Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ASKEB IV

“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA


KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM Anisa YOLANDA Sasbia,M.Keb
BUKIT LIPAI PADA TANGGAL 06 Desember 2022”

DISUSUN OLEH :

ANISA YOLANDA SASBIA

2010070130008

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2022
TINJAUAN TEORITIS

Plasenta previa

A.Devinisi

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
(SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI).7
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah bawah
rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah
plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas
dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas permukaan serviks yang tertutup oleh
plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi plasenta previa
ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal maupun masa intranatal,
dengan ultrasonografi. Oleh karena itu pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang
secara berkala dalam asuhan antenatal maupun intranatal.

B. Etiologi Plasenta Previa

Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belumlah


diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua
di daerah segmen bawah rahim.3 Plasenta previa meningkat kejadiannya pada
keadaan-keadaan endometrium yang kurang baik, misalnya karena atrofi
endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan
pada:

a) Multipara, terutama jika jarak kehamilannya pendek


b) Mioma uteri
c) Kuretasi yang berulang
d) Umur lanjut (diatas 35 tahun)
e) Bekas seksio sesaria
f) Riwayat abortus
g) Defek vaskularisasi pada desidua
h) Plasenta yang besar dan luas : pada kehamilan kembar, eriblastosis fetalis.
i) Wanita yang mempunyai riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
j) Perubahan inflamasi atau atrofi misalnya pada wanita perokok atau pemakai
kokain. Hipoksemia yang terjadi akibat CO akan dikompensasi dengan
hipertrofi plasenta. Hal ini terutama terjadi pada perokok berat (> 20
batang/hari).

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh


menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan
mendekati atau menutupi ostoum uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga
dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat
yang lebih rendah dekat ostium uteri internum. Plasenta previa juga dapat terjadi pada
plasenta yang besar dan yang luas seperti pada eritroblastosis, diabetes mellitus, atau
kehamilan multipel.

C.Faktor Risiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kejadian Plasenta Previa :

a. Multiparitas dan umur lanjut (≥ 35 tahun).


b. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan
atrofik dan inflamatorotik.
c. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,
Kuret,dll).
d. Chorion leave persisten.
e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima
hasil konsepsi.
f. Konsepsi dan nidasi terlambat.
g. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

D. Klasifikasi

Klasifikasi dari plasenta previa (empat tingkatan):

1) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan
secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
2) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan
biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
3) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi
jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan
tetap besar.
4) Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga
dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm
dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta
letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin
bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.

E. Patofisiologi

Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uteri. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit
banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada tapak
plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan
membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat
laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari
ruang intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen
bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti kan terjadi
(unavoidable bleeding).6 Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan
diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu
berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya minimal,
dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan
sempurna.7 Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika
ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta dimana perdarahan akan
berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen
bawah rahim itu akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru
akan mengulang kejadian perdarahan. Demikian perdarahan akan berulang
tanpa sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar
tanpa rasa nyeri (pain-less).

Pada plasenta yang menutupi seluruh uteri internum perdarahan terjadi


lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim terbentuk lebih
dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum. Sebaliknya pada
plasenta previa parsialis atau letak rendah perdarahan baru akan terjadi pada
waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya sedikit
tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Perdarahan yang
pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu, tetapi lebih
separuh kejadiannya pada kehamilan 34 minggu ke atas. Berhubung tempat
perdarahan terletak pada dekat dengan ostium uteri internum, maka
perdarahan lebih mudah mengalir keluar rahim dan tidak membentuk
hematom retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas
danmelepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan demikian
sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta previa.

Diagnosis Diagnosa plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-


gejala klinis dan pemeriksaaan:

1. Gejala Klinis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu atau pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa
sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent).
2. Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
dan bagian terbawah janin belum turun, biasanya kepala masih
floating
3. Pemeriksaan inspekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui asal perdarahan, apakah
perdarahanberasal dari ostium uteri eksternum atau dari
kelainan cervix dan vagina.
4. Penentuan letak plasenta tidak langsung
Dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotop dan
ultrasonografi. Akan tetapi pada pemerikasaan radiografi clan
radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi
sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak
menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri dan cara ini
dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.

F. Komplikasi

Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium dan merupakan porte d’entrée yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah.Bahaya
plasenta previa adalah:

1) Anemia dan syok hipovolemik karena pembentukan segmen


rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta dari
tempat melekatnya diuterus dapat berulang dan semakin
banyak dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah.
2) Akibat plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
dan sifat segmen ini yang tipis mudahlah jaringan trofoblas
dengan kemampuan invasinya menorobos ke dalam
miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab
dari kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta perkreta. Paling
ringan adalah plasenta akreta yang perlekatannya lebih kuat
tetapi vilinya masih belum masuk ke dalam miometrium.
Walaupun tidak seluruh permukaan maternal plasenta
mengalami akreta atau inkreta akan tetapi dengan demikian
terjadi retensio plasenta dan pada bagian plasenta yang sudah
terlepas timbullah perdarahan dalam kala tiga. Komplikasi ini
lebih sering terjadi pada uterus yang yang pernah seksio
sesaria. Dilaporkan plasenta akreta terjadi sampai 10%-35%
pada pasien yang pernah seksio sesaria satu kali dan naik
menjadi 60%-65% bila telah seksio sesaria tiga kali.
3) Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya
pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai dengan
perdarahan yang banyak. Oleh karena itu harus sangat berhati-
hati pada semua tindakan manual ditempat ini misalnya pada
waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah
rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan
pada retensio plasenta. Apabila oleh salah satu sebab terjadi
perdarahan banyak yang tidak terkendali dengan cara-cara yang
lebih sederhana seperti penjahitan segmen bawah rahim, ligasi
a.uterina, ligasi a.ovarika, pemasangan tampon atau ligas.
4) Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi.
Hal ini memaksa lebih sering diambil tindakan operasi dengan
segala konsekuensinya.
5) Kehamilan prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan
karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan
dalam kehamilan belum aterm. Pada kehamilan < 37 minggu
dapat dilakukan amniosintesis untuk mengetahui kematangan
paru-paru janin dan pemberian kortikosteroid untuk
mempercepat pematangan paru janin sebagai upaya antisipasi.
6) Solusio plasenta
7) Kematian maternal akibat perdarahan
8) Disseminated intravascular coagulation (DIC)
9) Infeksi sepsis.
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA


KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM

Anisa YOLANDA Sasbia,M.Keb BUKIT LIPAI

PADA TANGGAL 06 Desember 2022

1. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas / Biodata:
1. Nama Istri : Ny "R"
2. Umur : 23 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : Bukit Lipai
1. Nama Suami : Tn"B"
2. Umur : 32 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Bukit Lipai
B. Anamnesa (Data Subjektif):
Tanggal Anamnesa : 06 Desember 2022

1) Alasan Kunjungan : PERTAMA Rutin √

Ada Keluhan

2) Keluhan utama : Tidak ada keluhan


3) Riwayat menstruasi :
a. Haid Pertama : 14 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Banyaknya : 2-3x Ganti Pembalut
d. Warnanya : Merah Kecoklatan
e. Lamanya : 6-7 Hari
f. Sifat Darah : Encer
g. Teratur/Tidak : Teratur
h. Dismenorhe : Tidak Ada
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
G:2 P:1 A:0 H:1

N Tgl Usia Jenis Tempa Penolo Bayi/PB/ Kead Nifas/ Kead


O lahir/u kehami persali t ng BB/JK aan laktasi aan
mur lan nan persali persali
nan nan

1 2,5 th 39-40 Norma BPM Bidan 3100/50/L Baik Baik Baik


M l

2 Ini

5) Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Hari pertama haid terakhir : 29 - 05 -2022
b. Tafsiran persalinan : 26 - 12 -2022
c. Keluhan : Trimester I : Mual, muntah, pusing
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Nyeri pada ari-ari
d. Pergerakan anak pertama kali : Usia kehamilan 20 minggu
e. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan 24 jam terakhir
<10x * 10-20x >20x

f. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)


- Rasa lelah : Tidak ada
- Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
- Nyeri perut : Tidak ada
- Panas dan menggigil : Tidak ada
- Sakit kepala berat : Tidak ada
- Penglihatan kabur : Tidak ada
- Rasa nyeri/panas saat BAK : Tidak ada
- Rasa panas pada vulva/vagina : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
- Nyeri, kemerahan pada tungkai : Tidak ada
- Edema : Tidak ada
g. Imunisasi : Lengkap
6) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Biologis
- Nutrisi : menu makanan sehari hari :
 Pagi : 1 Piring lontong + 1 butir telur
 Siang : 1 piring nasi + 1 potong ayam+ 1/2
Mangkok kecil sayur bayam

 Malam : 1/2 piring nasi + 1 potong ikan + 1/2


Mangkok kecil sayur bayam
 Minum : 1 gelas susu + air putih 5-7 gelas / hari
Perubahan makan yang dialami (ngidam,nafsu makan dll) : Ada

- Eliminasi :
BAK

 Frekuensi : 5-6 x /hari


 Warna : Kuning jernih
BAB

 Konsistensi : Lembek
 Frekuensi : 1-2 x /hari
- Aktifitas :
 Senam hamil : Tidak ada
 Istirahat (tidur siang, tidur malam) : Siang 1-2 jam, malam 5-6 jam
 Pekerjaan : Membersihkan rumah dan memasak
- Higiene :
 Mandi : 2 x /hari
 Ganti pakaian : 2 x /hari
 Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain :
 Merokok : Tidak ada
 Minum alkohol : Tidak ada
 Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksual selama kehamilan :
Frekuensi : 1-2 x /minggu
- Sosial budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan : Tidak ada

b. Psikologis

 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang


 Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
c. Sosial ekonomi

Spiritual : Tidak mengganggu


kehamilan

7) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita:

a. Jantung : Tidak ada


b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma : Tidak ada
d. TBC Paru : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Diabetes mellitus : Tidak ada
8) Riwayat penyakit keluarga:
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes mellitus : Tidak ada
d. Keturunan kembar : Tidak ada
9) Perilaku kesehatan:

a. Merokok : Tidak ada


b. Minum alkohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada
10) Riwayat sosial:

a. Perkawinan : Pertama
b. Kehamilan ini : Diterima
c. Perasaan tentang kehamilan : Bahagia
d. Status perkawinan : Sah
e. Kawin : 1 kali
C. Pemeriksaan fisik (Data Objektif) :
1. Status emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
b. Denyut nadi : 80 x / i
c. Pernafasan : 20 x / i
d. Suhu : 36,6 0C
e. BB sebelum hamil : 52 kg
f. BB sekarang : 62 kg
g. Tinggi Badan : 156 cm
h. LILA : 26 cm
i. IMT : 21,4 kg/m²
3. Pemeriksaan khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (periksa pandang)
- Jalan : Lurus
- Bentuk badan : Lordosis
- Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe
- Mata
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Skelera : Tidak ikhterik
- Muka :
 Cloasma gravidarum : Tidak ada
 Oedema : Tidak ada
- Mulut
 Caries : Tidak ada
 Hygiene : Bersih
 Stomatitis : Tidak ada
- Leher
 Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
 Kelenjer limfe : Tidak ada pembengkakan
 Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
 Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
 Areola mamae : Ada hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol kiri dan kanan
 Kolostrum : Ada
- Abdomen
 Bekas operasi : Tidak ada
 Membesar : Sesuai usia kehamilan
 Linia nigra/Alba : Ada
 Strie livide/Albikan : Ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi):
 Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Tanda Chadwick : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Flour Albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Pengeluaran dari vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Hygien : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas
 Varices : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
 Kelainan kelamin : Tidak ada
- Palpasi uterus
 Leopold I : TFU pertengahan procesus xypoideus (px) dan pusat,
pada fundus teraba lunak, bulat, tidak melenting kemungkinan bokong
janin.
 Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba keras, panjang, dan
memapan kemungkinan punggung janin. Sedangkan bagian kiri perut
ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.
 Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting kemungkinan kepala janin, kepala tidak bisa digoyangkan,
kepala sudah masuk PAP.
 Leopold IV : Sejajar
 TBBJ : 3.100 gr
Mc Donald : (TFU-12) X 155 = (32-12) X 155 = 3.100 gr

b. Auskultasi
- DJJ : 145 x/i
- Frekuensi teratur/tidak : Teratur
- Punctum maximum : Kuadran kanan bawah perut ibu
c. Perkusi:
- Reflek patela Ki/Ka : +/+
d. Pengukuran panggul :
- Konjungata Eksterna : Tidak dilakukan
- Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
D. Uji Diagnostik :

1. Hb :-
2. Golongan darah :B
3. Protein Urine : -
4. Glukosa urine : -
5. HbsAG : -
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA
KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM

Anisa YOLANDA Sasbia,M.Keb BUKIT LIPAI

PADA TANGGAL 06 Desember 2022

Subjektif Objektif Assesment Planing


– Ibu -KU : lemah Diagnosa : 1. Menjelaskan
mengatakan -Kesadaran : Ibu hamil G2 P1 A0 H1 pada ibu
ingin Composmentis Usia kehamilan 38-39 keadaan ibu
memeriksaka -Tanda vital minggu, Janin hidup, dan hasil
n TD : 90/80 Tunggal, Intrauterin, Pu- pemeriksaan
kehamilannya mmHg ka, Let-kep U, dimana ibu
– mengatakan Nadi : 80 keadaan,KU ibu dan mengalami
HPHT : 29 x/menit janin baik,keadaan jalan komplikasi
mei 2021 Nafas : 20 lahir normal dengan yaitu plasenta
– Ibu x/menit plasenta previa previa atau ari
mengatakan Suhu : 36,6⁰ Dasar : ari berada di
ini C 1. Ibu mengatakan ini jalan lahir dan
kehamilannya BB sebelum kehamilannya yang ke ibu harus di
yang ke 2 hamil : 52 kg dua rujuk
– Ibu BB sekarang 2. HPHT : 29-05-2022 Evaluasi : ibu
mengatakan : 62 kg TP : 26-12-2022 bersedia di
keluar darah Tinggi badan TFU: Pertengahan px rujuk ke
segra sejak : 156 cm dan rumah sakit
pukul 20.00 Lila pusat 2. Melakukan
wib tanggal : 26 cm 3. DJJ : (+) observasi ttv
05 Desember IMT Frekuensi : 145x/i TD : 90/80
2022 : 21,4 kg/m² Irama : teratur mmHg
– Ibu INSPEKSI : 4. Pada saat palpasi Nadi : 80
mengatakan Pemeriksaan head teraba dua bagian besar 1 x/menit
saat darah to toe dalam batas bokong dan 1 kepala Nafas : 20
keluar tidak 5. Pada saat palpasi ibu
ada rasa nyeri normal. tidak merasa nyeri x/menit
– Ibu Rambut : Bersih 6. Leopold 2 : Pu-ka Suhu : 36,6⁰
mengatakan dan hitam 7. Leopold 3 : Let-kep C
cemas dengan Mata : 8. Vital sign dalam batas Evaluasi : ku
keadaan - Conjungtiva : normal. ibu lemah
tidak anemis 9. Djj dalam batas normal 3. Menganjurkan
- Sklera : 10. Keadaan jalan lahir ibu unuk
tidak ikhterik normal berdasarkan istirahat total
Muka : persalinan sebelumnya. Evaluasi : ibu
- Closma MASALAH : bersedia untuk
gravidarum : Ibu cemas dengan istirahat
tidak ada kehamilannya 4. Melakukan
- Edema : tidak DIAGNOSA pemasangan
ada POTENSIAL : infus RL 20
Mulut : – Terjadi tpm
- Caries : pendarahan Evaluasi :
tidak ada antepartum infus sudah
- Stomatitis : – Terjadinya gawat terpasng
tidak ada janin 5. Melakukan
- Hygiene : – Terjadinya pemasang
bersih aspeksia oksigen 2 liter
Leher : Evaluasi :
- Kelenjar TINDAKAN SEGERA : oksegen sudah
tiroid : tidak – Melakukan terpasang
ada koloborasi dengan 6. Melakukan
pembengkaka dokter obgyn persetujuan
n – Penatalaksanaan tindakan
- Kelenjer limfe antepartum Evaluasi :
: tidak ada – Penatalaksanaan ivenconsent
pembengkaka aspeksia pada sudah di
n BBL tandatangani
KEBUTUHAN : dan keluaga
Mamae : 1) Jelaskan pada ibu setuju umtuk
- Pembesaran : keadaan ibu dan ibu di rujuk
simetris kiri hasil pemeriksaan ker rs
dan kanan dimana ibu 7. Menyiapkam
- Areola : ada mengalami persiapan
hyperpigment komplikasi yaitu rujukan
asi plasenta previa Evaluasi :
- puting susu : atau ari ari berada persiapan
menonjol di jalan lahir dan sudah siap dan
Abdomen : ibu harus di rujuk ibu akan
- Bekas 2) Lakukan dirujuk.
operasi : tidak observasi TTV
ada 3) Anjurkan ibu
- Membesar untuk istirahat
sesuai usia total
kehamilan 4) Lakukan
Ekstremitas : pemasangan infus
- Varices : tidak 5) Lakukan
ada pemasangan
- Edema : tidak oksigen
ad 6) Lakukan
persetujuan
PALPASI: tindakan
- LI : TFU 7) Siapkan
pertengahan px keperluan rujukan
dan pusat, pada
fundus teraba
bulat, lunak, tidak
melenting
kemungkinan
bokong janin.
- LII : Pada
bagian kanan
perut ibu teraba
keras, memapan,
dan memanjang
kemungkinan
punggung janin.
Sedangkan pada
bagian kiri perut
ibu teraba
tonjolan-tonjolan
kecil
kemungkinan
ekstremitas janin.
- LIII : Pada
bagian terbawah
perut ibu teraba
keras, bulat,
melenting
kemungkinan
kepala janin,
kepala tidak bisa
digoyangkan,
kepala sudah
masuk PAP.
IV: Sejajar
- TBBJ : 3.100 gr
(32-12) X 155 =
3.100 gr

AUSKULTASI:
- DJJ : (+)
-
Frekuensi :145x/i
- Irama : teratur

PERKUSI :
- Reflek
patela ka/ki:
(+)/(+)

UJI
DIAGNOSTI
K
- Hb : -
- Golongan
darah : B
- Protein urine
:-
- Glukosa
urine : -
- HbsAg
:-
- HIV
:-

Anda mungkin juga menyukai