“PLASENTA PREVIA”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN
MATA KULIAH MATERNITAS II
Dosen Pengampu : Indah Rohmawati, S.Si.T, M.Kes
Dibuat Oleh :
A. PENGERTIAN
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus
uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008).
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik posterior maupun
anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi os serviks (Varney, 2007).
B. ETIOLOGI
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometriumnya kurang baik,
misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua.
Keadaan ini bisa ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Koretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Umur dan parietas
16. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain. Hipoksemi
yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini
terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari 20 batang perhari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas
untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau menutupi
ostium uteri internum.
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 2
Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi
yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri internum.
Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada
eritroblastosis, diabetes mellitus, atau kehamilan multipel.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne dalam Mochtar (2002) yaitu :
1. Tingkat 1 = Lateral plasenta previa
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir
pembukaan
2. Tingkat 2 = Marginal plasenta previa.
Plasenta mencapai pinggir pembukaan
3. Tingkat 3 = Complete plasenta previa
Plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap
4. Tingkat 4 = Central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.
Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi empat (Prawirohardjo, 2008), yaitu :
1. Plasenta previa totalis
Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum
2. Plasenta previa parsialis
Yaitu apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
3. Plasenta previa marginalis
Yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta previa letak rendah
Apabila jaringan plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas ostium uteri internum, pada pemeriksaan
dalam tidak teraba.
D. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh
karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan.
Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian dari desidua basalis
yang tumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim,
maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada
desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian dari tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan
yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intersilus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim tersebut maka perdarahan pada plasenta previa berapapun pasti akan
terjadi (Chalik, 2009).
Perdarahan di tempat itu relatif dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan
serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal,
dengan akibat pembuluh darah ditempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Page 3
terhenti jika terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi yang mengenai sinus yang besar dimana
perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah
rahim tersebut akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian
perdarahan (Chalik, 2009).
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa disertai rasa nyeri. Pada plasenta yang menutupi
seluruh ostium internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim
terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya pada plasenta
previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada saat mendekati atau mulai persalinan.
Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya.
Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada usia kehamilan dibawah 30 minggu tetapi lebih separuh
kejadiannya pada usia kehamilan 34 minggu ke atas (Chalik, 2009).
Berhubung tempat perdarahan dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah
mengalir keluar rahim dan tidak membentuk hematoma retroplasenta yang dapat merusak jaringan lebih
luas dan melepaskan tromboplastin ke sirkulasi maternal. Dengan demikian sangat jarang terjadi
koagulopati pada plasenta previa (Chalik, 2009).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah segmen bawah rahim yang berdinding tipis mudah diinvasi
oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih
sering terjadi plasenta akreta dan inkreta, bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus ke buli-buli dan ke rektum bersama plasenta previa. Segmen bawah rahim yang rapuh dan
mudah robek karena kurangnya elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi
meningkatkan kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala tiga
karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retensio plasenta) atau setelah uri terlepas karena
segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik (Chalik, 2009).
E. FAKTOR RISIKO
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa (Mochtar, 2002), antara lain :
1. Umur
2. Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)
3. Hipoplasia endometrium
4. Korpus luteum bereaksi lambat
5. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
6. Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta
7. Kehamilan kembar
8. Riwayat plasenta previa sebelumnya.
F. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Manuaba (2005), gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan pervaginam
G. KOMPLIKASI
Menurut Manuaba (2008), ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita
plasenta previa, yaitu :
1. Komplikasi pada ibu
a. Dapat terjadi anemia bahkan syok
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c. Infeksi karena perdarahan yang banyak.
2. Komplikasi pada janin
a. Kelainan letak janin
b. Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
c. Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian.
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Scearce (2007), dalam penatalksanaan plasenta previa, dapat dilakukan:
1. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan
pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan
klinis dilakukan secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekspektatif:
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
b. Belum ada tanda-tanda in partu
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.
2. Terapi aktif
Embrio lebih
dari satu Kerusakan Uterus tua
lapisan uterus
Kebutuhan O2 Vaskularisasi
dan nutrisi Penipisan uterus
endometrium menurun
Plasenta lebih
besar Vaskularisasi uterus
tempat blastosit Plasenta
berimplantasi memperluaskan
permukaan
Plasenta previa
Seksio Cesarea
Volume darah
Asuhan Keperawatan pada kelainan ginekologi Gangguan pervusi Page 7
menurun jaringan (Ibu)
Resiko
infeksi
Gangguan
syok
keseimbangan
hipovolemik
cairan
Hipoksia Gangguan pervusi
jaringan/organ jaringan utero
pada janin plasenta (janin)
Resiko tinggi
cedera (janin)
NAMA KELOMPOK :
ARUM APRILIA B.P (A2R19008)
I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny.Y Nama Suami : Tn. S
Umur : 27 th Umur : 29 th
Suku / Bangsa : Jawa/indonesia Suku / Bangsa : Jawa / indonesia
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : Pegawai bank
Berapa kali : 1x Alamat : jl.kapten pattimura No 119
kawin : 2 th Kantor
Berapa lama : Ds.ngantru,kec.ngantru,
kawin Kab. tulungagung
Alamat Rumah
II. ANAMNESA
1. Anamnesa pada tanggal : 15 November 2020 jam : 10.00 WIB
Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi dalam kandungan
bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa hilang timbul.
Pasien adalah rujukan dari RS dengan diagnosa medis plasenta previa. Pasien pernah
rawat inap di RS dari tanggal 7-11 November 2020 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir.
Pasien telah diberikan terapi dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke
RSS. Pasien merasa hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan
sudah sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis
obsgyn dengan diagnosa plasenta previa totalis.
C. Riwayat Seksual
(Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung pada keluhan
utama dan situasi klinis tertentu).
o Usia hubungan seksual pertama kali 26 Thn
o Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral).
o Frekuensi aktivitas seksual 4x seminggu
o aktivitas seksual terahir. 2 hari yang lalu
o Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual. Tidak ada
o Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang) 1
o Preferensi Sexual (laki saja).
o Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus). Tidak
o Perhatian pasien terhadap masalah seksual. Baik
E. Riwayat Penyakit
Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung maupun alergi.
3. Gaya Hidup
Melakukan aktivitas olahraga setiap hari, dan pola makan teratur
4. Kebutuhan Dasar :
Keadaan gizi : Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien
mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu pasien minum air
putih sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
tertentu.
A. Pola eliminasi :
BAK : Hamil : 8x / hari
Sekarang : 8x/hari
BAB : Hamil : 1x / hari
Sekarang : 1x / hari
B. Pola aktivitas
6. Data Spiritual :
A. Ketaatan beribadah : px tetap menjalankan sholat 5 waktu diruang inapnya
B. Keyakinan terhadap sehat atau sakit : px meyakini bahwa sakitnya karena cobaan cobaan dari allah
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : px yakin akan sembuh
7. Genogram :
Pasien
Keterangan :
: garis perkawinan
III.DATA FISIK ( PEMERIKSAAN )
1. Umum
A. Keadaan Umum : Composmentis
B. Tanda vital : TD :120/80 , N: 80 X/ Menit, RR : 18 X/ Menit, S:
36,5C
2. Khusus
A. Mata
Conjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Normal tidak ikterik
B. Leher
Bendungan vena jugularis : Tidak terdapat pembengkakan
Lain - lain :-
C. Mulut : Sianosis
D. Hidung : Bersih
E. Buah dada
Konsistensi : padat / terlihat penuh
Puting susu : tampak keluar /kolostrum
Kebersihan : Bersih
Kelainan lain : Tidak ada
F. Keadaan perut
Pembesaran perut : 3 jari dibawah prosesus xipoideus
Striae : ada
jaringan parut : ada
defance muscular : ada
G. Genitalia Eksterna
Keadaan vulva bagian luar : vulva tertutup tidak ada cairan keluar
keadaan rambut pubis : Lebat bersih
ulkus : Tidak ada
pembengkakan. : Tidak ada
Cairan yang keluar dari vulva : Tidak ada
Keadaan hymen : Terbuka
Keadaan introitus vaginae. : belum terdapat pembukaan
Keadaan dinding vagina. : Lentur
Perabaan pada cavum Douglassi. :
keadaan servik : Normal
H. Keadaan anus
Hemoroid : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
3. Ekstrimitas :
5 5
5 5
I.
1. Laboratorium :
2. U S G :
Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir, gr
II, Ak cukup, EFN 1105 gr.
Mahasiswa
( ________________ )
NIM. ………………
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KELOMPOK DATA MASALAH
(Pohon Masalah)
19 November 2020
1 Nyeri akut b.d
15 November 2020 Agen cedera
biologis
TANDA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA STANDART RENCANA TINDAKAN RASIONAL
TANGAN
1. Nyeri akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan kriteria hasil : Manajemen Nyeri
biologis Definisi
asuhan keperawatan Nyeri terkontrol
selama 3x24 jam (menurun) Tindakan Observasi :
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Seteklah dilakukan Pendidikan kesehatan 1. pengertian - ceramah Vidio - apa yang
penyuluhan penyuluhan pada ibu hamil plasenta - tanya jawab dimaksud plasenta
diharapkan ibu sudah diharapkan ibu dapat dengan plasenta previa previa?
mengerti tentang - Mengetahui apa previa 2. tingkatan - Apa saja penyebab
bahaya pada saat yang dimaksud plasenta terjadinya plasenta
pendarahan divagina plasenta previa previa previa?
tanpa rasa sakit,serta - Menhgetahui 3. faktor resiko - Bagaimana tanda
segera ke tenaga masalah apa yang terjadinya bahaya plasenta
medis jika didapatkan terjadi atau timbul plasenta previa
suatu komplikasi - Mengetahui cara previa
untuk mengatasi
masalah apabila
terjadi pendarahan
tanpa rasa sakit
- Mengetahui tanda
plasenta previa