Anda di halaman 1dari 35

Tugas Individu

LP DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN PLACENTA


PREVIA

Mata Kuliah Maternitas

Di susun Oleh :

Benadecta Luscia Wardani

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
2021-2022

1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PLASENTA PREVIA

B. KONSEP DASAR

I. DEFINISI
Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui
vagina tanpa adanya rasanyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya
pada bulan kedelapan.

Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
(Nugroho, 2012)

II. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi
berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas
luka operasiuterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan
implantasi placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang
penyebab placenta previa yang masuk akal.

Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan permukaan
yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi
salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah
yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai
darah pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada
kehamilan berikutnya.

III. TANDA DAN GEJALA


Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir
trimester kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa
2
abortus mungkin terjadi akibat lokasi abnormal plasenta yang sedang
tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta previa terjadi tanpa tanda-tanda
peringatan pada wanita hamil yang sebelumnya tampak sehat-sehat saja.
Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam berwarna merah terang pada umur
kehaliman trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda
utama plasenta previa.

Gejala-gejala plasenta previa ialah perdarahan tanpa nyeri, sering terjadi


pada malam hari saat pembentukan segmen bawah rahim, bagian terendah
masih tinggi diatas pintu atas panggul (kelainan letak). Perdarahan dapat
sedikit atau banyak sehingga timbul gejala. Biasa perdarahan sebelum bulan
ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus, perdarahan
pada plasenta previa di sebabkan karena pergerakan antara plasenta dengan
dinding rahim.Biasanya kepala anak sangat tinggi karena plasenta terletak
pada kutub bawah rahim, kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul,
karena hal tersebut di atas, juga ukuran panjang Rahim berkurang maka
plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.

IV. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uteri. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu
sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada
tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement)
dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada
tempat laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal
yaitu dari ruang intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa
betapa pun pasti kan terjadi (unavoidable bleeding). Perdarahan di tempat
itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim
3
dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang
dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak
akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi
pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta
dimana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh
karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung progresif
dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan.
Demikian perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causeless).
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less).

Pada plasenta yang menutupi seluruh uteri internum perdarahan terjadi


lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim terbentuk lebih
dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum. Sebaliknya pada
plasenta previa parsialis atau letak rendah perdarahan baru akan terjadi pada
waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya
sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya.
Perdarahan yang pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30
minggu, tetapi lebih separuh kejadiannya pada kehamilan 34 minggu ke
atas. Berhubung tempat perdarahan terletak pada dekat dengan ostium uteri
internum, maka perdarahan lebih mudah mengalir keluar rahim dan tidak
membentuk hematom retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas
dan melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan
demikian sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta previa.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang
tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta
melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta
dan inkreta bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus buli-buli dan ke rectum bersama plasenta previa. Plasenta akreta
dan inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah
sesar. Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab
kurangnya elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi
meningkatkan kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa,
4
misalnya dalam kala tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna
(retensio plasenta) atau setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak
mampu berkontraksi dengan baik.

V. PATHWAY

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksaan radio-isotop
5
Plasento grafi jaringan lunak (soft tissue plasenthografy). Untuk
mencoba melokalisir plasenta
 Sitografi
Kepala ditekan kebawah kearah pintu atas panggul. Bila jarak kepala
dan kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm, maka terdapat
kemungkinan plasenta previa (memasukan 40cc larutan NaCL 12,5%
dengan kandung kemih kosong).

 Plasentografi indirek

Menghitung jarak antara kepala-simfisis dan kepala promotorium (ibu


dalam posisi berdiri atau duduk setengah berdiri).
 Arteriografi
Dengan memasukan zat kontras kedalam rongga amnion.dan akan jelas
terlihat di daerah kosong (diluar janin) dalam rongga rahim.
 Radio isotop plasentografi.

Ultra sonografi (Tidak membahayakan radiasi pada janin)

I. PENATALAKSANAAN

Pasang infus cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan
peroral. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap
15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.
Pantau pula DJJ dan pergerakkan janin. Bila terjadi renjatan, segera
lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan
penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan. Bila tidak
ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500
gram atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan
persalinan perabdominan. Bila bukan, usahakan partus pervaginam.

 Terapi Ekspektatif (pasif)


Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita
6
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kenalis servisis.
Upaya diagnosis dilakukan secara non invasive. Pemantauan klinis
dilakukan secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekspektatif :
• Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
• Belum ada tanda-tanda in partu
• Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
• Janin masih hidup.
• Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
• Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia
kahamilan profil biofisik, letak dan pesentasi janin.
• Berikan tokolitik bila ada kontrksi :
• MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
• Nifedipin 3x20 mg/hari
• Betamethason 24 mg IV dosis tunggal pematangan paru janin
• Uji pematngan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis.
• Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada di
sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
• Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2
jam).

 Terapi Aktif (tindakan segera)


Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang
7
aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan
plasenta previa :
a. Seksio sesarea-
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya
harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
b. Melahirkan pervaginam-
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan
pembukaan >3 cm srta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban,
plasena akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala
janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi
dengan infus oksitosin.
2. Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade
plasenta denan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup.
3. Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dengan Cunam Willet, kemudian beri beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakna ini kurang efektif
untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan pada
kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan tidak aktif.

C. KONSEP KEPARAWATAN
I. PENGKAJIAN
II. Identitas
8
III. Keluhan klien
a. Keluhan Utama

Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III

1. Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang

2. Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;


terbentuknya SBR, terbukanya osteum/manspulasi intravaginal/rectal.

3. Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau


kecilnya robekan pembuluh darah dan plasenta.
b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu perdarahan jalan lahir berwarna
merah segar tanpa rasa nyeri
c.Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat kesehatan dahulu yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam
di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

IV. Status obstetri ginekologi


Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan
sekarang. Riwayat obstetri meliputi :
a. Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan
d. Jenis anetesi dan kesulitan persalinan.
e. komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan. f)komplikasi pada bayi
f. rencana menyusui bayi

V. Pemeriksaan fisik
9
a.Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva dan rectum.
b. Edema pada ekstremitas
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah oada
ekstermitas akibat perpindahan cairan intravaskular keruan
intertesial.Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema.Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem musculoskeletal
1. Postur tubuh
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2. Tinggi badan dan berat
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan.Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu
beresiko melahirkan prematurdan berat badan lahir rendah. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat mengakibatkan diabetes pada
kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan
infeksi postpartum. Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan
berdasarkan indeks masa tubuh.
3. Pengukuran pelviks
4. Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginaan.
d. Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur
jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menentukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc. Donal dengan posisi ibu berbaring.
10
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada
ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas yang
kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk
kedalam syok. Intensitas nyeri berkisar antar 9-10 nyeri hebat.
Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya
masalah.Pemeriksaan reflek tendo sebaiknya dilakukan karena hiperfleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e. Sistem integument
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan ganguan pada hepar, lesi hiperpigmentasi seperti
closma gravidarum, sreta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penempangan kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler dengan baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem gastrointestinal
1. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut .bibir bebas dari
ulserasi, gusiberwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang mengakibatkan hiperplasia.Gigi terawat dengan baik, ibu
dapat dianjurkan kedokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan
prematur.Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan
perawatan gigi.
2. Usus
Stestokop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil.Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot
polos, sehingga menyebabkan konstipasi.Peningkatan bising usus terjadi
bila menderita diare.
11
h. Sistem reproduksi
1. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Organ reproduksi eksternal
3. Kulit dan membran mukosa perineum, vulva dan anus perlu diperiksa dari
eksiorisasi, ulserasi, lesi, varises dan jarinagn parut pada perineum
4. Organ reproduksi internal
5. Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
6. Vagina :mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
esterogen sehingga tampak makin merah dab kebiru biruan.
7. Ovarium (indung telur) : dengan terjadinya kehamilan, indung telur
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
i. Fokus pemeriksaan pada abdomen
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan pada supra pubic disisi uterus, dan pada
pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan tumor yang tidak
begitu padat, nyeri tekan dan dengan batas-batas yang tidak rata disamping
uterus. Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada ruptur tuba perut
menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam rongga
peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena darah yang berkumpul
ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada rupture tuba gerakan
pada serviks nyeri sekali (Prawiroharjo S,1999).
j. Pemeriksaan vaginal
Nyeri goyang pada servik pada saat pemeriksaan dalam vagina.

II. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan perdarahan
12
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


Tujuan & Kriteria
Diagnosa Rencana Tindakan Rasional
Hasil
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri Memberikan
berhubungan dengan asuhan keperawatan (I.08238) stimulus dan
terputusnya 3 x 24 jam nyeri Observasi : mengalihkan
kontinuitas jaringan klien mampu 1. Identifikasi perhatian pasien
teratasi. lokasi, pada rasa nyeri
Ktiteria hasil: karakteristik, yang diberikan
Tingkat nyeri durasi, sehingga pasien

13
(L.08066): frekuensi, merasa nyaman
1. Keluhan nyeri kualitas,
menurun (5) intensitas nyeri
2. Meringis 2. Identifikasi
menurun (5) skala nyeri
3. Sikap protektif 3. Identifikasi
menurun (5) pengaruh nyeri
4. Gelisah menurun pada kualitas
(5) hidup dan faktor
5. Frekuansi nasi yang
membaik (5) memperberat
serta yang
memperingan
nyeri
4. Monitor
efeksamping
penggunaan
analgetik
Teraupetik :
1. Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan
Edukasi:
1. Jelaskasn
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
2. Ajarkan tekhnik
nin farmakologi
unuk
menghindari
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
Perlu

Resiko cedera pada Setelah dilakukan Pemantauan DJJ Mendeteksi


asuhan keperawatan (I.02055) secara dini
janin berhubungan
3 x 24 jam resiko Observasi keadaan janin
dengan perdarahan cedera pada janin 1. Identifikasi

14
tidak terjadi. status dan
Ktiteria hasil: riwayat obstetrik
Tingkat cedera 2. Identifikasi
(L.14136) pemeriksaan
1. Kejadian cedera kehamilan
menurun (5) sebelumnya
2. Perdarahan 3. Periksa DJJ
menurun (5) selama 1 menit
4. Monitor tanda-
tanda vital ibu
Terapeutik
1. Atur posisi klien
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantuan
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Reduksi ansietas Mencegah
asuhan keperawatan (I.09314) kontaminasi
dengan kekhawatiran
1 x 24 jam ansietas Observasi silang/menurunka
mengalami kegagalan klien mampu 1. Identifikasi n resiko infeksi
teratasi. kemampuan
Ktiteria hasil: mengambil
Tingkat ansietas keputusan
(L.09093) 2. Monitor tanda-
1. Konsentrasi tanda ansietas
membaik (5) Terapeutik
2. Pola tidur 1. Ciptakan
membaik (5) suasana
3. Perilaku gelisan terapeutik untuk
menurun (5) menumbuhkan
4. Tekanan darah kepercayaan
menurun (5) 2. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
3. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
4. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
5. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang

15
memicu
kecemasan
Edukasi
1. Jelaskan
prosedur
termasuk sensi
yang mungkin
dialami
2. Informasikan
secara factual
mengenai
diagnose,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan
keluarga untuk
selalu bersama
pasien
4. Latih tekhnik
relaksasi

16
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. N DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUMAH SAKIT KARUNIA KASIH
TAHUN 2022

Nama Mahasiswa : Benadecta Luscia NIM :-


Wardani
Tempat Praktik Tanggal : 10 Januari 2022
: RS Karunia Kasih

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian dan data penunjang


A. DATA UMUM KLIEN
1. Initial Klien : Ny. N
2. Usia : 29 Tahun
3. Status perkawinan : Kawin
4. Pekerjaan : Karyawan Swasta
5. Pendidikan terakhir : SLTA

B. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

No Tahun Masalah Jenis Kesulitan Penolong Keadaan bayi


kehamilan persalinan saat lahir

1 2017 Tidak ada Spontan Penyesuaian Bidan di Baik, tidak ada


masalah diri karena Puskesmas komplikasi
hamil dengan BB 2.900
pertama
2 Hamil ini Plasenta
previa

17
C. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Masalah Ginekologi : tidak ada masalah ginekologi
2. Riwayat KB : klien sempat memakai KB suntik 1 bulan

D. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI


1. HPHT : 01 Mei 2021
2. Taksiran Partus : 08 Februari 2022
3. BB sebelum hamil: 50 kg
4. TB sebelum hamil: 152 cm

Presentasi Usia Data


Tgl TD TB/BB TFU DJJ Keluhan
Janin Gestasi Lain
10 147/77 152 cm / Terjadi USG:
Jan mmHg 52 kg 32 cm - 161 x/m 32 minggu perdarahan Plasenta
2022 pervagina Previa

E. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


1. Status Obsentri : G2P1A1 Hamil 32 minggu
2. Keadaan umum : baik
3. Kesadaran : composmentis TB: 152 cm BB: 52 kg
4. Tanda vital : TD: 147/77 mmHg, Nadi: 84 x/ menit, Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
5. Kepala dan Leher:
a. Kepala : rambut bersih, tidak rontok dan tidak berketombe
b. Mata : konjungtiva anemis, sclera tampak putih
c. Hidung : tidak ada polip
d. Mulut : mulut bersih, tidak ada carries dan karang gigi, lidah
tampak bersih
e. Telinga : terdapat serum, tidak terasa nyeri
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

6. Dada :
a. Jantung : suara jantung normal, tidak ada
pembesaran jantung
b. Paru : tidak terdapat cairan di rongga paru
c. Payudara : simetris, tidak ada tumor,
areola hyperpigmentasi
d. Putting susu : putting susu menonjol
e. Pengeluaran Asi : tidak ada kolostrum

18
7. Eliminasi
a. Urin : Kebiasaan BAK: + 7 x sehari
b. BAB : Kebiasaan BAB: 1 x sehari, tidak ada keluhan

8. Istirahat dan kenyamanan


a. Pola tidur : klien terbiasa tidur pukul 21.00 WIB, dengan lama + 8
jam perhari
b. Pola tidur saat ini: klien mengatakan sulit tidur karena nyeri pada
abdomen bawah
c. Keluhan ketidaknyamanan : Ya, lokasi : abdomen bawah,
9. Mobilisasi dan latihan
a. Tingkat mobilisasi : mobilitas klien dibantu oleh suami
dan keluarganya
b. Latihan senam : klien tidak melakukan latiham senam

10. Nutrisi dan Cairan


a. Asupan nutrisi : nafsu makan klien baik
b. Asupan cairan : cukup

11. Keadaan mental


a. Adaptasi psikologis : klien mengatakan sedikit trauma dengan
keadaannya sekarang
b. Penerimaan terhadapd kehamilan : klien menerima dengan baik

12. Abdomen
a. Uterus
1. Tingkat Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusar
2. Kontraksi : Ya
3. Leopold I : tidak dilakukan
4. Leopold II : tidak dilakukan
5. Leopold III : tidak dilakukan
6. Leopold IV : tidak dilakukan

b. Pigmentasi
1. Linea Nigra : tampak ada linea migra
2. Striae : tidak tampak striae
3. Fungsi pencernaan : tidak ada keluhan

19
13. Perineum dan genital
a. Vagina : tidak ada varises
b. Kebersihan : kebersihan vagina baik
c. Keputihan : tidak terdapat keputihan
d. Hemorrhoid : tidak terdapat haemoroid

14. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
1. Edema : tidak ada edema
2. Varises : tidak ada varises

b. Ekstremitas bawah
1. Edema : tidak ada edema
2. Varises : tidak ada varises
3. Reflex patella : terdapat reflex patella (+2)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin *8,0 g/dL 12,5 – 16,0
Leukosit 6,48 10^3/µL 4,00 – 10,50
Hematokrit *22,8 % 37,00 – 47,0
Trombosit *126 10^3/µL 182 - 369

G. TERAPI
1. IVFD RL 20 tpm
2. Inj. Dexametason 2 x 6 mg/IV
3. Inj. Nifedipin 4 x 10 mg/IV
4. Pronalges 3 x 1/supositoria

H. KESIMPULAN

Klien mengalami plasenta previa

20
B. Analisa Data
Kemungkinan
No. Hari/Tanggal Data Problem
Penyebab
1 Senin, 10 S: Resiko Komplikasi
Januari 2022 1. Klien mengatakan perdarahan kehamilan
keluar darah segar
dari vagina dan
mengalir
2. Klien mengatakan
perdarahan terjadi
sejak 1 jam SMRS
O:
1. Keadaan umum
klien baik
2. Tampak lemas
3. Tampak perdarahan
pervagina
4. USG tampak terjadi
plasenta previa
5. TTV ( TD: 147/77
mmHg, N: 84 x/m,
RR: 20 x/m, S:
36,50C)
6. Hemoglobin: 8,0 g/dL

2 Senin, 10 S: Ansietas Kekhawatiran


Januari 2022 1. Klien mengatakan mengalami
merasa bingung kegagalan
2. Klien mengatakan
khawatir dengan
akibat dan kondisi
janin
3. Klien mengatakan
sulit berkonsentrasi
O:
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak tegang
3. Klien tampak sulit
untuk tidur
4. Muka klien tampak
pucat
5. Tampak
diaphoresis 6. TTV
( TD: 147/77
mmHg, N: 84 x/m,
RR: 20 x/m, S:
36,50C)
21
3 Senin, 10 S: Resiko cedera Perdarahan
Januari 2022 Klien mengatakan pada janin
hamil anak ke-2
dengan usia
kehamilan 32 minggu
O:
1. Tampak perdarahan
pervagina
2. Status kehamilan
G2P1A0 hamil 32
minggu
3. USG tampak terjadi
plasenta previa
4. DJJ: 161 x/m
5. HIS: 1 x 10’ 11’’

II. PATHWAY

22
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Paraf
1 10 Jan Resiko perdarahan berhubugan dengan Bena
2022 / 09.00 komplikasi kehamilan (D.0012)
WIB
2 10 Jan Resiko cedera pada janin berhubungan Bena
2022 / 09.00 dengan perdarahan (D.0138)
WIB
3 10 Jan Ansietas berhubungan dengan bena
2022 / 09.00 kekhawatiran mengalami kegagalan (D.
WIB 0080)

23
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN
10 Jan Resiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Mencegah bena
2022. berhubugan dengan keperawatan 3 x perdarahan terjadinya
Jam komplikasi 24 jam resiko perdarahan tidak (I.02067) perdarahan lebih
10.wib kehamilan (D.0012) terjadi. Observasi : lanjut
Ktiteria hasil: Tingkat 1. Monitor tanda dan
perdarahan (L.02017) gejala perdarahan
1. Hemoglobin membaik (5) 2. Monitor nilai
2. Hematocrit membaik (5) hemoblobin dan
3. Tekanan darah membaik (5) hematokrit sebelum
4. Suhu tubuh membaik (5) dan sesudah
Perdarahan vagina menurun (5) kehilangan darah
3. Monitor tanda- tanda
vitas orostaltik
4. Monitor
koagulan
Terapeutik
1. Batasi
tindakan invasif,
jika perlu
2. Pertahankan bedrest
selama perdarahan
3. Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
2. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari
konstipasi
3. Anjurkan
menghindari
aspirin dan
antikoagulan
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vitamim K
5. Anjurkan segera
melapor jika
terjadi perdarahan

Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan, jika
perlu
2. Anjurkan
pemberian produk
darah, jika perlu
3. Anjurkan
pemberian pelunak
tinja,
jika perlu
10 Jan Resiko cedera pada Setelah dilakukan asuhan Pemantauan DJJ Mendeteksi secara bena
2022 janin berhubungan keperawatan 3 x (I.02055) dini keadaan janin
Jam 10.00 dengan perdarahan 24 jam resiko cedera pada janin tidak Observasi
wib (D.0138) terjadi. 1. Identifikasi
Ktiteria hasil: Tingkat cedera status dan
(L.14136)
riwayat
1. Kejadian cedera menurun (5)
obstetrik
2. Perdarahan menurun (5)
2. Identifikasi
pemeriksaan
kehamilan
sebelumnya
3. Periksa DJJ
selama 1 menit
4. Monitor tanda-
tanda vital ibu

Terapeutik
1. Atur posisi klien

Edukasi
1. Jelaskan
tujuan dan prosedur
pemantuan

10 Jan Ansietas Setelah dilakukan asuhan Reduksi ansietas Mencegah bena


2022 berhubungan keperawatan 1 x (I.09314) kontaminasi
Jam 10.00 dengan 24 jam ansietas klien mampu Observasi silang/men
wib kekhawatiran teratasi. 1. Identifikasi urunkan resiko
mengalami Ktiteria hasil: Tingkat ansietas kemampuan infeksi
kegagalan (D. 0080) (L.09093) mengambil
1. Konsentrasi membaik (5) keputusan
2. Pola tidur membaik (5) 2. Monitor tanda- tanda
3. Perilaku ansietas
gelisan menurun (5) Terapeutik
4. Tekanan darah 1. Ciptakan suasana
menurun (5) terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Pahami situasi yang
membuat ansietas
3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
5. Motivasi
mengidentifik asi
situasi yang
memicu kecemasan
Edukasi
1. Jelaskan
prosedur termasuk
sensi yang mungkin
dialami
2. Informasikan
secara factual
mengenai
diagnose,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga
untuk selalu
bersama pasien
4. Latih tekhnik
relaksasi
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Tanggal/
Tindakan Respon Paraf
Dx Jam
1 10 Jan 1. Memonitor tanda dan gejala S: bena
2022 perdarahan 1. Klien mengatakan keluar
11.00 2. Memonitor nilai hemoblobin dan darah segar dari vagina
WIB hematokritsebelum dan sesudah O:
kehilangan darah 1. Klien tampak lemas
3. Membatasi tindakan 2. Tampak
Invasif perdarahan
4. Mempertahankan bedrest selama pervagina
perdarahan 3. USG tampak terjadi
5. Menjelaskan tanda dan gejala plasenta previa
perdarahan 4. TTV ( TD 147/77
6. Menganjurkan meningkatkan asupan mmHg, N: 84 x/m, RR:
makanan dan vitamim K 20 x/m, S: 36,50C)
7. Menganjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
8. Berkolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan
1. Memonitor tanda dan gejala
1 10 Jan 2022 perdarahan S:
Jam 10.00. 2. Membatasi tindakan 1. Klien mengatakan keluar
wib Invasif darah segar dari vagina
3. Mempertahankan bedrest selama sedikt
perdarahan O:
4. Menganjurkan segera melapor jika 1. Klien tampak masih
terjadi perdarahan lemas
2. Tampak
5. Berkolaborasi pemberian obat perdarahan
pengontrol perdarahan pervagina setengah
pembalut

TTV ( TD 135/76 mmHg, N:


82 x/m, RR: 20 x/m, S:
36,50C)

1 10 Jan 2022 1. Memonitor tanda dan gejala S: Bena


Jam 11.00 perdarahan 1. Klien mengatakan
wib 2. Membatasi tindakan sudah tidak keluar
Invasif darah segar dari vagina
3. Mempertahankan bedrest selama O:
perdarahan 1. Klien tampak masih
lemas
4. Berkolaborasi pemberian obat 2. Tampak pembalut
pengontrol perdarahan bersih

TTV ( TD 120/70 mmHg,


N: 80 x/m, RR: 20 x/m, S:
36.2⁰C
2 10 Jan 1. Mengidentifikasi pemeriksaan S: - bena
2022 kehamilan sebelumnya O:
11.00 2. Memeriksa DJJ selama 1 menit 1. Terdapat perdarahan
WIB 3. Memonitor tanda-tanda vital ibu pervagina
4. Mengatur posisi klien 2. USG tampak terjadi
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur plasenta previa
pemantuan DJJ: 161 x/m

10 Januari 1. Memeriksa DJJ selama 1 menit S: - bena


2022 2. Memonitor tanda-tanda vital ibu O:
09.00 3. Mengatur posisi klien 1. Terdapat perdarahan
WIB pervagina setengah
pembalut
2. USG tampak terjadi
plasenta previa
3. DJJ: 150 x/m

10 Januari 1. Memeriksa DJJ selama 1 menit S: - Bena


2022 2. Memonitor tanda-tanda vital ibu O:
09.00 3. Mengatur posisi klien 1. Perdarahan
WIB pervaginam tidak ada
2. USG tampak
terjadi plasenta previa
3. 3. DJJ: 148 x/m

3 10 Januari 1. Mengidentifikasi kemampuan S: bena


2022 mengambil keputusan 1. Klien mengatakan
11.00 2. Memonitor tanda-tanda ansietas sudah tidak bingung
WIB 3. Menciptakan suasana terapeutik 2. Klien mengatakan
untuk menumbuhkan kepercayaan masih khawatir dengan
4. Medengarkan dengan penuh akibat dan kodisi yang
perhatian dihadapi bagi janinnya
5. Mengguunakan pendekatan yang O:
tenang dan meyakinkan 1. Tampak
6. Memotivasi mengidentifikasi situasi sedikit gelisah
yang memicu kecemasan 2. Sulit tidur
7. Menjelaskan prosedur termasuk sensi berkurang
yang mungkin dialami 3. Tidak ada
8. Menginformasikan secara factual diaporesis
mengenai diagnose, pengobatan dan 4. TD: 120/70 mmhg .
prognosis N 84. S 36.5 ⁰C. Rr 20
9. Menganjurkan keluarga untuk selalu x/m
bersama pasien
Melatih tekhnik relaksasi
VI. EVALUASI
No. Hari/Tan
Jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx ggal
1 12 Januari 11.00 S: Bena
2022 WIB 1. Klien mengatakan keluar darah segar dari vagina
O:
1. Klien tampak segar
2. Tampak perdarahan pervagina berkurang
3. USG tampak terjadi plasenta previa
4. TTV ( TD 120/70 mmHg, N: 84
x/m, RR: 22 x/m, S: 36,70C)
A: Resiko perdarahan teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjurkan, pertahan klein


Bedrest

2 12 Januari 11.00 S: - bena


2022 WIB O:
1. Terdapat perdarahan pervagina
2. USG tampak terjadi plasenta previa
3. DJJ: 148 x/m

A: Resiko cedera pada janin teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan.

3 12 Januari 11.00 S: bena


2022 WIB 1. Klien mengatakan sudah tidak bingung
Klien mengatakan masih khawatir dengan akibat dan kodisi
yang dihadapi bagi janinnya
O:
1. Tampak sedikit gelisah
2. Sulit tidur berkurang
3. Tidak ada diaporesis
4. TD: 120/70 mmHg

A: Ansietas teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
I. PENUTUP

1. Simpulan
a. Klien hamil dengan G2P1A0 Hamil 32 minggu
b. Hasil USG menunjukan terjadinya plasenta previa
c. Diagnose medis: Plasenta previa
d. Diagnose keperawatan:
1. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan
2. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan perdarahan
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan

2. Saran
a. Diharapkan masyarakat dapat mencegah terjadinya plasenta previa
dengan menghindari faktor-faktor penyebabnya, dengan cara menghindari
kehamilan pada usia yang terlalu tua dengan batasan ≥35 tahun,
membatasi jumlah anak dengan mengikuti program pemerintah yaitu dua
anak saja cukup, menjarakkan kehamilan.
b. Keluarga diharapkan teliti dan tanggap berpartisipasi terhadap kesehatan
ibu hamil agar terdeteksi dini bila terjadi kegawatan serta mengerti
tentang bahaya yang timbul selama hamil dan persalinan, serta mampu
memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk
mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.

34
35

Anda mungkin juga menyukai