Di susun Oleh :
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PLASENTA PREVIA
B. KONSEP DASAR
I. DEFINISI
Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui
vagina tanpa adanya rasanyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya
pada bulan kedelapan.
Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
(Nugroho, 2012)
II. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi
berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas
luka operasiuterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan
implantasi placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang
penyebab placenta previa yang masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan permukaan
yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi
salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah
yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai
darah pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada
kehamilan berikutnya.
IV. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uteri. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu
sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada
tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement)
dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada
tempat laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal
yaitu dari ruang intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa
betapa pun pasti kan terjadi (unavoidable bleeding). Perdarahan di tempat
itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim
3
dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang
dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak
akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi
pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta
dimana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh
karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung progresif
dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan.
Demikian perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causeless).
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang
tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta
melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta
dan inkreta bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus buli-buli dan ke rectum bersama plasenta previa. Plasenta akreta
dan inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah
sesar. Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab
kurangnya elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi
meningkatkan kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa,
4
misalnya dalam kala tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna
(retensio plasenta) atau setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak
mampu berkontraksi dengan baik.
V. PATHWAY
Plasentografi indirek
I. PENATALAKSANAAN
Pasang infus cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan
peroral. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap
15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.
Pantau pula DJJ dan pergerakkan janin. Bila terjadi renjatan, segera
lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan
penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan. Bila tidak
ada renjatan, usia gestasi 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500
gram atau lebih, lakukan PDMO. Bila ternyata plasenta previa, lakukan
persalinan perabdominan. Bila bukan, usahakan partus pervaginam.
C. KONSEP KEPARAWATAN
I. PENGKAJIAN
II. Identitas
8
III. Keluhan klien
a. Keluhan Utama
V. Pemeriksaan fisik
9
a.Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva dan rectum.
b. Edema pada ekstremitas
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah oada
ekstermitas akibat perpindahan cairan intravaskular keruan
intertesial.Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema.Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem musculoskeletal
1. Postur tubuh
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2. Tinggi badan dan berat
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan.Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu
beresiko melahirkan prematurdan berat badan lahir rendah. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat mengakibatkan diabetes pada
kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan
infeksi postpartum. Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan
berdasarkan indeks masa tubuh.
3. Pengukuran pelviks
4. Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginaan.
d. Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur
jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menentukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc. Donal dengan posisi ibu berbaring.
10
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada
ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas yang
kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk
kedalam syok. Intensitas nyeri berkisar antar 9-10 nyeri hebat.
Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya
masalah.Pemeriksaan reflek tendo sebaiknya dilakukan karena hiperfleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e. Sistem integument
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan ganguan pada hepar, lesi hiperpigmentasi seperti
closma gravidarum, sreta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penempangan kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler dengan baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem gastrointestinal
1. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut .bibir bebas dari
ulserasi, gusiberwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang mengakibatkan hiperplasia.Gigi terawat dengan baik, ibu
dapat dianjurkan kedokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan
prematur.Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan
perawatan gigi.
2. Usus
Stestokop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil.Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot
polos, sehingga menyebabkan konstipasi.Peningkatan bising usus terjadi
bila menderita diare.
11
h. Sistem reproduksi
1. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Organ reproduksi eksternal
3. Kulit dan membran mukosa perineum, vulva dan anus perlu diperiksa dari
eksiorisasi, ulserasi, lesi, varises dan jarinagn parut pada perineum
4. Organ reproduksi internal
5. Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
6. Vagina :mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
esterogen sehingga tampak makin merah dab kebiru biruan.
7. Ovarium (indung telur) : dengan terjadinya kehamilan, indung telur
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
i. Fokus pemeriksaan pada abdomen
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan pada supra pubic disisi uterus, dan pada
pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan tumor yang tidak
begitu padat, nyeri tekan dan dengan batas-batas yang tidak rata disamping
uterus. Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada ruptur tuba perut
menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam rongga
peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena darah yang berkumpul
ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada rupture tuba gerakan
pada serviks nyeri sekali (Prawiroharjo S,1999).
j. Pemeriksaan vaginal
Nyeri goyang pada servik pada saat pemeriksaan dalam vagina.
II. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan perdarahan
12
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
13
(L.08066): frekuensi, merasa nyaman
1. Keluhan nyeri kualitas,
menurun (5) intensitas nyeri
2. Meringis 2. Identifikasi
menurun (5) skala nyeri
3. Sikap protektif 3. Identifikasi
menurun (5) pengaruh nyeri
4. Gelisah menurun pada kualitas
(5) hidup dan faktor
5. Frekuansi nasi yang
membaik (5) memperberat
serta yang
memperingan
nyeri
4. Monitor
efeksamping
penggunaan
analgetik
Teraupetik :
1. Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan
Edukasi:
1. Jelaskasn
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
2. Ajarkan tekhnik
nin farmakologi
unuk
menghindari
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
Perlu
14
tidak terjadi. status dan
Ktiteria hasil: riwayat obstetrik
Tingkat cedera 2. Identifikasi
(L.14136) pemeriksaan
1. Kejadian cedera kehamilan
menurun (5) sebelumnya
2. Perdarahan 3. Periksa DJJ
menurun (5) selama 1 menit
4. Monitor tanda-
tanda vital ibu
Terapeutik
1. Atur posisi klien
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantuan
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Reduksi ansietas Mencegah
asuhan keperawatan (I.09314) kontaminasi
dengan kekhawatiran
1 x 24 jam ansietas Observasi silang/menurunka
mengalami kegagalan klien mampu 1. Identifikasi n resiko infeksi
teratasi. kemampuan
Ktiteria hasil: mengambil
Tingkat ansietas keputusan
(L.09093) 2. Monitor tanda-
1. Konsentrasi tanda ansietas
membaik (5) Terapeutik
2. Pola tidur 1. Ciptakan
membaik (5) suasana
3. Perilaku gelisan terapeutik untuk
menurun (5) menumbuhkan
4. Tekanan darah kepercayaan
menurun (5) 2. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
3. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
4. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
5. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
15
memicu
kecemasan
Edukasi
1. Jelaskan
prosedur
termasuk sensi
yang mungkin
dialami
2. Informasikan
secara factual
mengenai
diagnose,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan
keluarga untuk
selalu bersama
pasien
4. Latih tekhnik
relaksasi
16
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. N DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUMAH SAKIT KARUNIA KASIH
TAHUN 2022
A. PENGKAJIAN
17
C. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Masalah Ginekologi : tidak ada masalah ginekologi
2. Riwayat KB : klien sempat memakai KB suntik 1 bulan
6. Dada :
a. Jantung : suara jantung normal, tidak ada
pembesaran jantung
b. Paru : tidak terdapat cairan di rongga paru
c. Payudara : simetris, tidak ada tumor,
areola hyperpigmentasi
d. Putting susu : putting susu menonjol
e. Pengeluaran Asi : tidak ada kolostrum
18
7. Eliminasi
a. Urin : Kebiasaan BAK: + 7 x sehari
b. BAB : Kebiasaan BAB: 1 x sehari, tidak ada keluhan
12. Abdomen
a. Uterus
1. Tingkat Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusar
2. Kontraksi : Ya
3. Leopold I : tidak dilakukan
4. Leopold II : tidak dilakukan
5. Leopold III : tidak dilakukan
6. Leopold IV : tidak dilakukan
b. Pigmentasi
1. Linea Nigra : tampak ada linea migra
2. Striae : tidak tampak striae
3. Fungsi pencernaan : tidak ada keluhan
19
13. Perineum dan genital
a. Vagina : tidak ada varises
b. Kebersihan : kebersihan vagina baik
c. Keputihan : tidak terdapat keputihan
d. Hemorrhoid : tidak terdapat haemoroid
14. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
1. Edema : tidak ada edema
2. Varises : tidak ada varises
b. Ekstremitas bawah
1. Edema : tidak ada edema
2. Varises : tidak ada varises
3. Reflex patella : terdapat reflex patella (+2)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin *8,0 g/dL 12,5 – 16,0
Leukosit 6,48 10^3/µL 4,00 – 10,50
Hematokrit *22,8 % 37,00 – 47,0
Trombosit *126 10^3/µL 182 - 369
G. TERAPI
1. IVFD RL 20 tpm
2. Inj. Dexametason 2 x 6 mg/IV
3. Inj. Nifedipin 4 x 10 mg/IV
4. Pronalges 3 x 1/supositoria
H. KESIMPULAN
20
B. Analisa Data
Kemungkinan
No. Hari/Tanggal Data Problem
Penyebab
1 Senin, 10 S: Resiko Komplikasi
Januari 2022 1. Klien mengatakan perdarahan kehamilan
keluar darah segar
dari vagina dan
mengalir
2. Klien mengatakan
perdarahan terjadi
sejak 1 jam SMRS
O:
1. Keadaan umum
klien baik
2. Tampak lemas
3. Tampak perdarahan
pervagina
4. USG tampak terjadi
plasenta previa
5. TTV ( TD: 147/77
mmHg, N: 84 x/m,
RR: 20 x/m, S:
36,50C)
6. Hemoglobin: 8,0 g/dL
II. PATHWAY
22
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Paraf
1 10 Jan Resiko perdarahan berhubugan dengan Bena
2022 / 09.00 komplikasi kehamilan (D.0012)
WIB
2 10 Jan Resiko cedera pada janin berhubungan Bena
2022 / 09.00 dengan perdarahan (D.0138)
WIB
3 10 Jan Ansietas berhubungan dengan bena
2022 / 09.00 kekhawatiran mengalami kegagalan (D.
WIB 0080)
23
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN
10 Jan Resiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Mencegah bena
2022. berhubugan dengan keperawatan 3 x perdarahan terjadinya
Jam komplikasi 24 jam resiko perdarahan tidak (I.02067) perdarahan lebih
10.wib kehamilan (D.0012) terjadi. Observasi : lanjut
Ktiteria hasil: Tingkat 1. Monitor tanda dan
perdarahan (L.02017) gejala perdarahan
1. Hemoglobin membaik (5) 2. Monitor nilai
2. Hematocrit membaik (5) hemoblobin dan
3. Tekanan darah membaik (5) hematokrit sebelum
4. Suhu tubuh membaik (5) dan sesudah
Perdarahan vagina menurun (5) kehilangan darah
3. Monitor tanda- tanda
vitas orostaltik
4. Monitor
koagulan
Terapeutik
1. Batasi
tindakan invasif,
jika perlu
2. Pertahankan bedrest
selama perdarahan
3. Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
2. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari
konstipasi
3. Anjurkan
menghindari
aspirin dan
antikoagulan
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vitamim K
5. Anjurkan segera
melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan, jika
perlu
2. Anjurkan
pemberian produk
darah, jika perlu
3. Anjurkan
pemberian pelunak
tinja,
jika perlu
10 Jan Resiko cedera pada Setelah dilakukan asuhan Pemantauan DJJ Mendeteksi secara bena
2022 janin berhubungan keperawatan 3 x (I.02055) dini keadaan janin
Jam 10.00 dengan perdarahan 24 jam resiko cedera pada janin tidak Observasi
wib (D.0138) terjadi. 1. Identifikasi
Ktiteria hasil: Tingkat cedera status dan
(L.14136)
riwayat
1. Kejadian cedera menurun (5)
obstetrik
2. Perdarahan menurun (5)
2. Identifikasi
pemeriksaan
kehamilan
sebelumnya
3. Periksa DJJ
selama 1 menit
4. Monitor tanda-
tanda vital ibu
Terapeutik
1. Atur posisi klien
Edukasi
1. Jelaskan
tujuan dan prosedur
pemantuan
P: Intervensi dilanjutkan.
P: Intervensi dilanjutkan
I. PENUTUP
1. Simpulan
a. Klien hamil dengan G2P1A0 Hamil 32 minggu
b. Hasil USG menunjukan terjadinya plasenta previa
c. Diagnose medis: Plasenta previa
d. Diagnose keperawatan:
1. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan
2. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan perdarahan
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
2. Saran
a. Diharapkan masyarakat dapat mencegah terjadinya plasenta previa
dengan menghindari faktor-faktor penyebabnya, dengan cara menghindari
kehamilan pada usia yang terlalu tua dengan batasan ≥35 tahun,
membatasi jumlah anak dengan mengikuti program pemerintah yaitu dua
anak saja cukup, menjarakkan kehamilan.
b. Keluarga diharapkan teliti dan tanggap berpartisipasi terhadap kesehatan
ibu hamil agar terdeteksi dini bila terjadi kegawatan serta mengerti
tentang bahaya yang timbul selama hamil dan persalinan, serta mampu
memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk
mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.
34
35