DISUSUN OLEH :
2010070130008
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022
TINJAUAN TEORITIS
Plasenta previa
A.Devinisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
(SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI).7
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah bawah
rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah
plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas
dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas permukaan serviks yang tertutup oleh
plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi plasenta previa
ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal maupun masa intranatal,
dengan ultrasonografi. Oleh karena itu pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang
secara berkala dalam asuhan antenatal maupun intranatal.
C.Faktor Risiko
D. Klasifikasi
1) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan
secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
2) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan
biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
3) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi
jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan
tetap besar.
4) Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga
dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm
dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta
letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin
bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.
E. Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uteri. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit
banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada tapak
plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan
membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat
laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari
ruang intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen
bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti kan terjadi
(unavoidable bleeding).6 Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan
diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu
berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya minimal,
dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan
sempurna.7 Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika
ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta dimana perdarahan akan
berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen
bawah rahim itu akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru
akan mengulang kejadian perdarahan. Demikian perdarahan akan berulang
tanpa sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar
tanpa rasa nyeri (pain-less).
1. Gejala Klinis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu atau pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa
sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent).
2. Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
dan bagian terbawah janin belum turun, biasanya kepala masih
floating
3. Pemeriksaan inspekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui asal perdarahan, apakah
perdarahanberasal dari ostium uteri eksternum atau dari
kelainan cervix dan vagina.
4. Penentuan letak plasenta tidak langsung
Dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotop dan
ultrasonografi. Akan tetapi pada pemerikasaan radiografi clan
radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi
sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak
menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri dan cara ini
dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.
F. Komplikasi
Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium dan merupakan porte d’entrée yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah.Bahaya
plasenta previa adalah:
1. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas / Biodata:
1. Nama Istri : Ny "R"
2. Umur : 23 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : Bukit Lipai
1. Nama Suami : Tn"B"
2. Umur : 32 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Bukit Lipai
B. Anamnesa (Data Subjektif):
Tanggal Anamnesa : 06 Desember 2022
Ada Keluhan
2 Ini
- Eliminasi :
BAK
Konsistensi : Lembek
Frekuensi : 1-2 x /hari
- Aktifitas :
Senam hamil : Tidak ada
Istirahat (tidur siang, tidur malam) : Siang 1-2 jam, malam 5-6 jam
Pekerjaan : Membersihkan rumah dan memasak
- Higiene :
Mandi : 2 x /hari
Ganti pakaian : 2 x /hari
Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain :
Merokok : Tidak ada
Minum alkohol : Tidak ada
Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksual selama kehamilan :
Frekuensi : 1-2 x /minggu
- Sosial budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan : Tidak ada
b. Psikologis
a. Perkawinan : Pertama
b. Kehamilan ini : Diterima
c. Perasaan tentang kehamilan : Bahagia
d. Status perkawinan : Sah
e. Kawin : 1 kali
C. Pemeriksaan fisik (Data Objektif) :
1. Status emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
b. Denyut nadi : 80 x / i
c. Pernafasan : 20 x / i
d. Suhu : 36,6 0C
e. BB sebelum hamil : 52 kg
f. BB sekarang : 62 kg
g. Tinggi Badan : 156 cm
h. LILA : 26 cm
i. IMT : 21,4 kg/m²
3. Pemeriksaan khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (periksa pandang)
- Jalan : Lurus
- Bentuk badan : Lordosis
- Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe
- Mata
Conjungtiva : Tidak anemis
Skelera : Tidak ikhterik
- Muka :
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
- Mulut
Caries : Tidak ada
Hygiene : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
- Leher
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjer limfe : Tidak ada pembengkakan
Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
Areola mamae : Ada hyperpigmentasi
Putting susu : Menonjol kiri dan kanan
Kolostrum : Ada
- Abdomen
Bekas operasi : Tidak ada
Membesar : Sesuai usia kehamilan
Linia nigra/Alba : Ada
Strie livide/Albikan : Ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi):
Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tanda Chadwick : Tidak dilakukan pemeriksaan
Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan
Flour Albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran dari vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hygien : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas
Varices : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Kelainan kelamin : Tidak ada
- Palpasi uterus
Leopold I : TFU pertengahan procesus xypoideus (px) dan pusat,
pada fundus teraba lunak, bulat, tidak melenting kemungkinan bokong
janin.
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba keras, panjang, dan
memapan kemungkinan punggung janin. Sedangkan bagian kiri perut
ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting kemungkinan kepala janin, kepala tidak bisa digoyangkan,
kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Sejajar
TBBJ : 3.100 gr
Mc Donald : (TFU-12) X 155 = (32-12) X 155 = 3.100 gr
b. Auskultasi
- DJJ : 145 x/i
- Frekuensi teratur/tidak : Teratur
- Punctum maximum : Kuadran kanan bawah perut ibu
c. Perkusi:
- Reflek patela Ki/Ka : +/+
d. Pengukuran panggul :
- Konjungata Eksterna : Tidak dilakukan
- Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
D. Uji Diagnostik :
1. Hb :-
2. Golongan darah :B
3. Protein Urine : -
4. Glukosa urine : -
5. HbsAG : -
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA
KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM
AUSKULTASI:
- DJJ : (+)
-
Frekuensi :145x/i
- Irama : teratur
PERKUSI :
- Reflek
patela ka/ki:
(+)/(+)
UJI
DIAGNOSTI
K
- Hb : -
- Golongan
darah : B
- Protein urine
:-
- Glukosa
urine : -
- HbsAg
:-
- HIV
:-