Anda di halaman 1dari 17

PLASENTA PREVIA

T. M. HANAFIAH

Bagian Obstetri Dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga

dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI) .

- Plasenta yang ada di depan jalan lahir.

(prae = di depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah

plasenta implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh

atau sebahagian jalan lahir (Ostium Uteri Internium).

Faktor Predisposisi :

1. Multiparitas dan umur lanjut ( >/ = 35 tahun).

2. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan

atrofik dan inflamatorotik.

3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,

Kuret, dll).

4. Chorion leave persisten.

5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap

menerima hasil konsepsi.

6. Konsepsi dan nidasi terlambat.


7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

KLASIFIKASI

Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan

fisiologik. Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya,

plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi

plasenta previa pada pembukaan 8 cm.

Beberapa klasifikasi plasenta previa:

a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm

1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba

plasenta menutupi seluruh ostea.

2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian

pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :

2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea

bagian belakang.

2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian

depan.

2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir

ostea yang ditutupi plasenta.

b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :

1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.


2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.

3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir

pembukaan Pada periksa dalam tak teraba.

© 2004 Digitized by USU digital library 1


c. Menurut Browne:

1. Tingkat I, Lateral plasenta previa :

Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun

tidak sampai ke pinggir pembukaan.

2. Tingkat II, Marginal plasenta previa:

Plasenta mencapai pinggir pembukaan (Ostea).

1. Gejala klinis

a. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa

rasa nyeri dari biasanya berulang darah biasanya berwarna merah

segar.

b. Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan

letak janin.

c. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak

fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga

pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan

berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

d. Janin biasanya masih baik.

2. Pemeriksaan in spekulo

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari

ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila

perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta harus

dicurigai.
3. Penentuan letak plasenta tidak langsung

Dapat dilakukan dengan radiografi, radio sotop dan ultrasonografi. Akan

tetapi pada pemerikasaan radiografi clan radiosotop, ibu dan janin

dihadapkan pada bahaya radiasi sehingga cara ini ditinggalkan.

Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri dan

cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.

4. Penentuan letak plasenta secara langsung

Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan

banyak. Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks.

Mulai dari forniks posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan)

antara bagian terdepan janin dan jari kita. Pemeriksaan melalui kanalis

servikalis. Jari di masukkan hati-hati kedalam OUI untuk meraba adanya

jaringan plasenta.

PENANGANAN

Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester

ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan

syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan

umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.

Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :

• Keadaan umum pasien, kadar hb.

• Jumlah perdarahan yang terjadi.


• Umur kehamilan/taksiran BB janin.

• Jenis plasenta previa.

• Paritas clan kemajuan persalinan.

© 2004 Digitized by USU digital library 2


Penanganan Ekspektif

Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

- Perdarahan sedikit

- Belum ada tanda-tanda persalinan

- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.

Rencana Penanganan :

1. Istirahat baring mutlak.

2. Infus D 5% dan elektrolit

3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.

4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.

5. Pemeriksaan USG.

6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung

janin.

7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu

sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.

Penanganan aktif

Kriteria

• umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.

• Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.

• Ada tanda-tanda persalinan.

• Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.


Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum,

dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.

Indikasi Seksio Sesarea :

1. Plasenta previa totalis.

2. Plasenta previa pada primigravida.

3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang

4. Anak berharga dan fetal distres

5. Plasenta previa lateralis jika :

• Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.

• Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

• Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).

6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

Partus per vaginam.

Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan

anak sudah meninggal atau prematur.

1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah

(amniotomi) jika hid lemah, diberikan oksitosin drips.

2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.

3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan

perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap


plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah

mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi.

KOMPLlKASI

1. Perdarahan dan syok.

2. Infeksi.

3. Laserasi serviks.

4. Plasenta akreta.

5. Prematuritas atau lahir mati.

© 2004 Digitized by USU digital library 3


6. Prolaps tali pusar.

7. Prolaps plasenta.

PROGNOSIS

Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karana

plasenta rendah sekali atau tak ada sama sekali. Sejak diperkenalkannya

penanganan pasif pada tahun 1945, kematian perinatal berangsur-angsur dapat

diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini kematian perinatal yang

disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.

KEPUSTAKAAN

Prawirohardjo. S, Ilmu Kebidanan, Ed. III, cet.II, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 1992,hal.365-376.

Mochtar. R, Sinopsis Obstetri I, Ed. II, Jakarta, EGG, 1989,hal.300-311.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara/R.S

Dr. Pringadi Medan, Pedoman Diagnosis dan Therapi Obstetri-

Ginekologi R.S. Dr. Pringadi Medan, 1993, halo 6-10,

Bagian Obstetri & Ginekologi Fak.Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung,

Obstetri Patologi, Ed. 1984, Elstar Offset Bandung, halo 110-120.

© 2004 Digitized by USU digital library 4


Plasenta Previa

Definisi

Plasenta atau ari-ari terdiri dari vili-vili dan kotiledon yang berfungsi untuk

jalan makanan dan oksigen

bagi janin. Makanan akan diantar melalui peredaran darah yang sebelumnya

disaring terlebih dahulu

melalui plasenta. Plasenta juga menyaring racun maupun obat-obatan yang

membahayakan janin. Pada

usia kehamilan awal, lokasi plasenta berada pada bagian bawah rahim, dekat

dengan jalan lahir, tetapi

seiring dengan perkembangan janin dan pembesaran rahim maka plasenta

bergeser ke atas sehingga

menempati lokasi pada korpus atau fundus (bagian atas) rahim pada triwulan

ketiga.

Pada plasenta previa, plasenta berada pada lokasi yang tidak seharusnya yaitu di

segmen rahim bagian

bawah atau dekat dengan jalan lahir meskipun perkembangan janin sudah

memasuki triwulan ketiga.


Plasenta previa terjadi pada 1 dari 200 kehamilan dan merupakan penyebab

kematian tertinggi janin

akibat kelahiran preterm (sebelum waktunya). Selain itu kejadian anomali

kongenital (kelainan bawaan

di dalam rahim) meningkat sebanyak 2,5 kali lebih tinggi pada plasenta previa.

Terdapat 4 derajat

kelainan dari plasenta previa yaitu :

1. Plasenta previa totalis

Letak plasenta menutupi seluruh segmen rahim bagian bawah (jalan lahir)

2. Plasenta previa parsial

Letak plasenta menutupi sebagian dari segmen rahim bagian bawah (jalan lahir)

3. Plasenta previa marginal

Tepi dari plasenta berada di perbatasan segmen rahim bagian bawah (jalan

lahir)

4. Plasenta previa letak rendah

Plasenta berimplantasi (melekat) pada segmen rahim bagian bawah namun tepi

plasenta tidak berada di

perbatasan jalan lahir namun mendekatinya

Gambar 1. Plasenta Previa

Gambar 2. Lokasi Plasenta Previa

Faktor risiko terjadinya plasenta previa :

1. Peningkatan usia ibu (>35 tahun)


2. Multiparitas

Penelitian dari Babinszki dkk melaporkan bahwa kejadian plasenta previa 2,2%

lebih tinggi pada

wanita yang sudah memiliki anak 5 atau lebih dibandingkan mereka yang

memiliki anak lebih sedikit

3. Tindakan kebidanan

Riwayat kuretase setelah abortus

4. Operasi Caesar

Melahirkan dengan operasi caesar mengakibatkan parut di dalam rahim.

Kejadian meningkat pada

wanita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih operasi caesar

5. Merokok

William dkk menemukan risiko relatif kejadian plasenta previa meningkat 2-4

kali pada wanita yang

merokok. Hal tersebut terjadi karena karbondioksida yang terhisap mampu

menyebabkan hipertrofi

(pembesaran) dari plasenta serta menyebabkan peradangan dan berkurangnya

vaskularisasi

(pendarahan) plasenta sehingga mempengaruhi perkembangan dari plasenta

Tanda dan gejala

Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam (yang

keluar melalui vagina)


tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir triwulan kedua. Ibu dengan

plasenta previa pada

umumnya asimptomatik (tidak memiliki gejala) sampai terjadi perdarahan

pervaginam. Biasanya

perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada

umumnya perdarahan

pertama terjadi tanpa faktor pencetus, meskipun latihan fisik dan hubungan

seksual dapat menjadi

faktor pencetus. Perdarahan terjadi karena pembesaran dari rahim sehingga

menyebabkan robeknya

perlekatan dari plasenta dengan dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi pada

plasenta previa. Jika

didapatkan kecurigaan terjadinya plasenta previa pada ibu hamil, maka

pemeriksaan Vaginal Tousche

(pemeriksaaan dalam vagina) oleh dokter tidak boleh dilakukan kecuali di meja

operasi mengingat

risiko perdarahan hebat yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan penunjang

Metode paling mudah, sederhana, dan aman untuk mengetahui letak plasenta

adalah melalui

pemeriksaan ultrasonografi (USG) transabdominal yang dapat memperlihatkan

lokasi plasenta dengan


keakuratan yang tinggi sekitar 96%.

Gambar 3. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Terapi

Wanita dengan plasenta previa yang memerlukan perhatian lebih yaitu :

1. Ibu dengan janin preterm namun sudah ada tanda-tanda ingin melahirkan

2. Ibu dengan janin yang sudah cukup bulan

3. Ibu yang sedang melahirkan

4. Ibu dengan perdarahan sangat hebat yang berbahaya bagi kelangsungan hidup

ibu maupun janin

Tatalaksana pada wanita plasenta previa adalah:

1. Evaluasi kondisi ibu dan janin setelah perdarahan terjadi

2. Bedrest (istirahat) total

3. Menghindari hubungan seksual sampai follow up USG menunjukkan

perpindahan plasenta ke

tempat seharusnya

4. Pemeriksaan USG teratur setiap 4 minggu

5. Pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari namun tidak boleh berlebihan

6. Kewaspadaan untuk terjadinya perdarahan lagi

7. Perawatan di rumah sakit apabila terjadi perdarahan berulang atau sudah

saatnya untuk melahirkan

8. Operasi caesar
Risiko perdarahan selama melahirkan tetap dapat terjadi karena kontraksi dari

segmen rahim bagian

bawah yang lemah maupun perlekatan dari plasenta. Karena itu apabila

perdarahan hebat terjadi selama

melahirkan dan tidak dapat dihentikan dengan metode konvensional (mengikat

pembuluh darah, insisi

transversal) maka histerektomi (pengangkatan rahim) adalah tindakan yang

perlu untuk dilakukan.

Komplikasi

Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim

Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan

histerektomi (operasi

pengangkatan rahim)

Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta

Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu)

Kecacatan pada bayi

Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah plasenta previa karena penyebab pasti dari

plasenta previa belum

ditemukan. Yang harus dilakukan adalah mencoba menghindari faktor risiko

seperti merokok.

Kapan ke dokter
Segeralah datang ke dokter apabila pada wanita yang sedang hamil terjadi

perdarahan yang tidak nyeri,

berwarna merah segar, dan terutama terjadi pada triwulan ke-2 akhir. Plasenta

previa juga dapat

dideteksi melalui pemeriksaan USG secara berkala meskipun tidak ada gejala

perdarahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai