Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“PLASENTA PREVIA”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN
MATA KULIAH MATERNITAS II
Dosen Pengampu : Indah Rohmawati, S.Si.T, M.Kes

Dibuat Oleh :

ARUM APRILIA B.P (A2R19008)


DIYAH MERINA SAPUTRI (A2R19116)
JEVRY ARIADI (A2R19026)
MUH. OKA TRIWANGGA (A2R19026)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN
2020-2021

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 1


LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus
uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008).
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik posterior maupun
anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi os serviks (Varney, 2007).

B. ETIOLOGI
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometriumnya kurang baik,
misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua.
Keadaan ini bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Koretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Umur dan parietas

 Umur diatas 35 tahun


 Parietas tinggi dan parietas rendah
7. Endometrium cacat
8. Tumor
9. Malnutrisi
10. Bekas aborsi
11. Bekas sectio sesarea
12. Kelainan janin
13. Leiomioma uteri
14. Korpus luteum bereaksi lambat
15. Hipoplasia endometrium

16. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain. Hipoksemi
yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini
terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang perhari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas
untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau menutupi
ostium uteri internum.
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 2
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi
yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri internum.
Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada
eritroblastosis, diabetes mellitus, atau kehamilan multipel.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne dalam Mochtar (2002) yaitu :
1. Tingkat 1 = Lateral plasenta previa
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir
pembukaan
2. Tingkat 2 = Marginal plasenta previa.
Plasenta mencapai pinggir pembukaan
3. Tingkat 3 = Complete plasenta previa
Plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap
4. Tingkat 4 = Central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.
Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi empat (Prawirohardjo, 2008), yaitu :
1. Plasenta previa totalis
Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum
2. Plasenta previa parsialis
Yaitu apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
3. Plasenta previa marginalis
Yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta previa letak rendah
Apabila jaringan plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas ostium uteri internum, pada pemeriksaan
dalam tidak teraba.

D. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh
karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan.
Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian dari desidua basalis
yang tumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim,
maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada
desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian dari tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan
yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intersilus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim tersebut maka perdarahan pada plasenta previa berapapun pasti akan
terjadi (Chalik, 2009).
Perdarahan di tempat itu relatif dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan
serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal,
dengan akibat pembuluh darah ditempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 3
terhenti jika terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi yang mengenai sinus yang besar dimana
perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah
rahim tersebut akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian
perdarahan (Chalik, 2009).
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa disertai rasa nyeri. Pada plasenta yang menutupi
seluruh ostium internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim
terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya pada plasenta
previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada saat mendekati atau mulai persalinan.
Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya.
Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada usia kehamilan dibawah 30 minggu tetapi lebih separuh
kejadiannya pada usia kehamilan 34 minggu ke atas (Chalik, 2009).
Berhubung tempat perdarahan dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah
mengalir keluar rahim dan tidak membentuk hematoma retroplasenta yang dapat merusak jaringan lebih
luas dan melepaskan tromboplastin ke sirkulasi maternal. Dengan demikian sangat jarang terjadi
koagulopati pada plasenta previa (Chalik, 2009).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah segmen bawah rahim yang berdinding tipis mudah diinvasi
oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih
sering terjadi plasenta akreta dan inkreta, bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus ke buli-buli dan ke rektum bersama plasenta previa. Segmen bawah rahim yang rapuh dan
mudah robek karena kurangnya elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi
meningkatkan kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala tiga
karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retensio plasenta) atau setelah uri terlepas karena
segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik (Chalik, 2009).

E. FAKTOR RISIKO
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa (Mochtar, 2002), antara lain :
1. Umur
2. Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)
3. Hipoplasia endometrium
4. Korpus luteum bereaksi lambat
5. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
6. Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta
7. Kehamilan kembar
8. Riwayat plasenta previa sebelumnya.

F. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Manuaba (2005), gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan pervaginam

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 4


Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga
merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak
akan berakibat fatal, tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan
sebelumnya.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri yang biasanya baru
terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya.
3. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan yang sedikit demi
sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai
syok.
4. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP) akan terhalang, tidak
jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat menimbulkan asfiksia sampai kematian
janin dalam rahim.

G. KOMPLIKASI
Menurut Manuaba (2008), ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita
plasenta previa, yaitu :
1. Komplikasi pada ibu
a. Dapat terjadi anemia bahkan syok
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c. Infeksi karena perdarahan yang banyak.
2. Komplikasi pada janin
a. Kelainan letak janin
b. Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
c. Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian.

H. PENATALAKSANAAN
Menurut Scearce (2007), dalam penatalksanaan plasenta previa, dapat dilakukan:
1. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan
pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan
klinis dilakukan secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekspektatif:
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
b. Belum ada tanda-tanda in partu
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.
2. Terapi aktif

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 5


Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus
segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan
dengan plasenta previa
a. Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga
walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
b. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis atau marginalis dengan pembukaan > 3 cm
serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen bawah
rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah,
akselerasi dengan infus oksitosin
2) Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan bokong
(dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup
3) Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya sampai
perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali
menyebabkan pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang
telah meninggal dan perdarahan tidak aktif
Menurut Manuaba (2008) Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan
yang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah:
1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak untuk mengurangi
kesakitan dan kematian
2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk dapat melakukan
pertolongan lebih lanjut

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 6


I. PATHWAY
Riwayat
Kehamilan Riwayat Riwayat Kehamilan
kelahiran
ganda aborsi insisi uterus >35 th
besar

Embrio lebih
dari satu Kerusakan Uterus tua
lapisan uterus

Kebutuhan O2 Vaskularisasi
dan nutrisi Penipisan uterus
endometrium menurun

Plasenta lebih
besar Vaskularisasi uterus
tempat blastosit Plasenta
berimplantasi memperluaskan
permukaan

Blastosit mencari tempat


yang lebih baik

Blastosit inplantasi didekat


segmen bawah uterus

Plasenta menutupi seluruh


atau sebagian jalan lahir

Plasenta previa
Seksio Cesarea

Pembentukan segmen Menutupi pembukaan Luka Post Operasi


Tipisnya
bawahpembuluh darah
uterus dan jalan lahir
serviks dan uterus segmen
dilatasi ostium uteri
bawah
Merangsang area Jaringan
Kontraksi uterus Nyeri akut
sensorik motorik terputus

Volume darah
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Gangguan pervusi Page 7
menurun jaringan (Ibu)
Resiko
infeksi

Gangguan
syok
keseimbangan
hipovolemik
cairan
Hipoksia Gangguan pervusi
jaringan/organ jaringan utero
pada janin plasenta (janin)
Resiko tinggi
cedera (janin)

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 8


FORMAT PENGKAJIAN
ASKEP GINEKOLOGI

PROGRAM STUDI NERS


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

NAMA KELOMPOK :
ARUM APRILIA B.P (A2R19008)

DIYAH MERINA SAPUTRI (A2R19116)

JEVRY ARIADI (A2R19026)

MUH. OKA TRIWANGGA (A2R19026)

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 9


Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KELAINAN GINEKOLOGI

Tanggal masuk : 14 November 2020


No. Register : 012345
Dx Medis : Plasenta previa

I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny.Y Nama Suami : Tn. S
Umur : 27 th Umur : 29 th
Suku / Bangsa : Jawa/indonesia Suku / Bangsa : Jawa / indonesia
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : Pegawai bank
Berapa kali : 1x Alamat : jl.kapten pattimura No 119
kawin : 2 th Kantor
Berapa lama : Ds.ngantru,kec.ngantru,
kawin Kab. tulungagung
Alamat Rumah
II. ANAMNESA
1. Anamnesa pada tanggal : 15 November 2020 jam : 10.00 WIB
Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi dalam kandungan
bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa hilang timbul.

Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :

Pasien adalah rujukan dari RS dengan diagnosa medis plasenta previa. Pasien pernah
rawat inap di RS dari tanggal 7-11 November 2020 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir.
Pasien telah diberikan terapi dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke
RSS. Pasien merasa hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan
sudah sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis
obsgyn dengan diagnosa plasenta previa totalis.

2. Riwayat Obstetri Ginekologi:


A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 13 Th Teratur / tdk : Teratur
Siklus : 28 hari Lamanya : 5-7 hari
Banyaknya : 5 x ganti HPHT : 30 Maret 2020
Dismenorhea :- TP : 7 Januari 2021

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 1


B. Riwayat kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Partus Anak
Perkawina
No Tgl / Th Hamil Jenis Placenta Nifas Ket
n Ditolong BB PB AS
Partus
B E L U M H A M I L

C. Riwayat Seksual
(Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung pada keluhan
utama dan situasi klinis tertentu).
o Usia hubungan seksual pertama kali 26 Thn
o Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral).
o Frekuensi aktivitas seksual 4x seminggu
o aktivitas seksual terahir. 2 hari yang lalu
o Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual. Tidak ada
o Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang) 1
o Preferensi Sexual (laki saja).
o Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus). Tidak
o Perhatian pasien terhadap masalah seksual. Baik

D. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi


o Apakah memakai Kontrasepsi : YA
o Jika ya, sebutkan..................................sejak kapan.........................
o jika “tidak”, perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa hal itu terjadi:
 Pasien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
 Pasien mencari kepuasan dengan gaya hidup atau cara yang berbeda.
 Pasien menginginkan kehamilan.
 Pasien tidak menghendaki kehamilan tanpa alasan yang jelas.
 Terdapat masalah disfungsi seksual pada pasien atau suaminya.

E. Riwayat Penyakit
Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung maupun alergi.

3. Gaya Hidup
Melakukan aktivitas olahraga setiap hari, dan pola makan teratur
4. Kebutuhan Dasar :
Keadaan gizi : Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien
mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu pasien minum air
putih sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
tertentu.

A. Pola eliminasi :
 BAK : Hamil : 8x / hari
Sekarang : 8x/hari
 BAB : Hamil : 1x / hari
Sekarang : 1x / hari
B. Pola aktivitas

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 2


 Kegiatan sehari – hari : Bersih rumah
 Di Rumah Sakit : badrest

C. Pola tidur dan istirahat


 Di rumah : 21.00 -04.00 WIB
 Di Rumah Sakit : 19.30 – 05.00 WIB

6. Data Spiritual :
A. Ketaatan beribadah : px tetap menjalankan sholat 5 waktu diruang inapnya
B. Keyakinan terhadap sehat atau sakit : px meyakini bahwa sakitnya karena cobaan cobaan dari allah
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : px yakin akan sembuh

7. Genogram :

Pasien

Keterangan :

: laki-laki :garis keturunan

: perempuan :tinggal serumah.

: garis perkawinan
III.DATA FISIK ( PEMERIKSAAN )
1. Umum
A. Keadaan Umum : Composmentis
B. Tanda vital : TD :120/80 , N: 80 X/ Menit, RR : 18 X/ Menit, S:
36,5C
2. Khusus
A. Mata
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Sclera : Normal tidak ikterik
B. Leher
 Bendungan vena jugularis : Tidak terdapat pembengkakan
 Lain - lain :-
C. Mulut : Sianosis

D. Hidung : Bersih
E. Buah dada
 Konsistensi : padat / terlihat penuh
 Puting susu : tampak keluar /kolostrum
 Kebersihan : Bersih
 Kelainan lain : Tidak ada
F. Keadaan perut
 Pembesaran perut : 3 jari dibawah prosesus xipoideus
 Striae : ada
 jaringan parut : ada
 defance muscular : ada

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 3


 rasa nyeri tekan atau nyeri lepas : tidak
 masa tumor : tidak
 Perkusi abdomen : Timpani
 Auskultasi abdomen : Bising Rahim :
Bunyi aorta: LUP
Bising usus :12x
Bising tali pusat:Normal
Gerakan Bayi : ada
DJJ : 115

G. Genitalia Eksterna
 Keadaan vulva bagian luar : vulva tertutup tidak ada cairan keluar
 keadaan rambut pubis : Lebat bersih
 ulkus : Tidak ada
 pembengkakan. : Tidak ada
 Cairan yang keluar dari vulva : Tidak ada
 Keadaan hymen : Terbuka
 Keadaan introitus vaginae. : belum terdapat pembukaan
 Keadaan dinding vagina. : Lentur
 Perabaan pada cavum Douglassi. :
 keadaan servik : Normal

H. Keadaan anus
 Hemoroid : Tidak ada
 Nyeri : Tidak ada
3. Ekstrimitas :
5 5
5 5
I.

IV. PEMERIKSAAN LAIN ( Bilamana perlu )

1. Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
BUN 7 mg/dL 7-20
Creatinin 0,50 mg/dL Lk: 0,9 – 1,3 Pr: 0,6 – 1,1
Natrium 137 mmol/L 136-145
Kalium 4,2 mmol/L 3,5-5,1
Klorida 102 mmol/L 98-107
HBsAg Non Non reaktif
reaktif
Leukosit 23,67 103/μL 4,5-11
Eritrosit 3,55 106/μL 4,5-5,2
Hemoglobin 10,6 g/dL M : 14-18 F : 12-16
Hematokrit 31,3 % Lk: 40 – 50 Pr: 37 - 43
MCV 88,2 fL 79-99
MCH 30 pg 27-31

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 4


MCHC 34 g/dL 33-37
CHCM 35,7 g/dL 33-37
CH 31,3 pg
RDW 14,4 % 11,5-15,5
HDW 2,6 % 2,2-3,2
Trombosit 224 x103/μL 150-450
MPV 7,3 fL 7,2-11,1
NEUT# 21,1 103/μL 1,8-8
LYMPH# 1,03 103/μL 0,9-5,2
MONO# 1,25 103/μL 0,16-1
EO# 0,07 103/μL 0,045-0,44
BASO# 0,01 103/μL 0-0,2
LUC # 0,21 103/μL 0-0,1
NEUT% 89,1 % 50-70
LYMPH% 4,4 % 25-40
MONO% 5,3 % 2-8
EO% 0,3 % 2-4
BASO% 0.0 % 0-1
LUC% 0,21 % 0-0,1
PPT 13,6 detik 12,3-15,3
INR 0,98 0,9-1,1
Control PPT 13,9
APTT 27,3 detik 27,9-37
Control APTT 32,2
KIMIAWI
Glukosa 0
Protein 10 (+) mg/dL
Bilirubin 0 mg/dL
Urobilirubin Normal mg/dL
pH 6.5
Berat jenis 1.010
Blood/darah 0.2(2+) mg/dL
Keton 0.0 mg/dL
Nitrit 1+ mg/dL
Leukosit esterase 500.0 LEU/U
Warna Tidak
berwarna

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 5


Lekosit pucat ++
Glitter cell 0
Lekosit gelap +++
Eritrosit ++
Epitel tubuli 0
Epitel vesica 3-4
urinaria
Vagina 0
Uretra 0
Silinder hialin 0
Granuler 0
Epitel 0
Leukosit 0
Kristal ca oksalat 0
Kristal triple fosfat 0
Bakteri ++

2. U S G :
Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir, gr
II, Ak cukup, EFN 1105 gr.

Mahasiswa

( ________________ )
NIM. ………………

ANALISA DATA

Nama pasien : Ny.Y


Umur : 27 Thn
No. Register : 012345

KEMUNGKINAN PENYEBAB
KELOMPOK DATA MASALAH
(Pohon Masalah)

DS : Pasien menyatakan Plasenta previa Nyeri akut


- Nyeri 
P : Saat bayi dalam kandungan Seksio casarea
bergerak aktif 
Q : Seperti tertekan Luka post operasi

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 6


R : Perut bagian bawah 
S : 3 dari 0-10 Jaringan putus
T : Hilang timbul 
- Sulit tidur karena nyeri yang Merngsang area
dirasakan tidak nyaman bagi 
pasien Sensorik motorik
DO :

- Pasien terlihat meringis
Nyeri akut
kesakitan saat nyeri
- Pasien terlihat sayu, terlihat
lingkaran hitam di sekitar mata
- Pasien terlihat melindungi area
nyeri
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
DS : Pasien menyatakan Mual Kehamilan
- Nafsu makan menurun
- Makan 3x sehari hanya
beberapa sendok tiap kali makan
karena mual
- Muntah 1x pada tanggal 16
November 2014
- Merasakan mual apabila
mencium bau makanan yang
menyengat
DO :
- Pasien terlihat lemas

DS : Pasien mengatakan Plasenta previa Resiko infeksi


- Demam hingga menggigil 
- Perdarahan pada jalan lahir Seksio casarea
berwarna merah segar 
DO : Luka post operasi
- Hasil pemeriksaan darah : 
3
Leukosit 23,67 10 /μL Jaringan putus
Hemoglobin 10,6 g/dL

- Temperatur : 38,5oC
Resiko infeksi

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 7


- Terpasang kateter tinggal sejak
tanggal 10 November 2014
- Hasil pemeriksaan USG :
plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II
DS : Pasien mengatakan Risiko konstipasi Imobilisasi fisik
- BAB biasanya rutin 1x sehari,
namun selama dirawat di RSS
pasien belum BAB selama 3
hari
- Kegiatannya sehari-hari di RSS
hanya berbaring saja, pasien
tidak dianjurkan untuk turun
dari tempat tidur
- Mual
DO :
- Peristaltik usus : 6 x/menit
- Pasien bedrest
- Abdomen bagian bawah teraba
keras

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.Y


Umur : 27 Thn
No. Register : 012345

TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL


NO TTD
MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI

19 November 2020
1 Nyeri akut b.d
15 November 2020 Agen cedera
biologis

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 8


2 15 November 2020 Risiko Infeksi b.d
Ketidak adekuatan 19 November 2020
pertahanan
sekunder

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 9


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.Y


Umur : 27 Thn
No. Register : 012345

TANDA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA STANDART RENCANA TINDAKAN RASIONAL
TANGAN
1. Nyeri akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan kriteria hasil : Manajemen Nyeri
biologis Definisi
asuhan keperawatan  Nyeri terkontrol
selama 3x24 jam (menurun) Tindakan Observasi :

diharapkan pasien  Kemampuan mengenali  Identifikasi lokasi,  Mengidentifikasi


frekuensi,frekuensi,
tidak merasakan onset nyeri kondisi dan dasar
frekuensi, intensitas
nyeri (meningkat) nyeri intervensi selanjutnya
Kemampuan mengenali  Identifikasi skala nyeri 
 Mengidentifikasi
Identifikasi respons
penyebab nyeri nyeri non verbal kondisi dan dasar
(meningkat)  Identifikasi faktor yang intervensi selanjutnya
memperberat dan
 Kemampuan memperingan nyeri  Posisi yang nyaman
menggunakan teknik  Identifikasi dapat menurunkan
pengetahuan dan rasa nyeri.
non farmakologis
keyaninan tentang
(meningkat) nyeri  Nafas dalam
 Penggunaan analgesik  Identifikasi pengaruh meningkatkan suplai
budaya terhadap respon
menurun nyeri oksigen dan
 Identifikasi pengaruh merilekskan
nyeri pada kualitas ketegangan otot
hidup
 Monitor Fasilitasi  Memberikan
Istirahat dan tidur informasi kepada
 Kontrol lingkungan
pasien tentang nyeri
yang memperberat rasa yang dialaminya,
nyeri
mengurangi ansietas
Edukasi
 Jelaskan penyebab,  Analgetik memblok
periode, dan pemicu pusat rasa nyeri
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri –
 Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasanyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi
Setelah dilakukan kriteria hasil : mempersembahkan
analgetik, jika perlu  Mengetahui kondisi
asuhan keperawatan  Suhu rentang 36,5-
Risiko Infeksi b.d Ketidak pasien dan dasar
selama 3x24 jam 37,5oC Pencegahan Infeksi
adekuatan pertahanan sekunder Tindakan Observasi: intervensi selanjutnya
diharapkan pasien  Tidak terlihat tanda
 Monitor tanda dan
tidak mengalami gejala infeksi gejala infeksi lokal  Mengurangi risiko
infeksi (tumor, rubor, kalor dan sistemik
infeksi dan
dolor, fungsio Terapeutik
meningkatkan rasa
laesa)  Batasi jumlah nyaman
pengunjung
 Berikan perawatan  Mencegah kontaminasi
kulit pada area silang dan risiko infeksi

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 2


edema nosokomial
 Cuci tangan
 Mengurangi iritasi pada
sebelum dan
sesudah kontak mukosa kandung kemih
dengan pasien dan  Keikutsertaan keluarga
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik dalam memonitor
aseptik pada pasien infeksi dan
berisiKo tinggi
mencegahnya
Edukasi
 Jelaskan tanda dan  Antibiotik membunuh
gejala infeksi
mikroorganisme
 Ajarkan cara
mencuci tangan penyebab infeksi
dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara
pemeriksaan
kondisi luka atau
luka operasi –
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi –
 Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi ke
imunisasi

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 3


EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
17 November 1. Mengkaji ulang lokasi, 17 November S : Pasien megatakan nyeri masih
2020, 10.00 karakteristik, durasi, 2020, 10.30 terasa, pasien mengatakan merasa
WIB frekuensi dan skala nyeri.. WIB lebih nyaman ketika posisi
2. Mengatur posisi senyaman berbaring, pasien mengatakan
mungkin. sudah menerapkan nafas dalam
3. Mengajarkan teknik ketika nyeri, pasien mengatakan
manajemen nyeri penyebab nyeri adalah gerakan
nonfarmakologi : nafas janin
dalam O: Wajah pasien terlihat tegang
4. Menjelaskan penyebab nyeri karena menahan nyeri, pasien
yang dialami pasien terlihat sudah bisa nafas dalam
dengan benar, posisi pasien
supinasi, teraba janin aktif di
abdomen
A: Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P : Monitor TTV
17 November 1. Mengobservasi suhu aksila 17 November
S : Keluarga pasien mengatakan
2020, 11.00 dan tanda gejala infeksi 2020, 11.15WIB
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 4
WIB 2. Mencuci tangan sebelum suhu tubuh pasien panas
dan sesudah kontak, batasi O : Suhu 38,5oC
pengunjung A : Masalah risiko infeksi teratasi

P : Kelola pemberian parasetamol


tablet 500mg per oral

TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
19 November 1. Mengobservasi suhu aksila 19 November S : Pasien mengatakan nyeri perut
2020, 18.00 dan tanda gejala infeksi 2020 18.15 WIB berkurang, skala 1 (1-10)
WIB 2. Mencuci tangan sebelum O : TD : 110/80 mmHg, nadi 80
dan sesudah kontak, batasi x/menit, respirasi 20 x/menit,
pengunjung terlihat nafas dalam secara mandiri,
3. Memberikan injeksi pasien terlihat rileks, pasien posisi
cefotaxim 1 gram per IV supinasi
A : Masalah nyeri aku teratasi
P : Monitor TTV

19 November 1. Mengobservasi suhu aksila 19 November S:-


2020, 20.00 dan tanda gejala infeksi 2020, 20.15 O : Suhu 36,2oC, pasien terpasang
WIB 2. Mencuci tangan sebelum WIB infus RL di tangan kanan sejak

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 5


dan sesudah kontak, batasi tanggal 17 November 2014 kondisi
pengunjung bersih tidak terlihat tanda flebitis
3. Memberikan injeksi dan infeksi, cefotaxim 1 gram
cefotaxim 1 gram per IV masuk per IV
A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim 1
gram/12 jam per IV

FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 6


Topik : Pendidikan kesehatan pada ibu hamil dengan plasenta previa
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Seteklah dilakukan Pendidikan kesehatan 1. pengertian - ceramah Vidio - apa yang
penyuluhan penyuluhan pada ibu hamil plasenta - tanya jawab dimaksud plasenta
diharapkan ibu sudah diharapkan ibu dapat dengan plasenta previa previa?
mengerti tentang - Mengetahui apa previa 2. tingkatan - Apa saja penyebab
bahaya pada saat yang dimaksud plasenta terjadinya plasenta
pendarahan divagina plasenta previa previa previa?
tanpa rasa sakit,serta - Menhgetahui 3. faktor resiko - Bagaimana tanda
segera ke tenaga masalah apa yang terjadinya bahaya plasenta
medis jika didapatkan terjadi atau timbul plasenta previa
suatu komplikasi - Mengetahui cara previa
untuk mengatasi
masalah apabila
terjadi pendarahan
tanpa rasa sakit
- Mengetahui tanda
plasenta previa

Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 7


Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 8

Anda mungkin juga menyukai