi dengan
2 | Page

persiapan lengkap untuk pelahiran caesar segera. Penggunaan alat dan sentuhan jari
yang lembut pada pemeriksaan dapat menyebabkan perdarahan.
2. Palpasi abdomen
Sering dijumpai kelainan letak pada janin, tinggi fundus uteri yang rendah karena
belum cukup bulan. Juga sering dijumpai bahwa bagian terbawah janin belum turun,
apabila letak kepala, biasanya kepala masih bergoyang, terapung atau mengolak di
atas pintu atas panggul.2 Pada palpasi abdomen dapat dilakukan pemeriksaan
Leopold.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap
1. Hematokrit
Hematokrit merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur persentase volume
eritrosit dalam 100 mL darah.6,7
2. Hemoglobin (Hb)

3 | Page

Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran kuantitatif
tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang. Pada pemeriksaan
dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sederhana seperti Hb
sahli.
Kriteria Anemia menurut WHO:
Pria dewasa

:<13g/dL

Wanita dewasa

:<12g/dL

Wanita hamil

:<11g/dL

Anak 6-14 tahun

:<12g/dL

Anak 6 bln-6tahun

:<11g/dL

Pada wanita hamil terutama dengan perdarahan antepartum sebaiknya kadar Hb dan Ht
sebaiknya diperiksakan untuk mengetahui apakah terdapat gejala anemia atau tidak.
Ultrasonografi
Transabdominal ultrasonografi dalam keadaan kandung kemih yang dikosongkan akan
memberikan kepastian diagnosa plasenta previa. Walaupun transvaginal ultrasonografi lebih
superior untuk mendeteksi keadaan ostium uteri internum namun sangat jarang diperlukan,
karena di tangan yang tidak ahli cara ini dapat menimbulkan perdarahan yang lebih banyak.
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografis sangat tepat dan tidak menimbulkan bahaya
radiasi terhadap janin.5
MRI
Sejumlah peneliti telah menggunakan MRI untuk memvisualisasikan abnormalitas plasenta.
MRI juga berguna untuk mendiagnosis plasenta akreta. Tapi MRI jarang dilakukan karena
kendala biaya dan USG lebih cepat dan murah dibanding MRI.

Working Diagnosis
Pasien menderita plasenta previa berdasarkan dari gejala klinis yang khas. Pada
plasenta previa, plasenta terletak di atas atau sangat dekat dengan os internus.4

Differential Diagnosis
Solusio Plasenta
4 | Page

Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum kelahiran. Perdarahan akibat solusio
plasenta umumnya menyusup di antara membran plasenta dan uterus, dan akhrnya keluar dari
serviks menyebabkan perdarahan eksternal. Pada solusio plasenta terdapat nyeri tekan pada
uterus dan terdapat distress janin. Sering terjadi kontraksi pada uterus.

Etiologi
Faktor risiko penyebab plasenta previa:
-

Usia ibu
Semakin tua usia ibu, insiden plasenta previa semakin tinggi.
Multiparitas
Riwayat kelahiran dengan SC

Pada plasenta previa dibagi dalam beberapa grade, yaitu:2

I
II
III

Deskriksi
Plasenta berada pada segmen bawah rahim tetapi tepi terbawah
tidak mencapai ostium uteri internum.
Tepi terbawah dari plasenta letak rendah mencapai ostium uteri
internum tetapi tidak menutupinya.
Tepi terbawah dari plasenta letak rendah mencapai ostium uteri

IV
V

internum tetapi tidak menutupinya.


Plasenta menutupi ostium uteri internum tetapi asimteris.
Plasenta menutupi ostium uteri internum secara simetris.

Plasenta previa dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu:4


1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium
uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium
uteri internum.
Pada keadaan ini, baik plasenta previa totalis ataupun plasenta previa parsialis akan
terjadi pelepasan sebagian plasenta yang tak dapat dihindari, sebagai akibat dari
pembentukan segmen bawah rahim dan dilatasi serviks. Pelepasan ini akan menyebabkan
terjadinya perdarahan yang akan kita temui sebagai perdarahan ante partum.5

5 | Page

Jenis plasenta previa (a) Marginal (b) Parsial (c) Totalis. Sumber: www.aafp.com

Epidemiologi
Plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi, dan sering
terjadi pada usia di atas 30 tahun. Uterus yang cacat juga dapat meningkatkan angka kejadian
plasenta previa. Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan angka kejadian
plasenta previa berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9 %. Sedangkan di negara maju angka
kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1 % yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya
wanita yang hamil dengan paritas tinggi.5

Patofisiologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada
trimester ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan
dengan semakin tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks
mulai membuka. Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri interna
atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen bawah rahim dan pembukaan
ostium interna akan menyebabkan robekan plasenta pada tempat perlekatannya.4
Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta previa ini ialah
sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan
6 | Page

sinus

marginalis

dari

plasenta.

Perdarahannnya

tak

dapat

dihindarkan

karena

ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan


perdarahan tersebut, tidak sama dengan serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada
kala III pada plasenta yang letaknya normal. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin
dini perdarahan yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan
terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah
persalinan mulai.4,5

Manifestasi Klinik
-

Perdarahan tanpa rasa nyeri dan perdarahan yang terjadi jarang masif sehingga tidak

fatal.
Plasenta previa juga sering disertai oleh plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta
perkreta.

Penatalaksanaan
Penderita dengan plasenta previa datang dengan keluhan adanya perdarahan
pervaginam pada kehamilan trimester kedua dan trimester ketiga. Penatalaksanaan plasenta
previa tergantung dari usia gestasi penderita dimana akan dilakukan penatalaksanaan aktif
yaitu mengakhiri kehamilan, ataupun ekspektatif yaitu mempertahankan kehamilan selama
mungkin.2,5
Penatalaksanaan pada plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:

Ekspektatif, dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di


dunia masih kecil baginya. Sikap ekspektasi tertentu hanya dapat dibenarkan jika
keadaan ibu baik dan perdarahannya sudah berhenti atau sedikit sekali. Dahulu ada
anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera diakhiri untuk
menghindari perdarahan yang fatal. Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas ferosus
atau Ferous fumarat peroral 60 mg selama 1 bulan. Berikan tokolitik bila ada
kontraksi :
a. MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
b. Nifedipin 3 x 20 mg/hari
c. Betametason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru.

7 | Page

Syarat terapi ekspektatif :


1. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
2. Belum ada tanda inpartu
3. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas normal)
4. Janin masih hidup
Kriteria pasien yang dapat diberlakukan rawat jalan :
1. Pasien yang telah diobservasi selama 72 jam tanpa adanya perdarahan
2. Stabil serial hematokrit
3. Reaktive NST pada saat perdarahan
4. Telepon tersedia 24 jam dan juga transportasi antara rumah dengan rumah sakit
5. Dapat melakukan bed rest dirumah
6. Pasien dan keluarga telah mengerti tentang potesi-potensi komplikasi yang mungkin
timbul.
7. Kontrol tiap minggu sampai usia kehamilan aterm dengan serial level Hb dan USG.

Terminasi, dilakukan dengan segera mengakhiri kehamilan sebelum terjadi


perdarahan yang dapat menimbulkan kematian, misalnya: kehamilan telah cukup
bulan, perdarahan banyak, dan anak telah meninggal.

Penatalaksanaan plasenta previa yang tercantum dalam Standar Pelayanan Medik (2008),
dibedakan menjadi perawatan konservatif dan perawatan aktif.
a. Perawatan Konservatif
Dilakukan pada bayi prematur dengan BB <2500 gram atau umur kehamilan <37
minggu dengan syarat denyut jantung janin baik dan perdarahan sedikit atau berhenti.
Cara perawatan:
o Observasi ketat di kamar bersalin selama 24 jam.
o Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan transfusi PRC (Packed Red
Cell) sampai Hb 10-11 gr%.
o Berikan kortikosteroid untuk maturitas paru janin (kemungkinan perawatan
konservatif gagal) dengan injeksi Betametason/Deksametason 12 mg tiap 12 jam
bila usia kehamilan <35 minggu atau TBJ < 2000 gram.

8 | Page

o Bila perdarahan telah berhenti, penderita dipindahkan ke ruang perawatan dan


tirah baring selama 2 hari, bila tidak ada perdarahan dapat mobilisasi.
o Observasi perdarahan, denyut jantung janin dan tekanan darah setiap 6 jam.
o Bila perdarahan berulang dilakukan penanganan aktif.
o Pemeriksaan USG, Hb, dan Hematokrit.
Bila selama tiga hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan pengawasan
konserpatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak
ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak
boleh melakukan senggama.
o Bila perdarahan ulang tidak terjadi setelah

dilakukan

mobilisasi penderita

dipulangkan dengan nasihat:


- Istirahat
- Dilarang koitus
- Segera masuk Rumah Sakit bila terjadi perdarahan lagi
- Kontrol tiap minggu
b. Perawatan Aktif
Segera dilakukan terminasi kehamilan. Jika perdarahan aktif (perdarahan >500 cc
dalam 30 menit) dan diagnosa sudah ditegakkan segera dilakukan seksio sesarea
dengan memperhatikan keadaan umum ibu. Perawatan aktif dilakukan apabila:
o Perdarahan aktif.
o Perkiraan berat bayi > 2000 gram.
o Gawat janin.
Anemia dengan Hb < 6 g%, janin hidup, perkiraan berat bayi > 2000 gram.

9 | Page

Algoritme tatalaksana plasenta previa sumber: www.aafp.com

Prognosis
Prognosis ibu pada plasenta previa dipengaruhi oleh jumlah dan kecepatan perdarahan
serta kesegeraan pertolongannya. Kematian pada ibu dapat dihindari apabila penderita segera
memperoleh transfusi darah dan segera lakukan pembedahan seksio sesarea. Prognosis
terhadap janin lebih burik oleh karena kelahiran yang prematur lebih banyak pada penderita
plasenta previa melalui proses persalinan spontan maupun melalui tindakan penyelesaian
persalinan. Namun perawatan yang intensif pada neonatus sangat membantu mengurangi
kematian perinatal.2,4,5

Komplikasi
10 | P a g e

Selama kehamilan pada ibu dapat menimbulkan perdarahan antepartum yang dapat
menimbulkan syok, kelainan letak pada janin sehingga meningkatnya letak bokong dan letak
lintang. Selain itu juga dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Selama persalinan plasenta
previa dapat menyebabkan ruptur atau robekan jalan lahir, prolaps tali pusat, perdarahan
postpartum, perdarahan intrapartum, serta dapat menyebakan melekatnya plasenta sehingga
harus dikeluarkan secara manual atau bahkan dilakukan kuretase.4 Plasenta previa dapat
menyebabkan kelainan letak pada janin.

Kesimpulan
Plasenta previa merupakan kelainan abnormal pada letak plasenta dan merupakan
salah satu penyebab perdarahan antepartum. Letak plasenta menentukan tindakan medis yang
harus dilakukan. Perdarahan pada ibu harus diperhatikan agar tidak terjadi anemia dengan
memberikan tatalaksana yang tepat.

Daftar Pustaka
1. Winkjsosastro, Hanifa dkk. Perdarahan Antepartum. Dalam : Sinopsis Obstetri, Edisi 1.
EGC.Jakarta.2006.h.105-11.
2. Rachimhadi T, Wibowa B. Perdarahan Antepartum. Dalam: Ilmu Kebidanan
Prawirohardjo S., Winkjosastro H., Saifudin A B., Rachimhadi T., eds, edisi ketiga.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.2006.h.362-76.
3. Gleadle Jonathan. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga.
2007.h. 90-1.
4. Cunningham et al: Williams obstetrics. 23th

ed. Connecticut: Prentice-Hall

International, Inc, 2009;803-11..


5. Chalik TMA. Plasenta Previa. Dalam : Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi, Ed I.
Widya Medika. Jakara.2006.h.129-43.
6. Sudoyo AW.ed.Ilmu penyakit dalam.Edisi ke-5. Jakarta: Interna.2012.h.1127-37.
7. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, dkk.Penuntun patologi klinik hematologi. Jakarta:

Biro publikasi fakultas kedokteran universtas kristen krida wacana.2009.h.41,43,69,106.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai