PLACENTA PREVIA
Disusun Oleh :
dr Daerobbi Nurwansyah
Pembimbing :
dr. TB. Yuli Rohmawanur, Sp.AN
PENDAHULUAN
Istilah plasenta previa mengacu pada plasenta yang menutupi atau dekat dengan
ostium uteri internum. Plasenta biasanya berimplantasi di segmen atas rahim. Pada plasenta
previa, plasenta baik seluruhnya atau sebagian terletak di dalam segmen bawah rahim.
Secara tradisional, plasenta previa telah dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu Plasenta
previa lengkap, di mana plasenta menutupi ostium internal dengan sempurna. Plasenta
previa parsial, dimana plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum dimana hanya
terjadi ketika os internal melebar sampai derajat tertentu. Plasenta previa marginal, yang
hanya mencapai ostium interna, tetapi tidak menutupinya dan Plasenta letak rendah yaitu
keadaan plasenta yang meluas ke segmen bawah rahim tetapi tidak mencapai ostium
internal.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Plasenta Praevia adalah komplikasi obstetrik yang berpotensi parah di mana plasenta
terletak di dalam segmen bawah rahim, menghadirkan obstruksi pada serviks dan
dengan demikian menjadi penyulit proses kelahiran (Putri, 2019). Plasenta Praevia
terjadi pada 1/200 kelahiran, mempersulit sekitar 0,3% kehamilan dan berkontribusi
pada sekitar 5% dari semua kelahiran prematur.
2.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi pasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
penbukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
1. Plasenta previa totalis : apabila seluruh ostium uteri internum tertutup oleh
jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis : apabila sebagian ostium uteri internum tertutup
oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : apabila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah : yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih
kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap
plasenta letak normal.
2.3 ETIOLOGI
g. Perempuan perokok.
2.6 DIAGNOSIS
1. Placenta previa
2. Solusio placenta
3. Ruptura uteri
4. Vasa Previa
2.8 PENATALAKSANAAN
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga,
dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena
pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan
pemberian infus atau tranfusi darah.
Kriteria :
• Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
• Perdarahan sedikit
Rencana penanganan:
• Istirahat baring mutlak
Kriteria
• Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
• Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah
(amniotomi). Jika his lemah, diberikan oksitosin drips.
2.9 KOMPLIKASI
• Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan
• Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak. Oleh karena
itu, harus sangat berhati-hatipada semua tindakan manual di tempat ini
misalnya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen
bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada
retensio plasenta.
• Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memaksa lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala
konsekuensinya.
• Kelahiran premature dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian
oleh karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam
kehamilan belum aterm.
• Berisiko tinggi untuk solusio plasenta (risiko relative 13,8), seksio sesarea
(risiko relative 1,7), kematian maternal akibat perdarahan (50 %),
dandisseminated intravascular coagulation (DIC) 15,9 %.
2.10 PROGNOSA
• Lima puluh persen wanita dengan plasenta previa memiliki kehamilan
preterm.
2. Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC.
Obstetrical Haemorrhage. Wiliam Obstetrics 21th edition. Prentice Hall
International Inc Appleton. Lange USA. 2001; 819-41.
3. Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. Williams Obstetrics, 20th ed. R
Hariadi, R Prajitno Prabowo, Soedarto, penerjemah. Obstetri Williams.
Edisi 20. Surabaya: Airlangga University Press, 2001; 456-70.